Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik Beberapa Tanaman Lokal sebagai Penunjang Proses Rehabilitasi Lahan

Agung Sri Darmayanti1) a), Iwanda Krismonika2)


1
Kebun Raya Purwodadi-Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Pasuruan, Indonesia
1
Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Tanah
a)
Corresponding author: yanthie82@gmail.com

Kata Kunci: Rehabilitasi, tanaman lokal, karakteristik tanaman

Pendahuluan Upaya rehabilitasi lahan kritis sudah lama dilakukan di Indonesia , namun
hasilnya belum optimal. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan rehabilitasi lahan kritis,
salah satunya disebabkan oleh karakteristik tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi lahan
(Pratiwi, et al., 2014). Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan jenis pohon sebelum
melakukan rehabilitasi di daerah tersebut. Tanaman rehabilitasi dapat dipilih dengan melihat
beberapa aspek, seperti memiliki daya tumbuh dan daya jangkar perakaran yang kuat,
kemampuan dalam memperbaiki iklim mikro, kemampuan mengelola dan menyediakan air,
kemampuan mengurangi erosi, serta kemampuan menyuburkan lahan yang terdegradasi.
Selain itu, tanaman yang dipilih juga harus disesuaikan dengan kondisi iklim dan lahan di
Indonesia. Apabila aspek-aspek pertimbangan tersebut terpenuhi maka tingkat keberhasilan
rehabilitasi lahan akan lebih tinggi. Menurut Nawir et al. (2008), tanaman lokal yang dapat
digunakan untuk rehabilitasi lahan adalah durian, sukun, dan kemiri. Ketiga jenis tanaman
tersebut dapat ditanam dengan pendekatan rehabilitasi skala hutan rakyat (hutan tanaman
skala kecil). Selain itu, dalam penelitian Siahaan (2017), diketahui bahwa tanaman kesambi
memiliki kemampuan bertahan hidup pada kondisi tanah yang kering sehingga tanaman ini
juga cocok digunakan sebagai tanaman rehabilitasi. Tanaman lain yang dapat digunakan
untuk rehabilitasi adalah kenanga, salam, dan nyamplung
Metode. Penelitian dilakukan pada 17 Juni 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019 di Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi – LIPI. Kegiatan penelitian berupa observasi
dan percobaan lapangan. Sampel adalah tujuh tanaman lokal Indonesia yang dianggap
memiliki karakteristik yang sesuai untuk merehabilitasi lahan yaitu durian (Durio
zibethinus), kemiri (Aleurites moluccana), sukun (Artocarpus altilis), kesambi (Schleichera
oleosa), kenanga (Cananga odorata) , nyamplung (Calophyllum inophyllum) , dan salam
(Syzygium polianthum). Ketujuh tanaman ini dalam bentuk pohon diamati berbagai
karakteristiknya, yaitu, permukaan batang, arsitektur tajuk, kerapatan kanopi, dan ketebalan
seresahnya secara non destruktif. Sedangkan panjang akar (Lrv), berat akar (Drv) diperoleh
secara destrukif dengan membongkar dan menghitung akar pada bibit tanaman yang berumur
1 tahun. Penelitian dilakukan pada masing-masing 3 sampel tanaman dalam setiap jenisnya
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kenanga, durian, kesambi, kemiri dan
nyamplung secara umum mempunyai karakteristik yang sesuai sebagai tanaman rehabilitasi,
namun sukun dan salam yang memenuhi semua kriteria yang dapat mendukung rehabilitasi
lahan. Salam memiliki daya tumbuh dan daya jangkar perakaran bibit yang unggul.
Kemampuannya memperbaiki kondisi kimia, biologis, dan fisik tanah melalui input seresah,
strata tajuk dan aliran batangnya juga baik. Sukun memiliki kemampuan cukup baik dalam
menunjang proses rehabilitasi, baik itu dilihat dari kemampuan tumbuh dan daya jangkar akar
bibitnya, maupun kemampuan memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah melalui
tangkapan tajuk, percabangan, aliran batang, dan input seresahnya.
Kesimpulan. Tanaman yang memiliki karakteristik seperti Lrv dan Drv yang tinggi,
morfologi batang yang kasar, tajuk yang rapat dan arsitektur tajuk yang baik, serta serasah
yang melimpah dapat menjadi tanaman rehabilitasi yang baik. Sebagian besar tanaman yang
diteliti mampu memenuhi sebagian besar kriteria-kriteria tersebut , terutama tanaman salam
dan sukun dimana mampu memenuhi semua kriteria tersebut.

Daftar Pustaka
Nawir, A., Murniati., dan Rumboko, Lukas. 2008. Rehabilitasi Hutan di Indonesia: Akan
Kemanakah Arahnya Setelah Lebih dari Tiga Dasawarsa? Bogor. Center for
International Forestry Research (CIFOR).

Pratiwi, et al. 2014. Kesesuaian Jenis Pohon pada Lahan Kritis di Sub Das Lesti, Jawa Timur

Raharjo, Ristanto. 2006. Studi terhadap Produktifitas Seresah, Dekomposisi Seresah, Air
Tembus Tajuk, dan Aliran Batang, serta Leaching pada Beberapa Kerapatan Tegakan
Pinus (Pinus merkusii), di Blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat,
Sukabumi. Bogor. Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.

Siahaan, Febrina. 2017. Pengaruh Kondisi dan Periode Simpan terhadap Perkecambahan
Benih Kesambi (Schleichera oleosa (Lour.) Merr). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan.
5 (1): 1-11.

Widodo dan Kusuma. 2018. Pengaruh Kompos terhadap Sifat Fisik Tanah dan Pertumbuhan
Tanaman Jagung di Inceptisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 5 (2): 959-967.

Anda mungkin juga menyukai