LP & Askep Pada Keluarga
LP & Askep Pada Keluarga
Pembimbing:
Disusun Oleh :
Fariza Abadi
40221020
Untuk Memenuhi
Tugas Profesi Keperawatan Keluarga
Oleh :
FARIZA ABADI, S. Kep
NIM. 40221020
Mengetahui :
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan
teratasi. Dalam hal ini termasuk mengambil keputusan untuk mengobati
sendiri.
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi
keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.
Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
D. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
1. Fungsi Afektif
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah membina hubungan intim
yang memuaskan, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial, dan mendiskusikan rencana memiliki anak.
2. Keluarga dengan anak baru lahir.Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah mempersiapkan menjadi orang tua, adaftasi dengan perubahan adanya
anggota keluarga, interaksi keluarga,hubungan seksual dan kegiatan,
mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.Tahap III
(keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman,
membantu anak untuk bersosialisasi, beradaftasi dengan anak baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lai (tua) juga harus terpenuhi;
mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam waktu untuk individu,
pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang
tinggi); pembagian tanggung jawab anggota keluraga ; merencanakan kegiatan
dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang
tidak kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat) mempertahankan
keintiman pasangan; memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawabmengingat remaja adalah seorang dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi; mempertahankan hubungan intim dalam
keluarga; mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua;
hindarkan terjadinya perbedaan, kecurigaan, dan permusuhan mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan(anggota) keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah memperluas jaringan
keluarga dari keluarga inti menjadii keluarga besar, memepertahankan
keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dii
masyarakat;penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
2. KONSEP DIARE
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 2011). Menurut WHO (2012)
diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2013).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
tiga kali atau lebih ) dalam satu hari.Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan
dalam 6 golongan besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI,
2011).
B. Anatomi dan Fisiologi
1) Anatomi sistem pencernaan
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
2) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung
dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah
lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah
melalui thorak menembus diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :
1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri
osteum kardium biasanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk
spinkter pilorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi
samapi pilorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri
osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke
pilorus anterior (Ngastiyah,2013).
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakan saluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung
kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum
terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa
panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan, tempat
tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8 bagian:
1) Sekum.
2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum
sampai kehati, panjangnya ± 13 cm.
3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang
±28 cm.
5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke
bawah dengan panjangnya ± 25 cm.
6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S"
ujung bawah berhubungan dengan rektum.
7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus.
8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar (Price, 2012)
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu
segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon
(Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-
zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan
pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung
(Wilson, 2011).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui
dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain
itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat berlangsung
dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang dimengerti
(Price 2012).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian
kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses
yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung (Wilson, 2013). Kolon
mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga
keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah terjadinya dehidrasi. (Schwartz
2012)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan
dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling
umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun oleh
antikolinergik, meningkat oleh makanan dan kolinergik. Gerakan massa merupakan
pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0
cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali sehari, terjadi
dengan defekasi. (Schwartz, 2012)
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi
intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri
membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak
tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2012)
C. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia,
T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di
samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar (Thomas,2013)
D. manifestasi klinis
Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak yang
mengalami diare:
a. Cengeng, rewel.
b. Suhu meningkat.
c. Gelisah.
d. Nafsu makan menurun.
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya. Kelamaan,
feses ini akan berwarna hijau dan asam.
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan
tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan
kesadaran, dan diakhiri dengan syok.
g. Anus lecet.
h. Berat badan menurun. i.
Turgon kulit menurun
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan sehingga timbul
diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Sedangkan akibat
dari diare akan terjadi beberapa hal menurut Wijayaningsih (2013) sebagi
berikut:
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(output), merupakan penyebab terjadi kematian pada diare.
d. Gangguan gizi
Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat
2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
3) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, sehingga perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan pada otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi pasien bisa meninggal.
F. Pathway/WOC
G. Penatalaksanaan Diare
Penalaksanaan pasien diare akut dimulai dengan terapi simptomatik, seperti rehidrasi
dan penyesuaian diet. Terapi simptomatik dapat diteruskan selama beberapahari sebelum
dilakukan evaluasi lanjutan pada pasien tanpa penyakit yang berat, terutama bila tidak
dijumpai adanya darah samar dan leukosit pada fesesnya (Medicinus, 2013).
