Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GRANULASI KERING
I. Tujuan
Menentukan pengaruh konsentrasi pengikat terhadap sediaan tablet dengan teknik
granulasi kering dengan zat aktif asetosal.
Formula 1
BAHAN KADAR
Fase dalam Asetosal 250 mg
Lactosa Anhidrat q.s
Amprotab 10%
Fase luar Amilum 5%
Talk 2%
Mg-stearat 1%
Formula 2
BAHAN KADAR
Fase dalam Asetosal 250 mg
Lactosa Anhidrat q.s
Amylum 10%
PVP 2%
Fase luar Amylum 5%
Talk 2%
Mg-stearat 1%
Formula 3
BAHAN KADAR
Fase dalam Asetosal 250 mg
Lactosa Anhidrat q.s
Amylum 10%
PVP 4%
Fase luar Amylum 5%
Talk 2%
Mg-stearat 1%
Formula 4
BAHAN KADAR
Fase dalam Asetosal 250 mg
Lactosa Anhidrat q.s
Amylum 10%
V. Preformulasi Eksipien
Amilum
Talkum
Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Beriklat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kegunaan Untuk glidantt, tablet dan kapsul diluent, tablet dan kapsul
lubrikan.
Laktosa anhidrat
Struktur molekul
PVP
Struktur molekul
1
Slug (93,5%) fase dalam + 2 (lubrikan + glidan)
= 187 gram
Jadi, total massa yang akan di slug untuk 500 tablet adalah 187 gram
Jumlah tablet yang diperoleh
bobot granul
x 500 tablet
= massa serbuk( sebelum dislug )
167,402 gram
x 500 tablet
= 187 gram
= 447,5989 tablet
Sisa fase luar yang harus ditambahkan
5
Amilum = x 167,402 gram=8, 9520 g 8,950 gram
93,5
1,5
Talk = 93,5 x 167,402 gram=2,6856 g 2,684 gram
Jadi bobot fase luar = 8,950 gram + 2,684 gram = 11, 634 gram
Bobot tablet yang diperoleh
bobot granul+ bobot fase luar 167,402 gram+11,634 gram
= =0,400 gram per tablet
= jumlah tablet 447,599 tablet
B. Penimbangan Bahan
C. Pembuatan Tablet
1. Asetosal, PVP, amprotab, dan laktosa dicampurkan dengan setengah bagian
fase luar (glidan dan lubrikan) menggunakan turbula mixer hingga homogen.
2. Campuran tersebut dibuat menjadi slug menggunakan punch yang berdiameter
besar pada tekanan mesin tablet yang tinggi atau dapat juga menggunakan
roller compactor dengan mengatur tekanan yang diberikan.
3. Slug yang sudah jadi digiling kassar dan diayak menggunakan ayakan mesh
12, sehingga dihasilkan granul-granul kasar.
4. Evaluasi dilakukan terhadap granul yang dihasilkan, apabila belum memenuhi
syarat maka slugging dapat diulangi hingga diperoleh granul yang memenuhi
syarat.
5. Slugging maksimum dilakukan hingga 3 kali (menghindari perubahan fisika
atau kimia bahan karena pengaruh mekanik).
6. Granul yang diperoleh ditimbang lalu dilakukan perhitungan jumlah fase luar
yang harus ditambahkan.
7. Sisa fase luar dicampur dengan granul yang telah memenuhi syarat dnegan
jumlah yang sesuai dengan hasil perhitungan.
8. Massa cetak kempa dengan menggunakan punch sesuai bobot tablet yang telah
dihitung.
9. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan.
bobot granul
BJ nyata
volume granul
BJ mampat−BJ nyata
Car r ' s index= ×100
Bj mampat
BJ nyata
No.
