PENDAHULUAN
1
Sri Warsono. 2016. Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar Siswa. 10 (5). Hal 470
2
Ibid, hal 471
3
Syaiful Bahri djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 173
1
2
baik. Jika di dalam sebuah kelas memiliki jumlah peserta didik yang banyak, panas,
gaduh, di dekat wc, maka peserta didik akan sulit menerima dan memahami materi
pelajaran yang diterangkan oleh guru. Peserta didik membutuhkan ketenangan dan
konsentrasi untuk dapat menerima dan memahami pelajaran dan tugas yang diberikan.
Untuk ukuran sebuah ruang kelas saja yang ideal minimal luasnya dua meter
persegi untuk setiap peserta didik. Dan kelengkapan lain yang harus dipenuhi, tujuan
pemenuhan dari semua itu adalah dalam rangka memfasilitasi peserta didik untuk bisa
menerima dan memahami materi pelajaran secara maksimal didalam kelas
Tujuan pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikanya apabila terjadi
gangguan dalam proses mengajar perlu adanya keterampilan dalam pengelolaan kelas:
a. Mendorong anak didik agar perkembangan tingkah lakunya sinkron dengan
tujuan pembelajaran.
b. Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari
tujuan pembelajaran.
c. Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran
yang menyenangkan, untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Membina interaksi interpersonal yang baik antara pendidik dengan anak didik
agar terciptanya aktivitas pembelajaran yang efektif.
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlansung
g) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,
suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi
h) Guru menghargai pendapat peserta didik
i) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi
j) Pada tiap awal semester guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya dan
k) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
Martinis Yamin dan Maisah berpendapat sebagai upaya guru dalam
menciptakan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif
dan sebagai usaha mengatasi masalah pengelolaan kelas baik individu maupun
kelompok terdapat dua tindakan guru, yaitu tindakan pencegahan dan tindakan
korektif4. Tindakan pencegahan adalah Tindakan pendidik untuk mengatur
lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan sosio-emosional. Untuk
Tindakan korektif bisa mengkategorikan menjadi 2 yaitu Tindakan yang seharusnya
segera ambil pendidik ketika terjadi gangguan dan Tindakan penyembuhan terhadap
tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut
tidak berlarut-larut.
Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan data bahwa di SMA
Muhammadiyah 09 Kec. Kualuh Hulu Kab. Labuhanbatu Utara terdapat guru yang
kurang mampu mengelola kelas dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang
ada yaitu: Pertama, penataan tempat duduk masih memakai pola yang tradisional
yaitu menghadap kedepan atau pola tidak bervariasi.. Kedua, tidak memiliki lemari
untuk penyimpanan barang dikelas. Ketiga, guru masih kesulitan melakukan
pendekatan dan motivasi belajar sehingga ada anak yang menonjolkan kemalasannya
didalam kelas. Keempat, guru masih kesulitan dalam menerapkan hukuman dan
tindak tegas sehingga beberapa siswa sering terlambat dan berulang ulang dengan
orang yang sama,. Kelima, guru masih kesulitan menerapkan tanggung jawab kepada
siswa yang tidak memahami materi pelajaran sehingga tidak menyelesaikan tugas
yang diberikan.
4
Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal 110
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini berfokus pada:
Pengelolaan Kelas Di SMA Muhammadiyah Kec. Kualuh Hulu Kab. Labuhanbatu
Utara. Dimana penulis membatasi tempat untuk melakukan penelitian karena
diharapkan penelitian ini dapat lebih fokus dan memperoleh hasil yang sesuai dengan
harapan penulis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi guru terhadap pengelolaan kelas di SMA Muhammadiyah?
2. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kelas di SMA Muhammadiyah?
3. Bagaimana strategi guru dalam mengelola kelas di SMA Muhammadiyah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap pengelolaan kelas di SMA
Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola kelas di SMA
Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui strategi guru dalam mengelola kelas di SMA Muhammadiyah
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan manfat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dikemukakan
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan terkait pengelolaan
kelas yang wajib dikuasai seorang pendidik ketika melaksanakan
5
KAJIAN LITERATUR
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Pengelolaan Kelas
a. Defenisi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha sadar untuk mengatur dan mengelola
kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu menuju pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat belajar, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar, dan pengaturan waktu
sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan5
5
RR Aliyyah dan O Abdurakhman. 2016. Pengelolaan Kelas Rendah Di Sd Amaliah Ciawi Bogor. Jurnal
Sosial Humaniora. 7 (2). Hal 83
6
Sunhaji. 2014. Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Kependidikan. 2
(2). Hal 39
7
Sri Warsono. 2016. Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar Siswa. 10 (5). Hal 470
8
Ibid, hal 471
6
7
ٗاِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َواِ َذٓا اَ َرا َد هّٰللا ُ بِقَوْ ٍم س ُۤوْ ًءا فَاَل َم َر َّد لَه
ۚ َو َما لَهُ ْم ِّم ْن ُدوْ نِ ٖه ِم ْن َّوا ٍل
9
Suhaebah Nur. 2014 Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar PKN Pada Peserta Didik Di SMA 1
Polewali. Jurnal Pepatuzdu. 8 (1). Hal 64-65
10
Ahmad Sabri. 2010. Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. Ciputat: PT.
Ciputat Press. Hal: 65
11
Q.S Ar-ra’d ayat 11
8
Maka dari itu pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas
pendidik yang tidak pernah ditinggalkan, tugas pendidik Sebagian besar adalah
membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal.12
12
Issaura Sherly Pamela Dkk. Keterampilan Guru Dalam Mengelola kelas. Jurnal Pendidikan Dasar. 2 (3). Hal
24
13
Umar& Hendra. 2020. Dasar Pengelolan Kelas Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah. Jurnal studi
Pemikiran Pendidikan Agama Islam. 18 (1). hal 102
9
14
User Usman. 2009. Menjadi Guru Professional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal: 10.
15
Faizal Djabidi. 2016. Manajemen Pengelolaan Kelas. Malang: Madani. Hal 4
10
pengalaman yang menarik bagi anak dan semua orang yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, pengelolaan kelas juga dapat membuat anak lebih aktif dan membuat guru
lebih mudah menangani permasalahan yang ada dikelas serta menghemat waktu yang
dimiliki oleh guru. Anak akan dapat menyerap ilmu pengetahuan dengan baik apabila
ia belajar dalam suasana kelas yang kondusif. Salah satu cara untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif adalah dengan cara mengelola ruang kelas sesuai dengan
kebutuhan anak usia dini. Mengelola ruang kelas yang akan digunakan dalam
pembelajaran tentunya harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik seperti
pemilihan manfaat, kegunaan dan aman dari komponen yang ada didalam ruang kelas
itu sendiri16
a) Pengelolaan Fisik
b) Pengelolaan Siswa
belajar dengan karakteristik mereka, masing-masing berbeda yang satu dengan yang
lainnya. Perbedaan ini perlu guru pahami agar mudah melakukan pengelolaan dalam
mengefeektikan belajar mengajar. Menurut Louis V Johnson dalam Dwi Faruq untuk
mengelola kelas secara efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
17
Faruqi, D. (2018). Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Melalui Pengelolaan Kelas. Evaluasi.
2 (1). Hal 301-303
18
Asbar, A. 2018. Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
diSMP Negeri 39 Bulukumba. Jurnal Ilmiah Al-Qalam. 1 (12). Hal 93
19
Nurramidah. 2019. Hubungan Kemampuan Guru Dalam Mengelola Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa
diSMP Negeri 16 Medan. Jurnal Pendidikan dan Konseling. 2 (9). Hal 159
13
Tata ruang kelas perlu disesuaikan dengan kondisi tata ruang kelas. Lemari
ruang kelas dapat diletakkan didekat papan tulis atau meja guru. Jika lemari kelas
tambahan dapat ditaruh di bagian belakang kelas, lemari tersebut terbuat dari kaca
untuk penyimpan piagam, dan kepustakaan kelas. Pengaturan tempat perabot kelas
dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan keadaan atau kondisi setempat.
Perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan
diperlukan kelas . Perabot kelas meliputi : (a) papan tulis, (b) meja kursi guru, (c)
meja kursi peserta didik, (d) almari kelas, (e) jadwal pelajaran, (f) papan absensi, (g)
daftar piket kelas, (h) kalender pendidikan, (i) gambar-gambar, (j) tempat cuci tangan,
(k) tempat sampah, (l) sapu dan alat pembersih lainnya, dan (m) gambar-gambar alat
peraga. Dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Papan Tulis
20
Siti Yumnah. 2018. Strategi dan Pendekatan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran. Jurnal Studi Islam. 1
(13). Hal 23
14
Papan tulis harus cukup besar dan permukaan dasarnya harus rata. Warna dasar papan
tulis yang mulai menipis atau belang harus segera di cat ulang. Papan tulis harus
ditempatkan di depan dancukup cahaya. Penempatannya tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah, sehingga peserta didik yang duduk dibelakang masih melihat atau
membaca tulisan yang paling bawah
b. Meja kursi Guru
Meja kursi guru ukurannya disesuaikan dengan standart yang ada, meja guru berlaci
dan ada kuncinya, meja kursi guru ditempatkan di tempat strategis, misalnya di kanan
atau di kiri papan tulis, supaya tidak menghalangi pandangan peserta didik ke papan
tulis.
Meja kursi peserta didik ditata sedemikian rupa sehinggga dapat menciptakan
kondidsi kelas yang menyenangkan, ukuran mejadan kursi disesuaikan dengan ukuran
badan peserta didik dan dilengkapi dengan tempat tas atau buku.
d. Lemari Kelas
Lemari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau sebelah kiri atau kanan
dinding bisa juga diletakkan di sebelah meja guru.
e. Jadwal Pelajaran
f. Papan Absensi
Papan absensi ditempatkan di sebelah papan tulis atau di dinding samping kelas. Guru
juga harus memiliki catatan daftar hadir peserta didik di buku khusus, karena daftar
hadir di papan diganti setiap hari sesuai keadaan.
h. Kalender Pendidikan
15
i. Gambar-Gambar
Gambar Presiden, Wakil Presiden, dan lambing burung Garuda Pancasila ditempatkan
di depan kelas di atas papan tulis, posisi penempatannya disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
Tempat cuci tangan dan lap tangan diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk
k. Tempat sampah
Tempat sampah diletakkan di sudut kelas. Besar kecilnya tempat sampah disesuaikan
dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menata ruang kelas dan juga
mendesain kelas yang ideal dan mendukung bagi pembelajaran peserta didik adalah
sebagai berikut:21
1) Ventilasi
2) Penataan cahaya
dengan cahaya berlimpah akan menyilaukan peserta didik ketika membaca dan
berinteraksi dikelas. Selain itu kelas yang terlalu terang dapat merusak organ
penglihatan peserta didik. Sebaaliknya, kelas yang kekurangan cahaya mengakibatkan
suasana kelas menjadi redup sehingga peserta didik karena tidak mampu melihat
dengan sempurna. Kelas yang redup dikhawatirkan dapat membuat peserta didik tidak
bersemangat dan cepat mengantuk.
Suasana dan kondisi kelas secara fisik akan sangat kondusif bagi
keberlangsungan kegiatan pembelajaran jika ruangan mampu menyerap sinar
matahari secara optimal. Selain membantu mengoptimalkan penerangan kelas, cahaya
yang masuk dalam ruang kelas juga berpengaruh positif terhadap kesehatan peserta
didik.
a. Penggunaan Warna
Pemilihan chat warna untuk dinding ruang kelas juga ikut berpengaruh dalam
menciptakan suasana belajar. Untuk memberikan semangat bagi peserta didik dalam
belajar.
b. Penataan Bangku
1. Fomal Tradisional
2. Formasi Auditorium
3. Formasi Chevron
4. Formasi Kelas Bentuk Huruf U
5. Formasi Meja Pertemuan
6. Formasi Konferensi
7. Formasi Pengelompokkan Terpisah
8. Formasi Tempat Kerja
9. Formasi Kelompok Untuk Kelompok
10. Formasi Lingkaran
11. Formasi Peripheral
Aroma terapi bekerja dengan cara memengaruhi kerja system otak. Aroma terapi yang
disemprotkan kedalam ruang kelas akan memberikan rangsangan bagi saraf-saraf
pembau yang kemudian disampaikan ke hipotalamus.