Anti–Diare diberikan untuk mengurangi peristaltik, spasme usus, menahan iritasi,
absorbsi racun dan sering dikombinasi dengan antimikroba. Diare yang menyerupai
kolera mengakibatkan dehidrasi ringan dan sering memerlukan infus, karena pasien
dapat meninggal karena kekurangan cairan dan elektrolit. Bila tidak disertai muntah,
maka cairan garam rehidrasi (oral rehyration salt = ORALIT) banyak menolong
sebagai pertolongan pertama
Terapi Non Farmakologi Diare
Pencegahan Diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan
khusus/imunisasi. Termaksut cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan
sanitasi karena peningkatan higiene dan sanitasi dapat menurunkan insiden diare,
jangan makan sembarangan terlebih makanan mentah, mengonsumsi air yang bersih
dan sudah direbus terlebih dahulu, mencuci tangan setelah BAB dan atau setelah
bekerja. Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun
Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut:
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan). b.
Dietetik (pemberian makanan).
c. Obat-obatan.
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap
2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam
pertama dan sisanya adlibitum.
2) Sesuaikan dengan umur anak: a) < 2
tahun diberikan ½ gelas, b) 2-6 tahun
diberikan 1 gelas,
c) > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).
3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25-
100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.
4) Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan
sampai berat.
Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT): 1) Larutan gula garam
15
(LGG): 1 sendok the gula pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat
atau air the hangat, 2) Air tajin (2 liter + 5g garam).
a) Cara tradisional.
3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60 menit.
b) Cara biasa.
2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam dimasak hingga mendidih.
c). Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan
tubuh an
I. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b . d kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare /
output berlebih dan intake yang kurang.
3) Resiko peningkatan suhu tubuh b. d proses infeksi skunder terhadap diare
4) Resiko gangguan integritas kulit b.dpeningkatan frekwensi diare.
5) Resiko kekurangan volume cairan b.dketikdaktahuan mengenai penyakit diare.
2. DX 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare output berlebih
dan intake yang kurang.
Tujuan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diare output berlebih dan
intake yang kurang.Segera teratasi
Kriteria Hasil :
-Perasaan cepat kenyang
-Nyeri abdomen
-Sariawan
-Diare
18
-Frekuensi makan
-Nafsu makan
-Bising usus
-Membran mukosa
Intervensi : Keseimbangan nutrisi
Observasi
-Pantau mual muntah
-Pantau asupan oral
-Pantau warna konjungtiva
-Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
Terapiutik
-Timbang berat badan
-Ukur atropometrik komposisi tubuh
-Hitung perubahan berat badan
-Dokumentasikan hasil pemantuan
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
-Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
20
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal. (2012). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sundaru, H., & Sukamto. (2014). Asma Bronkial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
(September), 483–488.
Suprajitno, 2013 ,Asuhan keperawatan keluarga :aplikasi dalam praktik ,Jakarta :EGC
Depkes, R. I., 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Ditjen
PPM dan PL
Departemen Kesehatan RI, 2011. Situasi Diare di Indonesia. Triwulan II, Jakarta, hal 1-
3 .Kemenkes RI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi
dan indicator diagnostic. Edisi 3. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi
dan tindakan keperawatan. Edisi 3. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi
dan kriteria hasil keperawatan. Edisi 3. Jakarta: DPP PPNI
21
PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. T L 36 th Kepala keluarga Wiraswasta SMA
2. Ny. L P 34 th istri Ibu rumah SMA
3 An. F P 12 th anak tangga SD
Pelajar
c. Genogram
22
Keterangan
: Laki-laki : tinggal satu rumah
: perempuan : klien
: meninggal
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga :
Nuclear family (keluarga inti)
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Tidak ada
Suku Bangsa : Indonesia
a) Asal suku bangsa : jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : budaya pola hidup sehat
e. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : anjuran untuk menjaga kesehatan
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. M
b) Penghasilan : 3Jt – 5 Jt / bulan
c) Upaya lain : -
d) Harta benda yang dimiliki (rumah, transportasi, dll)
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan 3 – 4jt/bulan
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
rekreasi dilakukan bersama secukupnya
24
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Interaksi antar sesama sangat diutamakan terutama antar keluarga dan interaksi dengan tetangga
sekitar juga sangat baik juga ada kegiatan yasinan rutin setiap satu minggu sekali
e. Sistem Pendukung Keluarga
Solidaritas serta kebersamaan dengan saudara serta tetangga
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
hubungan antara keluarga baik, saling mendukung satu sama lain bila ada yang sakit dibawa ke
empat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : hubungan baik, selalu menjaga kerukunan
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : saling menghargai
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn.M
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : rekreasi, bermain bersama, menonton televisi
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : baik
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya : keluarga
Tn. M belum mampu mengenal masalah tentang diare
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat : melakukan upaya
tindakan medis ke puskesmas
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : dilakukan penanganan sebisanya
selanjutnya meminta bantuan tenaga kesehatan
25
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : dibersihkan setiap hari.
Menyapu 2x sehari pagi dan sore untuk area dalam rumah dan untuk halaman rumah 1x sehari
setiap pagi
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat : apabila sakit tidak segera
sembuh dan keadaan semakin buruk maka keluarga segera meminta bantuan tenaga kesehatan
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : 2
b) Akseptor : ( tidak) .yang digunakan - lamanya -
c) Akseptor : Belum - Alasannya : karena masih ingin mempunyai keturunan lagi
d) Keterangan lain : tidak ada
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : untuk kebutuhan makan setiap hari dan kebutuhan pokok
adalah hasil dari Tn. M
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : belum ada
26
bersih lurus
Mata Ada gangguan pada Tidak ada gangguan Tidak anemis, tidak
penglihatan, tidak penglihatan, anemis, ikterik
ada ikterik tidak ada ikterik
Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada sekret,
sekret, tidak ada sekret, tidak ada polip tidak ada polip
polip
Telinga Tampak kotor, ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, tidak ada serumen, tidak ada serumen, tidak ada luka
luka luka
Mulut dan Bibir cukup lembab, Bibir lembab, tidak Bibir lembab , tidak ada
tenggorokan tidak ada stomatitis ada stomatitis, tidak nyeri telan
ada yeri telan
Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar kelenjar tyroid kelenjar tyroid
tyroid
Dada Simetris, vesikuler Semetris, tidak Vesikuler, simetris,
terdengar bunyi gallop tidak terdengar bunyi
gallop
Abdomen Datar, tidak ada luka Datar, ada luka saat Datar, tidak ada luka
operasi
Ekstermitas Tidak berfungsi Berfungsi dengan baik, Berfungsi dengan baik,
dengan baik, tidak tidak ada kelainan tidak ada kelainan
ada kelainan
Kulit Sawo matang, Sawo matang, tidak Sawo matang, tidak ada
kering, tidak ada ada alergi, bersih alergi, bersih
alergi, bersih
Genital - - -
27
Kediri, 09 November 2021
(Fariza Abadi)
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit pengetahuan tentang diare khususnya pada An. F b.d ketidak mampuan mengenal
1 masalah kesehatan keluarga d.d persepsi yang keliru terhadap masalah yang dihadapi dan
nampak kebingungan ketika ditanya tentang penyakit diare
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif tentang tindakan kesehatan yang tepat bagi
2 keluarga khususnya tindakan kesehatan yang tepat untuk An.F b.d kebingungan
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat d.d belum bisa memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat
30
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
31
tentang penyakit diare suatu topik meningkat kesehatan sesusai
- Perilaku sesuai dengan kesepakatan
pengetahuan meningkat - Berikan kesempatan untuk
- Pertanyaan tentang bertanya
masalah yang dihadapi Edukasi
menurun - Jelaskan faktor resiko yang
- Persepsi yang keliru dapat mempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
menurun - Ajarkan perilaku hidup
Perilaku mambaik sehat dan bersih
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
32
33
A. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/ No.
Tanggal/ Diangnos IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) Paraf
waktu a Kep
Kamis, 11 1. Observasi Kamis, 11 November 2021
November - Mengidentifikasi kesiapan Pukul 08.00
2021 dan kemampuan menerima
Pukul 08.00 informasi S : Ny.L mengatakan sudah
WIB Terapeutik paham tentang pengertian,
Kunjungan - Menyediakan materi dan tanda dan gejala, faktor
ke-3 media pendidikan kesehatan penyebab, dan cara
- Menadwalkan Pendidikan merawat An. F yang
kesehatan sesusai menderita diare
kesepakatan O : - Perilaku sesuai anjuran
- Memerikan kesempatan meningkat
untuk bertanya - Kemampuan
Edukasi menjelaskan
- Menelaskan faktor resiko pengetahuan tentang
yang dapat mempengaruhi suatu topik meningkat
kesehatan - Perilaku sesuai dengan
- Mengajarkan perilaku hidup pengetahuan meningkat
sehat dan bersih - Pertanyaan tentang
- Mengajarkan strategi yang masalah yang dihadapi
dapat digunakan untuk menurun
meningkatkan perilaku - Persepsi yang keliru
hidup bersih dan sehat terhadap masalah
menurun
- Perilaku mambaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
35
B. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/ No.
