Anda di halaman 1dari 162

HUBUNGANFAKTOR PREDISPOSISI, PENGUAT

DAN PEMUNGKINDENGANTINDAKAN
PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU
DI PUSKESMAS PENANGGALAN
DAN PUSKESMAS JONTOR

TESIS

Oleh

IDA SARIANI
NIM : 167032027

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

RELATIONSHIP OF PREDISPOSING, REINFORSING AND


ENABLING FACTORS WITH PREVENTION FROM
TB PARU CONTAGION AT PENANGGALAN
PUSKESMAS AND JONTOR PUSKESMAS

THESIS

By

IDA SARIANI
NIM : 167032027

MASTER IN PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF PUBLICH HEALTH
UNIVERSITY SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI, PENGUAT


DAN PEMUNGKIN DENGAN TINDAKAN
PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU
DI PUSKESMAS PENANGGALAN
DAN PUSKESMAS JONTOR

TESIS

DiajukanSebagai Salah SatuSyarat


untukMemperolehGelar Magister KesehatanMasyarakat
dalam Program Studi S2 IlmuKesehatanMasyarakat
PeminatanPromosi Kesehatan
padaFakultasKesehatanMasyarakatUniversitas Sumatera Utara

Oleh

IDA SARIANI
NIM : 167032027

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Telah diuji dan dipertahankan

Pada Tanggal : 29 April 2019

TIM PENGUJI TESIS


KETUA : Dr. dr. Linda T. Maas, MPH
Anggota : 1. dr. Fazidah Aguslina Siregar, M.Kes.Ph.D
2. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M
3. dr. Rahayu Lubis, M.Kes Ph.D

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Pernyataan Keaslian Tesis

Saya menyatakan dengan ini bahwa Tesis saya yang berjudul “Hubungan

Faktor Predisposisi, Penguat dan Pemungkin Dengan Tindakan Pencegahan

Penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor” beserta

seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan di sebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau kalim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, 29 April 2019

(Ida Sariani)

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Abstrak

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
dunia. WHO menyebutkan bahwa sekitar 1,3juta orang meninggal disebabkan
oleh TB paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor
predisposisi, penguat dan pemungkin dengan tindakan pencegahan penularan TB
paru di Puskesmas Penanggalandan Puskesmas Jontor Tahun 2018. Jenis
penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional dengan
sampel berjumlah 65 orang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Penanggalan
dan Puskesmas Jontor Kota Subulussalam. Pengambilan sampel dilakukan dengan
total populasi. Variabel independen adalah faktor predisposisi (umur, jenis
kelamin, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap), Penguat (dukungan
keluarga, peran petugas) dan pemungkin (ketersediaan masker, ketersediaan
tempat penampungan dahak, ketersediaan obat). Variabel dependen adalah
tindakan pencegahan penularan TB paru. Data diperoleh dengan wawancara
menggunakan kuesioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Simple
Logistik Regresion Hasil analisis Simple Logistik Regresion menunjukkan bahwa
ada hubungan faktor predisposisi (jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap),
penguat (dukungan keluarga) dan pemungkin (ketersediaan masker,
penampungan dahak) dengan tindakan pencegahan penularan TB paru di
Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor (p<0,05). Diharapkan pihak
puskesmas melakukan upaya peningkatan pengetahuan penderita TB dan keluarga
serta masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit TB
paru melalui penyuluhan kesehatan yang rutin.

Kata kunci: pengetahuan, dukungan keluarga, pencegahan, TB Paru.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Abstract

TB Paru (Pulmonary Tuberculosis) is an infection which has become the world’s


problem. The World Health Organization (WHO) reveals that around 1.3 million
people die due to TB Paru. The objective of the research was to find out the
influence of predisposing, reinforcing, and enabling factors on the prevention
from TB Paru contagion at Penanggalan Puskesmas and JontorPuskesmas, in
2018. The research used analytic method with cross sectional design. The samples
were 65 respondents (total population). It was done at the two puskesmas above.
Independents variables were predisposing factors (age, sex, education, marital
status, knowledge, and attitude), reinforcing factors (family support and the role
of personnel), and enabling factors (the availability of masks, phlegm cans, and
medicines). Dependent variable was the prevention from TB Paru contagion.The
data were gathered by conducting interviews and questionnaires and analyzed by
using bivariate analysis with simple logistic regression test. The result of simple
logistic regression test showed that there was the correlation of predisposing
factors (sex, education, knowledge, and attitude), reinforcing factors (family
support), and enabling factors (the availability of masks and phlegm cans) with
the prevention from TB Paru contagion at the two puskesmas (p<0.05). It is
recommended that the management of the two puskesmas increase the knowledge
of TB Paru patients, their families, and the people about the prevention from and
the handling of TB Paru by providing health counseling regularly.

Keywords: Knowledge, Family Support, Prevention, TB Paru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Alloh SWT, dengan

segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Hubungan Faktor Predisposisi, Penguat dan Pemungkin Dengan

Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan

Puskesmas Jontor ”.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi

Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapatkan arahan, bantuan, serta

dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Destanul Aulia, S.K.M, M.B.A, M.Ec, Ph.D selaku Sekretaris Program

Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. dr. Linda T.Maas, MPH, Ketua Komisi Pembimbing dan Anggota

Komisi Pembimbing dr. Fazidah Aguslina Siregar, M.Kes Ph.D atas segala

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10

ketulusannya menyediakan waktu dalam proses bimbingan hingga penulisan

tesis ini selesai.

6. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M dan dr. Rahayu Lubis. M.Kes Ph.D, selaku tim

penguji yang telah memberikan saran, bimbingan, dan perhatian selama

penulisan tesis

7. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan

terkhusus peminatan Promosi Kesehatan.

8. Jumiar Kombih S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Penanggalan dan drg Alex

Derosa selaku Kepala Puskesmas Jontor serta Petugas TB Paru Puskesmas

dan Bidan Desa yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada

penulis dalam pengambilan data penelitian.

9. Seluruh Civitas Dinas Kesehatan Kota Subulussalam yang telah membantu

dalam doa dan dukungannya kepada penulis.

10. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya yang tidak akan cukup untuk

membalas jasa ayahanda Suratman dan Alm. Ibunda Ramsiah serta keluarga

besar untuk segala dukungan moral, do’a, motivasi, materiil, sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

11. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya juga kepada Adinda Suriana

Wahyunita beserta keluarga dan Adinda Eis beserta keluarga untuk

dukungan dan pengorbanannya menjaga anak-anak penulis terutama Zahraa

Azikraa Sarifuddin

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

12. Teristimewa untuk suami tercinta Apit Sarifuddin, ST, serta ananda

Muhammad Nurwahid Sarifuddin, Salmaa Salsabiila Sarifuddin dan Zahraa

Azikraa Sarifuddin, terimakasih untuk dukungan, motivasi, pengorbanan,

sehingga penulis selalu ingin segera menyelesaikan studi ini.

13. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Iwa, Anum, Irma, Ratih, Erman,

Darma, Suriani, Dahwan, Rani, Saddam, zahara, Lisa, Ayu, khususnya

rekan–rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Angkatan 2016 Minat studi Promosi Kesehatan yang banyak

memberikan pelajaran berharga selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini

14. Kiranya Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah

penulis terima selama ini yang tidak dapat disebutkan satupersatu. Semoga

Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bisa memberikan

manfaat bagi kemajuan dalam bidang kesehatan.

Medan, 29 April 2019


Penulis

Ida Sariani
167032027

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslilan Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
DaftarGambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 6
TujuanPenelitian 7
Manfaat Penelitian 7

Tinjauan Pustaka 8
Penyakit TB Paru 8
Penyebabdanpenularan TB 8
Gejala penyakit TB paru 10
Diagnosis TB paru 12
Klasifikasi penderita TB paru 12
Penyembuhan TB paru 14
Tindakan pencegahan penularan TB paru 15
Perilaku Kesehatan 16
Faktor predisposisi (predisposing factor) 17
Faktor penguat (reinforcing faktor) 21
Faktor pemungkin (enabling factor) 23
Landasan Teori 24
Kerangka Konsep 26
Hipotesis Penelitian 27

Metode Penelitian 28
Jenis Penelitian 28
Lokasi dan Waktu Penelitian 28

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Lokasi penelitian 28
Waktu penelitian 28
Populasi dan Sampel 28
Populasi 28
Sampel 28
Metode Pengumpulan Data 30
Validitas dan reliabilitas 30
Variabel dan Definisi Operasional 31
Variabel penelitian 31
Definisi operasional 31
Metode Pengukuran Variabel 32
MetodeAnalisis Data 34

Hasil Penelitian 36
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 36
Geografis 36
Demografis 36
Analisis Univariat 38
Faktor predisposisi 38
Faktor penguat 45
Faktor pemungkin 49
Tindakan pencegahan penularan TB Paru 50
Analisis Bivariat 52

Pembahasan 55
Hubungan Faktor Predisposisi dengan Tindakan Pencegahan Penularan
TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 55
Hubungan umur dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 55
Hubungan jenis kelamin dengan tindakan pencegahan penularan
TB paru 56
Hubungan pendidikan dengan tindakan pencegahan penularan
TB paru 57
Hubungan status perkawinan dengan tindakan pencegahan
penularan TB paru 58
Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan
penularan TB paru 59
Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 61
Hubungan Faktor Penguat dengan Tindakan Pencegahan Penularan
TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 62
Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan
pencegahan penularan TB paru 62
Hubungan peran petugas dalam pemberian informasi
dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Hubungan Faktor Pemungkin dengan Tindakan Pencegahan


Penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 67
Hubungan ketersediaan masker dengan tindakan pencegahan
penularan TB paru 67
Hubungan ketersediaan tempat penampungan dahak dengan
tindakan pencegahan penularan TB paru 69
Hubungan ketersediaan obat dengan tindakan pencegahan penularan
TB paru 70
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru 70
Implikasi Penelitian 72
Keterbatasan Penelitian 72

Kesimpulan dan Saran 74


Kesimpulan 74
Saran 74

DaftarPustaka 76
Lampiran 81

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Metode Pengukuran Variabel 33

2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 37

3 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikandi Puskesmas


Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 37

4 Distribusi Responden berdasarkan Faktor Predisposisi di Puskesmas


Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 39

5 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Pengetahuan 40

6 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Sikap 41

7 Distribusi Responden berdasarkan Faktor Penguat di Puskesmas


Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 44

8 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Dukungan


Keluarga 44

9 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Peran


Petugas Kesehatan dalam Memberi informasi 46

10 Distribusi Responden berdasarkan Faktor Pemungkin di Puskesmas


Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 47

11 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Ketersediaan


Masker, Ketersediaan Tempat Penampungan Dahak, dan Ketersediaan
Obat 47

12 Distribusi Responden berdasarkan Tindakan Pencegahan Penularan


TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun
2018 48

13 Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Tindakan


Pencegahan Penularan TB Paru 49

14 Distribusi Frekuensi Hubungan Faktor Predisposisi, Penguat dan


Pemungkin dengan Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di
Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Tahun 2018 51

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

15 Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Model I 53

16 Hasil Analisis Regresi Logistik Model Akhir 54

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Landasan teori 25

2 Kerangka konsep penelitian 26

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Permohonan Izin Penelitian 82

2 Surat Izin Penelitian 83

3 Permohonan Menjadi Responden 89

4 Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian Setelah


Penjelasan (informed Consent) 90

5 Kuesioner 91

6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 99

7 Hasil Analisi Univariat Berdasarkan Item Pertanyaan dan Katagori 106

8 Hasil Analisis Bivariat 121

9 Hasil Analisis Multivariat 127

10 Master Data 128

11 Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas 133

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Daftar Istilah

TB Tuberkulosis
MDR Multi Drug Resistant
HIV Human Immunodeficiency Virus
BTA Bakteri Tahan Asam
BCG Bacillus Calmette-Guérin
WHO World Health Organization
Depkes Departemen Kesehatan
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
OR Odd Ratio
PR Prepalansi Ratio
P Value
Exp Exponen
(B) Beta

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Riwayat Hidup

Penulis bernama Ida Sariani, perempuan, berumur 39 tahun, lahir pada

tanggal 19 Juli 1980 di Lawe Pakam, beragama Islam, tinggal di Jl. Unaya, Lr

Seroja Dusun Almukaromah Desa Penanggalan Barat Kecamatan Penanggalan

Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Suratman dan Alm. Ramsiah.

Jenjang pendidikan formal penulis mulai dari SDN Lawe Pakam tamat

tahun 1992. Pada tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan di MTS Swasta

Lawe Sigala-gala, tahun 1996 penulis sekolah SMEA Negeri Kutacane Aceh

Tenggara, tahun 1997 penulis menamatkan pendidikan Sekolah Perawat

Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe. Kemudian tahun 2004 penulis

menyelesaikan pendidikan D.III Perekam dan Informatika Kesehatan di Sihat

Beurata Banda Aceh. Pada tahun 2012 penulis menamatkan sarjana dari Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan tahun 2016 sampai

sekarang penulis sebagai mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis pernah bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh singkil dari

tahun 2005 sampai 3 April 2007, kemudian 4 April 2007 sampai dengan 7

Desember 2007 bekerja di Puskesmas Penanggalan, 8 Desember 2007 sampai

sekarang penulis bekerja di Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Medan, 29 April2019

Ida Sariani

xvii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan

Latar Belakang

Tuberkulosisparu adalah penyakit infeksi dan menular dikarenakan

mikobakterium tuberculosis pada saluran pernafasan bagian bawah. Penderita TB

paru dengan BTA (bakteri tahan asam) positif, menularkan penyakitnya dari

sputum. Penderita Tuberkulosis BTA negatif, juga masih memungkinkan

untukpenyebaran penyakit tuberkulosiswalaupun penularannya bersifat kecil.

TB paru merupakan masalah kesehatan di dunia. Penyakit TB paru

banyak menyerang kelompok usia produktif terutama pada kelompok sosial

ekonomi dan pendidikan yang rendah (Aditama, 2002). PenyakitTB parubersifat

seumur hidup. Sebanyak 50% penderita TB Paru akan mengalami kematian, 25%

Penderita sehat dengan sistem imun yang baik dan 25% lagi mengalami kronik

dan infeksi jika penderita tidak melakukan pengobatan setelah 5 tahun (Jusuf,

2010).

Pada tahun 2016 di dunia diperhitungkan sebanyak 10.400.000 kasus baru

inseden TB atau 140 kasus per 100 ribu penduduk, dengan 601 ribu kejadian multi

drugresistant, dan ditemukan data tuberkolusis hanya 6.6 juta kasus. Indonesia

adalah negara yang jumlah penderita TB Paru yang baru terbanyak kedua d idunia

setelah India. Sebanyak 60 persen insiden baru terjadi di enam negara yaitu

Nigeria, China, Pakistan, Indonesia, Afrika Selatan dan India. Angka

mortalitasdisebabkanTB Paru diperhitungkan sebesar 1.300.000 ditambah

374.000mortalitas yang disebabkan TB yangmenderita HIV. walaupun angka

mortalitasTBmengalami penurunan sebanyak 22% di tahun 2000-2015, TB

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

merupakan sepuluh penyebab mortalitas tertinggi di dunia pada tahun 2016

(WHO, 2017).

WHO (2017), memperkirakan kejadian TB di Indonesia pada tahun 2016

sebesar 1.020 juta kasus atau 391 kasus per 100 ribu penduduk dan angka

mortalitas sebanyak110 ribu kasus atau kematian 42/100.000 penduduk di

tambah dengan kematian penderita HIV dengan tuberkulosis sebesar 13 ribu

kasus.

Pada tahun 2015 kejadian tuberkulosis mencapai 330,729 kasus di

Indonesia, kemudian angka ini meningkat di tahun 2016 sebanyak 351,893 kasus.

Kasus tuberkulosis tertinggi terdapat didaerah penduduk padat seperti Jawa

Barat,Jawa Timur dan Jawa Tengahdengan jumlah sebanyak 44% dari total

insiden baru tuberkulosis di Indonesiia. (Depkes RI, 2017).

Angka kejadian TB paru di Indonesia yang diketahui oleh tenaga

kesehatan berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebanyak

0.4%, dimana prevalensi tersebut sama dengan prevalensi tahun 2007. Faktor

penyebab TB paru mengalami peningkatan berdasarkan karakteristik individu,

seperti usia yang meningkat, tingkat pendidikan yang tidak tinggi, dan tidak

memiliki pekerjaan. Hanya 44,4% penderita TB paru yang diobati dengan

program pengobatan TB paru dari seluruh jumlah penderita TB paru di Indonesia.

Provinsi Aceh merupakan provinsi yang memiliki kasus TB paru yang

masih tinggi. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2016

diketahui bahwa prevalansi TB paru mencapai 106/100 ribu penduduk, dengan

jumlah semua kasus penderita TB parusebanyak 5935 kasus dari 5189 kejadian

pada tahun 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Dari catatan bidang pengendalian masalah kesehatan Kota Subulussalam,

penyakit TB parudi Kota Subulussalam cenderung meningkat mulai tahun 2013 -

2018 berturut turut yaitu 103 kasus (2013), 142 kasus (2014),146 kasus (2015),

184 kasus (2016), dan203 kasus (2017).

Puskesmas Penanggalanmerupakan Puskesmas yang berada di Kecamatan

Penanggalan Kota Subulussalam, yang merupakan daerah penyumbang terbanyak

kasus TB paru setiap tahunnya yaitu mulai tahun 2013 sampai tahun 2017 ada 33

kasus (2013), 40 kasus (2014), 45 kasus (2015), 47 kasus (2016) dan 59 kasus

(2017).

Pada tahun 2018 Puskesmas Penanggalan mekar menjadi dua Puskesmas

yaitu Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor, kasus TB paru mulai Januari

sampai September 2018 di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor

meningkat yaitu suspect penderita TB paru sebanyak 303 orang dan dinyatakan

positif TB paru sebanyak 65 orang.

TB paru di pengaruhi berbagai faktor yaitu adanya sumber penularan

kuman TB, kependudukan, karakteristik lingkungan, dan fasilitas kesehatan

(Achmadi, 2008).

Di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam masih ada persepsi

masyarakat bahwa penyakit TB paru ini adalah akibat interaksi supranatural yaitu

diracuni Orang yang memiliki kekuatan supranatural atau istilah masyarakat Kota

Subulussalam kena Aji sehingga keluarga atau penderita mencarikan atau memilih

pengobatan tradisional seperti ke dukun racun. Banyak masyarakat berpandangan

bahwa penyakit TB paru adalah penyakit yang memalukan dan mengakibatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

berdampak sosial negatifkarena penyakit ini sangat menular sehingga untuk

menghindari dampak sosial yang negatifmasyarakat lebih memilih pengobatan

tradisional dari pada mengunjungi pelayanan kesehatan. Ini menandakan bahwa

rendahnya pemahaman orang banyak tentang penyakit TB paru.

Faktor pengetahuan, sikap penderita TB paru,dan dukungan keluarga,

mempunyai pengaruh besar terhadap tindakan pencegahan penularan TB paru,

dan kesehatan setiap orang maupun kelompoksertasangat berfungsi dalam

menentukan kesuksesan program penanggulanganpenyakit, cara pencegahannya

tidak terkecuali penyakit TB paru

Pengetahuan dan sikap penderita TB paruadalahranah yang sangat penting

agar individu dapat mencegah penyakit tuberkulosis paru.Ini terbukti dari hasil

penelitian Hasanah (2014), menyatakan ada pengaruh antara pemahaman dengan

tindakanpencegahan penularan TB paru didapatkan nilai p value = 0,000 dengan

OR = 25.667, sikap dengan tindakan pencegahan didapatkan nilai p = 0.001 :

berarti terdapat pengaruh yang bermakna antara sikap dengan tindakan

pencegahan penularan TB parudengan OR = 12.824. Sementara hasil penelitian

Agustina (2015) di wilayah Kerja PuskesmasTambaksari,Rangkah, Gading,

Keling dan PacarKota Surabaya menyatakan bahwa terdapat perbedaan

pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis paru pada

keluarga yangtinggal serumah penderita TB paru.Ini diperkuat dengan hasil

penelitian Manunggal (2016) di YogyakartaUmbulharjo sikap dan pengetahuan

tentang tuberkulosis paru berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan

tuberkulosis paru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Hasil penelitian Khadijah (2013) menyatakan bahwa tidak membuka

jendelakamarsetiap hari, merupakan tindakan yang dapat mempermudah tindakan

penuralan TB paru dengan risiko 1.36 kali dari pada yang melakukan membuka

jendela kamar, dan perilaku tidak menjemur kasur sebanyak 1.432 kali beresiko

lebih besar dibanding yang menjemur kasur. Hasil analisis Turniani (2013)

terhadap hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa perilaku pencegahan

berhubungan dengan kejadian TB paru di Indonesia.

Keluargaadalahunitterkecildari masyarakat terdiri atas kepala keluarga dan

anggota lainnya,tinggal dan kumpuldalam suaturumahtanggadi sebabkan ada

pertalian persaudaraandanterikat dalam perkawinanatau saudara pungut. Sesama

anggota keluarga saling berkomunikasi dan bergantung apabila salah satu anggota

keluarga mengalami sakit maka anggota keluarga lain ada kemungkinan terkena

penyakit yang sama juga (Fredman, 2003)Keluarga mempunyai fungsi yang

penting dalam pencegahan dan pengobatan tuberkulosis paru, dimana keluarga dapat

saling bertukar informasi tentang penyakit, saling mendukung, dan mencegah

penularan penyakit tersebut.

Friedman (2003) menyatakan dukungankeluarga adalah sikap penerimaan

jika anggota keluarga sakit.Dukungan keluarga bukan hanya berupa mendukung

namun selalusiap dalam memberikan kebutuhan yang diperlukan.Dukungan

keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan dorongan

kepada penderita tuberkulosis paru dalam melakukan tindakan pencegahaan

penyebaran. Ini sesuai dengan hasil penelitian Herdianti (2015)menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p=0,005) dan motivasi (p=0,000)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

serta peran keluarga (p=0,042)terhadap usaha pencegahanpenyakitTuberkulosis

diPuskesmas Perawatan Suban Wilayah Kerja Puskesmas Batang AsamTahun

2015.

Dari survei yang dilakukanpeneliti pada bulan Oktober tahun 2017

kepada8 penderita TB paru, 1 penderita tidak meminum obat secara rutin dan

teratur, 6penderita melakukan perilaku meludah di sembarang tempat, 6 penderita

berperilaku batuk dan bersin tanpa menutup mulut, 5 penderita tidak membuka

jendela dan menjemur peralatan tidurdan ke 7 penderita pada awal pengobatan

tidak memisahkan peralatan makan dan minum dengan keluarga lainnya. 4

Penderitatuberkulosisparu yang serumah pernah mengalami tuberkulosis paru

yang serupa. Hal ini disebabkan pengetahuan tentang TB paru rendah dan

menganggap bahwa penyakit TB paru adalah penyakit biasa dan 5 penderita TB

paru tidak mendapat dukungan keluarga dalam melakukan tindakan pencegahan

penularan TB paru seperti mengingatkan meminum obat secara rutin dan teratur,

menyediakan masker, menyediakan tempat membuang ludah, memberikan

informasi tentang tindakan pencegahan penularan TB paru.

Dari permasalahan yang dikemukan,peneliti melaksanakan penelitian

mengenai hubunganfaktor predisposisi, penguat dan pemungkin terhadap tindakan

pencegahan penularanTB paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor

tahun 2018

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, permasalahan penelitian ini dirumuskan

yaitu bagaimana hubungan faktor predisposisi, penguat, dan pemungkin terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

tindakan pencegahan penularan TB paru di Puskesmas Penanggalan

danPuskesmas Jontor tahun 2018

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untukmengetahuihubunganfaktor predisposisi,

penguatdanpemungkin terhadap tindakan pencegahan penularanTB paru di

Pukesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota

Subulussalam tahun 2018.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk pengambil kebijakan dalam

menanggulangi persoalan TB paru.

2. Untuk referensi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di FKM-

USU.

3. Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis

paru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tinjauan Pustaka

Penyakit TB Paru

Bakteri penyebabtuberkulosis paru dinamakan Mycobakterium

tuberculosis paru. Mycobakterium tuberculosis paru kebanyakan menyerang paru-

paru, ada juga kemungkinan lain menyerang organ lainnya. Bentuk bakteri

peyebab tuberkulosis paru ini batang,tahan pada asam sehingga disebut BTA

(Basil Tahan Asam). Bakteri TB paru akan mati dengan segera apabila terkena

cahaya matahari secara langsung dan bisa hidup beberapa jam di tempat tidak

terang dan lembab. Bakteri TB paru bersifat dormant, yaitu dapat tidur selama

bertahun-tahun (Depkes RI, 2008)

Penyebab dan penularan TB. Penyakit TB paru dapat dilihat dari

segiPenyebab dan penularannya.

Penyebab TB. Penyebab TB adalah kuman TB dinamakanmikobakterium

tuberculosis. Jenis-jenisbakteri, antara lain sebagai berikut: M.africanum,

M.tuberculosis, M. Leprae, M. bovis dan lainnya, yang juga dikenal sebagai

BTA.Selain bakteri tuberculosis kelompok mikobakterium dapat menyebabkan

gangguan di pernafasan biasa di sebut Mycobakterium Other Than Tuberculosis

(MOTT) juga bisa menganggu diagnosa dan pengobatan TB.

Biasanya ciri bakterimikobakterium tuberkulosis yaitu :

 Berupa batang, lebar 0,2 sampai 0,6 mikronpanjang 1 sampai 10 mikron.

 Pewarnaan dengan Ziehl Neelsen berwarna merah, berbentuk batang dengan

pemeriksaan mikroskop.

 Membutuhkan media untuk pembiakan, seperti Ogawa,Lowenstein Jensen.

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9

 Kuman tidak tahan dengan suhu panas, paparan langsung dengan panas

kuman bisa mati, diantara suhu 30 sampai 37°C kuman mati kurang lebih 1

minggu.

 Mampu bertahan di suhu rendah dalam waktu lama di suhu antara 4oCsampai

mines 70°C.

 Bakteribisamemiliki sifat tidur lama.

Penularan TB. Penularan TB dapat dilihat dari :

a. Sumber Penularan TB.Penderita tuberkulosisyang positif mengandung bakteri

mikobakterium didahaknya pada saat batuk atau bersin akan mengeluarkan bakteri

ke udara berbentuk percikan dahak. Radang akan timbul apabila orang lain

menghirup udara yang mengandung bakteri mikobaterium. Saat batuk bisa

mengeluarkan kurang lebih 3 ribu percikan dahak yangmengandung kuman

sebanyak 0 sampai 3500, dan pada saat bersin mengeluarkan bakteri 4500 sampai

1 juta Mikobakterium tuberculosis.

b. Perjalanan Alami Tuberkulosispada manusia. Adaempat tahap perjalanan alami

penyakit tuberkulosis. Tahapannya adalah :

1) Paparan

Meningkatnya paparan terkait dengan:

 Banyak insiden menularimasyarakat.

 Lamabehubungan dengan penderita positif TB.

 Terjadinya hubungan pada penderita.

 Tingkatan daya tular sumber penularan yaitu dahak

 Banyaknya batuk dari sumber penular.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

 Kontak yang dekat dengan orang mengandung kuman

 Tingkatan daya tular sumber penularan yaitu dahak

2) Infeksi

Reaksi sistem imun akan terjadi setelah terinfeksi selama 6 sampai 14

minggu. Lesi biasanyasehat total tetapibisa juga bakteri hidup dalam lesi

biasa di sebut dormant,bila daya tahan tubuhnya rendah kuman akan bangun

lagi.

3) Faktor Risiko

Resiko terjadinya TB dilihat :

 Banyak kuman masuk ketubuh

 Lamanya masuk kuman ketubuh

 Umur orang yang terkena kuman

 Daya tahan tubuh yang kurang akan memudahkan terkena TB Paru

 Terkena penyakit HIV

4) Meninggal dunia :

 Terlambat diketahui

 Obat yang tidak efektif.

 Kondisi kesehatan awal yang jelek

 Penderita TB tidak melakukan pengobatan, 50% akan meninggal, meningkat

lagi jika mengalami HIV dan ODHA 25 % kematian.

Gejala penyakit TB paru. Menurut Aditama (2006) keluhan Penderita

TB paru berbeda-beda, dari batuk, batuk berdarah disertai sakit dada, letih lesu

dan lain lain. Adanya iritasi di saluran pernapasan membuat batuk, batuk ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

sangat diperlukan untuk mengeluarkan dahak. Pembuluh darah yang kena kuman

dapat mengakibatkan batuk darah dan ini bisa ringan, sedang maupun berat dilihat

dari berbagai faktor. Batuk darah yang disertai lesi belum tentu tuberculosis bisa

jadi penyakit paru lain seperti bronkiektasis, kanker paru, dan lain-lain.

Secara umum menurut Aditama (2006) gejala TB paru adalah

 Lebih tiga minggu batuk berdahak

 Bisa disertai darah

 Selera makan berkurang

 Badan panas tinggi

 Kurus

 Sakit pada dada

 Berkeringat pada malam hari

 Nafas sesak.

 Dan lain-lain

Tidak semua penderita TB Paru punya gejala yang sama, kadang-kadang

hanya dua atau tiga gejala saja, berat ringan gejala juga bervariasi.

Menurut Depkes RI (2016) Gejala TB paru adalah

a. Gejala sering terjadi pada Penderita tuberkulosis paru yaitu dua minggu atau

lebih batuk berdahak bisa bercampur darah, susah bernafas, badan lemah,

tidak selera makan, badan kurus, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan,

badan panas satu bulan lebih.

b. Keluhan-keluhan diatas ditemukan juga pada penyakit tuberkulosis lainnya

seperti kanker paru,bronkiecktasis, ashma, bornkitis kronis dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Diagnosis TB paru.Mendiagnosa tuberkulosis paru pertama dimulai dari

keluhan pasien saat wawancara dan dilakukan pemeriksaan jasmani berdasarkan

keluhan serta dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan dahak serta

pemeriksaan penunjang lainnya. Pada saat wawancara penderita menyampaikan

keluhannya.Berdasarkan keluhan terdapat dua katagori, yang pertama yaitu panas

badan yang tinggi, keringat pada malam hari, dan yang kedua keluhan karena

adanya patologik di paru atau di pleura seperti batuk disertai dahak atau tanpa

dahak, batuk berdarah, susah bernafas, serta sakit dada. Gejala yang dirasakan ini

bisa sendiri bisa bersama-sama, semakin banyak gejala didapat semakin besar

kemungkinan TB.

Biasanya penyakit tuberkulosis paru di mulai daerah paru atas, kanan atau

kiri sehingga pemeriksaan jasmani dilakukan melalui auskultasi, kelainan dapat

ditemukan pada penderita tuberkulosis berbeda-beda baik jenis, jumlah, maupun

tempat ditemukannya (pleiomorfi). Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk

mendukung melakukan diagnosa tuberkulosis paru seperti pemeriksaan dahak

sebanyak tiga kali yaitu dahak sewaktu datang, dahak bangun tidur pagi, dan

dahak saat datang, dinyatakan positif tuberkulosis paru jika hasil dahak 2 sampai

3 kali hasilnya positif.

Klasifikasi penderita TB. Penderita TB Paru di Klasifikasikanmenjadi:

a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh ada dua yaitu :

Pertama tuberkulosis paru yaitu tuberkulosis yang menyerang jaringan paru

kedua ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain

selain paru seperti tulang, persendian, selapot otak, kelenjar limfa, selaput

jantung dan lain lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

b. Klasifikasi berdasarkan pemeriksaan dahak mikroskopis

Tuberkulosis paru BTA positif adalah sedikitnya 2 sampai 3 spesimen dahak

SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) hasilnya positif.

c. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:

 Penderita TB baru yaitu penderita yang tidak pernah melakukan

pengobatan TB atau pernah meminum anti tuberkulosis tetapi tidak

sampai satu bulan.

 Penderita sudah minum obat OAT yaitu penderita yang sebelumnya

pernah minum obat sebulan atau lebih. Ini diklasifikasikan menjadi:

a. Hasil akhirnya.Penderita kambuh yaitu penderita yang sudah

dinyatakan sembuh kembali mengalami sakit TB paru

b. Penderita gagal yaitu penderita yang gagal pada pengobatan terakhir

setelah meminum obat

c. Penderita diobati lagi setelah putus minum obat yaitu penderita yang

pernah minum obat dan dinyatakan lost to follow up.

d. penderita TB lainnya yaitu penderita pernah minum obat tetapi tidak

diketahuai.

d. Klasifikasi Penderta TB berdasarkan status HIV

Penderita TB dengan HIV positif,yaitu hasil tes HIV posititif pada saat

terdiagnosis TB paru atau sebelum terdiagnosis TB paru. Penderita TB

dengan HIV negatif yaitu pemeriksaan HIV sebelumnya negatf diperiksa

kembali positif, penderita TB dengan status HIV tidak diketahui yaitu

penderita TB yang hasil tes HIV tidak mendukung pada saat terdiagnosis TB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Penyembuhan TB Paru. Setiap penemuan penderita tuberkulosis paru

secara teoritisnya harus dapat disembuhkan selama yang bersangkutan rajin

meminum obat dan sampai selesai kecuali dari awal basil tuberkulosis di dapati

sudah resisten dengan berbagai tuberkulostatika yang biasa dipakai (basil multi

resisten).

Ada dua komponen pokok dalam penyembuhan yang pertama pengobatan

itu sendiri, yaitu obat-obat tuberkulostatika seperti panduannya atau komponen-

nya, dosisnya, dan lamanya pengobatan, yang kedua kepatuhan penderita

meminum obat.

Komponen obat saat ini digunakan yaitu inh, rifampicin, pyrazinamid,

ethambutol dan streptomycin, semua obat-obat ini bekerja secara bakterisidal

terhadap basil-basil yang sedang berkembang biak secara aktif, sedangkan dosis

yang di gunakan sesuai berat badan penderita tuberkulosis paru.

Lama pengobatan penderita tuberkulosis paru enam sampai sembilan

bulan, pengobatan sembilan bulan angka penyembuhan bisa mendekati 100%

hampir tidak ada kekambuhan sedangkan pengobatan enam bulan angka

kesembuahan di atas 90% dengan angka kekambuhan mencapai 20% sampai 30%.

Tahap pengobatan terbagi dua yaitu tahap awal dan tahap lanjutan, tahap awal dua

bulan pertama meminum obat setiap hari yang bertujuan untuk menurunkan

jumlah kuman, tahap lanjutan bulan ke tiga dan seterusnya meminum obat

seminggu tiga kali yang bertujuan membunuh sisa-sisa bakteri. Obat di minum

sebaiknya pada pagi hari satu jam sebelum makan agar penyerapan obat didalam

usus semaksimal mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Tindakan pencegahan penularan TB paru.Upaya pencegahan penularan

tuberkulosis paru adalah suatu tindakan penderita tuberkulosis paru yang dapat

mencegah penularan penyakit yang di deritanya kepada orang lain seperti

menutup mulut pada saat batuk atau bersin karna pada waktu batuk atau bersin

banyak bakteri yang keluar ribuan bahkan sampai jutaan melalui percikan dahak,

tidak membuang dahak sembarangan.

Tindakan pencegahan penularan TB paru dapat juga dengan berperilaku

hidup bersih dan sehat seperti membuka pintu dan jendela rumah setiap hari,

menjemur kasur, bantal dan perlatan tidur secara teratur, memakai masker,

membuang dahak dan ludah pada kaleng atau sejenisnya yang berisi air sabun

atau karbol atau lysol, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin,

meminum obat secara teratur, mencuci peralatan makan, minum dan perlengkapan

tidur dengan sabun dan air mengalir (Depkes RI, 2009).

Menurut Naga (2012) tindakan dalam melakukan pencegahan penularan

tuberkulosis paru adalah untuk penderita yang dapat dilakukan menutup mulut di

waktu batuk dan bersin, membuang dahak ditempatnya. Bagi keluarga

melaksanakan desinfeksi seperti cuci tangan, peralatan makan, peralatan tidur

kebersihan rumah, dan mengusahakan memasukkan cahaya matahari ke dalam

rumah, untuk masyarakat tindakan yang dilakukan dengan menjaga daya tahan

tubuh bayi dengan melakukan vaksinasi BCG. Bagi petugas kesehatan melakukan

pengobatan, pemeriksaan kontak serumah, penyuluhan tentang tuberkulosis paru.

Tindakan pencegahan penularan tuberkulosis paru menurut Perkumpulan

Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (2010). Untuk masyarakat umum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

memakan makanan yang bergizi agar meningkatkan daya tahan tubuh sehingga

sistem imun bisa membunuh bakteri penyebab tuberkulosis, istirahat dan tidur

yang cukup, tidak merokok dan meminum alkohol serta narkoba, membuat

sanitasi rumah yang bersih dan sehat, rajin membuka jendela supaya udara masuk

ke rumah, mengimunisasikan bayi, apabila ada anggota masyarakat di curigai

sakit tuberkulosis paru di sarankan untuk memeriksakan diri dan menjalani

pengobatan secara teratursesuai peraturan. Untuk penderita tuberkulosis paru

membuang ludah di tempatnya, menutup mulut ketika batuk dan bersin,

berperilaku hidup bersih dan sehat, meminum obat sesuai aturan, memeriksakan

balita yang tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis paru.

Perilaku Kesehatan

Kebutuhan dasar setiap orang adalah kesehatan, dari zaman dahulu sudah

banyak usaha usaha dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan baik

individu maupun berkelompok. Di abad dua puluh sudah dilakukan upaya

penurunan mortalitas disebabkan penyakit, terlebih adanya suatu tindakan

pencegahan dengan melakukan meningkatkan daya tahan tubuh melalui

penyediaan air bersih. Sehat sakit tidak ditentukan secara alami tetapi di sebabkan

perilaku individu dan kelompok, prilaku kesehatan adalah unsur yang sangat

penting di perhatikan untuk kesehatan orang banyak, peran dari tindakan

kesehatan sangat dapat memengaruhi perkembangan penyakit yang berlangsung

lama dan terus menerusseperti hepatitis, kanker, AIDS dan juga TB paru.

Perilaku kesehatan pada umumnya reaksi seseorang terhadap sakit, penyakit,

sistem pelayan kesehatan, dan lingkungan, reaksi ini bisa berupa pasif maupun

aktif (Notoatmodjo, 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Notoatmodjo (2014) mengemukakan prilaku kesehatan ada empat unsur yaitu :

1. Perilaku seseorang dengan sakit dan penyakit secara pasif maupun aktif

sesuai tingkatan pencegahan penyakit seperti reaksi memelihara kesehatan

dengan memakan makanan yang bergizi, reaksi tindakan pencegahan

penyakit agar tidak menularkan kepada orang lain, reaksi pencarian

pengobatan, dan reaksi pemulihan kesehatan.

2. Perilaku sistem pelayan kesehatan baik moderen maupun tradisional.

3. Perilaku terhadap makanan merupakan reaksi orang terhadap makan sebagai

kebutuhan

4. Reaksi dengan lingkungan kesehatan

Faktor perilaku penyebab masalah penyebaran bakteri mikobakterium

tuberkulosis, penderita tuberkulosis paru dapat menularkan kepada orang lain 2- 3

orang apabila tidak melakukan tindakan yang positif, perilaku negatif terhadap

lingkungan maupun pada diri sendiri mempengaruhi terjadinya penularan bagi

keluarga dan lingkungannya.

Menurut Green (2005) perilaku dipengaruhi oleh tigafaktor utama, yaitu :

Predisposing factors, enabling factors, dan reinforsing faktors

Faktor predisposisi (predisposing factor).Predisposisi faktor merupakan

faktor yang melekat pada diri seseorang, yang mempermudah atau

mempredisposisikan terjadinya perilaku, yang termasuk dalam faktor predisposisi

yaitu antara lain karakteristik, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-

nilai, tradisi, dan mengetahui kemampuan dan kebutuhan seseorang atau

masyarakat terhadap apa yang dilakukannya. Untuk melakukan suatu tindakan

dibutuhkan motivasi dari individu maupun kelompok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Hal ini berkaitan dengan motivasi dari individu dan kelompok untuk

melakukan sesuatu tindakan.

a. Umur

Usia memengaruhi cara pikir seseorang semakin bertambah usia semakin

berkembang cara berpikirnya pengetahuan yang di dapat bisa semakin bagus

pada usia madya dari pada usia remaja karna lebih berperan aktif di

kehidupan sosial masyarakat dan melakukan persiapan menghadapi usia tua,

usia madya banyak menggunakan waktu untuk memahami dan meningkatkan

intelektualnya dalam menyelesaikan permasalahan, pada usia ini kemampuan

verbal hampir tidak ada penurunan. Usia semakin madya semakin banyak

informasi didapat dan semakin bijak dalam melakukan tindakan, dan dapat

mengajarkan kepada orang lain namun semakin bertambah tuanya usia

seseorang semakin menurunnya kemampuan fisik maupun mental juga IQ

seperti penguasaan kosa kata, daya ingat yang menurun dan lain

sebagainya(Notoatmodjo, 2010).

b. Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin mempengaruhi seseorang dalam mempersepsi

sesuatu rangsangan yang dilihat atau yang didapat dari lingkungannya

persepsi yang didapat berbeda antara jenis kelamin perempuan dan jenis

kelamin laki-laki, perbedaan persepsi yang didapat bisa mempengaruhi

tindakan yang diambil antara laki-laki dan perempuan. Penderita perempuan

biasanya lebih patuh meminum obat dan melakukan tindakan pencegahan

seperti menurut Smeat (1994) di Amerika Serikat perempuan lebih cenderung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

mengikuti anjuran dokter termasuk meminum obat secara teratur.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha dasar dalam mengembangkan

kemampuan didalam dan di luar sekolah semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah dalam menyerap informasi baik dari informasi lingkungan

maupun dari media masa, semakin baik menyerap informasi semakin banyak

pengetahuan yang di dapat dan mempengaruhi perilakunya dalam melakukan

upaya pengendalian penyakit TB paru. Sebaliknya semakin rendah

pendidikan seseoarang semakin sulit menerima informasi dan pemahaman

semakin rendah pengetahuannya dan mempengaruhi tindakannya (Sarmen,

2017)Pengetahuan berhubungan kuat dengan pendidikan dimana semakin

tinggi maka semakin luas pengetahuanseseorang(Danim, 2004).

d. Status Perkawinan

Status perkawinan atau pernikahan adalah suatu ikatan lahir dan batinantara

laki-laki dan perempuan dalam membentuk satu keluarga atau rumah tangga.

dorongan dalam melakukan suatu tindakan biasanya di pengaruhi oleh orang-

orang terdekat seperti suami, istri, anak, orang tua dan lain sebagainya. Status

perkawinan membuat rasa aman dan nyaman pada seseoarng yang sudah

mencukupi umur, dengan adanya rasa man dan nyaman seseorang dapat

mempengaruhi tindakan seseorang.

e. Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu reaksi penginderaan terhadap objek, pengetahuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

juga merupakan faktor awal dalam melakukan perilaku, biasanya

pengetahuan berkorelasi positif denagan perilaku (Azwar, 2007).

Ada enam tingkatan pengetahuan

1. Mengetahui adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, seseorang

hanya tahu tetapi tidak mampu menjelaskan.

2. Memahami adalah seseorang yang sudah mampu menjelaskan dengan

benar apa yang dia dapat atau diketahuinya tetapi belum mampu

menerapkannya

3. Aplikasi adalah tingkatan pengetahuan yang sudah mampu menggunakan

pengetahuan yang didapat.

4. Analisis adalah telah mampu menjabarkan materi yang didapat tetapi

masih dalam konteks.

5. Sintesis adalah mampu membuat suatu tulisan baru dan menyimpulkan

dari apa yang di bacanyaatau mampu merencanakan, menyimpulkan apa

yang hendak dilakukan

6. Evaluasi adalah tingkat pengetahuan yang telah mampu mengevaluasi

atau menilai objek

f. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi yang tertutup, belum melakukan tindakan masih

berupa reaksi apakah seseorang itu setuju atau tidak dengan respon yang di

terima, masih melibatkan pikiran dan perasaan. Sikap sendiri memiliki tiga

unsur yaitu

1. Keyakinan seseorang terhadap sesuatu, seperti bagaimana keyakinan,

pemikiran seseorang terhadap penyakit TB paru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2. Perasaan yang digunakan dalam evaluasi sesuatu objek.

3. Kecondongan hati dalam melakukan sesuatu. jadi sikap adalah rencana

untuk melakukan tindakan Misalnya sikap terhadap penyakit Tb paru,

apa yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit TB paru.

Sikap juga memiliki tingkatan , Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2014),

yaitu:

1. Menerima (receiving), mau memperhatikan apa yang disampaikan

2. Menanggapi (responding), mau menanyakan atau merespon apa yang di

sampaikan

3. Menghargai (valuing), mau menilai positif apa yang disampaikan

4. Bertanggung jawab (responsible), mau memilih setuju atau tidak dalam

melakukan informasi yang di terima tetapi belum tentu dilakukan begitu juga

sebaliknya

Faktor penguat (reinforcing factor).Merupakan faktor luar dari individu

yang memperkuat terjadinya tindakan, seperti dukungan sosial, pengaruh dan

informasi serta umpan balik oleh tenaga kesehatan. Dukungan sosial ini bisa di

peroleh dari dukungan keluarga, teman, masyarakat dan lain sebagainya

a. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu suport yang diberikan baik

informasi, saran, maupun bantuan nyata yang diberikan kepada anggota

keluarga sehingga memberikan sikap atau tindakan yang positif bagi

penerimanya (Friedman, 2003).

Freedman (2003) mengemukakan fungsi keluarga mempunyai beberapa je-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

is dukungan yaitu :

1. Dukungan informasional

Keluarga sebagai desiminator atau pemberi informasi,ini bermanfaat

menghilangkan stres karna informasi yang diberikan bisa berupa sugesti

khusus, yang termasuk dalam dukungan keluarga ini adalah petunjuk,

saran, pemberian informasi dan nasehat.

2. Dukungan penilaian

Keluarga yang memberikan bimbingan dan mencari solusi masalah

seperti memberi suport, perhatian dan penghargaan sehingga membuat

penerima dukungan merasa aman dan nyaman

3. Dukungan instrumental

Merupakan dukungan yang nyata dalam hal pemenuhan kebutuhan

penderita seperti makan dan minum, istrihat yang cukup dan lain

sebagainya.

4. Dukungan emosional

Merupakan dukungan terhadap pemenuhan rasa aman dan nyaman

seperti adanya rasa saling percaya, perhatian, saling harga menghargai,

mendengarkan dan di dengarkan.

5. Dukungan Jaringan Sosial

Dukungan yang diberikan keluarga terhadap aktifitas penderita dengan

masyarakat banyak atau hubungannya dengan orang banyak yang

disukai penderita (Freadman, Bowden &Jones, 2003)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

b. Peran Petugas dalam pemberian Informasi

Peran petugas yang baik dapat menyebabkan perilaku positif bagi pasien-

pasiennya. Dalam hal ini tenaga kesehatan berfungsi sebagai pembawa

perubahan perilaku yang lebih baik. Dalam menjalankan tugasnya, petugas

kesehatan harus bisa menyadarkan dalam penyelesaian permasalahan

kesehatan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-akibatdari

penyakitcara mengatasinya serta pencegahannya (Depkes RI, 2008).

Petugas kesehatan bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan

kepada penderita TB paru dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilannya dalam tindakan pencegahan penularan dan penanganan

TB paru. Peran petugas kesehatan disini yaitu keterlibatan petugas dalam hal

pemberian informasi mengenai penyakit TB paru dan pencegahannya.

Faktor pemungkin (enabling factor).Merupakan faktor di luar individu

yang memudahkan seseorang dalam melakukan tindakan seperti ketersediaan

sarana dan prasarana, fasilitas, ketersediaan transportasi, ketersediaan program

dan lain sebagainya. Faktor memudahkan dalam melakukan tindakan pencegahan

penularan tuberkulosis paru antara lain ketersediaan masker, ketersediaan tempat

penampungan dahak dan ketersediaan obat

a. Ketersediaan masker

Untuk melakukan pencegahan penularan TB paru sangat perlu di

perhatikan ketersediaan masker karena sumber penularan TB paru adalah

Penderita TB positif bisa menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk

mencapai 3,5 ribu mikobakterium tuberkulosis, ketika bersin bisa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

menyebarkan sebesar 4,5 ribu sampai 1 jutamycobakterium tuberculosis

pemakaian masker adalah salah satu pencegahan penularan TB paru.

b. Ketersedian tempat penampungan dahak

Saranayangtersediadalam melakukan pencegahan penularan TB paru

sangat diperlukan,karna Penderita TB paru dengan BTA positif jika batuk

berdahak dianjurkan menampung ludah dalam pot berisi lisol 5% atau air

sabun lalu buang dahak ke lubang water closed atau tanam di tempat yang

jauh dari orang banyak selain itu juga disarankan menggunakan penutup

mulut pada saat perjalanan dan di keramaian (Depkes RI, 2008).

c. Ketersediaan Obat

Salah satu tindakan pencegahan penularan tuberkulosis paru adalah

meminum obat secara teratur dan sampai selesai sehingga ketersediaan obat

di rumah maupun di puskesmas sangat diperlukan karna bisa mempengaruhi

ketidakteraturan meminum obat anti tuberkulosis (OAT).Meminum obat

secara teratur sampai dengan selesai dapat menyembuhkan penyakit TB paru

dan dapat mencegah penularan TB paru kepada orang lain.

Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan teori Lawrence W. Green model precede-

Proced (2005) karena perilaku pencegahan penderita TB paru merupakan salah

satu cara mencegah penularan tuberkulosis paru ke anggota keluarga lainnya.

Permasalahan penyakit TB paru merupakan salah satu masalah kesehatan

Teori Lawrence W Green (2005) model Precede-Proced adalah suatu teori

yang melakukan perubahan perilaku dengan melakukan pendekatan menganalisis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

masalah untuk merencanakan suatu kegiatan penyelesaian masalah atau

mengembangkan model pendekatan dalam melakukan perencanaan kesehatan.

Adapun kerangka Precede-proced perubahan perilaku tersebut dapat dilihat

dibawah ini

Phase 5: Phase 4: Phase 3: Phase 2: Phase 1:


Policy diagnosis Educational and Behavioral and Epidemiological Social
and organizational environmental diagnosis diagnosis
Administrasi diagnosis diagnosis

HEALTH
PROGRAM Predisposing Genetics

Educational
strategies
Reinforcing Behavior Quality
Health Of Life
Genetics

Policy Enabling Environment


Regulation
Organizatio
n

Phase 7 : Phase 8 : Phase 9:


Phase 6: Process Impact Outcome
Implementation evaluation evaluation evaluation

Tidak diteliti
Yang diteliti

Gambar 1. Kerangka Teori


(Sumber : Green. L.W 2005)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Kerangka Konsep

Penelitian ini memiliki kerangka yang terlihat pada gambar dibawah ini

Faktor predisposisi (Predisposing factor)


1. Umur
2. Status Perkawinan
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan
5. Pengetahuan
6. Sikap

Faktor Penguat (Reinforcing factor)


Tindakan Pencegahan
1. Dukungan keluarga
Penularan TB Paru
2. PeranPetugas Dalam Pemberian Informasi

-
Faktor Pemungkin (Enablingfaktor)
1. Ketersediaan Masker
2. Ketersediaan Tempat Penampungan dahak
3. Ketersediaan Obat

Gambar 2.Kerangka KonsepPenelitian

Dari gambar diatas kerangka konsep yang diajukan adalah variabel bebas

yaitu faktor predisposis meliputi umur, jenis kelamin, status

perkawinan,pendidikan,pengetahuan, sikap faktor penguat meliputi dukungan

keluarga, peran petugas dalam pemberian informasi dan faktor pemungkin yang

meliputi ketersediaan masker, ketersediaan tempat penampungan dahak, dan

ketersediaan obat, variabel terikatnya adalah tindakan pencegahan penularan TB

Paru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan faktor predisposisi, penguat dan pemungkin terhadaptindakan

pencegahan penularan TB paru di Pukesmas Penanggalan dan Puskesmas

Jontor tahun 2018

2. Tidak ada hubungan faktor predisposisi, penguat dan pemungkin terhadap

tindakanpencegahan penularan TB paru di Pukesmas Penanggalan dan

Puskesmas Jontor tahun 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan

rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang mempelajari

hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Penanggalan

Kota Subulussalam yaitu di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor

Waktu penelitian. Waktu penelitian ini dimulai dengan survei awal,

pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal

penelitian, konsultasi pembimbing, penelitian, penyusunan hasil penelitian, dan

sampai laporan akhir yang dimulai dari bulan Oktober 2017 sampai dengan April

2019

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TB paru

yang tercatat di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kota

Subulussalam dari bulan Januari sampai dengan September tahun 2018 yaitu

sebanyak 65 orang

Sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita TB paru yang

tercatat di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan

Penanggalan Kota Subulussalam dari Januari sampai September 2018 dan telah

disarankan mengkomsumsi obat anti tuberkulosis selama 6 bulan. dengan jumlah

ditentukan menggunakan jumlah populasi. Menurut Arikunto (2009), jika jumlah

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29

anggota subjek dalam populasi hanya meliputi 100 hingga 150 orang, dan dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu di

ambil seluruhnya. Karena populasi penelitian ini hanya sebanyak 65 orang maka

sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi yaitu sejumlah 65 orang.

Teknik pengambilan sampel. Pengambilan sampel penelitian dipilih

dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Menurut Arikunto

(2009) purpusive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti

jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria sebagai

berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Penderita TB paru yang telah di sarankan mengkonsumsi obat anti

tuberkulosis selama 6 bulan.

b. Tercatat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2018 di

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan

Kota Subulussalam

c. Berumur 15 Tahun keatas

d. Kriteria Eksklusi :

a. Penderita TB paru pindah rumah ke lain kecamatan

b. Penderita TB paru tidak bersedia menjadi responden

Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui metode wawancara dan observasi langsung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

pada subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder yaitu

pengumpulan data yang telah tersedia di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota

Subulussalam. Khusus untuk daftar pertanyaan (kuesioner) penelitian, agar dapat

menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data,

dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

Validitas dan Reliabilitas. Menurut Hidayat (2013). Uji validitas

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang

menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas di

lakukan dengan cara mengukur korelasi antara variabel dengan melihat corrected

item total corelation, dengan ketentuan bila r hitung > nilai r tabel maka

dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya. Pada taraf signifkan 95 %

untuk besar sampel 30 orang nilai tabel r adalah sebesar 0,361.

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis

dilanjutkan dengan ujireliabilitas. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas

alat ukur menggunakan Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur

dari satu kali pengukuran dengan ketentuan bila Cronbach Alpha > r tabel, maka

dinyatakan reliable dan bila Cronbach Alpha < r tabel maka butir soal dinyatakan

tidak reliable.

Menurut Sarwono (2012) uji reliabilitas dilakukan setelah semua data

dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan sebelum penelitian

dilaksanakan di wilayah Puskesmas Simpang Kiri sebanyak 30 responden.

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan membagikan kuesioner

yang telah dibuat kepada 30 penderita TB paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Subulussalam. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas diketahui bahwa 12

item pertanyaan pengetahuan, 12 item pertanyaan sikap, 20 item pertanyaan

dukungan keluarga, 4 item pertanyaan peran petugas, 6 item pertanyaan

ketersediaan masker, ketersediaan tempat penampungan dahak, ketersediaan obat

dan 10 item pertanyaan tindakan pencegahan penularan TB paru mempunyai nilai

corrected item-total correlation > 0, 361 dan Cronbach Alpha > 0,60 sehingga

semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. Hasil uji validitas dan

reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian. Variabel bebas (Independen Variabel) dalam

penelitian ini adalah faktor predisposisi, penguat dan pemungkin sedangan

variabel terikat (Dependen Variabel) adalah tindakan pencegahan penularan TB

paru.

Defenisi operasional. Adapun defenisi uperasional dari penelitian ini

adalah

1. Umur adalah usia responden yang sesuai dengan data di Puskesmas

2. Jenis Kelamin adalah ciri responden yang sesuai dengan catatan di puskesmas

3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh

responden

4. Status perkawinan adalah suatu ikatan pernikahan antara seorang laki-laki

dengan wanita.

5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang

penyakit TB Paru, gejala, cara penularan, dan pencegahan penularan TB paru.

6. Sikap adalah respon responden tentang penyakit TB paru mulai dari gejala,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

penularan, pencegahan penyakit TB Paru dan lain sebagainya.

7. Dukungan Keluarga adalah persepsi atau pendapat responden terhadap ada

tidaknya dukungan keluarga yang meliputi dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan

sosial

8. Peran petugas kesehatan adalah pendapat responden tentang ada tidaknya

petugas kesehatan memberikan informasi tentang permasalahan penyakitnya

cara mengatasinya dan pencegahannya

9. Ketersediaan masker adalah tersedianya masker di rumah

10. Ketersediaan tempat penampungan dahak adalah tersedianya tempat

penampungan dahak yang berisi air sabun atau karbol/lysol

11. Ketersediaan obat adalah tersedianya obat TB paru di rumah maupun di

puskesmas

12. Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan responden dalam

rangka menghindari atau pencegahan penularan TB Paru ke anggota keluarga

lainnya

13. Penderita TB Paru adalah penderita TB Paru dengan BTA (+) pada dahak

yang diperiksa oleh petugas kesehatan dan telah disaran menjalani

pengobatan.

Metode Pengukuran Variabel

Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada jawaban responden

terhadap pertanyaan yang ada. metode pengukuran variabel dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Tabel 1

Metode Pengukuran Variabel

N Sub Metode Jumlah Hasil Ukur Skala


o Variabel Pengukuran Pertanyaan
Variabel Independen
I. Faktor Predisposisi
1 Umur Kuesioner 1 Pertanyaan 0 = 15-25 thn Ordinal
(Remaja)
1 = 26-45 thn
(Dewasa)
2 = 45-65 tahun
(Lansia)
3 = > 65 thn
(Manula)
2 Jenis Kuesioner 1 Pertanyaan 0 = Perempuan Nomina
Kelamin 1 = Laki-laki l
3 Pendidikan Kuesioner 1 pertanyaan 0 = Tinggi Ordinal
1 = Rendah
4 Status Kuesioner 1 pertanyaan 0 = kawin Nomina
Perkawinan 1= Belum l
Kawin
5 Pengetahuan Kuesioner 12 Pertanyaan 0 = Baik = (9-12) Ordinal
dengan kriteria : 1 = Buruk = (0-8)
benar = 1
dan salah = 0
6 Sikap Kuesioner 12 Pertanyaan 0 = Baik = (45- Ordinal
dengan kriteria : 60)
Sangat Setuju = 5 1 = Tidak Baik
Setuju = 4 (12-44)
Ragu = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak
Setuju = 1
II. Faktor Penguat
1 Dukungan Kuesioner 20 Pertanyaan 0 = Baik (45-60) Ordinal
keluarga dengan kriteria 1 = Buruk (20-
Selalu = 3 44)
Kadang-kadang = 2
Tidak Pernah = 1
2 Peran Kuesioner 4 Pertanyaan 0 = Baik (3-4) Ordinal
Petugas dengan kriteria 1 = Buruk (0-2)
Kesehatan pertanyaan
Pernah = 1
Tidak Pernah = 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

N Sub Metode Jumlah Hasil Ukur Skala


o Variabel Pengukuran Pertanyaan
III. Faktor Pemungkin
1 Ketersediaan Kuesioner 1 Pertanyaan 0 = Baik = (1) Ordinal
Masker dengan kriteria 1 = Buruk = (0)
pertanyaan :
Tersedia = 1
Tidak Tersedia
=0
2 Ketersediaan Kuesioner 2 pertanyaan 0 = Baik = (2) Ordinal
tempat dengan kriteria 1 = Buruk = (0-1)
penampunga pertanyaan
n dahak Tersedia = 1
Tidak tersedia = 0
3 Ketersediaan Kuesioner 3 Pertanyaan 0 = Baik = (2-3) Ordinal
Obat dengan kriteria 1 = Buruk = (0-1)
pertanyaan :
Ada = 1
Tidak ada = 0
Variabel Terikat (Dependen)
1 Tindakan Kuesioner 10 Pertanyaan 0 = Baik (23-30) Ordinal
Pencegahan dengan kriteria: 1 = Buruk (1-22)
Penularan Selalu = 3
TB Paru Kadang-kadang =
2
Tidak Pernah = 1

Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer,

yaitu dengan :

1) Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran diskriptif masing-

masing variabel serta data karakteristik lainnya. Penyajian data secara

diskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis diskriptif

dimaksudkan untuk mengetahui sebaran (distribution) dan frekuensi jawaban

subjek penelitian terhadap kuesioner yang telah diisi dan kecenderunganya.

2) Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen

dengan variabel dependen. dengan menggunakan uji Simple Logistic

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Regression. dan untuk melihat persentasi tabel 2 x 2 menggunakan

crostabbulation Chi Square.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil Penelitian

GambaranUmum Lokasi Penelitian

Geografis. Kecamatan Penanggalan merupakan salah satu kecamatan

yang ada di Kota Subulussalam Provinsi Aceh yang terletak antara 02027’39”-

03000’00” bujur timur dengan luas area 93 km2. Kecamatan Penanggalan

terbentuk masih dalam pemerintahan Aceh Singkil yang terdiri dari 10 Desa dan

satu Puskesmas yaitu Puskesmas Penanggalan. Setelah pemerintahan Kota

Subulussalam terbentuk Kampong di Kecamatan Penanggalan mengalami

pemekaran menjadi 13 Desa dan pada tahun 2018 Puskesmas Penanggalan mekar

menjadi dua yaitu Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor . Wilayah kerja

Puskesmas Penanggalan terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Dasan Raja ,Penanggalan,

Penanaggalan Barat, Penanggalan Timur, Lae Mbersih dan Lae Motong serta

memiliki 5 poskesdes Sedangkan wilayah kerja Puskesmas Jontor terdiri dari 7

Desa yaitu Desa Cepu, Penuntungan, Kampung Baru, Kuta Tengah, Sikelang,

Jontor dan Lae Ikan serta memiliki 7 poskesdes .

Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam berbatasan :

1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan

Kabupaten Dairi.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Aceh Singkil.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Kiri.

Demografis. Jumlah penduduk Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam

sebanyak 13.399 jiwa, terdiri atas 6.948 laki- laki dan 6.451 perempuan dengan

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37

2.670 kepala keluarga. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2
Ditribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Puskesmas
Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam
2018
Kelompok Umur Penduduk
No
(Tahun) Lk % Pr % Jumlah %
1 0–4 821 11,82 783 12,14 1604 11,97
2 5 – 14 1684 24,24 1617 25,07 3301 24,64
3 15 – 44 3392 48,82 3069 47,57 6461 48,22
4 45 – 64 844 12,15 782 12,12 1626 12,14
5 ≥ 65 207 2,979 200 3,1 407 3,038
Total 6948 51,85 6451 48,15 13399 100
Sumber :Profil Puskemas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 2018

Berdasarkan Tabel 2 menujukkan bahwa kelompok umur 15 – 44 tahun

merupakan kelompok umur dengan persentase tertinggi baik untuk jenis kelamin

laki-laki maupun perempuan,dengan persentase total 48,22%, sedangkan menurut

jenis kelamin persentase penduduk laki-laki sebanyak 51,87%, lebih tinggi

dibandingkan penduduk perempuan sebanyak 48,15%.

Tabel 3
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Penanggalan dan
Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Tidak Sekolah 4523 33,76
2 SD/Sederajat 2687 21,60
3 SMP/Sederajat 2599 19,40
4 SMA/Sederajat 2894 20,05
5 Perguruan Tinggi 696 5,19
Total 13399 100
Sumber :Profil Puskemas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwadistribusi penduduk menurut tingkat

pendidikan di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan

Penanggalan Kota Subulussalam 2018terbanyak pada tingkat pendidikan

tidaksekolah sebanyak 4.523 jiwa yaitu 33,76% sedangkan terendah pada tingkat

pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 696 jiwa yatu 5,19 %.

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor memiliki indikator penting

untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat yaitu Angka Kematian Bayi

(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan

angka morbiditas beberapa penyakit. Adapun masalah kesehatan masyarakat yang ada

di kecamatan penanggalanantara lain tingginya penyakit infeksi seperti diare, TBC,

ISPA, pneumonia, infeksi kulit.Penyakit tidak menular juga tinggi seperti

penyakit Hipertensi. Diabetes Melitus Selain itu, yang berhubungan dengan

kehamilan serta penyakit pada bayi baru lahir . Salah satu penyakit yang memiliki

prevalensi yang tinggi adalah TB Paru. Adapun kelompok umur yang paling

banyak menderita TB Paru adalah umur 15-64 tahun (produktif). Adapun program

kesehatan yang dilakukan terkait penanggulangan TB Paru adalah melakukan

pelacakan dan pemantauan kontakserumah, melakukan kunjungan pada pasien

yang putus minum obat, penjemputan spesimen, dan penjaringan penderita TB

Paru.

Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan persentase

dari tiap item pertanyaan dalam kuesioner. Variabel penelitian ini terdiri dari

faktor predisposisi, penguat, dan pemungkin.

Faktor predisposisi. Faktor predisposisi terdiri dari umur, jenis kelamin,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, dan sikap. Adapun hasil analisis

univariat katagori dari faktor predisposisi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi Responden berdasarkan Faktor Predisposisi di Puskesmas


Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam
2018
Faktor Predisposisi n %
Umur
15-25 tahun 11 16,9
26-45 tahun 29 44,6
46-65 tahun 19 29,2
>65 tahun 6 9,2
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 47,7
Perempuan 34 52,3
Pendidikan
Rendah 41 63,1
Tinggi 24 36,9
Status Perkawinan
Belum Kawin 9 13,8
Kawin 56 86,2
Pengetahuan
Buruk 44 67,7
Baik 21 32,3
Sikap
Tidak Baik 33 50,8
Baik 32 49,2

Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 26-45 tahun

sebanyak 44,6%. Jenis kelamin perempuan sebanyak 52,3%. Pendidikan

responden termasuk masih rendah sebanyak 63,1%. Responden banyak yang

sudah menikah sebanyak 86,2%. Mayoritas responden memiliki pengetahuan

buruk sebesar 67,7% dan sikap tidak baik sebesar 50,8%.

Untuk mengetahui jawaban per item pertanyaan pengetahuan dan sikap

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Pengetahuan

Jawaban
No Pertanyaan
n %
1 Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?
a. Penyakit keturunan atau kutukan. 3 4,6
b. Penyakit dibuat orang (kena racun /kena aji) 43 66,2
c. Penyakit yang disebabkan bakteri dan menyerang paru-paru 19 29,2
2 Menurut Saudara, bagaimanakah gejala penyakit TB paru ?
a. Batuk dengan gatal di tenggoroan 30 46,2
b. Batuk yag disertai demam 11 16,9
c. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak
nafas dan rasa nyeri di dada, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan dan demam lebih dari sebulan 24 36,9
3 Menurut Saudara, penularan TB paru dapat terjadi melalui ?
a. Makanan dan Minuman 39 60
b. Air 3 4,6
c. Udara 23 35,4
4 Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada
anggota keluarga lain karena ?
a. Duduk dan bercengkrama bersama – sama 9 13,8
b. Bersentuhan dengan penderita 12 18,5
c. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita TB paru 44 67,7
5 Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan
dahak penderita TB paru
a. Di kamar mandi 3 4,6
b. Di luar rumah 32 49,2
c. Di wadah yang sudah berisi air sabun atau karbol/lisol 30 46,2
6 Menurut Saudara, apakah manfaat sinar matahari terhadap
ruangan rumah ?
a. Untuk menerangi ruangan 9 13,8
b. Untuk menghilangkan bau ruangan 13 20
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya 43 66,2
7 Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur
berguna untuk :
a. Menghilangkan bau 22 33,8
b. Bantal dan kasur kembali empuk 12 18,5
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya 31 47,7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Jawaban
No Pertanyaan
n %
8 Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :
a. Menghindari debu 27 41,5
b. Menghindari sinar matahari 8 12,3
c. Mencegah penularan TB paru 30 46,2
9 Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak dapat dicegah
dengan :
a. Istirahat atau tidur yang cukup 34 52,3
b. Bekerja 0
c. Imunisasi BCG pada bayi 31 47,7
10 Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit TB paru kepada
orang lain?
a. Memakai peralatan makan dan minum secara bergantian 9 13,8
b. Tidur bersama dengan penderita TB paru 11 16,9
c. Meminum obat secara teratur dan sampai selesai, meludah
pada tempat yg berisi air sabun atau karbol/lisol, menutup
mulut saat batuk dan bersin, memakai masker 45 69,3
11 Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara
teratur dan sampai selesai untuk :
a. Untuk pengobatan TB paru (supaya sembuh) 30 46,2
b. Untuk mencegah menularkan pada orang lain 4 6,1
c. Untuk pengobatan TB paru dan pencegahan penularan pada
orang lain. 31 47,7
12 Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah penyakit dapat
disembuhkan?
a. Dapat sembuh sendiri 13 20
b. Tidak dapat disembuhkan 4 6,2
c. Dapat disembuhkan bila meminum obat secara teratur dan
sampai selesai selama 6 bulan 48 73,8

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

menjawab penyebab penyakit TB paru adalah penyakit yang dibuat orang atau

kena racun atau kena aji yaitu sebanyak 66,2%, dan sebagian besar responden

menjawab gejala TB paru adalah batuk dengan gatal di tenggoroanyaitu sebesar

46,2% sedangkan cara penularannya menjawab melalui makanan dan minuman

sebanyak 60%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Pengetahuan Jawaban
Benar Salah
Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n % n %
1 Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit
19 29,2 46 70,8
TB Paru?
2 Menurut Saudara, bagaimanakah gejala
24 36,9 41 63,1
penyakit TB paru ?
3 Menurut Saudara, penularan TB paru dapat
23 35,4 42 64,6
terjadi melalui ?
4 Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat
44 67,7 21 32,3
menular kepada anggota keluarga lain karena ?
5 Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang
30 46,2 35 53,8
ludah dan dahak penderita TB paru?
6 Menurut Saudara, apakah manfaat sinar
43 66,2 22 33,8
matahari terhadap ruangan rumah ?
7 Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal
31 47,7 34 52.3
secara teratur berguna untuk :
8 Menurut Saudara penderita TB paru memakai
30 46,2 35 53,8
masker untuk :
9 Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak
31 47,7 34 52,3
dapat dicegah dengan :
10 Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik
untuk menghindari terjadinya penularan 45 69,2 20 30,8
penyakit TB paru kepada orang lain?
11 Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB
31 47,7 34 52,3
paru secara teratur dan sampai selesai untuk :
12 Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah
48 73,8 17 26,2
penyakit dapat disembuhkan?

