1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
N. JASIROH, S.Pd. SD.
NIP. 196707091992122001
ii
ABSTRAK
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I masih berada pada
kategori kurang, pada siklus II berada pada kategori baik. Hasil tes siklus I nilai
rata-rata belum memenuhi KKM dan masih berada pada kategori sedang, pada
siklus II telah memenuhi KKM dan berada pada kategori sangat tinggi.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan penelitian tindakan kelas yang
berjudul, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan
Pendekatan Problem Solving pada Siswa Kelas V SD Negeri Tarikolot 04
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Tujuan penyusunan laporan PTK ini adalah untuk pengembangan profesi
guru. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bahwa secara teoritis, maupun secara praktis, sehingga dapat berguna bagi semua
pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan PTK ini jauh
dari sempurna, baik dalam penulisan, isi maupun tata bahasanya. Hal ini semata-
mata dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki, untuk itu dengan hati yang lapang penulis menerima kritik dan
saran ke arah perbaikan PTK ini.
Semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
ABSTRAK..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka.................................................................................... 6
1. Pendekatan Problem Solving....................................................... 6
2. Hasil Belajar................................................................................ 15
3. Matematika.................................................................................. 21
B. Kerangka Berpikir.............................................................................. 25
C. Hipotesis Tindakan............................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................... 26
B. Fokus Penelitian................................................................................. 26
C. Setting dan Subjek Penelitian............................................................. 27
D. Rancangan Tindakan.......................................................................... 28
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data............................................ 31
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan.............................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 34
1. Siklus I......................................................................................... 34
2. Siklus II....................................................................................... 56
B. Pembahasan........................................................................................ 76
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 80
B. Saran................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 82
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan merupakan salah satu hal penting
sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan
modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Khusus untuk mata pelajaran
matematika, selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep yang baik
kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan
Menurut Sobel dan Maletsky (Muslich, 2007: 221) “banyak sekali guru
tugas- tugas lalu, memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada siswa”.
Pembelajaran seperti itu yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat
1
seluruh minat siswa. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan
maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai
tanggal 2-3 Februari 2018 di Sekolah tersebut, peneliti melihat selama proses
menyenangkan.
pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti didapatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas
rendah yaitu didapatkan nilai mata pelajaran matematika pada semester genap
tahun ajaran 2018/2019 hanya sebesar 64. Nilai tersebut tidak memenuhi
nilai KKM sebesar 75 yang ditentukan oleh sekolah. Melihat hal tersebut maka
2
memperbaiki hasil belajar, harus dimulai dengan memperbaiki prosesnya. Proses
yang baik biasanya akan memberikan hasil yang baik pula. Proses yang
membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan pada proses belajar mengajar
adalah pendekatan problem solving dimana siswa dihadapkan pada situasi yang
solving merupakan salah satu upaya yang tepat dilakukan oleh guru karena
3
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud meningkatkan hasil
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Bogor.
D. Manfaat Penelitian
bermamfaat untuk :
4
1. Manfaat Teoretis
pelajaran Matematika.
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
dengan cakupan teoretis tertentu. Problem adalah suatu situasi yang tak
memenuhi tuntutan situasi yang tak lazim tersebut (Krulik & Rudnick
6
Memecahkan masalah (problem solving) adalah pendekatan belajar
yang ditemukan sendiri tanpa bantuan khusus, memberi hasil yang lebih
ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
bahwa problem solving adalah suatu keterampilan yang terdiri dari beberapa
tersebut bisa dibuat-buat sendiri oleh pendidik dan ada kalanya fakta nyata
7
yang ada di lingkungan kemudian dipecahkan dalam pembelajaran di kelas,
(Sumardyono, 2007):
mengkonstruksi penyelesaiannya.
masalah
8
Problem Solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari problem solving, yaitu:
masalah.
kesulitan”.
9
Berbicara tentang pemecahan masalah (problem solving) tidak bisa
lepas dari tokoh utamanya yaitu George Polya. Menurut Polya (Aisyah,
1) Memahami masalah
10
untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan permasalahan
yang ditanya.
Polya. Empat tahap pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu
11
kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu cara
lain.
dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif
Secara garis besar terdapat tiga macam istilah problem solving dalam
12
Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pada seluruh komponen telah dijabarkan
tidak rutin.
matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di
13
siswa dalam mempelajari matematika sehingga siswa dapat memperoleh
221) yaitu:
14
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
mengajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana yang
15
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
bahwa “belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya
mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu
adalah perubahan.
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi
Sejalan dengan hal tersebut maka Gagne (Purwanto, 2002: 84) menyatakan
bahwa:
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-
nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.
aktivitas mental yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu
Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang sama sekali baru atau
16
penyempurnaan/peningkatan dari hasil belajar yang telah diperoleh
sebelumnya.
17
b. Pengertian Hasil Belajar
bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang
keterampilan.
18
Yang harus di ingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
melainkan komprehensif.
c. Tujuan belajar
berbentuk seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
membagi faktor belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
1) Faktor Intern
19
a) Faktor jasmaniah
tidak dalam keadaan menderita suatu penyakit. Oleh karena itu guru
b) Faktor Psikologis
kesiapan”.
dipengaruhi oleh orang lain seperti guru. Perhatian, minat, dan motif
20
21
2) Faktor Ekstern
3 faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat
22
3. Matematika
a. Pengertian Matematika
yang satu tidak dapat terlepas dari bagian lainnya. Hakikat matematika
menurut Soedjadi (Heruman, 2007: 1), yaitu “memiliki objek tujuan abstrak,
tidak luput dari ketidaksempurnaan, koreksi terhadap yang tidak benar dapat
siswa perlu segera diberi penguatan, agar terserap dan bertahan lama di
23
sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Dengan kata lain
matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang
24
1) konsep; 2) keterampilan; dan 3) pemecahan masalah”. Oleh karena
memecahkan masalah.
c. Pembelajaran Matematika
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus
akrab dengan kehidupan anak (Frudentdal dalam Mutadi, 2010). Hal serupa
matematika diharapkan siswa akan merasa lebih akrab dan senang dengan
pergeseran peran guru dari „guru akting di depan kelas dan siswa
25
menonton‟ ke „siswa aktif bekerja untuk membangun pengetahuan baru‟.
berfikirnya dan cara yang ada dalam buku teks. Oleh karena itu proses
penggunaan alat peraga atau media pembelajaran yang bisa digunakan pada
26
27
B. Kerangka Pikir
pembelajaran yang sesuai untuk materi yang akan diajarkan dalam kelas
C. Hipotesis Tindakan
meningkat.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan hal tersebut diatas maka jenis penelitian yang digunakan adalah
pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d)
B. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
Sehingga akan terlihat interaksi antara guru dengan siswa yang berupa
33
respon atau tanggapan dan interaksi antara siswa dengan siswa
siswa yang diperoleh setelah diberikan tes pada setiap akhir siklus
solving.
matematika, (2) hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih
Subjek dalam penelitian ini yaitu 1 orang guru dan siswa kelas V
dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2018/2019, dengan jumlah
34
siswa 36 orang yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 14 orang
perempuan.
D. Rancangan Tindakan
Kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model
sebagai berikut:
35
1) Melakukan diskusi dengan guru kelas V SDN Tarikolot 04
langkah:
a) Memahami masalah
36
c) Melaksanakan penyelesaian masalah sesuai rencana
c. Tahap observasi
alat bantu. Adapun yang menjadi subjek dalam observasi penelitian ini
d. Tahap refleksi
pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus pertama, maka akan
37
ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai
terpecahkan.
yang diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus. Tes dapat ber upa LKS
menjadi subjek dalam penelitian, seperti jumlah siswa, daftar hadir siswa,
38
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama dan setelah
penelitian, pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran. Teknik yang
dan Huberman (Hopkins, 2011) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu:
pada saat observasi. Proses reduksi data ini terus berlangsung hingga
terbuka.
2. Indikator Keberhasilan
39
Kriteria yang digunakan untuk melihat peningkatan aktivitas proses
sebagai berikut:
Nilai 5 (Baik Sekali) jika mencapai 81% - 100%, Nilai 4 (Baik) jika
mencapai 61%-80%, Nilai 3 (Cukup) jika mencapai 41% - 60%, Nilai 2
(Kurang) jika mencapai 21% - 40%, Nilai 1 (Kurang Sekali) jika
mencapai < 21%
Untuk tingkat 86% - 100% dikategorikan Sangat Tinggi, Untuk tingkat 71%
- 85% dikategorikan Tinggi Untuk tingkat 56% - 70% dikategorikan Sedang
Untuk tingkat 41% - 55% dikategorikan Rendah Untuk tingkat < 41%
dikategorikan Sangat Rendah
dari jumlah siswa memperoleh hasil belajar yang memenuhi KKM pada
75.
40
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
pada hari Senin tanggal 15 April 2019 jam 07.30-09.15 dan pertemuan II
34
(pertemuan II). Tes siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 April 2019.
pembelajaran
1) Kegiatan Awal
beranggotakan 3 orang.
