Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen Pengampu : Ns. Beti Haerani,S.Kep.,M.Kep

Oleh :

Siti Mariyam

(1420119011)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU

LOMBOK TENGAH

TA. 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Yang telah memberikan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta, beserta keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya
yang setia sampai hari kemudian.

Berikut ini, kami mempersembahkan sebuah makalah, yang dengannya kami


mengharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi kami sendiri.

Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
makalah ini, kami mohon maaf, karena kami sendiri masih dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami ibu
Ns. Beti Haerani, S.Kep.,M.Kep dan kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah
ini sehingga benar-benar bermanfaat.

Bagu, Selasa, 04 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 latar belakang.................................................................................................................1


1.2 masalah..........................................................................................................................1
1.3 tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 definisi............................................................................................................................3
2.2 anatomi fisiologi organ terkait......................................................................................3
2.3 etiologi...........................................................................................................................4
2.4 patofisiologi...................................................................................................................7
2.5 pathway..........................................................................................................................8
2.6 komplikasi.....................................................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................10

3.1 pengkajian....................................................................................................................11
3.2 Analisa data..................................................................................................................17
3.3 diagnosa.......................................................................................................................18
3.4 intervensi......................................................................................................................18
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................20

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................20
4.2 saran.............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit meningitis merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Penyakit ini secara
umum merupakan penyakit infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang dengan
manifestasi demamm dan kaku leher. Penyebabnya dapat berupa virus, bakteri, jamur dan
parasit (CDC, 2017).
Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menyebutkan terjadii epidemic dari
penyakit mmeningokokus yang berasal dari Saudi Arabia selama penyelenggaraan haji pada
maret 2000.
Insiden meningitis bervariasi mulai kasus rendah yang terjadi di Eropa dan amerika utara (1
kasus per 100.000) hingga kasus tinggi di afrika (800-1000 kasus per 100.000). sekitar 1,2
juta kasus meningitis bakteri terjadi setiap tahunnya di dunia, dengan tingkat kematian
mencapai 135.000 jiwa. Wabah meningitis terbesar dalam sejarah dunia dicatat WHO tetrjadi
pada 1996-1997 yang menyebabkan kebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian. WHO
mencatat sampai dengan bulan oktober 2018 dilaporkan 19.135 kasus suspek meningitis
dengan 1.398 kematian di sepanjang meningitis belt (Case Fatality Rate/CFR 7,3%). Dari
7.665 sampel yang diperiksa diketahui 846 sampel positif bakteri N.meningitidis
(WHO,2018).
Di Indonesia ssendiri, menurut data kementerian kesehatan, pada 2010 jumlah kasus
meningitis secara keseluruhan mencapai 19.381 orang dengan rincian laki-laki 12.010 pasien
dan wanita 7.371 pasien, dan dilaporkan pasien yang meninggal dunia sebesar 1.025 orang
(Kemenkes, 2010).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu menginitis?
2. Apa saja penyebab terjadinya meningitis?
3. Apa saja tanda dan gejala dari meningitis?
4. Apa saja komplikasi yang dapat timbul akibat meningitis?
5. Bagaimana perjalanan penyakit/patofisiologi dari meningitis?

1
6. Bagaimana Pathway dari meningitis?
1.3 Tujuan
Makalah ini berrtujuan untuk mengetahui apa itu meningitis hingga perjalanan penyakit dan
bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit meningitis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter dan
ruang subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS).
Peradangan yang terjadi pada Meningitis yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan
medula spinalis, dapat disebkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur
yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak (Wordpress.
2009)
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput yang
melpaisi otak dan medula spinalis, dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti virus,
bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan
otak (Black & Hawk.2005)
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula spinalis.
Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti Sinusiotis,
Otitis Media, Pneumonia, Edokarditis atau Osteomielitis. Meningitis bakterial adalah
inflamasi arakhnoid dan piameter yang mengenai CSS, Meningeotis juga bisa disebut
Leptomeningitis adalah infeksi selaput arakhnoid dan CSS di dala ruangan subarakhnoid
(Lippincott Williams & Wilkins.2012)

2.2 Anatomi fisologi organ terkait

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf
yang halus, membawa pembuluh darah dan sekresi cairan serebrospinal. Meningea terdiri
dari tiga lapis yaitu:
1. Lapisan Luar (Durameter)
Merupakan tempat yang tidak kenyal yang membungkus otak, sumsum tulang belakang,
cairan serebrospinal dan pembuluh darah. Durameter terbagi lagi atas durameter bagian
luar yang disebut selaput tulang tengkorak (periosteum) dan durameter bagian dalam
(meningeal) meliputi permukaan tengkorak untuk membentuk falks serebrum, tentorium
serebelum dan diafragma sella.

