DAN PEMUNGKINDENGANTINDAKAN
PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU
DI PUSKESMAS PENANGGALAN
DAN PUSKESMAS JONTOR
TESIS
Oleh
IDA SARIANI
NIM : 167032027
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
THESIS
By
IDA SARIANI
NIM : 167032027
TESIS
Oleh
IDA SARIANI
NIM : 167032027
ii
Saya menyatakan dengan ini bahwa Tesis saya yang berjudul “Hubungan
seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan di sebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau kalim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
(Ida Sariani)
iii
Abstrak
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
dunia. WHO menyebutkan bahwa sekitar 1,3juta orang meninggal disebabkan
oleh TB paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor
predisposisi, penguat dan pemungkin dengan tindakan pencegahan penularan TB
paru di Puskesmas Penanggalandan Puskesmas Jontor Tahun 2018. Jenis
penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional dengan
sampel berjumlah 65 orang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Penanggalan
dan Puskesmas Jontor Kota Subulussalam. Pengambilan sampel dilakukan dengan
total populasi. Variabel independen adalah faktor predisposisi (umur, jenis
kelamin, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap), Penguat (dukungan
keluarga, peran petugas) dan pemungkin (ketersediaan masker, ketersediaan
tempat penampungan dahak, ketersediaan obat). Variabel dependen adalah
tindakan pencegahan penularan TB paru. Data diperoleh dengan wawancara
menggunakan kuesioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Simple
Logistik Regresion Hasil analisis Simple Logistik Regresion menunjukkan bahwa
ada hubungan faktor predisposisi (jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, sikap),
penguat (dukungan keluarga) dan pemungkin (ketersediaan masker,
penampungan dahak) dengan tindakan pencegahan penularan TB paru di
Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor (p<0,05). Diharapkan pihak
puskesmas melakukan upaya peningkatan pengetahuan penderita TB dan keluarga
serta masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit TB
paru melalui penyuluhan kesehatan yang rutin.
iv
Abstract
Kata Pengantar
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
Puskesmas Jontor ”.
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
5. Dr. dr. Linda T.Maas, MPH, Ketua Komisi Pembimbing dan Anggota
Komisi Pembimbing dr. Fazidah Aguslina Siregar, M.Kes Ph.D atas segala
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
6. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M dan dr. Rahayu Lubis. M.Kes Ph.D, selaku tim
penulisan tesis
8. Jumiar Kombih S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Penanggalan dan drg Alex
dan Bidan Desa yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada
membalas jasa ayahanda Suratman dan Alm. Ibunda Ramsiah serta keluarga
Azikraa Sarifuddin
vii
12. Teristimewa untuk suami tercinta Apit Sarifuddin, ST, serta ananda
14. Kiranya Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah
penulis terima selama ini yang tidak dapat disebutkan satupersatu. Semoga
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bisa memberikan
Ida Sariani
167032027
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslilan Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
DaftarGambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 6
TujuanPenelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Penyakit TB Paru 8
Penyebabdanpenularan TB 8
Gejala penyakit TB paru 10
Diagnosis TB paru 12
Klasifikasi penderita TB paru 12
Penyembuhan TB paru 14
Tindakan pencegahan penularan TB paru 15
Perilaku Kesehatan 16
Faktor predisposisi (predisposing factor) 17
Faktor penguat (reinforcing faktor) 21
Faktor pemungkin (enabling factor) 23
Landasan Teori 24
Kerangka Konsep 26
Hipotesis Penelitian 27
Metode Penelitian 28
Jenis Penelitian 28
Lokasi dan Waktu Penelitian 28
ix
Lokasi penelitian 28
Waktu penelitian 28
Populasi dan Sampel 28
Populasi 28
Sampel 28
Metode Pengumpulan Data 30
Validitas dan reliabilitas 30
Variabel dan Definisi Operasional 31
Variabel penelitian 31
Definisi operasional 31
Metode Pengukuran Variabel 32
MetodeAnalisis Data 34
Hasil Penelitian 36
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 36
Geografis 36
Demografis 36
Analisis Univariat 38
Faktor predisposisi 38
Faktor penguat 45
Faktor pemungkin 49
Tindakan pencegahan penularan TB Paru 50
Analisis Bivariat 52
Pembahasan 55
Hubungan Faktor Predisposisi dengan Tindakan Pencegahan Penularan
TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 55
Hubungan umur dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 55
Hubungan jenis kelamin dengan tindakan pencegahan penularan
TB paru 56
Hubungan pendidikan dengan tindakan pencegahan penularan
TB paru 57
Hubungan status perkawinan dengan tindakan pencegahan
penularan TB paru 58
Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan
penularan TB paru 59
Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 61
Hubungan Faktor Penguat dengan Tindakan Pencegahan Penularan
TB Paru di Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 62
Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan
pencegahan penularan TB paru 62
Hubungan peran petugas dalam pemberian informasi
dengan tindakan pencegahan penularan TB paru 65
DaftarPustaka 76
Lampiran 81
xi
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xii
xiii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Landasan teori 25
xiv
Daftar Lampiran
5 Kuesioner 91
xv
Daftar Istilah
TB Tuberkulosis
MDR Multi Drug Resistant
HIV Human Immunodeficiency Virus
BTA Bakteri Tahan Asam
BCG Bacillus Calmette-Guérin
WHO World Health Organization
Depkes Departemen Kesehatan
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
OR Odd Ratio
PR Prepalansi Ratio
P Value
Exp Exponen
(B) Beta
xvi
Riwayat Hidup
tanggal 19 Juli 1980 di Lawe Pakam, beragama Islam, tinggal di Jl. Unaya, Lr
Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Penulis merupakan anak kedua dari empat
Jenjang pendidikan formal penulis mulai dari SDN Lawe Pakam tamat
tahun 1992. Pada tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan di MTS Swasta
Lawe Sigala-gala, tahun 1996 penulis sekolah SMEA Negeri Kutacane Aceh
Beurata Banda Aceh. Pada tahun 2012 penulis menamatkan sarjana dari Fakultas
Penulis pernah bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh singkil dari
tahun 2005 sampai 3 April 2007, kemudian 4 April 2007 sampai dengan 7
Medan, 29 April2019
Ida Sariani
xvii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
paru dengan BTA (bakteri tahan asam) positif, menularkan penyakitnya dari
seumur hidup. Sebanyak 50% penderita TB Paru akan mengalami kematian, 25%
Penderita sehat dengan sistem imun yang baik dan 25% lagi mengalami kronik
dan infeksi jika penderita tidak melakukan pengobatan setelah 5 tahun (Jusuf,
2010).
inseden TB atau 140 kasus per 100 ribu penduduk, dengan 601 ribu kejadian multi
drugresistant, dan ditemukan data tuberkolusis hanya 6.6 juta kasus. Indonesia
adalah negara yang jumlah penderita TB Paru yang baru terbanyak kedua d idunia
setelah India. Sebanyak 60 persen insiden baru terjadi di enam negara yaitu
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
(WHO, 2017).
sebesar 1.020 juta kasus atau 391 kasus per 100 ribu penduduk dan angka
kasus.
Indonesia, kemudian angka ini meningkat di tahun 2016 sebanyak 351,893 kasus.
Barat,Jawa Timur dan Jawa Tengahdengan jumlah sebanyak 44% dari total
0.4%, dimana prevalensi tersebut sama dengan prevalensi tahun 2007. Faktor
seperti usia yang meningkat, tingkat pendidikan yang tidak tinggi, dan tidak
masih tinggi. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2016
jumlah semua kasus penderita TB parusebanyak 5935 kasus dari 5189 kejadian
2018 berturut turut yaitu 103 kasus (2013), 142 kasus (2014),146 kasus (2015),
kasus TB paru setiap tahunnya yaitu mulai tahun 2013 sampai tahun 2017 ada 33
kasus (2013), 40 kasus (2014), 45 kasus (2015), 47 kasus (2016) dan 59 kasus
(2017).
yaitu Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor, kasus TB paru mulai Januari
meningkat yaitu suspect penderita TB paru sebanyak 303 orang dan dinyatakan
(Achmadi, 2008).
masyarakat bahwa penyakit TB paru ini adalah akibat interaksi supranatural yaitu
diracuni Orang yang memiliki kekuatan supranatural atau istilah masyarakat Kota
Subulussalam kena Aji sehingga keluarga atau penderita mencarikan atau memilih
agar individu dapat mencegah penyakit tuberkulosis paru.Ini terbukti dari hasil
tuberkulosis paru.
penuralan TB paru dengan risiko 1.36 kali dari pada yang melakukan membuka
jendela kamar, dan perilaku tidak menjemur kasur sebanyak 1.432 kali beresiko
lebih besar dibanding yang menjemur kasur. Hasil analisis Turniani (2013)
anggota keluarga saling berkomunikasi dan bergantung apabila salah satu anggota
keluarga mengalami sakit maka anggota keluarga lain ada kemungkinan terkena
penting dalam pencegahan dan pengobatan tuberkulosis paru, dimana keluarga dapat
2015.
kepada8 penderita TB paru, 1 penderita tidak meminum obat secara rutin dan
berperilaku batuk dan bersin tanpa menutup mulut, 5 penderita tidak membuka
yang serupa. Hal ini disebabkan pengetahuan tentang TB paru rendah dan
penularan TB paru seperti mengingatkan meminum obat secara rutin dan teratur,
tahun 2018
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
USU.
paru
Penyakit TB Paru
paru, ada juga kemungkinan lain menyerang organ lainnya. Bentuk bakteri
peyebab tuberkulosis paru ini batang,tahan pada asam sehingga disebut BTA
(Basil Tahan Asam). Bakteri TB paru akan mati dengan segera apabila terkena
cahaya matahari secara langsung dan bisa hidup beberapa jam di tempat tidak
terang dan lembab. Bakteri TB paru bersifat dormant, yaitu dapat tidur selama
pemeriksaan mikroskop.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Kuman tidak tahan dengan suhu panas, paparan langsung dengan panas
kuman bisa mati, diantara suhu 30 sampai 37°C kuman mati kurang lebih 1
minggu.
