Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

vol. 3, no. 2, 2015, 184-189 Received 22 October 2015


ISSN: 2337-7887 (print version) Accepted 26 November 2015

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP


EFISIENSI BIAYA KUALITAS

Abi Hamdani1) Irsutami, S.E., M.Acc., Ak.2)

1) Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461, email:


noerzam.abi@gmail.com
2) Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461, email: tami@polibatam.ac.id

Abstrak – Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meniliti pengaruh Total Quality
Management (TQM) terhadap efisiensi biaya kualitas pada perusahaan manufaktur dikota Batam
berdasarkan persepsi karyawan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda
dengan metode penelitian assosiatif dalam penelitian ini dimasukan 6 subvariabel dari TQM yaitu
fokus pada pelanggan, obsesi pada kualitas, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pelatihan
dan pendidikan serta pemberdayaan dan keterlibatan karyawan diukur pengaruhnya melalui uji
regresi berganda, uji f, uji t, dan uji r2. Hasil dari penelitian menunjukkan hubungan yang lemah
secara individual antara sub variabel TQM terhadap efisiensi biaya produksi, kesimpulan yang
ditarik berdasarkan hasil statistik adalah bahwa fokus pada pelanggan, obsesi pada kualitas,
kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pelatihan dan pendidikan serta pemberdayaan dan
keterlibatan karyawan tidak berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap peningkatan efisiensi
biaya produksi.

Kata Kunci Total Quality Management (TQM), Biaya Kualitas, dan Persepsi Karyawan.

Abstract - This study is conducted with the aim to observe influence of total quality management
(TQM) toward the efficiency cost of quality in manufacturing companies in Batam city, based on the
perception of employees. The analysis technique used is multiple linear regressions with associative
research method. This study include 6 subvariable of TQM which is focused on the customer,
obsession on quality, teamwork, continuous improvement, training and education and empowerment
and influence employee engagement measured through multiple regression test, f test, t test, and r2
test. The results of the study indicate weak correlation between sub variable TQM individually to the
efficiency of the cost of quality, the conclusion drawn based on the statistical results is to focus on
customer, obsession on quality, teamwork, continuous improvement, training and education and the
empowerment and involvement of employees does not affect the partial and simultaneously to increase
the efficiency of the cost of quality.

Keywords: Total Quality Management (TQM), Quality Costs, and Employee Perception

1. PENDAHULUAN kelangsungan hidup perusahaan serta


meningkatkan laba bersih perusahaan. “Proses
Pada masa sekarang, pandangan manajemen produksi pada perusahaan manufaktur yang
tradisional sudah banyak ditinggalkan oleh mengacu pada perbaikan kualitas akan
perusahaan-perusahaan manufaktur termasuk menghasilkan produk yang berkualitas yang
industri manufaktur di kota Batam, mereka bebas dari kerusakan, itu berarti pemborosan
berpacu dalam perbaikan dan peningkatan dan infesiensi dapat dihindarkan sehingga
kualitas dengan membangun sistem kualitas ongkos produksi perunit akan menjadi lebih
modern seperti TQM dengan tujuan murah” Gaspersz [1]. Pertama, proses produksi
meningkatkan daya saing, menjaga pada perusahaan manufaktur yang menerapkan