3
2. Lapisan tengah (Arakhnoid)
Disebut juga selaput otak, merupakan selaput halus yang memisahkan durameter
dengan piameter, membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat. Ruangan diantara durameter dan arakhnoid
disebut ruangan subdural yang berisi sedikit cairan jernih menyerupai getah bening.
Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah arteri dan vena yang menghubungkan sistem
otak dengan meningen serta dipenuhi oleh cairan serebrospinal.
3. Lapisan Dalam (Piameter)
Lapisan piameter merupakan selaput halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang
mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Lapisan ini melekat erat dengan
jaringan otak dan mengikuti gyrus dari otak. Ruangan diantara arakhnoid dan piameter
disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang, ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir
cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang.

2.3 Etiologi

Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Sementara meningitis bakteri lebih
berbahaya..
1. Meningitis Bakteri
Saat ini ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan meningitis. Beberapa di
antaranya:
a) Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri. Ada beberapa jenis bakteri
meningococcal disebut grup A, B, C, W135, Y dan Z. Saat ini sudah ada vaksin yang
tersedia untuk perlindungan terhadap grup C meningococcal bakteri..
b) Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus bakteri ini cenderung
mempengaruhi bayi dan anak-anak dan orang tua karena sistem kekebalan tubuh
mereka lebih lemah dari kelompok usia lainnya.
c) Mereka yang memiliki CSF shunt atau memiliki cacat dural mungkin bisa terkena
meningitis yang disebabkan oleh Staphylococcus
d) Pasien yang memiliki tulang belakang prosedur (misalnya tulang belakang
anaesthetia) beresiko meningitis yang disebabkan oleh Pseudomonas spp.

4
e) Sifilis dan tuberkulosis menuju meningitis serta jamur meningitis langka penyebab
tetapi terlihat dalam individu positif HIV dan orang-orang dengan kekebalan yang
ditekan.

Menurut kelompok usia, beberapa bakteri kemungkinan penyebab meningitis meliputi:

a) Dalam baru-borns - pneumokokus bakteri atau group B streptokokus, Listeria


monocytogenes, Escherichia coli
b) Bayi dan anak-anak - H. influenzae tipe b, pada anak-anak kurang dari 4 tahun dan
menjadi unvaccinated menimbulkan risiko meningitis karena Meningokokus,
Streptococcus radang paru-paru
c) Anak-anak dan orang dewasa : S. pneumoniae, H. influenzae tipe b, N. meningitidis, gram
negatif Basil, staphylococci, streptokokus dan L. monocytogenes.
d) Orang tua dan orang-orang dengan kekebalan ditekan : S. pneumoniae, L.
monocytogenes, tuberculosis (TB), organisme gram-negatif
e) Setelah cedera kepala atau infeksi yang diperoleh setelah tinggal di rumah sakit atau
prosedur. Termasuk infeksi dengan Kleibsiella pneumoniae, E.coli, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus

2. Transmisi infeksi
Meningococcal bakteri yang menyebabkan meningitis tersebar yang biasanya melalui
kontak dekat yang berkepanjangan. Penyebaran dimungkinkan karena pasien berada
dekat dari orang yang terinfeksi melalui bersin, batuk, berbagi barang-barang pribadi
seperti, sikat gigi, sendok garpu, peralatan dll. Bakteri pneumokokus juga tersebar oleh
kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, batuk, bersin dll. Namun, dalam
kebanyakan kasus hal ini hanya menyebabkan infeksi ringan, seperti infeksi telinga
tengah (otitis media). Orang-orang dengan sistem kekebalan rendah yang dapat
mengembangkan infeksi lebih parah seperti meningitis.
3. Meningitis virus penyebab
Ada beberapa virus yang dapat menyebabkan meningitis. Vaksinasi terhadap banyak
virus ini telah menyebabkan penurunan kejadian beberapa kasus meningitis. Contoh

5
campak, gondok dan Rubela (MMR) . Vaksinisasi tersedia bagi anak dengan kekebalan
rendah terhadap gondok, yang dulunya merupakan penyebab utama dari virus
meningitis pada anak-anak.
Virus yang dapat menyebabkan meningitis meliputi:
1) virus herpes simpleks-ini dapat menyebabkan genital herpes
2) enteroviruses-virus flu perut - ini telah menyebabkan polio di masa lalu juga bertanggung
jawab atas
3) Gondok
4) Echovirus
5) Coxsackie
6) Virus herpes zoster
7) Campak
8) Arbovirus
9) Influenza
10) HIV
11) Virus West Nile

4 Transmisi HIV
Infeksi virus meningitis dapat menyebar oleh kontak dekat dengan orang terinfeksi dan
yang terkena ketika orang bersin dan batuk. Mencuci tangan setelah terkontaminasi
dengan virus-misalnya, setelah menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus
di atasnya dapat mencegah penyebaran.

