Anda di halaman 1dari 139

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PERILAKU

AKHLAKUL KARIMAH PADA PESERTA DIDIK


MAN 2 REMBANG DALAM PEMBELAJARAN
DARING (MASA PANDEMI COVID-19)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh:
MUFLICHAH
NIM 1610110502

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2020

1
ii
iii
ABSTRAK

Muflichah (1610110502). “Implementasi Pengembangan Perilaku


Akhlakul Karimah pada Peserta Didik MAN 2 Rembang dalam
Pembelajaran Daring (Masa Pandemi Covid-19).” Program Strata 1 (S1)
Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agam Islam IAIN Kudus, Tahun
2020.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengrtahui tentang pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang dalam
pembelajaran daring, mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
mempengaruhi proses pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring, dan mengetahui hasil dari
pengembangan perilaku akhlakul karimah peserta didik MAN 2 Rembang dalam
pembelajaran daring.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (filed research). Subjek
penelitian ini adalah kepala madrasah, waka kurikulum, guru mata pelajaran dan
peserta didik MAN 2 Rembang. Data-data tentang pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang dikumpulkan dengan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap subjek penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sebuah pendekatan pengumpulan
data yang berusaha mengupas secara mendalam tentang pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang
dalam pembelajaran daring tergolong sudah baik. Meskipun tidak semua kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat dilaksanakan seperti saat
pembelajaran tatap muka di madrasah. (2) Beberapa faktor yang mendukung
pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didiik MAN 2
Rembang di masa pandemi Covid-19 adalah kesadaran peserta didik untuk
melkasanakan kegiatan dan dorongan dari guru yang senantiasa mengingatkan
peserta didik. sedangkan faktor menghambat pelaksanaan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang di masa pandemi Covid-19
adalah situasi dan kondisi saat ini dan lingkungan tempat peserta didik bermukim.
(3) Kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik MAN 2 Rembang dapat membawa pengaruh dan hasil yang baik. Pasalnya
banyak peserta didik yang awalnya belum terbiasa bahkan awam dengan kegiatan-
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah yang dilaksanakan di MAN 2
Rembang.

Kata kunci: Pengembangan, Akhlakul Karimah Pembelajaran Daring

iv
MOTTO

      ..…



“Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia”
(Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 2)

PERSEMBAHAN

v
Alhamdulillahirobbilalamin.
Puji syukur alhamdulillah dengan segala kerendahan hati atas semua
nikmat selalu terpanjat kepada-Mu, dan lantunan sholawat yang khidmat
senantiasa menantikan syafaat darimu wahai Rasulku Muhammad SAW. Atas
segala kemudahan dan kehendak-Nya, akhirnya saya bisa menyelesaikan
karya ilmiah ini dan mampu mempersembahkan karya ini kepada mereka
yang tercinta dan terkasih dan semoga dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Saya persembahakan karya kecil ini untuk:
1. Persembahan yang utama hanyalah kepada Allah SWT dengan karunia
dan kasih sayang-Nya hamba bisa menyelesaikan karya kecil ini sebagai
latihan dan media pembelajaran untuk dapat berpikir kritis dan ilmiah.
2. Nabi Muhammad SAW sebagai Sang inspirator hidup.
3. Ibuku Kharisah yang sudah mengandungku kurang lebih selama 9 bulan
dan mendidikku dengan belas kasih, terimakasih buk berkat doamu yang
tak terputus aku dapat menyelesaikan studiku jenjang S1.
4. Ayahku Abdul Mufid tersayang yang telah menjadi ayah untuk saya dan
kakak saya Nur Hayati, yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raga
untuk merawat, mendidik, mengarahkan saya ke arah yang benar, serta
mendoakan dengan tulus ikhlas disetiap sujudnya untuk kesuksesan putri
kecilnya. Tanpa kesabaran dan kasih sayang beliau mungkin saya tidak
akan berada disini.
5. Untuk kedua adikku Nailish Shofi dan Muhammad Chalimi yang selalu
memberikan semangat dan doa.
6. Kepada dosen pembimbing skripsiku Ibu Sulasfiana Alfi Raida, M.Pd,
terimakasih atas segala arahan dan bimbingan yang telah bapak berikan.
Dan terimakasih kepada seluruh dosen dan karyawan FakultasTarbiyah
Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Kudus.
7. Untuk Almamaterku IAIN Kudus, terimakasih atas naungan ilmu yang
telah diberikan selama ini, dan terimakasih kepada dosen pengampu

vi
mata kuliah, kepegawaian, fasilitas, dan perpustakaan beserta pihak
keamanan dan kebersihan kampus.
8. Teruntuk teman-teman seperjuanganku di Prodi Pendidikan Agama Islam
angkatan 2016 dan khususnya teman-temanku di kelas PAI-N,
terimakasih telah memberikan warna baru di dunia perkuliahanku.
9. Teruntuk teman-teman IQT-A 2016 khusunya Surya Wahyu Hanggara,
Hadani Muharrom, Muhammad Afifuddin, Muhammad Wahyudi, Lu’luil
Maknun dan lainnya, terima kasih telah menjadikanku saudara dan
membuat masa kuliahku lebih berwarna
10. Teruntuk teman-teman KKN-IK MTs Annur Daren, khususnya Ainun
Najib, terima kasih sudah selalu sabar untuk mengingatkan dan selalu
memberi semangat.
11. Teruntuk keluarga baruku di kos Al-Maira, khususnya Anindia terima
kasih sudah mewarnai hari-hariku selama di kos.
12. Teruntuk teman-teman yang tak bisa kusebutkan satu per satu, dan
semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Kudus, 3 Desember 2020


Peneliti

Muflichah
NIM. 1610110502

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Implementasi Pengembangan Perilaku Akhlakul Karimah
pada Peserta Didik MAN 2 Rembang dalam Pembelajaran Daring (Masa
Pandemi Covid-19)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S.1) pada Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Shalawat salam teruntuk nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita mendapatkan syafaa’atul udzma di hari kiamat kelak. Aamiin.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga mampu terealisasikan.
Untuk itu peneliti menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Mundakir, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kudus.
2. Dr. Abdul Karim, M. Pd., selaku Dekan Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kudus.
3. Anisa Listiana, M. Ag., selaku kepala Perpustakaan IAIN Kudus beserta
karywan yang telah memberikan izin layanan perpustakaan yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sulasfiana Alfi Raida, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, masukan, serta telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk membimbing, mengarahkan, dan menyempurnakan skripsi
ini.
5. Para dosen Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Kudus yang
telah memberikan bimbingan mata kuliah selama kurang lebih 3 (tiga)
tahun perkuliahan.

ix
6. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Kudus yang membekali
berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
7. Ayah dan Ibu tercinta, yang tanpa lelah memberikan doa restu dan
dorongannya, baik moral, materiil, maupun spiritual, sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi dan
semua pihak yang mempunyai andil dalam proses penyelesaian studi saya
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Penulis rmengucapkan terima kasih dan semoga
kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapatbalasan
pahala dari Allah SWT.
Semoga amal baik yang disebut di atas mendapat barokah dan balasan
yang berlipat dari Allah SWT Amin.

Kudus, 3 Desember 2020


Penulis,

Muflichah
NIM. 1610110502

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..............................iii
ABSTRAK....................................................................................................iv
HALAMAN MOTTO..................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...................................viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ix
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................1
B. Fokus Penelitian.....................................................................6
C. Rumusan Masalah..................................................................6
D. Tujuan Penelitian...................................................................6
E. Manfaat Penelitian.................................................................7
F. Sistematika Penulisan............................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori Terkait Judul.....................................................9
1. Madrasah Aliyah sebagai Lembaga Pendidikan Islam....9
2. Perilaku Akhlakul Karimah...........................................16
3. Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19.........34
B. Penelitian Terdahulu...........................................................36
C. Kerangka Berfikir................................................................38

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan...........................................................40
B. Setting Penelitian.................................................................40
C. Subyek Penelitian................................................................41
D. Sumber Data........................................................................42
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................43
F. Uji Keabsahan Data.............................................................45
G. Teknik Analisis Data...........................................................48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN..............................51
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................57

BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN........................................................................82
B. SARAN...............................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Akhlakul Karimah dan Indikator Akhlakul Karimah...............31

Tabel 4.1 Identitas MAN 2 Rembang.......................................................51

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir.....................................................39

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan akhlak peserta didik akhir-akhir ini banyak mendapat
sorotan masyarakat luas. Tidak dapat dipungkiri lagi banyak kasus-kasus yang
terjadi di masyarakat yang melibatkan kalangan remaja dan pelajar, seperti
tawuran antar pelajar, kasus minuman keras, seks bebas, narkoba, pergaulan
bebas, bullying dan permasalahan lainnya yang diakibatkan karena
merosotnya akhlak peserta didik.
Memasuki era industri 4.0 yang serba canggih ini, semua informasi
dapat diakses dimanapun dan kapanpun dengan sangat mudah. Dengan hal
ini, semua pengaruh dari luar baik yang positif maupun yang negatif dapat
masuk dengan mudah. Mudahnya mengakses informasi mengakibatkan
sulitnya penyaringan informasi dari luar yang mengandung nilai-nilai negatif.
Sehingga menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat khususnya pada
dunia pendidikan.
Akhir-akhir ini marak sekali terjadi kasus-kasus bullying yang
melibatkan peserta didik suatu sekolah. Dilansir dari Jpnn.com, sepanjang
2019 terhitung sekitar 153 anak menjadi korban kekerasan fisik dan bullying.
Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan:
“Dari 153 tersebut ada 19 kasus (13%) yang diselesaikan dengan
mediasi, 16 kasus (10%) menggunakan rujukan ke pihak berwenang,
dan 95 kasus (62%) ditangani melaui rapat koordinasi nasional yang
diselenggarakan di Jakarta. 39% kasus kekerasan fisik dan bullying
terjadi di jenjang SD/MI, 22% di jenjang SMP/sederajat, dan 39%
terjadi di jenjang SMA/SMK/MA. Adapun jumlah siswa yang menjadi
korban kekerasan fisik dan bullying mencapai 171 anak.Sedangkan
guru korban kekerasan ada lima orang.”0

Dari sekian banyaknya permasalahan yang terjadi, sangat diperlukan


pengembangan perilaku akhlakul karimah untuk mengatasi permasalahan
0
“Sepanjang 2019, 153 Anak jadi Korban Fisik dan Bullying”, JPNN.com, 30
Desember 2019, https://www.google.com/amp/s/m.jpnn.com/amp/news/sepanjang-2019-153-
anak-jadi-korban-fisik-dan-bullying

1
tersebut. Mengingat akhlak merupakan landasan yang utama dalam
pembentukan kepribadian individu seutuhnya.0 Pada hakikatnya akhlak
memiliki kedudukan yang amat penting dalam kehidupan manusia, baik
manusia sebagai makhluk individu, maupun manusia sebagai makhluk sosial.
Tidak hanya itu, akhlak manusia juga ikut menentukan karakter suatu bangsa.
Apabila akhlaknya baik maka damailah lahir dan batinnya. Apabila akhlaknya
hancur maka hancur pula lahir batinnya.0
Pengembangan akhlakul karimah melalui pendidikan Islam telah
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya maupun hubungan manusia
dengan makhluk. Untuk itu, pendidikan Islam sebagai benteng pertahanan
bagi peserta didik diharapkan mampu menanggulangi permasalahan-
permasalahan penyimpangan norma dan agama yang melibatkan peserta didik.
Pendidikan pertama kali dilakukan oleh anggota keluarga. Dalam keluarga
orang tua harus mengenalkan anak tentang masalah akidah, akhlak, hukum-
hukum fikih, serta kehidupan manusia. Mengingat orang tua merupakan satu-
satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan
kepribadian.0 Selain keluarga, peran masyarakat dalam pendidikan anak juga
memiliki kedudukan yang tidak kalah penting. Hal ini dikarenakan, secara
tidak langsung anak akan mencontoh perilaku masyarakat sekitar dalam
melakukan suatu kegiatan.0 Namun karena kebutuhan pendidikan pada anak
yang sangat kompleks, tentu saja tidak semua pendidikan dapat dilakukan di
dalam keluarga dan masyarakat. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka
didirikanlah lembaga-lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan Islam memiliki peran besar dalam pembinaan
akhlak anak dan mengatasi krisis moral yang terjadi di era milenial ini,
mengingat pendidikan Islam mampu mengubah tingkah laku anak melalui

0
Selly Sylviyanah, “Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar,” Jurnal
Tarbawi 01 No. 03 (2012): 192
0
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,
2007): 1-2
0
Jito Subianto, “Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan
Karakter Berkualitas,” Edukasia: Jurnal Pendidikan Islam 8 No. 2 (2013): 337
0
Jito Subianto, “Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan
Karakter Berkualitas,” Edukasia: Jurnal Pendidikan Islam 8 No. 2 (2013): 347

2
nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya. Proses yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan Islam dalam mengatasi krisis moral, yaitu dengan
melakukan pengajaran dan bimbingan terhadap anak baik secara lahir maupun
batin.
Sesuai dengan fungsinya, sekolah sangat berperan dalam membimbing
dan mendidik peserta didik untuk mengenal, memahami, dan mengikuti pola
hidup yang berlaku dalam masyarakat, karena pada hakikatnya sekolah
merupakan institusi yang mengadopsi nilai-nilai moral yang berkembang di
masyarakat.0 Pendidikan di sekolah tidak hanya dilakukan dengan
memberikan pengajaran dan perintah sesuai kurikulum, melainkan
memberikan pengembangan dan reproduksi budaya dan kebiasaan baru yang
lebih unggul. Dengan demikian, peran sekolah sangat besar dalam membentuk
peserta didik yang cerdas, bertaqwa serta berakhlakul karimah.
Berkaitan dengan permasalahan merosotnya akhlak peserta didik yang
melanda dunia pendidikan di Indonesia, orang tua harus lebih selektif dalam
memilih sekolah untuk anaknya. Terlebih lagi bagi orang tua yang sulit
mengendalikan perilaku anaknya, sangat dianjurkan memilih sekolah yang
berbasis agama, dengan harapan sekolah tersebut dapat memberikan pengaruh
terhadap perkembangan perilaku akhlakul karimah pada anak. Jangan sampai
sekolah yang dipilih malah membawa anak semakin terjerumus pada
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma dan agama. Contoh
sekolah yang bisa dijadikan pilihan adalah sekolah yang memiliki program-
progam unggulan yang diterapkan untuk mengembangkan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik.
Saat ini telah banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang berinovasi
dengan menerapkan beberapa program unggulan untuk menanggapi fenomena
merosotnya akhlak tersebut. Diantaranya dengan melakukan penanaman nilai-
nilai keimanan dan penanaman nilai-nilai ibadah, misalnya di MAN 1
Yogyakarta. Di MAN 1 Yogyakarta pembinaan perilaku akhlakul karimah

Maida Raudhatinur, “Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan


0

Akhlak,” Dayah: Journal of Islamic Education 2 No. 1, (2019): 133

3
dilakukan dengan media ekstrakurikuler yang berhubungan dengan bidang-
bidang keagamaan. Misalnya, ekstrakurikuler rohis yang mengadakan
kegiatan-kegiatan positif, seperti bakti sosial, bersih-bersih masjid,
mengumumkan infaq setiap hari Jumat, serta melakukan peringatan hari besar
Islam.0
Selain MAN 1 Yogyakarta, di Jawa Tengan ada MAN 2 Rembang yang
merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang letak tepatnya di
Kabupaten Rembang. MAN 2 Rembang menjadi salah satu contoh madrasah
yang menanamkan nilai-nilai keislaman dalam mengembangkan perilaku
akhlakul karimah peserta didik. Hal-hal yang dilakukan dalam
mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik yaitu dengan
melakukan kegiatan rutinan, dari yang dilakukan setiap hari sampai yang
dilakukan setiap minggu sekali. Kegiatan yang dilakukan setiap hari yaitu
membaca asmaul husna dan nadlom Hidayatul Muta’allimin setiap hendak
memulai dan mengakhiri pelajaran, sholat dluha di kelas sebelum pelajaran di
mulai, dan sholat dzuhur berjamaah di mushola. Sedangkan kegiatan rutinan
yang dilaksanan setiap seminggu sekali yaitu pembacaan sholawat Nabi setiap
hari Selasa.
Kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan visi dan misi MAN 2
Rembang, yaitu menjadikan peserta didik berakhlakul karimah, religius,
unggul dan populis yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam. 0 Berdasarkan
penelitian awal, kegiatan-kegiatan tersebut telah dilakukan sejak tahun 2013.
Tahun pertama saat kegiatan-kegiatan tersebut diterapkan, terbilang tidak
mudah. Banyak hambatan yang terjadi, dikarenakan peserta didik belum
terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Namun seiring berjalannya waktu,
kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan dapat diikuti oleh

0
“Profil MAN 1 Yogyakarta,” diakses pada 4 Maret 2020,
https://manyogya1.sch.id/page/2020/12/Kesiswaan.html
0
“Profil Sekolah MAN 2 Rembang,” diakses pada 25 Februari 2020,
https://man2rembang.sch.id/profil-sekolah/#1551051098969-a3cfbb2d-635f

4
peserta didik dengan khidmat dan kondusif. Dampak positifnya siswa jadi
terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut dan terbawa sampai mereka lulus.0
Tanggapan warga sekolah maupun masyarakat di luar sekolah atas
adanya kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik. Respon warga sekolah yang
baik dapat dilihat dari kedisiplinan mereka dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
tersebut. Sedangkan respon baik dari masyarakat di luar sekolah ditunjukkan
dengan banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya di MAN 2
Rembang. Peserta didik MAN 2 Rembang tidak hanya berasal dari daerah
Rembang saja, melainkan dari luar kota Rembang, luar Jawa Tengah, bahkan
ada yang dari luar Pulau Jawa.
Pada tahun 2020 ini, dunia dikejutkan dengan hadirnya wabah penyakit
baru yang dikenal dengan istilah Covid-19 atau virus corona. Seluruh segmen
kehidupan di dunia menjadi terganggu, tak terkecuali segmen pendidikan.
Banyak negara yang memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi
maupun universitas, termasuk Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memutus
mata rantai penyebaran virus corona. Pemerintah Indonesia memutuskan
untuk menerapkan sistem belajar daring, atau yang bisa disebut dengan belajar
dari rumah. Semua kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran
dilaksanakan secara daring dari rumah.0
Berkaitan dengan adanya pandemi virus corona, pelaksanaan
pengembangan akhlakul karimah di MAN 2 Rembang tentunya sangat
berbeda dengan hari-hari biasa sebelum adanya pandemi. Berangkat dari latar
belakang tersebut, peneliti merasa pentingnya dilakukan sebuah penelitian
tentang Implementasi Pengembangan Perilaku Akhlakul Karimah pada
Peserta Didik MAN 2 Rembang dalam Pembelajaran Daring (Masa
Pandemi Covid-19). Hal ini perlu diungkap agar dapat diketahui secara rinci
mengenai sejauh mana pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta

0
Hasil Wawancara dengan Bapak Tri Susila, S.Pd selaku Waka Kurikulum MAN 2
Rembang, di MAN 2 Rembang, pada hari Senin 24 Februari 2020, pukul 09.30 WIB
0
Rizqon Halal Syah Aji, “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran,” SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya
Syra’i 7 No. 5, (2020): 396

5
didik MAN 2 Rembang, sehingga dapat dimanfaatkan dan dijadikan referensi
bagi sekolah lain.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan pengembangan yang
dilakukan dalam membina perilaku akhlakul karimah peserta didik MAN 2
Rembang dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang perlu dikaji adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring?
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang dalam
pembelajaran daring?
3. Bagaimana hasil dari pengembangan perilaku akhlakul karimah peserta
didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan tentang pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring.
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang
mempengaruhi proses pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring.
3. Mengetahui hasil dari pengembangan perilaku akhlakul karimah peserta
didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring.

E. Manfaat Penelitian

6
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang Pendidikan Islam tentang
kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan dalam mengembangkan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat mengetahui gambaran kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan dalam pengembangan perilaku akhlakul karimah pagi
peserta didik, yang dapat diterapkan apabila suatu saat nanti penulis
menjadi pendidik.
b. Bagi sekolah, dapat dijadikan koreksi dalam melakukan
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik.
c. Bagi pihak lain, dapat dijadikan referensi dalam melakukan
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka penulis
membagi tiga bab yang masing-masing memiliki beberapa permasalahan.
Bab I : Dalam bab I ini penulis memaparkan mengenai pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik, dengan tujuan agar
dapat dipahami secara sistematis, maka bab I memiliki isi sebagai
berikut: Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Dalam bab II ini penulis memaparkan kajian teori yang terkait
dengan judul tentang pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berfikir.
Bab III : Dalam bab III ini penulis memaparkan metode penelitian yang
terdiri dari jenis dan pendekatan, setting penelitian, subyek
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pengujian
keabsahan data dan teknis analisis data.
Bab IV : Setelah mamaparkan permasalahan, kajian teori dan juga metode
penelitian maka dalam bab ini penulis memaparkan hasil dari

7
penelitian pembahasan yang memuat tentang pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Bab V : Dalam bab ini penulis menyimpulkan hasil penelitian yang tertuang
dalam bab penutup, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata
penutup dan sebagi kelengkapan akhir dari penelitian ini penulis
cantumkan daftar pustaka dan lampiran.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Pustaka
1. Madrasah Aliyah sebagai Lembaga Pendidikan Islam
a. Pengertian Madrasah
Madrasah dari kata darasa yang berarti tempat duduk untuk belajar,
dan dapat berubah menjadi mudarrisun, isim fail dari kata darrasa (mazid
tasdid) yang berarti pengajar.0 Berdasarkan pengertian tersebut, banyak yang
menyangka bahwa madrasah sebagai tempat untuk belajar agama Islam sudah
ada sejak awal pelaksanaan dakwah Islam di mulai.
Berdasarkan sejarah, madrasah sebagai lembaga pendidikan
merupakan bentuk transformasi lembaga pendidikan Islam kuno yang
berbasis pesantren.0 Sedangkan secara budaya, pesantren adalah bentuk
islamisasi dan penyesuaian sistem pendidikan sebelum Islam, yaitu
pendidikan pada masa Hindu-Budha. Sebagai lembaga pendidikan dan
sekaligus lembaga keagamaan (dakwah), pesantren telah menunjukkan
kebolehannya dalam mencerdaskan kehidupan umat. Namun, seiring
berjalannya waktu, pesantren sebagai lembaga pendidikan dipandang kurang
mampu membekali para santrinya dengan kemampuan praktis untuk
berkarya, terutama pada bidang formal. Keadaan tersebut mendorong para
tokoh muslim lulusan Timur Tengah tergerak untuk membuat sistem
pendidikan baru dengan mengambil contoh sistem pendidikan Barat dengan
nama madrasah.0
Secara nasional, sebagai sekolah umum dengan corak keislaman,
madrasah diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam
pembentukan moral dan akhlak, serta unggul dalam penguasaan mata

0
Hasri, “Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Islam”, al-Khwarizmi 2, Edisi I,
(2014): 70
0
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta: Paramadina,1997): 23
0
Ihsan, “Penguatan Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah di Kudus”,
Jurnal Nadwa 6, Nomor 1, (2012): 116

9
pelajaran umum. Dengan ciri khas tersebut diharapkan madrasah mampu
menjadi “pendidikan alternatif” di tengah kegelisahan masyarakat akan
kurangnya pemahaman nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal positif
lain yang mendukung keunggulam madrasah adalah kenyataan
kecenderungan new attachment kepada Islam dan lahirnya muslim rising
middle class pada masyarakat yang semakin berusaha mendapatkan
pendidikan Islam yang berkualitas bagi anak-anaknya. Fakta ini sekaligus
menjadi peluang dan tantangan bagi madrasah untuk mampu memenuhi
harapan para stakeholder, khususnya orang tua murid yang menghendaki
anak-anaknya memperoleh pengetahuan agama dan umum secara memadai
khususnya untuk tingkat Aliyah (MA).0
b. Sejarah Perkembangan Madrasah
Perjalanan panjang sebuah madrasah sebagai lembaga pendidikan
Islam di Indonesia selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan.
Madrasah merupakan ujung tombak yang penting dalam pelaksanaan
pendidikan nasional. Namun upaya pengembangan madrasah untuk
menjadikannya sebagai salah satu lembaga pendidikan nasional tidaklah
mudah.banyak sekali kendala yang ditemui. Salah satunya yaitu, banyak
masyarakat yang berasumsi bahwa madrasah kurang mampu dalam mendidik
anak bangsa.
Pada fase awal, madrasah telah diselenggarakan oleh masyarakat di
Indonesia bersamaan dengan penyebaran agama Islam. Kala itu pengajaran
ilmu-ilmu agama dilakukan oleh para kyai, guru, dan ulama melalui forum
pengajian, pengajaran ilmu bela diri, pondok, dan lain-lain. Pada saat itu juga
terbukti bahwa madrasah memiliki peran penting dalam mencerdaskan
bangsa. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya madrasah-madrasah oleh
beberapa ulama, yaitu didirikannya Madrasah Adabiyah oleh Syaikh
Abdullah Ahmad di Padang tahun 1908, dan berubah nama menjadi HIS
Adabiyah pada tahun 1915. Tahun 1910, telah didirikan Madrasah School

0
Ihsan, “Penguatan Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah di Kudus”,
Jurnal Nadwa 6, Nomor 1, (2012): 117

10
oleh Syahib M. Thalib, Diniyah School yang didirikan oleh H. Mahmud
Yunus pada tahun 1918, Madrasah Thawalib didirikan oleh Syaikh Abdul
Karim di Padang Panjang, Madrasah Nurul Iman Darain didirikan oleh H.
Abdul Somad di wilayah Jambi, serta didirikannya Madrasah Saadah
Adabiyah di Aceh oleh Tengku Daud Bereuh pada tahun 1930.0
Berikut ini adalah alur perkembangan madrasah dari masa ke masa:0
1) Madrasah Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Sejak awal diterapkannya sistem madrasah di Indonesia pada
sekitar awal abad ke-20, madrasah telah menunjukkan jati dirinya sebagai
lembaga pendidikan Islam. Jati diri tersebut tetap dipertahankan meskipun
harus menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang tidak mudah,
terutama pada masa penjajahan. Ada dua faktor penting yang mendasari
munculnya madrasah di Indonesia; pertama, adanya anggapan yang
mengatakan bahwa sistem pendidikan Islam tradisional dirasakan kurang
bisa memenuhi kebutuhan pragmatis masyarakat. Kedua, adanya
kecemasan atas kecepatan perkembangan persekolahan Belanda yang akan
memunculkan pemikiran sekuler di masyarakat. Untuk mensejajarkan
perkembangan sekulerisme, para reformis (khususnya dari golongan
Muhammadiyah) kemudian memasukkan pendidikan Islam dalam
persekolahan melalui pembangunan madrasah.
2) Masa Orde Lama
Pada tahun 1945, madrasah kembali bermunculan dengan tetap
mengantongi identitas sebagai lembaga pendidikan Islam. Bahkan
kemunculan madrasah pada saat itu mendapat dukungan dari para pejabat.
Terbukti Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKIP)
sebagai badan legislatif pada saat itu, dalam maklumatnya pada tanggal 22
Desember 1945 menyarankan agar pengajaran dan pendidikan di langgar,
surau, masjid dan madrasah harus selalu dilaksanakan dan terus

0
Zulkarnain Dali, Manajemen Mutu Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017): 1-3
0
Hasri, “Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Islam”, al-Khwarizmi 2, Edisi I,
(2014): 71-72

11
ditingkatkan. Dan pada tanggal 27 Desember 1945, sebagai tindak lanjut
dari maklumat di atas, BPKIP menganjurkan agar madrasah dan pondok
pesantren mendapat perhatian dan bantuan materiil dari pemerintah,
karena madrasah dan pondok pesantren pada hakekatnya adalah salah satu
media dan sumber pendidikan yang dapat mencerdaskan rakyat jelata yang
sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pemerintah RI juga turut menunjukkan perhatiannya terhadap
madrasah atau pendidikan Islam umumnya, terbukti dengan dibentuknya
Departemen Agama/Kementerian Agama (Depag) pada 3 Januari tahun
1946. Dalam bagian struktur organisasinya terdapat bagian yang memiliki
tugas pokok mengurus masalah pendidikan agama di sekolah umum dan
pendidikan agama di sekolah agama (madrasah dan pesantren).
3) Masa Orde Baru
Salah satu kebijakan Departemen Agama/Kementerian Agama
terhadap madrasah yang cukup mendasar adalah dibuatnya Surat
Kesepakatan Bersama (SKB) 3 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama tentang
“Peningkatan Mutu pendidikan pada Madrasah” pada tahun 1975.
Pada tahun 1998 di Indonesia terjadi gejolak politik besar-
besaran.Reformasi politik yang terjadi mengubah arah dan kebijakan
pembangunan dari semua sektor. Produk dari reformasi tersebut adalah
merambahnya otonomi ke segala aspek, salah satunya adalah lembaga
pendidikan Islam.Hal ini tentu tidak disia-siakan oleh para tokoh pemikir
pendidikan Islam. Pemikiran untuk menaikkan posisi madrasah sebagai
lembaga pendidikan yang unggul mulai mencuat ke permukaan. Segala
usaha untuk mencapai pemikiran tersebut telah dilakukan. Hingga pada
akhirnya Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional resmi disahkan.Hasil dari regulasi tersebut menjadikan madrasah
mampu bersaing dengan sekolah umum, baik dari segi kurikulum,

12
budgeting, maupun sistem pendidikan secara keseluruhan, termasuk juga
kesempatan para lulusan madrasah di masyarakat.0
Historisitas madrasah sejak dikenal masyarakat muslim Indonesia
telah menjadikan lembaga pendidikan ini tumbuh dengan ciri yang
membedakan dirinya dengan lembaga pendidikan umum. Motivasi utama
yang mendasari lahirnya madrasah lebih didominasi oleh kebutuhan
memenuhi kewajiban untuk menuntut ilmu, khususnya ilmu agama bagi
generasi penerus, daripada kebutuhan menyiapkan tenaga keterampilan pada
bidang-bidang kerja tertentu. Artinya, secara khusus madrasah dibangun oleh
individu atau masyarakat muslim sebagai wujud kesadaran keberagamaan
terhadap pentingnya pemahaman dan pelestarian ajaran agama (tafaqquh fid
din) bagi generasi penerus.0
c. Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Eksistensi madrasah dalam tradisi pendidikan Islam selalu menjadi
topik hangat untuk diperbincangkan. Hal ini dikarenakan posisi madrasah
sebagai pendidikan yang berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Ditambah lagi dengan letak madrasah yang tersebar hingga ke pelosok negeri,
membuat madrasah menjadi salah satu lembaga yang melayani pendidikan
masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian sangat
dibutuhkan perhatian dari pemerintah untuk mengembangkan kedudukan
madrasah. Pengembangan yang dimaksudkan bukan berarti pemerintah harus
menjadikan madrasah menjadi lembaga pendidikan berstatus negeri,
melainkan sejauh mana pemerintah mendukung pelaksanaan aktivitas
pembelajaran yang ada di madrasah serta menghormati hak otonomnya.
Pendapat orang tua peserta didik menguatkan alasan bahwa madrasah
adalah lembaga pendidik Islam yang mengajarkan tentang pendidikan nilai,
yang mana di dalamnya terdapat pendidikan moral.Artinya siswa dididik di
madrasah agar menjadi pribadi yang bermoral dan berakhlak baik. Dengan

0
Zulkarnain Dali, Manajemen Mutu Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017): 4-5
0
M. Amin Haidari, Spektrum Baru Pendidikan Madrasah, (Jakarta: Publistbang
Pendidik an Agama dan Keagamaan, 2010): 1

13
demikian, pendirian madrasah merupakan wujud pendidikan Islam yang
didorong oleh semangat dan cita-cita masyarakat untuk menciptakan anak
bangsa yang berakhlak sesuai dengan nilai-nilai Islam.Untuk itu, madrasah
harus memiliki muatan mata pelajaran agama yang lebih dominan dibanding
lembaga pendidikan lainnya.
Madrasah di Indonesia paling tidak sudah memiliki tbeberapa hal
lebih unggul dari lembaga pendidikan lainnya. Di antaranya yaitu:
1) Mata pelajaran yang ada di madrasah meliputi bidang kajian umum dan
ditambah dengan bidang keagamaan yang lebih dominan. Hal ini
merupakan wujud adopsi dari sistem sekolah Belanda yang
dikombinasikan dengan pendidikan agama.
2) Meskipun pendidikan agama lebih mendominasi mata pelajaran yang ada
di madrasah, penyampaian mata pelajaran umum tetap disampaikan
sebagaimana mestinya. Bentuk pendidikan seperti sejalan dengan pola
yang ditawarkan oleh para pembaharu Timur Tengah.0
d. MAN 2 Rembang sebagai Lembaga Pendidikan Islam
MAN 2 Rembang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang
terletak di kota Rembang, tepatnya di Jl. Sunan Bonang Km. 01 desa
Ngemplak kecamatan Lasem. MAN 2 Rembang atau yang sering disebut
dengan MAN Lasem, disebut-sebut sebagai salah satu lembaga pendidikan
Islam formal terbesar di kabupaten Rembang, dengan jumlah peserta didik
mencapai 1500. Peserta didik yang belajar di MAN 2 Rembang tidak hanya
datang dari kota Rembang sendiri. Banyak juga yang berasal dari luar kota
Rembang, luar provinsi Jawa Tengah, bahkan luar pulau Jawa. Hal ini
didukung oleh letak MAN 2 Rembang yang dikelilingi oleh puluhan pondok
pesantren.Keadaan ini tentu menjadi daya pikat tersendiri untuk wali
murid.Selain dapat menyekolahkan putra-putrinya di lembaga pendidikan
agama, para wali murid juga bisa menempatkan putra-putri mereka di pondok
pesantren.

0
M. Amin Haidari, Spektrum Baru Pendidikan Madrasah, (Jakarta: Publistbang
Pendidik an Agama dan Keagamaan, 2010): 6

14
Berdirinya MAN 2 Rembang tidak lepas dari peran tokoh masyarakat
Lasem yang terdiri dari pendidik, kyai dan ulama. Berawal dari pemikiran
seorang tokoh yang menyebutkan bahwa kota Lasem merupakan kota agamis
dan religius yang menjadi tempat pilihan para penuntut ilmu dari berbagai
daerah, maka perlu kiranya didirkan lembaga pendidikan Islam yang dapat
mendidik seseorang menjadi muslim intelek, bertaqwa, dan mampu
memberikan bimbingan tentang keislaman di lingkungannya.0
Didirikannya MAN 2 Rembang tentunya memiliki visi dan misi yang
hendak dicapai. Visi merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Inggris
vision yang berarti pandangan, penglihatan, impian, atau bayangan. Secara
etimolgi visi merupakan bayangan yang jauh ke depan yang disertai dengan
pemikiran mendalam. Sedangkan misi adalah deskripsi tentang sesuatu yang
ingin dicapai dan untuk siapa pencapaian tersebut diberikan. 0Tujuan
disusunnya visi dan misi madrasah tidak lain adalah untuk menjadikan tolok
ukur tercapainya sebuah harapan. Berikut ini adalah visi dan misi MAN 2
Rembang:
Visi:
Menjadikan peserta didik Berahklakul Karimah, Religius, Unggul,
dan Populis yang dilandasi dengan nilai – nilai Islam
Misi:
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai islam dalam
kehidupan sehari-hari
2) Menumbuhkan dan mengembangkan serta membiasakan perilaku
akhlakul karimah (5s, jujur, disiplin, tanggung jawab dan peduli
lingkungan sosial) dan diiplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan potensi peserta didik yang unggul melalui
pembelajaran yang bermakna dan profesional dengan menjelaskan dan

0
“Profil Sekolah MAN 2 Rembang,” diakses pada 25 Februari 2020,
https://man2rembang.sch.id/profil-sekolah/#1551051098969-a3cfbb2d-635f
0
Devi Pramitha, “Urgensi Perumusan Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Pada Lembaga
Pendidikan Islam,” Jurnal Tarbawi 01, No.01, (2016): 3-4

15
menerapkan pegetahuan faktual, kospetual dan prosedural untuk
memecahkan masalah
4) Mengembangkan materi yang dipelajari secara mandiri dan bertindak
secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan sesuai kaidah
keilmuan melalui pengolahan, penalaran penyajian baik ranah kongkrit
dan abstrak0
Dari visi dan misi MAN 2 Rembang dapat dilihat bahwa berdirinya
MAN 2 Rembang memiliki cita-cita besar dalam mendidik peserta didik,
terutama yang berhubungan dengan akhlak. MAN 2 Rembang menjadi
salah satu lembaga pendidikan Islam yang berinovasi menciptakan
progam-progam unggulan demi mengatasi akhlak peserta didik yang
mulai sulit dikendalikan dan menjadikan peserta didik menjadi pribadi
yang religius, unggul, dan populis yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

2. Perilaku Akhlakul Karimah


a. Pengertian Akhlakul Karimah
Secara bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaqa,
yukhliqu, ikhlaqan, jamaknya khuluqun yang artinya perangai, adat
kebiasaan, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat, peradaban yang baik. Dalam
lisan al-‘Arab, makna akhlak adalah perangai sesorang yang sudah menjadi
kebiasaannya, dan timul secara alami dan otomatis. Pada umumnya, sifat atau
perbuatan yang timbul tersebut akan mempengaruhi batin seseorang. 0
Sedangkan kata karimah berasal dari bahasa Arab yang berarti mulia atau
terpuji.
Berikut ini adalah pengertian akhlakul karimah yang dikemukakan
oleh bebrapa tokoh Islam:0

0
“Profil Sekolah MAN 2 Rembang,” diakses pada 25 Februari 2020,
https://man2rembang.sch.id/profil-sekolah/#1551051098969-a3cfbb2d-635f
0
Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016): 6
0
Iwan, “Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Bekarakter”,
Jurnalal Tarbawi Al Haditsah 1, No1

16
1) Menurut al-Ghazali, akhlakul karimah merupakan sebab lahirnya ketaatan
dan kedekatan sesorang dengan Allah SWT, sehingga wajib bagi kaum
muslim untuk mempelajari dan mengamalkan perilaku akhlakul karimah
tersebut.
2) Menurut al-Quzwaini, akhlakul karimah adalah keadaan jiwa yang diisi
dengan tingkah laku yang terpuji dan mulia.
3) Menurut Al-Mawardi, akhlakul karimah adalah tingkah laku yang mulia
dan ucapan yan terpuji.
4) Menurut Ibnu Qayyim, akar dari akhlakul karimah adalah ketaatan dan
harapan yang tinggi. Seperti halnya manusia, apabila manusia diliputi
ketaatan yang tinggi pada Allah, kemudian Allah turunkan taufik padanya,
maka akan ada respon baik dari manusia dengan sifat-sifat terpuji.
5) Menurut Ibnu Hazm, akhlakul karimahterdiri dari empat perilaku, yaitu
adil, paham, berani dan dermawan.
6) Menurut Abu Dawud al-Sijistani, akhlakul karimah adalah perangai-
perangaiyang disukai Allah, sedangkan akhlakul madzmumah adalah
perangai-perangai yang amat dibenci Allah dan wajib ditinggalkan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlakul karimah
adalah perangai atau tata krama manusia yang baik dan terpuji yang berasal
dari hati manusia dan secara alami terrealisasikan dalam perbuatan manusia
setiap harinya.

b. Ruang Lingkup Akhlak


1) Akhlak terhadap Allah (Khalik)
Akhlak kepada Allah merupakan bentuk hubungan antara manusia
dengan Allah. Akhlak terhadap Allah ditunjukkan dengan sikap mencintai
yang melebihi cinta kepada apapun dan siapapun, dengan menggunakan
firman-Nya sebagai pegangandan petunjuk hidup, mengesakan Allah dan

17
tidak menyekutukan Allah, serta meminta pertolongan dan ampunan
hanyakepada Allah.0
Terdapat empat alasan mengapa kita harus berakhlak kepada Allah,
diantaranya yaitu:
(a) Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna di
antara makhluk lainnya
(b) Allah telah memberi panca indera yang lengkap kepada manusia
(c) Allah telah menyediakan segala kebutuhan manusia demi kelangsungan
hidup di bumi
(d) Allah telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang
dibuktikan dengan dijadikannya manusai sebagai khalifah di bumi.0
Hubungan manusia dengan Allah juga diatur dalam surat Al-Baqarah ayat
152:

١٥٢ ‫ُوا لِي َواَل تَ ۡكفُرُو ِن‬ ۡ ‫فَ ۡٱذ ُكرُونِ ٓي أَ ۡذ ُك ۡر ُكمۡ َو‬
ْ ‫ٱش ُكر‬
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S Al-Baqarah: 152)

2) Akhlak kepada Sesama Manusia


(a) Akhlak kepada Rasulullah
Mengakui bahwa Rasulullah adalah utusan Allah, mengagungkan
Rasulullah secara dengan mengerjakan sunnah-sunnahnya, menjadikan
perilaku Rasulullah sebagai uswatun hasanah dalam rutinitas sehari-sehari,
serta senantiasa bersholawat atas beliau. Hal-hal tersebut dapat dilakukan
sebagai bentuk akhlak manusia terhadap Rasulnya.0
(b) Akhlak kepada Diri Sendiri

0
Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: FH UII Press,
2018): 226
0
Maida Raudhatinur, “Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan
Akhlak Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh,” DAYAH: Journal of Islamic
Education 2 No. 1, (2019): 136
0
Fatimah Juraini, dkk., “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2, (2018): 39

18
Akhlak kepada diri sendiri ditunjukkan dengan menjaga kesucian diri
dari perbuatan-perbuatan yang batil serta menahan hawa nafsu,
memberanikan diri menyampaikan kebenaran dan menumpas kedzaliman,
bersabar apabila mendapat cobaan dari Allah, selalu rendah hati, serta
mengendalikan diri untuk menghindari larangan-larangan Allah.0
(c) Akhlak kepada Kedua Orang Tua
Akhlak kepada keluarga dapat ditunjukkan dengan mencintai kedua
orang tua melebihi cinta kepada kerabat yang lainnya, mendengarkan segala
nasihat orang tua, mentaati perintah dan bersikap sopan terhadap kedua orang
tua, jangan berani-beraninya bertutur kata kasar kepada orang tua. Mengingat
merekalah yang merawat dan membesarkan, serta mendidik kita hingga
tumbuh menjadi insan yang berpengetahuan.0
(d) Akhlak kepada Guru
Guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua kita sendiri. Maka
wajib bagi kita untuk senantiasa menghormati guru, bersikap sopan santun,
dan senantiasa mencintainya. Hal tersebut dapat dilakukan sebagai bentuk
perilaku akhlak kepada guru.0
(e) Akhlak kepada Masyarakat
Akhlak manusia kepada masyarakat meliputi tolong menolong,
menjaga silaturrahim antar tetangga dan saudara, menjaga tali persaudaraan
antar sesama muslim, menepati janji, dan saling mengingatkan dalam hal
ketaqwaan dan kebenaran.0
3) Akhlak kepada Alam
Akhlak manusia terhadap alam dapat ditunjukkan dengan sikap
menjaga lingkungan dan tidak merusaknya, menjaga habitat dan ekosistem
0
Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: FH UII Press,
2018): 227
0
Maida Raudhatinur, “Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam Pembinaan
Akhlak Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh,” DAYAH: Journal of Islamic
Education 2 No. 1, (2019): 136
0
Fatimah Juraini, dkk., “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2, (2018): 39
0
Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: FH UII Press,
2018): 231

19
alam, serta menjaga kelestarian flora dan fauna. Hal tersebut juga dapat
dijadikan sebagai wujud terima kasih terhadap alam, karena telah menyajikan
banyak kebutuhan manusia.

c. Model-model Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an


1) Model Perintah (Imperatif)
Dalam Islam kata perintah biasa disebut dengan nama al-amr. Dalam
ajaran Islam, konsep utama perintah itu hadirnya dari Allah sebagai sumber
hukum Islam atau ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa ada
beberapa perintah Allah yang memakai fi’il amr (kata kerja perintah). Ada
beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang memakai kalimat khabar (kalimat
berita) yang bermaksud memerintah.
Dalam Al-Qur’an sering sekali dijumpai ayat-ayat yang menadbirkan
untuk senantiasa berakhlak kepada Allah dan Rasulullah, berakhlak kepada
diri sendiri dan sesama makhlu, berakhlak kepada sesama muslim, dan
lainnya. Berikut beberapa ayat yang menggunakan model perintah untuk
berakhlak baik:
(a) Perintah untuk menjadikan sabar dan shalat sebagi penolong :

١٥٣ ‫ين‬ َّ ٰ ‫صلَ ٰو ۚ ِة إِ َّن ٱهَّلل َ َم َع ٱل‬


َ ‫صبِ ِر‬ ْ ُ‫ٱستَ ِعين‬
َّ ‫وا بِٱلص َّۡب ِر َوٱل‬ ۡ ‫وا‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah: 153)

(b) Perintah untuk memakan rezeki yang baik serta bersyukur:

ۡ‫ُوا هَّلِل ِ إِن ُكنتُم‬ ۡ ‫ت َما َر َز ۡق ٰنَ ُكمۡ َو‬


ْ ‫ٱش…… ُكر‬ ْ ُ‫وا ُكل‬
ِ َ‫وا ِمن طَيِّ ٰب‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
١٧٢ ‫ون‬ َ ‫إِيَّاهُ تَ ۡعبُ ُد‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.” (Q.S Al-Baqarah: 172)

(c) Perintah untuk melaksanakna puasa:


ْ ‫ت أَ ِو ٱنفِر‬
٧١ ‫ُوا َج ِميعٗ ا‬ ْ ‫وا ِح ۡذ َر ُكمۡ فَٱنفِر‬
ٍ ‫ُوا ثُبَا‬ ْ ‫وا ُخ ُذ‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬

20
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan
majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau
majulah bersama-sama!” (Q.S An-Nisa’: 71)

Model perintah ini mengajarkan manusia untuk mengerjakan suatu


perbuatan yang telah ditetapkan dalam agama. Jenis model pendidikan ini
dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan, yaitu mengarahkan sikap
manusia menuju kebaikan. Secara tidak langsung, model pendidikan yang
berhubungan dengan perubahan sikap seseorang banyak disampaikan dengan
menggunakan perintah.0
2) Model Mauidzah (Nasihat)
Mauidzah berarti nasihat. Rasyid Ridha mengartikan mauidzah adalah
perkataan baik yang dapat menyentuh hati seseorang dan menggugah
keinginan seseorang untuk mengamalkan suatu perbuatan yang bersumber
dari Al-Qur’an.Inilah yang biasa dikenal dengan nasihat.
Namun alangkah baiknya jika penyampaian nasihat disertai dengan
memberikan tokoh teladan. Tokoh teladan bisa datang dari siapapun bahkan
bisa dari si penasihat itu sendiri. Sehingga orang yang dinasihati mampu
menerima dan melaksanakan nasihat itu dengan baik.0
3) Model Larangan
Dalam Islam, larangan memeliki konteks yang sangat luas. Ditinjau
dari segi masa larangan terbagi menjadi dua, yaitu mutlaq (tak terbatas) dan
muqayad (tertentu/terbatas). Dalam kajian akhlak, larangan yang disebutkan
dalam teks-teks maupun buku-buku agama Islam kebanyakan memiliki
makna mutlaq. Hal ini dikarenakan larangan-larangan tersebut merupakan
penjelasan dari perkara-perkara yang harus ditinggalkan sampai kapanpun
dan tanpa batasan waktu. Berikut ini beberapa ayat yang membahas tentang
akhlak dengan menggunakan model larangan:
(a) Larangan melakukan riba:

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 99-104
0
Iwan, “Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Bekarakter”,
Jurnalal Tarbawi Al-Haditsah 1, No 1

21
ْ ُ‫ض … َعفَ ٗۖة َوٱتَّق‬
ۡ‫واٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكم‬ ۡ َ‫…و ْا أ‬
َ ٰ ‫ض … ٰ َع ٗفا ُّم‬ ْ ُ‫وا اَل تَ ۡأ ُكل‬
ٓ ٰ …َ‫وا ٱلرِّ ب‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
١٣٠ ‫ُون‬ َ ‫تُ ۡفلِح‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S Ali Imron: 130)
(b) Larangan memasuki rumah orang tanpa izin:
ْ ……‫وا بُيُوتً……ا َغ ۡي…… َر بُيُ……وتِ ُكمۡ َحتَّ ٰى تَ ۡستَ ۡأنِ ُس‬
‫وا‬ ْ ُ‫……وا اَل تَ ۡ……د ُخل‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
٢٧ ‫ُون‬ َ ‫ر لَّ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَ َذ َّكر‬ٞ ‫وا َعلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِهَ ۚا ٰ َذلِ ُكمۡ َخ ۡي‬
ْ ‫َوتُ َسلِّ ُم‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki
rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih
baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q.S An-Nur: 27)

(c) Larangan mencari-cari kesalahan orang lain dan bergunjing:

‫ۖم َو اَل‬ٞ ‫ض ٱلظَّنِّ إِ ۡث‬


َ ‫…يرا ِّم َن ٱلظَّنِّ إِ َّن بَ ۡع‬ ْ ‫ٱجتَنِب‬
ٗ …ِ‫ُوا َكث‬ ۡ ‫وا‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
‫ض ُكم بَ ۡعض ًۚا أَي ُِحبُّ أَ َح… ُد ُكمۡ أَن يَ ۡأ ُك … َل لَ ۡح َم‬ ُ ‫ُوا َواَل يَ ۡغتَب ب َّۡع‬ ْ ‫تَ َج َّسس‬
١٢ ‫يم‬ٞ ‫َّح‬ ِ ‫اب ر‬ ْ ُ‫أَ ِخي ِه َم ۡي ٗتا فَ َك ِر ۡهتُ ُمو ۚهُ َوٱتَّق‬
ٞ ‫واٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل َ تَ َّو‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Hujurat: 12)

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model larangan


sangat penting diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan
model larangan dapat dijadikan sebagai jembatan komunikasi antara Allah
dengan makhluk-Nya. Model larangan merupakan bentuk parameter, ini
artinya pendidikan mempunyai batasan-batasan tertentu yang kentara dan
tidak memberikan keleluasaan dalam melakukan kegiatan pendidikan. Baik
bagi pendidik, peserta didik, maupun kurikulumnya.0
4) Model Targhib (Motivasi)

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 107-112

22
Dalam Islam, kalimat targhib sering kali ditemui. Baik dalam Al-
Qur’an maupun sunnah. Kalimat targhib merupakan kalimat yang bersumber
dari Allah langsung, yang berisi tentang kalimat-kalimat yang dapat
menggugah hati manusia untuk melakukan suatu amalan. Hampir semua
kalimat-kalimat targhib bersifat janji-janji Allah kepada manusia yang pasti
akan terrealisasikan. Baik dalam konteks duniawi maupun ukhrawi. Targhib
menjadi model pendidikan yang dapatmemberi dukungan kepada manusia
untuk melakukan suatu amalan dan senantiasa mempercayai apa yang telah
dijanjikan Allah dalam firman-Nya.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat targhib dalam ayat-ayat Al-
Qur’an:
(a) Allah kelak akan memberi kekayaan kepadamu dari karunia-Nya:

‫ُوا ۡٱل َم ۡس…… ِج َد ۡٱل َح َرا َم‬


ْ ‫س فَاَل يَ ۡق َرب‬ ٞ ‫ون نَ َج‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
َ ‫ين َءا َمنُ ٓو ْا إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡش ِر ُك‬
ۡ َ‫ف ي ُۡغنِي ُك ُم ٱهَّلل ُ ِمن ف‬
‫ض…لِ ِٓۦه‬ َ ‫بَ ۡع َد َعا ِم ِهمۡ ٰهَ… َذ ۚا َوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ َع ۡيلَ… ٗ…ة فَ َس… ۡو‬
٢٨ ‫يم‬ٞ ‫إِن َشٓا ۚ َء إِ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َح ِك‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang
yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati
Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir
menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan
kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Q.S At-Taubah: 28)

(b) Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang


yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat:

‫ح‬ ۡ ْ ‫س فَ ۡٱف َس …ح‬


ِ … ‫ُوا يَف َس‬
ۡ
ِ ِ‫ُوا فِي ٱل َم ٰ َجل‬ ْ ‫يل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح‬ َ ِ‫ين َءا َمنُ ٓو ْا إِ َذا ق‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ْ …ُ‫ين َءا َمن‬
ۡ‫…وا ِمن ُكم‬ َ ‫…ع ٱللَّهُٱلَّ ِذ‬ ْ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
ِ …َ‫وا يَ ۡرف‬ ْ ‫يل ٱن ُش ُز‬ َ ِ‫ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۖ َوإِ َذا ق‬
١١ ‫ير‬ ٞ ِ‫ون َخب‬ ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬
َ ُ‫ت َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ۡع َمل‬ ْ ُ‫ين أُوت‬ َ ‫َوٱلَّ ِذ‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S
Al-Mujadilah: 11)

23
(c) Tuhan akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu
dalam surga:

‫وا تُوب ُٓو ْا إِلَى ٱهَّلل ِ تَ ۡوبَ ٗة نَّصُوحًا َع َس… ٰى َربُّ ُكمۡ أَن يُ َكفِّ َر‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
‫ت تَ ۡج… ِري ِمن تَ ۡحتِهَ……ا ٱأۡل َ ۡن ٰهَ… ُر يَ… ۡ…و َم اَل‬ ٰ
ٖ َّ‫َعن ُكمۡ َسَٔٔ‍ي…َِّاتِ ُكمۡ َوي ُۡد ِخلَ ُكمۡ َجن‬
ۡ‫وا َم َع ۖۥهُ نُو ُرهُمۡ يَ ۡس … َع ٰى بَ ۡي َن أَ ۡي… ِدي ِهم‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ي َوٱلَّ ِذ‬َّ ِ‫ي ُۡخ ِزي ٱللَّهُٱلنَّب‬
‫ك َعلَ ٰى ُك… ِّل‬ َ َّ‫ٱغفِ… ۡ…ر لَنَ… ۖ…ٓا إِن‬
ۡ ‫ورنَا َو‬
َ ُ‫ون َربَّنَٓا أَ ۡت ِممۡ لَنَا ن‬
َ ُ‫َوبِأ َ ۡي ٰ َمنِ ِهمۡ يَقُول‬
٨ ‫ير‬ ٞ ‫َش ۡي ٖء قَ ِد‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah
tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang
bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya
Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu." (Q.S At-Tahrim: 8)

Pendidikan dengan menggunakan model targhib tidak hanya


memandang manusia dari segi akal dan jasmani saja, tetapi juga dari segi hati
atau jiwa. Suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil jika orientasi
pendidikannya sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Dapat disimpulkan,
bahwa pendidikan pada dimensi akal, jasmani serta rohani atau kalbu harus
seimbang dan tidak pincang.
Dalam model pendidikan targhib, hati dan jiwa manusia dibimbing
dengan memberikan kalimat-kalimat motivasi yang dapat menggugah hati
dan jiwa manusia untuk melaksanakan suatu amalan. Tidak hanya hati dan
jiwa manusia saja yang dibimbing, akal juga diberi kesempatan untuk
berfikir, agar dapat membedakan sesuatu yang haq dan batil.0
5) Model Tarhib (Ancaman)

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 113-117

24
Dalam Al-Qur’an, tarhib merupakan cara untuk membuat manusia
takut sehingga bersedia menghindari dan meninggalkan sesuatu yang dilarang
oleh Allah. Model pendidikan tarhib bersumber langsung dari Allah, yang
mana model pendidikannya bersifat ancaman-ancaman hukuman atas
pelanggaran yang dilakukan oleh manusia. Model ini memiliki peran penting
dalam pendidikan, karena dengan adanya ancaman akan sebuah hukuman
manusia akan senantiasa terdidik untuk melakukan sesuatu yang positif dan
meninggalkan segala yang dilarang oelh Allah.
Kalimat-kalimat tarhib yang biasa diungkapkan dalam Al-Qur’an
antara lain:
(a) Orang yang melampui batas akan mendapat siksa yang amat pedih:

‫………ٱل ُح ِّر‬ ۡ ِ‫………ٱلحُرُّ ب‬


ۡ ‫ص………اصُ فِي ۡٱلقَ ۡتلَ ۖى‬ َ ِ‫ب َعلَ ۡي ُك ُم ۡٱلق‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ِ‫………وا ُكت‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ‬
ٞ‫َو ۡٱل َع ۡب… ُد بِ ۡٱل َع ۡب… ِد َوٱأۡل ُنثَ ٰى بِ……ٱأۡل ُنثَ ٰۚى فَ َم ۡن ُعفِ َي لَهۥُ ِم ۡن أَ ِخي … ِه َش … ۡيء‬
ۡ‫…ف ِّمن َّربِّ ُكم‬ ٞ …‫ك تَ ۡخفِي‬ َ …ِ‫ُوف َوأَ َدٓا ٌء إِلَ ۡي… ِه بِإِ ۡح ٰ َس… ٖۗن ٰ َذل‬
ِ ‫…ٱل َم ۡعر‬ ۡ …ِ‫ع ب‬ ُ ۢ ‫فَٱتِّبَ……ا‬
١٧٨ ‫يم‬ٞ ِ‫ك فَلَهۥُ َع َذابٌ أَل‬ َ ِ‫ٱعتَ َد ٰى بَ ۡع َد ٰ َذل‬ۡ ‫ۗة فَ َم ِن‬ٞ ‫َو َر ۡح َم‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita
dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan
cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa
yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang
sangat pedih.”(Q.S Al-Baqarah: 178)

(b) Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim:


ٓ ٰ ‫ص َر‬
ُ ‫ى أَ ۡولِيَ……ٓا ۘ َء بَ ۡع‬
ۡ‫ض…هُم‬ َ ٰ َّ‫وا ۡٱليَهُو َد َوٱلن‬ ْ ‫وا اَل تَتَّ ِخ ُذ‬ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫۞ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
‫ض َو َمن يَتَ……… َولَّهُم ِّمن ُكمۡ فَ………إِنَّهۥُ ِم ۡنهُمۡۗ إِ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡه……… ِدي‬ َ
ٖ ۚ ‫أ ۡولِيَ………ٓا ُء ٰبَ ۡع‬
٥١ ‫ين‬ َ ‫ۡٱلقَ ۡو َمٱلظَّلِ ِم‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-
pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu

25
Termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-
Maidah: 51)

Dalam dunia pendidikan, diterapkannya model tarhib dapat


menghadirkan rasa takut pada manusia untuk melakukan suatu perbuatan
yang dilarang oleh Allah. Sasaran dari model pendidikan tarhib adalah rasa
takut yang ada pada diri manusia. Rasa takut pada manusia dibimbing agar
menjadi rasa takut yang berarti, sehingga menjauhkan manusia dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah, karena akanada hukuman yang
amat pedih jika manusia berani melakukan sebuah pelanggaran.0
Dalam model pendidikan tarhib, manusia diberi kesempatan untuk
memimpin kehidupannya sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai
Islam.Pendidikan model ini tidak hanya terfokus pada jenis ancaman dan
sanksinya saja, melainkan juga penerapannya pada dunia pendidikan.
Penerapan model pendidikan tarhib dapat diterapkan dengan batasan-batasan
tertentu dan tidak melebihi norma yang berlaku.0
6) Model Kisah
Kisah merupakan media yang dapat digunakan untuk mendidik
manusia dengan gampang. Model ini sering sekali ditemui dalam Al-Qur’an.
Bahkan banyak cerita dalam Al-Qur’an yang sudah menjadi kisah-kisah
masyhur dalam ranah pendidikan. Kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an
mengandung berbagai aspek pendidikan, di antaranya adalah aspek akhlak.0
Di masa Nabi Muhammad SAW turun ayat yang menjadikan metode
kisah sebagai pengaruh dan motivasi untuk kaum muslim. Generasi awal
yang beriman pada Rasulullah adalah barisan pemuda yang disebut sebagai
kisah ashabul kahfi. Maka muncullah kisah ashabul kahfi sebagai kisah yang
dapat dijadikan sebagai materi pendidikan yang baik tentang keteguhan

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), 118-120
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 123-124
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 125

26
beragama. Pendidikan akhlak yang dapat diambil dari kisah ashabul kahfi
adalah kecintaan mereka pada Allah dan agamanya, walaupun mereka harus
menghadapi banyak rintangan. Jadi, model pendidikan akhlak melalui model
kisah ini dapat menggambarkan dengan jelas tentang diskrepansi antara
perbuatan yang terpuji dan yang tercela.0
7) Model Dialog
Pendidikan model dialog dapat dijumpai di beberapa surat dalam Al-
Qur’an. Salah satu model dialog yang dapat dilakukan adalah tanya jawab.
Hal ini banyak disebutkan di surat pendek dalam juz ‘amma. Misalnya pada
surat An-Naba’ ayat 1-5 yang menjelaskan tentang hari kiamat:

َ ُ‫ ٱلَّ ِذي هُمۡ فِي ِه ُم ۡختَلِف‬٢ ‫ َع ِن ٱلنَّبَإِ ۡٱل َع ِظ ِيم‬١ ‫ون‬


‫ َكاَّل‬٣ ‫ون‬ َ ُ‫َع َّم يَتَ َسٓا َءل‬
َ ‫ ثُ َّم َكاَّل َسيَ ۡعلَ ُم‬٤ ‫ون‬
٥ ‫ون‬ َ ‫َسيَ ۡعلَ ُم‬
Artinya: 1) Tentang Apakah mereka saling bertanya-tanya? 2) Tentang
berita yang besar. 3) Yang mereka perselisihkan tentang ini. 4)
Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui. 5) Kemudian
sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.

Model dialog seperti tanya jawab banya juga banyak digunakan oleh
Rasulullah dan sahabat ketika menjelaskan tentang berbagai hal, misalnya
tentang ghibah. Dalam riwayat yang disampaikan Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu apa itu ghibah?”Lalu para sahabat
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya tentu lebih mengetahuinya.”Kemudian
Rasulullah menyampaikan sabda sebagai jawaban dari pertsnyaannya,
“Engkau menyebut tentang saudaramu suatu yang tidak ia sukai.” Sahabat
bertanya lagi, “Bagaiman bila yang dibicarakan itu memang
kenyataannya?”“Jika kamu menyebut suatu kenyataannya, maka itu adalah
ghibah, dan bila bukan kenyataannya yang kamu bicarakan, maka engkau
telah berdusta.” (HR Muslim)
Pendidikan melalui model dialog tentunya akan memberi pendidikan
yang berpengaruh pada perasaan yang begitu dalam bagi seorang yang
beriman. Orang yang beriman akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 131-132

27
telah Allah anugerahkan, yaitu berupa agama dan ajaran-Nya. Hal tersebut
yang akan memunculkan akhlak yang baik, terutama akhlak kepada Allah.0
8) Model Pembiasaan
Untuk mencapai akhlak yang terpuji, dalam artian adanya kesejajaran
antara ilmu dan amal, maka Al-Qur’an juga memberikan teori tentang model
pembiasaan. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan
dorongan kepada manusia agar senantiasa berbuat kebaikan. Dalam Al-
Qur’an terdapat term “’amilus shalihat” yang diungkap sampai 73 kali. Term
tersebut dapat diartikan dengan kalimat “membiasakan amal shaleh”.
Penyebutan term ‘amilus shalihat yang berulang kali menjadi bukti betapa
pentingnya membiasakan suatu amal kebaikan dalam proses pembinaan dan
pemngembangan akhlak.
Bahkan di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah akan
memberikan penghargaan bagi orang yang membiasakan berbuat baik.
Seperti yang di jelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 9:

٩ ‫يم‬ٞ ‫ة َوأَ ۡج ٌر َع ِظ‬ٞ ‫ت لَهُم َّم ۡغفِ َر‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬


ِ ‫صلِ ٰ َح‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫َو َع َدٱللَّهُٱلَّ ِذ‬
Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan
pahala yang besar.” (Q.S Al-Maidah: 9)0

Dari ayat tersebut sudah dijelaskan secara gamblang betapa


pentingnya melakukan suatu kebiasaan baik. Terkait dengan pendidikan
akhlak, pembiasaan sangat dibutuhkan. Karena proses pendidikan akhlak
yang tidak diimbangi dengan praktik dan pembiasaan hanya akan menjadi
angan-angan belaka. Model pembiasaan ini mendukung anak untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang memerlukan penerapan secara
langsung, sehingga perbuatan yang awalnya sulit akan terasa mudah karena
sudah terbiasa dilakukan.
9) Model Qudwah (Teladan)

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 136-137
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 138

28
Salah satu aspek untuk mewujudkan manusiai yang bertaqwa,
berilmu, dan berakhlak adalah dengan menghadirkan figur utama dalam
pendidikan. Pendidik merupakan figur sentral dalam pendidikan. Para
pendidik dituntut untuk menjadi sosok yang mempunyai pembawaan dan
intelektaulitas yang mulia dan sejalan dengan perintah Islam. Sehingga
konsep pendidikan yang disampaikan dapat langsung diartikan oleh peserta
didik.
Menurut Sa’adudin, keteladanan merupakan bentuk tingkah laku
terpuji yang patut dicontoh dan ditiru oleh peserta didik dalam praktek
pendidikan, karena peserta didik lebih condong meniru pendidiknya. Hal ini
dikarenakan secara psikologis anak lebih suka mencontoh tanpa memikirkan
akibatnya. Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya, “langkah pertama
membimbing anakku hendaknya membimbing dirimu terlebih dahulu. Sebab
pandangan anak itu tertuju pada dirimu maka yang baik kepada mereka
adalah kamu kerjakan dan yang buruk adalah yang kamu tinggalkan”.0

d. Indikator Akhlakul Karimah


Untuk menciptakan perbuatan akhlakul karimah, Islam memiliki tolok
ukur yang jelas, yaitu selama perbuatan yang dikerjakan semata-mata untuk
mendapatkan keridhaan Allah SWT. Sedangkan suatu perbuatan bisa
dikatakan ikhlas apabila perbuatan tersebut dikerjakan dalam keadaan sadar
dan atas kemauan sendiri dengan dilandasi keikhlasan kepada Allah SWT.
Maka dari itu peranan keikhlasan sangat penting. Allah berfirman:
        
       
 
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi: Membangun Kepribadian Muslim,
0

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006): 89

29
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”
(Q.S Al-Bayyinah: 5)
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perangai baik dalam
Islam tidak dinyatakan berdasarkan perangai baik secara nyata, tapi juga
niatnya. Selanjutnya, untuk menentukan suatu perbuatan itu baik atau tidak,
Islam memiliki kriteria yang dapat dilihat dari segi cara seseorang melakukan
perbuatan tersebut. Seseorang yang melakukan kebaikan namun
menggunakan cara yang salah, maka perbuatannya termasuk perbuatan
tercela.0
Akhlakul karimah adalah perbuatan dan benar menurut ajaran Islam
yang dilahirkan pula oleh pemikiran-pemikiran yang baik. Akhlakul karimah
juga didefinisikan sebagai perilaku yang terpatri pada diri seseorang berupa
ketaatan pada ajaran Islam yang dapat tergambarkan melalui beberapa
amalan, baik amalan batin seperti dzikir, berdoa, maupun amalan lahir seperti
hubungan baik saat berkomunikasi dengan orang lain.0
Indikator pembinaan akhlakul karimah merupakan tuntunan untuk umat
manusia agar memiliki sikap dan kepribadian baik seperti Rasulullah SAW.
Selain itu, perbuatan dianggap baik apabila sesuai dengan al-Qur’an dan
sunnah, yakni taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, saling
mendoakan antar sesama muslim, bersikap jujur, menepati janji, mengasihi
anak yatim, sabar, ridha, ikhlas, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
gambaran mengenai perilaku akhlakul karimah dan indikatornya:
Table 2.1
Perilaku Akhlakul Karimah dan Indikator Akhlakul Karimah
No. Perilaku Akhlakul Indikator Akhlakul Karimah
Karimah
1. Akhlak kepada Allah SWT a. Mentaati segala perintah-Nya
- Akhlak kepada Allah b. Beribadah kepada Allah

0
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013): 125-126
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan karakter Berbasis AL-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012): 75

30
SWT adalah pengakuan c. Berdzikir kepada Allah
dan kesadaran bahwa d. Berdoa kepada Allah
tidak ada Tuhan selain
Allah, bersyukur hanya e. Tawakkal
kepada Allah, bertawakal f. Tawadluk kepada Allah
kepada Allah, dan g. Ridho terhadap ketentuan Allah
bersabara atas semua ujian
yang diberikan Allah
SWT.0
2. Akhlak kepada Rasulullah a. Menghidupkan sunnah
SAW b. Taat
- Akhlak terhadap
Rasulullah merupakan c. Selalu bersholawat
wujud cinta kepada d. Mencintai keluarga Nabi
Rasulullah secara tulus
dengan menjalankan
sunnah-sunnahnya,
menjadikan perilaku
Rasulullah sebagai
uswatun hasanah dalam
kehidupan sehari-sehari,
serta senantiasa
bersholawat atas beliau.0
3. Akhlak terhadap Diri a. Menjaga diri dari makanan dan
Sendiri minuman yang merusak
- Akhlak terhadap diri
sendiri dapat b. Bersabar ketika mendapat ujian
direalisasikan dengan dari Allah
menjaga dan merawat diri c. Mengjaga kehormatan diri
dengan baik dan berupaya sendiri
untuk berpenampilan
sebaik mungkin dihadapan d. Mengembangkan sikap berani
Allah SWT.0 dalam kebenaran dan bijaksana

4. Akhlak kepada Orang Tua a. Bersikap sopan santun kepada


- Akhlak kepada orang tua kedua orang tua
merupakan sebuah
kewajiban bagi seorang b. Bertutur kata yang baik kepada
anak agar selalu taat orang tua
0
Nurhasan, “Pola Kerjasama Sekolah dan Keluarga dalam Pembinaan Akhlak,”
Jurnal Al-Makrifat 3, No. 1, (2018): 101
0
Fatimah Juraini, dkk., “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2, (2018): 39
0
Nurhasan, “Pola Kerjasama Sekolah dan Keluarga dalam Pembinaan Akhlak,”
Jurnal Al-Makrifat 3, No. 1, (2018): 102

31
kepada kedua orang tua c. Mendoakan kedua orang tua
dengan melakukan apa dalam hal kebaikan
yang mereka perintahkan d. Mematuhi dan melaksanakan
selama hal tersebut tidak nasihat baik yang diberikan
termasuk bentuk maksiat orang tua
kepada Allah.0
5. Akhlak kepada Guru a. Selalu menghormati dan
- Akhlak kepada guru memuliakan guru
merupakan perbuatan
b. Menjaga adab dan etika ketika
terpuji dan sikap
berbicara dengan guru
menghormati seorang
guru sebagai orang tua
c. Memperhatikan dengan
kedua setelah orang tua
sungguh-sungguh ketika guru
kandung.0
sedang mengajar

d. Senantiasa mendoakan guru


dalam hal kebaikan

6. Akhlak kepada Masyarakat a. Tolong menolong terhadap


- Akhlak kepada orang yang membutuhkan
masyarakat merupakan
perilaku dan itikad baik b. Menjaga silaturrahim antar
terhadap masyarakat dan tetangga dan saudara
senantiasa tolong c. Menjaga tali persaudaraan antar
menolong apabila ada sesama muslim
masyarakat yang
membutuhkan d. Berbuat baik kepada tetangga
pertolongan. e. Tidak mengganggu ketentraman
tetangga

7. Akhlak terhadap Alam a. Memelihara kebersihan dan


- Akhlak terhadap alam kesehatan lingkungan
merupakan perbuatan
b. Menjaga kelestarian flora dan
menyayangi alam dan
fauna
tidak merusaknya.
c. Menjaga habitat dan ekosistem
alam

Beradasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator


dari akhlakul karimah adalah melakukan amalan baik secara ikhlas yang

0
Fika Pijaki Nufus, dkk, “Konsep Pendidikan Birrul Walidain dalam QS. Luqman:
14 dan QS. Al-Isra’: 23-24,” Jurnal ilmiah DIDAKTIKA 18 No. 1, (2017): 18
0
Fatimah Juraini, dkk., “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2, (2018): 39

32
didasari atas ketaatan pada Allah SWT, baik berupa perbuatan dzahir maupun
batin yang tercermin pada kehidupan sehari-hari. Indikator akhlakul karimah
dapat ditunjukkan dengan amalan batin, seperti berdzikir, melaksanakan
ibadah, berdoa, menjalankan sholat lima waktu, dan lain sebagainya.
Sedangkan indikator akhlakul karimah dengan amalan dzahir dapat dilakukan
dengan beberapa amalan, seperti berbakti kepada orang tua, tidak berkata
dusta, menepati janji, mengasihi anak yatim, jujur, amanah, sabar, dan ikhlas
dalam melakukan perbuatan baik.

3. Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan pertama yang terjadi di
dunia terutama di Indonesia. Hadirnya pandemi Covid-19 atau yang lebih
dikenal dengan sebutan virus corona, berdampak buruk terhadap banyak
sektor kehidupan. Mulai dari perekonomian dunia yang mulai lesu, sampai
sektor pendidikan yang muali tidak tertata. Banyak Negara yang memutuskan
untuk menutup dan meliburkan kegiatan belajar mengajar, dari mulai
pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi dan universitas. Hal ini
bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, agar tidak
semakin banyak korban berjatuhan. Keputusan pemerintah Indonesia untuk
menutup sekolah dan menggantinya dengan belajar di rumah sesuai dengna
Surat Edaran Nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19), yaitu:
1. Belajar dari rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protocol
penanganan Covid-19, dan
2. Belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh daring dan/atau
luring dilaksankan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan belajar
dari rumah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Edaran0
Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familiar dengan istilah
belajar di rumah. Belajar di rumah merupakan kejutan besar bagi orang tua

0
Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)

33
yang biasanya melakukan produktif di luar rumah. Pada kedaan ini, orang tua
dituntut untuk ikut berperan dalam kegiatan belajar dari rumah.0 Seluruh
jenjang pendidikan dari mulai sekolah dasar/ibtidaiyah sampai jenjang
perguruan tinggi/universitas, baik yang berada di bawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun di bawah naungan
Kementerian Agama RI semuanya terkena dampak negatif dari wabah virus
corona. Semua pelajar dan mahasisiwa dipaksa untuk belajar di rumah,
karena pembelajaran tatap muka ditiadakan. Padahal tidak semua pelajar dan
mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran secara online. Ditambah lagi
dengan banyaknya kendala, seperti sinyal internet yang sulit, tidak semua
pelajar memiliki alat komunikasi, belum lagi banyaknya guru dan dosen yang
belum menguasasi teknik pembelajaran menggunakan media internet atau
media sosial.0 Berikut adalah beberapa dampak yang dirasakan oleh pelaku
pendidikan:
a) Dampak terhadap Peserta Didik
Dampak yang di rasakan murid adalah mereka seolah dipaksa
untuk belajar di rumah tanpa adanya fasilitas yang memadai, seperti
laptop, computer, dan hand phone. Padahal fasilitas tersebut sangatlah
penting untuk berlangsungnya belajar dari rumah. Dampak selanjutnya
yaitu, murid mudah jenuh karena mereka tidak bisa bertatap muka dan
berinteraksi dengan teman-temannya. Hal ini lama kelamaan bisa
membuat anak kehilangan jiwa sosialnya, karena anak sudah terbiasa
sendiri dan hanya berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga
lainnya.
b) Dampak terhadap Orang Tua
Dampak yang dirasakan orang tua adalah bertambahnya
pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk membeli kuota internet untuk

0
Rizqon Halal Syah Aji, “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran,” SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya
Syra’i 7 No. 5, (2020): 396
0
Agus Purwanto, “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar,” EduPsyCouns Journal: Journal of Education,
Psychology and Counseling 2 No. 1(2020): 3

34
menunjang berlangsungnya proses belajar di rumah. Padahal semenjak
virus corona merajalela, banyak orang tua pelajar yang pekerjaannya
mulai terganggu bahkan ada yang sampai kehilangan pekerjaannya.
Dampak lain yang dirasakan yaitu, orang tua harus meluangkan waktu
lebih banyak lagi untuk mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.
Tak jarang banyak orang tua yang ikut belajar dan ikut mengerjakan
tugas putra-putrinya. Maka dari itu, mau tidak mau orang tua harus bisa
menguasai teknologi untuk mendukung proses belajar anak.
c) Dampak terhadap Guru
Dampak yang dirasakan guru yaitu, tidak semua guru menguasai
dan pandai dalam mengoperasikan teknologi internet untuk proses
pembelajaran online, apalagi guru yang sudah senior. Mereka sangat
membutuhkan bimbingan dan dampingan untuk bisa menguasai
penggunaan teknologi internet. 0

B. Penelitian Terdahulu
Sebelumnya, sudah dilakukan penelitian oleh beberapa peniliti yang
membahas berbagai fenomena tentang akhlakul karimah. Berikut ini adalah
hasil penelusuran peneliti dari beberapa penelitian yang relevan:
Skripsi Nur Kholis yang berjudul “Pembinaan Akhlakul Karimah pada
Remaja Mazziyatul Fataa Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun 2019” menjelaskan tentang pembinaan akhlakul karimah
yang dilakukam terhadap kelompok remaja. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Penelitian ini terfokus pada kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam pembinaan akhlak remaja serta faktor yang mendukung dan
menghambat pelaksanaan pembinaan akhlak remaja. Hasil dari penelitian ini
adalah adanya pembinaan akhlak remaja dengan cara menugaskan setiap
orang secara bergantian dan memeberikan tanggung jawab kepada setiap

0
Agus Purwanto, “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar,” EduPsyCouns Journal: Journal of Education,
Psychology and Counseling 2 No. 1(2020): 5-7

35
remaja ketika diselenggarakan suatu acara dalam rangka peringatan hari besar
Islam.0
Ika Putri Arifani dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Pembinaan
Akhlakul Karimah Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Buduran Sidoarjo”
menjelaskan tentang strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam membina
akhlak peserta didik. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian ini terfokus pada strategi-stragi pembinaan akhlak dan kendala
yang dialami dalam menjalankan strategi tersebut. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pembinaan akhlakul karimah dapat dilakukan dengan
beberapa strategi, yakni keteladanan, pembiasaan, nasihat, latihan, dan
hukuman.0
Zulfa Binta Hasanah dalam skripsinya yang berjudul “Penanaman
Nilai–nilai Akhlakul Karimah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto”
memaparkan tentang nilai-nilai keislaman yang dapat diterapkan pada siswa
dalam pembinaan akhlakul karimah. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif, dengan fokus penelitian penanaman nilai nilai-nilai
akhlakul karimah pada siswa MI Negeri Purwokerto. Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa penanaman akhlak dilakukan per tahap sesuai dengan
jenjang umur siswa. Pada umur 5-6 tahun siswa dikenalkan tentang adab,
umur 7-8 tahun siswa dikenalkan dengan tanggung jawab, umur 9-10 tahun
dikenalkan dengan kepedulian antar sesama makhluk, dan umur 11-12 tahun
dikenalkan dengan kemandirian.0
Dari beberapa penilitian yang telah diuraikan, ada beberapa kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peniliti. Letak kesamaannya terletak
pada jenis penelitian yang digunakan dan permasalahan yang diteliti. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Lalu
0
Nur Kholis, “Pembinaan Akhlakul Karimah Pada Remaja Mazziyatul Fataa Desa
Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2019,” (Skripsi IAIN Salatiga,
2019)
0
Ika Putri Arfiani, “Strategi Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di Madrasah
Aliyah Negeri Buduran Sidoarjo”, (Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2015)
0
Zulfa Binta Hasanah, “Penanaman Nilai–nilai Akhlakul Karimah di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Purwokerto”, (Skripsi IAIN Purwokerto, 2016)

36
dilanjutkan dengan teknik analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian
data, kemudian penarikan kesimpulan.
Dari beberapa kesamaan tersebut tentunya juga terdapat perbedaan. Jika
dari penelitian terdahulu tersebut ada yang menggunakan remaja desa dan
siswa MI sebagai subjek penelitian, disini peneliti menggunakan peserta didik
jenjang sekolah menengah atas sebagai subjeknya, meskipun dari penelitian
terdahulu yang telah dipaparkan juga ada menjadikan siswa madrasah aliyah
sebagai subjek penelitian. Tidak hanya itu, perbedaan juga terletak pada
lokasi penelitian. Dari penelitian terdahulu ada yang menggunakan suatu desa
sebagai lokasi penelitian, sedangkan peneliti mengambil lembaga pendidikan
formal jenjang menengah atas sebagai lokasi penelitian.
Meskipun sudah ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang
akhlakul karimah, peneliti ingin mengemukakan bahwa penelitian ini berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan mengupas
secara mendalam tentang upaya-upaya dan inovasi yang dilakukan dalam
mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik MAN 2 Rembang.
Beberapa inovasi yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu, pembacaan
asmaul husna dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin setiap hendak memulai dan
mengakhiri pelajaran, sholat dluha di kelas sebelum pelajaran di mulai, dan
sholat dzuhur berjamaah di mushola. Maka disinilah letak keaslian dan
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sudah ada.

C. Kerangka Berfikir Penelitian


Penelitian ini berangkat dari visi dan MAN 2 Rembang, yaitu
menjadikan peserta didik berahklakul karimah, religius, unggul, dan populis
yang dilandasi dengan nilai – nilai Islam. Dengan adanya visi dan misi
tersebut, maka madrasah mengembangkan program-program yang dapat
mengembangkan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik. Program-
program yang dikembangkan di MAN 2 Rembang antara lain, pembacaan
asmaul husna dan nadlom Khulasoh Alfiyah setiap hendak memulai dan

37
mengakhiri pelajaran, sholat dluha di kelas sebelum pelajaran di mulai, dan
sholat dzuhur berjamaah di mushola.
Dalam pelaksanaannya, program-program tersebut memiliki aturan dan
tata tertib, yang apabila dilanggar akan dikenai sanksi. Hal ini bertujuan agar
peserta didik terlatih disiplin dan terbiasa untuk melakukan amalan-amalan
yang dapat meningkatkan perilaku akhlakul karimah mereka.Selain adanya
tata tertib, program-program tersebut juga harus memiliki beberapa aspek
pendukung, yaitu kesiapan warga madrasah dalam melaksanakan program
dan sarana prasarana yang memadai demi lancarnya pengadaan program-
program pengembangan akhlak peserta didik. Dampak positif dari
dilaksankannya program tersebut tidak hanya dapat dirasakan ketika peserta
didik masih duduk di bangku madrasah saja. Bahkan ketika sudah lulus,
peserta didik masih melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Secara
skematis, uraian di atas dapat digambarkan pada Gambar 2.1

Visi dan Misi MAN 2 Rembang

Program Pengembangan Perilaku


Akhlakul Karimah Peserta
Didik MAN 2 Rembang

Aturan/ Tata Tertib terkait dengan


Pengembangan Perilaku
Akhlakul Karimah Peserta
Didik MAN 2 Rembang

Kesiapan Warga Sekolah Sarana Prasarana yang Mendukung

38
Perilaku Akhlakul Karimah
Peserta Didik MAN 2
Rembang
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

39
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara
terjun langsung ke lokasi terjadinya permasalahan yang akan dikaji.
Penelitian lapangan ini pada dasarnya merupakan cara untuk menemukan
permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat secara akurat dan riil.
Penelitian lapangan bertujuan untuk mengatasi beberapa problem yang terjadi
dalam masyarakat.0
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif, yaitu dengan memaparkan situasi tentang keadaan
suatu fenomena yang terjadi di masyarakat. Karena yang peneliti kaji dalam
penelitian ini adalah upaya pengembangan perilaku akhlakul karimah, maka
peneliti akan menyajikan secara sistematis dan akurat mengenai usaha yang
dilaksanakan pihak sesekolah dalam mengembangkan perilaku akhlak
karimah pada peserta didik, serta faktor yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan kegiatan tersebut. Peneliti memutuskan untuk menggunakan
pendekatan kualitatif sebab data-data yang terkumpul berupa kalimat atau
gambar sehingga tidak terpaku pada hasil hitungan.

B. Setting Penelitian
Dalam penelitain ini, peneliti melakukan penelitian di MAN 2
Rembang, yang letaknya di Jl. Sunan Bonang Km. 01 Lasem, Kabupaten
Rembang. Lokasi ini dipilih karena di sekolah ini diterapkan program-
progam unggulan dalam rangka mengembangkan perilaku akhlakul karimah
peserta didik yang sesuai dengan visi dan misi MAN 2 Rembang. Program-
program unggulan yang dilaksanakan di MAN 2 Rembang, yaitu pembacaan

0
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003): 28

40
asmaul husna dan nadlom Khulasoh Alfiyah setiap hendak memulai dan
mengakhiri pelajaran, sholat dluha di kelas sebelum pelajaran di mulai, dan
sholat dzuhur berjamaah di mushola. Program-program tersebut sudah
dikembangkan sejak tahun 2013 silam.
Peneliti disini bekerja sama dengan kepala sekolah, dewan guru, dan
para peserta didik untuk mendapatkan informasi terkait dengan upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik. Untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan upaya yang
dilakukan untuk mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik
MAN 2 Rembang, peneliti melakukan wawancara dengan dewan guru dan
siswa, serta warga sekolah lainnya.

C. Subjek Penelitian
1. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran awal peneliti adalah
Kepala MAN 2 Rembang. Adapun subjek pendukung dalam penelitian ini
adalah dewan guru dan peserta didik MAN 2 Rembang.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan pertama kali
adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
sumber data dengan melakukan pertimbangan yang matang terlebih
dahulu. Pertimbangan ini misalnya orang yang dijadikan sampel
penelititian merupakan orang yang dianggap paling tahu mengenai
informasi yang diharapkan, atau mungkin sebagai pemegang kekuasaan
sehingga dapat membantu peneliti untuk menguasai obyek atau situasi dan
kondisi permasalahan yang diteliti.
Selanjutnya teknik yang digunakan yaitu snowball sampling. Pada
teknik ini, yang pertama kali dilakukan yaitu memilih satu atau dua orang
sampel yang dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang
sedang diteliti. Namun karena dua sampel tersebut dianggap belum bisa
memberikan informasi secara lengkap, maka peneliti mencari orang lain

41
yang dianggap bisa memberikan informasi yang lebih lengkap. Dengan
kata lain, jumlah sampel yang digunakan akan semakin banyak.0

D. Sumber Data
Setiap penelitian ilmiah membutuhkan data untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Data harus didapatkan dari sumber data yang
tepat, agar data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga
tidak memunculkan kekeliruan dalam penelitian. Sesuai dengan latar
belakang masalah, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang dianggap oleh peniliti
mampu memberikan informasi secara langsung dan akurat. Adapun
perolehan data tersebut dapat diperoleh dari hasil observasi maupun
wawancara yang dilakukan terhadap objek-objek yang bersangkutan.
Data primer disini di antaranya adalah kepala madrasah, dewan guru, dan
beberapa peserta didik MAN 2 Rembang.
2. Data Sekunder
Data sekunder disebutjuga data pendukung. Data sekunder merupakan
sumber data yang memberikan informasi kepada peneliti secara tidak
langsung. Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data yang
berupa pustaka. Sumber data pendukung yang dapat dipakai untuk
mendapatkan data terkait dengan suatu penelitian adalah buku pustaka,
dokumen pribadi maupun pustaka, arsip, dan sebagainya.
Sumber data pendukung yang dipakai peneliti dalam penelitian ini,
adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dalam penelitian
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2
Rembang.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 85

42
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini
Peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan secara terstruktur
pada suatu permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat. Menurut
Sugiyono teknik ini biasa digunakan untuk meneliti fenomena yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, sumber daya masyarakat, gejala-
gejala alam, dan fenomena apapun yang jangkauannya tidak terlalu luas.0
Tujuan penggunaan metode observasi adalah agar peneliti
mengetahui tentang kondisi sebenarnya yang terjadi di masyarakat.
Sehingga peneliti dapat mendapat pemahaman tentang fenomena yang
sedang diteliti. Menurut Nasution dalam buku yang dikutip oleh Masrukin
mengatakan bahwa, observasi merupakan pondasi dari semua jenis ilmu
pengetahuan.0
Observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipatif.
Observasi partisipatif yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung dengan langkah-langkah yang terstruktur.0
Dalam observasi ini, peneliti akan melakukan pengamatan terhadap
subyek dan melihat bagaimana langkah yang ditempuh dalam
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik. Dengan
demikian, dapat diperoleh data yang lengkap dan akurat dalam penelitian
ini.
2. Wawancara
Wawancara (Interview) merupakan suatu cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara langsung
yang akan dijawab secara langsung pula.0 Menurut Esterberg dalam buku
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 226


0
Masrukhin, Metodoogi Penelitian Kualitatif, (Kudus: Media Ilmu Press, 2017): 99
0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 227
0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 231

43
Masrukhin mengemukakan bahwa wawancara merupakan suatu kegiatan
tatap muka yang dilaksanakan untuk menggali informasi tertentu melalui
tanya jawab, sehingga informasi yang diperoleh dapat dikaitkan dengan
suatu topik permasalahan.0 Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk
memperoleh jawaban dari sebuah permasalahan secara lebih terbuka. Dari
hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti akan mendapatkan
representasi yang lebih rasional tentang masalah yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti akan memakai model wawancara
terstruktur, yaitu wawancara yang dilaksanakan dengan memakai
pedoman wawancara yang sudah dibuat secara rapi dan tertata sebelum
dilakukannya wawancara. Sebelum melakukan wawancara ini, peniliti
harus menyiapkan instrumen penelitian terlebih dahulu. Setelah itu
peneliti dapat menyiapkan elemen pendukung, seperti tape recorder,
gambar dan material lainnya yang dapat membatu lancarnya proses
wawancara.0
Selain itu peneliti juga akan menggunakan metode wawancara tak
terstruktur, yaitu wawancara yang bebas yang tidak bergantung dengan
pedoman wawancara yang telah dibuat secara rapi dan tertata.0
Wawancara tak terstruktur ini berfungsi untuk mengetahui personalitas
asli subyek penelitian, karena akan lebih terbuka. Wawancara ini
dilaksanakan untuk mendapatkan data terkait upaya yang dilakukan
dalam mengembangkan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik
MAN 2 Rembang.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah rekam jejak peristiwa yang terjadi di masa
lampau, baik berupa karya tulis, gambar, karya monumental, arsip-arsip
Masrukhin, Metodoogi Penelitian Kualitatif. (Kudus: Media Ilmu Press, 2017): 102
0

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 233


0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 234

44
dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat seorang tokoh, teori, dalil
atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.0 Metode dokumentasi merupakan metode penelitian yang
menggunakan sekumpulan data verbal yang berupa tulisan, dokumentasi,
sertifikat, data, dan lain-lain.
Penggunaan metode dokumentasi ini bertujuan untuk
menghimpun segala informasi yang berkaitan dengan penelitian dan
untuk mendapatkan pemahaman dan penjelasan yang mendalam
terhadapfokus penelitian.0 Selain itu, metode dokumentasi dalam
penelitian ini juga dimaksudkan untuk memperkuat hasil dari wawancara
dan observasi.
Adapun tujuan dari dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, peserta
didik, sarana dan prasarana dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
penelitian di MAN 2 Rembang.

F. Uji Keabsahan Data


Setelah data terkumpul, maka perlu adanya pengolahan data. Pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke
tempat penelitian untuk melakukan pengamatan dan wawancara lagi
terhadap sumber data yang sudah pernah ditemui maupun yang baru. Hal
ini dapat menyebabkan terbentuknya keakraban antara peneliti dan
sumber data, sehingga timbul rasa saling percaya dan terbuka. Dengan
demikian sumber data dapat lebih terbuka dalam menyampaikan
informasi dan tidak ada informasi yang ditutup-tutupi.0

0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 240
0
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013): 226
0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 270

45
Untuk menguji keaslian data dalam penelitian, sebaiknya peneliti
terfokus pada data yang telah didapatkan, apakah setelah dilakukan
pengecekkan kembali data tersebut sudah sesuai dengan fenomena yang
ada di lapangan. Apabila setelah ditinjau kembali ke lapangan data sudah
sesuai, berarti data tersebut asli. Dengan demikian waktu perpanjangan
pengamatan dapat diakhiri. Namun jika data yang diperoleh masih kurang
lengkap, maka peneliti diharuskan untuk bolak balik ke lapangan sampai
data yang diperoleh benar-benar sudah lengkap dan valid. 0 Artinya ketika
masih ada kekurangan data dalam penelitian maka peneliti akan
melaksanakan perpanjangan pengamatan lagi sampai data yang
didapatkan betul-betul sudah relevan dan riil.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih teliti dan berkelanjutan. Dari demikian, data yang diperoleh dapat
bersifat pasti dan urutan peristiwa yang terjadi dapat direkam secara pasti
dan berurutan.0 Pengujian dan kredibilitas dengan meningkatkan
ketekunan ini dilakukan dengan cara meninjau lebih jauh dan membaca
kembali hasil data yang diperoleh dalam penelitian, apakah data yang
diperoleh sudah dapat menjawab permasalahan yang sedang diteliti, atau
masih memiliki kekurangan. Dengan meningkatkan ketekunan maka
peneliti dapat menyajikan data yang akurat dan tersusun rapi yang sesuai
dengan apa yang diamati selama dalam penelitian.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat melakukannya
dengan cara membaca berbagai literature maupun hasil penelitian orang
lain atau dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan upaya
pengembangan perilaku akhlakul karimah. Dengan demikian,
pengetahuan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 271


0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 272

46
difungsikan untuk mengecek data yang diperoleh itu akurat/dipercaya
atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian keaslian data ini diartikan sebagai
peninjauan data dari berbagai sumber dengan berbagai teknik. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi
waktu:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji keaslian data dilaksanakan
dengan cara melakukan peninjauan data yang telah didapatkan
melalui beberapa sumber. Peninjauan ini dilakukan terhadap beberapa
narasumber, apakah data yang diperoleh sudah sinkron antara
narasumber satu dengan narasumber lainnya.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji keaslian data dilaksanakan
dengan langkah meninjau data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda, yaitu dengan menggunakan teknik wawancara
dan pengamatan tentang upaya pengembangan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu untuk menguji keaslian data dilakukan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam kurun waktu dan situasi
yang berbeda. Dalam sebuah penelitian waktu juga mempengaruhi
keaslian sebuah data yang diperoleh.0 Karena beda waktu dan situasi
penelitian, beda juga hasil data yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti
menggunakan waktu yang berbeda ketika melakukan penelitian di
MAN 2 Rembang.
4. Menggunakan Bahan Referensi

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 274

47
Penggunaan bahan referensi yang dimaskud disini adalah adanya
komponen-komponen pendukung yang dapat membuktikan keaslian data.
Misalnya, data hasil wawancara dapat dibuktikan dengan dukungan
penggunaan rekaman wawancara danmengenai gambaran suatu kondisi
suatu tempat atau fenomena dapat didukung dengan adanya dokumentasi
foto yang berkaitan. Penggunaan alat-alat bantu seperti tepe recorder dan
kamera sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif. Hal ini bertujuan
untuk mendukung keaslian data yang telah diperoleh peneliti.0
5. Mengadakan Member Check
Member check yaitu proses peninjauan data yang didapatkan
peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah data yang didapatkan oleh peneliti sudah sama dengan data yang
diberikan oleh pemberi data.0 Apabila data yang diperoleh peneliti sudah
sesuai dengan data yang diberikan oleh pemberi data, maka bisa
dikatakan penelitian tersebut valid dan dapat dipercaya. Namun apabila
yang terjadi adalah sebaliknya, maka peneliti wajib melakukan diskusi
dengan pemberi data guna menyinkronkan data yang telah diperoleh.
Peneliti mengadakan member check dengan mengajukan hasil wawancara
kepada narasumber antara lain: kepala sekolah, dewan guru, dan warga
sekolah lainnya.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif adalah tindakan yang dilakukan dengan cara
mengolah data yang didapatkan, mengklasifikasikan data, dan memilih data-
data yang dianggap paling pokok dalam penelitian. Analisis data juga
berfungsi untuk menemukan hal-hal yang penting yang sekiranya dapat
dipelajari dan diceritakan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu:

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 275


0
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 276

48
1. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data merupakan bentuk analisis data yang bertujuan
mengakuratkan, mengklasifikasikan, memfokuskan, menghapus yang
tidak dibutuhkan, dan mengolah data sehingga dapat ditarik kesimpulan
akhir mengenai penelitian tersebut. Semakin lama peneliti melakukan
penelitian di lapangan, maka data yang diperoleh akan semakin banyak.
Dengan demikian perlu dilakukan teknik analisis reduksi data, agar hasil
penelitian lebih rinci dan terarah. Mereduksi data berarti mengambil data
pokok dari hasil penelitian dan membuang data yang sekiranya tidak
diperlukan.0
Pada tahap ini peneliti fokus pada data-data yang berkaitan dengan
upaya pengembangan perilakua khlakul karimah pada peserta didik MAN
2 Rembang saja dan menghapus yang tidak dibutuhkan. Dengan demikian
data yang telah dikurangi akan memberikan representasi yang jelas.
2. Data Display (Penyajian Data)
Tahap penyajian data merupakan tahap lanjutan analisis, di mana
peneliti menyajikan hal-hal yang ditemui pada saat penelitian di lapangan,
yang berupa pengklasifikasian atau pengelompokan. Dengan penyajian
data tersebut maka akan diperoleh data yang terstruktur sesuai dengan
kategori hasil penelitian, sehingga dapat lebih gampang untuk dimengerti.
Tahap selanjutnya adalah menyajikan data yang diperoleh dari penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
deskripsi singkat, skema, dan sebagainya yang tidak berhubungan dengan
angka maupun kalkulasi. Cara penyajian data yang sering sekali dipakai
dalam penelitian kualitatif adalah dengan paragraph mengalir yang bersifat
naratif.0
Dalam penelitian ini, penelitiakan menyajikan data secara
sistematis, yang diuraikanmenggunakanteks yang besifat naratif tentang

0
Masrukhin. Metodoogi Penelitian Kualitati, (Kudus: Media Ilmu Press, 2017):
111-112
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 249

49
upaya pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN
2 Rembang.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Tahap terakhir dalam analisis data kualitatif adalah pembuatan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini bisa jadi dapat menjawab
semua permasalahan yang telah dipaparkan dari awal, bisa juga tidak dapat
menjawab. Hal ini dikarenakan hasil dari penelitian permasalahan dalam
penelitian kualitatif memiliki sifat sementara dan akan terus berkembang
usai penelitian dilakukan. Dengan demikian, kesimpulan sementara yang
diciptakan oleh peneliti harus menggunakan data-data pendukung yang
diperoleh dari penelitian di lapangan supaya hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.0
Kemudian peneliti akan menarik kesimpulam mengenai hal-hal
yang telah ditemui ketika melakukan penelitian yang berkaitan dengan
upaya pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN
2 Rembang.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan


0

R&D, (Bandung: ALFABETA, 2017): 252

50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian


1. Identitas MAN 2 Rembang0
Tabel 4.1
Identitas MAN 2 Rembang
Nama Madrasah : MAN 2 Rembang
NIM/NSM : 1311331700001
NPSN : 20363192
Kepala : Drs. H. TAUFIK, M.Pd.
Alamat : Jalan Sunan Bonang km 1 Lasem
Kelurahan : Ngemplak
Kecamatan : Lasem
Kota/Kabupaten : Rembang
Telepon/fax : (0295) 531008

2. Sekilas Sejarah MAN 2 Rembang


Berdirinya MAN Lasem tidak dipisahkan dari adanya PGA Islam
Lasem yang dirintis oleh beberapa tokoh masyarakat Lasem yang terdiri dari
para pendidik/guru dan ulama/kyai. Berawal dari adanya gagasan para tokoh
masyarakat bahwa kota Lasem merupakan kota religius/kota santri, karena
Lasem merupakan kota yang yang digunakan sebagai tempat menimba ilmu
oleh para santri dari berbagai daerah seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara,
Grobogan, Sragen, Pekalongan, Brebes, Cirebon, Tuban, Lamongan,
Bojonegoro dan lain-lain wilayah disekitarnya. Maka dari itu, dirasa perlu
kiranya dibentuk suatu lembaga pendidikan/sekolah Islam yang dapat
mencetak individu menjadi generasi penerus yang intelek dan bertaqwa serta
sanggup berperan sebagai pendidik yang mengajarkan ilmu agama di
masyarakat.
Para guru agama negeri yang bertempat tinggal di kecamatan Lasem di
antaranya Bp H. Abdoel Djabar, Bp. A. Dainuri, Bp. Hasyim Mahfudz

0
Data Dokumen MAN 2 Rembang, 16 September 2020

51
berrunding dengan para kyai diantaranya KH Mahfudz Cholil, KH Maksum
dan KH Makmur, dengan hasil rundingan sepakat mendirikan lembaga
pendidikan di kota Lasem dengan mengucapkan ikrar bersama : “Marilah kita
bersama-sama mendirikan PGA Islam untuk kepentingan umat dengan
perasaan ikhlas dan bertanggungjawab. Mudah-mudahan Allah SWT
meridhoi, melimpahkan rahmat, kekuatan dan petunjuk kepada kita”.
Akhirnya pada tanggal 2 Agustus 1962 berdirilah PGA Islam Lasem
walaupun belum mempunyai gedung sendiri, dan untuk sementara masih
menggunakan gedung pinjaman dari SDN Soditan. Pada tanggal 15 Agustus
1966 terjadi kemajuan, akhirnya seluruh peserta didik PGA Lasem dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di gedung milik sendiri, meskipun
sangat sederhana. Pada awal tahun 1968 oleh Kepala Inspeksi Pendidikan
Agama Kabupaten Rembang berdasarkan saran dari Dirjen Pendidikan
Agama Depag Bapak Mulyadi disarankan agar PGA Islam Lasem untuk
diusulkan menjadi sekolah negeri.
Kemudian pada tanggal 14 Mei 1968 keluarlah SK Menteri Agama No
101 tahun 1968 dan PGA Islam Lasem berubah nama menjadi PGA 4 Tahun
Lasem. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya PGA 4 Tahun Lasem
memperoleh wakaf tanah seluas 1,25 hektar dari Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Rembang (Bp. Hadi Sanyoto) yang terletak di Jalan Sunan Bonang
(dulu Jalan Tuban) yang ditempati sekarang ini. Pada tanggal 30 September
1970 dengan SK Menteri Agama No 242 Tahun 1970 PGA 4 Tahun Lasem
berpindah nama menjadi PGA 6 Tahun Lasem. Karena kebijakan pemerintah
yang mengeksekusi lembaga pendidikan guru setingkat SLTA (SPG dan
PGA) maka pada tahun 1991 PGA 6 Tahun Lasem berubah menjadi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lasem, dan sekarang lebih terkenal dengan
sebutan MAN 2 Rembang.0

3. Letak Geografis

0
Data Dokumen MAN 2 Rembang, 16 September 2020

52
Madrasah Aliyah Negeri 2 Rembang yang beralamatkan Jl. Sunan
Bonang km 01 Lasem terletak di desa Ngemplak Kecamatan Lasem
Kabupaten Rembang. MAN 2 Rembang terletak pada lokasi yang strategis
karena berada di antara lembaga pendidikan maupun pemerintahan. Batas-
batas wilayah MAN 2 Rembang adalah sebagai berikut:
a. Sebelah selatan: terdapat SD 2 Ngemplak
b. Sebelah barat: terdapat SD 1 Soditan dan SD 2 Soditan dan
c. Sebelah utara: ada SMA 1 Lasem.
Disekitarnya juga terdapat kantor Polres Rembang, Kodim dan Kantor
Kecamatan Lasem. Disepanjang jalan Sunan Bonang ini juga terdapat SMA
Muhammadiyah Lasem, MTsN Lasem, SMP/SMK/MA NU Lasem serta
SMP 2 Lasem. MAN 2 Rembang berada di kota Lasem yang merupakan
daerah pesisir pantai, namun di sekilingnya juga terdapat pegunungan yaitu
Gunung Argo Kajar. Hal ini dapat menambah nilai estetika suasana belajar di
MAN 2 Rembang.0

4. Visi dan Misi MAN 2 Rembang


Suatu lembaga pendidikan harus mempunyai tujuan dari
menyelenggarakan pendidikan itu sendiri, yang dituangkan ke dalam visi,
misi, dan tujuan. Berikut adalah visi, dan misi MAN 2 Rembang:
a. Visi
Menjadikan peserta didik berahklakul karimah, religius, unggul, dan
populis yang dilandasi dengan nilai – nilai Islam
b. Misi
a) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai islam dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menumbuhkan dan mengembangkan serta membiasakan perilaku
akhlakul karimah (5s, jujur, disiplin, tanggung jawab dan peduli
lingkungan sosial) dan diiplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

0
Data Dokumen MAN 2 Rembang, 16 September 2020

53
c) Mengembangkan potensi peserta didik yang unggul melalui
pembelajaran yang bermakna dan profesional dengan menjelaskan dan
menerapkan pegetahuan faktual, konspetual dan prosedural untuk
memecahkan masalah
d) Mengembangkan materi yang dipelajari secara mandiri dan bertindak
secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan sesuai kaidah
keilmuan melalui pengolahan, penalaran penyajian baik ranah kongkrit
dan abstrak0

5. Tujuan Pendidikan MAN 2 Rembang


Adapun tujuan pendidikan MAN 2 Rembang yang  merupakan
penjabaran dari visi dan misi madrasah agar komunikatif dan bisa diukur
adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik terbiasa melantunkan bacaan Asmaul Husna dan bacaan
Hidayatul Muta'allim
b. Peserta didik terbiasa memberikan infaq, shodaqoh
c. Peserta didik terampil menjadi petugas dalam kegiatan di masyarakat
d. Peserta didik terlatih berpidato dan khitobah
e. Peserta didik terbiasa shalat jama’ah
f. Peserta didik hafal dan fasih bacaan shalat
g. Peserta didik terbiasa shalat dhuha
h. Peserta didik hafal doa setelah shalat
i. Peserta didik terbiasa sholat sunah rawatib
j. Peserta didik terampil melakukan penyelenggaraan jenazah
k. Peserta didik hafal surat pendek dan artinya
l. Peserta didik hafal surat Yasiin
m. Peserta didik terbiasa membaca Al Waqi’ah dan Al Mulk
n. Peserta didik terbiasa dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun) dalam kehidupan sehari-hari

0
Data Dokumen MAN 2 Rembang, 16 September 2020

54
o. Peserta didik terbiasa memiliki perilaku disiplin dalam kegiatan sehari-
hari
p. Peserta didik terbiasa memiliki perilaku peduli lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari
q. Peserta didik terbiasa memiliki perilaku peduli sosial dalam kehidupan
sehari-hari
r. Peserta didik terbiasa memiliki perilaku tanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari
s. Peserta didik unggul dalam bidang akademik maupun nonakademik

6. Program Unggulan MAN 2 Rembang


Pada umumnya agama sesorang ditentukan oleh latihan-latihan dan
pendidikan pengalaman pada masa kecil, sehingga akan memiliki
kecenderungan hidup terhadap aturan-aturan agama dengan sendirinya. Selain
keluarga, sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkan fitrah
berakhlak pada seorang anak. Formulasi tersebut merupakan pedoman bagi
sekolah sebagai agen pendidikan yang dituntut untuk mencetak insan-insan
yang berakhlak mulia. Untuk itu, perlu kiranya jika sekolah
menyelenggarakan program-program pembinaan akhlak yang dilakukan di
luar jam pelajaran. Program tersebut dilakukan untuk menambah pengetahuan
peserta didik tentang agama Islam yang lebih mengakar, serta untuk
menerapkan pendidikan agama Islam.0
Selain menjadi lembaga pendidikan formal, MAN 2 Rembang juga
bercita-cita menjadikan peserta didik berahklakul karimah, religius, unggul,
dan populis yang dilandasi dengan nilai–nilai Islam sesaui dengan visi dan
misi MAN 2 Rembang. Salah satu cara untuk mencetak insan yang
berakhlakul karimah yaitu dengan mengadakan program-program unggulan.
Adapun tujuan dari adanya program unggulan ini adalah untuk bekal peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari, agar peserta didik tidak hanya paham

0
Hasan, “Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah
Siswa,” An-Nizom 3, No. 2, (2018): 210

55
tentang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga mengetahui tentang ilmu agama.
Berikut ini adalah program unggulan yang ada di MAN 2 Rembang:
a. Melantunkan Asma'ul Husna dan syi'ir
Hidayatul Muta'allimin setiap memulai dan atau mengakhiri pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran di MAN 2 Rembang dimulai,
seluruh peserta didik melantunkan asma'ul husna dan syi'ir Hidayatul
Muta'allimin terlebih dahulu.Hidayatul Muta'allimin merupakan kitanyang
berisi syi’ir/nadloman tentang tata krama orang-orang yang sedang
menuntut ilmu, baik terhadap guru, orang tua, maupun teman sebaya.
Pembacaan
b. Sholat dluha berjamaah setiap hari di kelas
masing-masing
Setelah selesai melantunkan asmaul husna dan syi'ir Hidayatul
Muta'allimin, dilanjutkan dengan sholat dluha berjamaah. Kegiatan sholat
dluha berjamaah biasanya dipandu langsung oleh guru mata pelajaran yang
mengajar pada jam pelajaran pertama.
c. Melaksanakan sholat jamaah dzuhur di
madrasah
Agar peserta didik terbiasa sholat tepat waktu, maka pihak MAN 2
Rembang mewajibkan siswanya untuk sholat berjamaah di mushola untuk
peserta didik putra, dan di aula untuk peserta didik putri. Sholat
merupakan tolak ukur ibadah yang lain. Jika sholatnya baik maka baik
pula akhlaknya, hal ini merupakan ikhtiar pihak madrasah untuk
membentuk karakter religius pada peserta didik.
d. Mengadakan kegiatan khitobah
Khitobah merupakan nama lain dari ceramah atau pidato. Di MAN
2 Rembang, kegiatan khitobah dilaksanakan dua minggu sekali pada hari
Senin, tepatnya pada minngu kedua dan minggu keempat di setiap
bulan.Tujuan dari kegiatan khitobah adalah untuk melatih mental peserta
didik agar kelak tidak kaget dan dapat membaur, dan dapat memimpin

56
berjalannya kegiatan dalam suatu majlis.Hal tersebut diharapkan mampu
untuk menjadi bekal peserta didik di masa depan.
e. Melaksanakan amal Jumat dan bantuan bagi
yang ditimpa musibah
Kegiatan amal Jumat atau infaq, dilakukan setiap hari Jumat
ataupun hari lain ketika ada korban yang terkena musibah. Pihak yang
bertugas mengumpulkan amal Jumat atau infaq adalah anggota
OSIS.Kegiatan amal Jumat ini bertujuan agar peserta didik terlatih untuk
ikhlas dan senantiasa tolong menolong, baik mereka dalam keadaan lapang
maupun sempit.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Upaya Pengembangan
Perilaku Akhlakul Karimah pada Peserta Didik MAN 2 Rembang dalam
Pembelajaran Daring
Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu pasti yang harus dilakukan
dengan cara menganutnya, sehingga akal dan jiwanya dihiasi dengan
kebaikan dan secara otomatis perangainya juga menjadi baik, dan tentang
keburukan yang harus ditinggalkan sehingga jiwanya bersih dari segala
bentuk perbuatan tercela.0
Pengembangan perilaku akhlakul karimah merupakan prioritas utama
madrasah di samping mencetak peserta didik yang unggul dalam prestasi
akademik, karena harapan terbesar bertumpu pada peserta didik yang akan
menjadi penerus bangsa. Cerminan akhlak dapat dilihat dari cara beribadah,
sopan santun dalam berperilaku dan berbahasa, maupun peduli terhadap
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan peserta didik yang
religius dan berakhlakul karimah sesuai dengan visi dan misi MAN 2
Rembang, pihak madrasah mengembangkan berbagai program pendukung.

M Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:


0

AMZAH, 2007): 3

57
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan
beberapa sumber data, yaitu kepala madrasah, guru mata pelajaran, dan
peserta didik terkait dengan pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik. Pelaksanaan merupakan pekerjaan atau upaya-
upaya yang dilakukan untuk mencapai semua rencana dan kebijaksanaan
yang telah dirangkum dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan,
media yang dibutuhkan, siapa yang mengerjakan, dimana tempat
pengerjaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu
proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan
ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis
maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai
sasaran dari program yang ditetapkan semula. 0 Berikut ini adalah paparan
data yang telah peneliti peroleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi
terkait dengan pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik MAN 2 Rembang pada pembelajaran daring.
a. Pelaksanaan Pengembangan Perilaku Akhlakul Karimah Peserta
Didik Sebelum Pembelajaran Daring
Untuk mengembangkan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik MAN MAN 2 Rembang menanamkan nilai-nilai keislaman dalam
mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik. Hal-hal yang
dilakukan dalam mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik
yaitu dengan melakukan kegiatan rutinan, dari yang dilakukan setiap hari
sampai yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Kegiatan yang dilakukan
setiap hari yaitu membaca asmaul husna dan nadlom Hidayatul
Muta’allimin setiap hendak memulai dan mengakhiri pelajaran, sholat
dluha di kelas sebelum pelajaran di mulai, dan sholat dzuhur berjamaah di
mushola, kegiatan khitobah, dan amal Jumat.
Maksud diadakannnya kegiatan-kegiatan tersebut adalah untuk
mencapai visi dan misi MAN 2 Rembang, yaitu menjadikan peserta didik

0
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010):
28

58
berakhlakul karimah, religius, unggul dan populis yang dilandasi dengan
nilai-nilai Islam.Sebenarnya kegiatan-kegiatan unggulan seperti sholat
dluha, sholat dzuhur berjamaah, dan lain sebagainya bukan merupakan
kegiatan yang sudah ada sejak awal berdirinya madrasah. Kegiatan
tersebut bahkan baru dilkasanakan sekitar tujuh tahun terakhir. Kegiatan
tersebut lahir berdasarkan dari pemikiran-pemikiran dewan guru dan
pengurus madrasah, sekiranya kegiatan apa yang bisa mengembangkan
perilaku akhlakul karimah peserta didik, dan bisa mencetak peserta didik
sesuai dengan yang dicita-citakan madrasah.0
Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan perilaku akhlakul karimah peserta didik MAN 2
Rembang:
a) Pembacaan Asmaul Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin setiap
memulai dan atau mengakhiri pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peserta didik terlebih
dahulu melantunkan bacaan asmaul husna dan syi'ir Hidayatul
Muta'allimin. Pembacaan asmaul husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin
dilakukan dengan cara dipandu oleh seorang petugas yang bertugas
membaca di mic, kemudian disalurkan melalui pengeras suara yang ada di
setiap kelas. Hidayatul Muta'allimin merupakan kitab yang berisi
nadloman tentang adab dan perilaku akhlakul karimah, baik adab kepada
guru orang tua, maupun teman sebaya.
Tujuan dari diadakannya kegiatan pembacaan asmaul husna dan
syi'ir Hidayatul Muta'allimin yaitu agar peserta didik hafal asmaul husna
dan mampu mengamalkan ajaran kitab Hidayatul Muta'allimin. Selain itu,
kegiatan pembacaan Asmaul Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin
merupakan salah satu wujud upaya pengembangan perilaku akhlakul
karimah kepada Allah SWT. Dengan diadakannya kegiatan tersebut
diharapkan peserta didik terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah
dan dzikrullah. Mengingat akhlak kepada Allah SWT dapat digambarkan

0
Taufik, wawancara oleh penulis, 16 September 2020, wawancara I, transkrip

59
melalui berbagai amalan, seperti dzikir dan berdoa. 0 Kegiatan ini
dilaksanakan tepat pada pukul 06.50, yaitu saat bel tanda masuk
berbunyi.Jadi, apabila ada peserta didik yang telat hadir pada jam tersebut,
mereka harus menerima konsekuensi dari madrasah.0
Pembacaan syi'ir Hidayatul Muta'allimin tidak hanya dilaksanakan
setiap kali akan memulai pembelajaran, namun juga dilaksanakan ketika
pembelajaran telah berakhir. Ketika bel pulang berbunyi, peserta didik
melantunkan doa bersama-sama di kelas masing-masing dengan
sistematika pelaksanaan sama seperti saat doa sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
b) Sholat dluha berjamaah setiap hari di kelas masing-masing
Kegiatan sholat dluha dilaksanakan setiap hari sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai, tepatnya setelah pembacaan asmaul husna dan syi’ir
Hidayatul Muta’allimin. Kegiatan sholat dluha dilaksanakan secara
bersama di kelas masing-masing, dengan dipimpin langsung oleh guru
yang mengajar pada jam pertama. Tujuan dari diadakannya sholat dluha
adalah, agar peserta didik terbiasa melaksanakan sholat dluha, baik ketika
di madrasah maupun di kehidupan sehari-hari. Mengingat keutamaan
sholat dluha sangatlah luar biasa. Sholat dluha juga dilakukan sebagai
wujud upaya pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah
terhadap Allah SWT. Dengan diadakannya sholat dluha diharapkan dapat
menambah penghayatan peserta didik untuk senantiasa melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT, karena akhlak terhadap Allah SWT dapat
dilaksanakan dengan beribadah kepada Allah dan berdoa kepada-Nya.0
Kegiatan sholat dluha yang dilaksanakan di MAN 2 Rembang
setiap pagi dirasa membawa dampak positif bagi banyak peserta didik.
Pasalnya, banyak peserta didik yang awalnya belum terbiasa dengan
kegiatan sholat dluha, bahkan ada yang belum tahu niat dan doanya.
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan karakter Berbasis AL-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012): 75.
0
Tri Susila, wawancara oleh penulis, 16 September 2020, wawancara 2, transkrip
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan karakter Berbasis AL-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012): 75

60
Namun saat mereka bersekolah di MAN 2 Rembang mereka dituntut untuk
hafal niat dan doa sholat dluha, sehingga peserta didik menjadi hafal
bacaan sholat dluha dan kemudian terbiasa melakukannya.
c) Melaksanakan sholat jamaah dzuhur di madrasah
Kegiatan sholat dzuhur berjamaah merupakan kegiatan rutin setiap
hari yang dilaksanakan pada jam istirahat kedua, tepatnya pada pukul
12.30. Biasanya sekitar 10 menit sebelum istirahat, guru sudah mengakhiri
pelajaran.Tujuannya agar peserta didik bisa bersiap diri untuk mengambil
wudlu terlebih dahulu, sehingga tidak mengalami penumpukan antrian saat
jam istirahat telah tiba.
Kegiatan sholat dzuhur berjamaah merupakan wujud upaya
pengembangan perilaku akhlakul karimah terhadap Allah SWT. Maksud
dan tujuan diadakannya kegiatan sholat dzuhur berjamaah adalah, agar
peserta didik terbiasa sholat dzuhur berjamaah. Tidak hanya itu, tujuan
lainnya adalah agar peserta didik tidak meninggalkan sholat dzuhur
walaupun kegiatan pembelajaran di madrasah dilaksankan hingga pukul
14.30.
d) Melaksanakan amal Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah
Kegiatan amal Jumat atau infaq dilaksanakan setiap hari Jumat.
Pihak yang bertugas mengumpulkan amal Jumat atau infaq dari peserta
didik adalah pengurus OSIS. Kegiatan infaq juga diadakan di hari lain,
apabila ada terjadi bencana di suatu tempat dan korbannya membutuhkan
bantuan.
Kegiatan amal Jumat dan infaq diadakan dengan tujuan agar
peserta didik terbiasa beramal dan menolong siapapun yang sedang
membutuhkan pertolongan, baik pertolongan yang bersifat kecil maupun
besar. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud pengembangan perilaku
akhlakul karimah terhadap sesama manusia sebagai makhluk sosial.
Mengingat perilaku akhlak terhadap masyarakat dapat dilaksanakan
dengan beberapa kegiatan, seperti tolong menolong, menjaga silaturrahim
antar tetangga dan saudara, menjaga tali persaudaraan antar sesama

61
muslim, menepati janji, dan saling mengingatkan dalam hal ketaqwaan
dan kebenaran.0
e) Mengembangkan serta membiasakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan
dan Santun) dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah sesuai
dengan visi dan misi madrasah, madrasah memberlakukan budauya 5S
yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun) dalam kehidupan sehari-
hari. Kegiatan 5S di MAN 2 Rembang merupakan wujud upaya
pengembangan perilaku akhlakul karimah terhadap guru, teman sebaya,
dan masyarakat. Akhlak kepada guru dapat dilaksanakan dengan
menghormati guru, bersikap sopan santun, dan senantiasa mencintainya.0
1) Salam
a) Mengucapkan “assalamu’alaikum” dengan nada santun ketika
bertemu guru, karyawan maupun teman, baik di lingkungan / luar
madrasah
b) Mengucapkan salam ketika berpapasan dengan tamu di lingkungan
madrasah
c) Mengucapkan salam ketika berpamitan dengan guru, karyawan
maupun peserta didik lainnya
d) Mengucapkan salam saat hendak memasuki ruangan di lingkungan
madrasah
e) Bersalaman (mushofahah) dengan guru atau karyawan yang sejenis
dengan mencium tangan
2) Senyum
a) Murah senyum (bermuka manis) kepada guru, karyawan serta teman
setiap bertemu
b) Menunjukkan raut wajah yang manis ketika bertemu tamu di
madrasah
0
Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: FH UII Press,
2018): 231
0
Fatimah Juraini, dkk., “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar,” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2, (2018): 39

62
c) Murah senyum, ramah dan selalu memperlihatkan sikap riang dan
gembira
d) Berpenampilan yang semangat, antusias dan ceria ketika bertemu
dengan orang lain
3) Sapa
a) Menyapa bapak/ibu guru ketika bertemu di dalam maupun di luar
madrasah
b) Menyapa tamu yang datang di madrasah dengan ramah dan
mengantarnya ke tempat tujuan
c) Bertegur sapa jika bertemu dengan sesama muslim
4) Sopan
a) Menundukkan kepala saat berpapasan dengan guru dan karyawan
b) Mengenakan busana yang rapi dan menutup aurot (islami) baik di
dalam / di luar madrasah
c) Mematikan mesin kendaraan saat memasuki atau keluar dari
lingkungan madrasah
d) Tidak duduk di tempat duduknya guru, karyawan atau tamu
e) Tidak mendahului langkah guru / karyawan saat berjalan
f) Tanpa diminta, peserta didik membantu guru untuk membawakan
buku atau barang lainnya yang dibawa guru dari kelas ke kantor atau
sebaliknya
g) Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan guru
atau karyawan
h) Selalu menjaga 5K (ketertiban, kebersihan, keindahan, keamanan
dan kedisiplinan)
i) Ramah, tawadlu’ dan hormat kepada orang tua atau orang yang
dituakan
j) Saling menghargai sesama teman
5) Santun
a) Mengucapkan “terima kasih/kata yang serupa” terhadap setiap orang
yang telah membantunya

63
b) Tidak segan/malu mengucapkan kata “maaf” jika bersalah atau
khilaf kepada orang lain
c) Bertutur kata dengan ramah, halus dan lemah lembut dengan guru,
karyawan dan orang lain

b. Pelaksanaan Pengembangan Perilaku Akhlakul Karimah Peserta


Didik pada saat Pembelajaran Daring
Berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di
Indonesia, pelaksanaan pengembangan akhlakul karimah di MAN 2
Rembang tentunya sangat berbeda dengan hari-hari biasa sebelum adanya
pandemi. Apabila biasanya pembelajaran dan pengembangan perilaku
akhlakul karimah dapat dilaksanakan secara langsung dan tatap muka, kini
hanya bisa dilakukan secara daring karena sekolah harus ditutup. Untuk
saat ini, kegiatan pembelajaran dan pengembangan akhlakul karimah
dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom. Dengan demikian
pelaksaan pembelajaran dan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik tidak dapat dilakukan secara maksimal seperti pada saat
sebelum pandemi.
Pada saat pandemi seperti ini, sebisa mungkin pengembangan
perilaku akhlakul karimah peserta didik tetap dijalankan. Namun
pelaksanaannya tetap tidak bisa semaksimal saat pembelajaran tatap muka.
Seperti halnya pembacaan doa saat sebelum pembelajaran dimulai.
Apabila biasanya sebelum pembelajaran dimulai yang dibaca adalah
asmaul husana dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin, saat ini yang dibaca
untuk mengawali pembelajaran daring hanyalah syi’ir Hidayatul
Muta’allimin, dengan teknik pelaksanaan guru dan murid membaca secara
bersama-sama pada saat pembelajaran daring akan dimulai.
Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring, sebisa
mungkin pihak madrasah tetap berpartisipasi dalam pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik. Misalnya saja saat hendak
memulai pembelajaran. Sebisa mungkin guru mapel tetap melakukan

64
kegiatan pembacaan doa sesuai yang dilakukan setiap harinya pada
pembelajaran tatap muka. Hanya saja, untuk memaksimalkan waktu
pembelajaran yang sangat terbatas, kegiatan doa yang biasanya dilakukan
dengan membaca asmaul husna dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin, kini
hanya dilakukan dengan membaca syi’ir hidayatul Muta’allimin saja.
Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan pembiasaan lainnya seperti sholat
dhuha, sholat dzuhur berjamaah, dll diserahkan kepada masing-masing
peserta didik sesuai dengan kesadaran mereka. Yang penting guru jangan
lupa untuk tetap mengingatkan peserta didik untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut.0
Namun dalam awal pelaksanaan pembelajaran daring, tentunya
tidak langsung berjalan mulus. Banyak hambatan yang harus dihadapi
dalam pelaksanaan pengembangan perilaku peserta didik, baik dari guru
atau peserta didik. beberapa hambatan yang dialami guru yaitu, banyak
guru yang belum terbiasa dengan pembelajaran daring dan asing dengan
aplikasi-aplikasi yang digunakan, dan guru tidak dapat memberikan
teladan dan peringatan secara langsung ketika peserta didik melakukan
kesalahan. Meski demikian, mau tidak mau guru harus bisa menyesuaikan
keadaan, karena guru dituntut untuk dapat menguasai kelas daring dan ikut
melaksanakan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik.0
Tidak hanya guru, peserta didik juga mengalami beberapa
hambatan pada saat pembelajaran daring. Banyak peserta didik yang tidak
terbiasa dengan pembelajaran daring, peserta didik kurang paham dengan
instruksi yang diberikan guru secara daring.
Dalam rangka membentuk peserta didik yang berakhlakul karimah,
pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat dilaksanakan dengan
sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik yang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pengembangan

0
Muslih, wawancara oleh penulis, 17 September 2020, wawancara 3, transkrip
0
Muslih, wawancara oleh penulis, 17 September 2020, wawancara 3, transkrip

65
perilaku ahlakul karimah dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak
merupakan hasil dari pembinaan, dan usaha lainnya, bukan terjadinya
dengan sendirinya. Potensi ruhaniyah yang terdapat dalam manusia
termasuk akal, nafsu, amarah, syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan
intuisi perlu dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.
Sedangkan pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat dilakukan
dengan beberapa model, yaitu model perintah (imperatif), model mauidzah
(nasihat), model larangan, model targhib (motivasi), model tarhib
(ancaman), model kisah, model dialog, model pembiasaan, model qudwah
(teladan).0
Pada masa pandemi seperti ini, tidak semua model pengembangan
perilaku akhlakul karimah dapat diterapkan secara optimal, mengingat
pembelajaran dilakukan secara daring. Hanya beberapa model yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran daring, yaitu model mauidzah (nasihat)
dan model pembiasaan.
Model mauidzah (nasihat) biasanya dilaksanakan ketika kegiatan
belajar mengajar daring telah usai. Saat itulah guru akan berpesan dan
memberi pengingat kepada peserta didik untuk selalu melaksanakan
kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah meskipun
pembelajaran dilaksanakan di rumah. Tidak hanya itu, guru juga berpesan
untuk selalu berbuat baik dan bersikap sopan santun kepada siapapu. Hal
ini juga bertujuan untuk menjaga nama baik almamater MAN 2 Rembang.
Sedangkan model pembiasaan dilakukan pada saat mengawali
pembelajaran daring. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan yaitu
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Sebelum pembelajaran daring
dimulai, peserta didik dan guru melantunkan syi’ir Hidayatul
Muta’aallimin secara bersama-sama melalui aplikasi Zoom ataupun
Google Meeting. Kegiatan pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin
merupakan satu-satunya kegiatan pembiasaan yang dapat dilaksanakan

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 99-138

66
secara bersama-sama meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
Setidaknya kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik masih tetap berjalan meskipun tidak semua kegiatan dapat
dilakukan pada saat pembelajaran daring.0
Pelaksanaan model pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik dalam pembelajaran daring sangatlah berbeda dengan
pelaksanaan sebelum pembelajaran daring. Jika pada saat pembelajaran
tatap muka semua model dapat diterapkan dengan baik, kini hanya
beberapa model saja yang dapat diterapkan.
Pengembangan perilaku akhlakul karimah melalui pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tambahan yang dilaksanakan di madrasah merupakan
salah satu upaya untuk mewujudkan peserta didik yang berakhlakul
karimah sesuai dengan visi dan misi MAN 2 Rembang. 0 Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengembangkan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik yaitu meliputi pembacaan Asmaul Husna dan syi'ir Hidayatul
Muta'allimin setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran, sholat dluha
berjamaah setiap hari di kelas masing-masing, sholat jamaah dzuhur di
madrasah, amal Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah,
mengembangkan serta membiasakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan
santun) dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebelum adanya pandemi Covid-19
dan pembelajaran masih dilaksanakan dengan tatap muka. Berdasarkan
penelitian awal yang peneliti lakukan pada tanggal 24 Februari 2020
tepatnya sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik
sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik yang mengikuti
kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah dengan baik
dan tertib.

0
Tri Susila, wawancara oleh penulis, 16 September 2020, wawancara 2, transkrip
0
Taufik, wawancara oleh penulis, 16 September 2020, wawancara 1, transkrip

67
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tambahan di MAN 2 Rembang ini
sudah tergolong baik, karena sudah banyak peserta didik yang sadar untuk
melkasanakan kegiatan-kegiatan tersebut tanpa adanya paksaan dan
menunggu perintah terlebih dahulu. Meskipun terkadang masih ada
beberapa peserta didik yang belum tertib dalam pelaksanaan kegiatan.Hal
ini sepertinya wajar, karena tidak mungkin jika peserta didik dengan
jumlah kurang lebih 1500 orang memiliki sifat baik semua.Namun sebisa
mungkin pihak madrasah membimbing dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan, agar peserta didik terlatih untuk melaksanakan kegiatan dengan
tertib dan baik, sehingga dapat mewujudkan peserta didik yang berperilaku
baik.0
Seperti yang telah diketahui, pada tahun 2020 ini dunia dikejutkan
dengan adanya pandemi Covid-19 yang memaksa pembelajaran harus
dilakukan di rumah. Semua kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran di sekolah harus dilakukan secara daring dari rumah.
Begitupun dengan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik. Tentunya tidak mudah melakukan kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah
secara daring, karena ini merupakan kebiasaan baru yang sebelumnya
pernah dilakukan. Namun sebisa mungkin pihak madrasah tetap
melakukan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah, meskipun
hanya satu jenis kegiatan sekalipun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, pelaksanaan
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik bahwa para
guru mapel sebisa mungkin tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
biasa dilakukan di madrasah, walaupun hanya satu jenis kegiatan
sekalipun, yaitu pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Jika biasanya
saat pembelajaran tatap muka ada pembacaan asmaul husna dan syi’ir
Hidayatul Muta’allimin, pada pembelajaran daring ini hanya diawali
dengan pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Hal ini dikarenakan

0
Tri Susila, wawancara oleh penulis, 24 Februari 2020, wawancara 2, transkrip

68
adanya pemotongan durasi jam pelajaran. Sekiranya memang hanya
kegiatan tersebut yang bisa dilakukan secara bersamaan, karena sangat
tidak mungkin jika kegiatan sholat dluha dan sholat dzuhur dilakukan
secara berjamaah pada saat pembelajaran daring. Namun setiap kali
pembelajaran, guru tidak lupa untuk mengingatkan peserta didik agar tetap
melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah
dan selalu bersikap sopan santun kepada siapa saja, meskipun tidak berada
di lingkungan madrasah. Harapannya peserta didik juga memiliki
kesadaran untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Mengingat pada
pembelajaran tatap muka peserta didik selalu dituntun untuk melakukan
kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah.0
Pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN
2 Rembang pada saat pembelajaran daring seperti saat ini hanya
menggunakan model mauidzah (nasihat) dan model pembiasaan saja.
Mengingat situasi dan kondisi saat ini sangat tidak mendukung untuk
melaksanakan semua jenis model pengembangan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik.
Model mauidzah (nasihat) biasanya dilaksanakan ketika kegiatan
belajar mengajar daring telah usai. Saat itulah guru akan berpesan dan
memberi pengingat kepada peserta didik untuk selalu melaksanakan
kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah meskipun
pembelajaran dilaksanakan di rumah. Tidak hanya itu, guru juga berpesan
untuk selalu berbuat baik dan bersikap sopan santun kepada siapapu. Hal
ini juga bertujuan untuk menjaga nama baik almamater MAN 2 Rembang.
Sedangkan model pembiasaan dilakukan pada saat mengawali
pembelajaran daring. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan yaitu
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Sebelum pembelajaran daring
dimulai, peserta didik dan guru melantunkan syi’ir Hidayatul
Muta’aallimin secara bersama-sama melalui aplikasi Zoom ataupun
Google Meeting. Kegiatan pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin

0
Muslih, wawancara oleh penulis, 17 September 2020, wawancara 3, transkrip

69
merupakan satu-satunya kegiatan pembiasaan yang dapat dilaksanakan
secara bersama-sama meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
Setidaknya kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik masih tetap berjalan meskipun tidak semua kegiatan dapat
dilakukan pada saat pembelajaran daring.0
Menurut A. Qodry A. Azizy, model pembiasaan merupakan proses
pendidikan. Ketika suatu praktek sudah terbiasa dilakukan, berkat
kebiasaan ini, maka akan menjadi habit bagi yang melakukannya,
kemudian akan menjadi ketagihan, dan pada waktunya menjadi tradisi
yang sulit ditinggalkan.0
Paparan di atas sesuai yang diungkapkan ole Ulil Amri Syafri,
bahwa pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat
dilaksanakan dengan beberapa model, yaitu model perintah (imperatif),
model mauidzah (nasihat), model larangan, model targhib (motivasi),
model tarhib (ancaman), model kisah, model dialog, model pembiasaan,
model qudwah (teladan).0
Kepala sekolah menyatakan bahwa, meskipun pada pembelajaran
daring ini tidak semua model pengembangan perilaku akhlakul karimah
tidak diterapkan, pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan
sudah ada beberapa model yang telah dilaksanakan meskipun dalam situasi
dan kondisi yang serba sulit. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring sudah
berjalan cukup baik.
Temuan peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik MAN 2 Rembang sudah cukup baik, meskipun tidak
0
Tri Susila, wawancara oleh penulis, 16 September 2020, wawancara 2, transkrip
0
A. Qodri A. Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial,
(Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003): 146-147
0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012): 99-138

70
optimal. Pada penelitian di lapangan peneliti menemui program
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik yang tetap
dilaksanakan meskipun dalam pembelajaran daring, meskipun tidak semua
program pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat dilaksanakan
dengan baik. Kegiatan tersebut adalah pembacaan syi’ir Hidayatul
Muta’allimin sebelum pembelajaran daring melalui aplikasi Zoom dimulai.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pengembangan


Perilaku Akhlakul Karimah Pada Peserta Didik MAN 2 Rembang dalam
Pembelajaran Daring
Dalam melaksanakan suatu program, pastinya terdapat beberapa faktor
pendukung dan penghambat. Seperti halnya dengan pelaksanakan
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik pada masa
pandemi seperti ini, tentunya banyak sekali faktor yang mendukung maupun
menghambat, baik dari dalam maupun luar.
a. Faktor Pendukung
Dalam pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik di masa pandemi Covid-19 terdapat faktor pendukung, yaitu:
1) Kesadaran Peserta Didik
Kesadaran merupakan persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan
seseorang yang aktif pada saat tertentu. Kesadaran sama artinya dengan
mawas diri (awareness).0 Dapat dimengerti bahwa kesadaran adalah suatu
kondisi dimana seseorang mengerti tentang segala sesuatu yang
dilakukannya. Kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan, pengalaman
ke-Tuhanan, sikap dan tingkah laku keagamaan yang terorganisir dalam
sistem mental dari kepribadian.0
Kesadaran peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan
pengembangan akhlakul karimah meskipun pembelajaran dilaksanakan di
rumah merupakan faktor pendukung yang sangat mempengaruhi

0
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Teras, 2011): 45
0
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Teras, 2011): 49

71
terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah. Meskipun dapat
dikatakan pelaksanaan progam-program pengembangan perilaku akhlakul
karimah tidak semaksimal saat di madrasah. Misalnya saja pelaksanaan
sholat dhuha. Beberapa peseta didik masih tetap melaksanakan sholat
dhuha walaupun mereka mengaku belum bisa istiqomah untuk
melaksanakannya setiap hari.
Kesadaran peserta didik untuk melakukan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah meskipun pembelajaran di lakukan di rumah
merupakan faktor yang mendukung terwujudnya peserta didik yang
berakhlakul karimah. Meskipun kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, namun sebisa mungkin
peserta didik berusaha tetap melakukannya. Contohnya saja pelaksanaan
sholat dluha. Beberapa peserta didik tetap melaksanakan sholat dluha
walaupun bisa dibilang tidak rutin setiap hari.
Temuan peneliti berdasarkan wawancara yang telah dilakukan,
bahwa beberapa peserta didik tetap melaksanakan sholat dhuha semampu
mereka, walaupun tidak setiap hari. mereka mengakukesulitan jika harus
melaksanakan sendirian. Kalau di madrasah ada teman dan ditambah lagi
sholat dhuha merupakan sebuah tuntutan. Tapi berkar tuntutan tersebut
peserta didikmenjadi terbiasa untuk melakukan sholat dluha, walaupun
belum bisa istiqomah. Setidaknya sudah ada kemajuan dari masa
sebelumnya, saat sebelum mereka bersekolah di MAN 2 Rembang.0
Namun pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan peserta didik
yang berada di pondok pesantren. Mereka hampir setiap hari
melaksanakan sholat dhuha. Di samping karena kesadaran sendiri, juga
ada dorongan dari teman sekamar maupun teman yang lain.
Meskipun sekolah libur, sebisa mungkin peserta didik tetap
melaksanakan kegiatan sholat dhuha.Selain karena sudah terbiasa
melakukannya di madrasah, juga karena adanya ajakan teman. Tidak
hanya karena ajakan teman, namun ketika peserta didikyang adadi pondok

0
Reha Lu’luatul Jannah, wawancara 19 September 2020, wawancara 5, transkrip

72
melihat ada teman yang sholat dhuha, tentulah mereka tergugah untuk ikut
sholat dhuha. Awalnya mungkin melaksankan sholat dhuha karena
mengikuti ajakan teman, namun lama kelamaan akan terbiasa melakukan
dengan sendirinya.0
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa kesadaran peserta
didik merupakan faktor yang mendukung terlaksananya pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang. Hasil
penelitian ini selaras dengan pendapat Abuddin Nata dalam bukunya
“Akhlak Tasawuf”, mengatakan bahwa pengaruh pembentukan diri
seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat
berupa potensi batin yang ada dalam diri manusia, hal ini yang disebut
intuisi. Intuisi merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu
yang baik atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya.
Kekuatan batin atau disebut juga sebagai kata hati adalah potensi rohaniah
yang secara fitrah ada pada diri setiap orang.0
2) Dorongan dari Guru
Dorongan dari guru atau perhatian dari guru merupakan faktor
penting dalam mendukung keberhasilan pengembangan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik di masa pandemi seperti ini. Meskipun
pembelajaran dilaksanakan secara daring, guru tidak pernah lupa untuk
berpesan kepada peserta didik agar tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan
tambahan yang biasanya dilakukan di madrasah. Meskipun tidak bisa
dilaksankan secara maksimal seperti di madrasah, guru tetap
mengingatkan agar peserta didik melaksanakan sesuai dengan kemampuan
mereka.
Suatu program yang hebat apabila tidak didukung dari lembaga
yang terkait, maka mustahil program tersebut akan berjalan baik. 0
Dorongan dari guru juga merupakan faktor yang mempengaruhi
0
Nailish Shofi, wawancara 22 September 2020, wawancara 7, transkrip
0
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2011): 111
0
Noveriyanto, “Implementasi Nilai-nilai Akhlakul Karimah melalui Kegiatan
Mentoring pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu,” An-Nizom 4 No. 1,
(2019): 31

73
terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah. Salah satu wujud
dorongan guru pada kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada saat pembelajaran daring adalah kemauan guru untuk selalu
mengingatkan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah yang biasa dilakukan di madrasah.
Agar peserta didik tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan tambahan
yang ada di sekolah, guru senantiasa mengingatkan untuk
melaksanakannya. Entah peserta didik berkenan mengikuti pesan dari guru
atau tidak, yang terpenting guru sudah mengingatkan, dan itu adalah
bentuk dorongan yang diberikan guru pada peserta didik. Harapannya
peserta didik tergugah untuk melaksanakan, meskipun tanpa pantauan dari
guru maupun pihak madrasah lainnya.0 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dorongan dari guru memiliki dampak pada proses
pelaksanaan pengembangan perilaku peserta didik.
b. Faktor Penghambat
Selain adanya faktor pendukung, tentunya adanya faktor penghambat.
Berikut ini adalah faktor penghambat yang melatar belakangi peserta didik
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perilaku akhlakul karimah pada
saat pembelajaran daring:
1) Situasi dan Kondisi Saat Ini
Situasi dan kondisi memiliki pengaruh yang sangat besar pada
banyak hal, tak terkecuali pada proses pembelajaran dan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik. Jika pada hari-hari biasa
pembelajaran dan pengembangan perilaku akhlakul karimah dapat
dilakukan di madrasah dengan pantauan dan bimbingan guru, pada masa
pandemi Covid-19 ini pembelajaran dan pengembangan perilaku peserta
didik hanya dapat dilakukan di rumah sesuai dengan kesadaran peserta
didik masing-masing. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada proses
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik, karena guru
tidak bisa langsung memantau peserta didik apabila mereka tidak

0
Muslih, wawancara oleh penulis, 17 September 2020, wawancara 3, transkrip

74
melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah ataupun ketika mereka
melakukan hal-hal yang kurang sopan.
2) Lingkungan
Besarnya pengaruh dari pergaulan masyarakat tidak terlepas dari
adanya norma dan kebiasaan yang ada, apabila kebuasaan di lingkungan
positif maka akan berpengaruh positif. Apabila kebiasaan di lingkungan
negatif, maka juga akan berpengaruh buruk terhadap jiwa keagamaan
peserta didik.0
Lingkungan mempunyai perananan yang sangat penting terhadap
keberhasilan pendidikan agama. Karena perkembangan jiwa peserta didik
itu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan akan
memberi pengaruh positif maupun negatif tehadap pertumbuhan jiwanya,
sikapnya, akhlaknya, maupun perasaaan agamanya. Pengaruh tersebut di
antaranya datang dari teman sebaya ataupun masyarakat sekitarnya.0
Dengan demikian, apabila manusia tumbuh dalam lingkungan yang baik
terdiri dari rumah yang teratur, sekolah yang maju, dan kawan yang sopan,
mempunyai undang-undang yang adil dan beragama dengan agama yang
benar, tentu akan menjadi orang yang baik.0
Lingkungan juga memiliki pengaruh penting dalam pengembangan
perilaku pengembangan peserta didik. Apalagi di saat pandemi seperti ini,
peserta didik akan lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan
rumahnya. Berbeda dengan peserta didik yang berdomisili di pondok
pesantren, karena secara tidak langsung lingkungannya lebih baik dan
tertata dabandingkan dengan peserta didik yang tinggal di lingkungan
dengan mayoritas penduduk masih awam.
Pada situasi dan kondisi genting seperti ini tidak mungkin
pembelajaran dan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik dilaksanakan secara langsung dan tatap muka. Akibatnya
0
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011): 152
0
Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramdhani, 1993): 40
0
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:
AMZAH, 2007): 91

75
pelaksanaan kegiatan pengembangan perilaku peserta didik tidak dapat
berjalan dengan maksimal. Jika pada hari biasa sebelum pandemi guru
dapat memantau peserta didik dan menegur peserta didik yang tidak patuh,
kini pengembangan perilaku akhlakul karimah hanya bisa dilakukan oleh
peserta didik saat di rumah sesuai kesadaran mereka.
Lingkungan juga dapat memberikan hambatan dalam
berlangsungnya pelaksanaan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik. Pasalnya lingkungan sangat berpengaruh dalam pola
pikir dan perilaku peserta didik. Apabila lingkungan tempat peserta didik
tinggal termasuk lingkungan yang minim pengetahuan agama, bisa jadi
peserta didik terpengaruh. Apalagi pada saat pandemi seperti ini peserta
didik lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan rumah. Berbeda
dengan peserta didik yang berdomisili di pondok pesantren. Perilaku dan
tata krama mereka akan lebih tertata, karena mereka dipantau dan
dibimbing oleh pak kyai maupun ibu nyai.
Dalam keadaan seperti ini memang sulit jika pembelajaran harus
dilaksanakan secara daring, karena guru tidak dapat memantau peserta
didik secara langsung. Namun keadaan mengharuskan pembelajaran dan
pengembangan perilaku akhlakul karimah dilaksanakan secara daring.
Harapannya peserta didik selalu tergugah untuk melaksanakan program-
program pengembangan perilaku akhlakul karimah, karena mereka sudah
terbiasa melakukan ketika mereka di madrasah. Yang terpenting guru tidak
pernah lupa untuk mengajak dan mengingatkan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.0

3. Hasil Dari Pengembangan Perilaku Akhlakul Karimah


Peserta Didik MAN 2 Rembang
Berdasarkan beberapa kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah yang telah dilakukan di madrasah, dapat dikatakan bahwa kegiatan-

0
Umi Zulaifah, wawancara oleh penulis, 17 September 2020, wawancara 4,
transkrip

76
kegiatan tersebut membawa pengaruh yang baik kepada peserta didik.
Pasalnya banyak peserta didik yang awalnya belum terbiasa bahkan awam
dengan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah yang
dilaksanakan di MAN 2 Rembang. Selain peserta didik dapat mengetahui
beberapa kegiatan yang awalnya belum mereka ketahui, peserta didik juga
akan terbiasa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan akhlakul
karimah tanpa adanya paksaan. Seperti halnya sholat dhuha berjamaah setiap
pagi di kelas. Banyak peserta didik yang belum mengetahui tata cara
pelaksanaan dan bacaan-bacaan yang ada pada sholat dhuha, apalagi peserta
didik yang berasal dari sekolah umum yang latar belakangnya bukan lembaga
pendidikan Islam.
Pada awalnya banyak peserta didik yang merasa sangat asing dengan
kegiatan-kegiatan tambahan seperti sholat dhuha, mengingat latar belakang
pendidikan saya sangat umum. Dari kecil saya sekolah, tidak pernah masuk di
lembaga pendidikan yang berada di dalam naungan Kemenag. Saya
beruntung bisa bersekolah di MAN 2 Rembang, karena saya jadi tahu tentang
kegoatan-kegiatan yang belum saya ketahui. Walaupun awalnya sedikit terasa
berat, dan harus dipaksa dulu untuk melakukannya, tapi lama-kelamaan saya
jadi terbiasa.0
Tidak hanya itu, beberapa kegiatan lain juga terbilang baru di mata
peserta didik. Contohnya saja pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin.
Tidak banyak orang yang mengetahui tentang syi’ir Hidayatul Muta’allimin.
Bahkan bisa dikatakan jarang sekali ada sekolah atau madrasah yang
menggunakan kitab tersebut untuk bacaan doa. Bisa jadi MAN 2 Rembang
adalah satu-satunya madrasah di Rembang yang menggunakan kitab tersebut.
Kitab Hidayatul Muta’allimin merupakan kitab yang berisi adab kepada guru,
orang tua, dan teman sebaya. Maksud digunaknnya kitab Hidayatul
Muta’allimin adalah agar peserta didik terbiasa melantunkan syiirnya dan
meresapi isinya, kemudian mengamalkan isinya pada kegiatan sehari-hari.

0
Muhammad Yusuf, wawancara oleh penulis, 21 September 2020, wawancara 6,
transkrip

77
Kegiatan lain seperti sholat dzuhur berjamaah dan budaya 5s juga
membawa pengaruh besar pada diri peserta didik. Berkat adanya kegiatan
sholat dzuhur berjamaah peserta didik jadi terbiasa untuk melakukan sholat
dzuhur tepat waktu. Tidak hanya itu, berkat budaya 5s di madrasah peserta
didik jadi terbiasa melakukan hal-hal baik yang berkaitan dengan akhlakul
karimah, walaupun mereka tidak sedang berada di lingkungan madrasah. Jadi
bisa dikatakan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah
pada peserta didik membawa pengaruh baik.
Namun karena kondisi dan situasi yang membuat sekolah harus
diliburkan, maka pihak madrasah tidak dapat mengontrol dengan baik tentang
pelaksanaan pengembangan perilaku peserta didik saat di rumah. Mengingat
sangat tidak mungkin jika pihak sekolah mengontrol satu persatu peserta
didiknya saat pembelajaran dilaksanakan di rumah. Semua dikembalikan lagi
pada kesadaran masing-masing peserta didik. Yang terpenting saat
pembelajaran berlangsung guru tetap mengingatkan untuk melakukan
program-program pengembangan perilaku akhlakul karimah ketika mereka di
rumah, walaupun pelaksanaannya tidak dapat semaksimal ketika mereka di
madrasah.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah yang telah dilaksanakan di madrasah, dapat membawa dampak
positif pada peserta didik. Berkat kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah yang dilaksanakan setiap hari di madrasah, peserta didik menjadi
terlatih dan terbiasa melakukannya baik di lingkungan madrasah maupun di
lingkungan tempat mereka tinggal. Hal ini disebabkan peserta didik sudah
terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perilaku
akhlaku karimah, seperti halnya budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan,
santun).
Akhlakul karimah adalah perbuatan dan benar menurut ajaran Islam
yang dilahirkan pula oleh sifat-sifat yang baik. Akhlakul karimah juga
didefinisikan sebagai perilaku yang melekat pada seseorang berupa ketaatan
pada ajaran Islam yang dapat tergambarkan melalui berbagai amalan, baik

78
amalan batin seperti dzikir, berdoa, maupun amalan lahir seperti hubungan
baik saat berinteraksi dengan orang lain.0
Pada kondisi pembelajaran daring seperti saat ini, tidak mungkin jika
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah dilaksanakan secara
langsung. Alhasil semua pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
pengembangan perilaku akhlakul karimah diserahkan kepada peserta didik
sesuai kesadaran masing-masing. Namun karena para peserta didik sudah
terbiasa dengan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada saat
di sekolah, peserta didik akan tergugah untuk melaksanakan kegiatan tersebut
meskipun tidak semaksimal saat di madrasah. Hal ini yang mendasari
tercapainya beberapa indikator akhlakul karimah. berikut ini beberapa
indikator akhlakul karimah yang dapat dicapai setelah diterapkannya
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2
Rembang:
1. Sopan Santun
Sopan santun adalah suatu tingkah laku yang amat populer dan
nilai yang natural. Sopan santun merupakan sikap atau tingkah laku
individu yang menghormati serta ramah terhadap orang yang sedang
berinteraksi dengannya. Sedangkan sopan santun secara umum adalah
peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan dalam kelompok sosial.0
Contoh dari perbuatan sopan santun yaitu ramah, tawadlu’ dan
hormat kepada orang tua atau orang yang dituakan, saling menghargai
sesama teman, dan menundukkan kepala saat dinasehati. Sedangkan
perilaku sopan santun yang peneliti temui di lapangan yaitu sikap sopan
dan tawadlu‘ terhadap orang yang lebih tua, tidak berbicara kasar kepada
orang tua ataupun anggota keluarga lainnya, dan tidak membantah ketika
dinasehati.
2. Tolong Menolong

0
Ulil Amri Syafri, Pendidikan karakter Berbasis AL-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012): 75
0
Puspa Djuwita, “Pembinaan Etika Sopan Santun Peserta Didik,” Jurnal PGSD 10
No. 1, (2017): 28

79
Tolong menolong merupakan sikap, dorongan dan kesediaan untuk
membantu orang yang dilakukan untuk membantu orang yang
membutuhkan dengan suka rela/tulus dalam hal kebaikan tanpa
membedakan status sebagai bentuk kepedulian kepada orang lain.0
Contoh perbuatan tolong menolong menjenguk orang sakit,
bertakziyah kepada keluarga teman maupun saudara yang meninggal,
memberikan santunan yatim. Sedangkan perilaku tolong menolong yang
peneliti temui di lapangan yaitu peserta didik membantu orang tua
mengerjakan pekerjaan rumah, pesrta didik ikut membantu ketika tetangga
sedang memiliki hajat, dan peserta didik membantu peserta didik lain
pada saat pembelajaran daring.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.0 Perilaku tanggung jawab yang peneliti temui di lapangan
yaitu peserta didik belajar dengan baik dan mengerjakan tugas daring
yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah yang dilaksanakan di madrasah
dapat membawa pengaruh baik pada peserta didik, baik ketika mereka di
madrasah maupun di luar madrasah.

0
Rini Lestari, “Transmisi Nilai Prososial pada Remaja Jawa,” Jurnal Indigenous 1
No. 2, (2016): 36
0
Ratri Rahayu, “Peningkatan Karakter Tanggung Jawab,” Jurnal Konseling
Gusjigang 2 No. 1, (2016): 9 8

80
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yangtelah dilakukan mengenai implementasi
pengembangan perilaku akhlakulkarimah pada peserta didik MAN 2 Rembang
dalam pembelajaran daring (masa pandemi Covid-19) dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada
peserta didik MAN 2 Rembang dalam pembelajaran daring tergolong
sudah baik. Meskipun tidak semua kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah dapat dilaksanakan seperti saat pembelajaran tatap muka

81
di madrasah. Pada masa pandemi Covid-19 ini, pihak madrasah hanya
melaksanakan kegiatan pengembangan akhlakul karimah yang sekiranya
dapat tetap dilaksanakan meskipun pembelajaran daring. Kegiatan tersebut
adalah pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin sebelum pembelajaran
dimulai. Sedangkan untuk kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah yang lain, seperti sholat dhuha dansholat dluhur berjamaah
diserahkan pada masing-masing peserta ddik sesuai kesadaran mereka.
2. Beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didiik MAN 2 Rembang di masa pandemi
Covid-19 adalah kesadaran peserta didik untuk melakasanakan kegiatan
dan dorongan dari guru yang senantiasa mengingatkan peserta didik.
sedangkan faktor menghambat pelaksanaan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang di masa pandemi
Covid-19 adalah situasi dan kondisi saat ini dan lingkungan tempat peserta
didik bermukim.
3. Kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik MAN 2 Rembang dapat membawa pengaruh dan hasil yang baik.
Pasalnya banyak peserta didik yang awalnya belum terbiasa bahkan awam
dengan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah yang
dilaksanakan di MAN 2 Rembang. Selain peserta didik dapat mengetahui
beberapa kegiatan yang awalnya belum mereka ketahui, peserta didik juga
akan terbiasa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan
akhlakul karimah tanpa adanya paksaan.

B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan semoga
memberikan manfaat bagi pembaca. Selanjutnya tanpa mengurangi rasa
hormat kepada pihak manapun dan dengan segala kerendaham hati, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:

82
1. Kepada guru, untuk selalu mengingatkan dan mendorong peserta didik
untuk melaksanakam kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah, meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring.
2. Kepada peserta didik, untuk selalu melaksanakan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah dengan baik dan semangat ketika di rumah,
meskipun tanpa diperintah.

83
DAFTAR PUSTAKA

“Profil Sekolah MAN 2 Rembang,” diakses pada 25 Februari 2020,


https://man2rembang.sch.id/profil-sekolah/#1551051098969-a3cfbb2d-
635f
“Sepanjang 2019, 153 Anak jadi Korban Fisik dan Bullying”, JPNN.com, 30
Desember 2019,
https://www.google.com/amp/s/m.jpnn.com/amp/news/sepanjang-2019-
153-anak-jadi-korban-fisik-dan-bullying
Abdullah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta:
Amzah)
Abdurrahman, Muhammad. 2016. Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak
Mulia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran.” SALAM: Jurnal
Sosial dan Budaya Syra’i 7 No. 5
Arfiani, Ika Putri. 2015. “Strategi Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di
Madrasah Aliyah Negeri Buduran Sidoarjo.” Skripsi UIN Maulana
Malik Ibrahim
Arifin, Muzayyin. 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Azizy, Qodri A. 2003. Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial.
Semarang: CV. Aneka Ilmu
Dali, Zulkarnain. 2017. Manajemen Mutu Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Djamarah, Syaiful Bahri.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djuwita, Puspa. 2017. “Pembinaan Etika Sopan Santun Peserta Didik.” Jurnal
PGSD 10 No. 1
Haidari, M. Amin. 2010. Spektrum Baru Pendidikan Madrasah. (Jakarta:
Publistbang Pendidik an Agama dan Keagamaan
Hasan.2018. “Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah
Siswa,” An-Nizom 3, No. 2
Hasanah, Zulfa Binta. 2016. “Penanaman Nilai–nilai Akhlakul Karimah di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Purwokerto.” Skripsi IAIN Purwokerto
Hasri. 2014. “Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Islam”, al-Khwarizmi 2,
Edisi I
Ihsan. 2012. “Penguatan Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah di
Kudus.” Jurnal Nadwa 6, Nomor 1
Iwan. “Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Bekarakter.”
Jurnalal Tarbawi Al Haditsah 1, No1
Juraini, Fatimah dkk. 2018. “Pembinaan Akhlak Terhadap Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Di Sd Negeri Unggul Lampeneurut Aceh Besar.” Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah 3, No. 2
Kholis, Nur. 2019. “Pembinaan Akhlakul Karimah Pada Remaja Mazziyatul Fataa
Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2019.”
Skripsi IAIN Salatiga
Lestari, Rini. 2016. “Transmisi Nilai Prososial pada Remaja Jawa.” Jurnal
Indigenous 1 No. 2
Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina
Malik, Imam. 2011. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Teras
Mardalis. 2003. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara
Masrukhin, Metodoogi Penelitian Kualitatif. (Kudus: Media Ilmu Press, 2017):
102.
Masrukhin. 2017. Metodoogi Penelitian Kualitatif. Kudus: Media Ilmu Press
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press
Nata, Abudin. 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Noveriyanto. 2019. “Implementasi Nilai-nilai Akhlakul Karimah melalui
Kegiatan Mentoring pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Bengkulu.” An-Nizom 4 No. 1
Nufus, Fika Pijaki, dkk. 2017. “Konsep Pendidikan Birrul Walidain dalam QS.
Luqman: 14 dan QS. Al-Isra’: 23-24,” Jurnal ilmiah DIDAKTIKA 18
No. 1
Nurhasan. 2018. “Pola Kerjasama Sekolah dan Keluarga dalam Pembinaan
Akhlak,” Jurnal Al-Makrifat 3 No. 1
Pramitha, Devi. 2016. “Urgensi Perumusan Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Pada
Lembaga Pendidikan Islam,” Jurnal Tarbawi 01, No.01
Profil MAN 1 Yogyakarta,” diakses pada 4 Maret 2020,
https://manyogya1.sch.id/page/2020/12/Kesiswaan.html
Profil Sekolah MAN 2 Rembang,” diakses pada 25 Februari 2020,
https://man2rembang.sch.id/profil-sekolah/#1551051098969-a3cfbb2d-
635f
Purwanto, Agus. 2020. “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar,” EduPsyCouns Journal:
Journal of Education, Psychology and Counseling 2 No. 1
Putra, Nusa.2013. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers)
Rahayu, Ratri. 2016. “Peningkatan Karakter Tanggung Jawab.” Jurnal Konseling
Gusjigang 2 No. 1
Raudhatinur, Maida. 2019. “Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam
Pembinaan Akhlak Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh.”
DAYAH: Journal of Islamic Education 2 No. 1
Raudhatinur, Maida. 2019. “Implementasi Budaya Sekolah Islami dalam
Pembinaan Akhlak,” Dayah: Journal of Islamic Education 2 No. 1
Rohidi.2018. Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar. Yogyakarta: FH UII
Press
Sa’aduddin. 2006. Meneladani Akhlak Nabi: Membangun Kepribadian Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Subianto, Jito. 2013. “Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam
Pembentukan Karakter Berkualitas,” Edukasia: Jurnal Pendidikan
Islam 8 No. 2
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D. Bandung: ALFABETA
Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19)
Syafri, Ulil Amri. 2012. Pendidikan karakter Berbasis AL-Qur’an. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Sylviyanah, Selly. 2012. “Pembinaan Akhlak Mulia pada Sekolah Dasar,” Jurnal
Tarbawi 01 No. 03
Zuhairini, dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramdhani
TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Drs. Taufik, M.Pd


Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Rabu, 16September 2020
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Wawancara I
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu bapak. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai bapak perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, pak?
Informan Bisa mbak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, pak. Untuk pertanyaan yang pertama, kapan
MAN 2 Rembang didirikan dan apa tujuan didirikannya
MAN 2 Rembang?
Informan Pada tanggal 2 Agustus 1962, pada saat itu namanya belum
MAN, tapi PGA. Sedangkan tujuannya yaitu untukmendidik
seseorang menjadi muslim yang berpengetahuan, baik dalam
ilmu agama maupun umum, dam bertaqwa serta sanggup
memberikan bimbingan sebagai guru agama di masyarakat.
Jadi, sebelum menjadi MAN, orang-orang yang lulus dari
PGA ini bisa langsung jadi guru agama tanpa harus lulus
kuliah dulu. Oh ya mbak, PGA itu kepanjangannya
pendidikan guru agama ya!
Peneliti Oh iya, pak. Lalu apa visi dan misi dari MAN 2 Rembang?
Informan Misinya yaitu menjadikan peserta didik berahklakul
karimah, religius, unggul, dan populis yang dilandasi
dengan nilai-nilai Islam. ssedangkan visinya yaitu: satu,
menumbuhkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
islam dalam kehidupan sehari-hari. Dua, menumbuhkan dan
mengembangkan serta membiasakan perilaku akhlakul
karimah (5s, jujur, disiplin, tanggung jawab dan peduli
lingkungan sosial) dan diiplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian yang ketiga yaitu mengembangkan
potensi peserta didik yang unggul melalui pembelajaran
yang bermakna dan profesional dengan menjelaskan dan
menerapkan pegetahuan faktual, kospetual dan prosedural
untuk memecahkan masalah. Dan yang terakhir adalah
mengembangkan materi yang dipelajari secara mandiri dan
bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu
menggunakan sesuai kaidah keilmuan melalui pengolahan,
penalaran penyajian baik ranah kongkrit dan abstrak.
Peneliti Bagaimana cara pihak madrasah mengenalkan visi dan misi
madrasah kepada warga madrasah?
Informan Cara pertama yang dilakukan yaitu dengan memasang
banner besar yang bertuliskan visi dan misi madrasah di
dekat pintu masuk. Sehingga visi dan misi madrasah dapat
terbacadan dapat diketahui khalayak ramai, tidakhanya
pesertadidik dan guru saja. Cara selanjutnya yaitu dengan
memaparkan isi dan maksud dari visi dan misi madrasah
pada saat upacara bendera berlangsung.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada beberapaprogram pengembangan yang dilaksanakan
disini. Yang pertama ada kegiatan melantunkan Asma'ul
Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin setiap hendak
memulai dan mengakhiri pembelajaran. Kemudian sholat
dluha berjamaah setiap hari di kelas masing-masing. Untuk
sholat dhuha dilaksanakan setia selesai pembacaan Asmaul
Husna dan Hidayatul Muta’allimin. Lalu ada sholat jamaah
dzuhur di madrasah. Untuk pelaksanaannya dilaksanakan
pada saat jam istirahat kedua, sekitar pukul 12:30 dengan
rincian tempat yang putri di aula dan yang putra di
musholla. Kemuadian lagi ada kegiatan khitobah. Kegiatan
ini dilaksanakan setiap hari Senin kedua dan keempat pada
setiap bulannya, atau bisa dikatakan selang-seling dengan
pelaksanaan upacara bendera. Dan yang terakhir ada amal
Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah. Jadi pada
setiap hari Jumat, ada pengurus OSIS yang bertugas untuk
mengumpulkan amal Jumat tersebut. Nanti setiap pengurus
OSIS masuk ke kelas membawa kotak amal untuk diisi sama
murid-murid. Oh ya, di MAN 2 Rembang juga dibiasakan
untuk malakukan budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
Peneliti Kapan mulai diterapkannya program-program
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta
didik?
Informan Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan sekitartujuh tahun
yang lalu, tepatnya tahun 2013.
Peneliti Apa motovasi diberlakukannya program-program tersebut?
Informan Yang memotivasi tentunya ya visi dan misi madrasah,
mbak. Jadi pihak madrasah bermusyawarah,kira-kira
kegiatan apayang harus dilaksanakan untuk mewujudkan
peserta didik yang sesuai visi misi, dan tentunya yang
berakhlakul karimah. Maka lahirlah kegiatan
Peneliti Apakah kepala sekolah sering terlibat dalam pengembangan
akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Dibilang sering, ya mungkin tidak terlalu. Tapi sebisa
mungkin saya selalu mengingatkan anak-anak pada saat
upacara, terus selain itu saya melakukan sidak mengelilingi
madrasah buat memastikan kalau anak-anak melaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut.
Peneliti Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Saya rasa semua warga madrasah ikut terlibat ya. Soalnya
kan kalau ada yang menyeleweng, tetap harus diingatkan,
dan siapapu berhak untuk mengingatkan.
Peneliti Untuk peserta didik baru tentunya asing ya pak dengan
kegiatan-kegiatan tersebut. Lalu bagaimana cara pihak
madrasah mensosialisasikan program-program
pengembangan akhlakul karimah agar dapat diterima dan
dilaksanakan oleh peserta didik?
Informan Baik, jadi kami selaku pengajar membimbing peserta didik
baru dari awal. Pertama, di madrasah ini peserta didik baru
wajib setor hafalan doa sholat dhuha dan juz ‘amma.
Tujuannya yaagar mereka tahu sholat dhuha itu bagaimana,
bunyi doanya bagaimana. Setelah itu baru disusul dengan
prakteknya. Prakteknya ya pas jampertama itu. Terus yang
kedua, kita selain jadi pengajar juga jadi tukang obrak-
obrak. Maksutnya gini, sebelum pelaksanaan kegiatan
dimulai, guru-guru memastikan kalau murid-murid ini sydah
muali beranjak berangkat ke kegiatan. Misal saja saat sholat
dluhur hendak dimulai, guru-guru keliling memastikan
anak-anak ini sudah meninggalkan kelas untuk
melaksanakan sholat dluhur di musholla dan aula. Dengan
begitu kan anak-anak mau segera melaksanakan kegiatan,
meskipun awalnya karena tuntutan, setidaknya lama
kelamaan mereka akan terbiasa sendiri. Lagi pula kita juga
harus maklum, tidak semua peserta didik disini basicnya
dari lembaga pendidikan Islam seperti MTs, yang dari SMP
kan juga banyak.
Peneliti Apa hikmah yang dapat diambil oleh peserta didik dari
berbagai peogram pengembangan akhlakul karimah?
Informan Hikmahnya ya murid-murid jadi terbiasa dengan kegiatan-
kegiatan itu semua kan. Dan harapannya ya semoga mereka
terbiasa melaksanakannya ketika mereka lulus.
Peneliti Oh ya pak, itu tadi kan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
ketika pembelajaran tatap muka. Lalu pada saat pandemi
seperti ini, bagaimana pelaksanaannya?
Ya mau gimana lagi, mbak. Mau tidak mau kan kita harus
memenuhi perintah dari menteri kesehatan dan menteri
pendidikan untuk meliburkan sekolah,dan menggantinya
dengan belajar di rumah. Secara tidak langsung semua
kegiatan kan jadi terganggu juga. Tidak hanya kegiatan
belajar mengajar,tapi juga kegiatan-kegiatan unggulan tadi.
Tidak mungkin juga kita melaksanakan sholat dhuha sama
sholat dluhur berjamaah secara virtua, kan. Mau narik amal
Jumat kan juga tidak bisa to. Jadi ya sekiranya kegiatan
yang bisa kita laksanakan secara virual, tetap kita
laksanakan. Misalnya yaitu pembacaan Asmaul Husna dan
syi’ir Hidayatul Muta’allimin sebelum pelajaran dimulai.
Tapi kalau pembelajaran daring seperti sekarang ini,yang
dibaca hanya Hidayatul Muta’allimin saja. Soalnya waktu
pembelajarannya sangat terbatas. Kalau dipakai untuk
pembacaan Asmaul Husna, nanti jam pelajarannya jadi
terpotong banyak. Ya sekiranya kita tetap melaksanakan
kegiatan pengembangan akhlakul karimah, walaupun
situasinya seperti ini. Situasi dan kondisinya kan juga belum
mendukung, jadi yasebisanya saja.
Peneliti Apa yang dilakukan pihak sekolah agar peserta didik tetap
melakukan budaya madrasah meskipun dalam kondisi
belajar di rumah?
Informan Ya setiap kali pembelajaran daring kita selalu mengingatkan
peserta didik untuk melaksanakan program-program yang
dilaksanakan di madrasah. Kita berpesan juga agar peserta
didik selalu menjaga sikap, norma-norma ketika mereka
berada di rumah.
Peneliti Menurut bapak, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Menurut saya pelaksanaannya sudah cukup baik, ya. Karena
dengan keadaan yang serba sulit ini kami masih bisa
melaksankan kegiatan pengembangan akhlakul karimah
meskipun tidak seoptimal pada saat pembelajaran tatap
muka.
Peneliti Baik pak, terima kasih banyak sudah meluangkan waktu
untuk saya.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-2

Informan : Tri Susila, S.Pd


Jabatan : Waka Kurikulum
Hari/Tanggal : Rabu, 16 September 2020
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Ruang Waka Kurikulum

Wawancara II
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu bapak. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai bapak perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, pak?
Informan Bisa mbak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, pak. Untuk pertanyaan yang pertama, apakah
semua guru di MAN 2 Rembang mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Kalau itu pasti, mbak. Soalnya visi dan misi madrasah itu
kan patokan mau dibawa kemana arah madrasah ini. Dengan
mengetahui visi dan misi madrasah kan kita juga tahu apa
tujuan pendidikan dari MAN 2 Rembang.
Peneliti Oh iya, pak. Lalu bagaimana cara pihak madrasah
menerapkan visi dan misi madrasah?
Informan Untuk misinya sendiri kan menjadikan peserta didik yang
berakhlakul karimah, religius dan populis berdasarkan nilai-
nilai keislaman. Jadi untuk mewujudkannya, pihak sekolah
mengembangkan program-program yang bisa mewujudkan
misi madrasah. Sedangkan untuk mencapai visinya, semua
pihak madrasah berkerja sama untuk saling menyokong agar
visi madrasah juga tercapai.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi mdrasah?
Informan
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada beberapa program pengembangan yang dilaksanakan
disini. Yang pertama ada kegiatan melantunkan Asma'ul
Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin setiap hendak
memulai dan mengakhiri pembelajaran. Kemudian sholat
dluha berjamaah setiap hari di kelas masing-masing. Untuk
sholat dhuha dilaksanakan setia selesai pembacaan Asmaul
Husna dan Hidayatul Muta’allimin. Lalu ada sholat jamaah
dzuhur di madrasah. Untuk pelaksanaannya dilaksanakan
pada saat jam istirahat kedua, sekitar pukul 12:30 dengan
rincian tempat yang putri di aula dan yang putra di
musholla. Kemuadian lagi ada kegiatan khitobah. Kegiatan
ini dilaksanakan setiap hari Senin kedua dan keempat pada
setiap bulannya, atau bisa dikatakan selang-seling dengan
pelaksanaan upacara bendera. Dan yang terakhir ada amal
Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah. Jadi pada
setiap hari Jumat, ada pengurus OSIS yang bertugas untuk
mengumpulkan amal Jumat tersebut. Nanti setiap pengurus
OSIS masuk ke kelas membawa kotak amal untuk diisi sama
murid-murid. Oh ya, di MAN 2 Rembang juga dibiasakan
untuk malakukan budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
yang dilaksanakan untuk mengembangkan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik?
Informan Menurut saya ini sangat bagus. Karena dengan diadakannya
kegiatan-kegiatan seperti itu peserta didik jadi terbiasa
melakukan kegiatan-kegiatan itu. Ya walaupun awalnya
terpaksa, lama kelamaan pasti akan terbiasa.
Peneliti Lalu, pada pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik
masih tetap dilakukan?
Informan Oh, kalau itu tentu. Tapi ya memang tidak bisa semaksimal
pada saat pembelajaran tatap muka. Soalnya kan sulit kalau
harus melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan secara
virtual. Apalagi kegiatannya kan seperti sholat berjamaah.
Kan tidak mungkin kalau sholat berjamaah dilaksanakan
secara virtual. Ya kita laksanakan kegiatan kegiatan yang
sekiranya bisa dilaksanakan dengan keadaan berjauhan.
Peneliti Kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah apa saja
yang dapat dilaksankan pada pembelajaran daring?
Informan Nggak banyak ya mbak. Yang bisa dilaksanakan pada saat
pembelajaran daring seperti saat ini ya cuma pembacaan
syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Sebab kegiatan itu kan bisa
dilakukan secara bersama-sama melalui aplikasi Zoom.
Peneliti Hambatan apa yang dialami guru pada saat kegiatan
pembelajaran daring?
Informan Banyak sih mbak. Guru disini kan nggak semuanya muda,
jadi ya banyak hambatan di penggunaan aplikasi. Tidak
semua guru mampu menggunakan aplikasi Zoom. Jadi
sebelum pembelajaran daring ini dilaksanakan, guru-guru
diberikan pemahaman terlebih dahulu agar mampu
mengoperasikan aplikasi edukasi dengan baik. Pada awal
pelasanakan ya memang tidak berjalan begitu mulus.
Peneliti Bagaimana perbedaan pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada saat pembelajaran daring
dan tatap muka?
Informan Sangat berbeda, mbak. Kalau pada saat pembelajaran tatap
muka kita bisa memantau perilaku peserta didik, pada
pembelajaran daring ini kita sama sekali tidak bisa
memantaunya. Jika pada pembelajaran tatap muka semua
kegiatan pengembangan aklakul karimah bisa dilaksanakan
secara baik dan lancar, sekarang tidak. Pada pembelajaran
daring ini hanya kegiatan tertentu yang dapat kita lakukan.
Ya salah satunya tadi, kegiatan pembacaan syi’ir Hidayatul
Muta’allimin.
Peneliti Upaya apa yang dilakukan guru agar peserta didik tetap
melaksanakan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah meskipun pembelajaran dilaksanakan di rumah?
Informan Kita sebagai guru ya sebisa mungkin membimbing anak
untuk tetap melaksanakan kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada saat di rumah, meskipun
pelaksanaannya tidak bisa semaksimal waktu pembelajaran
tatap muka. Setiap kali selesai pembelajaran daring, kita
selalu mengingatkan dan menasihati peserta didik untuk
tetap beribadah, menjaga almamater madrasah, dan selalu
bersikap sopan kepada siapapun dan dimanapun. Dan
tentunya jangan lupa untuk selalu menerapkan budaya 5s
yang biasa diajarkan di madrasah dimanapun dan kapanpun.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik ini terhitung
sudah cukup baik, ya. Karena sebisa mungkin kegiatan
pengembangan akhlakul karimah masih dilaksanakan
meskipun dalam keadaan genting dan serba sulit. Ya
setidaknya ini bisa dikatakan dengan pengembangan
perilaku akhlakul karimah melalui model pembiasaan.
Peneliti Baik pak, terima kasih banyak sudah meluangkan waktu
untuk saya.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-3

Informan : Ahmad Muslih, S.Ag


Jabatan : Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Hari/Tanggal : Rabu, 17 September 2020
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Guru

Wawancara III
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu bapak. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai bapak perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, pak?
Informan Bisa mbak, monggo!
Peneliti Terimakasih, pak. Untuk pertanyaan yang pertama, apakah
semua guru di MAN 2 Rembang mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Kalau menurut saya iya. Soalnya guru kan juga ikut berperan
dalam pencapaian visi dan misi madrasah. Jadi sebelum
melaksanakan visi dan misi, guru harus mengetahui apa visi
dan misinya terlebih dahulu.
Peneliti Oh iya, pak. Lalu bagaimana cara pihak madrasah
menerapkan visi dan misi madrasah?
Informan Jadi kita sistemnya mengembangkan perilaku akhlakul
karimah melalui program-program tambahan. Jadi kita bikin
program-program yang bisa menjadikan akhlak siswa
menjadi lebih baik lagi. Kalau siswa sudah terbiasa
melakukan di sekolah, mereka juga akan terbawa sampai
mereka sudah lulus nanti.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi mdrasah?
Informan Ya kami sebagai dewan guru sebisa mungkin ikut membantu
lah. Kita ikut membimbing dan membina siswa untuk
melaksanakan kegiatan pengembangan akhlakul karimah.
Kita juga akan menegur apabila ada siswa yang melakukan
pelanggaran.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada beberapa program pengembangan yang dilaksanakan
disini. Yang pertama ada kegiatan melantunkan Asma'ul
Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin setiap hendak
memulai dan mengakhiri pembelajaran. Kemudian sholat
dluha berjamaah setiap hari di kelas masing-masing. Untuk
sholat dhuha dilaksanakan setia selesai pembacaan Asmaul
Husna dan Hidayatul Muta’allimin. Lalu ada sholat jamaah
dzuhur di madrasah. Untuk pelaksanaannya dilaksanakan
pada saat jam istirahat kedua, sekitar pukul 12:30 dengan
rincian tempat yang putri di aula dan yang putra di musholla.
Kemuadian lagi ada kegiatan khitobah. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari Senin kedua dan keempat pada
setiap bulannya, atau bisa dikatakan selang-seling dengan
pelaksanaan upacara bendera. Dan yang terakhir ada amal
Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah. Jadi pada
setiap hari Jumat, ada pengurus OSIS yang bertugas untuk
mengumpulkan amal Jumat tersebut. Nanti setiap pengurus
OSIS masuk ke kelas membawa kotak amal untuk diisi sama
murid-murid. Oh ya, di MAN 2 Rembang juga dibiasakan
untuk malakukan budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
yang dilaksanakan untuk mengembangkan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik?
Informan Kalau menurut saya ini termasuk langkah yang baik, ya.
Karena tidak semua sekolah melaksanakan kegiatan seperti
yang ada di MAN 2 Rembang ini. Setidaknya kegiatan-
kegiatan tambahan ini bisa disebut sebagai program
unggulan dari MAN 2 Rembang. Dengan demikian,
harapannya MAN 2 Rembang mampu menjadi madrasah
yang lebih unggul dari sekolah-sekolah lain, baik di bidang
akademik maupun nonakademik.
Peneliti Lalu, pada pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik
masih tetap dilakukan?
Informan Oh, jelas kalau soal itu. Tapi ya pelaksanaannya tidak bisa
semaksimal waktu pembelajaran tatap muka. Tahu sendiri
kan kalau pembelajaran daring itu bagaimana. Mau
memantau siswa juga tidak mungkin bisa. Ya bisa memang
kita serahkan semua sesuai kesadaran peserta didik.
Peneliti Kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah apa saja
yang dapat dilaksankan pada pembelajaran daring?
Informan Wah, nggak banyak ya mbak. Bisa melaksanakan satu
program saja sudah untung. Yang bisa dilaksanakan pada
saat pembelajaran daring seperti saat ini ya cuma pembacaan
syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Sebab kegiatan itu kan bisa
dilakukan secara bersama-sama melalui aplikasi Zoom.
Peneliti Hambatan apa yang dialami guru pada saat kegiatan
pembelajaran daring?
Informan Banyak sih mbak. Guru disini kan nggak semuanya muda,
jadi ya banyak hambatan di penggunaan aplikasi. Tidak
semua guru mampu menggunakan aplikasi Zoom. Ditambah
lagi jaringan internet yang kadang-kadang kurang
mendukung.
Peneliti Bagaimana perbedaan pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada saat pembelajaran daring
dan tatap muka?
Informan Wah, kalau itu jelas sangat berbeda, mbak. Kalau saat
pembelajaran daring seperti sekarang ini kan semua kegiatan
pembelajaran dilaksanakan di rumah, jadi tidak semua
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah mampu
diterapkan pada saat pembelajaran daring ini. Selain itu guru
kan juga tidak bisa memantau siswa. Kalau saat
pembelajaran tatap muka guru bisa langsung memantau dan
menegur apabila ada peserta didik yang tidak melaksanakan
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah.
Peneliti Upaya apa yang dilakukan guru agar peserta didik tetap
melaksanakan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah meskipun pembelajaran dilaksanakan di rumah?
Informan Kita sebagai guru ya sebisa mungkin terus membimbing
peserta didik untuk melaksnakan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah. Meskipun kita tidak bisa bertemu
secara langsung, setiap pertemuan pembelajaran daring guru
selalu member nasihat dan selalu mengingatkan peserta
didik untuk tetap melaksanakan kegitan-kegiatan tersebut.
Tapi ya semua itu diserahkan lagi kepada kesadaran masing-
masing peserta didik. Yang penting kita sebagai guru jangan
sampai lelah untuk terus mengingatkan. Setidaknya kita
sebagai pendidik sudah memenuhi kewajiban kita untuk
membimbing dan mengingatkan.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik ini terhitung
sudah cukup baik, ya. Karena sebisa mungkin kegiatan
pengembangan akhlakul karimah masih dilaksanakan
meskipun dalam keadaan genting dan serba sulit. Ya
setidaknya ini bisa dikatakan dengan pengembangan
perilaku akhlakul karimah melalui model pembiasaan.
Peneliti Baik pak, terima kasih banyak sudah meluangkan waktu
untuk saya.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-4

Informan : Umi Zulaifah, S.Pd


Jabatan : Wali Kelas XI IA 1
Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2020
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Ruang Guru

Wawancara III
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu bapak. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai bapak perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, pak?
Informan Bisa mbak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, Bu. Untuk pertanyaan yang pertama, apakah
semua guru di MAN 2 Rembang mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Kemungkinan besar iya. Karena visi dan misi merupakan
tolak ukur berdirinya madrasah dan memuat tentang tujuan
pendidikan yang ada di MAN 2 Rembang. Jadi sebelum
melaksanakan visi dam misi madrasah, kita harus paham
mengenai visi dan misi madrasah.
Peneliti Oh iya, bu. Lalu bagaimana cara pihak madrasah
menerapkan visi dan misi madrasah?
Informan Jadi kita sistemnya mengembangkan perilaku akhlakul
karimah melalui program-program tambahan. Jadi kita bikin
program-program yang bisa menjadikan akhlak siswa
menjadi lebih baik lagi. Kalau siswa sudah terbiasa
melakukan di sekolah, mereka juga akan terbawa sampai
mereka sudah lulus nanti.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi mdrasah?
Informan Ya kami sebagai dewan guru sebisa mungkin ikut
membantu lah. Kita ikut membimbing dan membina siswa
untuk melaksanakan kegiatan pengembangan akhlakul
karimah. Kita juga akan menegur apabila ada siswa yang
melakukan pelanggaran.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada beberapa program pengembangan yang dilaksanakan
disini. Yang pertama ada kegiatan melantunkan Asma'ul
Husna dan syi'ir Hidayatul Muta'allimin setiap hendak
memulai dan mengakhiri pembelajaran. Kemudian sholat
dluha berjamaah setiap hari di kelas masing-masing. Untuk
sholat dhuha dilaksanakan setia selesai pembacaan Asmaul
Husna dan Hidayatul Muta’allimin. Lalu ada sholat jamaah
dzuhur di madrasah. Untuk pelaksanaannya dilaksanakan
pada saat jam istirahat kedua, sekitar pukul 12:30 dengan
rincian tempat yang putri di aula dan yang putra di
musholla. Kemuadian lagi ada kegiatan khitobah. Kegiatan
ini dilaksanakan setiap hari Senin kedua dan keempat pada
setiap bulannya, atau bisa dikatakan selang-seling dengan
pelaksanaan upacara bendera. Dan yang terakhir ada amal
Jumat dan bantuan bagi yang ditimpa musibah. Jadi pada
setiap hari Jumat, ada pengurus OSIS yang bertugas untuk
mengumpulkan amal Jumat tersebut. Nanti setiap pengurus
OSIS masuk ke kelas membawa kotak amal untuk diisi sama
murid-murid. Oh ya, di MAN 2 Rembang juga dibiasakan
untuk malakukan budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
yang dilaksanakan untuk mengembangkan perilaku akhlakul
karimah pada peserta didik?
Informan Kalau menurut saya ini termasuk langkah yang baik, ya.
Karena tidak semua sekolah melaksanakan kegiatan seperti
yang ada di MAN 2 Rembang ini. Setidaknya kegiatan-
kegiatan tambahan ini bisa disebut sebagai program
unggulan dari MAN 2 Rembang. Dengan demikian,
harapannya MAN 2 Rembang mampu menjadi madrasah
yang lebih unggul dari sekolah-sekolah lain, baik di bidang
akademik maupun nonakademik.
Peneliti Lalu, pada pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
pengembangan perilaku akhlakul karimah pada peserta didik
masih tetap dilakukan?
Informan Oh, jelas kalau soal itu. Tapi ya pelaksanaannya tidak bisa
seoptimal waktu pembelajaran tatap muka. Pada
pembelajaran daring ini kan kita tidak bisa memantau anak
seperti apa, mereka melaksanakan kegiatan pengembangan
akhlakul karimah atau tidak. Kalau pembelajaran di sekolah
kan kalau ada siswa yang melanggar atau tidak
melaksanakan kegiata bisa langsung kita tegur dan nasihati.
Peneliti Kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah apa saja
yang dapat dilaksankan pada pembelajaran daring?
Informan Wah, nggak banyak ya mbak. Bisa melaksanakan satu
program saja sudah untung. Yang bisa dilaksanakan pada
saat pembelajaran daring seperti saat ini ya cuma
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin. Sebab kegiatan
itu kan bisa dilakukan secara bersama-sama melalui aplikasi
Zoom.
Peneliti Hambatan apa yang dialami guru pada saat kegiatan
pembelajaran daring?
Informan Banyak sih mbak. Guru disini kan nggak semuanya muda,
jadi ya banyak hambatan di penggunaan aplikasi. Tidak
semua guru mampu menggunakan aplikasi Zoom. Ditambah
lagi jaringan internet yang kadang-kadang kurang
mendukung.
Peneliti Bagaimana perbedaan pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada saat pembelajaran daring
dan tatap muka?
Informan Wah, kalau itu jelas sangat berbeda, mbak. Kalau saat
pembelajaran daring seperti sekarang ini kan semua kegiatan
pembelajaran dilaksanakan di rumah, jadi tidak semua
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah mampu
diterapkan pada saat pembelajaran daring ini. Selain itu guru
kan juga tidak bisa memantau siswa. Kalau saat
pembelajaran tatap muka guru bisa langsung memantau dan
menegur apabila ada peserta didik yang tidak melaksanakan
kegiatan pengembangan perilaku akhlakul karimah.
Peneliti Upaya apa yang dilakukan guru agar peserta didik tetap
melaksanakan kegiatan pengembangan perilaku akhlakul
karimah meskipun pembelajaran dilaksanakan di rumah?
Informan Kita sebagai guru ya sebisa mungkin terus membimbing
peserta didik untuk melaksnakan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah. Meskipun kita tidak bisa
bertemu secara langsung, setiap pertemuan pembelajaran
daring guru selalu member nasihat dan selalu mengingatkan
peserta didik untuk tetap melaksanakan kegitan-kegiatan
tersebut. Tapi ya semua itu diserahkan lagi kepada
kesadaran masing-masing peserta didik. Yang penting kita
sebagai guru jangan sampai lelah untuk terus mengingatkan.
Setidaknya kita sebagai pendidik sudah memenuhi
kewajiban kita untuk membimbing dan mengingatkan.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik ini terhitung
sudah cukup baik, ya. Karena sebisa mungkin kegiatan
pengembangan akhlakul karimah masih dilaksanakan
meskipun dalam keadaan genting dan serba sulit. Ya
setidaknya ini bisa dikatakan dengan pengembangan
perilaku akhlakul karimah melalui model pembiasaan.
Peneliti Baik pak, terima kasih banyak sudah meluangkan waktu
untuk saya.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-5

Informan : Reha Lu’luatul Jannah


Jabatan : Peserta Didik
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 September 2020
Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Peserta Didik

Wawancara V
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu adik. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai adik perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, dik?
Informan Bisa mbak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, dik. Untuk pertanyaan yang pertama, Sebagai
peserta didik, apakah kamu mengetahu visi dan misi dari
MAN 2 Rembang?
Informan Iya, mbak. Saya tahu perihal visi dan misi madrasah
Peneliti Oh iya, pak. Lalu Dari mana kamu mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Jadi di samping pintu masuk utama madrasah ditempel
beberapa benner. Disana ada benner yang berisi visi dan
misi madrasah, tata tertib madrasah, dan sanksi pelnggaran.
Peneliti Menurut kamu, apakah penting mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Menurut saya penting. Karena peserta didik juga berperan
dalam tercapainya visi dan misi madrasah. Jadi kalau kita
tahu visi dan misi madrasah kita juga tahu tentang tujuan
diberlakukan kegiatan-kegiatan tambahan yang ada di MAN
2 Rembang.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi madrasah?
Informan Kalau saya pribadi, untuk membantu tercapainya visi dan
misi madrasah, sebisa mungkin saya mentaati pertauran
yang ada di madrasah. Apabila saya melakukan kesalahan,
saya juga siap jika harus diberi teguran dan hukuman.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada banyak, mbak. Pertama ada pembacaan Asmaul Husna
dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin, terus setelah itu dilanjut
dengan sholat dhuha berjamaah. Pada jam istirahat kedua
ada kegiatan sholat dzuhur berjamaah di musholla bagi
peserta didik putra, dan di aula untuk peserta didik putri.
Setiap hari Jumat ada kegiatan amal Jumat. Terus setiap
harinya kita juga dibiasakan untuk melakukan budaya 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
pengembangan perilaku akhlakul karimah yang
dilaksanakan di MAN 2 Rembang?
Informan Menurut saya bagus mbak kalau diadakan kegiatan-kegiatan
tambahan seperti tadi. Soalnya untuk latihan juga waktu
bermasyarakat. Apalagi ini juga termasuk hal baru buat
saya, karena di sekolah sebelumnya saya tidak ada kegiatan
seperti yang dilaksanakan di MAN 2 Rembang.
Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan dalam kehidupan sehari-
hari setelah diberlakukannya program-program tersebut?
Informan Manfaatnya saya jadi tahu tentang kegiatan-kegiatan yang
sebelumnya belum saya lakukan. Setelah itu saya jadi
terbiasa melakukannya. Ya harapannya sampai saya lulus
nanti saya masih tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
pernah diajarkan di MAN 2 Rembang.
Peneliti Kalau pada saat pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
masih ada kegiatan pengembangan akhlakul karimah yang
masih dijalankan?
Informan Masih mbak. Tapi ya tidak semua. Hanya diambil kegiatan
yang sekiranya bisa dilakukan pada saat pembelajaran
daring melalui aplikasi. Kegiatan yang dilaksankan hanya
satu mbak, yaitu pembacaan syi’ir Hidayatul Muta;allimin.
Ini saja sudah dikurangi mbak. Karena biasanya sebelum
pelajaran dimulai, ada pembacaan Asmaul Husna juga. Tapi
karena keterbatasan waktu, jadi hanya dilaksanakan
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin saja.
Peneliti Ketika di rumah, apakah anda masih melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di madrasah seperti
sholat dhuha dan dzuhur berjamaah?
Informan Masih mbak. Tapi ya bisa dibilang tidak setia hari saya
melaksanakannya. Tahu sendiri lah ya, kalau di rumah itu
malah sering malasnya. Kalau di madrasah kan semangat
ada temannya, terus ada guru juga yang selalu membimbing.
Kalau di rumah kan seenaknya kita aja. Ya kalau saya lagi
nggak malas, saya berusaha mengerjakan sholat dhuha. Tapi
kalau untuk sholat dzuhur sudah pasti saya kerjakan, karena
itu sebuah kewajiban.
Peneliti Kira-kira faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
kamu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah
ketika kamu di rumah?
Informan Kalau yang mendukung, biasanya karena adanya kesadaran
dari diri sendiri, terus terkadang juga diingatkan sama orang
tua. Lalu ada dorongan dari guru juga, berupa nasihat dan
peringatan. Jadi setiap kali hendak mengakhiri pelajaran,
guru selalu berpesan kepada kita untuk tetap beribadah dan
selalu menjaga etika baik kita dimanapun kita berada. Kalau
untuk faktor penghambat mungkin dari lingkungan juga.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah sudah cukup baik mbak. Soalnya
dalam keadaan yang genting ini pihak madrasah masih
mengusahakan untuk tetap melakukan kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah demi tercapainya
visi dan misi MAN 2 Rembang.
Peneliti Baik dik, terima kasih banyak atas kesediaanya untuk saya
wawancarai.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-6

Informan : Muhammad Yusuf


Jabatan : Peserta Didik
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2020
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Peserta Didik

Wawancara VI
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu adik. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai adik perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, dik?
Informan Bisa kak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, dik. Untuk pertanyaan yang pertama, Sebagai
peserta didik, apakah kamu mengetahui visi dan misi dari
MAN 2 Rembang?
Informan Iya, mbak. Saya tahu perihal visi dan misi madrasah
Peneliti Oh iya, dik. Lalu Dari mana kamu mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Saya tahu dari banner-banner yang ditempel di samping
pintu masuk utama madrasah. Selain itu di setiap kelas juga
ada kertas yang ditempel di tembok yang bertuliskan tentang
visi-dan misi madrasah.
Peneliti Menurut kamu, apakah penting mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Menurut saya penting. Karena peserta didik juga berperan
dalam tercapainya visi dan misi madrasah. Jadi kalau kita
tahu visi dan misi madrasah kita juga tahu tentang tujuan
diberlakukan kegiatan-kegiatan tambahan yang ada di MAN
2 Rembang.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi madrasah?
Informan Kalau saya pribadi, untuk membantu tercapainya visi dan
misi madrasah, sebisa mungkin saya mentaati pertauran
yang ada di madrasah. Apabila saya melakukan kesalahan,
saya juga siap jika harus diberi teguran dan hukuman.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada banyak, mbak. Pertama ada pembacaan Asmaul Husna
dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin, terus setelah itu dilanjut
dengan sholat dhuha berjamaah. Pada jam istirahat kedua
ada kegiatan sholat dzuhur berjamaah di musholla bagi
peserta didik putra, dan di aula untuk peserta didik putri.
Setiap hari Jumat ada kegiatan amal Jumat. Terus setiap
harinya kita juga dibiasakan untuk melakukan budaya 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
pengembangan perilaku akhlakul karimah yang
dilaksanakan di MAN 2 Rembang?
Informan Menurut saya bagus mbak kalau diadakan kegiatan-kegiatan
tambahan seperti tadi. Apalagi basic pendidikan saya dari
dulu adalah umum. Jadi dengan adanya kegiat-kegiatan
tersebut, saya bisa belajar lebih banyak lagi. Selain itu saya
juga lebih tahu tentang program-program keagamaan yang
bisa kita lakukan untuk menambah keimanan kita terhadap
Allah.
Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan dalam kehidupan sehari-
hari setelah diberlakukannya program-program tersebut?
Informan Manfaatnya saya jadi tahu tentang kegiatan-kegiatan yang
sebelumnya belum saya lakukan. Setelah itu saya jadi
terbiasa melakukannya. Ya harapannya sampai saya lulus
nanti saya masih tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
pernah diajarkan di MAN 2 Rembang.
Peneliti Kalau pada saat pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
masih ada kegiatan pengembangan akhlakul karimah yang
masih dijalankan?
Informan Masih mbak. Tapi ya tidak semua. Hanya diambil kegiatan
yang sekiranya bisa dilakukan pada saat pembelajaran
daring melalui aplikasi. Kegiatan yang dilaksankan hanya
satu mbak, yaitu pembacaan syi’ir Hidayatul Muta;allimin.
Ini saja sudah dikurangi mbak. Karena biasanya sebelum
pelajaran dimulai, ada pembacaan Asmaul Husna juga. Tapi
karena keterbatasan waktu, jadi hanya dilaksanakan
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin saja.
Peneliti Ketika di rumah, apakah anda masih melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di madrasah seperti
sholat dhuha dan dzuhur berjamaah?
Informan Masih mbak. Tapi ya bisa dibilang tidak setia hari saya
melaksanakannya. Tahu sendiri lah ya, kalau di rumah itu
malah sering malasnya. Kalau di madrasah kan semangat
ada temannya, terus ada guru juga yang selalu membimbing.
Kalau di rumah kan seenaknya kita aja. Ya kalau saya lagi
nggak malas, saya berusaha mengerjakan sholat dhuha. Tapi
kalau untuk sholat dzuhur sudah pasti saya kerjakan, karena
itu sebuah kewajiban.
Peneliti Kira-kira faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
kamu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah
ketika kamu di rumah?
Informan Kalau yang mendukung, biasanya karena adanya kesadaran
dari diri sendiri, terus terkadang juga diingatkan sama orang
tua. Lalu ada dorongan dari guru juga, berupa nasihat dan
peringatan. Jadi setiap kali hendak mengakhiri pelajaran,
guru selalu berpesan kepada kita untuk tetap beribadah dan
selalu menjaga etika baik kita dimanapun kita berada. Kalau
untuk faktor penghambat mungkin dari lingkungan juga.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah sudah cukup baik mbak. Soalnya
dalam keadaan yang genting ini pihak madrasah masih
mengusahakan untuk tetap melakukan kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah demi tercapainya
visi dan misi MAN 2 Rembang.
Peneliti Baik dik, terima kasih banyak atas kesediaanya untuk saya
wawancarai.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
TRANSKRIP WAWANCARA Ke-7

Informan : Nailish Shofi


Jabatan : Peserta Didik
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 September 2020
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Pondok Pesantren Al-Wahdah

Wawancara VII
Peneliti Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Informan Wa’alaikumussalamWarahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti Mohon maaf mengganggu waktu adik. Saya Muflichah
mahasiswi IAIN Kudus, ingin mewawancarai adik perihal
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan perilaku
akhlakul karimah pada peserta didik MAN 2 Rembang.
Apakah bisa, dik?
Informan Bisa kak, silakan saja!
Peneliti Terimakasih, dik. Untuk pertanyaan yang pertama, Sebagai
peserta didik, apakah kamu mengetahui visi dan misi dari
MAN 2 Rembang?
Informan Iya, mbak. Saya tahu perihal visi dan misi madrasah
Peneliti Oh iya, dik. Lalu Dari mana kamu mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Saya tahu dari banner-banner yang ditempel di samping
pintu masuk utama madrasah. Selain itu di setiap kelas juga
ada kertas yang ditempel di tembok yang bertuliskan tentang
visi-dan misi madrasah.
Peneliti Menurut kamu, apakah penting mengetahui visi dan misi
madrasah?
Informan Menurut saya penting. Karena peserta didik juga berperan
dalam tercapainya visi dan misi madrasah. Jadi kalau kita
tahu visi dan misi madrasah kita juga tahu tentang tujuan
diberlakukan kegiatan-kegiatan tambahan yang ada di MAN
2 Rembang.
Peneliti Apa yang anda lakukan untuk membantu tercapainya visi
dan misi madrasah?
Informan Kalau saya pribadi, untuk membantu tercapainya visi dan
misi madrasah, sebisa mungkin saya mentaati pertauran
yang ada di madrasah. Apabila saya melakukan kesalahan,
saya juga siap jika harus diberi teguran dan hukuman.
Peneliti Program apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik?
Informan Ada banyak, mbak. Pertama ada pembacaan Asmaul Husna
dan syi’ir Hidayatul Muta’allimin, terus setelah itu dilanjut
dengan sholat dhuha berjamaah. Pada jam istirahat kedua
ada kegiatan sholat dzuhur berjamaah di musholla bagi
peserta didik putra, dan di aula untuk peserta didik putri.
Setiap hari Jumat ada kegiatan amal Jumat. Terus setiap
harinya kita juga dibiasakan untuk melakukan budaya 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)
Peneliti Bagaimana tanggapan anda mengenai program-program
pengembangan perilaku akhlakul karimah yang
dilaksanakan di MAN 2 Rembang?
Informan Menurut saya bagus mbak kalau diadakan kegiatan-kegiatan
tambahan seperti tadi. Apalagi basic pendidikan saya dari
dulu adalah umum. Jadi dengan adanya kegiat-kegiatan
tersebut, saya bisa belajar lebih banyak lagi. Selain itu saya
juga lebih tahu tentang program-program keagamaan yang
bisa kita lakukan untuk menambah keimanan kita terhadap
Allah.
Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan dalam kehidupan sehari-
hari setelah diberlakukannya program-program tersebut?
Informan Manfaatnya saya jadi tahu tentang kegiatan-kegiatan yang
sebelumnya belum saya lakukan. Setelah itu saya jadi
terbiasa melakukannya. Ya harapannya sampai saya lulus
nanti saya masih tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
pernah diajarkan di MAN 2 Rembang.
Peneliti Kalau pada saat pembelajaran daring seperti saat ini, apakah
masih ada kegiatan pengembangan akhlakul karimah yang
masih dijalankan?
Informan Masih mbak. Tapi ya tidak semua. Hanya diambil kegiatan
yang sekiranya bisa dilakukan pada saat pembelajaran
daring melalui aplikasi. Kegiatan yang dilaksankan hanya
satu mbak, yaitu pembacaan syi’ir Hidayatul Muta;allimin.
Ini saja sudah dikurangi mbak. Karena biasanya sebelum
pelajaran dimulai, ada pembacaan Asmaul Husna juga. Tapi
karena keterbatasan waktu, jadi hanya dilaksanakan
pembacaan syi’ir Hidayatul Muta’allimin saja.
Peneliti Ketika di pondok, apakah anda masih melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di madrasah seperti
sholat dhuha dan dzuhur berjamaah?
Informan Masih mbak. Apalgi di pondok kebanyakan santri
mengerjakan sholat dhuha, secara tidak langsung saya jadi
tergugah untuk menlaksanakannya. Kalau untuk sholat
dzuhur berjamaah, tentunya kita selalu melaksanakan.
Karena di pondok ada program wajib jamaah.
Peneliti Kira-kira faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
kamu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah
ketika kamu di rumah?
Informan Kalau yang mendukung, biasanya karena adanya kesadaran
dari diri sendiri, terus terkadang juga diingatkan sama teman
satu kamar. Lalu ada dorongan dari guru dan bu nyai juga,
berupa nasihat dan peringatan. Jadi setiap kali hendak
mengakhiri pelajaran, guru selalu berpesan kepada kita
untuk tetap beribadah dan selalu menjaga etika baik kita
dimanapun kita berada. Kalau di pondok seperti ini, menurut
saya tidak ada faktor penghambat mungkin dari lingkungan
juga.
Peneliti Menurut anda, bagaimana pelaksanaan pengembangan
perilaku akhlakul karimah pada peserta didik di masa
pandemi ini?
Informan Kalau menurut saya, pelaksanaan kegiatan pengembangan
perilaku akhlakul karimah sudah cukup baik mbak. Soalnya
dalam keadaan yang genting ini pihak madrasah masih
mengusahakan untuk tetap melakukan kegiatan
pengembangan perilaku akhlakul karimah demi tercapainya
visi dan misi MAN 2 Rembang.
Peneliti Baik dik, terima kasih banyak atas kesediaanya untuk saya
wawancarai.
Informan Iya mbak, sama-sama.
Peneliti Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Informan Wa’alakumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara dengan Waka Kurikulum


Wawancara dengan Ahmad Muslih, S.Ag

Wawancara dengan Umi Zulaifah, S.Pd


Wawancara dengan Reha Lu’luatut Jannah

Wawancara dengan Nailish Shofi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(Curiculum Vitae)

Nama : Muflichah
Tempat/Tanggal Lahir : Rembang, 31 Juli 1998
Alamat : Dukuh Krajan RT 03/RW 01 Desa Woro,
Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang
Nomor HP : 085800035548
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : Ichakece39@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
 Tahun 2004-2010 : SD N 1 WORO
 Tahun 2010-2013 : SMP N 1 KRAGAN
 Tahun 2013-2016 : MAN 2 REMBANG

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat Saya,

Muflichah

Anda mungkin juga menyukai