184 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887
TQM akan menghasilkan desain produk yang ditanggung perusahaan akibat tidak
sesuai kualitas bahwa telah memenuhi dilakukannya perbaikan dan peningkatan
keinginan dan harapan pelanggan sehingga kualitas produk dibandingkan, perusahaan akan
layak secara ekonomis untuk diproduksi dan memilih untuk memulai melakukan perbaikan
akan habis terjual. Kedua, dalam kualitas dan peningkatan kualitas secepat mungkin. Hal
konformasi bahwa pembuatan produk sudah ini seperti diungkapkan oleh Deming dalam
sesuai dengan spesifikasi yang telah didesain Gaspersz [1] “setiap upaya perbaikan kualitas
sebelumnya sehingga menghasilkan output yang akan menghilangkan atau mengurangi
bebas dari kerusakan atau cacat sehingga tidak pemborosan yang ada dalam sistem itu,
terjadi pemborosan inpeksi dan pengerjaan sehingga biaya per unit produk akan berkurang.
ulang. Proses terakhir adalah kualitas pemasaran Dengan demikian reduksi biaya atau efisiensi
dengan pendistribusian produk yang cepat, biaya dapat dilakukan melalui perbaikan
pemiliharaan yang tepat waktu dan pelayanan kualitas”.
purna jual yang menjadi fokus utama.
Berdasarkan uraian di atas bahwa perusahaan- 2.1 Biaya Kualitas
perusahaan manufaktur yang menerapkan Total Biaya kualitas merupakan biaya yang terjadi
Quality Management akan dapat mereduksi karena adanya kesadaran akan perlunya
biaya kualitas, sedangkan proses tersebut terdiri menghindari kesalahan sehingga tidak terjadi
dari aktivitas-aktivitas fungsional yang pemborosan atau biaya yang terjadi karena
mengorbankan sumber daya, untuk itu penulis adanya kesalahan pada produk yang sudah
ingin meneliti kebenaran apakah dengan terlanjur dan harus diperbaiki (Blocher, Lin, &
menerapkan Total Quality Management dapat Chen) [2]. Sudah seharusnya perusahaan tidak
menciptakan efisiensi biaya kualitas, yang meraba-raba kualitas produk yang akan
dituangkan kedalam skripsi yang berjudul “ diproduksi dengan menginpeksi atau
PENGARUH PENERAPAN TOTAL menyortirnya setelah produk selesai diproduksi
QUALITY MANAGEMENT TERHADAP karena merupakan tindakan sia-sia apabila tidak
EFISIENSI BIAYA KUALITAS” pada diawali dengan standarisasi atau ketentuan-
industri manufaktur di Kota Batam. ketentuan kulitas yang terus diperbaiki dan
diperbaharui.
2. LANDASAN TEORI Gaspersz [1] mengkategorikan biaya kualitas ke
dalam empat jenis biaya, yaitu:
Dalam hal memperbaiki kualitas produk secara
terus menerus tentu akan memerlukan biaya, 1) Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure
sebaliknya dengan tidak melakukan perbaikan Costs)
kualitas atau hanya melakukan inspeksi untuk 2) Biaya Kegagalan Eksternal (External
menyortir produk buruk akan menyebabkan Failure Costs)
kemungkinan produk yang diproduksi cacat 3) Biaya Penilaian (Appraisal Costs)
akan banyak ditemukan serta akan terjadi 4) Biaya Pencegahan (Prevention Costs).
banyak penyimpangan karena proses perbaikan
tidak dilakukan atau diabaikan sehingga 2.2 Total Quality Management
menyebabkan pemborosan dalam jumlah besar Gaspersz [1] mendefinisikan TQM “Sebagai
dan berulang. Kepuasan pelanggan akan produk suatu upaya meningkatkan Performasi secara
menurun bahkan tidak percaya karena tidak terus-menerus pada setiap level operasi atau
adanya perbaikan kualitas, produk tidak mampu proses, dalam setiap area fungsional dari suatu
bersaing dan pada akhirnya menyebabkan organisasi, dengan menggunakan semua sumber
peusahaan dipaksa mundur dari persaingan daya manusia dan modal yang tersedia.”
industri. Apabila biaya yang dikeluarkan untuk Definisi yang diungkapkan oleh Gaspersz
melakukan perbaikan kualitas secara terus adalah berdasarkan dari definisi pakar TQM
menerus dan kerugian yang ditanggung yaitu Edward Deming, hal senada juga
perusahaan akibat kegagalan produksi seperti diungkapkan oleh beberapa pakar manajemen
produk reject, produk yang tidak memenuhi modern yang mana apabila menurut hemat
kepuasaan pelanggan atau kerugian yang penulis dapat disimpulkan bahwa setiap
perbaikan kualitas yang dilakukan perusahaan
185 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887
dengan terus menerus dan melibatkan 2.4 Hipotesis
organisasi, pelanggan serta pasar akan Ha : Total Quality Management (TQM) yang
menciptakan sebuah antisipasi kerugian dalam diwakili oleh Fokus pada pelanggan, Obsesi
jumlah besar yang pasti terjadi apabila Terhadap Kualitas, Kerjasama Tim, Perbaikan
perusahaan tidak melakukannya. Dengan kata berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan,
lain perusahaan dapat menekan pemborosan dan Pemberdayaan dan keterlibatan Karyawan
inefisiensi sehingga perusahaan akan berpengaruh terhadap efisiensi biaya kualitas
mendapatkan laba yang terus-menerus baik secara simultan maupun secara parsial.
meningkat seiring dengan kualitas yang terus-
menerus meningkat. Menurut Goetsch dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Davis dalam Harrington [3] pada dasarnya ada
10 elemen dari Total Quality Management yang 3.1 Instrumen Penelitian dan Operasional
harus menjadi perusahaan dalam mendukung Variabel
penerapan TQM Yaitu: Metode yang digunakan dalam penelitian ini
1. Fokus pada pelanggan adalah asosiatif dengan teknik analisis regresi
2. Obsesi terhadap kualitas berganda yang bertujuan untuk mengetahui
3. Pendekatan ilmiah pengaruh hubungan antara variabel-variabel
4. Komitmen jangka Panjang TQM terhadap variabel efisiensi biaya kualitas.
5. Kerjasama tim Variabel-variabel dalam instrument tersebut
6. Perbaikan berkesinambungan diukur dengan skala interval dengan teknik
7. Pendidikan dan pelatihan penilaian skala likert yaitu; 5 poin [4].
8. Kebebasan terkendali Kuesioner untuk memperoleh data primer
9. Kesatuan Tujuan tentang Total Quality Management dikutip dari
10. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan penelitian yang dilakukan (Sari, 2009) [5] yang
mana kuesioner Fokus pada pelanggan
2.3 Hubungan antara Biaya Kualitas dan dikembangkan oleh (Hajjat, 2002) [6],
Total Quality Management kuesioner obsesi terhadap kualitas
Perbaikan kualitas adalah hal yang mutlak harus dikembangkan oleh (Harrington, 2000) [3],
dilakukan oleh perusahaan untuk bertahan kuesioner kerjasama tim dikembangkan oleh
dalam persaingan, setiap peningkatan kualitas (Daft, 1998) [7], kuesioner perbaikan sistem
akan selalu diikuti oleh biaya, perusahaan tidak secara terus-menerus dikembangkan (Zeitz,
akan bisa menghindari biaya tersebut walaupun 1997) [8], kuesioner pendidikan dan pelatihan
produk yang dihasilakan sudah diproses dengan dikembangkan oleh (Barker, 1999) [9] dan
benar sejak awal. Perusahaan hanya bisa terakhir kuesioner keterlibatan dan
mengatur bagaimana bisa menciptakan pemberdayaan karyawan dikembangkan oleh
penghematan biaya dalam melakukan (White, 1973) [10]. Kuesioner untuk mengukur
peningkatan kualitas untuk tetap dapat efisiensi biaya kualitas melalui reduksi biaya
keuntungan, dicintai pelanggan dan bisa penilaian, pencegahan, biaya kegagalan
memenangi persaingan. internal dan eksternal dikembangkan oleh
TQM adalah jawaban yang tepat untuk (Irawana, 2009) [11] yang dikutip dari Korry
menjawab hal tersebut, bahkan perusahaan (2007).
mendapatkan nilai lebih dari penerapan TQM
tersebut. 3.2 Populasi, Sampel dan Metode Penarikan
Biaya kualitas akan menurun dengan sendirinya Sampel
seiring waktu apabila tools dari TQM diterapkan Populasi dalam penelitian ini perusahaan
secara konsisten pada perusahaan. Hal itu manufaktur yang ada di Batam yang berjumlah
karena perusahaan mencapai kualitas yang 289 perusahaan. Jumlah sampel yang diambil
diharapkan pelanggan, kesalahan-kesalahan dan adalah sebanyak 36 perusahaan, tapi hanya 24
pemborosan terus-menerus berkurang, perusahaan yang bersedia mengisi dan
peningkatan loyalitas dan integritas kerja mengembalikan kuesioner. Setiap perusahaan
karyawan dan tentunya semua itu meningkatkan mengisi 10 kuesioner yang dibagi ke dua
profitabilitas dan daya saing. bagian yaitu bagian produksi 5 kuesioner dan
bagian quality control 5 kuesioner sehingga
186 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887
kuesioner yang diolah berjumlah 240 X1 = Fokus Pada Pelanggan
kuesioner. Teknik penarikan sampel X2 = Obsesi terhadap kualitas
menggunakan teknik purposive sampling, X3 = Kerjasama Tim
dengan kriteria setiap perusahaan 5 bagian X4= Perbaikan berkesinambungan
produksi dan 5 bagian quality control. X5= Pendidikan dan pelatihan
X6= Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
3.3 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a= Konstanta
Butir pernyataan kuesioner dinyatakan valid jika b1, b2, b3, b4, b5, b6= Koefisien Regresi
nilai rhitung > rtabel. Dengan rtabel= 0,127 maka e= error
semua butir pernyataan yang digunakan
dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung> Tabel 2. Regresi Linear Berganda
rtabel. Std.
Variabel B error
(Constant) 51.559 7.969
Fokus pada pelanggan 0.033 0.123
Obsesi Pada Kualitas 0.101 0.110
Tabel 1. Uji Reliabilitas
Kerjasama Tim -0.200 0.165
Variabel alpha- Perbaikan
Cronbac Berkesinambungan 0.314 0.199
h
Pendidikan dan Pelatihan 0.180 0.085
Fokus pada Pelanggan 0.666
keterlibatan Karyawan 0.010 0.063
Obesesi Terhadap Kualitas 0.633
Kerjasama Tim 0.635
Y = 51,599 + 0,33 X1 + 0,101 X2 + -0,200 X3
Perbaikan Berkesinambungan 0.639
+ 0,314 X4 + 0,180 X5 + 0,010 X6 + e
Pendidikan dan Pelatihan 0.633
Keterlibatan & Pemberdayaan 0.648 a. 51,599 adalah nilai konstanta yang
Karyawan merupakan nilai biaya kualitas apabila
Biaya Kualitas 0.654 keenam komponen dari TQM tersebut
diterapkan secara konstan.
Butir pernyataan kuesioner dalam penelitian ini b. Koefisien X1 (b1) = 0,033
dinyatakan reliabel karena nilai alpha-Cronbach menunjukkan bahwa nilai fokus pada
masing-masing variabel penelitian, yang pelanggan (X1) berpengaruh positif
terhadap efisiensi biaya kualitas (Y)
ditunjukkan pada tabel 1, lebih besar dari 0,60.
dapat diartikan apabila fokus pada
pelanggan ditingkatkan akan
3.4 Analisis Data meningkatkan efisiensi biaya kualitas
Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi sebesar 0,033.
20.0. Analisis regresi berganda digunakan untuk c. Koefisien X2 (b2) = 0,101
menganalisis bagaimana pengaruh Total Quality menunjukkan bahwa obsesi terhadap
Management (TQM) yang diwakili oleh fokus kualitas (X2) berpengaruh positif
pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, terhadap efisiensi biaya kualitas (Y)
kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, dengan kata lain apabila variabel obsesi
pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan dan terhadap kualitas ditingkatkan, maka
keterlibatan karyawan berpengaruh terhadap akan meningkatkan efisiensi biaya
efisiensi biaya kualitas dengan model persamaan kualitas sebesar 0,101.
regresi dinyatakan sebagai berikut: d. Koefisien X3 (b3) = -0,200
menunjukkan bahwa variabel kerjasama
Y= a + b1X1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 tim (X3) berpengaruh negatif terhadap
+e efisiensi biaya kualitas (Y) dengan kata
lain apabila variabel kerjasama tim
Y= Biaya Kualitas