5 Penyebab lain dari meningitis


Penyebab lain dari meningitis meliputi:
a) Meningitis jamur-disebabkan oleh Cryptococcus, Histoplasma dan Coccidioides spesies
dan melihat pada pasien AIDS
b) Parasit yang menyebabkan meningitis-termasuk contoh meningitis eosinophilic yang
disebabkan oleh angiostrongyliasis
c) Organisme lainnya seperti tuberkulosis atipikal, sifilis, penyakit Lyme, leptospirosis,
listeriosis dan brucellosis, penyakit Kawasaki dan Mollaret's meningitis

6
d) Mungkin ada tidak ada infeksi dan peradangan hanya meninges menuju bebas- infektif
meningitis. Hal ini disebabkan oleh tumor, leukemia, limfoma, obat dan bahan kimia yang
diberikan spinally atau epidurally selama anestesi atau prosedur, penyakit seperti
Sarkoidosis, sistemik lupus eritematosus dan penyakit dll.

2.4 Patofisiologi

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau
jaringan tubuh yang lain. Virus atau bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput
otak, misalnya pada penyakit faringitis, tonsilitis, pneuminoa, bronchopneumonia dan
endokarditis. Penyebaran bakteri atau virus dapat pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau jaringan yang ada didekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis
media, mastoiditis, trombosis sinus kavernosus dan sinusitis. Penyebaran bisa juga terjadi
akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak. Invasi kuman-
kuman kedalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan arkhnoid, CSS
(cairan serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi;
dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke
dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi
pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua sel-sel plasma. Eksudat yang
terbentuk terdiri dari dua lapisan. Bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan
fibrin sedangkan dilapisan dalam terdapat makrofag.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat
menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron. Trombosis
serta organisasi eksudat perineural yang fibrono-purulen menyebabkan kelainan kraniales.
Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih
dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri.

2.5 komplikasi

Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain
1. Trombosis vena cerbral, yang menyebabkan kejang, koma, atau kelumpuhan.

7
2. Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan diruangan subdural karena adanya
infeksi karena kuman.
3. Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran kepala yang cepat dan abnormal yang
disebabkan oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.
4. Ensefalitis, yaitu radang pada otak
5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah diotak.
6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infrak otak karena adanya
infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak.
7. Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran pendengaran.
8. Gangguan perkembangan mental dan intelegensi karena adanya retardasi mental yang
mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu. (Harsono. 2007)

2.6 Pathway

FAKTOR
IMONOLOGI
-
defisiensi mekanisme
imun
-Defidiensi
BAKTERI VIRUS imonoglobuin
Mycobacterium tuberculosa -toxoplasma gondhii
Diplococcus pneumonia -toxoplasma gondhii, ricketsia
Neisseria meningitis
Streptococcus haemolyticuss

orofaring

8
infeksi saluran nafas atas, otitis media mastoiditis, anemia sel sabit

organisme menyebar melalui hematogen menuju meningen

Co2 meningkat di bagian otak Radang/inflamasi dalam meningen HIPERTERMIA

Edema serebri meningitis

peningkatan TIK: peningkatan permeabilitas darah ke otak

˃ 5-15 mmHg

KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN OTAK

Nyeri kepala

NYERI AKUT

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Tn.A (30) datang ke RS PKU Muhammadiyah Gombong diantar keluarga dengan


keluhan sakit kepala (pada bagian frontal), kaku leher dan demam tinggi sejak satu minggu
yang lalu .Istri klien mengatakan bahwa klien sering mengalami kejang-kejang kurang lebih
30 detik. Istri klien juga mengatakan suaminya juga sering mengeluh sulit tidur ketika
hendak tidur. Hal ini membuat klien terlihat lemah dan juga lemas .
Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat tanda krenik (+),tanda brudnizki (+). Ekstrimitas
teraba dingindan terdapat benjolan pada leher bagian dextra TD: 150/80 S: 39,00C , N :
60x/mnt RR: 28x/mnt. Pada hasil CT scan menunjukan terdapat edema kepala pada bagian
parietal. Setelah dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan juga lumbal pungsi, dokter
menyatakan bahwa pasien mengalami Meningitis

10
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Kebumen
Tanggal Masuk RS : 20 November 2015
Jam MRS : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Meningitis

b. Penanggung
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Kebumen
Hubungan dengan : Istri klien

11
2. Keluhan Utama :
Tn.D mengatakan merasa nyeri dibagian kepala
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien mengatakan bahwa sudah satu minggu mengalami nyeri dibagian kepala,
selain itu juga terasa kaku dibagian leher klien. Klien juga sudah demam selama satu
minggu.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Istri klien mengatakan bahwa sewaktu berumur 28 tahun, klien pernah mengalami
Herpes Zoster selama satu minggu , dan sempat dirawat di rumah sakit. Namun
penyakitnya sudah sembuh
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Istri klien mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak ada yang mengalami hal
seperti Tn.D

4. Pola Fungsional Virginia Henderson


1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bernapas dengan normal, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
Saat dikaji : klien terkadang sesak napas jika melakukan aktivitas berat
seperti berlari atau menaiki tangga. RR klien meningkat pada
saat dikaji (28x/mnt). Klien terpasang oksigen 5 liter
menggunakan canul nasal
2. Pola Kebutuhan Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi 1 piring
sehari dengan menu nasi, sayur, lauk. Minum 5-6 gelas per
hari. Dan sering minum air teh.
Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi makanan yang
diberikan dan hanya minum 4 gelas air putih satu hari ini dan
klien mengatakan kehilangan selera makan.
3. Pola Eliminasi

12
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak, warna kuning dan tidak ada keluhan. BAK 4x sehari,
dan tidak ada keluhan. Pasien melakukannya secara mandiri
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1x sehari. BAK 4-5 kali.Pada saat
dikaji pasien terpasang Kateter.
4. Istirahat dan Tidur
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidur 7 jam/hari dengan normal dan
nyenyak dan pasien mengatakan biasa tidur siang selama 30
menit.
Saat dikaji : Pasien mengatakan sulit beristirahat karena nyeri. Klien hanya
tidur beberapa jam sehari. Sering terbangun.
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya seperti
berjalan, bekerja secara mandiri.
Saat dikaji :Pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga karena
lemas
6. Mempertahankan Suhu
Sebelum sakit : Pasien memakai baju hangat ketika suhu dingin dan memakai
pakaian resep keringat ketika suhu panas.
Saat dikaji : Pasien memakai baju hangat ketika suhu dingin dan memakai
pakaian resep keringat ketika suhu panas.
7. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berpakaian secara mandiri.
Saat dikaji : Pasien mengatakan dibantu keluarga untuk berpakaian
8. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 2x sehari, sikat gigi rutin dan tanpa
bantuan.
Saat dikaji : Pasien mengatakan belum mandi atau diseka dibantu dengan
istrinya.
9. Pola Rasa Aman dan Nyaman

13
Sebelum sakit : Pasien mengatakan merasa aman dan nyaman berada ditengah-
tengah keluarga danteman-temannya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak nyaman di RS karena nyeri dan hanya
berbaring saja.
10. Pola Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan ibadah secara mandiri
dan tanpa dibimbing dilakukan setiap hari rutin.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tetap melaksanakan sholat di atas tempat
tidur.

11. Pola Bekerja


Sebelum sakit : Pasien mengatakan bekerja sebagai pns
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan pekerjaannya karen
sakit.
12. Pola Berekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan melakukan rekreasi dengan
bermainbersama keluarganya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya bisaberbaring di tempat tidur.
13. Pola Belajar
Sebelum sakit : Klien mengatakan sedikit mengetahui tentang penyakitnya.
Saat dikaji : Klien dan keluarga menjadi lebih paham mengenai
penyakitnya setelah diberi penjelasan oleh perawat dan dokter.

5. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
Kesadaran : Apatis
GCS : E= 3 V= 5 M= 6 (Total 14 )
Vital Sign : TD : 150/80 mmHg
Nadi : Frekuensi : 60 x/mnt
Irama : Reguler
Kekuatan : lemah

14
Respirasi : Frekuensi : 28 x/mnt
Irama : Irreguler
Suhu : 39,00C
2) Kepala :
Kulit kepala : Bentuk kepala mesosepalus, terdapat pembengkakan di daerah
parietal
Rambut : Warna rambut hitam merata, rambut sedikit rontok
Muka : Bentuknya simetris, tidak ada kelainan bentuk wajah.
Mata : Konjungtiva anemis, sclera normal, pupil isokor, palpebra normal
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada septum deviasi, tidak terdapat polip.
Keadaan hidung bersih
Mulut : Keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi ataupun gigi yang
tanggal
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan luka
3) Leher : bentuk tidak simetris krena terdapat pembesaran kelenjar limfe
bagian dekstra
4) Dada : bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran liver atau splenomegali
a) Pulmo : Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan ataupun bekas luka.
Palpasi : fremitus taktil tidak seirama seirama
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : trakelal
b) Cor: Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan, bekas luka.
Palpasi : ictus cordis : ICS V midclavicle sinistra
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : S1, S2 tunggal
5) Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, tidak terdapat lesi atau
namun terdapat splenomegali pada abdomen kuadran III
Palpasi : Tidak terdapat asites, terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Bunyi timpani dan redup pada kuadran III
Auskultasi : Peristaltic usus 12x/mnt

15
6) Genetalia : Keadaan bersih, tidak terdapat inflamasi.
7) Rectum :Terdapat hemoroid grade II

16
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 DS: klien mengatakan terasa Agen cidera biologis Nyeri akut
nyeri dibagian kepalanya
yang sudah ia rasakan
selama 2 minggu
DO: klien tampak menahan
nyeri. Pada saat berbiacar
klien sering menutup mata
untuk mengurangi nyeri,
tanda krenik (+)
2 DS: Klien mengatakan suhu Peningkatan laju Hipertermia
metabolism
badan terasa panas demam 1
minggu yang lalu.
DO: Suhu 39,00c, kulit
terlihat kemerahan dan
terasa panas saat dipalpasi
3 DS: pasien mengatakan Cidera otak Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak.
kaku pada bagian leher.
DO: Pemeriksaan CT scen
terdapat edema di kepala
(pariental),tanda
brudzinski(+)
Bagian ekstremitas klien
terasa dingin

17
C. DIAGNOSA DAN ITERVENSI

No. Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarksan
cidera biologis tentang teknik
keperawatan selama 2x24 jam level
non
nyeri klien menurun dengan criteria farmakologi
untuk
hasil:
mereduksi nyeri
No Indikasi Awal Target seperti
1 Nyeri yg 2 4 menggunakan
teknik nafas
dilaporkan dalam atau
2 Ekspresi 2 4 guided
imaginary
nyeri
2. Lakukan
wajah kompres dingin
3 Tidak bisa 2 4 dibagian yang
mengalami
beristiraha nyeri
t 3. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian obat
analgetik
4. Kaji faktor yang
meningkatkan
atau menurunya
nyeri
5. Tingkatkan
istirahat
6. Evaluasi
keefektifan
control nyeri
2 Hipertermia b/d Setelah dilakuka tindakan 1. Monitor suhu
peningkatan laju keperawatan selama 2x24 jam tubuh dan
metabolisme diharapka hipertermia pada pasien warna kulit
teratasi dengan criteria hasil: klien
2. Kompres hangat
No Indiksi Awa Target pasien pada
l lipat paha dan
1 Melaporkan 2 4 aksila
kenyamanan 3. Anjurkan pasien
suhu untuk minum
banyak air

18
2 Penurunan 2 4 4. Kolaborasi
suhu kulit dengan tim
medis dalam
pemberian obat
antipiretik
5. Istirahat dan
meminimalkan
aktivitas
3 Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Latihan ROM
perfusi jaringan otak keperawatan selama 2x24 jam pasif
b/d cidera otak diharapkan resiko ketidakefektifan 2. Catat perubahan
perfusi jaringan otak pada pasien pasien
teratasi dengan criteria hasil: 3. Lakukan
tindakan
No Indikai Awal Target pencegahan
. kejang
1 Sakit 2 4 4. Memonitor
kepala TTV
2 Demam 2 4 5. Batasi gerakan
leher, keala dan
punggung

BAB IV

PENUTUP

5.1 kesimpulan
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter dan
ruang subrakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS) yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Pada penderita meningitis biasanya dijumpai keluhan

19
pertama yaitu nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung.
Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor
tengkuk. Bila hebat, terjadi opisotonus yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran menurun, tanda kernig
dan brudunski positif. Untuk penanganan penderita meningitis dapat diberikan terapi
medis yaitu pemberian obat antibiotic dan kortekosteroid. Selain itu dapat juga dilakukan
terapi operatif yaitu tindakan operatif mastoidektomi, trombektomi, jugular vein ligation,
perisinual dan cerebellar abcess drainage.
5.2 saran
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
mengenai pasien dengan meningitis. Dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas
mahasiswa akan mampu mengembangkan dirinya dalam masyarakat dan memberikan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai meningitis, faktor-faktor pencetusnya
serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Nursokhiba, Novita dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan Meningitis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Diakses dari t.me/memberperawatkompeten

20

Anda mungkin juga menyukai