Tanggal/ Diangnos IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) Paraf
waktu a Kep
Sabtu, 13 1. Observasi Sabtu, 13 November 2021
November - Mengidentifikasi kesiapan Pukul 08.00 WIB
2021 dan kemampuan menerima
Pukul 08.00 informasi S : Ny.L mengatakan sudah
WIB Terapeutik paham tentang pengertian,
Kunjungan - Menyediakan materi dan tanda dan gejala, faktor
ke-4 media pendidikan kesehatan penyebab, dan cara
- Menadwalkan Pendidikan merawat An. F yang
kesehatan sesusai menderita diare
kesepakatan O : - Perilaku sesuai anjuran
- Memerikan kesempatan meningkat
untuk bertanya - Kemampuan
Edukasi menjelaskan
- Menelaskan faktor resiko pengetahuan tentang
yang dapat mempengaruhi suatu topik meningkat
kesehatan - Perilaku sesuai dengan
- Mengajarkan perilaku hidup pengetahuan meningkat
sehat dan bersih - Pertanyaan tentang
- Mengajarkan strategi yang masalah yang dihadapi
dapat digunakan untuk menurun
meningkatkan perilaku - Persepsi yang keliru
hidup bersih dan sehat terhadap masalah
menurun
- Perilaku mambaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
37
C. Pre Planning Kunjungan Keluarga
1. Latar Belakang
Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang berkesinambungan,
dianalisa dan diinterprestasi serta diidentifikasi secara mendalam. Sumber data pengkajian
diperoleh dari anamnesa (wawancara), mengamatan (observasi), pemeriksaan fisik anggota
keluarga dan data dokumentasi.
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau penilain
mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan,
teori dengan konsep yang berkaitan dengan permasalahan
Hasil pengkajian tersebut dianalisis untuk menyimpulkan masalah keperawatan
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping
keluarga, harapan keluarga, dan pemeriksaan fisik yang dikaji secara komprehensif sehingga
dapat menyimpulkan masalah keluarga.
2. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada hari selasa, tanggal 09 November 2021, Pukul 08.00
WIB dirumah keluarga Tn. M. yang beralamat di Desa Pelas, Kecamatan Kras, Kabupaten
Kediri.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian maka akan didapatkan hasil penilain mengenai keadaan
keluarga yang berkaitan dengan permasalahan
b. Tujuan Khusus
Hasil pengkajian tersebut dianalisis untuk menyimpulkan masalah keperawatan
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping
keluarga, harapan keluarga, dan pemeriksaan fisik yang dikaji secara komprehensif
sehingga dapat menyimpulkan masalah keluarga.
38
4. Rancangan Kegiatan
a. Metode : Diskusi, wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
b. Media : Alat tulis, lembar pengkajian
c. Sasaran : Keluarga Tn.M khususnya An. F
d. Pelaksana : Mahasiswa (Fariza Abadi)
e. Waktu : 30 menit
f. Tempat : Rumah Keluarga Tn. M
g. Strategi Pelaksanaan
Tujuan :
- Untuk membina hubungan saling
percaya dengan klien
20 menit Kerja :
- Malakukan pengkajian
- Memperhatikan
- Wawancara untuk mendapatkan
informasi yang di perlukan dari
- Klarifikasi
keluarga
- Pengamatan (Observasi ) ventilasi,
- Menerima
penerangan, kebersihan lingkungan
rumah dan sekitarnya - Menyetujui
- pemeriksaan fisik kepada anggota
keluarga khususnya An. F
5 menit Terminasi :
- Membuat kontrak untuk pertemuan - Membuat kesepakatan
39
h. Setting Tempat
MS
L
F FP
5. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Pre planning disiapkan
2) Alat bantu / media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu
2) Keluarga antusias dalam kegiatan
c. Kriteria Hasil
1) Keluarga menyepakati hasil pengkajian
2) Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
40
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 2
1. Latar Belakang
Menentukan masalah keperawatan merupakan masalah penting dalam proses
keperawatan setelah melakukan pengkajian karena dengan menentukan masalah yang
dihadapi klien secara tepat dan benar akan menentukan keberhasilan dalam membuat
intervensi yang akan diterapkan pada pasien / keluarga sehingga masalah dapat teratasi.