187 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887
ditingkatkan, maka akan menurunkan
efisiensi biaya kualitas sebesar 0,200. Fokus Pada Pelanggan 0.265 0.791
e. Koefisien X4 (b4) = 0,314 Obsesi Pada Kualitas 0.914 0.362
menunjukkan bahwa variabel perbaikan -
berkesinambungan (X4) berpengaruh Kerjasama Tim 0.228
1.208
positif terhadap efisiensi biaya kualitas Perbaikan
(Y) itu menunjukkan bahwa apabila 1.580 0.115
Berkesinambungan
perbaikan berkesinambungan Pendidikan dan Pelatihan 2.126 0.035
ditingkatkan maka akan meningkatkan keterlibatan Karyawan 0.153 0.878
efisiensi biaya kualitas sebesar 0,314.
f. Koefisien X5 (b5) = 0,180
menunjukkan bahwa variabel Tabel 3 diatas menunjukan uji t dari keenam
pendidikan dan pelatihan (X5) variabel independen tidak satupun yang
berpengaruh positif terhadap efisiensi memiliki nilai profitabilitas (sig.) < 0,05 yang
biaya kualitas (Y), maksudnya adalah berarti bahwa enam variabel independen tersebut
apabila variabel pendidikan dan tidak mempengaruhi variabel biaya kualitas
pelatihan ditingkatkan maka akan secara parsial.
meningkatkan efisiensi biaya kualitas
sebesar 0,180.
g. Koefisien X6 (b6) = 0,010 Tabel 3. Analisis Regresi (Simultan)
menunjukkan bahwa variabel
pemberdayaan dan keterlibatan Model 1 F Sig.
karyawan (X6) berpengaruh positif Regression 1.208 0.303
terhadap efisiensi biaya kualitas (Y).
Apabila variabel pemberdayaan dan Dapat dilihat dari tabel diatas dengan
keterlibatan karyawan ditingkatkan, membandingkan nilai f hitung dan f tabel serta
maka akan meningkatkan efisiensi
nilai profitabilitas (sig.) dengan alpha (α) adalah
sebesar 0,010.
h. Standar error (e) menunjukkan tingkat 1.208 (f hitung) < 2,137 (f tabel) dan nilai
kesalahan pengganggu. profitabilitas (sig.) > nilai alpha (α) yaitu 0,303 >
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam
Dari interprestasi hasil pengujian regresi linear variabel yang digunakan sebagai variabel bebas
berganda di atas bahwa variabel kerjasama tim yang merupakan komponen dari TQM tidak
(X3) memiliki nilai negatif terhadap efisiensi
berpengaruh secara bersama-sama atau simultan
biaya kualitas mungkin dari sisi penelitian hal
itu disebabkan oleh sampel yang diambil adalah terhadap efisiensi biaya kualitas.
dari dua departemen yang berbeda dan juga
dipengaruhi oleh responden yang memiliki masa Tabel 5. Adjusted R Square
kerja kurang dari dua tahun. Dari sisi internal Model R Square Adjusted R Square
masing-masing perusahaan mungkin disebabkan 1 0.03 0.005
oleh tidak adanya pertemuan kelompok yang
memberikan kesempatan bagi karyawan di dua Nilai Adjusted R2 tabel 4.27 dengan nilai 0,005
departemen tersebut untuk membicarakan atau 0,5% sehingga dapat diambil kesimpulan
konflik serta inisiatif perbaikan kualitas karena
bahwa variabel bebas dapat menjelaskan
karyawan hanya menjalankan prosedur yang
telah ditetapkan oleh level yang lebih tinggi variabel dependen sebesar 0,5%.
sehingga membuat para responden tidak merasa
puas berada dalam tim.

