konsep kepribadian menurut pendekatan clien centered dan Rational Emotive Behavior
Client centered therapy merupakan metode terapi yang dikembangkan oleh
Carl Rogers. Manusia memiliki kehendak penuh atas dirinya sendiri atau memiliki kemampuan memahami, mengatur, dan mengembangkan diri menuju aktualisasi diri demikian menurut Rogers. Sebagai orang yang memiliki pandangan positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan atau menggunakan pendekatan humanistic, Rogers mengungkapkan gagasannya ke dalam 19 rumusan yang menjelaskan hakekat pribadi manusia. Inti sari atau konsep pokok teorinya tentang hakekat atu kepribadian manusia adalah self, yang berkaitan dengan organism dan medan fenomena. Mari uraikan satu- persatu mulai dari organism atau mahluk hidup yang berarti manusia itu sendiri. Pengertian organisme mencakup tiga hal yaitu pertama mahkluk hidup organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri. dan dunia eksternal. Kedua Realitas subyektif, organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku. Ketiga Holisme, organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri. Lalu tentang Medan fenomenal yaitu keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya. Dan yang paling penting adalah self, terbentuk dari diferensiasi medan fenomena. Juga bisa terbentuk lewat melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentudan dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisiten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan sruktur self dianggap sebagai ancaman, self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Rational Emotive Behavior adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Albert Ellis yang menekankan pada pentingnya peran pikiran pada tingkah laku. Asumsi yang menjadi dasar adalah orang tidak terganggu dengan peristiwa tetapi terganggu oleh pemahaman yang didapatnya ketika hidup. Orang harus berpikir, berperasaan, dan bertindak melawan pemikira-pemikiran yang mengecewakan. Konsep utama tentang kepribadian yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah teori ABCD (Activity-Beliefe-Consequences-Dispute). Activity (A) yang berarti hal-hal, kegiatan, pengalamanpengalaman pemicu atau peristiwa yang mendahului atau situasi yang menggerakkan individu (activating event), atau hal-hal lain yang terjadi di luar atau sekitar individu yang dianggap menjadi sumber atau menjadi penyebab ketidak bahagiaan. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan dan nilai yang terdapat dalam diri individu, yakni keyakinan yang Irrasional, serta pemikiran yang tidak layak terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa yang menimpa di luar atau pada diri individu. Belief dalam REBT terbagi menjadi dua yaitu (IB) irrasional beliefs yakni keyakinan-keyakinan yang irrasional atau tidak layak terhadap kejadian eksternal. Sedangkan yang kedua yaitu (RB) yaitu rational beliefs, yakni keyakinan-keyakinan yang rasional atau logis dan layak secara empirik mendukung kejadian eksternal. Keduanya saling berkaitan dimana proses terjadinya di dalam diri individu, yakni apa yang ia katakan atau yakini yang berhubungan dengan (A) secara terus menerus akan sangat berdampak terhadap dirinya. Consequences (C) yaitu konsekuensi-konsekuensi atau reaksi emosional seseorang sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang, sedih atau hambatan, yang berasal dari (B) beliefs atau keyakinan individu terhadap (A) peristiwa. Konsekuensi dalam REBT juga terbagi menjadi dua yaitu (IC) irrasioanal consequences dan (RC) rasional consequences. Irrasional consequences ialah konsekuensi-konsekuensi yang irrasional atau tidak layak yang berasal dari (A). Sedangkan rasional consequences ialah konsekuensi-konsekuensi rasional atau layak yang dianggap berasal dari keyakinan yang rasional yang mendukung kejadian eksternal (A). Dispute (D) atau dispute irrasional beliefs ialah keyakinan-keyakinan irrasional yang terdapat dalam diri individu yang saling bertentangan dan membantah apa yang dipikirkan. Keyakinan yang rasional dan irrasional dalam diri individu tentang peristiwa atau pengalaman-pengalaman yang mengaktifkan sistem keyakinan mereka akan saling bertentangan dan keyakinan yang rasional bertugas secara aktif untuk menolak keyakinan yang irrasional yang terdapat dalam diri individu. 2. Perilaku bermasalah menurut pendekatan client centered dan Rational Emotive Behavior Client centered mengasumsikan perilaku bermasalah adalah ketika tidak adanya hubungan kongruen antara self dan ideal self. Dalam perspektif pendekatan konseling rational emotive behavior tingkah laku bermasalah, didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional. 3. Review jurnal konseling dengan pendekatan client centered dan rational emotive behavior RIVEW JURNAL CLIENT CENTERED Client centered dikenal sebagai pendekatan dalam konseling. Bertolak darin peran konselor sebagai guru dengan beragam tindakannya dalam memberikan perlakuan terhadap siswa maka client condered sebagai model dalam konseling merupakan pendekatan, deskripsi proses konseling,tujuan konseling, teknik konseling , kelebihan dan keterbatasan serta hasil konseling dan penerapan dalam prooses belajar mengajar di sekolah. Client centered sebagai pendekatan, merupakan cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian. Asumsi perilaku bermasalah menurut Roger adalah ketika tidak adanya hubungan yang kongruen antara real self dan ideal selfnya serta self as thought to be seen others. Konseling inin beruapaya untuk meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu itub sendiri untuk menilai pengalamanya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan perasaan yang mengarah pada pertumbuhan. Nah dengan melalui penerimaan terhadap klien konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji, dan memandikann pengalaman sebelumnya kedalam konsep dirinya. Alat utamayang dibutuhkan konselor adalah hanya berupa wawancara, wawancara adalah alat utama dalamkonseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik. Client centered sebagai tujuan konseling adalah merupakan harapan yang ingin dimilki setelah proses konseling berlangsung. Untuk tujuan konseling yang hendak dicapai dalam hal ini adalah 1). Memberi kesempatan dan kebebasan klien untuk mengekspresikan prasaan_prasaanya, 2). Membantu individru untuk sanggup berdirri sendiri dalam mengadakan intergrasi dengan lingkungannya,3). Membantu individu dalam mengadakann perubahan dan pertumbuhan. Client centered sebagai teknik adalah merupakan suatu cara yang penekanan masalah ini adalah terhadap dalamm hal filosofis dan sikap konselor, dan mengutamakan hubungan konseling ketimbangb perkataan dan perbuatan konselor. Implementasi teknik konseling didasari oleh paham filsafat dan sikap konselor tersebut. Karena itu teknik konseling Roger berkisar antara lainpada cara-cara penerimaan pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain dan memahami klien.