Salah satu fungsi tanaman dan tumbuh-tumbuhan adalah sebagai penyuplai oksigen.
Keberadaan oksigen yang cukup akan membuat udara segar sehingga lingkungan
lebih nyaman. Tanaman dan tumbuh-tumbuhan dapat diletakkan baik diluar maupun
didalam kelas. Untuk tanaman hias dengan ukuran pot yang tidak terlalu besar,
beberapa dapat diletakkan didalam kelas. Selain untuk memperindah ruangan,
tanaman dapat membantu menyediakan oksigen sehingga membuat ruangan akan
lebih nyaman. Sementara itu tanaman yang berada di pot ukiuran besar dapat
diletakkan diluar kelas dengan penataan yang sedekian rupa sehingga terlihat rapi dan
indah.22
a) Keterbukaan guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri
b) Tanggap, bilamana seseorang tahu bahwa tindakanya dinilai orang lain
c) Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain
d) Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan
keunikannya, kreatifitas, dan kepribdianya.
e) Saling memenuhi kebutuhan sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun yang
tidak terpenuhi
Inilah konsep dasar pengelolaan kelas dan inilah tugas guru sebagai pengelola
pembelajaran. Guru harus menyadari bahwa perilaku dan perbuatan anak didik sering
berubah. Oleh karena itu, tanggung jawab guru sebagai pengelola kelas adalah selalu
berusaha mengkondisikan kelas selalu berusaha mengkondisikan kelas agar dinamis
yang mendukung proses pendidikan interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran23
23
Ibid, hal 303-304.
19
Guru harus menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik dan
membentuk sikap yang antusias dan professional, membangun hubungan yang baik
artinya guru harus menjalin kedekatan dan keakraban dengan peserta didik. Jika ada
hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, maka hubungan kerjasama juga
akan terjalin dengan baik. Melalui kerjasama antara guru dan peserta didik, maka
pengelolaan kelas dapat tercapai dengan optimal.
Untuk menjalin hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik, maka
guru harus memahami kepribadian dan sifat mereka. Peserta didik memiliki
20
Guru harus mampu menguasai pengetahuan dan materi yang akan diajarkan,
sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik yang mempunyai
kemampuan berpikir lebih. Penguasaan materi yang mendalam memungkinkan guru
untuk meningkatkan kerjasama dengan peserta didiknya, dan mencapai tujuan
pembelajaran.
Guru juga harus mampu menyampaikan materi dengan baik agar materi yang
disampaikan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Melaui penggunaan metode
pembelajaran yang beragam dan menyenangkan, agar tidak membuat peserta didik
bosan mendengar guru mneyampaikan materi pembelajaran. Tidak hanya metode
pembelajaran, media pembelajaran juga sangat dibutuhkan terutama untuk materi
yang sulit untuk dipahami peserta didik.
Masalah siswa adalah bahwa faktor utama yang harus dilakukan guru adalah
meningkatkan semangat kolektif dan pribadi siswa. Hubungan guru-murid harmonis,
dan kerjasama tingkat tinggi antara murid dijalin dalam bentuk interaksi. Produksi
interaksi terbaik bergantung pada metode yang digunakan oleh guru dalam
pengelolaan kelas. Metode-metode tersebut adalah:
1. Pendekatan kekuasaan
2. Pendekatan Ancaman
24
Erwin Widiasworo. (2018). Cerdas Pengelolaan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press. Hal 102-112
22
3. Pendekatan Kebebasan
4. Pendekatan Resep
5. Pendekatan Pengajaran
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak dapat dihindari,
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah terjadinya masalah. Cara ini kurang
baik untuk mendorong perilaku siswa. Peran guru adalah merencanakan dan
melaksanakan mata pelajaran yang baik.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Peran guru dalam metode ini adalah untuk mendorong pengembangan dan
kerjasama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok menuntut guru
memiliki kemampuan menciptakan kondisi untuk menjadikan kelompok sebagai
kelompok yang produktif.Selain itu, guru harus dapat menjaga kondisi tersebut agar
dapat mempertahankan kondisi yang baik. Untuk menjaga kondisi kelas, guru harus
mampu menjaga semangat kerja yang tinggi, menyelesaikan konflik dan mengelola
masalah manajemen.
Hubungan guru dengan peserta didik dapat dikatakan baik jika hubungan
tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
25
Ibid, hal 106-109
24
a) Memahami
Guru membekali siswa dengan pemahaman yang benar kepada peserta didik agar ia
dapat merespon terhadap proses pembelajaran yang dialaminya. Hal ini penting agar
peserta didik dapat memahami pembelajaran yang dialaminya semata-mata hanya
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
b) Saling Terbuka
Guru dan peserta didik harus jujur dan saling terbuka dalam memberikan informasi
yang nantinya akan digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
c) Komunikasi
Guru dan peserta didik perlu berkomunikasi secara aktif untuk membangun
pemahaman yang baik, yang dapat mendorong dan memudahkan proses
pembelajaran.
d) Kebebasan
Guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tahap kedewasaannya, kepribadiannya, serta perkembangan
kreativitasnya.
e) Dukungan
Guru dan peserta didik harus saling mendukung agar dapat merealisasikan
manfaatnya dengan baik. Guru membutuhkan peserta didik yang taat kepada aturan,
mengikuti setiap mata pelajaran dengan baik, serta terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Sementara peserta didik kepentingannya dapat dipenuhi oleh guru
melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, inspiratif dan mampu
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya26
D. Peraturan Kelas
26
Euis Karwati dan Donni.(2015) Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta. hal 132-134
25
Dalam membuat aturan, harus jelas dan tidak bertele-tele. Hal ini bertujuan
untuk peserta didik langsung mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Lebih baik lagi jika guru menjelaskan konsekuensi dari aturan yang telah dibuat, baik
itu positif maupun negative. Guru dapat memberikan reward berupa pujian atau
hadiah bagi peserta didik yang telah mematuhinya. Peserta didik yang belum
mematuhi aturan maka diberikan sanksi yang mendidik dan memotivasi mereka.
Jika ada peserta didik yang bermasalah guru harus melakukan pendekatan
dengan memberikan pengertian secara efektif. Jika guru memberikan tugas dan
peserta didik merasa keberatan, guru dapat memberikan penjelasan. Misalnya, peserta
didik harus mengerjakan tugas tepat waktu, meskipun terpaksa tetapi peserta didik
masih mampu melakukan hal lain yang mereka sukai. Jadi, mengerjakan tugas bukan
penghalang bagi mereka melakukan aktivitas yang mereka sukai.
memberikan penjelasan pula tentang perkembangan yang telah diraih oleh setiap
peserta didik.
4. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang memiliki persamaan atau yang relevansi dalam mengangkat
persoalan dari beberapa penelitian masa lampau yaitu sebagai berikut :
1) Penelitian oleh Dita Afianti dkk. (2020). Jurnal. Dengan judul Identifikasi Kesulitan
Guru Dalam Pengelolaan Kelas di Sdn 7 Woja Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
27
Erwin Widiasworo. op. cit. hal 192
27
kebersihan, keamanan dan sosial.. Selain itu guru memberikan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dari masing-masing siswa yang memiliki jabatan dalam organisasi
kelas. Setelah itu, pelaksanaan pegelolaan kelas dilanjutkan dengan pengaturan
fasilitas kelas meliputi mengatur tempat duduk siswa yaitu semua siswa menghadap
ke papan tulis. Siswa duduk secara berpasangan. Meja guru berada di depan sebelah
kiri siswa, sedangkan papan tulis berada di tengah. Alat pengajaran seperti gambar
pahlawan dan gambar rumah adat dan pakaian adat seluruh provinsi yang ada di
Indonesia digantungkan di dinding kelas dengan rapi, walaupun jumlahnya tidak
terlalu banyak.29
3) Penelitian oleh Minsih dan Aninda Galih D (2018) Jurnal. Dengan judul Peran Guru
dalam Pengelolan Kelas. Penelitian ini memakai jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Metode pengumpulan datanya dengan wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat
disimpulkan dalam pengelolan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus
Kartasura dimulai dari guru membuat RPP yaitu guru akan merencanakan untuk
menggunakan model, metode dan strategi yang akan digunakan yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Guru selalu mengusahakan menggunakan strategi yang
bervariasi dalam setiap pembelajaran, sehingga siswa selalu aktif dan semangat dalam
proses pembelajaran.30
Dari beberapa jurnal diatas, yang menjadi perbedaannya antar bahasan mereka
dengan skripsi ini yaitu di jurnal pertama lebih berfokus kepada masalah tentang
identifikasi kesulitan guru mengelola kelas, factor penyebabnya dan solusi nya. Dan
begitu juga dengan jurnal kedua yaitu lebih berfokus pada pembahasan tentang
pengaturan peserta didik, dan pengaturan fasilitas kelas, pada jurnal ketiga berfokus
pada merencanakan strategi kelas yang inovatif dalam setiap pembelajaran.
Sedangkan skripsi ini lebih berfokus tentang pengelolaan peserta didik, pengelolaan
ruang kelas, dan usaha yang dilakukan guru dalam pengelolaan kelas.
29
Purnomo, B., & Aulia, F. 2018. Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala
Pendidikan Dasar . 3 (1). 13-30
30
Minsih dan Aninda Galih D. 2018. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Profesi Pendidikan Dasar. 5 (1).
22-25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian maka penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini merupakan sebuah studi lapangan yang
bertujuan untuk menggali pemahaman, menguraikan dan mengungkapkan informasi
tentang Pengelolaan Kelas. Peneliti menggunakan penelitian ini karena penelitian
kualitatif sejalan dengan rumusan masalah peneliti yaitu karena ingin mengetahui
tentang kondisi ruang kelas, tindakan guru, dan usaha guru dalam mengelola kelas di
SMA Muhammadiyah, oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif karena dibutuhkan ad alah infomasi secara langsung dari orang-orang yang
terlibat langsung dan orang-orang yang terkait dengan fokus penelitian ini.
Penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi yang berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari perilaku para narasumber yang dapat diamati di lapangan.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk membentuk pemahaman yang rasional oleh
karena itu peneliti memilih metode kualitatif untuk penelitiannya agar menggali
pemahaman yang lebih terkait pelaksanaan pengelolaan kelas oleh orang yang terlibat
langsung di lapangan. Aktivitas internal yang dilakukan dalam penelitian ini di
antaranya adalah mengamati lingkungan sekolah, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Kemudian,
penelitian yang digunakan cenderung menggunakan analisis induktif, bersumber dari
data yang ada dan memanfaatkan teori agar lebih jelas. Menemukan hipotesis atau
teori maka penelitian kualitatiflah yang digunakan.31
Penelitian ini mengumpulkan informasi dan data melalui observasi terhadap
kejadian serta makna yang melatarbelakanginya. Data observasi dan wawancara akan
dipaparkan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, alasan-alasan yang
menjadi dasar melakukan sesuatu kemudian diinterpretasi berdasarkan maksud dan
alasan pelakunya. Untuk mendapatkan pemahaman komprehensif, objektif dan
akademik tentang pengelolaan kelas maka saya melakukan penelitian ini dengan judul
Pengelolaan Kelas di SMA Muhammadiyah Kec. Kualuh hulu Kab. Labuhanbatu
Utara.
31
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif, Sidoarjo: Zifatma Publishe. hal 3
29
30
Informan penelitian ini adalah pertama, kepala sekolah, yaitu manajer dalam
segala kegiatan atau pemberi keputusan disekolah baik pengelolaan kelas atau
penyedia fasilitas kelas disekolah. Kedua, wali kelas yang merupakan kunci utama
dalam pengelolaan kelas terkait dengan bagaimana ia merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolan kelas dan ketiga adalah guru bidang studi
yang terlibat langsung dalam pengelolaan kelas yang baik, pemilihan guru bidang
studi sebagai informan peneliti yaitu merupakan rekomendasi dari kepala sekolah dan
merupakan guru yang peduli terhadap pengelolaan kelas. Subjek utama yang menjadi
sumber data primer adalah kepala sekolah, wali kelas sebanyak 3 orang yaitu wali
kelas X, XI dan XII. Dan guru sebanyak 2 orang yaitu guru biologi dan guru
akuntansi. Sedangkan sumber data sekunder adalah data-data sekolah seperti fasilitas
kelas dan dokumen sekolah. Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung atau wawancara langsung peneliti dengan narasumber, sedangkan sumber
data sekunder adalah data yag diperoleh dari data yang telah ada. Peneliti memilih
informan penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa para informan benar-
benar terkait langsung dengan proses pengelolaan kelas di SMA Muhammadiyah
Kab. Labuhanbatu Utara.
b. Lokasi Penelitian
3. Dokumentasi
D. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman model analisis data yaitu pengumpulan data,
reduksi data, presentasi data, dan kesimpulan.
Model Analisis Data Kualitatif (Huberman dan Miles)
Masa Pengumpulan data
REDUKSI DATA
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
Selama pasca
33
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal
206
33
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mengungkapkan hal-hal yang
penting, seperti menggolongkan dan membuang yang tidak dibutuhkan dan menyusun
data agar lebih sistematis sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan yang bermakna.
Reduksi data meringkas hasil pengumpulan data ke dalam konsep, kategori yang akan
di sederhanaan dari lapangan, itulah kegiatan reduksi data. Data yang sudah peneliti
kumpulkan terkait dengan penelitian kemudian di kelompokkan menjadi beberapa
bagian.
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
34
https://insanajisubekti.wordpress.com/2013/03/30/analisis-data-kualitatif/amp/
34
E. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif faktor keabsahan data juga sangat diperhatikan
karena suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan
terhadap hasil penelitian ini terletak pada keabsahan data penelitian yang telah
dikumpulkan. Berpedoman kepada pendapat Lincoln & Guba, untuk mencapai
ustwonhiness (kebenaran), dipergunakan teknik kredibilitas, transferabilitas,
dependabilitas, dan konfirmabilitas yang terkait dengan proses pengumpulan data dan
analisis data.35
1. Kredibilitas (Keterpercayaan)
2. Transferabilitas (Transferability)
3. Dependabilitas (Dependability)
35
Salim, 2018. Metodologi Peneltitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media. Hal 165
36
Ibid, hal 166
35
dari pengumpulan data, analisis data, resuksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
4. Konfirmabilitas (Comfirmability)
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini
terjamin kepercayaannya sebagai gambaran objektifitas atau suatu penelitian dan sebagai
suatu proses akan mengacu pada hasil penelitian. Untuk mencapai kepastian suatu temuan
dengan data pendukungnya, peneliti menggunakan teknik mencocokkan atau menyesuaikan
temuan-temuan penelitian dengan data yang diperoleh. Jika hasil penelitian menunjukkan
bahwa data cukup berhubungan dengan penelitian, tentu temuan penelitian dipandang telah
memenuhi syarat sehingga kualitas data dapat diandalkan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
BAB IV
Dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian dan akan dipaparkan berbagai
data SMA Muhammadiyah 09 Kec. Kualuh hulu Kab. Labuhanbatu Utara, hasil penelitian
pada bab ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu, Pertama, potret atau gambaran umum
tentang kondisi SMA Muhammadiyah 09 Kec. Kualuh hulu Kab. Labuhanbatu Utara.
Kedua, hasil berupa temuan khusus yang berhubungan dengan rumusan masalah yaitu
persepsi guru terhadap pengelolaan kelas, kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan
strategi guru dalam mengelola kelas.
36
37
saat ini SMA Muhammadiyah 09 telah mencapai prestasi terbaiknya memiliki rombongan
belajar dan banyak siswa dengan proses seleksi pada PPDB karena melebihi kuota yang
telah ditentukan yang belum pernah terjadi sebelumnya menurut sejarah.
Keberhasilan ini tak terlepas dari peran serta stackholder di wilayah SMA
Muhammadiyah 09 dari mulai Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Staff, Dan
Peserta Didik, berbenah untuk menjadi lebih baik, dalam membenahi aspek yang dirasa
belum mampu berkembang dari segi pembelajaran dan tenaga pendidik juga tenaga
kependidikan, menciptakan sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan tentunya
menghasilkan siswa yang berprestasi.
c. Tujuan Sekolah
1. Tercapainya siswa yang cerdas, berprestasi dan berakhlak mulia
2. Mengembangkan kualitas berbahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia)
3. Mengembangkan keterampilan computer, olahraga, dan seni.
4. Menampilkan semangat ukhuwah Islamiyah di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
4. Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang dua atau lebih yang secara formal di
persatukan dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur
organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara satu
dengan yang lain dan bagaimana hubugan aktivis dan fungsi dibatasi.
40
H. AKM, SH
Seluruh Siswa-siswi
41
S1
2 HH, S.Pd Labuhan Batu Matematika
S1
4 MT, S.Ag Aek Kanopan Al-islam
Kemuhammadi
5 HA, S.Pd Aek Kanopan S1
yahan
S1
6 M, S.Pd Aceh Barat Sejarah
PPkn, Tik,
9 TM, SP Tanjung Balai S1
Sosiologi
Bahasa
11 Drs. TS, S.Pd Pasar Tukka S2
Indonesia
Kewirausahaan
Bahasa
16 D, S.Pd Aek Kanopan S1
Indonesia
Bahasa
17 ET, S.Pd Sidua-dua S1
Indonesia
19 Bahasa
A, S.Pd Aek Kanopan S1
Indonesia
20
K, S.Si Alang Bombon S1 Kimia
Sejarah
21 SR, SP Aek Kanopan S1 Indonesia,
Sejarah
Kemuhammadi
27 PJ, S.Ag Aek Kanopan S1 yahan, Sejarah
Indonesia
Fisika,
32 FYH, S.Si Aek Kanopan S1
Matematika
Al-islam, Budi
33 AS, S.Pd.I Ulak Putar S1
Pekerti
43
Bahasa Arab,
36 IRR, SE Aek Kanopan S1
Ekonomi
Teknologi
40 RH, S.Kom Padang Gala-gala S1
Informatika
Bimbingan
42 PO, S.Pd Lobu Huala S1
Konseling
Tenaga
43 DEN Pematang Siantar SMA
Perpustakaan
Petugas
46 DA Aek Kanopan SMK
Keamanan
Sama halnya hasil wawancara dengan wali kelas SMA Muhammadiyah Kab.
Labuhanbatu Utara mengenai persepsi pengelolaan kelas, mengatakan bahwa:
“Menurut saya, konsep pengelolaan kelas yang baik adalah pengelolaan kelas yang
melibatkan peserta didik secara langsung. Artinya guru bukan pemegang kekuasaan
mutlak dalam kelas, menjadi otoriter harus diikuti apapun kemauannya. Seperti halnya
penataan kelasnya dan saya sebagai wali kelas perlu melibatkan peserta didik supaya bisa
dapat ide-ide yang kreatif juga, seperti itu sih. Dan bisa memahami nyaman atau tidaknya
mereka dalam belajar juga, termasuk seperti penempatan posisi tempat duduknya, dan jika
belajar kelompok, teman sekelompoknya apakah nyaman atau tidak, saya harus tau38”
37
Wawancara dengan Kepala sekolah SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
38
Wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
45
Sama halnya hasil wawancara dengan guru SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu
Utara mengenai persepsi pengelolaan kelas, mengatakan bahwa:
“pandangan ibu tentang pengelolaan kelas ya, pengelolaan kelas itu bagaimana cara
guru menata dan mengelola kelas menjadi nyaman dan membuat proses belajar mengajar
enak. Agar peserta didik dan guru mampu melaksanakan tugasnya masing-masing, guru
menyampaikan materi dengan bagus, dan si anak tadi menangkap dan mencerna pelajaran
dengan baik”
Persepsi guru dan wali kelas di SMA Muhammadiyah tentang pengelolaan kelas
mengacu pada ruangan kelas yang baik, juga akan baik untuk peserta didik di SMA
Muhammadiyah agar pembelajaran di dalam kelas berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan, karena tujuan pengelolaan kelas juga agar seorang pengajar dituntut bisa
mengatur segala sesuatu apapun yang terjadi didalam kelas waktu pembelajaran
berlangsung supaya terjadinya komunikasi 2 arah yaitu antara pengajar dengan siswa,
siswa dengan pengajar, sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung baik.
Peserta didiknya akan dapat menyerap ilmu pengetahuan dengan baik apabila ia belajar
dalam suasana kelas yang kondusif. Salah satu cara untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif adalah dengan cara mengelola ruang kelas sesuai dengan kebutuhan anak.
Mengelola ruang kelas yang akan digunakan dalam pembelajaran tentunya harus
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik seperti pemilihan manfaat, kegunaan dan
aman dari komponen yang ada didalam ruang kelas itu sendiri.
Maka dari itu pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan
dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas pendidik yang
tidak pernah ditinggalkan, tugas pendidik Sebagian besar adalah membelajarkan siswa
dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal
“itulah harus perlunya pengelolaan kelas itu, karena tujuannya dapat mempengaruhi
keadaan didalam kelas, jika kelasnya dikelola dengan bagus maka proses belajar akan
bagus, jika dikelola dengan tidak bagus maka hasil belajar siswa-siswi pun jadi tidak
46
bagus, kalau manfaatnya ya itu hasil belajar siswa-siswi pasti pasti akan mendukung dia
lebih semangat belajar jika kelasnya tertata, nyaman39”
Hal senada juga disampaikan dalam wawancara dengan wali kelas SMA
Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara sebagai berikut:
Sama halnya hasil wawancara dengan guru SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu
Utara mengatakan bahwa:
“tujuan pengelolaan kelas itu pastinya agar supaya proses pembelajaran itu sesuai
dengan harapan dengan pengelolaan yang baik tadi, agar sebelum dimulai proses
pembelajaran, guru dan murid tadilah yang memang sudah menyiapkan apa yang harus
disiapkan. Agar jika pelajaran mau dimulai semua suda lengkap dan siap, jangan disitu
mau dimulai peserta didik ada saja yang permisi mau beli pulpen lah, atau buku. Makanya
harus dipersiapkan, kita sebagai guru pun mengingat kan mereka, seperti ituu41”
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah untuk memberikan fasilitas bagi berbagai
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual di kelas. Fasilitas
yang disediakan memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja. Ciptakan suasana sosial
yang memberikan kepuasan, suasana, disiplin, kecerdasan, perkembangan emosi, dan
suasana sikap dan penghargaan kepada siswa. Tujuan pengelolaan kelas minimal agar
proses pembelajaran berjalan efektif sesuai dengan rencana yang dicanangkan oleh guru
selaku pimpinan, dalam upaya mendidik siswa termasuk dalam tujuan.
39
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
40
Wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
41
Wawncara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021.
47
Kemampuan seorang guru dalam pengelolaan kelas, memiliki peranan yang sangat
sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Hal ini harus
dipahami bahwa pendukung utama tercapainya tujuan pembelajaran sebagai media
pertemuan segala komponen pendidikan.
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas terkait kemampuan mengelola kelas
di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara, sebagai berikut:
“kalau saya pribadi, saat menata ruang kelas yang pertama itu adalah kebersihannya
ya, lalu keindahan dan kreatifitas. Jadi, setelah kelas bersih kelas juga harus punya
kreatifitas peserta didik. Setelah itu poster poster diletak juga seperti pembangun
semanagat, kata-kata motivasi dari tokoh terkenal karena kan bagus ya, itu sih menurut
saya42”
“saya lebih membiasakan murid berkerja kelompok dikelas, agar bisa berdiskusi
dengan yang lainnya, dan menambah pengetahuan murid dengan yang lainnya. Tapi tetap
saya awasi agar tidak ribut dan malah membuat suasana tidak tenang. Dan memantau
mereka semua43”
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan guru yang berbeda di SMA
Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara, sebagai berikut:
“kalau ibu menciptakan kondisi kelas yang aktif itu missal setelah menberikan
materi lalu saya bertanya, dan murid yang menjawab saya akan memberikan nilai tambah
dan hadiah kepada yang menjawab, jadi murid-murid saya tuh berlomba-lomba jawab
42
Wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
43
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021.
48
pertanyaannya, dan kelas jadi aktif. Karena kan murid juga harus dipancing ya, agar aktif
dikelas44”
Seorang guru harus nempunyai keterampilan yang kreatif dalam merancang ataupun
mengelola kelas agar membuat peserta didik merasa nyaman dalam melakukan proses
belajar mengajar. Dengan demikian, kreatifitas seorang guru dibutuhkan selama proses
belajar mengajar dikelas.
Dalam hal ini kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara
mengatakan sebagai berikut:
“guru dan wali kelas kalau meminta sesuatu yang mungkin kurang atau yang
diperlukan untuk kelas, pasti akan di usahakan ada, tetapi itu dilihat lagi dari kondisi
ekonomi sekolah ini, maka dikembangkan dulu atau di perbaiki dulu yang memang mesti
didahulukan45”
Dalam hal ini guru di sekolah SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara juga
mengatakan:
“sebisa saya, saya akan menyampaikan materi yang mudah dipahami oleh anak
didiknya, seperti kadang memakai media juga yang mendukung materi itu. Karena kan
kalau anak tidak paham berati gurunya kurang memahami dan menjelaskan dengan
baik46”
“pasti ada, yang pertama itu saat kehadiran. Kehadiran biasanya masuk jam 7.30
Biasanya saya sebagai pengajar memberikan dispensasi waktu 10 menit atas
keterlambatan. Nah yang kedua, disaat kegiatan belajar saya akan menjelaskan
peraturan-peraturan sperti disaat saya menjelaskan mereka mendengarkan dan
memahami apa yang saya berikan materinya, dan disaat mereka bertanya mengenai
materi yang belum paham jadi disaat kegiatan belajar mengajar tidak ada peserta didik
yang disaat saya mejelaskan mereka malah bermain atau berbicara dibelakang. Selain
materi dan kehadiran, ada juga kerapian dari seragam sekolah yang mereka kenakan dan
juga rambut untuk laki-laki dan perempuan dari hijabnya biasanya saya membuat
peraturan-peraturan itu47”.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan guru yang berbeda di SMA
Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara, sebagai berikut:
“adaa, seperti datang atau masuk sebelum saya datang dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan untuk siswa. Udah gitu daftar piket kelas harus di kerjakan sesuai
jadwalnya, meja kursi harus sudah rapi jika ingin memulai pelajaran. Dan baju nya juga
harus rapi yang laki-laki bajunya dimasukan dan memakai tali pinggang. Itu aja sih pagi
meriksa kebersihan kelas, kalau belum disapu harus disuruh sapu, dan meja dirapikan
susunannya tempat duduknya, sekarang duduk nya selang seling gitu karena kan harus
dikosongin karena pandemi48”
Tujuan disiplin kelas ini agar menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang
nyaman terutama dikelas. Didalam kelas, jika guru tidak mampu menerapkan disiplin
dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan
tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk tercapainya pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru dan wali kelas di SMA
Muhammadiyah, bahwa guru dan wali kelas membuat peraturan kelas dan disiplin kelas
yang sudah dibuat oleh guru dan wali kelas dan disetujui oleh peserta didik untuk ditaati,
dan memberikan dispensasi jika ada yang melanggar peraturan yang telah dibuat bersama,
jika alasan yang diberikan kepada guru masuk akal maka dispensasi berlaku.
47
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021.
48
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021.
50
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurangserasian antara tugas dan sarana
49
Wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
50
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021.
51
atau alat atau terputusnya keinginan yang satu dengan keinginan lain, antara kebutuhan dan
pemenuhannya, maka akan terjadi gangguan terhadap kegiatan belajar mengajar. Maka
guru dan wali kelas melakukan strategi-strategi yang dapat memacu proses pembelajaran
didalam kelas agar menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, itu karena secara
prinsip guru memegang dua masalah pokok yaitu pengejaran dan pengelolaan kelas,
sebagaimana yang dilakukan guru dengan pendekatan-pendekatan kepada peserta didiknya.
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas SMA Muhammadiyah kab.
Labuhanbatu utara sebagai berikut:
“kalau pendekatan siswa sih rasa saya, kita anggap juga kalau siswa-siswi ini
adalah anak kita dan teman kita. Karena kita tidak hanya mengajar tapi juga menuntun
mereka kenyamanan agar mereka nyaman didalam kelas jadi sebagai wali kelas harus
humble agar hubunganya menjadi bagus dan timbul rasa saling jujur jadi kalau
kedepannya terjadi suatu masalah tidak ada saling ditutupi antara wali kelas dan siswa
saya gitu51”
Maka jika metode pembelajarannya dibuat berkelompok, guru akan memilih peserta
didik yang kepandaiannya di atas rata-rata kedalam beberapa kelompok yang peserta
didiknya memiliki tingkat kepandaian dibawah rata-rata agar peserta didik yang tergolong
pintar akan bias membantu teman nya yang masih memiliki tingkat kepandaian di bawah
rata-rata sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal.
51
Wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021.
52
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021
53
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021
52
Strategi komunikasi yang efektif sangat diperlukan oleh guru dalam mencapai
tujuan pendidikan yang akan dicapai. Strategi komunikasi merupakan perencanaan yang
efektif dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh peserta didik sehingga
bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.54
Peneliti melakukan wawancara dengan Wali kelas SMA Muhammadiyah mengenai
cara mereka berkomunikasi didalam kelas yaitu sebagai berikut:
“biasanya selesai materi belajar ibu datangi meja satu-satu nanya mereka apa
yang belum paham dan dimananya, jadi terjalin komunikasi dengan murid, dan mencoba
untuk tidak bernada marah jika ada yang membuat masalah, ibu akan bertaanya dengan
baik-baik tapi tegas lah, biar muridnya tidak makin bandel kalau dimarahin55”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru yang lain SMA Muhammadiyah
mengenai cara mereka berkomunikasi didalam kelas yaitu sebagai berikut:
“kalau saya sebagai wali kelas tidak mau memperbesar masalah atau menyudutkan
anak tersebut atas kesalahanya tadi, misalnya kesalahanya itu memang salah tetapi tidak
harus memojokkan dia dengan memarahi dia sampai dia kesal sama kita, karena kita tidak
tau kan permasalahan dia itu. Perlu obrolan dan komunikasi yang baik, jadi kita
mendengarkan dulu alasan dia terus kenapa dia seperti itu, apa kesalahan si anak,
manatau ada masalah pribadi dia kan tidak tau, makanya dicari tau dulu masalahnya apa.
Lalu kita kasih jalan keluarnya atau solusi dan tidak memarahinya, karena kalau anak
dimarahi itu takutnya nanti jadi makin tidak masuk kalau ngasih tau dengan cara
marah56”.
Menjaga komunikasi adalah hal yang paling efektif bagi terlaksananya bimbingan
dan pendidikan yang dilakukan guru dan peserta didik. Komunikasi yang baik
memungkinkan guru dan peserta didik saling memahami satu sama lain. Guru memberikan
penjelasan dari sudut pandang dirinya sebagai seoramg guru dan memberikan penjelasan
pula tentang perkembangan yang telah diraih oleh setiap peserta didik.
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru
harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar
adalah hal kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang pendidik
harus mampu dan menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasianya
secara fleksibel, dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi
54
Gan Gan Giantika, Strategi Komunikasi Guru Dalam Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran Siswa
SDN Tebet Barat 01 Jakarta Selatan Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Komunikasi. 11 (2). 2020. Hal 145
55
Wawancara dengan Wali Kelas SMA Muhammadiyah, Tanggal 20 September 2021
56
Wawancara dengan Guru SMA Muhammadiyah, Tanggal 21 September 2021
53
pengajaran, mempunyai keahlian mengelola kelas dan berkomunikasi dan dapat bekerja
secara efektif.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa pengelolaan kelas di SMA
Muhammadiyah kab. Labuhanbatu Utara bahwa guru dan wali kelas melakukan strategi
dalam mengelola kelas dengan menyampaikan materi yang bisa dipahami peserta didik dan
melakukan pendekatan dengan cara berkomunikasi yang baik dan menganggap bahwa
peserta didik bukan hanya anak didiknya saja tetapi dijadikan seorang teman agar terjalin
hubungan yang baik kepada mereka.
54
C. Pembahasan Penelitian
Pembahasan penelitian di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara ini dilakukan
untuk memberi penjelasan dari hasil penelitian ini.
Dini Saputri dan Mega Iswari, Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Daring di SDLB Kota
57
anak. Apabila guru memiliki persepsi yang baik tentang peserta didik, tentunya
perkembangan anak akan terstimulus dengan baik.
58
Mitsny Choiry. Skripsi: Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas Guna Menunjang Keberhasilan
Pembelajaran di MA Da’il Khairaat Jakarta Barat. (Jakarta: UIN Syarif hidayatullah, 2014) h. 73
56
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara
adalah sebagai berikut:
1. Persepsi Guru Mengelola Kelas di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara
Persepsi guru mengelola kelas di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara
sudah cukup baik untuk dapat menghasilkan proses kegiatan di kelas menjadi efektif dan
efisien. Setiap guru memiliki persepsi yang baik sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
peserta didik agar dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif sesuai dengan tujuan
pengelolan kelas, serta dapat mendorong kegiatan belajar mengajar peserta didik menjadi
lebih aktif. Dibuktikan dengan keadaan ruang kelas di SMA Muhammadiyah Kab.
Labuhanbatu Utara melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti ternilai sudah cukup
baik, sehingga menghasilkan peserta didik yang nyaman dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Kemampuan Guru Mengelola Kelas di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu
Utara
Kemampuan guru mengelola kelas di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu
Utara sudah cukup bagus, namun ada beberapa kekurangan yang dapat mengecewakan
peserta didik seperti penyediaan media dalam proses belajar mengajar sehingga materi
tidak tersampaikan dengan baik karena masih kurangnya media pendukung. Media
Pembelajaan di SMA Muhammadiyah kab. Labuhanbatu Utara yaitu dengan menganalisis
terlebih dahulu apa saja yang diperlukan, diperbarui, dan diganti dengan cara mendata
media-media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan anggaran dana yang tersedia.
Akan tetapi keterampilan dalam menata ruangan kelas, guru sudah cukup baik dalam
melakukannya sehingga dapat dilihat sendiri keadaan didalam kelasnya, dan dinding kelas
sudah maksimal tertata gambar-gambar yang dapat menjadi sumber informasi
pembelajaran, juga sebelum belajar mengajar guru dan peserta didik membersihkan tangan
dengan handsanitizer yang sudah disediakan di dalam kelas.
3. Strategi Guru Mengelola Kelas di SMA Muhammadiyah kab. Labuhanbatu Utara
Strategi guru mengelola kelas di SMA Muhammadiyah Kab. Labuhanbatu Utara
Tidak cukup paham apa saja pendekatan dalam pengelolaan kelas sehingga mengakibatkan
58
59
guru sulit untuk memahami dalam mengelola kelas, namun guru lebih memperhatikan
tingkah laku peserta didiknya setelah menyajikan materi pembelajaran, apakah peserta
didik sudah paham atau tidak dengan materi yang telah disampaikan guru. Strategi
pengelolaan kelas merupakan siasat yang menggambarkan langkah-langkah yang
digunakan guru menciptakan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat
belajar optimal, aktif dan menyenangkan.
B. Saran
Pentingnya pengelolaan kelas di sekolah agar peserta didik merasa nyaman dengan
suasana dan pembelajaran yang di berikan oleh guru, maka dari itu peneliti berharap agar guru
dan wali kelas mempertahankan dan mengembangkan kemampuan mengelola kelas dan
strategi mengelola kelas dengan alat pembelajaran yang ada di SMA Muhammadiyah Kab.
Labuhanbatu Utara ini. Karena bisa dikatakan kunci suksesnya peserta didik ada di tangan para
guru, maka guru harus berperan dalam mengelola kelas dengan kemampuannya agar menjadi
sekolah yang lebih baik lagi kedepannya.
60