2) Kegiatan Inti
langkah atau tahapan yang ditempuh, pada tahap pertama yaitu tahap
35
menyelesaikan soal cerita dilanjutkan dengan memberikan contoh soal
36
selesai guru mempersilahkan salah satu wakil kelompok untuk
menaggapinya.
3) Kegiatan Akhir
37
c. Observasi
a) Pertemuan I
38
masalah, sehingga banyak siswa yang terlihat pasif dalam kelompoknya.
kesulitan tidak mendapatkan arahan dari guru sehingga siswa tersebut tidak
terkategori cukup karena guru hanya membantu sekitar 6 siswa saja dalam
yang ada pada soal. Aspek ketiga yaitu membantu siswa berbagi tugas
39
terkategori kurang karena guru hanya membantu 2 siswa untuk merefleksi
ulang dari jawaban yang diperoleh siswa. Aspek kedua yaitu mengarahkan
40
b) Pertemuan II
46
mengalami kesulitan, terkategori cukup karena guru mengarahkan masih
membantu sekitar
memecahkan masalah yang ada pada soal. Aspek ketiga yaitu membantu
karena guru hanya membantu sekitar 6 siswa saja dalam berbagi tugas
siswa untuk merefleksi ulang dari jawaban yang diperoleh siswa. Aspek
47
mengarahkan sekitar 6 siswa dengan beberapa pertanyaan untuk melakukan
penilaian kepada
dari skor maksimal yang mungkin diperoleh guru yakni 36, sehingga
a) Pertemuan I
48
kebanyakan siswa bermain dan bercerita dengan teman sebangkunya.
terkategori cukup karena hanya sekitar 6 siswa saja yang aktif berdiskusi
berisi variabel dan model matematika. Aspek kedua yaitu memiliki peran
terhadap hasil pemecahan masalah kelompok lain, dan pada aspek kedua
lain. Kedua aspek tersebut terkategori kurang karena tidak ada siswa
pemecahan masalah kelompok lain, hal ini disebabkan karena siswa terlihat
bertanya kepada kelompok lain sehingga siswa memilih untuk diam saja.
49
Kegiatan siswa tahap keempat yaitu memeriksa ulang hasil yang
masalah yang diperoleh, terkategori cukup karena hanya ada 6 siswa yang
tidak ada siswa yang membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari, hal
dikategorikan kurang.
b) Pertemuan II
50
sedangkan siswa yang lain bermain dan bercerita dengan teman
terhadap hasil pemecahan masalah kelompok lain, dan pada aspek kedua
siswa yang lain masih terlihat malu-malu dan kurang percaya diri dalam
51
mengajukan tanggapan dan bertanya kepada kelompok lain sehingga siswa
masalah yang diperoleh, masih terkategori cukup namun sudah ada sekitar
yang direncanakan, tidak ada indikator dengan kategori baik dan kurang,
52
3) Data Tes Hasil Belajar
siswa (27,77%) memiliki nilai kategori rendah, dan 6 siswa (16,67%) yang
sebesar 60,56. Jika nilai rata-rata tersebut dimasukkan pada tabel 4.1, maka
memenuhi standar KKM yaitu 22 orang atau sekitar 61,11%. Jika dilihat
53
mencapai 38,89% maka hal ini berarti bahwa nilai hasil belajar
d. Refleksi
RPP yang disiapkan oleh peneliti belum dilaksanakan dengan baik oleh guru
dengan baik.
siswa yang bermain dan saat siswa diberi tugas kelompok masih ada siswa
54
yang kurang aktif dalam kelompoknya. Indikasi lain dapat dilihat berdasarkan
hasil observasi siswa, dimana beberapa aspek kegiatan belajar siswa yang
lain, dan membuat kesimpulan materi. Untuk itu pada siklus selanjutnya guru
terhadap hasil pemecahan masalah kelompok lain, selain itu guru juga
menindak lanjuti pada siklus II dengan materi soal cerita yang memuat
55
operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menerapkan
2. Siklus II
a. Perencanaan
membuat instrumen tes siklus II. Pada siklus kedua akan dilakukan
b. Pelaksanaan
pada hari Senin tanggal 22 April 2019 jam 07.30-09.15 dan pertemuan II
56
cerita yang melibatkan penjumlahan pecahan (pertemuan I) dan
waktu secara efektif dan efisien. Tes siklus II dilaksanakan pada tanggal 26
1) Kegiatan Awal
orang.
2) Kegiatan inti
57
prasyarat tentang soal cerita yang memuat operasi penjumlahan pecahan
dengan benar disertai dengan pemberian contoh soal yang lebih bervariatif.
untuk menganalisis masalah dalam LKS, bila masih ada siswa yang
58
dengan temannya, siswa membaca kembali soal cerita kalimat demi
dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
59
c. Observasi
a) Pertemuan I
awal siswa. Aspek kedua memberikan masalah dalam bentuk LKS, sudah
masalah yang terdapat dalam LKS, juga sudah terkategori baik karena guru
65
Kegiatan guru tahap ketiga yaitu tahap melaksanakan penyelesaian
sudah terkategori baik karena guru telah membantu semua siswa dengan
66
kategori cukup, dan tidak ada indikator dengan kategori kurang sehingga
skor yang diperoleh dari keseluruhan jumlah indikator adalah 33 dari skor
b) Pertemuan II
awal dan materi prasyarat dengan baik. Aspek kedua memberikan masalah
dalam bentuk LKS, sudah terkategori baik karena guru sudah memberikan
67
rencana penyelesaian yang berisi variabel dan model matematika.
temannya, juga sudah terkategori baik karena guru telah membantu semua
68
Aspek ketiga memberikan penilaian dari masing-masing kelompok, sudah
a) Pertemuan I
kelompok, juga sudah terkategori baik karena semua siswa sudah terlihat
69
Kegiatan siswa tahap kedua yaitu tahap membuat rencana untuk
masih ada siswa yang tidak bisa membuat rencana penyelesaian dengan
kerjasama kelompok.
70
yang direncanakan, 5 indikator kategori baik, 3 indikator kategori cukup,
dan tidak ada indikator kategori kurang, sehingga skor yang diperoleh dari
b) Pertemuan II
kelompok, juga sudah terkategori baik karena semua siswa sudah terlihat
yang berisi variabel dan model matematika, sudah terkategori baik karena
semua siswa sudah membuat rencana penyelesaian yang berisi variabel dan
71
Kegiatan siswa tahap ketiga yaitu tahap melaksanakan penyelesaian
dalam kriteria penilaian pada indikator proses pembelajaran yang ada pada
dikategorikan baik.
72
3) Data Hasil Tes Belajar
jumlah 36 100%
yang memiliki nilai dengan kategori sangat tinggi, 12 siswa (33,33%) yang
kategori sedang dan tidak terdapat siswa (0%) yang memiliki nilai dengan
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas V sebesar 86,11. Jika nilai
rata-rata tersebut dimasukkan pada tabel 4.2 maka nilai rata-rata tersebut
73
ini berarti bahwa hasil belajar siklus II menunjukkan indikator
solving telah berhasil pada siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
d. Refleksi
serta kegiatan observasi telah berjalan dengan baik. Hal ini diindikasikan
siswa.
74
Adapun nilai hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan
masih terdapat tiga siswa yang memilki nilai hasil belajar yang belum
karena jumlah siswa yang memiliki nilai di atas standar KKM sebanyak
83,33% atau lebih besar dari standar keberhasilan secara klasikal yang
75
B. Pembahasan
hanya 14 siswa atau 38,89% yang memenuhi KKM sebesar 75. Adapun nilai
rata-rata yang diperoleh sebesar 60,56 atau dikategorikan sedang dari skor
ideal yang mungkin diperoleh siswa yakni 100. Hal ini berarti bahwa nilai
hasil belajar matematika siklus I yang memenuhi KKM secara klasikal berada
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Hal ini berarti bahwa cakupan hasil
generalisasi dan evaluasi secara kompleks belum maksimal. hal tersebut tidak
76
Rendahnya hasil belajar matematika pada siklus I juga tidak
hasil belajar yang memenuhi KKM, dari 36 siswa terdapat 30 siswa atau
sebesar 86,11 atau dikategorikan sangat tinggi dari nilai ideal yang
perbaikan atau revisi pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II,
kerja siswa secara kelompok. Di samping itu guru lebih variatif dalam
77
menjelaskan materi pembelajaran dengan lebih mengkonkretkan konsep
78
yang ditemukan sendiri tanpa bantuan khusus, memberi hasil yang
mengajar guru serta peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari
79
BAB V
A. Kesimpulan
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Hal ini dapat dilihat dari setiap
siklus hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta hasil tes belajar siswa
siklus I masih berada pada kategori kurang, pada siklus II berada pada
kategori baik. Hasil tes siklus I nilai rata-rata belum memenuhi KKM dan
masih berada pada kategori sedang, pada siklus II telah memenuhi KKM dan
B. Saran
80
68
pembelajaran siswa.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Rokhim. 2010. Pembelajaran Dengan Pendekatan Problem Solving,
(Online), http://rokhimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/pembelajaran-
dengan- pendekatan-problem-solving/, (Diakses 18 Februari 2018).
Runtukahu, Tombokan. 1996. Pengajaran Matematika Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Supardjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung Untuk Kelas 5 SD dan MI. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
83
LAMPIRAN
84