Mampu bertahan di suhu rendah dalam waktu lama di suhu antara 4oCsampai
mines 70°C.
mikobakterium didahaknya pada saat batuk atau bersin akan mengeluarkan bakteri
ke udara berbentuk percikan dahak. Radang akan timbul apabila orang lain
sebanyak 0 sampai 3500, dan pada saat bersin mengeluarkan bakteri 4500 sampai
1) Paparan
2) Infeksi
minggu. Lesi biasanyasehat total tetapibisa juga bakteri hidup dalam lesi
biasa di sebut dormant,bila daya tahan tubuhnya rendah kuman akan bangun
lagi.
3) Faktor Risiko
4) Meninggal dunia :
Terlambat diketahui
TB paru berbeda-beda, dari batuk, batuk berdarah disertai sakit dada, letih lesu
dan lain lain. Adanya iritasi di saluran pernapasan membuat batuk, batuk ini
sangat diperlukan untuk mengeluarkan dahak. Pembuluh darah yang kena kuman
dapat mengakibatkan batuk darah dan ini bisa ringan, sedang maupun berat dilihat
dari berbagai faktor. Batuk darah yang disertai lesi belum tentu tuberculosis bisa
jadi penyakit paru lain seperti bronkiektasis, kanker paru, dan lain-lain.
Kurus
Nafas sesak.
Dan lain-lain
hanya dua atau tiga gejala saja, berat ringan gejala juga bervariasi.
a. Gejala sering terjadi pada Penderita tuberkulosis paru yaitu dua minggu atau
lebih batuk berdahak bisa bercampur darah, susah bernafas, badan lemah,
tidak selera makan, badan kurus, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan,
badan yang tinggi, keringat pada malam hari, dan yang kedua keluhan karena
adanya patologik di paru atau di pleura seperti batuk disertai dahak atau tanpa
dahak, batuk berdarah, susah bernafas, serta sakit dada. Gejala yang dirasakan ini
bisa sendiri bisa bersama-sama, semakin banyak gejala didapat semakin besar
kemungkinan TB.
Biasanya penyakit tuberkulosis paru di mulai daerah paru atas, kanan atau
sebanyak tiga kali yaitu dahak sewaktu datang, dahak bangun tidur pagi, dan
dahak saat datang, dinyatakan positif tuberkulosis paru jika hasil dahak 2 sampai
kedua ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru seperti tulang, persendian, selapot otak, kelenjar limfa, selaput
c. Penderita diobati lagi setelah putus minum obat yaitu penderita yang
diketahuai.
Penderita TB dengan HIV positif,yaitu hasil tes HIV posititif pada saat
penderita TB yang hasil tes HIV tidak mendukung pada saat terdiagnosis TB
meminum obat dan sampai selesai kecuali dari awal basil tuberkulosis di dapati
sudah resisten dengan berbagai tuberkulostatika yang biasa dipakai (basil multi
resisten).
meminum obat.
terhadap basil-basil yang sedang berkembang biak secara aktif, sedangkan dosis
kesembuahan di atas 90% dengan angka kekambuhan mencapai 20% sampai 30%.
Tahap pengobatan terbagi dua yaitu tahap awal dan tahap lanjutan, tahap awal dua
bulan pertama meminum obat setiap hari yang bertujuan untuk menurunkan
jumlah kuman, tahap lanjutan bulan ke tiga dan seterusnya meminum obat
seminggu tiga kali yang bertujuan membunuh sisa-sisa bakteri. Obat di minum
sebaiknya pada pagi hari satu jam sebelum makan agar penyerapan obat didalam
tuberkulosis paru adalah suatu tindakan penderita tuberkulosis paru yang dapat
menutup mulut pada saat batuk atau bersin karna pada waktu batuk atau bersin
banyak bakteri yang keluar ribuan bahkan sampai jutaan melalui percikan dahak,
hidup bersih dan sehat seperti membuka pintu dan jendela rumah setiap hari,
menjemur kasur, bantal dan perlatan tidur secara teratur, memakai masker,
membuang dahak dan ludah pada kaleng atau sejenisnya yang berisi air sabun
atau karbol atau lysol, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin,
meminum obat secara teratur, mencuci peralatan makan, minum dan perlengkapan
tuberkulosis paru adalah untuk penderita yang dapat dilakukan menutup mulut di
rumah, untuk masyarakat tindakan yang dilakukan dengan menjaga daya tahan
tubuh bayi dengan melakukan vaksinasi BCG. Bagi petugas kesehatan melakukan
memakan makanan yang bergizi agar meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
sistem imun bisa membunuh bakteri penyebab tuberkulosis, istirahat dan tidur
yang cukup, tidak merokok dan meminum alkohol serta narkoba, membuat
sanitasi rumah yang bersih dan sehat, rajin membuka jendela supaya udara masuk
berperilaku hidup bersih dan sehat, meminum obat sesuai aturan, memeriksakan
Perilaku Kesehatan
Kebutuhan dasar setiap orang adalah kesehatan, dari zaman dahulu sudah
banyak usaha usaha dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan baik
penyediaan air bersih. Sehat sakit tidak ditentukan secara alami tetapi di sebabkan
perilaku individu dan kelompok, prilaku kesehatan adalah unsur yang sangat
lama dan terus menerusseperti hepatitis, kanker, AIDS dan juga TB paru.
sistem pelayan kesehatan, dan lingkungan, reaksi ini bisa berupa pasif maupun
1. Perilaku seseorang dengan sakit dan penyakit secara pasif maupun aktif
kebutuhan
orang apabila tidak melakukan tindakan yang positif, perilaku negatif terhadap
Hal ini berkaitan dengan motivasi dari individu dan kelompok untuk
a. Umur
pada usia madya dari pada usia remaja karna lebih berperan aktif di
verbal hampir tidak ada penurunan. Usia semakin madya semakin banyak
informasi didapat dan semakin bijak dalam melakukan tindakan, dan dapat
seperti penguasaan kosa kata, daya ingat yang menurun dan lain
sebagainya(Notoatmodjo, 2010).
b. Jenis Kelamin
persepsi yang didapat berbeda antara jenis kelamin perempuan dan jenis
c. Pendidikan
maupun dari media masa, semakin baik menyerap informasi semakin banyak
d. Status Perkawinan
Status perkawinan atau pernikahan adalah suatu ikatan lahir dan batinantara
laki-laki dan perempuan dalam membentuk satu keluarga atau rumah tangga.
orang terdekat seperti suami, istri, anak, orang tua dan lain sebagainya. Status
perkawinan membuat rasa aman dan nyaman pada seseoarng yang sudah
mencukupi umur, dengan adanya rasa man dan nyaman seseorang dapat
e. Pengetahuan
benar apa yang dia dapat atau diketahuinya tetapi belum mampu
menerapkannya
f. Sikap
Sikap adalah suatu reaksi yang tertutup, belum melakukan tindakan masih
berupa reaksi apakah seseorang itu setuju atau tidak dengan respon yang di
terima, masih melibatkan pikiran dan perasaan. Sikap sendiri memiliki tiga
unsur yaitu
yaitu:
sampaikan
melakukan informasi yang di terima tetapi belum tentu dilakukan begitu juga
sebaliknya
informasi serta umpan balik oleh tenaga kesehatan. Dukungan sosial ini bisa di
a. Dukungan Keluarga
is dukungan yaitu :
1. Dukungan informasional
2. Dukungan penilaian
3. Dukungan instrumental
penderita seperti makan dan minum, istrihat yang cukup dan lain
sebagainya.
4. Dukungan emosional
Peran petugas yang baik dapat menyebabkan perilaku positif bagi pasien-
TB paru. Peran petugas kesehatan disini yaitu keterlibatan petugas dalam hal
a. Ketersediaan masker
berdahak dianjurkan menampung ludah dalam pot berisi lisol 5% atau air
sabun lalu buang dahak ke lubang water closed atau tanam di tempat yang
jauh dari orang banyak selain itu juga disarankan menggunakan penutup
c. Ketersediaan Obat
meminum obat secara teratur dan sampai selesai sehingga ketersediaan obat
Landasan Teori
dibawah ini
HEALTH
PROGRAM Predisposing Genetics
Educational
strategies
Reinforcing Behavior Quality
Health Of Life
Genetics
Tidak diteliti
Yang diteliti
Kerangka Konsep
Penelitian ini memiliki kerangka yang terlihat pada gambar dibawah ini
-
Faktor Pemungkin (Enablingfaktor)
1. Ketersediaan Masker
2. Ketersediaan Tempat Penampungan dahak
3. Ketersediaan Obat
Dari gambar diatas kerangka konsep yang diajukan adalah variabel bebas
keluarga, peran petugas dalam pemberian informasi dan faktor pemungkin yang
Paru.
Hipotesis Penelitian
Jenis Penelitian
sampai laporan akhir yang dimulai dari bulan Oktober 2017 sampai dengan April
2019
Subulussalam dari bulan Januari sampai dengan September tahun 2018 yaitu
sebanyak 65 orang
Penanggalan Kota Subulussalam dari Januari sampai September 2018 dan telah
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
anggota subjek dalam populasi hanya meliputi 100 hingga 150 orang, dan dalam
ambil seluruhnya. Karena populasi penelitian ini hanya sebanyak 65 orang maka
sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi yaitu sejumlah 65 orang.
(2009) purpusive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
sampelnya.
berikut :
1. Kriteria inklusi
b. Tercatat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2018 di
Kota Subulussalam
d. Kriteria Eksklusi :
pengumpulan data yang telah tersedia di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data,
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang
menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas di
lakukan dengan cara mengukur korelasi antara variabel dengan melihat corrected
item total corelation, dengan ketentuan bila r hitung > nilai r tabel maka
alat ukur menggunakan Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur
dari satu kali pengukuran dengan ketentuan bila Cronbach Alpha > r tabel, maka
dinyatakan reliable dan bila Cronbach Alpha < r tabel maka butir soal dinyatakan
tidak reliable.
yang telah dibuat kepada 30 penderita TB paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota
corrected item-total correlation > 0, 361 dan Cronbach Alpha > 0,60 sehingga
semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. Hasil uji validitas dan
paru.
adalah
2. Jenis Kelamin adalah ciri responden yang sesuai dengan catatan di puskesmas
responden
dengan wanita.
6. Sikap adalah respon responden tentang penyakit TB paru mulai dari gejala,
sosial
puskesmas
lainnya
13. Penderita TB Paru adalah penderita TB Paru dengan BTA (+) pada dahak
pengobatan.
terhadap pertanyaan yang ada. metode pengukuran variabel dapat dilihat pada
Tabel 1
yaitu dengan :
yang ada di Kota Subulussalam Provinsi Aceh yang terletak antara 02027’39”-
terbentuk masih dalam pemerintahan Aceh Singkil yang terdiri dari 10 Desa dan
pemekaran menjadi 13 Desa dan pada tahun 2018 Puskesmas Penanggalan mekar
menjadi dua yaitu Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor . Wilayah kerja
Puskesmas Penanggalan terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Dasan Raja ,Penanggalan,
Penanaggalan Barat, Penanggalan Timur, Lae Mbersih dan Lae Motong serta
Desa yaitu Desa Cepu, Penuntungan, Kampung Baru, Kuta Tengah, Sikelang,
Kabupaten Dairi.
sebanyak 13.399 jiwa, terdiri atas 6.948 laki- laki dan 6.451 perempuan dengan
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
2.670 kepala keluarga. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis
Tabel 2
Ditribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Puskesmas
Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam
2018
Kelompok Umur Penduduk
No
(Tahun) Lk % Pr % Jumlah %
1 0–4 821 11,82 783 12,14 1604 11,97
2 5 – 14 1684 24,24 1617 25,07 3301 24,64
3 15 – 44 3392 48,82 3069 47,57 6461 48,22
4 45 – 64 844 12,15 782 12,12 1626 12,14
5 ≥ 65 207 2,979 200 3,1 407 3,038
Total 6948 51,85 6451 48,15 13399 100
Sumber :Profil Puskemas Penanggalan dan Puskesmas Jontor 2018
merupakan kelompok umur dengan persentase tertinggi baik untuk jenis kelamin
Tabel 3
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Penanggalan dan
Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
tidaksekolah sebanyak 4.523 jiwa yaitu 33,76% sedangkan terendah pada tingkat
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan
angka morbiditas beberapa penyakit. Adapun masalah kesehatan masyarakat yang ada
kehamilan serta penyakit pada bayi baru lahir . Salah satu penyakit yang memiliki
prevalensi yang tinggi adalah TB Paru. Adapun kelompok umur yang paling
banyak menderita TB Paru adalah umur 15-64 tahun (produktif). Adapun program
Paru.
Analisis Univariat
dari tiap item pertanyaan dalam kuesioner. Variabel penelitian ini terdiri dari
univariat katagori dari faktor predisposisi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban
No Pertanyaan
n %
1 Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?
a. Penyakit keturunan atau kutukan. 3 4,6
b. Penyakit dibuat orang (kena racun /kena aji) 43 66,2
c. Penyakit yang disebabkan bakteri dan menyerang paru-paru 19 29,2
2 Menurut Saudara, bagaimanakah gejala penyakit TB paru ?
a. Batuk dengan gatal di tenggoroan 30 46,2
b. Batuk yag disertai demam 11 16,9
c. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur darah, sesak
nafas dan rasa nyeri di dada, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan dan demam lebih dari sebulan 24 36,9
3 Menurut Saudara, penularan TB paru dapat terjadi melalui ?
a. Makanan dan Minuman 39 60
b. Air 3 4,6
c. Udara 23 35,4
4 Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada
anggota keluarga lain karena ?
a. Duduk dan bercengkrama bersama – sama 9 13,8
b. Bersentuhan dengan penderita 12 18,5
c. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita TB paru 44 67,7
5 Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan
dahak penderita TB paru
a. Di kamar mandi 3 4,6
b. Di luar rumah 32 49,2
c. Di wadah yang sudah berisi air sabun atau karbol/lisol 30 46,2
6 Menurut Saudara, apakah manfaat sinar matahari terhadap
ruangan rumah ?
a. Untuk menerangi ruangan 9 13,8
b. Untuk menghilangkan bau ruangan 13 20
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya 43 66,2
7 Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur
berguna untuk :
a. Menghilangkan bau 22 33,8
b. Bantal dan kasur kembali empuk 12 18,5
c. Mematikan kuman TB paru dan kuman penyakit lainnya 31 47,7
Jawaban
No Pertanyaan
n %
8 Menurut Saudara penderita TB paru memakai masker untuk :
a. Menghindari debu 27 41,5
b. Menghindari sinar matahari 8 12,3
c. Mencegah penularan TB paru 30 46,2
9 Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak dapat dicegah
dengan :
a. Istirahat atau tidur yang cukup 34 52,3
b. Bekerja 0
c. Imunisasi BCG pada bayi 31 47,7
10 Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit TB paru kepada
orang lain?
a. Memakai peralatan makan dan minum secara bergantian 9 13,8
b. Tidur bersama dengan penderita TB paru 11 16,9
c. Meminum obat secara teratur dan sampai selesai, meludah
pada tempat yg berisi air sabun atau karbol/lisol, menutup
mulut saat batuk dan bersin, memakai masker 45 69,3
11 Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara
teratur dan sampai selesai untuk :
a. Untuk pengobatan TB paru (supaya sembuh) 30 46,2
b. Untuk mencegah menularkan pada orang lain 4 6,1
c. Untuk pengobatan TB paru dan pencegahan penularan pada
orang lain. 31 47,7
12 Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah penyakit dapat
disembuhkan?
a. Dapat sembuh sendiri 13 20
b. Tidak dapat disembuhkan 4 6,2
c. Dapat disembuhkan bila meminum obat secara teratur dan
sampai selesai selama 6 bulan 48 73,8
menjawab penyebab penyakit TB paru adalah penyakit yang dibuat orang atau
kena racun atau kena aji yaitu sebanyak 66,2%, dan sebagian besar responden
sebanyak 60%.
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Per Item Pertanyaan Pengetahuan Jawaban
Benar Salah
Jawaban
No Pengetahuan Benar Salah
n % n %
1 Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit
19 29,2 46 70,8
TB Paru?
2 Menurut Saudara, bagaimanakah gejala
24 36,9 41 63,1
penyakit TB paru ?
3 Menurut Saudara, penularan TB paru dapat
23 35,4 42 64,6
terjadi melalui ?
4 Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat
44 67,7 21 32,3
menular kepada anggota keluarga lain karena ?
5 Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang
30 46,2 35 53,8
ludah dan dahak penderita TB paru?
6 Menurut Saudara, apakah manfaat sinar
43 66,2 22 33,8
matahari terhadap ruangan rumah ?
7 Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal
31 47,7 34 52.3
secara teratur berguna untuk :
8 Menurut Saudara penderita TB paru memakai
30 46,2 35 53,8
masker untuk :
9 Menurut Saudara penyakit TB paru pada anak
31 47,7 34 52,3
dapat dicegah dengan :
10 Menurut Saudara, bagaimanakah cara terbaik
untuk menghindari terjadinya penularan 45 69,2 20 30,8
penyakit TB paru kepada orang lain?
11 Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB
31 47,7 34 52,3
paru secara teratur dan sampai selesai untuk :
12 Menurut Saudara, penyakit TB paru adalah
48 73,8 17 26,2
penyakit dapat disembuhkan?
terlihat dari pertanyaan nomor 1 sampai 3 kecuali pertanyan nomor 4 yaitu apa
TB paru dapat terjadi melalui udara yang menjawab salah sebanyak 42 responden
dimana jawaban salah 53,8%, manfaat menjemur kasur dan bantal jawaban yang
salah 52.3%, manfaat memakai masker menjawab salah 53,8% dan cara mencegah
Tabel 7
N Jawaban
Sikap
o SS S R TS STS
4 Bersentuhan
dengan penderita
24 18 18 5 0
TB paru tidak
(36,9%) (27,7%) (27,7%) (7,7%) (0%)
dapat menularkan
kepada orang lain
5 Meludah di
sembarang tempat 8
12 11 12 22
dapat menularkan (12.3
(18,5%) (16,9%) (18,5%) (33,8%)
penyakit TB paru %)
kepada orang lain
6 Menutup mulut dan
hidung saat
batuk/bersin
merupakan salah 14 25 18 6 2
satu pencegahan (21,5%) (38,5%) (27,7%) (9,2%) (3,1%)
penularan penyakit
TB paru terhadap
orang lain
7 Memakai masker
dapat mencegah 12 30 16 4 1
penularan TB paru (18,5%) (46,2%) (24,6%) (6,2%) (4,6%)
pada orang lain
8 Membuka jendela
agar sinar matahari
masuk kedalam
17 12 23 11 2
ruangan dapat
(26,2%) (18,5%) (35,4%) (16,9%) (3,1%)
membunuh kuman
atau bakteri TB
paru
9 Menjemur kasur
dan bantal secara
15 15 22 10 3
teratur dapat
(23,1%) (23,1%) (33,8%) (15,4%) (4,6%)
membunuh kuman
TB paru
10 Penggunaan
peralatan makan
dan minum yang
sedang digunakan 12 12 18 19 4
penderita secara (18,5%) (18,5%) (27,7%) (29,2%) (6,2%)
bersamaan dapat
menularkan
penyakit TB paru
N Jawaban
Sikap
o SS S R TS STS
11 Mencuci dengan
bersih peralatan
makan dan minum
serta perlengkapan
tidur penderita TB 14 22 21 7 1
paru merupakan hal (21,5%) (33,8%) (32,3%) (10,8%) (1,5%)
yang harus
dilakukan untuk
mencegah
penularan TB paru
12 Meminum obat
secara tertur selama
pengobatan
merupakan 20 21 16 5 3
tindakan (30,8%) (32,3%) (24,6%) (7,7%) (4,6%)
pencegahan
penularan TB paru
ke orang lain
penyebab penyakit TB paru, gejala dan cara penularan TB paru terlihat pada
pada pernyataan manfaat menutup mulut dan hidung saat batuk, manfaat memakai
masker, manfaat mencuci bersih peralatan makan dan minum serta perlengkapan
tidur, dan manfaat meminum obat terlihat pada pernyataan nomor 6,7, 11 dan 12.
dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan terlihat pada pernyataan nomor
Tabel 8
Distribusi Responden berdasarkan Faktor Penguat di PuskesmasPenanggalan
dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
Faktor Penguat n %
Dukungan Keluarga
Buruk 40 61,5
Baik 25 38,5
Peran Petugas dalam Pemberian Informasi
Buruk 17 26,2
Baik 48 73,8
Berikut hasil analisis univariat berdasarkan per item pertanyaan dari faktor
penguat yang terdiri dari dukungan keluarga dan peran petugas dalam pemberian
informasi
Tabel 9
N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Informasional
1 Saya mendapat informasi dari keluarga
13 23 29
tentang penyakit saya dan tindakan
(20,0%) (35,4%) (44,6%)
pencegahan penularannya
2 Keluarga memberi informasi bahwa bila
16 22 27
lupa meminum obat maka harus diulang
(24,6%) (33,8%) (41,5%)
lagi dari awal
3 Keluarga memberi informasi bahwa
dengan meminum obat secara teratur
18 15 32
selama pengobatan dapat mencegah
(27,7%) (23,1%) (49,2%)
penularan TB paru ke anggota keluarga
lainnya.
N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Informasional
4 Keluarga memberi saran dan semangat
12 26 27
agar terus membuang ludah pada tempat
(18,5%) (40,0%) (41,5%)
yang sudah disediakan
Dukungan Penilaian
1 Keluarga mengingatkan saya meminum 24 35 6
obat setiap hari (36,9%) (53,8%) (9,2%)
2 Keluarga mengingatkan saya agar 18 29 18
membuang dahak pada tempatnya (27,7%) (44,6%) (27,7%)
3 Keluarga mengingatkan saya untuk 10 32 23
memakai masker (15,4%) (49,2%) (35,4%)
4 Keluarga mengingatkan saya untuk
41(63,1 11
menutup mulut dan hidung saat 13 (20%)
%) (16,9%)
batuk/bersin
Dukungan Instrumental
1 Keluarga menyediakan wadah tempat
9 22 34
membuang dahak yang berisi air sabun
(13,8%) (33,8%) (52,4%)
atau air karbon/lysol
2 Keluarga membeli masker untuk saya 12 16 37
(18,5%) (24,6%) (56,9%)
3 Keluarga menemani saya mengambil 19 27 19
obat ke puskesmas (29,2%) (41,6%) (29,2%)
4 Jika saya tidak sempat mengambil obat
20 34 11
ke puskesmas, keluarga mengambil obat
(30,8%) (52,3%) (16,9%)
TB paru untuk saya
Dukungan Emosional
1 Keluarga memberikan semangat dan
pujian kepada saya, saat saya 11 32 22
melakukan tindakan pencegahan (16,9%) (49,2%) (33,8%)
penularan TB paru
2 Keluarga mengingatkan saya dengan
15 33 17
lembut ketika saya tidak melakukan
(23,1%) (50,8%) (26,2%)
tindakan pencegahan penularan
3 Keluarga memberikan perhatian khusus 21 38 6
selama saya sakit (32,3%) (58,5%) (9,2%)
4 Keluarga terus memberi semangat
24 22 19
kepada saya kalau saya dapat
(36,9%) (33,8%) (29,2%)
disembuhkan
Dukungan Sosial
1 Keluarga menganjurkan dan
16 15 34
mendukung untuk berhubungan dengan
(24,6%) (23,1%) (52,3%)
teman-teman
2 Keluarga melibatkan saya dalam hal
11 24 30
pengambilan keputusan dalam bertindak
(16,9%) (36,9%) (46,2%)
terutama dalam tindakan pencegahan
N Kadang Tidak
Dukungan Keluarga Selalu
o Kadang Pernah
Dukungan Sosial
3 Keluarga membantu saya mendapat
informasi mengenai penyakit saya dan 13 21 31
pengobatan dan pencegahannya melalui (20,0%) (32,3%) (47,7%)
internet, petugas kesehatan dan lain-lain
4 Keluarga mendorong saya untuk
berpartisipasi dalam melakukan 12 23 30
kegiatan dimasyarakat seperti praktek (18.5%) (35,4%) (46,2%)
agama
sebagian besar tidak pernah mendapat dukungan, menemani mengambil obat dan
Tabel 10
Jawaban
No Pertanyaan Pernah Tidak pernah
n % n %
1 Apakah petugas kesehatan pernah
menjelaskan atau memberikan penyuluhan
tentang penyakit yang Saudara derita ? 60 92,3 5 7,7
univariat katagori dari faktor pemungkin pada responden dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11
Distribusi Responden berdasarkan Faktor Pemungkin di Puskesmas Penanggalan
dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam 2018
Faktor Pemungkin N %
Ketersediaan Masker
Buruk 31 47,7
Baik 34 52,3
Tempat Penampungan Dahak
Buruk 34 52,3
Baik 31 47,7
Ketersediaan Obat
Buruk 4 6,2
Baik 61 93,8
pemungkin.
Tabel 12
Jawaban
N
Pertanyaan Tersedia Tidak tersedia
o
n % n %
Ketersediaan Masker
1 Apakah Masker tersedia selalu di rumah 34 52.3 31 47,7
Ketersediaan tempat Penampungan dahak
1 Apakah tempat penampungan dahak
seperti kaleng atau sejenisnya yang
31 47,7 34 52,3
ditambahkan air sabun atau karbol/lysol
tersedia di rumah.
2 Apakah air sabun atau karbol/lysol
64 98,5 1 1,5
tersedia di rumah
Ketersediaan Obat
1 Ketika Saudara hendak meminum obat,
60 92,3 5 7,7
apakah obat selalu tersedia ?
2 Kapan saudara mengambil obat TB paru
55 84,6 10 15,4
ke puskesmas ?
3 Ketika Saudara ke puskesmas untuk
mengambil obat, apakah obat selalu 63 96,9 2 3,1
tersedia di puskesmas ?
tersedia.
paru dibagi menjadi dua kategori yaitu tindakan baik dan buruk. Hasil analisis
Tabel 13
Tabel 14
Jawaban
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu
kadang pernah
N % n % n %
1 Apakah Saudara membuka jendela
kamar atau ruangan agar sinar 25 38,5 11 16,9 29 44,6
matahari masuk kedalam rumah?
2 Apakah Saudara menjemur kasur
dan bantal serta peralatan tidur 22 33,8 20 30,8 23 35,4
pada terik matahari setiap harinya
3 Apakah Saudara ketika
15 23,1 36 55,4 14 21,4
batuk/bersin menutup mulut ?
4 Apakah Saudara meminum obat
secara teratur selama pengobatan 47 72,3 15 23,1 3 4,6
Saudara?
5 Apakah Saudara ketika membuang
dahak/ludah menggunakan tempat
penampungan dahak seperti kaleng 16 24,6 11 16,9 38 58,5
atau sejenisnya yang ditambahkan
air sabun atau karbol/lysol?
6 Apakah Saudara ketika ada orang
lain memakai penutup mulut atau 14 21,5 15 23,1 36 55,4
masker ?
7 Apakah Saudara pada saat makan
dan minum tidak membagikan
29 44,6 26 40 10 15,4
makananan pada anggota keluarga
yang lain ?
Jawaban
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu
kadang pernah
n % n % n %
8 Apakah Saudara menggunakan
peralatan makan dan minum seperti
piring, sendok dan gelas secara 22 33,8 17 26,2 26 40
terpisah dengan anggota keluarga
yang lain ?
9 Apakah Saudara tidur terpisah
dengan anggota keluarga lain yang 13 20 19 29,2 33 50,8
tidak menderita tuberkulosis Paru ?
10 Apakah peralatan makan dan
minum serta perlengkapan tidur
Saudara, di cuci bersih dengan 43 66,2 12 18,5 10 15,4
menggunakan sabun dan air
mengalir ?
tindakan pencegahan TB paru pada item pertanyaan membuka jendela kamar atau
ruangan, menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur, membuang dahak/ludah
secara teratur selama pengobatan, tidak membagikan makanan dan minuman yang
sedang dimakan dan diminum kepada oarang lain, mencuci peralatan makan dan
minum serta perlengkapan tidur dengan sabun dan air bersih mengalir. Sedangkan
pada item pertanyaan menutup mulut ketika batuk dan bersin responden
Analisis Bivariat
tabel berikut:
Tabel 15
Tindakan Tindakan
Faktor Predisposisi, p PR 95% CI
Buruk Baik
Penguat dan Pemungkin
n % n %
Umur
15-25 tahun 9 81,2 2 18,2
0,406-
26-45 tahun 14 48,3 15 51,7 0,278 0,725
1,196
46-65 tahun 8 42,1 11 57,9
>65 tahun 4 66,7 2 33,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 74,2 8 25,8 1,810-
0,002 5,271
Perempuan 12 35,3 22 64,7 15,345
Pendidikan
Rendah 28 68,3 13 31,7 1,743-
0,003 5,231
Tinggi 7 29,2 17 70,8 15,696
Perkawinan
Belum Kawin 6 66,7 3 33,3 0,423-
0,411 1,862
Kawin 29 51,8 27 48,2 8,194
Pengetahuan
Buruk 30 68,2 14 31,8 2,091-
0,001 6,857
Baik 5 23,8 16 76,2 22,490
Sikap
Tidak Baik 25 75,8 8 24,2 2,307-
0,001 6,875
Baik 10 31,2 22 68,8 20,490
Dukungan Keluarga
Buruk 26 65 14 35 1,163-
Tindakan Tindakan
Faktor Predisposisi, p PR 95% CI
Buruk Baik
Penguat dan Pemungkin
n % n %
Peran Petugas dalam
Pemberian Informasi
Buruk 6 35,3 11 64,7 0,113-
0,080 0,357
Baik 29 60,4 19 39,6 1,129
Ketersediaan Masker
Buruk 22 71 9 29 1,397-
0,010 3,949
Baik 13 38,2 21 61,8 11,162
Tempat Penampungan
Dahak
Buruk 26 76,5 8 23,5 2,621-
Baik 9 29 22 71 <0,001 7,944 24,077
Ketersediaan Obat
Buruk 3 75 1 25 0,268-
0,398 2,719
Baik 32 52,5 29 47,5 27,618
nilai p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan umur dengan tindakan
Paru di Puskesmas Pinangsori. Putri dkk (2017) menyatakan hal yang hampir
sama bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dan pencegahan TB Paru pada
umur yang melakukan tingkat pencegahan TB Paru yang baik terbanyak pada usia
> 50 Tahun (52,5) dan terrendah pada kelompok umur 17-20 tahun(2,5%).
dewasadan lansia bertindak baik, pada usia remaja dan manula bertindak buruk
hal ini di karenakan pada masa remaja merupakan masa dimana mengalami
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
terjadi penurunan.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Green tentang
seseorang adalah faktor predisposisi. Umur merupakan salah satu yang terwujud
daya tangkap dan pola pikir yang sedang berkembang serta individu lebih
berperan aktif dalam mencari pengetahuan sehingga pada usia ini cenderung
melakukan tindakan yang positif, sedangkan pada usia manula ada penurunan
intelektual daya tangkap dan pola pikir akibat dari bertambahnya usia.
menggunakan chi square test diperoleh nilai p sebesar 0,0001< 0,05 yang
mau menyusahkan orang lain, dan responden tidak mau penyakit yang dideritanya
dirasakan oleh anggota keluarga yang lain terutama anak-anak dan suami.
tidak sabar
Seseorang dengan jenis kelamin laki-laki lebih cepat dapat berfikir dan
termasuk dalam hal tindakan yang seharusnya diterapkan terhadap dirinya sendiri.
stimulus yang di berikan sama terhadap kedua jenis kelamin namun responnya
lebih banyak informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga
TB paru. Sedangkan pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
Puskesmas Jontor. Status perkawinan dalam penelitian ini yang kawin sebanyak
Nurhayati dkk (2015) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan status
perenungan dan kesadaran pada diri suami dan istri untuk memiliki kualitas hidup
berumah tangga yang lebih baik sehingga dapat mengambil keputusan secara baik.
Oleh sebab itu hal ini dapat berdampak kepada tindakan pencegahan TB Paru di
Penanggalan dan Puskesmas Jontor.Hal ini seiring dengan penelitian Rahman dkk
(2017) yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan
dengan perilaku pencegahan TB Paru di Poli Paru Rumah Sakit Prof. DR. Sulianti
Saroso.
responden (80%)
pencegahannya. hal ini di sebabkan faktor pendidikan yang rendah yaitu sebanyak
63,1% responden dalam penelitian ini rendah (tidak sekolah, SD dan SMP) selain
itu masih adanya pemahaman responden bahwa penyakit yang di derita adalah
terkenal dengan bahasa kena aji, dimana dipercayai bahwa gejala kena aji ini
batuk-batuk, tenggoroan gatal, demam, dan cara terjangkit penyakit aji ini melalui
makanan atau minuman yang sudah kena mantra lalu di makan atau di minum dan
penyakit ini tidak menularkan kepada orang lain sehingga karena pemahaman
responden juga dapat dipengaruhi oleh umur, daya tangkap dan pola fikir
dkk, 2014). Pengetahuan yang baik sangat diharapkan dalam mencegah dan
sikap dan tindakan sebagai orang yang sakit dan akhirnya menjadi sumber penular
bagi sekelilingnya. Sikap dan tindakan tersebut seperti batuk tidak menutup
mulut, buang dahak di sembarang tempat, dan tidur dalam satu kamar dengan
sikap tidak baik sebanyak 33 responden (50,8%) dan yang melakukan tindakan
rendahnya sikap responden mengenai penyebab, gejala, cara penularan dan cara
paru ini adalah penyakit kena aji. dan hasil uji statistik simple regresi logistik
sejalan dengan penelitian Rahman dkk (2017) yang menjelaskan bahwa ada
Bandung.
Sikap adalah suatu reaksi yang tertutup, belum melakukan tindakan masih
berupa reaksi apakah seseorang itu setuju atau tidak dengan respon yang di terima,
masih melibatkan pikiran dan perasaan. Sikap sendiri memiliki tiga unsur yaitu
dalam evaluasi sesuatu objek ketiga kecondongan hati dalam melakukan sesuatu.
jadi sikap adalah rencana untuk melakukan tindakan misalnya sikap terhadap
tidak mendukung serta kesiapan dalam bereaksi terhadap suatu objek (Budiman,
respon berupa sikap yang positif atau negatif, akhirnya akan diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari.
Penularan TB paru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan du-
potensi penularan TB paru yaitu potensi penularan TB paru 3,2 kali lebih besar
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu
tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain. Dukungan dirasakan oleh
dampak terbesar adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga (Efendi &
Makhfudli, 2009).
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil.Oleh sebab itu
untuk mencapai perilaku kesehatan masyarakat yang sehat maka harus dimulai
diartikan sebagai sebuah sistem pendukung bagi anggotanya dengan selalu siap
diperoleh dari orangtua, suami, isteri, anak atau keluarga terdekat lainnya. Hasil
penderita TB paru dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan sebagai bentuk
yang menyebutkan keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor
keluarga adalah dukungan yang nyata dalam hal pemenuhan kebutuhan penderita
namun tidak di dapat oleh responden seperti keluarga menyediakan wadah tempat
pembuangan dahak yang berisikan air sabun atau karbol/lysol dan keluarga tidak
pernah membeli masker hal ini disebabkan karena keluarga tidak memahami
bahwa tempat pembungan dahak dan masker itu sangat di perlukan dalam
masyarakat yang berbagi kepentingan dan kegiatan-kegiatan sosial, namun hal ini
terkena penyakit TB paru jika ada kegiatan sosial dirumah penderita hanya sedikit
penderita TB paru dalam hal ini dukungan informasi mengenai penyakit TB paru,
sendiri masih banyak memahami bahwa penyakit TB paru itu di yakini adalah
dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada penderita terutama dalam
Puskesmas Jontor. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa peran petugas dalam
pemberian informasi termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 73,8%. dan
yang melakukan tindakan pencegahan penularan TB paru baik hanya 36% hal ini
maupun masyarakat sekitar dari pada petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Batubara (2017) tidak ada hubungan peran petugas kesehatan
penderita TB paru lebih menerima informasi dari tokoh masyarakat dari pada
bahwa tidak ada hubungan peran petugas terhadap kejadian TB paru di kelurahan
Kramas hal ini di sebabkan petugas kurang aktif dalam pemberian informasi
dukungan keluarga serta tidak lepas dari peran tenaga kesehatan. Setiap tenaga
kepada pasien apa yang memang mereka butuhkan. Pelayanan prima hanya dapat
kesehatan dasar merupakan ujung tombak dalam penemuan kasus TB paru yang
juga berperan sebagai fasilitator dan memonitor pengawas minum obat dalam
dilakukan oleh responden sudah cukup baik.Hal ini tidak terlepas dari peran para
tenaga kesehatan yang aktif mengedukasi responden mengenai apa-apa saja yang
mengubah perilaku sehat individu, dalam hal ini berupa kepatuhan, pola
ini perlumendapat perhatian serius, karena saat batukatau bersin, pasien TB dapat
merupakan orang yang memiliki riwayat kontak yang erat dengan pasien TB
artinya jika mereka tidak mengetahui tentang TB dan tidak menggunakan masker
saat di dekat pasien kemungkinan tertular sangat besar mengingat risiko terinfeksi
berhubungan dengan lama kontak dan kualitas paparan terhadap sumber infeksi
masker saat di dekat pasien kemungkinan tertular akan berkurang karena fungsi
masker yang dapat memfiltrasi udara yang dihirup sebelum masuk ke saluran
pernafasan.
ini menunjukkan masih banyak penderita TB Paru yang membuang dahak tidak
pada tempat yang benar.Bedasarkan teori Green, perilaku dibentuk dalam tiga
adanya umpan balek dan dukungan sosial (dukungan sosial, pengaruh dan
fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas atau sarana kesehatan seperti puskesmas,
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketersediaan obat baik yaitu sebanyak
93,8%. Namun, tersedianya obat yang baik tanpa disertai dengan tindakan yang
obat tersebut didukung dengan tindakan pencegahan yang baik oleh responden
yang paling banyak tidak pernah dilakukan yang pertama adalah membuang
dahak pada tempat penampungan dahak yang sudah di beri air sabun atau
karbol/lysol sebanyak 58,5%, hal ini kurang pahamnya penderita TB paru bahwa
air sabun atau karbol/lysol dapat melemahkan dan mematikan kuman sehingga
cenderung melakukan tindakan yang kurang baik. Selain itu juga faktor pekerjaan
memungkin membawa kaleng tertutup yang berisi sabun ditempat mereka bekerja,
selain itu alasan mereka tidak mau ribet saat bekerja harus membawa kaleng
tempat.
dilakukan responden yang kedua adalah ketika ada orang lain memakai penutup
mulut atau masker sebanyak 55,4%, hal ini terjadi karena responden merasa risih
dansesak memakai masker, selain itu juga responden merasa malu memakai
masker karna dengan memakai masker masyarakat sekitarnya akan tau kalau
dilakukan ketiga adalah tidur tidak terpisah dengan anggota keluarga yang lain
yaitu sebanyak 50,8% hal ini dikarenakan responden merasa tidak nyaman tidur
sendiri hal ini karna kurangnya pemahaman responden mengenai TB paru, dan
cara pencegahannya
Implikasi Penelitian
lainnya.
Hasil penelitian ini bisa berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
Keterbatasan Penelitian
dilakukan pada saat ini dengan pengambilan data dependen dan independen
dalam waktu yang bersamaan. Tiap responden hanya diobservasi satu kali
saja. Oleh karena itu, metode ini tidak dapat menggambarkan hubungan
pengumpulan data di lakukan pada pagi hari sebelum berangkat kerja atau
sore hari setelah pulang kerja atau bahkan pada malam hari.
waktu yang singkat, sehingga kualitas data yang dihasilkan bersifat subjektif
Kesimpulan
Jontor
Saran
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
Danususanto, H,. 2000. Buku saku ilmu penyakit paru. cetakan ke-1.
Hypokrates: Jakarta.
Depkes R.,I, 2009. Buku saku kader program penanggulangan TB, Jakarta.
76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
Depkes R.,I, 2017. Data dan informasi kesehatan Indonesia 2016, Jakarta.
Friedman, M. Bowden, O. & Jones M., 2003. Family nursing, theory and
practice. Ed.Philadelphia:Apleton & Lange : EGC.
Hidayat, A.A.A., 2013 Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika.
Indarwati, Ari Eko Saputro. 2016. Tingkat pengetahuan dan perilaku pasien
tuberkulosis bta positif dalam membuang dahak Di Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta. Maternity: Jurnal Kebidanan Dan Ilmu Kesehatan Volume
3 / Nomor 3:1-11.
Irianto, K, 2004. Gizi dan pola hidup sehat. Bandung: Yrama Widya.
Jusuf, W.M,. 2010. Buku ajar ilmu penyakit paru. FK Unair-RSUD dr.Soetomo.
Surabaya.
Khadijah Azhar, Dian Perwitasari, 2013. Kondisi fisik rumah dan perilaku dengan
prevalensi TB paru di Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Sulawesi, jurnal
Media Litbangkes Vol 23 No. 4, Des 2013, 172-181
Manunggal, Putri, Adefi. 2016. Pengetahuan dan sikap tentang tuberkulosis paru
dengan perilaku pencegahan tuberkulosis paru masyarakat Umbulharjo
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan dan Keperawatan Surya Medika. Volume
11 N0 1 Januari 2016.
Naga, S.S., 2012. Buku panduan lengkap ilmu penyakit dalam. Jogjakarta : DIVA
Press.
Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu kesehatan masyarakat: ilmu & seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Putri, Fanny Ayu Ahmal, Priyadi Nugraha P, Syamsulhuda BM. 2017. Faktor-
faktor yang mempengaruhi praktik phbs pencegahan penyakit TB paru
pada santri di Pondok Pesantren Nurul Hasan Kabupaten Magelang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 5, Nomor 3.
Rahman, Fauzie, Adenan, Fahrini Yulidasari, Nur Laily, Dian Rosadi, Aulia Noor
Azmi. 2017. Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan
tuberkulosis. Jurnal MKMI Vol. 13(2): 183-189.
Rachman, Febi Ramdhani, Usep Abdullah Husin, Saleh Trisnadi. 2017. Hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan
penyakit tuberkulosis (Studi di RW 03 Kelurahan Dunguscariang Kota
Bandung Tahun 2017). Prosiding Pendidikan dokter, Vol. 3(2): 249-257.
Suhardi. 2008. Hubungan faktor risiko kondisi rumah terhadap kejadian TB paru
pada balita di Wilayah Kota Salatiga. http://digilib.unhas.ac.id/uploaded
files/temporary/DigitalCollection/NTM0NjJlM2Y1NmE5NTkwYTc4NDc
0NjEwNzkwNDI3ZGYzOGIwZTE1NQ==.pdf di akses tgl 5 November
2017
Sarwono, T. 2012. Statistik terapan untuk riset skripsi, tesis, dan disertasi
menggunakan SPSS, AMOS dan Excel. Elex Media Komputindo.Jakarta
Trasia, Reqgi First, Putu Aryani. 2015. Gambaran aspek lingkungan dan perilaku
pencegahan penularan tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas
Bebandem Kabupaten Karangasem.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/11862 diakses tgl 14
November 2017
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas partisipasi dan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan
terima kasih
Hormat Saya
Ida Sariani
Lampiran 4
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai
subjek penelitian Ida Sariani Mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sumatera Utara yang berjudul” Pengaruh Faktor Predisposisi, Penguat, dan
Pemungkin Terhadap Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru di
Puskesmas Penanggalan dan Puskesmas Jontor Kecamatan Penanggalan
Kota Subulussalam Tahun 2018”
Penanggalan, 2018
Peneliti Responden
( Ida Sariani ) ( )
Lampiran 5
KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGUAT DAN
PEMUNGKIN TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN
TB PARU DI PUSKESMAS PENANGGALAN DAN PUSKESMAS
JONTOR KECAMATAN PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM
TAHUN 2018
Petunjuk Pengisian
Mohon mengisi atau menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan benar
sesuai keadaan yang sebenarnya.
I. FAKTOR PREDISPOSISI
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Umur (tahun) :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Status Perkawinan :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
B. PENGETAHUAN
C. SIKAP
Petunjuk pengisian
1. Checklist jawaban menurut sikap Saudara
2. Keterangan
SS = Sangat setuju
S = Setuju
R = Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
SS S R TS STS
1 Penyakit TB paru merupakan penyakit yang
disebabkan kuman mikobakterium tuberkulosis
dan menyerang paru-paru
2 Berkeringat pada malam hari, demam, batuk
lebih dari 3 minggu di curigai penyakit TB paru
3 Penyakit TB paru dapat menularkan melalui
udara yaitu pada saat batuk/bersin mengeluarkan
dahak yang mengandung kuman TB paru yang
terhirup orang lain
4 Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak
dapat menularkan kepada orang lain
5 Meludah di sembarang tempat dapat menularkan
penyakit TB paru kepada orang lain
6 Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
merupakan salah satu pencegahan penularan
penyakit TB paru terhadap orang lain
7 Memakai masker dapat mencegah penularan TB
paru pada orang lain
8 Membuka jendela agar sinar matahari masuk
kedalam ruangan dapat membunuh kuman atau
bakteri TB paru
9 Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat
1. Dukungan Informasional
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit
saya dan tindakan pencegahan penularannya
2 Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum
obat maka harus diulang lagi dari awal
3 Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum
obat secara teratur selama pengobatan dapat mencegah
penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.
4 Keluarga memberi saran dan semangat agar terus
membuang ludah pada tempat yang sudah disediakan
2. Dukungan Penilaian
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga mengingatkan saya meminum obat setiap hari
2 Keluarga mengingatkan saya agar membuang dahak pada
tempatnya
3 Keluarga mengingatkan saya untuk memakai masker
4 Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan
hidung saat batuk/bersin
3. Dukungan Instrumental
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak
yang berisi air sabun atau air karbon/lysol
2 Keluarga membeli masker untuk saya
3 Keluarga menemani saya mengambil obat ke puskesmas
4 Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas,
keluarga mengambil obat TB paru untuk saya
4. Dukungan Emosional
NO PERTANYAAN JAWABAN
S KK TP
1 Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada
saya, saat saya melakukan tindakan pencegahan
penularan TB paru
2 Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika
saya tidak melakukan tindakan pencegahan penularan
3 Keluarga memberikan perhatian khusus selama saya
sakit
4 Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau
saya dapat disembuhkan
5. Dukungan Sosial
N PERTANYAAN JAWABAN
O S KK TP
1 Keluarga menganjurkan dan mendukung untuk
berhubungan dengan teman-teman
2 Keluarga melibatkan saya dalam hal pengambilan
keputusan dalam bertindak terutama dalam tindakan
pencegahan
3 Keluarga membantu saya mendapat informasi mengenai
penyakit saya dan pengobatan dan pencegahannya
melalui internet, petugas kesehatan dan lain-lain
4 Keluarga mendorong saya untuk berpartisipasi dalam
melakukan kegiatan dimasyarakat seperti praktek agama
2. Ketersediaan Obat
1. Ketika Saudara hendak meminum obat, apakah obat selalu tersedia ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
2. Kapan saudara mengambil obat TB paru ke puskesmas ?
a. Ketika obat habis
b. Ketika obat masih sisa satu atau dua kali minum lagi
3. Ketika Saudara ke puskesmas untuk mengambil obat, apakah obat
selalu tersedia di puskesmas ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
1. PENGETAHUAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.875 12
Item-Total Statistics
2. SIKAP
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.815 12
Item-Total Statistics
3. DUKUNGAN KELUARGA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.922 20
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
1. Saya mendapat informasi dari keluarga tentang
penyakit saya dan tindakan pencegahan 28.23 49.013 .467 .921
penularannya
2. Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa
28.20 47.683 .658 .917
meminum obat maka harus diulang dari awal
3. Keluarga memberi informasi bahwa dengan
meminum obat secara teratur selama pengobatan
28.17 46.902 .771 .915
dapat mencegah penularan TB paru ke anggota
keluarga lainnya
4. Keluarga memberi saran dan semangat agar terus
membuang ludah pada tempat yang sudah 27.97 49.620 .395 .922
disediakan
5. Keluarga mengingatkan saya meminum obat
27.97 47.551 .619 .917
setiap hari
6. Keluarga mengingatkan saya agar membuang
28.03 46.378 .618 .918
dahak pada tempatnya
7. Kelaurga mengingatkan saya untuk memakai
28.10 48.369 .551 .919
masker
8. Keluarga mengingatkan saya untuk menutup
28.03 45.964 .571 .919
mulut dan hidung saat batuk/bersin
9. Keluarga menyediakan wadah tempat membuang
28.27 49.513 .401 .922
dahak yang berisi air sabun atau air karbon/Lysol
10. Keluarga membeli masker untuk saya 28.17 47.316 .555 .919
11. Keluarga menemani saya mengambil obat ke
28.37 49.206 .493 .920
puskesmas
12. Jika saya tidak sempat mengambil obat ke
puskesmas, keluarga mengambil obat TB paru 28.13 45.706 .838 .913
untuk saya
13. Keluarga memberikan semangat dan pujian
kepada saya saat saya melakukan tindakan 28.23 47.013 .671 .916
pencegahan penularan TB paru
14. Keluarga mengingatkan saya dengan lembut
ketika saya tidak melakukan tindakan pencegahan 27.97 43.689 .824 .912
penularan TB paru
4. PERAN PETUGAS
Reliability Statistics
.734 4
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 6
Item-Total Statistics
6. TINDAKAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.840 10
Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Kuesioner yang dijadikan sebagai pertanyaan penelitian telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dan diperoleh hasil yaitu:
df= n-2=30-2=28 maka dengan melihat tabel r dengan α=0,05 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.
Item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-Total
Correlation (r hitung) > r tabel.
Item pertanyaan kuesioner dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach's Alpha >
0,6.
kel umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Perempuan 34 52.3 52.3 52.3
Laki-laki 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
3. PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi (SMA-PT) 24 36.9 36.9 36.9
Rendah (TS-SMP) 41 63.1 63.1 100.0
Total 65 100.0 100.0
4. STATUS PERKAWINAN
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kawin 56 86.2 86.2 86.2
Belum Kawin 9 13.8 13.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
5. PENGETAHUAN
PENGETAHUAN BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN
1.Apa yang Saudara ketahui tentang penyakit TB Paru?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 46 70.8 70.8 70.8
Benar 19 29.2 29.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
4.Menurut Saudara, penyakit TB paru dapat menular kepada anggota keluarga lain karena ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 21 32.3 32.3 32.3
Benar 44 67.7 67.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
5.Menurut Saudara dimana sebaiknya membuang ludah dan dahak penderita TB paru?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 35 53.8 53.8 53.8
Benar 30 46.2 46.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
7.Menurut Saudara menjemur kasur dan bantal secara teratur berguna untuk :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3
Benar 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
11.Menurut Saudara, manfaat meminum obat TB paru secara teratur dan sampai selesai untuk:
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 34 52.3 52.3 52.3
Benar 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
6. SIKAP
SIKAP BERDASARKAN ITEM PERTANYAAN
Penyakit TB paru merupakan penyakit yang disebabkan kuman
mikobakterium tuberkulosis dan menyerang paru-paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 8 12.3 12.3 12.3
TS 34 52.3 52.3 64.6
R 3 4.6 4.6 69.2
S 9 13.8 13.8 83.1
SS 11 16.9 16.9 100.0
Total 65 100.0 100.0
Berkeringat pada malam hari, demam, batuk lebih dari 3 minggu di curigai penyakit
TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 6 9.2 9.2 9.2
TS 33 50.8 50.8 60.0
R 6 9.2 9.2 69.2
S 12 18.5 18.5 87.7
SS 8 12.3 12.3 100.0
Total 65 100.0 100.0
Penyakit TB paru dapat menularkan melalui udara yaitu pada saat batuk/bersin
mengeluarkan dahak yang mengandung kuman TB paru yang terhirup orang lain
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid STS 17 26.2 26.2 26.2
TS 24 36.9 36.9 63.1
R 6 9.2 9.2 72.3
S 5 7.7 7.7 80.0
SS 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan kepada orang lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 5 7.7 7.7 7.7
R 18 27.7 27.7 35.4
S 18 27.7 27.7 63.1
SS 24 36.9 36.9 100.0
Bersentuhan dengan penderita TB paru tidak dapat menularkan kepada orang lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 5 7.7 7.7 7.7
R 18 27.7 27.7 35.4
S 18 27.7 27.7 63.1
SS 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0
Menjemur kasur dan bantal secara teratur dapat membunuh kuman TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 3 4.6 4.6 4.6
TS 10 15.4 15.4 20.0
R 22 33.8 33.8 53.8
S 15 23.1 23.1 76.9
SS 15 23.1 23.1 100.0
Total 65 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 32 49.2 49.2 49.2
Tidak Baik 33 50.8 50.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
7. DUKUNGAN KELUARGA
Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit saya dan tindakan
pencegahan penularannya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 29 44.6 44.6 44.6
Kadang-kadang 23 35.4 35.4 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum obat maka harus diulang lagi
dari awal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 75.4
Selalu 16 24.6 24.6 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum obat secara teratur selama
pengobatan dapat mencegah penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 32 49.2 49.2 49.2
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 72.3
Selalu 18 27.7 27.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga memberi saran dan semangat agar terus membuang ludah pada tempat yang
sudah disediakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 41.5 41.5 41.5
Kadang-kadang 26 40.0 40.0 81.5
Selalu 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9
Kadang-kadang 41 63.1 63.1 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak yang berisi air sabun atau air karbon/lysol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 34 52.3 52.3 52.3
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 86.2
Selalu 9 13.8 13.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas, keluarga mengambil obat TB paru untuk saya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9
Kadang-kadang 34 52.3 52.3 69.2
Selalu 20 30.8 30.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada saya, saat saya melakukan tindakan
pencegahan penularan TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 22 33.8 33.8 33.8
Kadang-kadang 32 49.2 49.2 83.1
Selalu 11 16.9 16.9 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika saya tidak melakukan tindakan
pencegahan penularan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 17 26.2 26.2 26.2
Kadang-kadang 33 50.8 50.8 76.9
Selalu 15 23.1 23.1 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau saya dapat disembuhkan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2
Kadang-kadang 22 33.8 33.8 63.1
Selalu 24 36.9 36.9 100.0
Total 65 100.0 100.0
Keluarga melibatkan saya dalam hal pengambilan keputusan dalam bertindak terutama
dalam tindakan pencegahan
Keluarga membantu saya mendapat informasi mengenai penyakit saya dan pengobatan
dan pencegahannya melalui internet, petugas kesehatan dan lain-lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 31 47.7 47.7 47.7
Kadang-kadang 21 32.3 32.3 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 25 38.5 38.5 38.5
Buruk 40 61.5 61.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
2. Selama Saudara sakit TB paru apakah pernah di datangi oleh petugas kesehatan?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 24 36.9 36.9 36.9
Pernah 41 63.1 63.1 100.0
Total 65 100.0 100.0
4. Apakah pernah petugas kesehatan menganjurkan meminum obat secara teratur dan
sampai selesai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 19 29.2 29.2 29.2
Pernah 46 70.8 70.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
9. KETERSEDIAAN MASKER
Ketersediaan Masker
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 34 52.3 52.3 52.3
Buruk 31 47.7 47.7 100.0
Total 65 100.0 100.0
3.Ketika Saudara ke puskesmas untuk mengambil obat, apakah obat selalu tersedia di
puskesmas ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak tersedia 2 3.1 3.1 3.1
Tersedia 63 96.9 96.9 100.0
Total 65 100.0 100.0
Ketersediaan Obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 61 93.8 93.8 93.8
Buruk 4 6.2 6.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
12. TINDAKAN
Apakah Saudara membuka jendela kamar atau ruangan agar sinar matahari masuk
kedalam rumah?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 29 44.6 44.6 44.6
Kadang-kadang 11 16.9 16.9 61.5
Selalu 25 38.5 38.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah Saudara menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur pada terik matahari
setiap harinya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 23 35.4 35.4 35.4
Kadang-kadang 20 30.8 30.8 66.2
Selalu 22 33.8 33.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah Saudara ketika ada orang lain memakai penutup mulut atau masker ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 36 55.4 55.4 55.4
Kadang-kadang 15 23.1 23.1 78.5
Selalu 14 21.5 21.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah Saudara pada saat makan dan minum tidak membagikan makananan pada
anggota keluarga yang lain ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4
Kadang-kadang 26 40.0 40.0 55.4
Selalu 29 44.6 44.6 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah Saudara menggunakan peralatan makan dan minum seperti piring, sendok
dan gelas secara terpisah dengan anggota keluarga yang lain ?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 26 40.0 40.0 40.0
Kadang-kadang 17 26.2 26.2 66.2
Selalu 22 33.8 33.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang tidak
menderita tuberkulosis Paru ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 33 50.8 50.8 50.8
Kadang-kadang 19 29.2 29.2 80.0
Selalu 13 20.0 20.0 100.0
Total 65 100.0 100.0
Apakah peralatan makan dan minum serta perlengkapan tidur Saudara, di cuci
bersih dengan menggunakan sabun dan air mengalir ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 15.4 15.4 15.4
Kadang-kadang 12 18.5 18.5 33.8
Selalu 43 66.2 66.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
26-45 Count 15 14 29
tahun
% within kel umur 51.7% 48.3% 100.0%
46-65 Count 11 8 19
tahun
% within kel umur 57.9% 42.1% 100.0%
>65 Count 2 4 6
tahun
% within kel umur 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 30 35 65
2. JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Jenis Kelamin Perempuan Count 22 12 34
% within Jenis Kelamin 64.7% 35.3% 100.0%
% of Total 33.8% 18.5% 52.3%
Laki-laki Count 8 23 31
% within Jenis Kelamin 25.8% 74.2% 100.0%
% of Total 12.3% 35.4% 47.7%
Total Count 30 35 65
% within Jenis Kelamin 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%
3. PENDIDIKAN
Tingkat Pendidikan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Tingkat Tinggi Count 17 7 24
Pendidikan (SMA- % within Tingkat Pendidikan 70.8% 29.2% 100.0%
PT)
% of Total 26.2% 10.8% 36.9%
Rendah Count 13 28 41
(TS-
% within Tingkat Pendidikan 31.7% 68.3% 100.0%
SMP)
% of Total 20.0% 43.1% 63.1%
Total Count 30 35 65
% within Tingkat Pendidikan 46.2% 53.8% 100.0%
4. STATUS PERKAWINAN
Status Perkawinan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Status Kawin Count 27 29 56
Perkawinan % within Status Perkawinan 48.2% 51.8% 100.0%
% of Total 41.5% 44.6% 86.2%
Belum Count 3 6 9
Kawin
% within Status Perkawinan 33.3% 66.7% 100.0%
% of Total 4.6% 9.2% 13.8%
Total Count 30 35 65
% within Status Perkawinan 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%
5. PENGETAHUAN
Pengetahuan * Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru Crosstabulation
Tindakan Pencegahan Penularan TB Paru
Baik Buruk Total
Pengetahuan Baik Count 16 5 21
% within Pengetahuan 76.2% 23.8% 100.0%
% of Total 24.6% 7.7% 32.3%
Buruk Count 14 30 44
% within Pengetahuan 31.8% 68.2% 100.0%
% of Total 21.5% 46.2% 67.7%
Total Count 30 35 65
% within Pengetahuan 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%
6. SIKAP
9. KETERSEDIAAN MASKER
Model Akhir
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a pengetr 2.341 .687 11.617 1 .001 10.389 2.704 39.918
dkr 1.700 .638 7.099 1 .008 5.472 1.567 19.102
Constant -2.463 .762 10.438 1 .001 .085
a. Variable(s) entered on step 1: pengetr, dkr.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Saya mendapat informasi dari keluarga tentang penyakit saya dan tindakan
pencegahan penularannya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga memberi informasi bahwa bila lupa meminum obat maka harus diulang
lagi dari awal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga memberi informasi bahwa dengan meminum obat secara teratur selama
pengobatan dapat mencegah penularan TB paru ke anggota keluarga lainnya.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga memberi saran dan semangat agar terus membuang ludah pada tempat
yang sudah disediakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga mengingatkan saya untuk menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga menyediakan wadah tempat membuang dahak yang berisi air sabun atau
air karbon/lysol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jika saya tidak sempat mengambil obat ke puskesmas, keluarga mengambil obat
TB paru untuk saya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga memberikan semangat dan pujian kepada saya, saat saya melakukan
tindakan pencegahan penularan TB paru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga mengingatkan saya dengan lembut ketika saya tidak melakukan tindakan
pencegahan penularan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keluarga terus memberi semangat kepada saya kalau saya dapat disembuhkan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara membuka jendela kamar atau ruangan agar sinar matahari masuk
kedalam rumah?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara menjemur kasur dan bantal serta peralatan tidur pada terik
matahari setiap harinya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara ketika ada orang lain memakai penutup mulut atau masker ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara pada saat makan dan minum tidak membagikan makananan pada
anggota keluarga yang lain ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara menggunakan peralatan makan dan minum seperti piring, sendok
dan gelas secara terpisah dengan anggota keluarga yang lain ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah Saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang tidak menderita
tuberkulosis Paru ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Apakah peralatan makan dan minum serta perlengkapan tidur Saudara, di cuci
bersih dengan menggunakan sabun dan air mengalir ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent