9 Bab Iii-Kp
9 Bab Iii-Kp
TINJAUAN UMUM
III-1
3.2.1. Bentuk dan Ukuran Tekstur Agregat A
III-2
Pengamatan ini dilakukan di Jl. Perdamaian. Paa pada STA 0+000
sampai STA 0+575. Proses penumpukan agregat lapangaan dapat
dilihat pada Gambar 3.1
d. Material yang telah dibasahi pada ruas jalan bagian kiri kemudian
dipadatkan ulang dengan menggunakan Vibrator Roller. Dapat dilihat
pada Gambar 3.3
III-3
Gambar 3.3. Pemadatan Material
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
III-4
pemadatan di laboratorium.
Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai kepadatan
yang mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang bekerja di
atasnya. Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan
didapat suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang
diinginkan. Pengujian di lapangan untuk menentukan kerapatan tanah.
Sand cone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian dalam hal ini
untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan dengan menggunakan
pasir baik itu lapisan tanah atau perkerasan lapisan tanah yang dipadatkan.
Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan
dilapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli ataupun
hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif
maupun tanah non kohesif.
a. Peralatan
1. Mistar perata.
2. Sekop kecil.
3. Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci.
4. Botol transparan kapasitas 9 kg.
5. Pahat.
6. Timbangan digital.
7. Wadah (plastik hitam).
8. Palu.
b. Bahan
1. Tanah di lapangan.
2. Pasir Kuarsa ; pasir yang memenuhi ketentuan yaitu bersih, keras, kering,
dan bisa mengalir bebas serta tidak mengandung bahan pengikat. Selain
itu juga bergradasi 0.075 mm – 2 mm.
3. Air.
III-5
3.4.3.1. Prosedur Pelaksanaan
3.4.3.2. Pengolahan Data dan Pengendalian Mutu Metode Sand Cone
A. Pelaksanaan pengambilan tanah/lapis pada dasar pondasi yang diuji pada Jl.
Kelurahan Batu Plat di STA 0+025, STA 0+0100 dan STA 0+200 adalah
sebagai berikut :
1. Ratakan permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang diuji
III-6
Gambar 3.6 Penimbangan Berat Hasil Galian
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
III-7
2. Timbang botol dengan corong dan pasir. Dapat dilihat pada Gambar 3.8
3. Tempatkan pada plat dudukan corong dengan lubang tepat pada corong
menghadap ke bawah dan botol di atas, Dapat dilihat pada Gambar 3.9
Gambar 3.9 Corong dan Botol Pasir di Taruh di Lubang yang disediakan
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
4. Buka kran dan biarkan pasir mengalir mengisi lubang dan corong sampai
penuh
5. Setelah pasir berhenti mengalir, tutup kran dan timbang kembali botol +
corong + sisa pasir
6. Beberapa perhitungan terkait pengujian Sand Cone
1. Penentuan volume/isi botol yang digunakan yang dimanfaatkan adalah air,
yang sudah diketahui massa jenisnya adalah 1 kg/lt atau 1 kg/dm³ atau 1
g/cm³. Untuk keperluan praktis dianggap berat isi air = massa jenis air,
dengan mengabaikan faktor percepatan gravitasi yang berbeda antar
lokasi. Untuk mendapatkan volume/isi botol yang digunakan, timbang berat
1) botol + corong (kosong)
III-8
2) botol + corong + air
V1 = W2 − W 1
Keterangan :
V1 = isi/volume botol (cm3)
W c =W 4−W 5
III-9
Keterangan :
WC = berat pasir dalam corong (gr)
Keterangan :
W10= berat pasir dalam lubang (gr)
W 10
Ve =
γS
Keterangan :
γs = berat isi pasir (gr/cm3)
Keterangan :
γw= berat isi tanah (gr/cm3)
γw
γ d= ∗100 %
100+ W c
III-10
Keterangan :
γd = berat isi kering tanah (gr/cm3)
Lapis pondasi HRS-Base adalah salah satu jenis campuran aspal panas
yang digunakan untuk lapis pondasi atas yang berfungsi sebagai lapis
perkerasan penahan beban roda kendaraan. Lataston (lapis tipis aspal beton)
lapis pondasi HRS Base merupakan campuran material pasir, abu batu, batu
pecah ½, batu pecah 3/4 dan aspal (sebagai bahan pengikat) sesuai dengan
komposisi campuran pada Job Mix Desain (JMD), dicampur dalam Asphalt
Mixing Plant (AMP) dengan suhu maksimal 155˚C, serta ketebalan padat 2,5 cm
atau 3 cm. Pada pekerjaan ini mencakup beberapa tahap pekerjaan yaitu
pembuatan central line, prime coat (lapis resap pengikat) dan take coat (lapis
pengikat), selanjutnya pelaksanaan pekerjaan aspal yang meliputi pengangkutan
campuran aspal dari quarry di Bipolo, proses pengangkutan, penghamparan
menggunakan finisher, pemadatan menggunakan tandem roller dan proses
finishing mengunakan Tyre Roller (TR). Setelah pelaksanaan pekerjaan aspal,
maka dilakukan quality control (Core Drill) untuk mengetahui ketebalan dan
kepadatan.
a. Bahan/Material
Material agregat kasar (batu pecah 2/3 dan batu pecah 1/2) dan agregat halus
(pasir dan abu batu) dengan proporsi yang telah direncanakan, melalui
driyer/pengering, dipanaskan dan dikeringkan dengan suhu 155–1750C, bersama
aspal dengan jumlah terkontrol dicampur di dalam drum mixer yang selanjutnya
campuran beraspal dimasukkan ke dalam silo penampung dan dimasukkan lagi
ke dalam truck pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
III-11
Gambar 3.10. Pengangkutan HRS-Base dari AMP
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
b. Peralatan
1. Aspahalt Mixing Plant (AMP)
2. Asphalt Sprayer
3. Dump Truck
4. Asphalt Finisher
5. Tandem Roller
6. Tyre Roller
7. Water Tank Truck
8. Peralatan manual, alat bantu : Kereta Dorong, Sekop, Alat bantu.
c. Tenaga Kerja
1. Operator dan pembantu perator tiap-tiap alat berat
2. Pekerja
Lapis Resap Pengikat Aspal Cair atau Prime Coat adalah Aspal yang
telah dicampur dengan air dan di siram di atas permukaan agregat kelas A pada
bagian badan jalan yang telah dipadatkan sejauh segmen yang dikerjakan. Lapis
resap pengikat aspal cair di siram menggunakan Asphalt Sprayer. Fungsi dari
lapis resap pengikat aspal cair :
1. Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal.
2. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan
sebelum dilapisi dengan campuran aspal.
3. Menjaga lapis pondasi agregat dari cuaca tidak menentu, khususnya hujan.
Jadi, ketika permukaan agregat telah disiram prime coat, air yang akan
III-12
membuat agregat menjadi berlubang dan dapat menyebabkan kerusakan
struktur jalan tidak dapat lagi masuk kedalam lapis pondasi agregat.
4 Data Lapangan
Waktu pelaksanaan pekerjaan penyiraman lapis resap pengikat ini dilakukan
pada Jl. Dalek Esa, Kelurahan Oesapa Segmen 1 dan 2 dengan total panjang
jalan 165 m selama sehari dengan waktu efektif pekerjaan.
5 Peralatan
a. Pick Up
b. Asphalt Sprayer
c. Water Tank Truck
d. Peralatan manual, alat bantu : Kereta Dorong, Sekop, Alat bantu.
6 Tenaga Kerja
a. Operator Pick Up
b. Pekerja Asphalt Sprayer
7 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan lapis resap pengikat
aspal cair ini adalah 2 drum berisikan aspal cair dan 1 drum air yang telah
lolos uji laboratorium.
III-13
Gambar 3.11 Prime Coat pada Badan Jalan
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
III-14
Gambar 3.13 Pemadatan Badan Jalan oleh Tandem Roller
Sumber : Dokumentasi lapangan, 2021
III-15