Anda di halaman 1dari 9

Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan

Tanah merupakan komponen yang penting bagi


keberlangsungan kehidupan di bumi. Tumbuhan memperoleh air dan
nutrisi dari tanah, kemudian diolahnya sehingga dapat dimanfaatkan
oleh organisme lain termasuk manusia.

A.Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan


Kehidupan

1. Peran Tanah bagi Kehidupan


Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup.
Tumbuhan sangat memerlukan unsur hara atau nutrisi berupa mineral
dan air yang terkandung dalam tanah. Berikut adalah beberapa peran
tanah bagi kehidupan :
a. Tempat Hidup Hewan dan Bakteri
b. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia

Banyak barang kerjinan dan perabotan yang terbuat dari tanah.


Tumbuhan yang merupakan sumber pangan utama bagi makhluk
hidup tumbuh di tanah. Selain mengandung nutrisi penting bagi
tumbuhan, tanah juga menyimpan berbagai macam logam, batu bara,
dan mniyak bumi yang dibutuhkan manusia untuk menunjang
kehidupannya.
c. Penyedia dan Penyaring Air
Sumber air utama berada di dalam tanah. Agar dapat
memperoleh air tanah, kita biasanya membuat sumur dengan
menggali tanah sampai beberapa meter. Kegiatan rumah tangga dan
industri banyak menghasilkan limbah berupa air.
Beberapa bahan polutan yang masuk ke tanah dapat dinetralkan
oleh tanah dan menjadi bahan yang tidak membahayakan
lingkungan. Karena, di dalam tanah terdapat bakteri atau
mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa
kompleks atau senyawa berbahaya menjadi senyawa yang lebih
sederhana.

2. Peran Organisme Tanah


Organisme tanah pada umumnya berada di lapisan tanah bagian
atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Sekitar 80-100%
aktivitas biologis yang terjadi di tanah, dilakukan jamur dan bakteri
yang hasilnya dapat mempengaruhi kesuburan, tekstur, dan
kegemburan tanah. Berikut adalah beberapa peran organisme
tanah :
a. Dekomposer

Organisme tanah dapat melakukan dekomposisi atau


menguraikan bahan-bahan organik sisa makhluk hidup. Selain itu,
organisme tanah juga dapat membantu pelapukan batuan menjadi
bahan an-organik atau yang biasa disebut mineral tanah. Materi
an-organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut zat
hara.
b. Pereaksi Kimia dalam Tanah
Bakteri Nitrobacter yang terlibat dalam reaksi penguraian materi
organik kompleks sisa makhluk hidup menjadi senyawa nitrat,
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain bakteri juga terdapat
mikoriza, yaitu jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan untuk
meningkatkan kemampuan tumbuhan menyerap unsur hara berupa
fosfor
c. Pengurai Polutan dalam Tanah

Organisme tanah menguraikan bahan kimia yang masuk ke


tanah misalnya herbisida. Unsur racun dan polutan seperti arsenik,
kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena
terakumulasi di dalam tubuh bakteri
d. Pencegah Penyakit Tanah

Secara alami, organisme yang ada di tanah memanfaatkan prinsip


pengendalian biologis, yaitu mangsa dan pemangsa sehingga
organisme yang mengganggu tanah dapat terkendali
e. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran butiran yang


menyusun tanah. Jenis tanah dapat diberi nama berdasarkan
ukuran butiran utama atau kombinasi dari ukuran butiran yang
paling melimpah.
Pembentukan tekstur tanah tidak lepas dari bantuan cacing atau
akar tumbuhan yang mampu mempercepat pemecahan butiran
tersebut dari batuan. Akar tumbuhan mampu menembus batuan
karena akar mampu mengeluarkan zat asam sehingga secara
kimiawi dapat membantu pelapukan batuan.
f. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan sususan butiran-butiran tanah yang


terikat satu sama lain menjadi suatu gumpalan. Lendir yang
dihasilkan oleh organisme tanah akan bercampur dengan tanah dan
membuat butiran tanah berkumpul membentuk gumpalan tanah.
Gumpalan tanah yang baik akan menunjang kehidupan organisme
tanah dan juga pertumbuhan populasi organisme tanah. Keberadaan
jamur juga mampu membantu penggumpalan tanah.
Organisme tanah juga mampu membuat pori-pori tanah
sehingga dapat menggemburkan tanah dan memungkinkan udara
masuk ke dalam tanah (aerasi tanah). Pori-pori tanah berguna
untuk meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Tanah yang
memiliki aerasi dan jumlah air cukup, sangat baik untuk menunjang
pertumbuhan tumbuhan.

B.Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun


Tanah

1. Proses Pembentukan Tanah


Tanah merupakan campuran dari batuan yang telah lapuk,
penguraian bahan organik, mineral, air, dan udara. Faktor fisik yang
mempengaruhi pelapukan adalah iklim, sinar matahari, dan curah hujan.
Selain itu, pelapukan secara biologis terjadi oleh adanya aktivitas
mikroorganisme tanah. Jenis vegetasi tumbuhan juga mempengaruhi
proses pembentukan tanah. Faktor lain yang mempengaruhi
pembentukan tanah adalah tipe bantuan, topografi atau relief tanah, dan
waktu.
2. Komponen Tanah
Berikut adalah komponen penyusun tanah :
a. Batuan

Batuan merupakan bahan padat yang terbentuk secara alami yang


tersusun atas campuran mineral dan senyawa lain dengan berbagai
komposisi. Para geologi mengelompokkan batuan menjadi 3 jenis
berdasarkan proses terjadinya, yaitu batuan beku, sedimen, dan
metamorf.
b. Udara

Rongga udara terdapat di antara butiran-butiran tanah. Selain di


antara butiran tanah, rongga udara juga terdapat di antara batuan yang
ada di tanah, di antara batuan dan batuan tanah, di antara butiran tanah
dengan akar tumbuhan, ataupun di antara akar tanaman dengan batu.
Rongga udara dapat terbentuk oleh aktivitas hewan tanah, misalnya
cacing.
c. Humus

Humus adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses


dekomposisi (penguraian) hewan atau tumbuhan yang telah mati, daun
yang gugur, atau kotoran hewan oleh bakteri dan jamur. Humus
adalah tanah yang memiliki tekstur gembur dan memiliki banyak
pori-pori sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Tanah
humus mampu mempertahankan air sehingga tanah selalu lembab
d. Air
Makhluk hidup yang hidup di tanah pada umumnya butuh
kelembaban tanah. Kelembaban tanah disebabkan keberadaan air
di dalam tanah. Tumbuhan juga memerlukan air. Air diserap oleh
tumbuhan setelah air menembus tanah dan mencapai akar.
e. Mineral

Beberapa ion positif yang ada di dalam tanah adalah kalium,


kalsium, dan magnesium. Sementara ion negatif yang ada dalam
tanah adalah nitrat, fosfat, dan sulfat. Kandungan mineral dalam
tanah yang berbeda-beda menentukan sifat dan karakter suatu tanah.
Tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di
dalamnya, tetapi juga sifat fisika dan kimia tanah.

Sifat fisika tanah mencakup tekstur dan struktur tanah. Selain itu,
sifat fisika tanah dapat diamati dengan mudah adalah warna tanah.
Warna tanah akan mempengaruhi temperatur dan kelembaban tanah
sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, aktivitas
organisme, dan struktur tanah. Salah satu sifat kimia tanah yang
menjadi indikator kesuburan tanah adalah derajat kesamaan atau pH
tanah. Tanah yang subur memiliki pH tanah sekitar 7.
f. Komponen Organik

Tanah merupakan tempat hidup dari sejumlah makhluk hidup


seperti bakteri, jamur, alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme
tanah tersebut menguraikan bahan-bahan yang berasal dari sisa
makhluk hidup sehingga menghasilkan material organik di dalam
tanah.

C.Upaya Menjaga Kelestarian Tanah


a. Pengelolaan Tanah Menggunakan Tanaman Penutup Tanah dan
Pengelolaan Lahan Miring untuk Mengurangi Erosi
Upaya untuk menjaga agar nutrisi dan mineral penting dalam tanah
tidak terbawa oleh aliran air akibat erosi dapat dilakukan dengan
menggunakan tanaman penutup atau melakukan reboisasi. Adanya
tanaman penutup tanah berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak
langsung mengenai permukaan tanah.
Pengelolaan tanah untuk mengurangi erosi dapat dibuat dengan
penterasan lahan miring (terasering). Penterasan bertujuan untuk
mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga
dapat memperlambat kecepatan aliran air di permukaan.
b. Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia

Upaya untuk mengurangi dampak penggunaan pupuk kimia adalah


dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Pupuk organik berasal dari bahan yang dapat terurai dan dapat
memperbaiki struktur tanah serta menjaga populasi mikroorganisme
tanah.
c. Pengolahan Tanah yang Tepat untuk Pertanian Monokultur

Pertanian monokultur merupakan penanaman satu jenis tumbuhan


pada suatu lahan dalam jangka waktu tertentu atau sesuai dengan umur
tanaman. Lahan yang ditanami satu jenis tumbuhan cenderung
mengurangi keanekaragaman hayati pada lahan tersebut. Salah satu
upaya pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur adalah
melakukan pergiliran tanaman. Lahan yang biasa ditanami padi, pada
musim kemarau dapat ditanami tanaman palawija atau tanaman yang
dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium.
d. Daur Ulang Sampah yang Sulit Terurai
Sampah yang sulit terurai seperti plastik, kaca, logam berpotensi
mengurangi tingkat kesuburan tanah. Mikroorganisme dalam tanah
memang dapat menguraikan sampah tersebut, namun membutuhkan
waktu yang sangat lama. Upaya yang dapat kamu lakukan di antaranya
dengan memisahkan antara sampah yang mudah terurai dengan
sampah yang sulit terurai. Selain dapat membantu menjaga kelestarian
tanah, kamu juga dapat mengubah barang bekas menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai