1.1 PENDAHULUAN
Hidrolika merupakan salah satu bagian dari cabang ilmu mekanika fluida. Hidrolika
dipakai untuk studi, penclitian dan aplikasi dari sifat-sifat dan tingkah laku fluida yang
berhubungan dengan para ahli rekayasa (engineers). Secara lebih khusus bagi para ahli
praktisi yang lebih berkecimpung dalam fluida satu jenis saja yaitu air.
Ilmu Hidrolika oleh para ahli dan praktisi dipakai sebagai alat untuk pemahaman,
pengembangan sitem sosial dan system ekonomi mempunyai ketergantungan yang besar
terhadap infrastruktur fisik dalam kaitan nya dengan lingkngan alam, Peranan infrastruktur
keairan (penyedia air bersih, drainase, sungai dan lain lain) adalah sangat penting karena
merupakan bagian dari system infrastruktur yang mendukung system ekonomi dan system
sosial sekaligus, sebagai kerangka landasan kedua system itu.dalam keseimbangan harmoni
dalam alam lingkungan. System penyedia air memakai dasardasar aliran pada saluran terbuka
dan aliran pada pipa yang tergantung pada bentuk penampangnya, sedangkan sungai dan
drainase umumnya berdasarkan konsep aliran dalam pipa. Oleh karena itu, untuk memahami
infrastruktur tentang hidrolika mutlak diperlukan.
System drainase kota sebagai sarana untuk menyalurkan kelebihan air (terutama air
hujan), di kota masih belum dapat mengatasi persoalan banjir yang terjadi di beberapa kota
besar. Penyediaan air bersih dengan system jaringan pipa masih juga belum mampu mengatasi
kebutuhan air bersih terutama di kota-kota besar. Saluran irigasi mulai dari bendungan
(saluran primer) sampai ke saluran kuarter kemudian saluran pembuangan perlu direncanakan
dengan analisis yang matang, sehingga masing-masing saluran dapat bekerja dengan baik.
Dalam bidang Teknik Sipil, hidrolika merupakan bagian ilmu praktis yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan aliran zat cair. Maka, ilmu ini
harus dipahami dengan baik, bukan hanya melalui perkuliahan saja (teori, tetapi juga melalui
percobaan di lapangan, !raktikum adalah cara tersendiri untuk
memahami bagaimana teori tersebut dapat diterapkan, sehingga kita akan melihat perbandingan teori
dan kondisi sesungguhnya.
E = W4 . H (Nm=. Joule)
H = Tinggi (m)
Selanjutnya energi aliran dinyatakan dalam tinggi energi (=H) dan bisa juga dinyatakan bahwa E =
H = artinya tinggi energi.
Persamaan energi adalah perbandingan energi aliran dari section pertama dengan section kedua.
E1 = E2 + ꙱ H
P V2 P V2
Z1 + − =Z 2+ + + ∆ H
γa 2 g γa 2 g
Dimana : ∆ H =hғ +∆ Hm
L V2
hF = f. . (Mayor Losses)
D 2g
V2
∆Hm = k. (Minor Losses)
2g
L V2
h F =f
D 2g
Keterangan :
f = Koefisien gesek
V = Kecepatan (cm/s)
piezometer
rata-rata V. Faktor gesekan f ialah suatu faktor tanpa dimensi yang diperlukan untuk membuat
persamaan tersebut menjadi harga kehilangan atau kerugian yang benar. Semua besaran dalam
persamaan harga kehilangan atau kerugian yang benar. Semua besaran dalam persamaan tcsebut
kecuali f dapat diukur secara eksperimental. Adapun bilangan Reynold dapat didefinikan sebagai
berikut :
v ρDV
ℜ= =
μ / ρD μ
ρ 2
V = kekentalan kinematik fluida ( = =m / dtk )
μ
Selanjutnya dicari hubungan f dengan Re pada Diagram Moody untuk menentukan kesesuaian
pengukuran yang dilakukan,
Terjadinya perubahan geometrik penampang Pipa (dalam hal ini pelebaran) mengakibatkan energi
aliran berkurang. Hal ini terlihat dari perbedaan ketinggian piezometer ukur yang mengalami
penurunan. Selanjutnya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba ini dapat dihitung dengan
persamaan :
V2
∆ H e =K e .
2g
Dimana :
g = percepatan gravitasi
Jelaslah bahwa k3hilangan tinggi tc3kan sebanding dengan kuadrat kecepatan. Suatu cara untuk
m3mpermudah dalam menyatakan kerugian kecil dalam aliran adalah dengan sarana koefisien k,
yang biasanya ditentukan dengan eksperimen.
V2
∆ H c =kc . : dimana Cc = Koefisien penyempitan (kontraksi).
2g
Pintu sorong yang di gunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek tegak dengan tipe
aliran bawah. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang menjadi perhatian utama adalah
hubungan antara debit dengan distribusi tekanan pada pintu dan bentuk pinggiran pintu.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Fungsi
dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada suatu
sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik.
π = 3,140
Besarnya debit teori (Bernoulli) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
(2.2)
Debit Aktual (Qa) diperoleh dengan memasukkan harga koefisien kecepatan (Cv) dan koefisien
kontraksi (Cc) ke dalam persamaan (2.2), sehingga persamaan tersebut menjadi:
y1
C c= (2.3)
yg
Qa
C v= (2.4)
Q1
Dimana :
Gaya dorong yang bekerja pada Pintu sorong akibat tekanan hidrostatis dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
y 20 ρ ×Q 2a
Fg
[
= 0,5 × ρ × g × y 1
( )] [
y1
2
−1 − 2
b × y1 ( )]
1−
y1
y0
(2.6)
Dimana :
Aliran pada Pintu sorong adalah aliran tak mantap (unsteady flow) yang berubah tiba-tiba
sehingga muka air dari subkritis menjadi superkritis. Aliran yang keluar dari pintu biasanya memi
liki kecepatan tinggi yang dapat
Mengikis dasar saluran ke arah hilir. Perhitungan yang digunakan pada air loncat adalah
sebagai berikut :
1. Bilangan Froude
Bilangan Froude adalah bilangan tak bersatuan yang digunakan untuk mengukur
resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air dan membandingkan benda-
benda dengan ukuran yang berbeda-beda.
v
F ra=
√g × y
(2.7)
Di mana :
v ; Kecepatan aliran
y : Tinggi aliran
2. Kedalaman di hulu (ya) dan hilir (yb) air loncat memiliki hubungan sebagai berikut :
yb 1
ya
= ( 1+8 × Fr a ² ) −1
2 √
(2.8)
Di mana :
Fra : Bilangan Froude di hulu air loncat (titik a)
3. Energi spesifik
Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi air per
satuan berat pada penampang saluran, diperhitungkan terhadap dasar saluran. Saluran
dengan kemiringan kecil dan tidak ada kemiringan dalam aliran airnya ( α =1 ), maka
energi spesifik dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Q²
E ¿ y+
2 gA ²
(2.9)
Di mana :
E : Energi spesifik pada titik tinjau (cm)
y : Kedalaman air dititik ditinjau (cm)
Q : Debit aliran (cm³/a)
g : Percepatan gravitasi (cm²/s)
A : Luas permukaan basah (cm²)
Energi spesifik tertentu terdapat dua kemungkinan kedalaman, misalnya ya dan yb.
Kedalaman hilir disebut alternate depth dari kedalaman hulu dan begitu juga sebaliknya.
Keadaan kritis kedua kedalaman tersebut seolah menyatu dan dikenal sebagai kedalaman
kritis (yc).
Kedalaman air loncat sebelum loncatan selalu lebih kecil daripada setelah loncatan. Energi
spesifik pada kedalaman awal ya lebih besar daripada energi spesifik pada yb. Perbedaan
besarnya energi merupakan suatu kehilangan energi (∆ E) yang sebanding dengan
penurunan tinggi muka air (∆ h). Kehilangan energi disebabkan oleh gesekan fluida dengan
dinding pipa dan belokan pipa. Kehilangan energi dapat dihitung dengan persamaan :
( y b− y a ) ³
∆h ¿
4× ya× yb
(2.10)
2.3 AMBANG LEBAR DAN TAJAM
2.3.1 AMBANG LEBAR
Peluap disebut ambang lebar apabila B¿0,4 hu, dengan B adalah lebar peluap, dan hu adalah
tinggi peluap.
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah hulu ambang.
Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila dibandingkan dengan sebelum
dipasang ambang. Dengan demikian, pada penerapan di lapangan harus di antisipasi
kemungkinan banji di hulu ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana
untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran
subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan
saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran kritik,
selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan dengan adanya
terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar, setelah melawati ambang aliran dapat
pula berlaku sebagai aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi maka akan sangat
membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi penanganan tersebut
diantaranya dengan membuat peredam energy aliran, misalnya dengan memasang lantai
beton atau batu-batu cukup besar di hilir ambang.
Tingkat kekritikan aliran tersebut dapat ditentukan dengan mencari bilangan Froud dengan
persamaan :
v
F= . . . . . . . . (2.3)
√g . D
Keterangan :
d 24
P 1−P2
=
V 2 1−2
( )
. d 14 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
γ air 2g
Dalam kondisi keseimbangan didapat :
P1 +γ air ( ∆ H + y )=P2+ γ air . y +γ H g . ∆ H
P1 +γ air . ∆ H + γ air . y =P2+ γ air . y+ γ H g . ∆ H
P1 +γ air . ∆ H =P 2+ γ H g . ∆ H
P1 P γH
+∆ H = 2 + g ∆ H
γ air γ air γ air
P 1 P2 γ Hg ∆ H
− = −∆ H
γ air γ air γ air
P 1−P2 ( γ Hg−γ air ) ∆ H
=
γ air γ air
P 1−P2
=∆ H ( γ Hg−γ air ) ; dimana γ Hg=13,6 ; γ air =1
γ air
P 1−P2
=12,6 ∆ H
γ air
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
25,2 ∆ H . g
V 2 2=
d 24
( )
1−
d 14
Q= A 2 . V 2
( 0,25.3,14 . d 22 . (25,2. ∆ H . g ) ½ )
Q= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
(1−d 24 /d 14 ) ½
Dari data diketahui :
d1 = 3,14 cm
d2 = 2,00 cm
g = 981 cm/det2
maka persamaan (1) menjadi :
Q act =253,773 √ ∆ H
(penentuan nilai koefesien C saluran lihat pada lampiran)
Dimana : Q = Debit sebenarnya yang melewati ambang (cm³/det)
∆H = Selisih tinggi air raksa pada manometer (cmHg)
2.4 CURRENT METER
1. Perhitungan Debit
Untuk perhitungan debit pengaliran dalam percobaan ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
a) Pengukuran Langsung
Pengukuran kecepatan aliran yang langsung dilakukan di lapangan dengan
menggunakan alat ukur Current Meter. Adapun rumus yang digunakan :
Q=V . A −¿ ( m3 /det ) . . . . . . . . . . . . . . . . (1.1)
Dimana :
V = Kecepatan aliran dengan menggunakan alat ukur Current Meter(m/det)
l. = Luas penampang ( m2 )
No. L D V Q V R
T (detik) hL (m) γ
Percobaan gelasukur (cm) (m3) (m3/detik) (m/detik) e
Analisi perhitungan :
1. Volume air (V)
1 2
V= πd x L gelas ukur
4
1
V= 3,14 x 2,542 x 0,001
4
V = 0,005 m3
2. Debit (Q)
Q = volume/waktu
0,005
Q= = 0,000714 m3/detik
7,00
0,005
Q= = 0,000735 m3/detik
6,80
0,005
Q= = 0,000750 m3/detik
6,67
1 2
v=Q/( πd )
4
0,000714
v= 1 = 0,000089 m/detik
x 3,14 x 2,5 42
4
0,000714
v= 1 = 0,000091 m/detik
x 3,14 x 2,5 42
4
0,000714
v= 1 = 0,000093 m/detik
x 3,14 x 2,5 42
4
4. Menghitung hL (f=1)
L v2
hL = f x x
d 2g
Halaman 25
sampe 31
belum di ketik
pazri
Fh = 113,95
Maka dihitung :
F g 19,35
= =0,17
Fh 113,95
9. Perhitungan Fm
Diketahui :
B = 20
g = 9,81
yn = 4,8
Qn = 79,83
Maka dihitung :
10. Perhitungan
Diketahui :
Yb = 7,8
Ya = 4,8
maka dihitung :
yb 7,8
ukur= =1,625
ya 4,8
11. Perhitungan yb/ya teori
Diketahui:
yb = 3,9
ya = 2,8
maka dihitung:
yb 1
teori= ¿
ya 2
yb 1
teori= ¿
ya 2
12. Perhitungan L
Diketahui:
xa = 50
xb = 110
maka dihitung:
L=( x a −x b )
¿ 110−50=60 cm
13. Perhitungan ΔH
Diketahui:
yb = 3,9
ya = 2,8
maka dihitung
∆ H =¿ ¿
∆ H =¿ ¿
14. Perhitungan L/yb
Diketahui:
L = 50
yb = 3,9
maka dihitung:
L 46
= =12,82
y b 3,9
Diketahui : L = 82 y0 = 13,9
B = 19,7 y1 = 6,1
P = 11 y2 = 7,5
Hw = 2,6
a. Menghitung Debit
Q1 = 0,003 m3/s
Q2 = 0,001 m3/s
Q3 = 0,001 m3/s
Q1+Q 2+Q 3
Q rata-rata = = 0,002 m3/s
3
b. Menghitung luas penampang
A0 = B x y0 = 19,7 x 13,9 = 273,83 = 2,7 m
A1 = B x y1 = 19,7 x 6,1 = 120,17 = 1,2 m
A2 = B x y2 = 19,7 x 7,5 = 147,75 = 1,4 m
y1
Cv =
Q (√ ) y0
+1
B . y 1 . √ 2. g . y 0
0,5
=
0,2 ( √ 13,6 +1 )
=0,0002
19,7 x 2,2 √ 2 x 9,8 x 13,6
C. AMBANG TAJAM
TABEL PENGAMATAN PERCOBAAN AMBANG TAJAM
Debit Q y0 y1 y2 Hw Hw L1 B
(cm¿¿ 3/det )¿ ( (c (c (c (c (c (c Sketsa
cm ¿ m) m) m) m) m) m)
Diketahui : L = 92 y0 = 13,5
B = 19,7 y1 = 5,5
P = 10,5 y2 =6
Hw = 13,2
Hw = 1,1
a. Menghitung Debit
Q1 = m3/s
Q2 = m3/s
Q3 = m3/s
Q 1+Q 2 +Q 3
Q rata-rata = =¿ m3/s
3
b. Menghitung Luas Penampang
A0 = B x y0 = 19,7 x 13,5 = 265,95 = 2,6 m
A 1 = B x y1 =
A 2 = B x y2 =
c. Menghitung Kecepatan pada Suatu Titik
Q
V0 = = m2/s
A0
Q
V1 = = m2/s
A1
Q
V2 = = m2/s
A2
d. Menghitung Cw
Q 0,5
Cw = =
B . hw . √2. g .( Hw−hw) 19,7 x 1,1 √2 x 9,8 (13,2−1,1)
= 0,001
3.4 CURENT METER
3.4.1 ALAT-ALAT
1. Current Meter (ValeproofBFM 00281N 1339 seri No. 3175)
2. Flow Meter Control Unit
3. Galoon (Bak Ukur)
4. Roll Meter
5. Stopwatch
4.2 SARAN
Dari Praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik saran antara lain :
1. Sebaiknya agar tidak terjadi ketimpangan, setiap anggota pada kelompok
Tugas Besar praktikum berkas Perorangan.
2. Poisisi alat-alat praktikum sebaiknya lebih disesuaikan, agar sirkulasi
orang•orang