Anda di halaman 1dari 17

Sistematika Penulisan Proposal

proposal merupakan suatu rancangan yang dibuat secara sistematis dan terperinci untuk
kegiatan yang akan diselenggarakan. Tujuan dari pembuatan proposal kegiatan yaitu agar
bisa mendapatkan persetujuan dari pihak yang berkepentingan terhadap acara untuk diajak
bekerja sama melancarkan kegiatan tersebut.
Selain itu, pengajuan proposal juga dapat digunakan sebagai pengajuan permohonan dana
bantuan yang nantinya pihak terkait akan bekerja sama dengan penyelenggara kegiatan dengan
memberikan bantuan dana.
Berikut diuraikan Sistematika Penulisan Proposal:

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori
B. Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Prosedur Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Validasi Data
H. Teknik Analisis Data

BAB IV: PENUTUP


A. Simpulan
B. Saran

LAMPIRAN
Bagian lampiran memuat jadwal pelaksanaan penelitian, anggaran, dan
daftar pustaka.

Keterangan Isi Bagian Inti


Isi bagian inti adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan.
Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui latar belakang penelitian, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, definisi operasional, dan manfaat penelitian.

Latar Belakang
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa
penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. Di dalam bagian ini
dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik
ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar
belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan
seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan
pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat
landasan berpijak yang lebih kokoh.

Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dicari jawabannya. Pertanyaan penelitian hendaknya disusun secara
singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan penelitian yang
baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, Pertanyaan penelitian hendaknya
dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada
latar belakang dan pertanyaan penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya.
Pertanyaan penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab keguanaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.

Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian
atau kekurang jelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu
diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang
terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika
istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi
operasional disampaikan secara langsung. Dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
operasional lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Secara tidak
langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan
atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi oprasional dari
variabel ―prestasi aritmatika‖ adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang
meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan
definisi dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Tidak semua
penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat
eksploratif dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis
penelitian tidak harus ada dalam skripsi hasil penelitian kuantiatif.
Secara prosedural hipotesis diajukan setelah peneliti melakukan kajian, pustaka, karena
hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan
telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh : Ada hubungan positif
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran
Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi : Siswa SMP yang tingkat
kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran
Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya : (a) menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara
singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel)
yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang telah diajukan. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap yang diteliti, maka
diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang
diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan
terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri.
Dilanjutkan dengan kerangka berpikir. Bagian ini berupa deskripsi naratif mengenai pola pikir
peneliti dalam meneliti yang dipertegaskan dengan gambar alurnya.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan
diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik
jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber
kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian.
Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
pemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran
penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode
mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, penelitian
dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif.
Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini
digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk
memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis
penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theoty, interaktif, ekologis,
partisipatonis, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.

Subjek Penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang bagaimana penentuan subjek penelitian.
Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan informasi yang
dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain dari subjek penelitian lebih dikenal
dengan responden, yaitu orang yang memberi respon atau informasi yang dibutuhkan dalam
pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian atau istilah responden inilah yang dinamakan
informan, yaitu pemberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilaksanakannya.

Waktu dan Tempat Penelitian


Bagian ini menunjukkan waktu dan tempat penelitian yang disertai dengan jadwal
kegiatan penelitiannya yang berupa tabel.

Prosedur Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dan penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.

Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif terdapat dua macam, yaitu instrumen utama dan
instrumen bantu. Yang bertindak sebagai instrumen utama yaitu peneliti sendiri. Hal ini karena
selama proses penelitian berlangsung peneliti terlibat langsung sebagai perencana, pengumpul
data, analisator, penafsir data, dan melaporkan sendiri hasil penelitiannya. Sedangkan
instrumen bantu yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

Teknik Pengumpulan Data


Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpuan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman
data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dan lapangan
disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan
memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan
observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman,
format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian in Selain itu
dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang
diperlukan dalam pengumpulan data.