Tabel 3. Analisis Regresi Model 1 (Parsial)


Variabel T Sig.

188 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887
4. KESIMPULAN DAFTAR REFERENSI

Berdasarkan interprestasi hasil dari pengujian [1] Gaspersz, V. (2001). Metode Analisis untuk
Peningkatan kualitas. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan Utama.
bahwa Enam komponen TQM yang dijadikan
variabel dalam penelitian yaitu fokus pada [2] Blocher, Lin, & Chen. (2000). Manajemen Biaya, Edisi
pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerjasama Pertama, Jilid II. Jakarta: Salemba Empat
tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan
dan pelatihan serta pemberdayaan dan pelatihan [3] Harrington, D. a. (2000). An Empirical Study of
Service Quality Implementation . the service industries
tidak mempengaruhi biaya kualitas secara
Journal,vol 20.
parsial pada perusahaan manufaktur di Batam.
Enam komponen TQM yang dijadikan variabel [4] Ghozali, i. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate
dalam peneitian yaitu fokus pada pelanggan, dengan Program SPSS (Vol. IV). Semarang: UNDIP.
obsesi terhadap kualitas, kerjasama tim,
perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan [5] Sari, D. M. (2009). Pengaruh Total Quality
pelatihan serta pemberdayaan dan pelatihan Management Terhadap Kinerja manajerial pada PT Super
Andalas Steel. Respitory USU.
tidak mempengaruhi biaya kualitas secara
simultan. [6] Sari, D. M. (2009). Pengaruh Total Quality
Dari nilai adjusted R2 0,005 atau 0,5% Management Terhadap Kinerja manajerial pada PT Super
menunjukkan adanya indikasi bahwa efisiensi Andalas Steel. Respitory USU.
biaya kualitas sangat rendah dijelaskan oleh
fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
[7] Hajjat, M. M. (2002). Customer Orientation:
kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, Construction and validation of the custor Scale, Marketing
pendidikan dan pelatihan serta pemberdayaan Intelligence and Planning.
dan pelatihan.
Keterbatasan dalam penlitian ini adalah
penilaian efisiensi biaya kualitas hanya terhadap [8] Daft, R. L. (1998). Understanding Management.
persepsi karyawan tanpa mengikutsertakan Dryden press.
laporan keuangan perusahaan tentang biaya
kualitas, selanjutnya jumlah komponen TQM [9] Zeitz, g. R. (1997). An employee survey measuring
yang diikutsertakan oleh peneliti hanya 6 dari total quality management practices and culture. group and
10 komponen. organization management .
Perusahaan dapat memilih untuk menerapkan
sistem manajemen modern yaitu TQM atau
[10] Barker, W. E. (1999). The Synergistic effect of market
sistem manajemen tradisional, tapi untuk
orientation and learning orientation on organizational
meningkatkan daya saing dalam industri dan perfomance. Journal of the academy of marketing science..
bisnis sekarang ini sertifikasi ISO dan
pengakuan kualitas dari internasional adalah hal
yang mutlak karena konsumen semakin sadar [11] White, J. a. (1973). Effects of Personal values on the
kualitas dan pesaing semakin gencar relationship between participation and job attitudes.
meningkatkan kualitas, dengan kata lain quality administrative science .
improvement adalah hal yang mutlak untuk
dilakukan dan itu memerlukan sistem yang [12] Irawana, S. (2009). Hubungan Total Quality
terintegritas. Management dengan Biaya Kualitas pada PT. Socfindo
Untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang Medan. USU Repository.
sama diharapkan dapat mengikutsertakan nilai
biaya kualitas yang diperoleh dari laporan
[13] Sari, D. M. (2009). Pengaruh Total Quality
keuangan secara langsung bukan melalui Management Terhadap Kinerja manajerial pada PT Super
persepsi karyawan dan memasukan semua Andalas Steel. Respitory USU.
komponen TQM dalam penelitian.

189 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | 2015 Vol. 3(2) 184-189 | ISSN: 2337-7887

Anda mungkin juga menyukai