W V Kerapatan
Replikas
(g) (ml) (g/ml)
i
1 50,001 71 0,7042
2 50,002 73 0.6830
3 50,000 70 0,7143
Rata-rata 0,7012
BJ mampat
Interval Volume (ml)
Pengetukan 1 2 3
10 70 72 69
200 - - -
300 - - -
400 - - -
500 68 71 68
600 - - -
700 - - -
800 - - -
900 - - -
1250 68 70 68
50,001 g 50,002 g 50,000 g
=0,7373 g/ml =0,7143 g/ml =0,7353 g/ml
⌠(g/ml) 68 ml 70 ml 62 ml
0,7012−0,7238
x 100 =3,7218
= 0,7283 (Excellent)
Kecepatan alir
No. Sebelum Penambahan Lubrikan
W T Kecepatan Alir
Sudut istirahat
H R α
No.
(cm) (cm) (°)
1. 1,5 12 7,1250
2. 1,7 11,8 8,1981
3. 1,3 11,2 9,1302
Rata-rata 8,1511
Formula 1
Ukuran Granul Bobot granul
g % % kumulatif < % kumulatif
(µm)
>
< 250 µm 12,6237 50,4948 50,4716 100
251 µm – 425 µm 6,7903 27,1612 77,6328 49,5052
426 µm – 1400 µm 3,9501 15,8004 93,4332 22,344
1400 µm – 1700 µm 1,5077 6,0308 99,464 6,5436
>1700 0,1340 0,5360 100 0,5128
Jumlah 25 100
Formula 3
Formula 4
Bobot Granul
Ukuran Granul
% kumulatif < % kumulatif <
(µm) g %
undersize oversize
> 1700 0,4965 1,986 1,986 100
1400 – 1700 9,927 39,708 41,694 98,104
425 – 1400 9,605 38,420 80,114 58,306
250 – 425 3,086 12,344 92,458 19,886
< 250 1,8855 7,542 100 7,542
Jumlah 25 100
50
Formula 1
40 Formula 2
Formula 3
30
Formula 4
20
10
0
0-250 251-425 426-1400 1401-1700 >1700
100
Formula 1
80
Formula 2
Formula 3
60
Formula 4
40
20
0
0-250 251-425 426-1400 1401-1700 >1700
100
Formula 1
80
Formulasi 2
Formulasi 3
60
Formulasi 4
40
20
0
0-250 251-425 426-1400 1401-1700 >1700
2. Evaluasi Tablet
a. Organoleptis
Tujuan :Penerimaan oleh konsumen
Prinsip :Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
Penafsiran hasil:Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai
spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai),
rasa sesuai spesifikasi
Penilaian tablet asetosal menurut:
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Warna
Warna
homogen, bau
homogen, Berwarna putih Warna putih
sesuai
homogen, bau homogeny, bau
berwarna putih spesifikasi,
khas asetosal, khas asetosal,
tidak berbintik, mulus tanpa
rasa asam permukaan halus,
tidak berbau, bintik-bintik,
diikuti rasa tidak berbintik,
rasa asam
rasa sedikit pahit rasa pahit.
kepahit-
pahit.
pahitan.
c. Friabilitas
Tujuan :Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses,
pengemasan dan penghantaran.
Penafsiran hasil :
- Kehilangan bobot tidak boleh > 1%
- Jika tablet pecah maka tidak memenuhi syarat dan tidak dimasukan dalam
penimbangan tablet akhir.
- Jika hasil meragukan/kehilangan bobot lebih besar dari yang ditargetkan
maka pengujian diulang 2-3 kali.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat friabilitator terhadap 20 tablet
yang diambil acak. Tablet yang diambil secara acak dibersihkan satu-satu dengan
kuas lalu ditimbang. Tablet lalu dimasukkan pada alat dan diputar sebanyak 100
putaran. Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.
Wo−W 1
Friabilitas= ×100
Wo
Untuk formula 2:
No. Replikasi Bobot Awal (g) Bobot Akhir (g) Kerapuhan (%)
Untuk formula 1 :
No. Bobot tablet (g) Penyimpangan (%)
1. 0,507 g 1,38
2. 0,512 g 2,4
3. 0,515 g 3
4. 0,505 g 1
5. 0,516 g 3,2
6. 0,507 g 1,38
7. 0,510 g 2
8. 0,507 g 1,38
9. 0,509 g 1,8
10. 0,516 g 3,2
Rata-
0,5104 g 2,074 %
rata
Rentang 0,505 g – 0,516 g 1 - 3,2
Untuk formula 2 :
No. Bobot tablet (mg) %Penyimpangan
1. 504 0,199
2. 508 0,994
3. 501 0,398
4. 500 0,596
5. 500 0,596
6. 503 0
7. 504 0,199
8. 506 0,596
9. 507 0,795
10. 506 0,596
Rata- 503 0,497
rata
Untuk formula 3
No. Bobot %Penyimpang
tablet an
(mg)
1. 0,504 0,8 %
2. 0.505 1%
3. 0.502 0,4 %
4. 0.501 0,2%
5. 0.503 0,6 %
6. 0.506 1,2 %
7. 0.502 0,4 %
8. 0.502 0,4 %
9. 0.501 0,2 %
10. 0.506 1,2 %
Rata-rata 0.5027 0,64 %
Rentang 0,501- 0,2 – 1,2
0,506
Untuk formula 4
No. Bobot %Penyimpang
tablet an
(mg)
1. 0,505 1%
2. 0,498 -0,4%
3. 0,505 1%
4. 0,495 -1%
5. 0,502 0,4%
6. 0,504 0,8%
7. 0,505 1%
8. 0,495 -1%
9. 0,506 1,2%
10. 0,505 1%
Rata-rata 0,502 0,6%
Rentang 0,495- -0,4%-1,2%
0,506
FORMULA NILAI AV
1 1,9462 %
2 1,3706%
3 0,0972%
4 0,6554%
f. Waktu hancur
Tujuan :Menentukan kesesuaian dengan persyaratan waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul (kecuali jika dinyatakan untuk tablet kunyah, sustained
release).
Prinsip :Pengukuran waktu yang diperlukan tablet untuk hancur
sempurna dengan menggunakan alat uji waktu hancur dalam
media air (untuk tablet tidak bersalut) bersuhu 37° ± 2° kecuali
dinyatakan lain dalam monografi. Bejana diisi dengan HCl 0,1
N, volume diatur pada kedudukan tertinggi, lempeng kasa tepat
pada permukaan larutan dan pada kedudukan terendah. Mulut
X. Pembahasan
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang aspirin, merupakan
obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (ains), sering digunakan sebagai
pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik). asetosal juga mempunyai
efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk
penderita penyakit jantung koroner dan stroke (sweetman. 2009)
Dalam pembuatan tablet yang dilakukan, selain bahan aktif asetosal maka
ditambahkan juga bahan eksipien yaitu dari amylum sebanyak 10% sebagai penghancur
(disintegrant) PVP sebanyak 2% sebagai pengikat (binder), laktosa sebagai pengisi
(diluent), dan Talk sebanyak 3% sebagai glidant dan pelicin (lubrikan),. Pada metode
granulasi kering, tiap bahan tambahan dibagi kedalam 2 fase yaitu fase dalam dan fase
luar. Fase dalam terdiri dari zat aktif, pengikat, pengisi, dan 10% penghancur. Fase luar
terdiri dari 5% penghancur, pelicin, dan glidant. Fase dalam adalah campuran yang
kemudian akan dibuat menjadi massa granul, sedangkan fase luar adalah bahan yang
membantu aliran granul fase dalam yang telah dibuat.
Dari hasil pengujian kerapatan dan kompresibilitas diatas diketahui bahwa semua
formula memilik kompresibilitas yang baik, adapun kompresibilitas terkecil dimiliki oleh
formula 4 dan yang terbesar oleh formula 1.
Selanjutnya dilakukan evaluasi kecepatan alir dan sudut istirahat granul. evaluasi ini
dilakukan berdasarkan prinsip evaluasi yang tertera dalam USP yaitu Sejumlah granul
diposisikan diatas dasar diameter yang berada dalam hopper lalu dialirkan, pembentukkan
kerucut granul pada dasar diameter memungkinkan penentuan sudut istirahat. Dari hasil
evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut:
Formul Kecepatan alir (g/det) Sudut istiraha ( )
a
1 256,52 8,46
2 62,4277 8,1511
3 125,6824 8,0363
4 124.628 9.525
Pada USP-30 tertera bahwa sudut istirahat yang baik dibawah 35 o, dari hasil
percobaan didapatkan bahwa semua formula memiliki sifat alir dan sudut istirahat yang
baik, hal ini menunjukan bahwa granulasi yang dilakukan telah benar dan sesuai
persyaratan kompendial.
Selanjutnya dilakukan evaluasi distribusi ukuran granul, evaluasi ini dilakukan
berdasarkan prinsip dari farmakope indonesia yaitu, Menyusun pengayak berdasarkan
derajat kekasaran yang meningkat. Zat uji ditempatkan pada pengayak paling atas. Bobot
50
Formula 1
40 Formula 2
Formula 3
30
Formula 4
20
10
0
0-250 251-425 426-1400 1401-1700 >1700
Dari grafik diatas, diketahui bahwa hanya formula 2 dan 4 yang distribusi
ukurannya mendekati distribusi normal, sedangkan formula 1 mengikuti distribusi positif
dan formula 3 mengikuti distribusi bimodal.
Setelah pencetakan tablet selesai, tablet yang dihasilkan diuji karakteristik dan
kandungannya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tablet yang dihasilkan
memiliki karakteristik yang sesuai dengan persyaratan dan memiliki mutu yang baik.
Adapun pengujian yang dilakukan adalah uji keseragaman sediaan, organoleptis,
keseragaman ukuran, keregasan tablet (friability), keragaman bobot, kekerasan tablet,
waktu hancur tablet, dan disolusi tablet. Uji disolusi tablet tidak dilakukan karena
keterbatas alat.
Pengujian pertama yang dilakukan adalah uji keseragaman sediaan, tujuan dari
pengujian ini adalah untuk menjamin keseragaman kandungan dari tablet yang telah
dibuat. Uji keseragaman sediaan terdiri dari uji keseragaman kandungan dan uji
keragaman bobot, pada tablet asetosal dilakukan uji keragaman bobot karena tablet
asetosal mengandung bahan aktif lebih dari 25 mg dan lebih dari 25%. Prinsip dari
pengujian ini adalah Sebanyak 20 tablet diambil secara acak lalu ditimbang masing-
masing tablet. Rata-rata bobot kemudian dihitung bersama penyimpangan terhadap bobot
rata-rata. Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari
Hasil dari pengujian friabilitas kehilangan bobotnya tidak boleh lebih dari 1%.
Dari hasil diatas diketahui bahwa kerapuhan semua tablet memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh farmakope indonesia.
Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji kekerasan tablet, secara prinsip uji
Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat
produksi, pengemasan, dan pengangkut. Pengujian dilakukan dengan memberikan
tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah. Dari hasil percobaan diketahui
hasilnya sebagai berikut:
No. Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Kandungan Lembab - - - -
Kecepatan Aliran
Bobot Jenis
Uji Organoleptik
Keseragaman
Bentuk dan Ukuran
Keragaman Bobot
Tablet
Kekerasan X X X X
Friabilitas
Friksibilitas - - - -
Waktu Hancur
Uji Disolusi - - - -
Keterangan:
= memenuhi syarat
X = tidak memenuhi syarat
Disusun oleh:
Mochamad Arif
P17335113048
JURUSAN FARMASI
2015