RIVEW JURNAL RATIONAL EMOTVE BEHAVIOR
Beberapa hasil penelitian mendukujng bahwa rendahanya tingkat
resiliennsi dalam diri individu akan menimbulkan kerentanan terhadap resiko dari adversitas. Oleh karna itu, setiap individu perlu diajari keterampilan untuk mampu mengola dampak negatif dari adversitas menjadi kekuatan dan keterampilan untuk bertahan dalam lingkungan sarat tekanan dan untuk bangkit kembali menuju keberfungsian normal.
Alasan pemilihan pendekatan konseling rational emotive behavior untuk
meningkatkan reliensi adalah karena teori ini merupakan teori yang sudah cukup mapan dan jelas akar sejaraha maupun filososfinya, berbagai track record konseling rational emotive behavior membuktikan efektivitas dalam menangani perilaku malasuai yang disebabkan oleh pengalaman terhadap adversitas, konseling model ini punya konsep-konsep pokok yang sesuai diaplikasikan dalam upaya peningkatan resiliensi. Salah satu teknik dalam konseling ini yang paling mudah dipelajari olehb konseli adalah teknik pencitraan, karena tekniik ini dapat digunakan untuk melatih konseli memunculkan keyakinan rasional yang dapat menjadi sumber andal ujntuk mengatasi pengaruh dan konsekuensi negatif dari adversitas di masa lalu, tekanan di masa kini, maupun di maa mendatang yang berada di luar kendali. Dengan ini diharapkan konseli akan berubah menjadi pribadi yang lebih resilien.
Penelitian in bertujuan untuk menguji efektifitas konseling REB melalui
teknik pencitraan untuk meningkatkan resiliensi mahasiswa berstatus ekonomi- sosial lemahperlu ditingkatka agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk cepatb pulih dari keadaan yang sulit yang dia alami. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan kepada unit pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling dinperguruan tinggi, dosen, dam konselor di perguruan tinggi untuk meningkatkan resiliensi mahasiswa yang berstatus sosial-ekonomi lemah.
Prosedur Konseling, Kelemahan serta Kelebihan Client Centered
Dalam pandangan client centered peran konselor adalah yang pertama
konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan konseling melainkan dilakukan oleh klien itu sendiri. Kedua konselor merfleksikan perasaan-perasaan klien sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien. Ketiga konselor menerima kien dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun. Keempat konselor memberikan kebebasan pada klien untuk mengespresikan perasaan-perasaan sedalamnya dan seluasnya.
Client centered sebagai model pendeatan konseling bertolak dari peran
guru dalam memberikan perlakuan kepada siswa. Client centered mengasumsikan perilaku bermasalah adalah ketika tidak adanya hubungan yang kongruen antara real self dan ideal self. Deskripsi dari proses konseling dengan pendekatan client centered adalah: a) konseling memusatkan pada pengalaman individu. b) konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dalam menopang eksplorasi diri. c) melalui penerimaan terhadap klien konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji, dan memadukan pengalaman- pengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri. d) dalam me redefinisi pengalaman, individu dapat mencapai penerimaan diri dan orang lain serta dapat menjadi orang yan berkembang penuh. e) wawancara merupakan alat untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
Implementasi teknik konseling didasari oleh paham filsafat dan sikap
konselor. karena itu teknik rogeers menggunakan cara-cara penerimaan pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain dan mehamainya. Karena itu dalam teknik dapat digunakan sifat-sifat konselor yaitu: a) accaptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya, jadi konselor menerima secara netral. b) congruence artinya karakterisitik konselor adalah terpadu sesuai kata dengan perbuatan dan konsisten. c) understanding artinya harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaiman dari dalam diri klien itu. D) non-judgmental artinya tidak mmberi penilaian terhadap klien dan haru selalu objektif.
Dalam pendekatan konseling model client centered terdapat kelebihan
serta kekurang dalam model ini. Kelebihannya antara lain: pemusatan pada klien dan bukan terapis, hubungn dengan terapi sebagai hal utama dalam mengubah kepribadian, lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik, penekanan emosi dan perasaan dalam terapi, menawarkan perspektif yang lebih terbaru dan optimis, klien memiliki penglaman positif daam terapi ketika mereka fokus dala menyelesaikan masalahnya. Sementara kekuranganna antara lain adalah dalam proses konseling lebih efektif ketikan menggunakan bahasa verbal dan dengan klien yang cerdas, mengabaikan faktor ketidaksadaran dan insting naluri dan hanya berurusan dengan hal yang ada di permukaan saja.