Setelah dilakukan kunjungan pertama pada tanggal 09 November 2021 pukul
08.00 WIB dirumah keluarga Tn. M. telah didapatkan data bahwa komposisi keluarga Tn.
M terdiri dari tiga anggota keluarga yaitu Tn. M berusia 36 tahun sebagai kepala keluarga
pendidikan terakhir SMA pekerjaan wiraswasta, Ny. L sebagai istri berusia 34 tahun
pendidikan terakhir SMA pekerjaan ibu rumah tangga dan satu anak laki-laki An. F
berumur 12 tahun. Keluarga Tn. M beralamat di Desa Pelas, Kecamatan Kras, Kabupaten
Kediri. Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (nuclear family), dimana didalam
keluarga Tn. M terdiri dari Ayah, lbu dan satu anak laki-laki yang tinggal dalam satu
rumah. Hubungan dalam keluarga harmonis dan tampak akrab, adanya interaksi sesama
anggota keluarga. Tn. M dan Ny. L berasal dari suku Jawa, Bahasa yang digunakan sehari-
hari adalah Bahasa Jawa.
Riwayat kesehatan keluarga Tn. M mengalami masalah keseshatan, Ny. L
mengatakan anak nya An. F mengalami demam sejak 1 hari yang lalu dan mecret lebih
dari 5x sehari dengan konsistensi cair, serta anaknya tidak mau makan dan minum.
Karakteristik rumah Tn.M berstatus rumah milik pribadi, ventilasi rumah baik,
luas lantai dengan pencahayaan cukup, yaitu cahaya dapat masuk ke rumah pada pagi-
sore hari. Penerangan di rumah menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan
keramik. Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan cukup bersih. Bagian-bagian
rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, kamar mandi, dan WC.
Pengkajian fungsi keperawatan keluarga didapatkan Ny. L mengatakan bahwa
belum tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, dan cara merawat
klien. Hasil pemeriksaan fisik An. F Suhu 39 0c, pernapasan 28x/menit, nadi 90x/menit,
41
berat badan 21 kilogram, tinggi badan 129 sentimeter, mukosa bibir kering, turgor kulit
tidak elastis, pemeriksaan abdomen dilakukan dengan cara melakukan inspeksi kepada
An. F dengan hasil bentuk simetris, tidak ada luka, dan hasil auskultasi terdapat
peningkatan peristaltik, dari hasil perkusi kembung.
Hasil pengkajian tersebut dianalisis untuk menyimpulkan masalah keperawatan
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping
keluarga, harapan keluarga, dan pemeriksaan fisik yang dikaji secara komprehensif sehingga
dapat menyimpulkan masalah keluarga.
Masalah keperawatan yang ditemukan harus disepakati bersama keluarga.
Keberhasilan dalam mengatasi masalah kesehatan diperlukan partisipasi keluarga terutama
Tn.M. Membantu keluarga untuk menyatakan masalah kesehatan secara benar sehingga
dapat memotivasi keluarga untuk malakukan perawatan secara mandiri, pencegahan dan
tindakan promotif secara aktif.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang diare khususnya pada An. F b.d ketidak mampuan
mengenal masalah kesehatan keluarga d.d persepsi yang keliru terhadap masalah yang
dihadapi dan nampak kebingungan ketika ditanya tentang penyakit diare
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif tentang tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga khususnya tindakan kesehatan yang tepat untuk An.F b.d kebingungan
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat d.d belum bisa memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah menyepakati prioritas masalah keperawatan dan intervensi keperawatan
diharapkan keluarga Tn. M dapat menyepakati masalah dan intervensi keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1) Menyepakati intervensi yang akan dilakukan
2) Mengetahui tujuan dari masing-masing intervensi
1. Rancangan Kegiatan
a. Metode : Diskusi
b. Media : Alat tulis, lembar pengkajian
c. Sasaran : Keluarga Tn.M khususnya An. F
d. Pelaksana : Mahasiswa (Fariza Abadi)
42
e. Waktu : 30 menit
f. Tempat : Rumah Keluarga Tn.M
g. Strategi Pelaksanaan
Tujuan :
- Untuk membina hubungan saling
percaya dengan klien
20 menit Kerja :
- Menjelaskan pada keluarga prioritas
- Memperhatikan
masalah yang didapatkan saat
pengakjian.
- Klarifikasi
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk klarifikasi masalah
- Menerima
- Menawarkan intervensi yang akan
dilakukan pada keluarga untuk - Menyetujui
menyelasaikan 2 masalah yang
didapat data pengkajian
- Menyepakati prioritas masalah dan
intervensi yang yang akan
dilakukan
5 menit Terminasi :
- Membuat kontrak untuk pertemuan - Membuat kesepakatan
43
h. Setting Tempat
MS
L
F FP
2. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Pre planning disiapkan
2) Alat bantu / media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu
2) Keluarga antusias dalam kegiatan
c. Kriteria Hasil
44
1) Keluarga menyepakati masalah kesehatan yang ada dikeluarga dan tindakan
keperawatan yang akan diberikan mahasiswa
2) Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
45
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 3
1. Latar Belakang
Setelah dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 10 November 2021 telah disepakati
diagnosa keperawatan dan intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan masalah dalam
keluarga tersebut. Pada pertemuan yang akan dilaksanakan hari kamis, 10 November 2021.
Mahasiswa akan melaksanakan intervensi pada keluarga Tn.M khususnya pada An. F yang
menderita diare dan Ny. L yang mengatakan bahwa belum mengetahui pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab, dan cara merawat anaknya yang sedang menderita diare . Setelah
dilakukan implementasi mahasiswa akan melakukan evaluasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang diare khususnya pada An. F b.d ketidak mampuan
mengenal masalah kesehatan keluarga d.d persepsi yang keliru terhadap masalah yang
dihadapi dan nampak kebingungan ketika ditanya tentang penyakit diare
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif tentang tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga khususnya tindakan kesehatan yang tepat untuk An.F b.d kebingungan
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat d.d belum bisa memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah menyepakati prioritas masalah keperawatan dan intervensi keperawatan
diharapkan keluarga Tn. M mampu memahami konsep penyakit diare dan mampu
melaksanakan intervensi keperawatan pada An. F
d. Tujuan Khusus
1) Keluarga Tn.M mampu memahami pengertian, penyebab, tanda dan gejala diare
2) Keluarga Tn. M mampu melaksanakan perawatan kepada anaknya An. F
1. Rancangan Kegiatan
a. Metode : Diskusi
46
b. Media : Alat tulis, lembar pengkajian
c. Sasaran : Keluarga Tn.M khususnya An. F
d. Pelaksana : Mahasiswa (Fariza Abadi)
e. Waktu : 60 menit
f. Tempat : Rumah Keluarga Tn.M
g. Strategi Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/ Keluarga
5 menit Orientasi :
- Menjawab salam
- Mengucapkan salam
- Menerima
- Memperkenalkan diri
- Memperhatikan
- Menjelaskan maksud dan tujuan
kunjungan
- Memvalidasi keadaan keluarga - Memberikan informasi
Tujuan :
- Untuk membina hubungan saling
percaya dengan klien
50 menit Kerja :
- Menjelaskan pada keluarga
- Memperhatikan
implementasi dan evaluasi yang
akan dilakukan . untuk
- Klarifikasi
menyelesaikan 2 masalah yaitu :
1) Defisit pengetahuan tentang
- Menerima
diare khususnya yang dialami
An. F - Menyetujui
2) Manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif tentang tindakan
kesehatan yang tepat bagi
keluarga khususnya tindakan
kesehatan yang tepat untuk
An.F
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
- Melakukan implementasi
- Melakukan evaluasi
5 menit Terminasi :
47
- Menyampaikan hasil evaluasi - Membuat kesepakatan
MS
L
F FP
2. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Pre planning disiapkan
2) Alat bantu / media disiapkan
3) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu
2) Keluarga antusias dalam kegiatan
b. Kriteria Hasil
1) Keluarga mampu memahami tentang penyakit diare dan cara merawat anaknya
2) Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
48
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 4
Hari / tanggal : Sabtu, 13 November 2021
Tempat : Desa Pelas, Kras
Waktu : Kunjungan ke-4
Topik : Fokus pada evaluasi
1. Latar Belakang
Setelah dilakukan kunjungan ketiga pada tanggal Kamis, 11 November 2021 telah dilakukan
implementasi dan evaluasi sesuai dengan masalah dalam keluarga tersebut. Pada pertemuan yang
akan dilaksanakan hari sabtu, 13 November 2021. Mahasiswa akan melaksanakan fokus evaluasi
pada keluarga Tn.M.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang diare khususnya pada An. F b.d ketidak mampuan
mengenal masalah kesehatan keluarga d.d persepsi yang keliru terhadap masalah yang
dihadapi dan nampak kebingungan ketika ditanya tentang penyakit diare
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif tentang tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga khususnya tindakan kesehatan yang tepat untuk An.F b.d kebingungan
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat d.d belum bisa memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah setelah dilakukan implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
diharapkan keluarga Tn. M mampu memahami konsep penyakit diare dan mampu
melaksanakan intervensi keperawatan pada An. F
2) Tujuan Khusus
1. Keluarga Tn.M mampu memahami konsep penyakit diare
2. Keluarga Tn. M mampu melakukan intervensi keperawatan
1. Rancangan Kegiatan
a. Metode : Diskusi
b. Media : Alat tulis, lembar pengkajian
c. Sasaran : Keluarga Tn.M khususnya An. F
d. Pelaksana : Mahasiswa (Fariza Abadi)
e. Waktu : 120 menit
49
f. Tempat : Rumah Keluarga Tn.M
g. Strategi Pelaksanaan
Tujuan :
- Untuk membina hubungan saling
percaya dengan klien
50 menit Kerja :
- Menjelaskan pada keluarga evaluasi
- Memperhatikan
yang akan dilakukan
- Memberikan kesempatan kepada
- Klarifikasi
keluarga untuk bertanya
- Melakukan implementasi
- Menerima
- Melakukan evaluasi
- Menyetujui
5 menit Terminasi :
- Menyampaikan hasil evaluasi - Membuat kesepakatan
50
h. Setting Tempat
MS
L
F FP
2. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
4) Pre planning disiapkan
5) Alat bantu / media disiapkan
6) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Kriteria Proses
3) Pelaksanaan sesuai waktu
4) Keluarga antusias dalam kegiatan
b. Kriteria Hasil
3) Keluarga mampu memahami tentang penyakit diare dan cara merawat anaknya
4) Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
51
D. Satuan Acara Penyuluhan
52
Untuk membina hubungan
saling percaya antara
mahasiswa dengan anggota
keluarga Tn.M agar mahasiswa
mendapat informasi yang jelas
dari Tn.M
2 Pelaksanaan 40 menit Kerja : Ceramah,
Menjelaskan materi tentang tanya jawab
diare dan pencegahannya dan leaflet
Pengertian diare
Faktor penyebab diare
Klasifikasi diare
Cara mencegah diare
Cara penanganan diare
1. Seluruh anggota keluarga
memperhatikan penjelasan
tentang pengertian
hipertensi, faktor penyebab
hipertensi, klasifikasi
hipertensi, makanan yang
dapat memicu diare, dan
bagaimana cara
pencegahannya
2. Anggota keluarga
menanyakan tentang hal-
hal yang belum jelas
3 Penutup 10 menit Terminasi : Ceramah
1. Menyimpulkan materi
2. Mengevaluasi anggota
keluarga tentang materi yang
diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan salam
53
4. Metode :
- Ceramah
- Tanya Jawab
5. Evaluasi :
a. Standar persiapan :
1. Persiapan materi penyuluhan
2. Persiapan tempat
3. Persiapan Booklet & Flipchart
b. Standar proses :
1. Penyampaian materi
2. Sesi tanya dan jawab
c. Standar hasil :
1. Anggota keluarga mampu mengetahui tentang pengertian diare
2. Anggota keluarga mampu mengetahui faktor penyebab diare
3. Anggota keluarga mampu mengetahui klasifikasi diare
4. Anggota keluarga mampu mengetahui cara pencegahan diare
5. Anggota keluarga mampu mengetahui cara penanganan diare
54
DOKUMENTASI
FLIPCHART
55
56
57
58
59
60
61
62