Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IBD

HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN


MANUSIA DAN KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA
SOSIAL BUDAYA

DISUSUN OLEH : MUHAMAD YUSUF S


NIM : 612021010
PRODI : KPI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. Jenderal Ahmad Yani, dua, 13 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota
Palembang, Sumatera Selatan 30263
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Prabumulih, 29 Desember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya banyak


macam, banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia
memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu
yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama
ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan
hasrat. Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk
kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup juga beragam.
Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada
perbedaan, misalnya dalam ras,suku,agama,budaya,ekonomi,status sosial,jenis
kelamin,jenis tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur
yang membentuk keragaman dalam masyarakat. Keragaman individual maupun
sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia,baik sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih
tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna
bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang
sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai
makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan,
semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan
adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan. Kesetaraan atau
kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan kedudukan manusia.
Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan
hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

KEMAJEMUKAN DALAM  DINAMIKA  SOSIAL  BUDAYA

Keragaman yang terdapat dalam lingkungan sosial manusia melahirkan


masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,beraneka,berjenis-jenis.
Konsep masyarakat majemuk (plural society) pertama kali dikenalkan oleh
Furnivall tahun 1948 yang mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah
berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah
oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik. Konsep ini
merujuk pada masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakat Hindia Belanda
waktu itu dalam pengelompokkan komunitasnya didasarkan atas
ras,etnik,ekonomi,dan agama. Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat
majemuk disuatu kota berdasarkan dua hal,yaitu pembelahan horizontal dan
pembelahan vertikal.

Secara Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :

1. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.


2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atau perilaku
4. Agama
5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

Secara Vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :

1. Penghasilan atau ekonomi


2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan sosial politik.

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti


ras,etnik,agama,pekerjaan,penghasilan,pendidikan,dan sebagainya.

Ras

Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali istilah ras
diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk mengemukakan
gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori atau karakteristik
warna kulit dan bentuk wajah. Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya
manusia dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk
wajah,rambut,tinggi badan, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah
perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis.

Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat
klasifikasi ras atas tiga kelompok,yaitu Kaukasoid,Negroid,dan Mongoloid.
Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10
kelompok,yaitu Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia,
Melanisia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang yang tersebar
di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras. Orang-orang
Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid Melayu, sedangkan orang-
orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.

Etnik atau Suku Bangsa

Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok social atau


kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada karena
kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta
memiliki sistem kepemimpinan sendiri. F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah
suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar secara biologis mampu
berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan
kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan
interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok
lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.

Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku bangsa
bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahiran) atau hubungan
darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan kepercayaan
(religi),kesamaan mitologi,kesamaan totemisme. Jumlah etnik atau suku bangsa di
Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya
didasarkan sistem lingkaran hukum adat. Van Vollenhoven mengemukakan
adanya 19 lingkaran hukum adat (Koentjaraningrat,1990). Jadi berdasarkan
klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia adalah heterogen.

Kemajemukan dalam masyarakat dibedakan ke dalam dua hal yang saling


berkaitan, yaitu:

 Kemajemukan Sosial

Kemajemukan social, berkaitan dengan relasi antar orang atau antar kelompok
dalam masyarakat. Misalnya : perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau
kesukuan, perbedaan ideology atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan
barang-barang atau pendapatan ekonomi. Kemajemukan social dapat dibedakan
dalam 3 hal penting :
Perbedaan Gender atau Seksualitas

Gender merupakan kerangka social yang diciptakan manusia untuk membedakan


laki-laki dan dan perempuan. Kerangka social ini tidak dibangun secara ilmiah
tetapi dibangun berdasarkan prasangka yang berkembang dalam masyarakat,
misalnya perempuan selalu diidentikkan dengan manusia yang lemah dan
cengeng, oleh karenanya wajar jika perempuan tidak diperbolehkan menjadi
pemimpin dalam masyarakat. Padahal, tidak selalu setiap perempuan adalah
seperti yang dibuat dalam kerangka gender tersebut. Sementara itu seksualitas
adalah pembeda karena jenis kelamin. Karena perbedaan seks bersifat kodrati,
maka yang bisa melahirkan dan menyusui hanyalah perempuan.

Perbedaan Etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga

Dalam masyarakat kuno nama seseorang kadang menunjukkan derajat


kebangsawanan mereka. Tetapi masyarakat modern sekarang ini tidak lagi
mengaitkan nama dengan nama desa asal, tapi tergantung dari keluarga masing-
masing pemilik nama. Sekarang banyak orang mengambil nama dari suku lain,
bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan sama sekali. Terlepas dari perubahan
apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga merupakan cirri
pembeda seseorang, kendatipun kemurniannya mulai menipis lantaran frekuensi
perkawinan campur antar antarsuku mulai meningkat.

Perbedaan Ekonomi

Perbedaan ini paling mudah dilihat, yang dalam terminology Marxisme tampak
sebagai perbedaan kelas social (golongan kaya-miskin), yang sering menimbulkan
ketegangan dan konflik antar golongan.

 Kemajemukan Budaya

Kemajemukan budaya, berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani


hidup. Misalnya: cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah,
perbedaan dalam menerapkan pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat
disebutkan bagaimana seseorang memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di
dalamnya. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami
masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang
sebagai fakta,  keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima
sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain
dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang
besar, namun bisa juga menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat
sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Keragaman budaya sangat erat kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan dalam
menjalani hidup semisalnya cara menjalani hidup, cara memandang dan
menyelesaikan persoalan, cara beribadah sebagai ekspresi keyakinan kepada
Tuhan, cara memandang dunia, masyarakat beserta kehidupan di dalamnya.
Contohnya : mengapa ada orang yang percaya dan memilih dukun untuk
mengatasi masalah kesehatan, bukannya mencari dokter. Demikian pula dalam hal
mendidik anak dalam keluarga. Ada yang menekankan bahwa berselisih pendapat
dengan orang lain itu dianggap tidak sopan  dan mengggangu ketentraman.

Karena itu, ada keluarga yang mendidik untuk tidak membantah orang lain.
Keluarga ini ketika mendapat seorang aak kecil berdepat dengan orang tuanya
merasa bahwa anak tersebut tidak sopan, kurang pendidikan, bahkan nakal dan
kuarang ajar. Hal ini menimbulkan persoalan bagi keluarga yang tidak
menekankan pendidikan bahwa anak harus penurut. Keragaman budaya juga
menjadi persoalan ketika dikaitkan dengan perbedaan sosial. Munculah
pandangan stereotip yaitu pandangan tentang sekelompok orang yang
didefinisikan karakternya kedalam grup.    Pandangan tersebut bisa bersifat positif
atau negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai bangsa
yang ramah atau tidak ramah. Biasanya ciri-ciri dalam stereotip kebanyakan
negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang batak kasar, cara bicara dan
perilaku orang jawa lamban dan orang cina pelit. Sejarah juga menjelaskan bahwa
perbedaan budaya telah menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan
tehadap budaya pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia seperti budaya
atau orang tertentu sudah di cap buruk. Bahkan sekarang ini muncul budaya
global yang datang dari barat dan negara maju berhadapan dengan budaya lokal.
Budaya global tersebut  memberikan dampak positif dan negatif bagi budaya
lokal.

KEMAJEMUKAN DAN  KESETARAAN SEBAGAI  KEKAYAAN SOSIAL


BUDAYA  BANGSA

 Kemajemukan sebagai kekayaan Bangsa Indonesia

Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut juga


suku bangsa. Ada juga keragaman dalam hal ras,agama,golongan,tingkat
ekonomi, dan gender. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultural
artinya memiliki banyak budaya. Hampir setiap pulau-pulau besar di Indonesia
memiliki etnik yang lebih dari satu. Di Papua ditemukan kurang lebih 30 suku.
Suku-suku di Papua tersebut antara lain suku Biak, Hattam, Mapia, Dani, Asmat,
Mamberamo, dan suku Sentani. Beberapa suku merupakan suku mayoritas,seperti
suku Jawa di pulau Jawa dan suku minoritas seperti suku Badui di Jawa Barat dan
suku Kubu di Jambi.
Etnik atau suku merupakan identitas social budaya seseorang. Artinya, identifikasi
seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata
yang dijalani yang bersumber dari etnik darimana ia berasal. Tetapi, dalam
perkembangan berikutnya, identitas social budaya seseorang tidak semata-mata
ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang mungkin ditentukan dari golongan
ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesinya. Identitas etnik lama-
kelamaan bisa hilang, misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas
yang tinggi.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural. Plural artinya jamak,


banyak ragam, atau majemuk. Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah suatu
kenyataan atau fakta yang justru kita terima sebagai kekayaan sosial budaya
bangsa. Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah
tercermin dengan baik melalui semboyan bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Bhineka artinya aneka,berbeda-beda,banyak ragam. Tunggal Ika menunjukkan
semangat akan perlunya persatuan dari keanekaragaman tersebut. Bhineka adalah
kenyataan (das sein) sedang Ika adalah keinginan (das sollen). Kemajemukan
adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain kemajemukan, karakteristik
Indonesia yang lain adalah :

1. Jumlah penduduk yang besar


2. Wilayah yang luas
3. Posisi silang
4. Kekayaan alam dan daerah tropis
5. Jumlah pulau yang banyak
6. Persebaran pulau

Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis diakui dan
dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan
ras, suku, agama dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan
yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27
ayat 1 UUD 1945. Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan
sama untuk warga Negara memilih dan dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi
dalam kehidupan politik Negara. Persamaan di depan hukum atau equality before
of law mengharuskan setiap warga Negara diperlakukan sama dan adil. Prinsip
persamaan warga negara di depan hukum atau equality before of law adalah
jaminan atas harkat dan martabatnya sebagai manusia. Hukum bertujuan untuk
menegakkan keadilan dan ketertiban.

Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat kesempatan


yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.Warga negara yang kurang
mampu, negara wajib memberikan bantuan agar bisa hidup sejahtera. Demokrasi
ekonomi mengharapakan distribusi yang adil dalam hal pendapatan dan kekayaan.
Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama, pendidikan,
kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warga negara di bidang sosial
budaya berarti warga negara memiliki kesempatan, hak dari pemerintah. Negara
tidak membeda-bedakan kelas sosial, status sosial, ras, suku, dan agama dalam
memberikan pelayanan.

Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara memiliki
persamaan kedudukan, baik dalam bidang politik, hukum, pemerintahan,
ekonomi, dan sosial. Negara tidak boleh membeda-bedakan kedudukan warga
negara tersebut terutama dalam hal kesempatan. Kesempatan yang sama bagi
semua warga negara tersebut dalam berbagai bidang kehidupan berlaku tanpa
membedakan unsur-unsur primodial dari warga negara itu sendiri. Primodial
artinya hal-hal yang berkaitan dengan asal atau awal seseorang, misalnya suku,
agama, ras, kelompok, sejarah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.


Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu
memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Sedangkan kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih
tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Untuk menghadapi dinamika
sosial dan budaya dalam masyarakat yang majemuk diperlukan sikap saling
menghormati dan menghargai , toleransi dan introspeksi diri.

Anda mungkin juga menyukai