Teknik Validitas Data


Pada bagian ini menjelaskan mengenai teknik triangulasi yaitu triangulasi metode,
sumber data, teori, dan sebagainya. Teknik ini sangat berguna untuk mengukur kevalidan/sahih
tidaknya data yang telah dikumpulkan.
Teknik Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti
dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian,
pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan
penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan
setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis,
analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data mi supaya
diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.
Bagian ini juga memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh
keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya
dikonfir-masikan kepada sumbernya (confirmability).

Bab IV Penutup
Pada bagian penutup berisi simpulan dari latar belakang dan kajian teori, serta saran yang
ditujukan kepada semuapihak yang membaca proposal tersebut.

31
Sistematika Penulisan Proposal
Sistematika penulisan proposal memiliki kekhasan masing-masing. Terdapat gaya
selingkung yang digunakan sebagai pembeda tanpa mengabaikan kaidah ilmiah. Berikut
diuraikan mengenai sistematika penulisan skripsi:
Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai berikut.
1) Peringkat 1 merupakan judul bab yang ditulis dengan huruf kapital semua, dihitam
pekat (bold), dan ditempatkan di tengah halaman
2) Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai titik
dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
3) Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
4) Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
5) Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai kurung tutup
tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
6) Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan
jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan
setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1)
dan (a); sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bulit seperti ● dan ■.
Contohnya:
BAB III
METODE PENELITIAN

C. Instrumen Penelitian
Judul subbab ini berperingkat 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar memakai titik. Judul subbab ini
ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dan tepi
kiri dan kemudian baris berikutnya dicetak mulai garis tepi.

1. Alasan Pemilihan Tes


Judul subbab ini berperingkat 3 yang ditandai dengan urutan angka memakai titik. Judul subbab
ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya climulai 1,2 cm dan
tepi kiri dan kernudian bans selanjutnya dicetak mulai dan garis tepi.

a. Isi Tes
Judul subbab ini berperingkat 4 yang ditandai dengan urutan huruf kecil memakai titik. Judul
subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm
dan tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dan garis tepi. Contoh penyajian butir
hierarkis dan nonhierarkis dapat dilihat pada Alternatif Pertarna.

1) Tingkat Kesulitan Butir Tes


Judul subbab ini berperingkat 5 yang ditandai dengan urutan angka memakai kurung tutup tanpa titik.
Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2
cm dan tepi kin dan kemudian bans selanjutnya dicetak mulai dan garis tepi.
Ringkasan penulisan Judul subbab alternatif ketiga:

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

...............................................................................................................................
............................................................................................................................................
......
32
B. Kajian Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Definisi Pengertian Karakter


33
B. CARA MERUJUK DAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Merujuk atau mengutip merupakan bagian yang penting sebab berkaitan dengan
kemampuan peneliti dalam mengumpulkan teori-teori para pakar yang digunakan untuk
menjadi bahan analisis penelitian. Kutipan-kutipan teori itu juga berpengaruh pada kualitas hasil
penelitian sehingga aspek ini tidak boleh disepelekan.
Sumber pustaka pun harus disusun secara teratur dan rapi pada daftar pustaka.
Rumus penulisan daftar pustaka adalah NaTaJuKoPe (Nama. Tahun terbit. Judul. Kota terbit:
Penerbit.). Contoh dapat dilihat pada Lampiran 17.

1. Cara Merujuk Kutipan Langsung


a. Kutipan Kurang dari 40 Kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (―...―) sebagai bagian
yang terpadu dalam teks utama, dan dilkuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama
penulis dapat ditulis secra terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.

Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.

Contoh:
Soebronto (1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan
kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.

Contoh:
Kesimpulan dan penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan
kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123).

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tungga( (‗...‗).
Contoh:
Kesimpulan dan penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak „campur tangan‟
pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo,
1991:101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih


Kutipan yang berisi 40 kata atau Iebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks
yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kin dan kanan, dan diketik dengan spasi
tunggaL Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:

Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut.


The „placebo effect‟, which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors
were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when
real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a
placebo effect.
Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulal 1,2 cm dan tepi kiri
garis teks kutipan.

c. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan


Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka
kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.

Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalarn pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudab rnelaksanakan
kurikulurn baru (Manan, 1995:278).
34
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat
titik.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang mernerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian
tubuh lain.....Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah rnenangkap bola, menendang bola,
dan
menggambar” (Asim, 1995:3 15).

2. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


Kutipan yang disebut secara tak Iangsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat
disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika
memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Salirnin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada rnahasiswa tahun
keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.

Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada rnahasiswa tahun keempat. (Salimin,1990:13).

3. Cara Menulis Daftar Pustaka


Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan Iainnya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak angsung. Bahan-bahan yang dibaca akan
tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam Daftar Pustaka, sedangkan sernua bahan yang
dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar
Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi
(1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota
tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung
jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dan satu, cara penuilsan namanya sama
dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dan dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama
awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri
dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oeh tim, semua nama penulisnya harus
dicantumkan dalam daftar rujukan.

a. Rujukan dan Buku


Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis
dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuai kata hubung.
Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:

Strunk, W. Jr. & White, E.B. 1979. The Elements of Style (3rd ed.). New York: Macmillan.

Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dan Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azas.
Malang: FPIPS IKIP MALANG.

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan
seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-
bukunya.
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA:
Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta, GA: Career
Ladder Clearinghouse.

b. Rujukan dan Buku yang Benisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Seperti menulis rujukan dan buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan
(Eds.) jika editornya Iebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.

Contoh:

Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second
Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatf dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang:
HISKI Komisariat Malang dan YA3.

c. Rujukan dan Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel
ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan
(Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila Iebih dan satu editor. Judul buku kumpulannya
ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.

Contoh

Hartley,J.T., Harker,J.O. & Walsh,D.A. 1980. Contemporary Issues and New Directions in Adult
Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s:
Psychological issues (him. 239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pen
gembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25).
Malang:
HISKI Komisariat Malang dan YA3.

d. Rujukan dan Artikel dalam Jurnal


Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis
dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak
miring, dan huruf awal dan setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung.
Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan
nomor halaman dan artikel tersebut.

Contoh:

Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelihan, 1(1):
33-47.

e. Rujukan dan Artikel dalam Jurnal dan CD-ROM


Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dan artikel dalam jurnal cetak
ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung.

Contoh:

Krashen, S., Long, M. & Scarcelia, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language
Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly- Digital, 1997).
f. Rujukan dan Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul
artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata
hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak
miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today, hlm. 70-76.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. info Komputer, IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.

g. Rujukan dan Koran Tanpa Penulis


Nama koran ditulls di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama
koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor
halaman.

Contoh:

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, him. 3.

h. Rujukan dan Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu


Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun
penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.

Contoh:

Undang-Undang Republik indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistern Pendidikan Nasional. 1990.
Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

i. Rujukan dan Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut


Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang
bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.

Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

j. Rujukan Berupa Karya Terjemahan


Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa
Ftahun.

Contoh:

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh
Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
k. Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, afau Disertasi
Nama penuhis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring dilkuti dengan pernyataan skripsi,
tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas
serta nama perguruan tinggi.

Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK.
Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP MALANG.

l.Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran,


atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis
dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan ―Makalah disajikan dalam ..―., nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.

Contoh:

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Loka karya
Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian
IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota,
BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

m. Rujukan dan Internet berupa Karya Individual


Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online),
dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses,
di antara tanda kurung.

Contoh:

Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm
before the Storm, (Online), (http:/fjournal.ecs.soton.ac.ukfsurvey/survey.html,diakses 12 Juni
1996).

n. Rujukan dan Internet berupa Artikel dan Jurnal


Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung
(Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai
dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy
Analysis Archives, (Online), Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/,diakses12 Februari 1997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan,
(Online), Jilid 5, No.4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).

o. Rujukan dan Internet berupa Bahan Diskusi


Nama penulis ditulis seperti rujukan dan bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online),
(NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 Nopeinber 1995).

p. Rujukan dan Internet berupa E-mail Pribadi


Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail
pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak
miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).

Contoh:

Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada
Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Au Saukah
(jippsi@mlg.ywcn.or.id).
C. BAHASA DAN TANDA BACA
1. Penggunaan Bahasa
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan
lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah
yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat
pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata
seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh
penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti.
Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.

2. Penulisan Tanda Baca


Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), Pedoman Pembentukan Istllah, dan Kamus Bahasa Indonesia versi
V tahun 2016. Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.

Titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat
dengan huruf yang mendahuluinya.

Tidak Baku Baku


• Sampel dipilih secara rambang. Sampel dipilih secara rambang.
• Data dianalisis dengan teknik korelasi, Data dianalisis dengan teknik
korelasi, Anova ,dan regresi ganda. Anova, dan regresi ganda.
• ... dengan teori ; kemudian.................................................dengan teori; kemudian
• ... sebagai berikut:..............................................................sebagai berikut:
• Hal itu tidak benar ! Hal itu tidak benar!
• Benarkah hal itu ? Benarkah hal itu?
• Jumlahnya sekitar 20 %. Jumlahnya sekitar 20%.

Tanda kutip (“. .“) dan tanda kurung diketik rapat dengan huruf dan kata atau frasa yang diapit.

Tidak baku Baku


• Kelima kelompok “ sepadan “. Kelima kelompok “sepadan”.
• Tes tersebut dianggap baku Tes tersebut dianggap baku
( standardized ). (standardized).

Tanda hubung (-), tanda pisah (—), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf
yang mendahului dan mengikutinya.

Tidak baku Baku


• Tidak berbelit - belit. Tidak berbelit-belit.
• ini terjadi selama tahun 1942 - 1945. ini terjadi selama tahun 1942-1945.
• Semua teknik analisis yang dipakai di sini Semua teknik analisis yang dipakai di sini
— kuantitatif dan kualitatif — perlu ditinjau. —kuantitatif dan kualitatif—perlu ditinjau.
• Dia tidak I belum mengaku. Dia tidak/belum mengaku.

Tanda sama derigan (=), Iebih besar (>), Iebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x),
dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.

Tidak baku
• p=0,05 • p = 0,05
• p>0,01 • p > 0,01
• p<0,01 • p < 0,01
• a+b=c •a+b=c
• a:b=d •a:b=d

Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan
nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan
mengikutinya.

Tidak baku Baku


• Sadtono (1980: 10) menyatakan Sadtono (1980: 10) menyatakan

Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan dengan suku

katanya. Tidak baku Baku


• Masalah ini perlu ditegas Masalah ini perlu ditegas-
kan. kan.
• Tidak dilakukan dengan me- Tidak dilakukan dengan mern
mbabi-buta. babi-buta.
Kebahasaan Poposal

1. Terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat argumentatif (Menyampaikan


pendapat yang memberikan alasan atau bukti pihak lain yang dituju).

2. Terdapat pernyataan yang bersifat persuasif (Kalimat pada proposal dapat


mempengaruhi dan meyakinkan orang lain)

3. Banyak menggunakan istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri
ataupun istilah-istilah yang berkaitan dengan bidang keilmuannya dan tidak
menggunakan bahasa kiasan.
4. Banyak menggunakan kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-
langkah kegiatan (metode penelitian), misalnya, berlatih, membaca,
mengisi, mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian yang ditandai
oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni.
6. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian seperti, selain itu,
pertama, kedua, ketiga.
7. Menggunakan kata-kata yang mencerminkan sebuah perencanaan. Hal itu
sesuai dengan sifat proposal sebagai usulan, rencana, atau rancangan program
kegiatan.

8. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna


menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju
atau penerima proposal

9. Dari uraian di atas Kalian telah mengetahui pengertian proposal, isi, sistematika
serta kaidah kebahasaan yang ada di dalamnya. Dengan begitu Kalian semakin
memahami dan dapat merancang proposal yang baik dan benar pada kegiatan
kedua. Demikian semoga uraian ini bermanfaat untuk Kalian semua.

Anda mungkin juga menyukai