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

tidak mengetahui penyebab penyakit TB paru, gejala dan cara penularannya

terlihat dari pertanyaan nomor 1 sampai 3 kecuali pertanyan nomor 4 yaitu apa

yang di ketahui responden tentang penyakit TB paru sebanyak 46 responden

(70,8%) menjawab salah, pertanyaan bagaimana gejala penyakit TB paru

responden menjawab salah sebanyak 41 responden (63,1%) pertanyaan penularan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

TB paru dapat terjadi melalui udara yang menjawab salah sebanyak 42 responden

(64,6%).Pengetahuan responden tentang tindakan pencegahan penularan TB paru

masih rendah terlihat pada jawaban pertanyaan sebaiknya membuang ludah

dimana jawaban salah 53,8%, manfaat menjemur kasur dan bantal jawaban yang

salah 52.3%, manfaat memakai masker menjawab salah 53,8% dan cara mencegah

TB paru pada anak jawaban salah sebanyak 52,3%. Sedangkan pemahaman

responden mengenai pengobatan TB sebagian besar baik terlihat dari pertanyaan

nomor 10 dan 12 namun untuk pertanyaan nomor 11 sebagian besar menjawab

salah. Dapat disimpulkan bahwa dari 12 item pertanyaan pengetahuan responden

8 item pertanyaan mayoritas menjawab salah.

Tabel 7

Distribusi Responden berdasarkan Per Item PernyataanSikap


N Jawaban
Sikap
o SS S R TS STS
1 Penyakit TB paru
merupakan penyakit
yang disebabkan
8
kuman 11 9 3 34
(12,3
mikobakterium (16,9%) (13,8%) (4,6%) (52,3%)
%)
tuberculosis dan
menyerang paru-
paru
2 Berkeringat pada
malam hari, demam,
8 12 6 33 6
batuk lebih dari 3
(12,3%) (18,5%) (9,2%) (50,8%) (9,2%)
minggu dicurigai
penyakit TB paru
3 Penyakit TB paru
dapat menularkan
melalui udara yaitu
pada saat
13 5 6 24 17
batuk/bersin
(20,0%) (7,7%) (9,2%) (36,9%) (26,2)
mengeluarkan dahak
yang mengandung
kuman TB paru yang
terhirup orang lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

N Jawaban
Sikap
o SS S R TS STS
4 Bersentuhan
dengan penderita
24 18 18 5 0
TB paru tidak
(36,9%) (27,7%) (27,7%) (7,7%) (0%)
dapat menularkan
kepada orang lain
5 Meludah di
sembarang tempat 8
12 11 12 22
dapat menularkan (12.3
(18,5%) (16,9%) (18,5%) (33,8%)
penyakit TB paru %)
kepada orang lain
6 Menutup mulut dan
hidung saat
batuk/bersin
merupakan salah 14 25 18 6 2
satu pencegahan (21,5%) (38,5%) (27,7%) (9,2%) (3,1%)
penularan penyakit
TB paru terhadap
orang lain
7 Memakai masker
dapat mencegah 12 30 16 4 1
penularan TB paru (18,5%) (46,2%) (24,6%) (6,2%) (4,6%)
pada orang lain
8 Membuka jendela
agar sinar matahari
masuk kedalam
17 12 23 11 2
ruangan dapat
(26,2%) (18,5%) (35,4%) (16,9%) (3,1%)
membunuh kuman
atau bakteri TB
paru
9 Menjemur kasur
dan bantal secara
15 15 22 10 3
teratur dapat
(23,1%) (23,1%) (33,8%) (15,4%) (4,6%)
membunuh kuman
TB paru
10 Penggunaan
peralatan makan
dan minum yang
sedang digunakan 12 12 18 19 4
penderita secara (18,5%) (18,5%) (27,7%) (29,2%) (6,2%)
bersamaan dapat
menularkan
penyakit TB paru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

N Jawaban
Sikap
o SS S R TS STS
11 Mencuci dengan
bersih peralatan
makan dan minum
serta perlengkapan
tidur penderita TB 14 22 21 7 1
paru merupakan hal (21,5%) (33,8%) (32,3%) (10,8%) (1,5%)
yang harus
dilakukan untuk
mencegah
penularan TB paru
12 Meminum obat
secara tertur selama
pengobatan
merupakan 20 21 16 5 3
tindakan (30,8%) (32,3%) (24,6%) (7,7%) (4,6%)
pencegahan
penularan TB paru
ke orang lain

Mayoritas responden menjawab tidak setuju pada pernyataan mengenai

penyebab penyakit TB paru, gejala dan cara penularan TB paru terlihat pada

pernyataan nomor 1,2,3,5,dan 10. Sebagian besar responden menjawab setuju

pada pernyataan manfaat menutup mulut dan hidung saat batuk, manfaat memakai

masker, manfaat mencuci bersih peralatan makan dan minum serta perlengkapan

tidur, dan manfaat meminum obat terlihat pada pernyataan nomor 6,7, 11 dan 12.

Sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada pernyataan bersentuhan

dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan terlihat pada pernyataan nomor

4. Pada pernyataan nomor 8 dan 9 yaitu manfaat membuka jendela, manfaat

menjemur kasur mayoritas menjawab ragu-ragu.

Faktor penguat.Faktor penguat meliputi dukungan keluarga dan peran

petugas kesehatan. Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

responden. Adapun hasil analisis univariat berdasarkan katagori dari faktor

penguat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8
Distribusi Responden berdasarkan Faktor Penguat di PuskesmasPenanggalan
dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018

Faktor Penguat n %
Dukungan Keluarga
Buruk 40 61,5
Baik 25 38,5
Peran Petugas dalam Pemberian Informasi
Buruk 17 26,2
Baik 48 73,8

Mayoritas responden memiliki dukungan keluarga buruk sebanyak 61,5%

dan peran petugas baik dalam pemberian informasi sebesar 73,8%.

Berikut hasil analisis univariat berdasarkan per item pertanyaan dari faktor

penguat yang terdiri dari dukungan keluarga dan peran petugas dalam pemberian

informasi

Tabel 9

Distribusi Responden berdasarkan Per Item Pertanyaan Dukungan Keluarga

N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Informasional
1 Saya mendapat informasi dari keluarga
13 23 29
tentang penyakit saya dan tindakan
(20,0%) (35,4%) (44,6%)
pencegahan penularannya
2 Keluarga memberi informasi bahwa bila
16 22 27
lupa meminum obat maka harus diulang
(24,6%) (33,8%) (41,5%)
lagi dari awal
3 Keluarga memberi informasi bahwa
dengan meminum obat secara teratur
18 15 32
selama pengobatan dapat mencegah
(27,7%) (23,1%) (49,2%)
penularan TB paru ke anggota keluarga
lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Informasional
4 Keluarga memberi saran dan semangat
12 26 27
agar terus membuang ludah pada tempat
(18,5%) (40,0%) (41,5%)
yang sudah disediakan
Dukungan Penilaian
1 Keluarga mengingatkan saya meminum 24 35 6
obat setiap hari (36,9%) (53,8%) (9,2%)
2 Keluarga mengingatkan saya agar 18 29 18
membuang dahak pada tempatnya (27,7%) (44,6%) (27,7%)
3 Keluarga mengingatkan saya untuk 10 32 23
memakai masker (15,4%) (49,2%) (35,4%)
4 Keluarga mengingatkan saya untuk
41(63,1 11
menutup mulut dan hidung saat 13 (20%)
%) (16,9%)
batuk/bersin
Dukungan Instrumental
1 Keluarga menyediakan wadah tempat
9 22 34
membuang dahak yang berisi air sabun
(13,8%) (33,8%) (52,4%)
atau air karbon/lysol
2 Keluarga membeli masker untuk saya 12 16 37
(18,5%) (24,6%) (56,9%)
3 Keluarga menemani saya mengambil 19 27 19
obat ke puskesmas (29,2%) (41,6%) (29,2%)
4 Jika saya tidak sempat mengambil obat
20 34 11
ke puskesmas, keluarga mengambil obat
(30,8%) (52,3%) (16,9%)
TB paru untuk saya
Dukungan Emosional
1 Keluarga memberikan semangat dan
pujian kepada saya, saat saya 11 32 22
melakukan tindakan pencegahan (16,9%) (49,2%) (33,8%)
penularan TB paru
2 Keluarga mengingatkan saya dengan
15 33 17
lembut ketika saya tidak melakukan
(23,1%) (50,8%) (26,2%)
tindakan pencegahan penularan
3 Keluarga memberikan perhatian khusus 21 38 6
selama saya sakit (32,3%) (58,5%) (9,2%)
4 Keluarga terus memberi semangat
24 22 19
kepada saya kalau saya dapat
(36,9%) (33,8%) (29,2%)
disembuhkan
Dukungan Sosial
1 Keluarga menganjurkan dan
16 15 34
mendukung untuk berhubungan dengan
(24,6%) (23,1%) (52,3%)
teman-teman
2 Keluarga melibatkan saya dalam hal
11 24 30
pengambilan keputusan dalam bertindak
(16,9%) (36,9%) (46,2%)
terutama dalam tindakan pencegahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Sosial
3 Keluarga membantu saya mendapat
informasi mengenai penyakit saya dan 13 21 31
pengobatan dan pencegahannya melalui (20,0%) (32,3%) (47,7%)
internet, petugas kesehatan dan lain-lain
4 Keluarga mendorong saya untuk
berpartisipasi dalam melakukan 12 23 30
kegiatan dimasyarakat seperti praktek (18.5%) (35,4%) (46,2%)
agama

Sebagian besar responden tidak pernah mendapat dukungan keluarga pada

dukungan informasional dan dukungan sosial, sedangkan pada dukungan

instrumental pada penyediaan tempat penampungan dahak dan membeli masker

sebagian besar tidak pernah mendapat dukungan, menemani mengambil obat dan

keluarga mengambikan obat sebagian besar kadang-kadang. Pada dukungan

penilaian dan dukungan emosional sebagian besar menjawab kadang-kadang.

Tabel 10

Distribusi Responden berdasarkan Per Item Pertanyaan Peran Petugas


Kesehatan dalam memberi informasi

Jawaban
No Pertanyaan Pernah Tidak pernah
n % n %
1 Apakah petugas kesehatan pernah
menjelaskan atau memberikan penyuluhan
tentang penyakit yang Saudara derita ? 60 92,3 5 7,7

2 Selama Saudara sakit TB paru apakah


pernah di datangi oleh petugas kesehatan? 41 63,1 24 36,9

3 Apakah petugas kesehatan pernah


menyampaikan bagaimana tindakan 51 78,5 14 21,5
pencegahan penularan TB paru?
4 Apakah pernah petugas kesehatan
menganjurkan meminum obat secara 46 70,8 19 29,2
teratur dan sampai selesai?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Mayoritas responden menjawab petugas pernah menjelaskan dan

memberikan penyuluhan tentang TB paru, responden pernah didatangi petugas

kesehatan, petugas pernah menyampaikan cara tindakan pencegahan TB paru dan

anjuran untuk minum obat secara teratur dan sampai selesai..

Faktor Pemungkin. Faktor pemungkin terdiri atas ketersediaan masker,

tempat penampungan dahak, dan ketersediaan obat. Adapun hasil analisis

univariat katagori dari faktor pemungkin pada responden dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 11
Distribusi Responden berdasarkan Faktor Pemungkin di Puskesmas Penanggalan
dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
Faktor Pemungkin N %
Ketersediaan Masker
Buruk 31 47,7
Baik 34 52,3
Tempat Penampungan Dahak
Buruk 34 52,3
Baik 31 47,7
Ketersediaan Obat
Buruk 4 6,2
Baik 61 93,8

Tabel 11 menunjukkan bahwa masker tersedia (baik) sebesar 52,3%.

Tempat penampungan dahak tidak tersedia (buruk) sebanyak 52,3%. Ketersediaan

obat juga termasuk baik yaitu sebanyak 93,8%.

Hasil analisis univariat berdasarkan per item pertanyaan dari faktor

pemungkin.

Tabel 12

Distribusi Responden berdasarkan Pertanyaan Ketersediaan Masker,


Ketersediaan Tempat Penampungan Dahak dan ketersediaan Obat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Jawaban
N
Pertanyaan Tersedia Tidak tersedia
o
n % n %
Ketersediaan Masker
1 Apakah Masker tersedia selalu di rumah 34 52.3 31 47,7
Ketersediaan tempat Penampungan dahak
1 Apakah tempat penampungan dahak
seperti kaleng atau sejenisnya yang
31 47,7 34 52,3
ditambahkan air sabun atau karbol/lysol
tersedia di rumah.
2 Apakah air sabun atau karbol/lysol
64 98,5 1 1,5
tersedia di rumah
Ketersediaan Obat
1 Ketika Saudara hendak meminum obat,
60 92,3 5 7,7
apakah obat selalu tersedia ?
2 Kapan saudara mengambil obat TB paru
55 84,6 10 15,4
ke puskesmas ?
3 Ketika Saudara ke puskesmas untuk
mengambil obat, apakah obat selalu 63 96,9 2 3,1
tersedia di puskesmas ?

Sebagian responden menjawab tersedia masker selalu di rumah sebanyak

34 responden (52,3%). Sebagian responden menjawab tempat penampungan

dahak di rumah tidak tersedia sebanyak 34 responden (52,3%) dan mayoritas

responden menjawab tersedia air sabun atau karbol/lysol di rumah. Ketersediaan

obat baik di rumah maupun di puskesmas mayoritas responden menjawab

tersedia.

Tindakan pencegahan penularan TB paru.Tindakan pencegahan TB

paru dibagi menjadi dua kategori yaitu tindakan baik dan buruk. Hasil analisis

univariat katagori adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Distribusi Responden berdasarkan Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di


Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota
Subulussalam 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru n %


Buruk 35 53,8
Baik 30 46,2
Jumlah 65 100,0

Tabel 13 menjelaskan bahwa mayoritas tindakan pencegahan penularan

TB paru termasuk buruk yaitu sebanyak 53,8%.

Hasil analisis univariat per item pertanyaan tindakan pencegahan

penularan TB paru terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 14

Distribusi Responden berdasarkan Per Item Pertanyaan Tindakan Pencegahan


Penularan TB Paru

Jawaban
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu
kadang pernah
N % n % n %
1 Apakah Saudara membuka jendela
kamar atau ruangan agar sinar 25 38,5 11 16,9 29 44,6
matahari masuk kedalam rumah?
2 Apakah Saudara menjemur kasur
dan bantal serta peralatan tidur 22 33,8 20 30,8 23 35,4
pada terik matahari setiap harinya
3 Apakah Saudara ketika
15 23,1 36 55,4 14 21,4
batuk/bersin menutup mulut ?
4 Apakah Saudara meminum obat
secara teratur selama pengobatan 47 72,3 15 23,1 3 4,6
Saudara?
5 Apakah Saudara ketika membuang
dahak/ludah menggunakan tempat
penampungan dahak seperti kaleng 16 24,6 11 16,9 38 58,5
atau sejenisnya yang ditambahkan
air sabun atau karbol/lysol?
6 Apakah Saudara ketika ada orang
lain memakai penutup mulut atau 14 21,5 15 23,1 36 55,4
masker ?
7 Apakah Saudara pada saat makan
dan minum tidak membagikan
29 44,6 26 40 10 15,4
makananan pada anggota keluarga
yang lain ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Jawaban
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu
kadang pernah
n % n % n %
8 Apakah Saudara menggunakan
peralatan makan dan minum seperti
piring, sendok dan gelas secara 22 33,8 17 26,2 26 40
terpisah dengan anggota keluarga
yang lain ?
9 Apakah Saudara tidur terpisah
dengan anggota keluarga lain yang 13 20 19 29,2 33 50,8
tidak menderita tuberkulosis Paru ?
10 Apakah peralatan makan dan
minum serta perlengkapan tidur
Saudara, di cuci bersih dengan 43 66,2 12 18,5 10 15,4
menggunakan sabun dan air
mengalir ?

Responden lebih banyak menjawab tidak pernah untuk melakukan

tindakan pencegahan TB paru pada item pertanyaan membuka jendela kamar atau

ruangan, menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur, membuang dahak/ludah

di tempat penampungan dahak yang berisi air sabun atau karbol/lysol,

menggunakan peralaratan makan dan minum secara terpisah, tidur terpisah

dengan anggota kelurga lain. Mayoritas responden menjawab selalu melakukan

tindakan pencegahan penularan TB paru pada item pertanyaan meminum obat

secara teratur selama pengobatan, tidak membagikan makanan dan minuman yang

sedang dimakan dan diminum kepada oarang lain, mencuci peralatan makan dan

minum serta perlengkapan tidur dengan sabun dan air bersih mengalir. Sedangkan

pada item pertanyaan menutup mulut ketika batuk dan bersin responden

menjawab kebanyakan kadang-kadang.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan denganmenggunakan uji Simple Logistic Re-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

gressiondan chi square untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi, penguat,

dan pemungkin dengan tindakan pencegahan penularan TB paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

Hasil analisis tabulasi silang antara faktor predisposisi, penguat dan

pemungkin dengan tindakan pencegahan penularan TB paru dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Hubungan Faktor Predisposisi, Penguat dan Pemungkin


dengan Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan
dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018

Tindakan Tindakan
Faktor Predisposisi, p PR 95% CI
Buruk Baik
Penguat dan Pemungkin
n % n %
Umur
15-25 tahun 9 81,2 2 18,2
0,406-
26-45 tahun 14 48,3 15 51,7 0,278 0,725
1,196
46-65 tahun 8 42,1 11 57,9
>65 tahun 4 66,7 2 33,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 74,2 8 25,8 1,810-
0,002 5,271
Perempuan 12 35,3 22 64,7 15,345
Pendidikan
Rendah 28 68,3 13 31,7 1,743-
0,003 5,231
Tinggi 7 29,2 17 70,8 15,696
Perkawinan
Belum Kawin 6 66,7 3 33,3 0,423-
0,411 1,862
Kawin 29 51,8 27 48,2 8,194
Pengetahuan
Buruk 30 68,2 14 31,8 2,091-
0,001 6,857
Baik 5 23,8 16 76,2 22,490
Sikap
Tidak Baik 25 75,8 8 24,2 2,307-
0,001 6,875
Baik 10 31,2 22 68,8 20,490
Dukungan Keluarga
Buruk 26 65 14 35 1,163-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Baik 9 36 16 64 0,025 3,302 9,374

Tindakan Tindakan
Faktor Predisposisi, p PR 95% CI
Buruk Baik
Penguat dan Pemungkin
n % n %
Peran Petugas dalam
Pemberian Informasi
Buruk 6 35,3 11 64,7 0,113-
0,080 0,357
Baik 29 60,4 19 39,6 1,129
Ketersediaan Masker
Buruk 22 71 9 29 1,397-
0,010 3,949
Baik 13 38,2 21 61,8 11,162
Tempat Penampungan
Dahak
Buruk 26 76,5 8 23,5 2,621-
Baik 9 29 22 71 <0,001 7,944 24,077
Ketersediaan Obat
Buruk 3 75 1 25 0,268-
0,398 2,719
Baik 32 52,5 29 47,5 27,618

Dari tabel 15 hasil uji simplelogisticregresionmenunjukkan bahwa faktor

predisposisi (jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap), penguat (dukungan

keluarga) dan pemungkin (ketersediaan masker, tempat penampungan dahak)

berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan TB paru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pembahasan

Hubungan Faktor Predisposisi Dengan Tindakan Pencegahan Penularan TB


Paru di Puskesmas Penanggalan Dan Puskesmas Jontor Kecamatan
Penanggalan Kota Subulussalam 2018

Adapun faktor predisposisi yang akan dijelaskan adalah umur, jenis

kelamin, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, dan sikap.

Hubungan umur dengan tindakan pencegahan penularan TB

paru.Hasil pengujian hipotesis dengan uji simple logistic regression diperoleh

nilai p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan umur dengan tindakan

pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Jontor.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok umur46-65 tahun (57,9%)

paling banyak melakukan tindakan pencegahan penularan TB Paru baikdan

terendah pada kelompok umur 15-25tahun (18,2%) di Puskesmas Penanggalan

dan Puskesmas Jontor Kota Subulussalam tahun 2018.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nababan dkk (2017)

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan umur dengan tindakan pencegahan TB

Paru di Puskesmas Pinangsori. Putri dkk (2017) menyatakan hal yang hampir

sama bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dan pencegahan TB Paru pada

remaja santri di pondok.Penelitian Tobing (2008) menyatakan bahwa kelompok

umur yang melakukan tingkat pencegahan TB Paru yang baik terbanyak pada usia

> 50 Tahun (52,5) dan terrendah pada kelompok umur 17-20 tahun(2,5%).

Penelitian ini memperlihatkan bahwa mayoritas responden berusia

dewasadan lansia bertindak baik, pada usia remaja dan manula bertindak buruk

hal ini di karenakan pada masa remaja merupakan masa dimana mengalami

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan moral sehingga

berpengaruh terhadap tindakan, sedangkan pada masa manula terjadinya

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor sehingga dalam melakukan tindakan

terjadi penurunan.

Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Green tentang

perubahan perilaku bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang adalah faktor predisposisi. Umur merupakan salah satu yang terwujud

dalam faktor predisposisi.Menurut Notoadmodjo (2007) usia dewasa memiliki

daya tangkap dan pola pikir yang sedang berkembang serta individu lebih

berperan aktif dalam mencari pengetahuan sehingga pada usia ini cenderung

melakukan tindakan yang positif, sedangkan pada usia manula ada penurunan

intelektual daya tangkap dan pola pikir akibat dari bertambahnya usia.

Hubungan jenis kelamin dengan tindakan pencegahan penularan TB

paru.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis

kelamin dangan tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

Sebanyak 74,2% responden berjenis kelamin laki-laki melakukan tindakan

pencegahan dalam kategori buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dkk (2017) menunjukkan bahwa

persentase responden yang kurang baik dalam melakukan tindakan pencegahan

TB Paru lebih banyak dijumpai pada responden laki-laki (64,7%) dibandingkan

dengan responden perempuan (14,3%). Hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan chi square test diperoleh nilai p sebesar 0,0001< 0,05 yang

artinyaada hubungan antara jenis kelamin responden dengan tindakan pencegahan

TBParu pada santri di pondok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan bahwa perempuan lebih

banyak melakukan tindakan pencegahan yang baik dikarenakan responden tidak

mau menyusahkan orang lain, dan responden tidak mau penyakit yang dideritanya

dirasakan oleh anggota keluarga yang lain terutama anak-anak dan suami.

Sedangkan pada responden laki-laki lebih banyak melakukan tindakan

pencegahan buruk dikarenakan responden merasa sakitnya tidak menularkan, dan

tidak sabar

Seseorang dengan jenis kelamin laki-laki lebih cepat dapat berfikir dan

memutuskan permasalahan namun lemah dalam hal kedisiplinan dan ketelatenan,

termasuk dalam hal tindakan yang seharusnya diterapkan terhadap dirinya sendiri.

Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan sedangkan laki-laki

cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional walaupun

stimulus yang di berikan sama terhadap kedua jenis kelamin namun responnya

bisa berbeda (Notoatmodjo, 2007) Menurut Bastable (2002) perempuan lebih

mudah mengerjakan sesuatuyang disarankan oleh orang lain dan lebih di

pengaruhi oleh sugesti ketimbang laki-laki.

Hubungan pendidikan dengan tindakan pencegahan penularan TB

paru.Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pendidikan dengan

tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan

danPuskesmas Jontor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan rendah (tidak sekolah, SD, SMP), sebanyak 41 responden (63,1%).

Sebanyak 28 responden (68,3%) yang berpendidikan rendah melakukan tindakan

pencegahan penularan TB Paru buruk di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas

Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Nababan dkk (2017)

menyatakan bahwa ada hubungan pendidikan dengan tindakan pencegahan TB

Paru di Puskesmas Pinangsori. Dan hasil penelitian Batubara (2017) menyatakan

bahwa pendidikan responden rendah sebanyak 59 orang (92,2%) yang memiliki

tindakan buruk sebanyak 42 orang (72,9%)

Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting karna dapat menerima

lebih banyak informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga

sehingga lebih mudah mengembangkan diri dalam mencegah terjangkitnya suatu

penyakit. pendidikan salah satu faktor pengendalian penularan penyakit TB paru.

Pendidikan merupakan usaha dasar untuk mengembangkan kemampuan dan

kepribadian yang berlangsung seumur hidup.Semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin banyak pengetahuannya dan tinggi kesadarannya tentang

upaya pengendalian penularan penyakit TB paru sehingga menuntut dirinya agar

memperoleh keselamatan jiwanya. Rendahnya tingkat pendidikan akan

berpengaruh pada pemahaman mengenai upaya pengendalian penularan penyakit

TB paru. Sedangkan pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memengaruhi perilakunya dalam upaya pengendalian penularan penyakit TB paru

(Sarmen dkk, 2017).

Hubungan status perkawinan dengan tindakan pencegahan penularan

TB paru.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan status

perkawinan dengan tindakan pencegahan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan

Puskesmas Jontor. Status perkawinan dalam penelitian ini yang kawin sebanyak

56 responden (86,2%) yang melakukan tindakan pencegahan penularan TB paru

yang baik sebanyak 29 responden (51,8%) .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Nurhayati dkk (2015) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan status

perkawinan dengan perilaku pencegahan TB Paru sebanyak 46 responden

(75,4%) yang menikah dan sebanyak 36 responden (78,2 %) yang melakukan

tindakan pencegahan penularan TB Paru baik di Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Seseorang yang sudah menikah biasanya telah berusia dewasa, ada

perenungan dan kesadaran pada diri suami dan istri untuk memiliki kualitas hidup

berumah tangga yang lebih baik sehingga dapat mengambil keputusan secara baik.

Oleh sebab itu hal ini dapat berdampak kepada tindakan pencegahan TB Paru di

Puskesmas Penanggalan dan Jontor.

Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan penularan TB

paru.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dangan tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor.Hal ini seiring dengan penelitian Rahman dkk

(2017) yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan

pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas Bawahan Selan.Kurniasih dan

Widianingsih (2013) juga menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan

dengan perilaku pencegahan TB Paru di Poli Paru Rumah Sakit Prof. DR. Sulianti

Saroso.

Berdasarkan penelitian terhadap 65 penderita TB paru yang memiliki

pengetahuan buruk sebanyak 67,7% dan dari pengetahuan responden yang

burukyang melakukan tindakan pencegahan buruk sebesar 68,2% Hal ini

menunjukkan bahwa masih rendahnya pemahaman penderita TB paru dalam hal

penyebab penyakit TB paru, gejala dan cara penularannya serta tindakan

pencegahan penularan TB parunya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Batubara (2017) yang menunjukkan bahwa dari 64 responden tingkat

pengetahuankurang (buruk) sebesar 45 responden (70,3%) dari 45 responden yang

melakukan upaya pencegahan penularan TB paru kurang (buruk) sebanyak 36

responden (80%)

Dari hasil dilapangan bahwa pengetahuan responden yang rendah

mengenai penyebab penyakit TB paru, gejala, cara penularan dan tindakan

pencegahannya. hal ini di sebabkan faktor pendidikan yang rendah yaitu sebanyak

63,1% responden dalam penelitian ini rendah (tidak sekolah, SD dan SMP) selain

itu masih adanya pemahaman responden bahwa penyakit yang di derita adalah

penyakit yang di kenakan orang atau bahasa di masyarakat Kota Subulussalam

terkenal dengan bahasa kena aji, dimana dipercayai bahwa gejala kena aji ini

batuk-batuk, tenggoroan gatal, demam, dan cara terjangkit penyakit aji ini melalui

makanan atau minuman yang sudah kena mantra lalu di makan atau di minum dan

penyakit ini tidak menularkan kepada orang lain sehingga karena pemahaman

inilah banyak yang tidak melakukan tindakan pencegahan penularan TB paru di

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor.

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, dimana

faktor internal terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan umur.Sedangkan faktor

eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dan sosial budaya. Pada pengetahuan

responden juga dapat dipengaruhi oleh umur, daya tangkap dan pola fikir

seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin baik (Nurfadillah

dkk, 2014). Pengetahuan yang baik sangat diharapkan dalam mencegah dan

menanggulangi penyakit TB paru.Tingkat pengetahuan yang rendah dalam upaya

mencegah dan menanggulangi penyakit TB paru dapat menjadi faktor risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

terjadinya penularan TB paru (Budiman, 2013).Pengetahuan yang kurang dapat

terjadi karena minimnya informasi serta tidak adekuatnya informasi yang

didapatkan dan diterima oleh responden.

Pengetahuan penderita yang kurang tentang penyakit TB paru, bahaya

penyakit, carapenularannya, dan cara pencegahan akan berpengaruh terhadap

sikap dan tindakan sebagai orang yang sakit dan akhirnya menjadi sumber penular

bagi sekelilingnya. Sikap dan tindakan tersebut seperti batuk tidak menutup

mulut, buang dahak di sembarang tempat, dan tidur dalam satu kamar dengan

penderita lebih dari dua orang.(Suhardi, 2008).

Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan penularan TB

paru.Berdasarkan hasil penelitian terhadap 65 penderita TB paru yang memiliki

sikap tidak baik sebanyak 33 responden (50,8%) dan yang melakukan tindakan

pencegahan buruk sebesar 25 responden (75,8%) hal ini menunjukkan masih

rendahnya sikap responden mengenai penyebab, gejala, cara penularan dan cara

pencegahan penularan TB paru.dan masih adanya pemahan bahwa penyakit TB

paru ini adalah penyakit kena aji. dan hasil uji statistik simple regresi logistik

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan

penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor. Hal ini

sejalan dengan penelitian Rahman dkk (2017) yang menjelaskan bahwa ada

hubungan sikap dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas

Bawahan Selan.Rachman dkk (2017) juga menunjukkan bahwa ada hubungan

sikap dan tindakan pencegahan TB paru di Kelurahan Dunguscariang Kota

Bandung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Sikap adalah suatu reaksi yang tertutup, belum melakukan tindakan masih

berupa reaksi apakah seseorang itu setuju atau tidak dengan respon yang di terima,

masih melibatkan pikiran dan perasaan. Sikap sendiri memiliki tiga unsur yaitu

pertama keyakinan seseorang terhadap sesuatu, seperti bagaimana keyakinan,

pemikiran seseorang terhadap penyakit TB paru, kedua perasaan yang digunakan

dalam evaluasi sesuatu objek ketiga kecondongan hati dalam melakukan sesuatu.

jadi sikap adalah rencana untuk melakukan tindakan misalnya sikap terhadap

tindakan pencegahan penyakit TB paru, apa yang dilakukan seseorang bila ia

menderita penyakit TB paru.

Sikap yang berorientasi pada respon adalah perasaan mendukung atau

tidak mendukung serta kesiapan dalam bereaksi terhadap suatu objek (Budiman,

2013).Menurut Notoatmodjo (2014) sikap di pengaruhi oleh pengetahuan

dimilikinya dan terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: menerima, menanggapi

menghargai dan bertanggung jawab. Pembentukan sikap dapat terjadi karena

adanya rangsangan, seperti sikap masyarakat tentang bagaimana cara pencegahan

penyakit TB Paru. Rancangan tersebut menstimulus seseorang untuk memberikan

respon berupa sikap yang positif atau negatif, akhirnya akan diwujudkan dalam

perilaku sehari-hari.

Hubungan Faktor Penguat dengan Tindakan Pencegahan Penularan TB


Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor
Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
Adapun faktor penguat yang diteliti adalah dukungan keluarga dan peran

petugas dalam pemberian informasi.

Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan pencegahan

Penularan TB paru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan du-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

kungan keluarga dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tobing T (2008) di Tapanuli

Utara bahwa dukungan keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan

potensi penularan TB paru yaitu potensi penularan TB paru 3,2 kali lebih besar

pada keluarga yang tidak mendukung.

Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu

tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain. Dukungan dirasakan oleh

penerima sebagai bentuk dorongan, semangat dan pengorbanan dalam

menghadapi permasalahan yang ditanggung.Dukungan sosial yang memberikan

dampak terbesar adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga (Efendi &

Makhfudli, 2009).

Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil.Oleh sebab itu

untuk mencapai perilaku kesehatan masyarakat yang sehat maka harus dimulai

dimasing-masing keluarga.Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-

perilaku masyarakat (Ali, 2010).

Keluarga merupakan lingkungan sosial terdekat penderita TB paru.

Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan

suatu kelompok kecil dalam masyarakat (Suprajitno, 2004).Dukungan keluarga

diartikan sebagai sebuah sistem pendukung bagi anggotanya dengan selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.Dukungan keluarga dapat

diperoleh dari orangtua, suami, isteri, anak atau keluarga terdekat lainnya. Hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

analisis menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh keluarga pada

penderita TB paru dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan sebagai bentuk

sikap, tindakan maupun penerimaan keluarga terhadap penderita TB paru belum

dilakukan dengan baik.Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Videbeck (2008)

yang menyebutkan keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor

kunci dalam penyembuhan penderita TB paru.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 65 responden dukungan keluarga

buruk sebanyak 40 responden (61,5%), dari 40 responden yang melakukan

tindakan pencegahan penularan TB paru buruk sebanyak 26 responden (65%) dan

dukungan keluarga yang tidak pernah didapat responden mayoritas menjawab

pada dukungan instrumental, dukungan sosial dan dukungan informasional.

Dukungan instrumental yang seharusnya didapat penderita TB paru dari

keluarga adalah dukungan yang nyata dalam hal pemenuhan kebutuhan penderita

namun tidak di dapat oleh responden seperti keluarga menyediakan wadah tempat

pembuangan dahak yang berisikan air sabun atau karbol/lysol dan keluarga tidak

pernah membeli masker hal ini disebabkan karena keluarga tidak memahami

bahwa tempat pembungan dahak dan masker itu sangat di perlukan dalam

pencegahan penularan TB paru.sementara dukungan sosial dalam hal ini

dukungan yang seharusnya didapat dari keluarga yaitu dukungan yang

memberikan perasaan menjadi bagiandari keanggotaan suatu kelompok

masyarakat yang berbagi kepentingan dan kegiatan-kegiatan sosial, namun hal ini

tidak didapat dari keluarga penderita TB paru karena masyarakat Kota

Subulussalam masih menganggap penyakit TB paru adalah penyakit yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

memalukan dan menakutkan sehingga jika ketahuan dengan masyarakat seseorang

terkena penyakit TB paru jika ada kegiatan sosial dirumah penderita hanya sedikit

yang datang, sedangkan dukungan informasional yang seharusnya di dapat

penderita TB paru dalam hal ini dukungan informasi mengenai penyakit TB paru,

pengobatan dan cara pencegahannyanamun tidak di dapat dikarenakan keluarga

sendiri masih banyak memahami bahwa penyakit TB paru itu di yakini adalah

penyakit kena aji.

Menurut Freedman (2003) Keluarga sebagai desiminator atau pemberi

informasi, ini bermanfaat menghilangkan stres karna informasi yang diberikan

dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada penderita terutama dalam

menghadapi penyakitnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Wulandari (2014)

menyatakan bahwa dari 46 responden 34 responden (73,9%) mendapat dukungan

keluarga yang buruk dan melakukan perilaku pencegahan penularan TB buruk

sebesar 70,6% di Puskesmas Sukoharjo.

Keluarga yang merupakan salah satu sasaran primer dalam promosi

kesehatan seharusnya dapat diberdayakan karena meningkatkan keterampilan

setiap anggota keluarga agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri adalah sangat penting.Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan

dengan memberikan pengetahuan sehingga memiliki kemampuan yang baik

terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyakit-penyakit dan

penyebabnya, mampu mencegah penyakit dan mampu mencari pengobatan yang

layak bilamana anggota keluarganya sakit (Irianto, 2004).

Hubungan peran petugas dalam pemberian informasi dengan

tindakan pencegahan penularan TB paru. Hasil penelitian ini menunjukkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan peran petugas kesehatan dengan

tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan

Puskesmas Jontor. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa peran petugas dalam

pemberian informasi termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 73,8%. dan

yang melakukan tindakan pencegahan penularan TB paru baik hanya 36% hal ini

disebabkan sebagian besar responden lebih menerima infomasi dari keluarga

maupun masyarakat sekitar dari pada petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Batubara (2017) tidak ada hubungan peran petugas kesehatan

terhadap upaya pencegahan penularan penyakit tuberkulosis paru di kecamatan

Padangsidimpuan Tenggara Kota |Padangsidimpuan. Hal ini disebabkan karena

penderita TB paru lebih menerima informasi dari tokoh masyarakat dari pada

petugas kesehatan penelitian ini sejalan denganIstiqamah (2017) menyatakan

bahwa tidak ada hubungan peran petugas terhadap kejadian TB paru di kelurahan

Kramas hal ini di sebabkan petugas kurang aktif dalam pemberian informasi

kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit TB paru.

Petugas kesehatan memiliki kewajiban untuk melaksanakan penyuluhan

mengenai pencegahan TB Paru sehingga prevalensi penyakit ini dapat

menurun.Upaya penanggulangan penyakit TB sudah dilakukan melalui berbagai

program kesehatan, salah satunya strategi Directly Observed Treatment Short

Course (DOTS).Keberhasilan pengobatan ini tergantung pada pengetahuan pasien

dukungan keluarga serta tidak lepas dari peran tenaga kesehatan. Setiap tenaga

kesehatan harus mampu melaksanakan pelayanan yang prima yaitu memberikan

kepada pasien apa yang memang mereka butuhkan. Pelayanan prima hanya dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

dicapai dengan pelaksanaan yang mencakup komponen praktik bersifat disiplin,

inisiatif, respons, komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pasien.

Tenaga kesehatan di puskesmas sebagai baris terdepan dalam pelayanan

kesehatan dasar merupakan ujung tombak dalam penemuan kasus TB paru yang

juga berperan sebagai fasilitator dan memonitor pengawas minum obat dalam

melaksanakan pengobatan TB Paru kepada penderita.

Trasia dkk (2015) menyebutkan perilaku pencegahan penularan TB yang

dilakukan oleh responden sudah cukup baik.Hal ini tidak terlepas dari peran para

tenaga kesehatan yang aktif mengedukasi responden mengenai apa-apa saja yang

seharusnya dilakukan oleh penderita TB paru untuk mencegah penularan pada

masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.Edukasi yang dilakukan secara

berkesinambungan dan berkelanjutan dalam sebuah program kesehatan dapat

mengubah perilaku sehat individu, dalam hal ini berupa kepatuhan, pola

konsumsi, aksi pencegahan, dan perlindungan diri.

Hubungan Faktor Pemungkin dengan Tindakan Pencegahan Penularan TB


Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor
Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
Adapun faktor pemungkin yaitu ketersediaan masker, ketersediaan tempat

penampungan dahak, dan ketersediaan obat.

Hubungan ketersediaan masker dengan tindakan pencegahan

penularan TB paru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

ketersediaan masker dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor.Nurhayati dkk (2015) juga

menyebutkan bahwa lebih banyakresponden yang masuk ke dalam kategori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

perilaku pencegahan penularan TB yangbaik, tetapi untuk komponen penggunaan

maskertercatat lebih banyak yang masuk ke dalamkategori buruk (59%).Temuan

ini perlumendapat perhatian serius, karena saat batukatau bersin, pasien TB dapat

menyebarkankuman ke udara dalam bentuk percikandahak (droplet nuclei).Sekali

batuk dapatmenghasilkan sekitar 3000 percikandahak (Kementerian Kesehatan

RI, 2011).Penelitian membuktikan bahwamasker menjadi salah satu cara yang

efektifuntuk pencegahan TB MDR (Dharmadhikari et al., 2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebanyak 71% responden

memiliki tindakan pencegahan yang buruk dengan ketidaktersediaan masker. Hal

ini di sebabkan pengetahuan mengenai TB paru penderita TB paru yang rendah

dan kurangnya dukungan dalam membeli masker mengingatkan penderita

memakai masker. Faktor pencegahan penularanmenitikberatkan

padapenanggulangan faktor risiko penyakit seperti lingkungan dan

perilaku.Perilaku seseorang merupakan akumulasi dari pengetahuan dan sikap

terhadap kesehatan. Seseorang yang menjaga pasien TB (misalnya keluarga)

merupakan orang yang memiliki riwayat kontak yang erat dengan pasien TB

artinya jika mereka tidak mengetahui tentang TB dan tidak menggunakan masker

saat di dekat pasien kemungkinan tertular sangat besar mengingat risiko terinfeksi

berhubungan dengan lama kontak dan kualitas paparan terhadap sumber infeksi

(Widoyono, 2012). Sebaliknya, jika mereka mengetahui dan menggunakan

masker saat di dekat pasien kemungkinan tertular akan berkurang karena fungsi

masker yang dapat memfiltrasi udara yang dihirup sebelum masuk ke saluran

pernafasan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Hubungan tempat penampungan dahak dengan tindakan pencegahan

penularan TB paru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tempat

penampungan dahak dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota

Subulussalam. Tempat pembuangan dahak tidak tersedia (buruk) sebanyak 52,3%.

Sebesar 76,5% responden memiliki tempat pembuangan dahak buruk memiliki

tindakan pencegahan TB paru yang buruk hal ini disebabkan rendahnya

pengetahuan tentang penyakit TB paru dan pencegahan penularannya dan

rendahnya dukungan keluarga menyediakan tempat penampungan dahak.

Indarwati dan Saputro (2016) menyebutkan bahwa perilaku pasien dalam

membuang dahak sebagian besar masih buruk sebanyak 21 responden (58,3%).

Hal tersebut dapat disebabkan masih rendahnya pengetahuan dan tidak

tersedianya tempat penampungan dahak penderita TB Paru.

Dahak penderita TB Paru yang dibuangsembarangan dapat menyebabkan

penyebarankuman TB Paru dan mengakibatkan penularanpenyakit. Tindakan

membuang dahak pada tempatnya merupakan suatu perilaku yang sebaiknya

dilakukan oleh penderita TB Paru. Perilaku ini memberikan perlindungan kepada

masyarakat sekitar agar terhindar dari penyakit TB Paru.Namun hasil penelitian

ini menunjukkan masih banyak penderita TB Paru yang membuang dahak tidak

pada tempat yang benar.Bedasarkan teori Green, perilaku dibentuk dalam tiga

faktor yaitu faktor predisposisi yang dapat mempermudah atau

mempredisposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat

(pengetahuan, sikap,kepercayaan, nilai-nilai) faktor penguat (Reinforcing Factor)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

adanya umpan balek dan dukungan sosial (dukungan sosial, pengaruh dan

informasi serta feedback oleh tenaga kesehatan), faktor pemungkin (Enabling

Factor) merupakan faktor pendukung dalam melakukan tindakan (lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas atau sarana kesehatan seperti puskesmas,

obat, alat-alat steril) (Green dan Marshal 2005)

Hubungan Ketersediaan Obat dengan Tindakan Pencegahan

Penularan TB Paru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

ketersediaan obat dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan PenanggalanKota Subulussalam.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketersediaan obat baik yaitu sebanyak

93,8%. Namun, tersedianya obat yang baik tanpa disertai dengan tindakan yang

baikdalam melakukan pencegahan tidak akan membuat perubahan yang

bermaknaterhadap kesehatan seseorang. Sebanyak 53,8% responden memiliki

tindakan pencegahan TB Paru buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo (2013) yang menyatakan bahwa

tersedianya obat memiliki hubungan yang signifikan dengan keberhasilan

kesembuhan TB paru di Puskesmas wilayah Kecamatan Beringin.Ketersediaan

obat tersebut didukung dengan tindakan pencegahan yang baik oleh responden

dalam mengonsumsi obat secara teratur.

Tindakan Pencegahan Penularan TB paru.

Tindakan pencegahan penularan TB paru adalah suatu usaha penderita TB

paru dalam mencegah penularan penyakit yang dideritanya. Tindakan pencegahan

yang paling banyak tidak pernah dilakukan yang pertama adalah membuang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

dahak pada tempat penampungan dahak yang sudah di beri air sabun atau

karbol/lysol sebanyak 58,5%, hal ini kurang pahamnya penderita TB paru bahwa

air sabun atau karbol/lysol dapat melemahkan dan mematikan kuman sehingga

mempengaruhi tindakan responden selain itu juga membuang dahak sembarangan

juga karena pengaruh pendidikan yang rendah, sebanyak 63,1% responden

berpendidikan rendah, seseorang yang berpendidikan rendah akan memiliki

cenderung melakukan tindakan yang kurang baik. Selain itu juga faktor pekerjaan

mayoritas responden memiliki status sosial yang rendah sehingga tidak

memungkin membawa kaleng tertutup yang berisi sabun ditempat mereka bekerja,

selain itu alasan mereka tidak mau ribet saat bekerja harus membawa kaleng

sehingga saat responden batuk responden membuang dahaknya di sembarangan

tempat.

Tindakan pencegahan penularan TB paru yang terbanyak tidak pernah

dilakukan responden yang kedua adalah ketika ada orang lain memakai penutup

mulut atau masker sebanyak 55,4%, hal ini terjadi karena responden merasa risih

dansesak memakai masker, selain itu juga responden merasa malu memakai

masker karna dengan memakai masker masyarakat sekitarnya akan tau kalau

responden menderita penyakit TB paru.

Tindakan pencegahan penularan TB paru terbanyak yang tidak pernah

dilakukan ketiga adalah tidur tidak terpisah dengan anggota keluarga yang lain

yaitu sebanyak 50,8% hal ini dikarenakan responden merasa tidak nyaman tidur

sendiri hal ini karna kurangnya pemahaman responden mengenai TB paru, dan

cara pencegahannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Implikasi Penelitian

Adapun implikasi dari penelitian ini adalah :

1. Implikasi Terhadap Dinas Kesehatan

Sebagai bahan atau data dalam mengadvokasi program penanggulangan

program TB paru terutama program promosi kesehatan dalam hal pencegahan

penularan TB paru guna mendapat dukungan dana, kebijakan, dan fasilitas

lainnya.

2. Implikasi Terhadap Puskesmas

Hasil penelitian tentang pengaruh faktor predisposisi, penguat dan pemungkin

terhadap tindakan pencegahan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan terutama dalam Promosi Kesehatan melalui program-

program yang sudah ada seperti penyuluhan mengenai penyakit TB paru

termasuk penyebab, gejala,pengobatan dan cara pencegahannya melalui

pemutaran film/video maupun mensosialisasikan penyakit TB paru bukanlah

penyakit yang memalukan dan bukanlah penyakit yang dibuat orang.

3. Implikasi Terhadap penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya.

Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang

dilakukan pada saat ini dengan pengambilan data dependen dan independen

dalam waktu yang bersamaan. Tiap responden hanya diobservasi satu kali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

saja. Oleh karena itu, metode ini tidak dapat menggambarkan hubungan

sebab-akibat antara variabel dependen dengan variabel independen.

2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ada beberapa faktor yang

memengaruhi pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan TB paru yang

tidak teliti oleh peneliti seperti ekonomi, pekerjaan, fasilitas kesehatan,

budaya setempat, kepercayaan dan dukungan tokoh masyarakat, sehingga

berpengaruh terhadap hasil

3. Mayoritas penderita TB paru bekerja sulit untuk ditemui sehingga dalam

pengumpulan data di lakukan pada pagi hari sebelum berangkat kerja atau

sore hari setelah pulang kerja atau bahkan pada malam hari.

4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Keuntungan

menggunakan kuesioner adalah dapat memperoleh data yang banyak dalam

waktu yang singkat, sehingga kualitas data yang dihasilkan bersifat subjektif

dan kebenaran data yang dikumpulkan tergantung pada kejujuran responden

saat mengisi kuesioner

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:

1. Faktor predisposisi (jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap)

berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan TB paru di Puskesmas

Penanggalan dan Puskesmas Jontor

2. Faktor penguat (dukungan keluarga) berhubungan dengan tindakan

pencegahan penularan TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas

Jontor

3. Faktor pemungkin (ketersediaan masker, ketersediaan penampungan

dahak)berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan TB Paru di

Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Subulussalam disarankan melakukan pembinaan

atau kemitraan kepada dukun aji atau dukun racun gunameningkatkan

pengetahuandan dukungan keluarga penderita TB paru dalam melakukan

tindakan pencegahan penularan TB paru.

2. Bagi Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor agar dapat

a. Melakukan pendekatan melalui tokoh masyarakat seperti Kepala Desa,

Ibu PKK, ustad, dukun racun dan lainnya di Kecamatan Penanggalan

Kota Subulussalam Untuk meningkatkan pengetahuan penderita TB paru

dan keluarga serta masyarakat mengenai penyakit TB paru baik penyebab,

74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75

gejala, cara penularannya dan cara pencegahannya dan menghilangkan

diskriminasi penderita TB paru

b. Melakukan penyuluhan yang rutindengan berbagai metode untuk

meningkatkan pengetahuan penderita TB paru, keluarga serta masyarakat

agar berperan aktif dalam pencegahan penularan TB paru.

3. Bagi peneliti lain disarankan untuk memperluas faktor-faktor yang secara

teoritis yang mempengaruhi tindakan pencegahan penularan TB paru seperti,

faktor kepercayaan, budaya setempat, dukungan tokoh masyarakat, pekerjaan

dan lain sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Pustaka

Achmadi, UF,. 2008. Manajemen penyakit berbasis wilayah, Universitas


Indonesia

Aditama, T. 2 0 02 . Tuberkulosis Paru : Masalah dan penanggulangannya,


Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Aditama, T. 2006. Tuberkulosis, rokok dan perempuan. Jakarta.: FKUI.

Arikunto, S. 2009. Manajemen penelitian. cetakan kesepuluh. Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Agustina, Saflin., 2017. Pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan


penyakit tuberkulosa paru pada keluarga kontak serumah. Jurnal Berkala
Epidemiologi. Volume 5 Nomor 1 Januari 2017. Hlm 85-94.

Ali, Z, 2010. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat dan promosi


kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Budiman, A. R. 2013. Pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Bestable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik prinsip-prinsip pengajaran dan


pembelajaran. Jakarta : EGC

Batubara, M. 2017.Pengetahuan Sikap dan tindakan pencegahan penularan


penyakit TB paru di Kecamatan Kota Padang Sidumpuan. Universitas
Sumatera Utara : Medan

Danususanto, H,. 2000. Buku saku ilmu penyakit paru. cetakan ke-1.
Hypokrates: Jakarta.

Danim, 2004. Pendidikan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Dharmadhikari, A.S., Mphahlele, M., Stoltz,A., Venter, K., Mathebula, R.,


Masotla,T., Et Al., 2012. Surgical face masksworn by patients with
multidrug-resistant tuberculosis. American Journal RespiratoryAnd
Critical Care Medicine, 185, Iss. 10: 1104–1109.

Depkes. R.,I., 2008. Pedoman nasional penanggulangan TB paru Edisi 2 Cetakan


kedua. Jakarta: Ditjen PP&PL

Depkes R.,I, 2009. Buku saku kader program penanggulangan TB, Jakarta.

Depkes R.,I, 2016a. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015, Jakarta.

76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77

Depkes R.,I, 2016b. Penanggulangan tuberkulosis. Depertemen Kesehatan RI.


Jakarta.

Depkes R.,I, 2017. Data dan informasi kesehatan Indonesia 2016, Jakarta.

Dinkes Aceh, 2016. Profil kesehatan Provinsi Aceh. Banda Aceh.

Dinkes Kota Subulussalam, 2014. Profil Kesehatan Kota Subulussalam,


Subulussalam.

Dinkes Kota Subulussalam 2015. Profil Kesehatan Kota Subulussalam,


Subulussalam.

Dinkes Kota Subulussalam 2016. Data Profil Kesehatan Kota Subulussalam,


Subulussalam.

Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta: Salemba


Medika.

Friedman, M. Bowden, O. & Jones M., 2003. Family nursing, theory and
practice. Ed.Philadelphia:Apleton & Lange : EGC.

Fitriani, S. 2011. Promosi kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Francis. C., 2011. Perawatan respirasi. Jakarta : Erlangga.

Green. L.W. 2005. Health Program planning an educational and ecological


approach. Fourth Edition. Boston

Hasanah.Nur, 2014 Pengaruh pengetahuan, sikap penderita tuberkulosis paru dan


kondisi rumah terhadap pencegahan penularan tuberkulosis di Wilayah
Kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten Langkat. Journal Vol 1 No 10
Januari 2014.

Herdianti, 2015. Hubungan pengetahuan dan motivasi serta peran keluarga


terhadap upaya pencegahan penularan penyakit tuberkulosis di wilayah
kerja puskesmas perawatan suban kecamatan batang asam, Scientia
Journal Vol 4 No 1 Mei 2015.

Hidayat, A.A.A., 2013 Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika.

Indarwati, Ari Eko Saputro. 2016. Tingkat pengetahuan dan perilaku pasien
tuberkulosis bta positif dalam membuang dahak Di Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta. Maternity: Jurnal Kebidanan Dan Ilmu Kesehatan Volume
3 / Nomor 3:1-11.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Irianto, K, 2004. Gizi dan pola hidup sehat. Bandung: Yrama Widya.
Jusuf, W.M,. 2010. Buku ajar ilmu penyakit paru. FK Unair-RSUD dr.Soetomo.
Surabaya.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman pencegahan dan pengendalian TB di fasilitas


pelayanan kesehatan. Jakarta: Kemenkes

Khadijah Azhar, Dian Perwitasari, 2013. Kondisi fisik rumah dan perilaku dengan
prevalensi TB paru di Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Sulawesi, jurnal
Media Litbangkes Vol 23 No. 4, Des 2013, 172-181

Kurniasih, Dian Noviati, Widianingsih, Cicilia. 2013. Hubungan antara pengetahuan


dengan perilaku pencegahan penularan TB pada penderita TB Paru di Poli Paru
Rumah Sakit Prof. Dr.Sulianti Saroso. The Indonesian Journal of Infectious
Disease, Vol. 1(2): 28-31.

Marsenta P., 2013. Hubungan dukungan keluarga dan karakteristik penderita tb


paru dengan kesembuhan pada pengobatan TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Polonia Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Manunggal, Putri, Adefi. 2016. Pengetahuan dan sikap tentang tuberkulosis paru
dengan perilaku pencegahan tuberkulosis paru masyarakat Umbulharjo
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan dan Keperawatan Surya Medika. Volume
11 N0 1 Januari 2016.

Naga, S.S., 2012. Buku panduan lengkap ilmu penyakit dalam. Jogjakarta : DIVA
Press.

Nababan, Nidia Clara, Mindo Tua Siagian, Kesaktian Manurung, 2017.


Determinan perilaku penderita tb paru bta(+) dalam pencegahan penularan
TB paru pada keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Pinangsori Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kohesi, Vol. 1 No. 3 Oktober
2017.:39-54.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar),


Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, konsep promosi


kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta Rhineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu kesehatan masyarakat: ilmu & seni. Jakarta: Rineka
Cipta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Notoatmodjo, S. 2013. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, Jakarta.

Nurfadillah, Yovi I, Restuastuti T. 2014. Hubungan pengetahuan dan tindakan


pencegahan penularan pada keluarga penderita tuberkulosis paru di Ruang
Rawat Inap Paru di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. JOM FK, Vol.
1(2).

Nurhayati, Iis, Titis Kurniawan, Wiwi Mardiah. 2015. Perilaku pencegahan


penularan dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya pada pasien
tuberculosis multidrugs resistance (TB MDR). Volume 3 Nomor 3: 166-
175.

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI). 2010. Buku saku.


PPTI. Jakarta.

Prayogo, A.H.E., 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat


anti tuberkulosis pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Pamulang
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Periode Januari 2012 – Januari
2013. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/1234
56789/26334/1/Akhmad%20Hudan%20Eka%20Prayogo-fkik.pdf di akses
tgl 2 Desember 2017

Purwoastuti Dan Walyani. 2015. Perilaku & softskills kesehatan. Yogyakarta: PT


Pustaka Baru.

Putri, Fanny Ayu Ahmal, Priyadi Nugraha P, Syamsulhuda BM. 2017. Faktor-
faktor yang mempengaruhi praktik phbs pencegahan penyakit TB paru
pada santri di Pondok Pesantren Nurul Hasan Kabupaten Magelang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 5, Nomor 3.

Riset Kesehatan Dasar [RISKESDAS]. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Rahman, Fauzie, Adenan, Fahrini Yulidasari, Nur Laily, Dian Rosadi, Aulia Noor
Azmi. 2017. Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan
tuberkulosis. Jurnal MKMI Vol. 13(2): 183-189.

Rachman, Febi Ramdhani, Usep Abdullah Husin, Saleh Trisnadi. 2017. Hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis (Studi di RW 03 Kelurahan Dunguscariang Kota
Bandung Tahun 2017). Prosiding Pendidikan dokter, Vol. 3(2): 249-257.

Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga aplikasi dalam praktik. Jakarta:


EGC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Suhardi. 2008. Hubungan faktor risiko kondisi rumah terhadap kejadian TB paru
pada balita di Wilayah Kota Salatiga. http://digilib.unhas.ac.id/uploaded
files/temporary/DigitalCollection/NTM0NjJlM2Y1NmE5NTkwYTc4NDc
0NjEwNzkwNDI3ZGYzOGIwZTE1NQ==.pdf di akses tgl 5 November
2017

Sarwono, T. 2012. Statistik terapan untuk riset skripsi, tesis, dan disertasi
menggunakan SPSS, AMOS dan Excel. Elex Media Komputindo.Jakarta

Sugiyono, 2014. Metode penelitian kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta.


Bandung.

Sarmen, Refica Dewita, Surya Hajar, FD Suyanto . 2017. Gambaran pengetahuan


dan sikap pasien tb paru terhadap upaya pengendalian TB di Puskesmas
Sidomulyo Kota Pekanbaru. Jom FK, Vol. 4(1).

Turniani, L. 2013. Analisis hubungan perilaku pencegahan penyakit tb paru


dengan kejadian tb paru di indonesia, project report pusat penelitian dan
pengembangan sistem dan kebijakan kesehatan
http://repository.litbang.kemkes.go.id/2741 diakses tgl 14 November 2017

Trasia, Reqgi First, Putu Aryani. 2015. Gambaran aspek lingkungan dan perilaku
pencegahan penularan tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas
Bebandem Kabupaten Karangasem.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/11862 diakses tgl 14
November 2017

Videbeck, S. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

World Health Organization. 2017. Global tuberculosis report 2017. Jenewa:


WHO.https://www.who.int/tb/publication/globalreport/gtbr2017maintext.p
df diakses tgl 11 Februari 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Universitas No.21 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 8213221, Fax. (061) 8213221 Wibesite :http://fkm.usu.ac.id – Email:fkm.usu.medan@gmail.com

Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang saya hormati...

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Ida sariani
Nim : 1670732027
Mahasiswa : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyampaikan bahwa saya saat ini sedang melakukan


penelitian dengan judul pengaruh faktor predisposisi, penguat dan pemungkin
terhadap tindakan pencegahan penularan TB paru di Puskesmas Penanggalan dan
Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2018, saya
mengharapkan bapak/ibu/saudara/saudari berpartisipasi untuk menjadi responden
penelitian ini, kerahasiaan identitas dan jawaban yang di berikan akan digunakan
untuk kepentingan akademik dan peningkatan kesehatan.

Demikian surat permohonan ini saya buat, atas partisipasi dan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan
terima kasih

Hormat Saya

Ida Sariani

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Universitas No.21 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 8213221, Fax. (061) 8213221 Wibesite :http://fkm.usu.ac.id – Email:fkm.usu.medan@gmail.com

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH


PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tanggan di bawah ini

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Alamat :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai
subjek penelitian Ida Sariani Mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sumatera Utara yang berjudul” Pengaruh Faktor Predisposisi, Penguat, dan
Pemungkin Terhadap Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di
Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan
Kota Subulussalam Tahun 2018”

Penanggalan, 2018
Peneliti Responden

( Ida Sariani ) ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Universitas No.21 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 8213221, Fax. (061) 8213221 Wibesite :http://fkm.usu.ac.id – Email:fkm.usu.medan@gmail.com

Lampiran 5
KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGUAT DAN
PEMUNGKIN TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN
TB PARU DI PUSKESMAS PENANGGALAN DAN PUSKESMAS
JONTOR KECAMATAN PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM
TAHUN 2018

Petunjuk Pengisian
Mohon mengisi atau menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan benar
sesuai keadaan yang sebenarnya.
I. FAKTOR PREDISPOSISI
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Umur (tahun) :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Status Perkawinan :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :

B. PENGETAHUAN

Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Saudara paling benar


tentang pengetahuan penderita TB paru dalam tindakan pencegahan penularan TB
paru dengan memberikan tanda (X). Jawaban boleh lebih dari satu.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?
a. Penyakit keturunan atau kutukan.
b. Penyakit dibuat orang (kena racun /kena aji)
c. Penyakit yang disebabkan bakteri dan menyerang paru-paru
2. Menurut Saudara, bagaimanakah gejala penyakit TB paru ?
a. Batuk dengan gatal di tenggoroan
b. Batuk yag disertai demam
c. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak nafas dan
rasa nyeri di dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari


sebulan
3. Menurut Saudara, penularan TB paru dapat terjadi melalui ?
a. Makanan dan Minuman
b. Air
c. Udara
4. Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada anggota keluarga
lain karena ?
a. Duduk dan bercengkrama bersama – sama
b. Bersentuhan dengan penderita
c. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita TB paru
5. Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan dahak penderita
TB paru
a. Di kamar mandi
b. Di luar rumah
c. Di wadah yang sudah berisi air sabun atau karbol/lisol
6. Menurut Saudara, apakah manfaat sinar matahari terhadap ruangan rumah ?
a. Untuk menerangi ruangan
b. Untuk menghilangkan bau ruangan
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya
7. Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur berguna untuk :
a. Menghilangkan bau
b. Bantal dan kasur kembali empuk
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya
8. Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :
a. Menghindari debu
b. Menghindari sinar matahari
c. Mencegah penularan TB paru
9. Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan :
a. Istirahat atau tidur yang cukup
b. Bekerja
c. Imunisasi BCG pada bayi
10. Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk menghindari terjadinya
penularan penyakit TB paru kepada orang lain?
a. Memakai peralatan makan dan minum secara bergantian
b. Tidur bersama dengan penderita TB paru
c. Meminum obat secara teratur dan sampai selesai, meludah pada tempat
yg berisi air sabun atau karbol/lisol, menutup mulut saat batuk dan
bersin, memakai masker
11. Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara teratur dan sampai
selesai untuk :
a. Untuk pengobatan TB paru (supaya sembuh)
b. Untuk mencegah menularkan pada orang lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

c. Untuk pengobatan TB paru dan pencegahan penularan pada orang lain.


12. Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah penyakit dapat disembuhkan?
a. Dapat sembuh sendiri
b. Tidak dapat disembuhkan
c. Dapat disembuhkan bila meminum obat secara teratur dan sampai selesai
selama 6 bulan

C. SIKAP
Petunjuk pengisian
1. Checklist jawaban menurut sikap Saudara
2. Keterangan
SS = Sangat setuju
S = Setuju
R = Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan Jawaban
SS S R TS STS
1 Penyakit TB paru merupakan penyakit yang
disebabkan kuman mikobakterium tuberkulosis
dan menyerang paru-paru
2 Berkeringat pada malam hari, demam, batuk
lebih dari 3 minggu di curigai penyakit TB paru
3 Penyakit TB paru dapat menularkan melalui
udara yaitu pada saat batuk/bersin mengeluarkan
dahak yang mengandung kuman TB paru yang
terhirup orang lain
4 Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak
dapat menularkan kepada orang lain
5 Meludah di sembarang tempat dapat menularkan
penyakit TB paru kepada orang lain
6 Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
merupakan salah satu pencegahan penularan
penyakit TB paru terhadap orang lain
7 Memakai masker dapat mencegah penularan TB
paru pada orang lain
8 Membuka jendela agar sinar matahari masuk
kedalam ruangan dapat membunuh kuman atau
bakteri TB paru
9 Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

membunuh kuman TB paru


10 Penggunaan peralatan makan dan minum yang
sedang digunakan penderita secara bersamaan
dapat menularkan penyakit TB paru
11 Mencuci dengan bersih peralatan makan dan
minum serta perlengkapan tidur penderita TB
paru merupakan hal yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan TB paru
12 Meminum obat secara tertur selama pengobatan
merupakan tindakan pencegahan penularan TB
paru ke orang lain

II. FAKTOR PENGUAT


A. DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk pengisian :
1. Checklist jawaban yang sesuai dengan tindakan Saudara
2. Keterangan :
S = Selalu KK= Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

1. Dukungan Informasional
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit
saya dan tindakan pencegahan penularannya
2 Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum
obat maka harus diulang lagi dari awal
3 Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum
obat secara teratur selama pengobatan dapat mencegah
penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.
4 Keluarga memberi saran dan semangat agar terus
membuang ludah pada tempat yang sudah disediakan
2. Dukungan Penilaian
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga mengingatkan saya meminum obat setiap hari
2 Keluarga mengingatkan saya agar membuang dahak pada
tempatnya
3 Keluarga mengingatkan saya untuk memakai masker
4 Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan
hidung saat batuk/bersin
3. Dukungan Instrumental

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak
yang berisi air sabun atau air karbon/lysol
2 Keluarga membeli masker untuk saya
3 Keluarga menemani saya mengambil obat ke puskesmas
4 Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas,
keluarga mengambil obat TB paru untuk saya

4. Dukungan Emosional
NO PERTANYAAN JAWABAN
S KK TP
1 Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada
saya, saat saya melakukan tindakan pencegahan
penularan TB paru
2 Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika
saya tidak melakukan tindakan pencegahan penularan
3 Keluarga memberikan perhatian khusus selama saya
sakit
4 Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau
saya dapat disembuhkan

5. Dukungan Sosial
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga menganjurkan dan mendukung untuk
berhubungan dengan teman-teman
2 Keluarga melibatkan saya dalam hal pengambilan
keputusan dalam bertindak terutama dalam tindakan
pencegahan
3 Keluarga membantu saya mendapat informasi mengenai
penyakit saya dan pengobatan dan pencegahannya
melalui internet, petugas kesehatan dan lain-lain
4 Keluarga mendorong saya untuk berpartisipasi dalam
melakukan kegiatan dimasyarakat seperti praktek agama

B. PERAN TENAGA KESEHATAN


1. Apakah petugas kesehatan pernah menjelaskan atau memberikan
penyuluhan tentang penyakit yang Saudara derita ?
a. Pernah
b. Tidak pernah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

2. Selama Saudara sakit TB paru apakah pernah di datangi oleh petugas


kesehatan?
a. Pernah
b. Tidak pernah
3. Apakah petugas kesehatan pernah menyampaikan bagaimana tindakan
pencegahan penularan TB paru
a. Pernah
b. Tidak pernah
4. Apakah pernah petugas kesehatan menganjurkan meminum obat secara
teratur dan sampai selesai
a. Pernah
b. Tidak pernah

III. FAKTOR PEMUNGKIN


A. Ketersediaan Masker
1. Apakah masker tersedia selalu di rumah ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
B. Ketersediaan Tempat Penampungan Dahak
1. Apakah tempat penampungan dahak seperti kaleng atau sejenisnya
yang ditambahkan air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah.
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
2. Apakah air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah
a. Tersedia
b. Tidak tersedia

2. Ketersediaan Obat
1. Ketika Saudara hendak meminum obat, apakah obat selalu tersedia ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
2. Kapan saudara mengambil obat TB paru ke puskesmas ?
a. Ketika obat habis
b. Ketika obat masih sisa satu atau dua kali minum lagi
3. Ketika Saudara ke puskesmas untuk mengambil obat, apakah obat
selalu tersedia di puskesmas ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia

IV. TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

Petunjuk pengisian 1. Checklist jawaban yang sesuai dengan tindakan Saudara


NO PERTANYAAN JAWABAN
Selalu Kadang- Tidak
kadang Pernah
1 Apakah Saudara membuka jendela kamar atau
ruangan agar sinar matahari masuk kedalam
rumah?
2 Apakah Saudara menjemur kasur dan bantal
serta peralatan tidur pada terik matahari setiap
harinya
3 Apakah Saudara ketika batuk/bersin menutup
mulut ?
4 Apakah Saudara meminum obat secara teratur
selama pengobatan Saudara?
5 Apakah Saudara ketika membuang dahak/ludah
menggunakan tempat penampungan dahak
seperti kaleng atau sejenisnya yang
ditambahkan air sabun atau karbol/lysol?
6 Apakah Saudara ketika ada orang lain memakai
penutup mulut atau masker ?
7 Apakah Saudara pada saat makan dan minum
tidak membagikan makananan pada anggota
keluarga yang lain ?
8 Apakah Saudara menggunakan peralatan
makan dan minum seperti piring, sendok dan
gelas secara terpisah dengan anggota keluarga
yang lain ?
9 Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota
keluarga lain yang tidak menderita tuberkulosis
Paru ?
10 Apakah peralatan makan dan minum serta
perlengkapan tidur Saudara, di cuci bersih
dengan menggunakan sabun dan air mengalir ?

LAMPIRAN 6 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

1. PENGETAHUAN

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.875 12

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Apa yang saudara ketahui tentang penyakit TB


7.87 10.878 .463 .872
paru?

2. Menurut saudara, bagaimanakah gejala


7.90 10.507 .573 .865
penyakit TB Paru?

3. Menurut saudara, penularan TB Paru dapat


7.83 10.213 .748 .855
terjadi melalui?

4. Menurut saudara, penyakit TB Paru dapat


7.90 10.783 .475 .871
menular kepada anggota keluarga lain karena?

5. Menurut saudara, dimana sebaiknya membuang


7.90 10.507 .573 .865
ludah dan dahak penderita TB Paru?

6. Menurut saudara, apakah manfaat sinar


7.90 10.231 .673 .859
matahari terhadap ruangan rumah?

7. Menurut saudara, menjemur kasur dan bantal


8.00 10.345 .581 .865
secara teratur berguna untuk?

8. Menurut saudara, penderita TB Paru memakai


7.90 10.369 .623 .862
masker untuk?

9. Menurut saudara, penyakit TB Paru pada anak


7.97 10.792 .442 .874
dapat dicegah dengan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

10. Menurut saudara, bagaimanakah cara terbaik


untuk menghindari terjadinya penularan penyakit 7.87 10.326 .666 .860
TB Paru kepada orang lain?

11. Menurut saudara, manfaat meminum obat TB


7.87 10.464 s.615 .863
Paru secara teratur dan sampai selesai untuk?

12. Menurut saudara, penyakit TB paru adalah


7.70 11.597 .368 .876
penyakit yang dapat disembuhkan?

2. SIKAP

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.815 12

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Penyakit TB paru merupakan penyakit yang


20.43 36.530 .490 .802
disebabkan bakteri dan menyerang paru-paru

2. Berkeringat pada malam hari, demam, batuk


19.87 37.085 .544 .802
lebih dari 3 minggu dicurigai penyakit TB paru

3. Penyakit TB paru dapat menularkan melalui


udara yaitu pada saat batuk/bersin mengeluarkan
20.60 36.455 .521 .800
dahak yang mengandung kuman TB paru yang
terhirup orang lain

4. Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak


20.63 35.757 .618 .794
dapat menularkan kepada orang lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

5. Meludah di sembarang tempat dapat


20.47 35.016 .685 .789
menularkan penyakit TB paru kepada orang lain

6. Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin


merupakan salah satu pencegahan penularan 20.53 35.085 .725 .788
penyakit TB paru terhadap orang lain

7. Memakai masker saat di perjalanan dapat


19.70 33.734 .475 .801
mencegah penularan TB paru pada orang lain

8. Membuka jendela agar sinar matahari masuk ke


dalam ruangan dapat membunuh kuman atau 19.20 29.200 .415 .838
bakteri TB paru

9. Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat


19.90 33.197 .434 .807
membunuh kuman TB paru

10. Penggunaan peralatan makan dan minum yang


sedang digunakan penderita secara bersamaan 20.70 35.114 .519 .797
dapat menularkan penyakit TB paru

11. Mencuci dengan bersih peralatan makan dan


minum serta perlengkapan tidur penderita TB
20.70 35.459 .481 .800
paru merupakan hal yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan TB paru

12. Meminum obat secara teratur selama


pengobatan merupakan tindakan pencegahan 20.73 35.789 .448 .803
penularan TB paru ke orang lain

3. DUKUNGAN KELUARGA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.922 20

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
1. Saya mendapat informasi dari keluarga tentang
penyakit saya dan tindakan pencegahan 28.23 49.013 .467 .921
penularannya
2. Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa
28.20 47.683 .658 .917
meminum obat maka harus diulang dari awal
3. Keluarga memberi informasi bahwa dengan
meminum obat secara teratur selama pengobatan
28.17 46.902 .771 .915
dapat mencegah penularan TB paru ke anggota
keluarga lainnya
4. Keluarga memberi saran dan semangat agar terus
membuang ludah pada tempat yang sudah 27.97 49.620 .395 .922
disediakan
5. Keluarga mengingatkan saya meminum obat
27.97 47.551 .619 .917
setiap hari
6. Keluarga mengingatkan saya agar membuang
28.03 46.378 .618 .918
dahak pada tempatnya
7. Kelaurga mengingatkan saya untuk memakai
28.10 48.369 .551 .919
masker
8. Keluarga mengingatkan saya untuk menutup
28.03 45.964 .571 .919
mulut dan hidung saat batuk/bersin
9. Keluarga menyediakan wadah tempat membuang
28.27 49.513 .401 .922
dahak yang berisi air sabun atau air karbon/Lysol
10. Keluarga membeli masker untuk saya 28.17 47.316 .555 .919
11. Keluarga menemani saya mengambil obat ke
28.37 49.206 .493 .920
puskesmas
12. Jika saya tidak sempat mengambil obat ke
puskesmas, keluarga mengambil obat TB paru 28.13 45.706 .838 .913
untuk saya
13. Keluarga memberikan semangat dan pujian
kepada saya saat saya melakukan tindakan 28.23 47.013 .671 .916
pencegahan penularan TB paru
14. Keluarga mengingatkan saya dengan lembut
ketika saya tidak melakukan tindakan pencegahan 27.97 43.689 .824 .912
penularan TB paru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

15. Keluarga memberikan perhatian khusus selama


28.13 45.844 .819 .913
saya sakit
16. Keluarga terus memberi semangat kepada saya
28.40 49.559 .458 .921
kalau saya dapat disembuhkan
17. Keluarga menganjurkan dan mendukung untuk
28.17 46.764 .567 .919
berhubungan dengan teman-teman
18. Keluarga melibatkan saya dalam hal
pengambilan keputusan dalam bertindak terutama 28.27 48.271 .509 .920
dalam tindakan pencegahan
19. Keluarga membantu saya mendapat informasi
mengenai penyakit saya dan pengobatan dan
28.07 49.237 .428 .921
pencegahannya melalui internet, petugas kesehatan,
dan lain-lain.
20. Keluarga mendorong saya untuk berpartisipasi
dalam melakukan kegiatan di masyarakat seperti 28.17 48.213 .501 .920
praktik agama

4. PERAN PETUGAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.734 4
Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Apakah petugas kesehatan pernah menjelaskan


atau memberikan penyuluhan tentang penyakit 1.90 1.197 .505 .686
yang saudara derita?
2. Selama saudara sakit TB paru apakah pernah
2.03 1.068 .563 .652
didatangi petugas kesehatan?
3. Apakah petugas kesehatan pernah
menyampaikan bagaimana tindakan pencegahan 1.80 1.407 .383 .745
penularan TB paru?
4. Apakah petugas kesehatan pernah
menganjurkan meminum obat secara teratur dan 2.17 .971 .667 .582
sampai selesai?

5. KETERSEDIAAN MASKER DAN TEMPAT PENAMPUNGAN DAHAK SERTA OBAT.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.802 6

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Apakah masker selalu tersedia di rumah? 3.63 2.654 .568 .769

2. Apakah tempat penampungan dahak seperti


kaleng atau sejenisnya yang ditambahkan air 3.67 2.713 .494 .786
sabun atau karbon/lysol tersedia di rumah?

3. Apakah air sabun atau karbon/lysol tersedia di


3.60 2.524 .716 .735
rumah?

1. Ketika saudara hendak meminum obat, apakah


3.67 2.575 .599 .761
obat selalu tersedia?

2. Kapan saudara mengambil obat TB paru ke


3.67 2.644 .546 .774
puskesmas?

3. Ketika saudara ke puskesmas untuk mengambil


3.60 2.869 .435 .797
obat, apakah obat selalu tersedia di puskesmas?

6. TINDAKAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.840 10

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Apakah saudara membuka jendela kamar atau


ruangan agar sinar matahari masuk ke dalam 13.30 10.148 .557 .828
rumah?
2. Apakah saudara menjemur kasur dan bantal
serta peralatan tidur pada terik matahari setiap 13.30 10.148 .557 .828
harinya?
3. Apakah saudara ketika batuk/bersin menutup
12.77 9.909 .449 .833
mulut?
4. Apakah Saudara meminum obat secara teratur
13.10 9.403 .633 .817
selama pengobatan Saudara?
5. Apakah saudara ketika membuang dahak/ludah
menggunakan tempat penampungan dahak seperti
13.13 8.809 .756 .804
kaleng atau sejenisnya yang ditambahkan air
sabun atau karbon/lysol?
6. Apakah saudara ketika ada orang lain memakai
12.93 8.961 .644 .814
penutup mulut atau masker?
7. Apakah Saudara pada saat makan dan minum
tidak membagikan makananan pada anggota 12.40 9.214 .405 .846
keluarga yang lain?
8. Apakah Saudara menggunakan peralatan
makan dan minum seperti piring, sendok, dan
12.97 10.033 .375 .840
gelas secara terpisah dengan anggota keluarga
yang lain?
9. Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota
13.00 8.828 .612 .818
keluarga lain yang tidak menderita TB paru?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

1. Apakah saudara membuka jendela kamar atau


ruangan agar sinar matahari masuk ke dalam 13.30 10.148 .557 .828
rumah?
2. Apakah saudara menjemur kasur dan bantal
serta peralatan tidur pada terik matahari setiap 13.30 10.148 .557 .828
harinya?
3. Apakah saudara ketika batuk/bersin menutup
12.77 9.909 .449 .833
mulut?
4. Apakah Saudara meminum obat secara teratur
13.10 9.403 .633 .817
selama pengobatan Saudara?
5. Apakah saudara ketika membuang dahak/ludah
menggunakan tempat penampungan dahak seperti
13.13 8.809 .756 .804
kaleng atau sejenisnya yang ditambahkan air
sabun atau karbon/lysol?
6. Apakah saudara ketika ada orang lain memakai
12.93 8.961 .644 .814
penutup mulut atau masker?
7. Apakah Saudara pada saat makan dan minum
tidak membagikan makananan pada anggota 12.40 9.214 .405 .846
keluarga yang lain?
8. Apakah Saudara menggunakan peralatan
makan dan minum seperti piring, sendok, dan
12.97 10.033 .375 .840
gelas secara terpisah dengan anggota keluarga
yang lain?
9. Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota
13.00 8.828 .612 .818
keluarga lain yang tidak menderita TB paru?
10. Apakah peralatan makan dan minum serta
perlengkapan tidur Saudara dicuci bersih dengan 13.00 9.310 .537 .826
menggunakan sabun dan air mengalir?

Kuesioner yang dijadikan sebagai pertanyaan penelitian telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dan diperoleh hasil yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

df= n-2=30-2=28 maka dengan melihat tabel r dengan α=0,05 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.

 Item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-Total
Correlation (r hitung) > r tabel.

 Item pertanyaan kuesioner dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach's Alpha >
0,6.

LAMPIRAN 7 HASIL UJI STATISTIK UNIVARIAT BERDASARKAN


ITEM PERTANYAAN DAN KATAGORI
1. UMUR

kel umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15-25 tahun 11 16.9 16.9 16.9

26-45 tahun 29 44.6 44.6 61.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

46-65 tahun 19 29.2 29.2 90.8

>65 tahun 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

2. JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Perempuan 34 52.3 52.3 52.3
Laki-laki 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

3. PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi (SMA-PT) 24 36.9 36.9 36.9
Rendah (TS-SMP) 41 63.1 63.1 100.0
Total 65 100.0 100.0

4. STATUS PERKAWINAN
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kawin 56 86.2 86.2 86.2
Belum Kawin 9 13.8 13.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

5. PENGETAHUAN
PENGETAHUAN BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN
1.Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 46 70.8 70.8 70.8
Benar 19 29.2 29.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

2.Menurut Saudara, bagaimanakah gejala penyakit TB paru ?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

Valid Salah 41 63.1 63.1 63.1


Benar 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

3.Menurut Saudara, penularan TB paru dapat terjadi melalui ?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 42 64.6 64.6 64.6
Benar 23 35.4 35.4 100.0
Total 65 100.0 100.0

4.Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada anggota keluarga lain karena ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 21 32.3 32.3 32.3
Benar 44 67.7 67.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

5.Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan dahak penderita TB paru?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8
Benar 30 46.2 46.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

6.Menurut Saudara, apakah manfaat sinar matahari terhadap ruangan rumah ?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 22 33.8 33.8 33.8
Benar 43 66.2 66.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

7.Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur berguna untuk :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3
Benar 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

8.Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8
Benar 30 46.2 46.2 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101

8.Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8
Benar 30 46.2 46.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

9.Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan :


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3
Benar 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

10.Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk menghindari


terjadinya penularan penyakit TB paru kepada orang lain?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 20 30.8 30.8 30.8
Benar 45 69.2 69.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

11.Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara teratur dan sampai selesai untuk:
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3
Benar 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

12.Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah penyakit dapat disembuhkan?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 17 26.2 26.2 26.2
Benar 48 73.8 73.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

PENGETAHUAN BERDASARKAN KATAGORI


Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 21 32.3 32.3 32.3
Buruk 44 67.7 67.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

6. SIKAP
SIKAP BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN
Penyakit TB paru merupakan penyakit yang disebabkan kuman
mikobakterium tuberkulosis dan menyerang paru-paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 8 12.3 12.3 12.3
TS 34 52.3 52.3 64.6
R 3 4.6 4.6 69.2
S 9 13.8 13.8 83.1
SS 11 16.9 16.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

Berkeringat pada malam hari, demam, batuk lebih dari 3 minggu di curigai penyakit
TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 6 9.2 9.2 9.2
TS 33 50.8 50.8 60.0
R 6 9.2 9.2 69.2
S 12 18.5 18.5 87.7
SS 8 12.3 12.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

Penyakit TB paru dapat menularkan melalui udara yaitu pada saat batuk/bersin
mengeluarkan dahak yang mengandung kuman TB paru yang terhirup orang lain
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid STS 17 26.2 26.2 26.2
TS 24 36.9 36.9 63.1
R 6 9.2 9.2 72.3
S 5 7.7 7.7 80.0
SS 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan kepada orang lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 5 7.7 7.7 7.7
R 18 27.7 27.7 35.4
S 18 27.7 27.7 63.1
SS 24 36.9 36.9 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan kepada orang lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 5 7.7 7.7 7.7
R 18 27.7 27.7 35.4
S 18 27.7 27.7 63.1
SS 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

Meludah di sembarang tempat dapat menularkan penyakit TB paru kepada orang


lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 8 12.3 12.3 12.3
TS 22 33.8 33.8 46.2
R 12 18.5 18.5 64.6
S 11 16.9 16.9 81.5
SS 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin merupakan salah satu


pencegahan penularan penyakit TB paru terhadap orang lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 2 3.1 3.1 3.1
TS 6 9.2 9.2 12.3
R 18 27.7 27.7 40.0
S 25 38.5 38.5 78.5
SS 14 21.5 21.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Memakai masker dapat mencegah penularan TB paru pada orang lain


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 3 4.6 4.6 4.6
TS 4 6.2 6.2 10.8
R 16 24.6 24.6 35.4
S 30 46.2 46.2 81.5
SS 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

Membuka jendela agar sinar matahari masuk kedalam ruangan dapat


membunuh kuman atau bakteri TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 2 3.1 3.1 3.1
TS 11 16.9 16.9 20.0
R 23 35.4 35.4 55.4
S 12 18.5 18.5 73.8
SS 17 26.2 26.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat membunuh kuman TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 3 4.6 4.6 4.6
TS 10 15.4 15.4 20.0
R 22 33.8 33.8 53.8
S 15 23.1 23.1 76.9
SS 15 23.1 23.1 100.0
Total 65 100.0 100.0

Penggunaan peralatan makan dan minum yang sedang digunakan


penderita secara bersamaan dapat menularkan penyakit TB paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 4 6.2 6.2 6.2
TS 19 29.2 29.2 35.4
R 18 27.7 27.7 63.1
S 12 18.5 18.5 81.5
SS 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Mencuci dengan bersih peralatan makan dan minum serta perlengkapan


tidur penderita TB paru merupakan hal yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan TB paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1.5 1.5 1.5
TS 7 10.8 10.8 12.3
R 21 32.3 32.3 44.6
S 22 33.8 33.8 78.5
SS 14 21.5 21.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

Meminum obat secara tertur selama pengobatan merupakan tindakan


pencegahan penularan TB paru ke orang lain
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 3 4.6 4.6 4.6
TS 5 7.7 7.7 12.3
R 16 24.6 24.6 36.9
S 21 32.3 32.3 69.2
SS 20 30.8 30.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

SIKAP BERDASARKAN KATAGORI

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 32 49.2 49.2 49.2
Tidak Baik 33 50.8 50.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

7. DUKUNGAN KELUARGA

DUKUNGAN KELUARGA BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN

Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit saya dan tindakan
pencegahan penularannya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 29 44.6 44.6 44.6
Kadang-kadang 23 35.4 35.4 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum obat maka harus diulang lagi
dari awal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 75.4
Selalu 16 24.6 24.6 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum obat secara teratur selama
pengobatan dapat mencegah penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 32 49.2 49.2 49.2
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 72.3
Selalu 18 27.7 27.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberi saran dan semangat agar terus membuang ludah pada tempat yang
sudah disediakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5
Kadang-kadang 26 40.0 40.0 81.5
Selalu 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya meminum obat setiap hari


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 6 9.2 9.2 9.2
Kadang-kadang 35 53.8 53.8 63.1
Selalu 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya agar membuang dahak pada tempatnya


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 18 27.7 27.7 27.7
Kadang-kadang 29 44.6 44.6 72.3
Selalu 18 27.7 27.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya untuk memakai masker


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 23 35.4 35.4 35.4
Kadang-kadang 32 49.2 49.2 84.6
Selalu 10 15.4 15.4 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


107

Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9
Kadang-kadang 41 63.1 63.1 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak yang berisi air sabun atau air karbon/lysol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 34 52.3 52.3 52.3
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 86.2
Selalu 9 13.8 13.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga membeli masker untuk saya


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 37 56.9 56.9 56.9
Kadang-kadang 16 24.6 24.6 81.5
Selalu 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga menemani saya mengambil obat ke puskesmas


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2
Kadang-kadang 27 41.5 41.5 70.8
Selalu 19 29.2 29.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas, keluarga mengambil obat TB paru untuk saya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9
Kadang-kadang 34 52.3 52.3 69.2
Selalu 20 30.8 30.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada saya, saat saya melakukan tindakan
pencegahan penularan TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 22 33.8 33.8 33.8
Kadang-kadang 32 49.2 49.2 83.1
Selalu 11 16.9 16.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


108

Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika saya tidak melakukan tindakan
pencegahan penularan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 17 26.2 26.2 26.2
Kadang-kadang 33 50.8 50.8 76.9
Selalu 15 23.1 23.1 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberikan perhatian khusus selama saya sakit


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 6 9.2 9.2 9.2
Kadang-kadang 38 58.5 58.5 67.7
Selalu 21 32.3 32.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau saya dapat disembuhkan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 63.1
Selalu 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga menganjurkan dan mendukung untuk berhubungan dengan teman-teman


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 34 52.3 52.3 52.3
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 75.4
Selalu 16 24.6 24.6 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga melibatkan saya dalam hal pengambilan keputusan dalam bertindak terutama
dalam tindakan pencegahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak pernah 30 46.2 46.2 46.2

Kadang-kadang 24 36.9 36.9 83.1

Selalu 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


109

Keluarga membantu saya mendapat informasi mengenai penyakit saya dan pengobatan
dan pencegahannya melalui internet, petugas kesehatan dan lain-lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 31 47.7 47.7 47.7
Kadang-kadang 21 32.3 32.3 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

Keluarga mendorong saya untuk berpartisipasi dalam melakukan kegiatan


dimasyarakat seperti praktek agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 30 46.2 46.2 46.2
Kadang-kadang 23 35.4 35.4 81.5
Selalu 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

DUKUNGAN KELUARGA BERDASARKAN KATAGORI

Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 25 38.5 38.5 38.5
Buruk 40 61.5 61.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

8. PERAN PETUGAS KESEHATAN

PERAN PETUGAS BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN

1. Apakah petugas kesehatan pernah menjelaskan atau memberikan penyuluhan


tentang penyakit yang Saudara derita ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 5 7.7 7.7 7.7
Pernah 60 92.3 92.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

2. Selama Saudara sakit TB paru apakah pernah di datangi oleh petugas kesehatan?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 24 36.9 36.9 36.9
Pernah 41 63.1 63.1 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


110

3. Apakah petugas kesehatan pernah menyampaikan bagaimana tindakan pencegahan


penularan TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 14 21.5 21.5 21.5
Pernah 51 78.5 78.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

4. Apakah pernah petugas kesehatan menganjurkan meminum obat secara teratur dan
sampai selesai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2
Pernah 46 70.8 70.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

PERAN PETUGAS BERDASARKAN KATAGORI


Peran Petugas dalam Pemberian Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 48 73.8 73.8 73.8
Buruk 17 26.2 26.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

9. KETERSEDIAAN MASKER
Ketersediaan Masker
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 34 52.3 52.3 52.3
Buruk 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


111

10. KETERSEDIAAN TEMPAT PENAMPUNGAN DAHAK

KETERSEDIAAN TEMPAT PENAMPUNGAN DAHAK BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN

1. Apakah tempat penampungan dahak seperti kaleng atau sejenisnya yang


ditambahkan air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tersedia 34 52.3 52.3 52.3

Tersedia 31 47.7 47.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

2.Apakah air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tersedia 1 1.5 1.5 1.5

Tersedia 64 98.5 98.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

KETERSEDIAAN TEMPAT PENAMPUNGAN DAHAK BERDASARKAN ITEM KATAGORI

Ketersediaan Tempat Penampungan Dahak


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 31 47.7 47.7 47.7
Buruk 34 52.3 52.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

11. KETERSEDIAAN OBAT


KETERSEDIAAN OBAT BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN

1.Ketika Saudara hendak meminum obat, apakah obat selalu tersedia ?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak tersedia 5 7.7 7.7 7.7
Tersedia 60 92.3 92.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


112

2.Kapan saudara mengambil obat TB paru ke puskesmas ?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ketika obat habis 10 15.4 15.4 15.4
Ketika obat masih sisa satu
55 84.6 84.6 100.0
atau dua kali minum lagi
Total 65 100.0 100.0

3.Ketika Saudara ke puskesmas untuk mengambil obat, apakah obat selalu tersedia di
puskesmas ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak tersedia 2 3.1 3.1 3.1
Tersedia 63 96.9 96.9 100.0
Total 65 100.0 100.0

KETERSEDIAAN OBAT BERDASARKAN ITEM KATAGORI

Ketersediaan Obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 61 93.8 93.8 93.8
Buruk 4 6.2 6.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
12. TINDAKAN

TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU BERDASARKAN ITEM


PERTANYAAN

Apakah Saudara membuka jendela kamar atau ruangan agar sinar matahari masuk
kedalam rumah?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 29 44.6 44.6 44.6
Kadang-kadang 11 16.9 16.9 61.5
Selalu 25 38.5 38.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur pada terik matahari
setiap harinya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 23 35.4 35.4 35.4
Kadang-kadang 20 30.8 30.8 66.2
Selalu 22 33.8 33.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


113

Apakah Saudara ketika batuk/bersin menutup mulut ?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 14 21.5 21.5 21.5
Kadang-kadang 36 55.4 55.4 76.9
Selalu 15 23.1 23.1 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara meminum obat secara teratur selama pengobatan Saudara?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 4.6 4.6 4.6
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 27.7
Selalu 47 72.3 72.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara ketika membuang dahak/ludah menggunakan tempat penampungan


dahak seperti kaleng atau sejenisnya yang ditambahkan air sabun atau karbol/lysol?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 38 58.5 58.5 58.5
Kadang-kadang 11 16.9 16.9 75.4
Selalu 16 24.6 24.6 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara ketika ada orang lain memakai penutup mulut atau masker ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 36 55.4 55.4 55.4
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 78.5
Selalu 14 21.5 21.5 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara pada saat makan dan minum tidak membagikan makananan pada
anggota keluarga yang lain ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4
Kadang-kadang 26 40.0 40.0 55.4
Selalu 29 44.6 44.6 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


114

Apakah Saudara menggunakan peralatan makan dan minum seperti piring, sendok
dan gelas secara terpisah dengan anggota keluarga yang lain ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 26 40.0 40.0 40.0
Kadang-kadang 17 26.2 26.2 66.2
Selalu 22 33.8 33.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang tidak
menderita tuberkulosis Paru ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 33 50.8 50.8 50.8
Kadang-kadang 19 29.2 29.2 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0

Apakah peralatan makan dan minum serta perlengkapan tidur Saudara, di cuci
bersih dengan menggunakan sabun dan air mengalir ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4
Kadang-kadang 12 18.5 18.5 33.8
Selalu 43 66.2 66.2 100.0
Total 65 100.0 100.0

TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU BERDASARKAN KATAGORI

Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 30 46.2 46.2 46.2
Buruk 35 53.8 53.8 100.0
Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


115

LAMPIRAN 8 UJI STATISTIK ANALISIS BIVARIAT


1. UMUR

kel umur * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation

Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru

Baik Buruk Total

kel umur 15-25 Count 2 9 11


tahun
% within kel umur 18.2% 81.8% 100.0%

% of Total 3.1% 13.8% 16.9%

26-45 Count 15 14 29
tahun
% within kel umur 51.7% 48.3% 100.0%

% of Total 23.1% 21.5% 44.6%

46-65 Count 11 8 19
tahun
% within kel umur 57.9% 42.1% 100.0%

% of Total 16.9% 12.3% 29.2%

>65 Count 2 4 6
tahun
% within kel umur 33.3% 66.7% 100.0%

% of Total 3.1% 6.2% 9.2%

Total Count 30 35 65

% within kel umur 46.2% 53.8% 100.0%

% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a keum -.321 .296 1.177 1 .278 .725 .406 1.296

Constant .576 .465 1.538 1 .215 1.780

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


116

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a keum -.321 .296 1.177 1 .278 .725 .406 1.296

a. Variable(s) entered on step 1: keum.

2. JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Jenis Kelamin Perempuan Count 22 12 34
% within Jenis Kelamin 64.7% 35.3% 100.0%
% of Total 33.8% 18.5% 52.3%
Laki-laki Count 8 23 31
% within Jenis Kelamin 25.8% 74.2% 100.0%
% of Total 12.3% 35.4% 47.7%
Total Count 30 35 65
% within Jenis Kelamin 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 Jkr
a
1.662 .545 9.294 1 .002 5.271 1.810 15.345
Constant -.606 .359 2.853 1 .091 .545
a. Variable(s) entered on step 1: jkr.

3. PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Tingkat Tinggi Count 17 7 24
Pendidikan (SMA- % within Tingkat Pendidikan 70.8% 29.2% 100.0%
PT)
% of Total 26.2% 10.8% 36.9%
Rendah Count 13 28 41
(TS-
% within Tingkat Pendidikan 31.7% 68.3% 100.0%
SMP)
% of Total 20.0% 43.1% 63.1%
Total Count 30 35 65
% within Tingkat Pendidikan 46.2% 53.8% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


117

Tingkat Pendidikan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation


Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Tingkat Tinggi Count 17 7 24
Pendidikan (SMA- % within Tingkat Pendidikan 70.8% 29.2% 100.0%
PT)
% of Total 26.2% 10.8% 36.9%
Rendah Count 13 28 41
(TS-
% within Tingkat Pendidikan 31.7% 68.3% 100.0%
SMP)
% of Total 20.0% 43.1% 63.1%
Total Count 30 35 65
% within Tingkat Pendidikan 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Kdidikr 1.655 .561 8.710 1 .003 5.231 1.743 15.696
Constant -.887 .449 3.904 1 .048 .412
a. Variable(s) entered on step 1: kdidikr.

4. STATUS PERKAWINAN
Status Perkawinan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Status Kawin Count 27 29 56
Perkawinan % within Status Perkawinan 48.2% 51.8% 100.0%
% of Total 41.5% 44.6% 86.2%
Belum Count 3 6 9
Kawin
% within Status Perkawinan 33.3% 66.7% 100.0%
% of Total 4.6% 9.2% 13.8%
Total Count 30 35 65
% within Status Perkawinan 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 kawinr
a
.622 .756 .676 1 .411 1.862 .423 8.194
Constant .071 .267 .071 1 .789 1.074
a. Variable(s) entered on step 1: kawinr.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


118

5. PENGETAHUAN
Pengetahuan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Pengetahuan Baik Count 16 5 21
% within Pengetahuan 76.2% 23.8% 100.0%
% of Total 24.6% 7.7% 32.3%
Buruk Count 14 30 44
% within Pengetahuan 31.8% 68.2% 100.0%
% of Total 21.5% 46.2% 67.7%
Total Count 30 35 65
% within Pengetahuan 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 pengetr
a
1.925 .606 10.093 1 .001 6.857 2.091 22.490
Constant -1.163 .512 5.154 1 .023 .313
a. Variable(s) entered on step 1: pengetr.

6. SIKAP

Sikap * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation


Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Sikap Baik Count 22 10 32
% within Sikap 68.8% 31.2% 100.0%
% of Total 33.8% 15.4% 49.2%
Tidak Baik Count 8 25 33
% within Sikap 24.2% 75.8% 100.0%
% of Total 12.3% 38.5% 50.8%
Total Count 30 35 65
% within Sikap 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a sikapr 1.928 .557 11.972 1 .001 6.875 2.307 20.490
Constant -.788 .381 4.274 1 .039 .455

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


119

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 sikapr
a
1.928 .557 11.972 1 .001 6.875 2.307 20.490
a. Variable(s) entered on step 1: sikapr.
7. DUKUNGAN KELUARGA
Dukungan Keluarga * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Dukungan Baik Count 16 9 25
Keluarga
% within Dukungan Keluarga 64.0% 36.0% 100.0%
% of Total 24.6% 13.8% 38.5%
Buruk Count 14 26 40
% within Dukungan Keluarga 35.0% 65.0% 100.0%
% of Total 21.5% 40.0% 61.5%
Total Count 30 35 65
% within Dukungan Keluarga 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a Dkr 1.194 .532 5.032 1 .025 3.302 1.163 9.374
Constant -.575 .417 1.907 1 .167 .563
a. Variable(s) entered on step 1: dkr.
8. PERAN PETUGAS DALAM PEMBERIAN INFORMASI
Peran Petugas dalam Pemberian Informasi * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Peran Petugas Baik Count 19 29 48
dalam
% within Peran Petugas dalam
Pemberian 39.6% 60.4% 100.0%
Pemberian Informasi
Informasi
% of Total 29.2% 44.6% 73.8%
Buruk Count 11 6 17
% within Peran Petugas dalam
64.7% 35.3% 100.0%
Pemberian Informasi
% of Total 16.9% 9.2% 26.2%
Total Count 30 35 65
% within Peran Petugas dalam
46.2% 53.8% 100.0%
Pemberian Informasi
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


120

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 peranptgsr
a
-1.029 .587 3.072 1 .080 .357 .113 1.129
Constant .423 .295 2.053 1 .152 1.526
a. Variable(s) entered on step 1: peranptgsr.

9. KETERSEDIAAN MASKER

Ketersediaan Masker * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation


Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Ketersediaan Baik Count 21 13 34
Masker
% within Ketersediaan Masker 61.8% 38.2% 100.0%
% of Total 32.3% 20.0% 52.3%
Buruk Count 9 22 31
% within Ketersediaan Masker 29.0% 71.0% 100.0%
% of Total 13.8% 33.8% 47.7%
Total Count 30 35 65
% within Ketersediaan Masker 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 maskerr
a
1.373 .530 6.710 1 .010 3.949 1.397 11.162
Constant -.480 .353 1.847 1 .174 .619
a. Variable(s) entered on step 1: maskerr.

10. KETERSEDIAAN TEMPAT PENAMPUNGAN DAHAK

Ketersediaan Tempat Penampungan Dahak * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation


Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Ketersediaan Baik Count 22 9 31
Tempat % within Ketersediaan Tempat
Penampungan 71.0% 29.0% 100.0%
Penampungan Dahak
Dahak
% of Total 33.8% 13.8% 47.7%
Buruk Count 8 26 34
% within Ketersediaan Tempat
23.5% 76.5% 100.0%
Penampungan Dahak
% of Total 12.3% 40.0% 52.3%
Total Count 30 35 65
% within Ketersediaan Tempat
Penampungan Dahak 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


121

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 a
dahakr 2.072 .566 13.421 1 .000 7.944 2.621 24.077
Constant -.894 .396 5.103 1 .024 .409
a. Variable(s) entered on step 1: dahakr.

11. KETERSEDIAAN OBAT

Ketersediaan Obat * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation


Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Ketersediaan Baik Count 29 32 61
Obat % within Ketersediaan Obat 47.5% 52.5% 100.0%
% of Total 44.6% 49.2% 93.8%
Buruk Count 1 3 4
% within Ketersediaan Obat 25.0% 75.0% 100.0%
% of Total 1.5% 4.6% 6.2%
Total Count 30 35 65
% within Ketersediaan Obat 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Variables in the Equation


95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 obatr
a
1.000 1.183 .715 1 .398 2.719 .268 27.618
Constant .098 .256 .147 1 .701 1.103
a. Variable(s) entered on step 1: obatr.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


122

LAMPIRAN 9 UJI STATISTIK ANALISIS MULTIVARIAT

Variables in the Equation


95,0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1 jkr
a
.769 .805 .912 1 .339 2.157 .445 10.448
kdidikr 1.641 .979 2.811 1 .094 5.160 .758 35.129
pengetr 1.701 .839 4.110 1 .043 5.480 1.058 28.379
sikapr -.063 1.101 .003 1 .954 .939 .109 8.117
dkr 2.428 1.071 5.140 1 .023 11.340 1.390 92.545
peranptgsr -.660 .870 .575 1 .448 .517 .094 2.843
maskerr -.368 .842 .191 1 .662 .692 .133 3.607
dahakr 1.588 1.034 2.357 1 .125 4.892 .644 37.131
Constant -4.078 1.125 13.146 1 .000 .017
a. Variable(s) entered on step 1: jkr, kdidikr, pengetr, sikapr, dkr, peranptgsr, maskerr,
dahakr.

Model Akhir
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a pengetr 2.341 .687 11.617 1 .001 10.389 2.704 39.918
dkr 1.700 .638 7.099 1 .008 5.472 1.567 19.102
Constant -2.463 .762 10.438 1 .001 .085
a. Variable(s) entered on step 1: pengetr, dkr.

LAMPIRAN 7 HASIL UJI UNIVARIAT BERDASARKAN ITEM


PERTANYAAN DAN KATAGORI
1. UMUR

1.Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 46 70.8 70.8 70.8

Benar 19 29.2 29.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


123

2.Menurut Saudara, bagaimanakah gejala penyakit TB paru ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 41 63.1 63.1 63.1

Benar 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

3.Menurut Saudara, penularan TB paru dapat terjadi melalui ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 42 64.6 64.6 64.6

Benar 23 35.4 35.4 100.0

Total 65 100.0 100.0

4.Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada anggota


keluarga lain karena ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 21 32.3 32.3 32.3

Benar 44 67.7 67.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

5.Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan dahak


penderita TB paru?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8

Benar 30 46.2 46.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


124

6.Menurut Saudara, apakah manfaat sinar matahari terhadap ruangan


rumah ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 22 33.8 33.8 33.8

Benar 43 66.2 66.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

7.Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur berguna


untuk :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 32 49.2 49.2 49.2

Benar 33 50.8 50.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

8.Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8

Benar 30 46.2 46.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

9.Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


125

Benar 31 47.7 47.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

10.Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk menghindari


terjadinya penularan penyakit TB paru kepada orang lain?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 20 30.8 30.8 30.8

Benar 45 69.2 69.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

11.Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara teratur dan


sampai selesai untuk :

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3

Benar 31 47.7 47.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

12.Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah penyakit dapat


disembuhkan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Salah 17 26.2 26.2 26.2

Benar 48 73.8 73.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


126

Penyakit TB paru merupakan penyakit yang disebabkan kuman


mikobakterium tuberkulosis dan menyerang paru-paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 8 12.3 12.3 12.3

TS 34 52.3 52.3 64.6

R 3 4.6 4.6 69.2

S 9 13.8 13.8 83.1

SS 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Berkeringat pada malam hari, demam, batuk lebih dari 3 minggu di


curigai penyakit TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 6 9.2 9.2 9.2

TS 33 50.8 50.8 60.0

R 6 9.2 9.2 69.2

S 12 18.5 18.5 87.7

SS 8 12.3 12.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

Penyakit TB paru dapat menularkan melalui udara yaitu pada saat


batuk/bersin mengeluarkan dahak yang mengandung kuman TB paru
yang terhirup orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 17 26.2 26.2 26.2

TS 24 36.9 36.9 63.1

R 6 9.2 9.2 72.3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


127

S 5 7.7 7.7 80.0

SS 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan kepada


orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 5 7.7 7.7 7.7

R 18 27.7 27.7 35.4

S 18 27.7 27.7 63.1

SS 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Meludah di sembarang tempat dapat menularkan penyakit TB paru


kepada orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 8 12.3 12.3 12.3

TS 22 33.8 33.8 46.2

R 12 18.5 18.5 64.6

S 11 16.9 16.9 81.5

SS 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


128

Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin merupakan salah satu


pencegahan penularan penyakit TB paru terhadap orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 2 3.1 3.1 3.1

TS 6 9.2 9.2 12.3

R 18 27.7 27.7 40.0

S 25 38.5 38.5 78.5

SS 14 21.5 21.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Memakai masker dapat mencegah penularan TB paru pada orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 3 4.6 4.6 4.6

TS 4 6.2 6.2 10.8

R 16 24.6 24.6 35.4

S 30 46.2 46.2 81.5

SS 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Membuka jendela agar sinar matahari masuk kedalam ruangan dapat


membunuh kuman atau bakteri TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 2 3.1 3.1 3.1

TS 11 16.9 16.9 20.0

R 23 35.4 35.4 55.4

S 12 18.5 18.5 73.8

SS 17 26.2 26.2 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


129

Membuka jendela agar sinar matahari masuk kedalam ruangan dapat


membunuh kuman atau bakteri TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 2 3.1 3.1 3.1

TS 11 16.9 16.9 20.0

R 23 35.4 35.4 55.4

S 12 18.5 18.5 73.8

SS 17 26.2 26.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat membunuh kuman TB


paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 3 4.6 4.6 4.6

TS 10 15.4 15.4 20.0

R 22 33.8 33.8 53.8

S 15 23.1 23.1 76.9

SS 15 23.1 23.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

Penggunaan peralatan makan dan minum yang sedang digunakan


penderita secara bersamaan dapat menularkan penyakit TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 4 6.2 6.2 6.2

TS 19 29.2 29.2 35.4

R 18 27.7 27.7 63.1

S 12 18.5 18.5 81.5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


130

SS 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Mencuci dengan bersih peralatan makan dan minum serta perlengkapan


tidur penderita TB paru merupakan hal yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 1 1.5 1.5 1.5

TS 7 10.8 10.8 12.3

R 21 32.3 32.3 44.6

S 22 33.8 33.8 78.5

SS 14 21.5 21.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Meminum obat secara tertur selama pengobatan merupakan tindakan


pencegahan penularan TB paru ke orang lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 3 4.6 4.6 4.6

TS 5 7.7 7.7 12.3

R 16 24.6 24.6 36.9

S 21 32.3 32.3 69.2

SS 20 30.8 30.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


131

Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit saya dan tindakan
pencegahan penularannya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 29 44.6 44.6 44.6

Kadang-kadang 23 35.4 35.4 80.0

Selalu 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum obat maka harus diulang
lagi dari awal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5

Kadang-kadang 22 33.8 33.8 75.4

Selalu 16 24.6 24.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum obat secara teratur selama
pengobatan dapat mencegah penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 32 49.2 49.2 49.2

Kadang-kadang 15 23.1 23.1 72.3

Selalu 18 27.7 27.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberi saran dan semangat agar terus membuang ludah pada tempat
yang sudah disediakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


132

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5

Kadang-kadang 26 40.0 40.0 81.5

Selalu 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya meminum obat setiap hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 6 9.2 9.2 9.2

Kadang-kadang 35 53.8 53.8 63.1

Selalu 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya agar membuang dahak pada tempatnya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 18 27.7 27.7 27.7

Kadang-kadang 29 44.6 44.6 72.3

Selalu 18 27.7 27.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya untuk memakai masker

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 23 35.4 35.4 35.4

Kadang-kadang 32 49.2 49.2 84.6

Selalu 10 15.4 15.4 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


133

Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9

Kadang-kadang 41 63.1 63.1 80.0

Selalu 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak yang berisi air sabun atau
air karbon/lysol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 34 52.3 52.3 52.3

Kadang-kadang 22 33.8 33.8 86.2

Selalu 9 13.8 13.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga membeli masker untuk saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 37 56.9 56.9 56.9

Kadang-kadang 16 24.6 24.6 81.5

Selalu 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


134

Keluarga menemani saya mengambil obat ke puskesmas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2

Kadang-kadang 27 41.5 41.5 70.8

Selalu 19 29.2 29.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas, keluarga mengambil obat
TB paru untuk saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9

Kadang-kadang 34 52.3 52.3 69.2

Selalu 20 30.8 30.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada saya, saat saya melakukan
tindakan pencegahan penularan TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 22 33.8 33.8 33.8

Kadang-kadang 32 49.2 49.2 83.1

Selalu 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika saya tidak melakukan tindakan
pencegahan penularan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 17 26.2 26.2 26.2

Kadang-kadang 33 50.8 50.8 76.9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


135

Selalu 15 23.1 23.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga memberikan perhatian khusus selama saya sakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 6 9.2 9.2 9.2

Kadang-kadang 38 58.5 58.5 67.7

Selalu 21 32.3 32.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau saya dapat disembuhkan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2

Kadang-kadang 22 33.8 33.8 63.1

Selalu 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga menganjurkan dan mendukung untuk berhubungan dengan teman-teman

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 34 52.3 52.3 52.3

Kadang-kadang 15 23.1 23.1 75.4

Selalu 16 24.6 24.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


136

Keluarga melibatkan saya dalam hal pengambilan keputusan dalam bertindak


terutama dalam tindakan pencegahan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 25 38.5 38.5 38.5

Kadang-kadang 28 43.1 43.1 81.5

Selalu 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga membantu saya mendapat informasi mengenai penyakit saya dan


pengobatan dan pencegahannya melalui internet, petugas kesehatan dan lain-lain

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 31 47.7 47.7 47.7

Kadang-kadang 21 32.3 32.3 80.0

Selalu 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keluarga mendorong saya untuk berpartisipasi dalam melakukan kegiatan


dimasyarakat seperti praktek agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 30 46.2 46.2 46.2

Kadang-kadang 23 35.4 35.4 81.5

Selalu 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


137

1. Apakah petugas kesehatan pernah menjelaskan atau memberikan


penyuluhan tentang penyakit yang Saudara derita ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 5 7.7 7.7 7.7

Pernah 60 92.3 92.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

2. Selama Saudara sakit TB paru apakah pernah di datangi oleh petugas


kesehatan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 24 36.9 36.9 36.9

Pernah 41 63.1 63.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

3. Apakah petugas kesehatan pernah menyampaikan bagaimana tindakan


pencegahan penularan TB paru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 14 21.5 21.5 21.5

Pernah 51 78.5 78.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

4. Apakah pernah petugas kesehatan menganjurkan meminum obat secara


teratur dan sampai selesai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2

Pernah 46 70.8 70.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


138

1. Apakah tempat penampungan dahak seperti kaleng atau sejenisnya yang


ditambahkan air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah.

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak tersedia 18 27.7 27.7 27.7

Tersedia 47 72.3 72.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

2.Apakah air sabun atau karbol/lysol tersedia di rumah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak tersedia 22 33.8 33.8 33.8

Tersedia 43 66.2 66.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

1.Ketika Saudara hendak meminum obat, apakah obat selalu tersedia ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak tersedia 5 7.7 7.7 7.7

Tersedia 60 92.3 92.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

2.Kapan saudara mengambil obat TB paru ke puskesmas ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ketika obat habis 10 15.4 15.4 15.4

Ketika obat masih sisa satu


55 84.6 84.6 100.0
atau dua kali minum lagi

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


139

3.Ketika Saudara ke puskesmas untuk mengambil obat, apakah obat selalu


tersedia di puskesmas ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak tersedia 2 3.1 3.1 3.1

Tersedia 63 96.9 96.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara membuka jendela kamar atau ruangan agar sinar matahari masuk
kedalam rumah?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 29 44.6 44.6 44.6

Kadang-kadang 11 16.9 16.9 61.5

Selalu 25 38.5 38.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur pada terik
matahari setiap harinya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 23 35.4 35.4 35.4

Kadang-kadang 20 30.8 30.8 66.2

Selalu 22 33.8 33.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


140

Apakah Saudara ketika batuk/bersin menutup mulut ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 14 21.5 21.5 21.5

Kadang-kadang 36 55.4 55.4 76.9

Selalu 15 23.1 23.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara meminum obat secara teratur selama pengobatan Saudara?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 3 4.6 4.6 4.6

Kadang-kadang 15 23.1 23.1 27.7

Selalu 47 72.3 72.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara ketika membuang dahak/ludah menggunakan tempat


penampungan dahak seperti kaleng atau sejenisnya yang ditambahkan air sabun
atau karbol/lysol?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 38 58.5 58.5 58.5

Kadang-kadang 11 16.9 16.9 75.4

Selalu 16 24.6 24.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


141

Apakah Saudara ketika ada orang lain memakai penutup mulut atau masker ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 36 55.4 55.4 55.4

Kadang-kadang 15 23.1 23.1 78.5

Selalu 14 21.5 21.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara pada saat makan dan minum tidak membagikan makananan pada
anggota keluarga yang lain ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4

Kadang-kadang 26 40.0 40.0 55.4

Selalu 29 44.6 44.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah Saudara menggunakan peralatan makan dan minum seperti piring, sendok
dan gelas secara terpisah dengan anggota keluarga yang lain ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 26 40.0 40.0 40.0

Kadang-kadang 17 26.2 26.2 66.2

Selalu 22 33.8 33.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


142

Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang tidak menderita
tuberkulosis Paru ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 33 50.8 50.8 50.8

Kadang-kadang 19 29.2 29.2 80.0

Selalu 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Apakah peralatan makan dan minum serta perlengkapan tidur Saudara, di cuci
bersih dengan menggunakan sabun dan air mengalir ?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4

Kadang-kadang 12 18.5 18.5 33.8

Selalu 43 66.2 66.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai