Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kemuhammadiyahan

“Memahami Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”

DOSEN PENGAMPU
Dr. Sudirman Tamin, M.Ag

DISUSUN OLEH :
1. Azzora Chairunnisa (20200510100059)
2. Muhammad Aqil kesuma (20200510100074)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah perkumpulan, persyarikatan, jam’iyyah, atau organisasi, tak terkecuali
persyarikatan Muhammadiyah, pasti didirikan dengan cita-cita, maksud atau tujuan tertentu.
Bahkan, kekuatan, kejayaan dan kelangsungan suatu organisasi sangat tergantung pada
kemuliaan dan keluhuran cita-citapara pendiri dan penerusnya, kemaslahatan (idealitas) dan
kemanfaatan (fungsionalitas) maksud atau tujuan yang diperjuangkan. Cita-cita dan tujuan
organisasi itu biasanya dirumuskan dalam core bilief, core value, visi, misi dantujuan
organisasi yang dalam Muhammadiyah disebut MKCH atau MKCHM singkatan dari Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Dengan demikian, MKCHM itu meliputi
core bilief atau keyakinan intiorganisasi massa (ormas) keagamaan lain, core value atau nilai-
nilai inti atau dasar menjadi pedoman atau nilai-nilai dasar perjuangan. Visi atau khittah
menjadi blue print arah gerak dan perjuangan. Misia tau core business atau tugas utama
menjadi medan gerakan dan perjuangan, dan tujuan atau objective yaitu sasaran langsung
yang hendak diwujudkan dari gerakan dan perjuangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah?
2. Bagaimana sejarah perumusan matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui sejarah perumusan matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Memahami matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah adalah sebuah teks
dan putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh sidang Tanwir. Berisi tentang
matan atau teks keyakinan dan cita-cita persyarikatan.
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) semula
merupakan usulan Ideologi Muhammadiyah, tetapi karena dikhawatirkan ada tuduhan
sebagai ideologi tandingan negara maka dicarikanlah padanan dari kata tersebut.
Kemudian dipilihlah kata Keyakinan dan Cita-cita untuk menggantikan kata Ideologi.
Meskipun demikian, keputusan ini tercatat sebagai ijtihad di bidang ideologi dan
kemudian disempurnakan di Tanwir Ponorogo tahun 1969. Keyakinan dan cita-cita
hidup ini diputuskan, karena sebetulnya setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-
cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup,
dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah
sebuah mimpi belaka. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita
ghirah (semangat) dalam mengejar cita-cita kita itu.
Adalah HM Muchlas Rowi, Bendahara BPH IBM Bekasi yang
mengungkapkan bahwa Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
(MKCH) merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan
tentang hakikat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Sejarah perumusan matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah


Matan Keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah disahkan oleh Mu’tamar
Muhammadiyah ke-37 yang diselenggarakan pada tahun 1968 di kota Yogyakarta.
Dalam sidang Tanwir menjelang Muktamar ke-37 dibahas berbagai masalah yang
akan dijadakan acara Mu’tamar, antara lain dibahas tentang perlunya tajdid di segala
bidang, termasuk tajdid ideologi Muhammadiyah.Gagasan tersebut dapat diterima
olehsidang, dan untuk merumuskannya, oleh sidang diserahkan kepada suatu
panitia. Hasil rumusan dari panitia ini selanjutnya dibawa ke Mu’tamar ke37.
Setelah melalui berbagai pembahasan akhirnya disetujui oleh Mu’tamar dengan
catatan agar rumusan tersebut disempurnakan oleh PP Muhammadiyah.
Rumusan PP Muhammadiyah dalam hal ini biro ideologi yang melaksanakan amanat
dan tugas dari Mu’tamar seterusnya menyerahkan kepada sidang Tanwir yang
berlangsung di Ponorogo.

a. Matan atau Isi


Rumusan yang kemudian menjadi gagasan adalah sebagai berikut:
a. Muhammadiyah adalah gerakan berdasarkan islam, bercita-cita dan
berkerja untuk terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi
oleh Allah SWT untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
dan khalifah dimuka bumi.

b. Muhammadiyah juga berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang


diwahyukan kepada para Rosul-Nya sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada unmat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan materil dan spiritual duniawi dan ukhrowi.

c. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam juga berdasarkan Al Qur’an kitab


Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan Sunah Rosul yang
berisi penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al Qur’an yang diberikan oleh
Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.

d. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakannya ajaran-ajaran islam


yang meliputi bidang-bidang aqidah, ahlak, ibadah, muamalat duniawiyah.

Langkah-langkah KH Ahmad Dahlan melalui perbaikan-perbaikan dalam bekerja


untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
1. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
2. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapatkan karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-
sumber kekayaan,kemerdekaan bangsa dan Negara republik Indonesia
berfalsafah pancasila,agar menjadikan Negara yang adil dan makmur
diridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala.

c. Sistematika dan pedoman untuk memahamirRumusan matan keyakinan dan cita-


cita hidup Muhammadiyah
a. Sistematika
Rumusan matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah terdiri dari lima
angka. Lima angka tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama : Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat


ideologis sebagaimana tersimpul dalam angka satu dan dua yang berbunyi :
1. Muhammadiyah adalah gerakan berdasarkan islamdan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar, berakidah islam dan bersumber pada Al-qur’an
dan sunnah, bercita-cita an bekerja untuk terwujudnya masyarakat
utama adil makmur yang di Ridhoi oleh Allah SWT, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dankhalifah di
muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah ajaran Allah yang di
wahyukan kepada Rosulnya sejak Nabi Adam sampai Muhammad sebagai
hidayat dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa,dan
menjamin kesejahteraan hidup materi dan spiritual duniawi dan
ukhrowi.
Kelompok kedua : Mengandung persoalan mengenai faham agama
menurut Muhammadiyah, ialah angka tiga dan empat, yang berbunyi :
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan :
a. Al-Qur’an
b. As-Sunnah
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang
meliputi bidang-idang :
a. Akidah
b. Akhlak
c. Ibadah
d. Muamalah Duniawiyah
Kelompok ketiga : Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi
Muhammadiyah dalam masyarakat Indonesia, ialah angka lima yang berbunyi:
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-
sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan di ridhoi Allah
Subhanahu wa ta’ala: “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghofur”.

3. Pedoman untuk memahami matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah


Uraian singkat mengenai Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah
- Pokok-pokok persoalan yang bersifat idiologis, yang terkandung dalam angka
1 dan 2 dari Matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” ialah :
a) Akidah : Muhammadiyah adalah gerakan islam.
b) Cita-cita : Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya Masyarakat utama,
adil, dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala.
c) Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan dalam mencapai cita-cita
tersebut : Agama islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah
kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup
materiil dan spiritual, dunia, dan ukhrowi.
d) Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah
sebagai sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu
sendiri.

Berdasarkan Islam, artinya ialah: Islam sebagai sumber ajaran yang


menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya.
Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa keper-cayaan yakni tauhid,
membentuk keyakinan dan cita-cita hidup bahwa hidup manusia di dunia ini
semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, demi
untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hidup beribadah menurutajaran Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala, dengan menu-naikan amanah-Nya serta mematuhi
ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-
Nya.
Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di
dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)Nya yang
bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan memelihara
keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.

e) Fungsi cita-cita atau tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup
ialah: sebagai kelanjutan atau konsekuensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah
Islam, seperti yang disimpulkan pada angka 4 diatas, tidak bisa lain kecuali
menimbulkan kesadaran pendirian, bahwa cita-cita atau tujuan yang akan
dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan masyarakat
yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia dalam rangka ibadahnya
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

f) Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah Islam dan


dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis.
Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan
hidup yang sesuai dengan “Aqidahnya” dalam mencapai “cita-cita/tujuan”
hidup dan perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam.
Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan
menyeluruh tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia atau masyarakat, sebagai isi dari pada masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

g) Keyakinan dan cita-cita hidup


Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah diuraikan dengan
singkat di atas, adalah dibentuk atau ditentukan oleh pengertian dan fahamnya
mengenai agama Islam. Agama Islam adalah sumber keyakinan dan cita-cita
hidup Muhammadiyah, Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah dalah
merupakan persoalan yang essensial bagi adanya keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah.

h) Faham Agama
1. Agama Islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasulnya, sejak
Nabi Adam sampai Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang
terahir, diutus dengan membawa syariat agama yang sepurna, untuk seluruh umat
manusia sepanjang masa. Maka dari itu agama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad itulah yang tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa-masa
selanjutnya.

Agama (yakni agama Isla yang dibawa oleh abi Muammad SAW) ialah apa
yang diturunkan Allah didalam Al-qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah
yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-
petunjuk untuk kebaikan umat manusia didunia maupun akhirat. Agama ialah apa
yang disyari’atkan Allah dengan perantara Nabi-nabinya berupa perintah-perintah
dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia
didunia dan akhirat. (putusan Majelis tarjih).

2. Dasar Agama Islam


Muhammadiyah mendedikasikan dirinya kepada Al-qur’an dan Sunnah.

3. Al-Qur’an danSunnah sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum atau


ajaran slam yang mengandung ajaran yang benar.
a. Mengungkapkan dan mengetahui kebenaran yang terkandun dalam Al-
Qur’an dan Sunnah.
b. Mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an
dan Sunnah.Sedangkan untuk mencari cara dan dalam melaksanakan ajaran
Al-Qur’an dan Sunnah dalam mengatur dunia guna memakmurkannya, akal
pikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peran yang penting dan
lapangan yang luas. Begitupula akal pikiran alra’yu adalah alat untuk
mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap
penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas maksud-maksud pokok ajaran
agama.

4. Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.

5. Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama


hendaklah berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba’.

6. Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan


masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun bagi kehidupan
gerakan, adalah dengan dasar seperti yang tersebut diatas, dilakukan dengan
musyawarah oleh para ahlinya, dengan cara yang sudah lazim yang dikenal
“tarjih”, ialah membanding-bandingkan pendapat-pendapat dalam musyawarah
dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat.

7. Dengan dasar dan cara memahami agama seperti diatas, Muhammadiyah


berpendirian bahwa ajaran islam merupakan “kesatuan ajaran” yang tidak boleh
dipisah-pisah dan meliputi Akidah, Akhlak, Ibadah, dan Mu’amalat Duniawiyah.
Dimana semuannya itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan
“Tauhid” dalam hidup dan kehidupan Manusia, dalam wujud dan bentuk hidup
dan kehidupan yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala dalam arti yang luas dan penuh seperti ibadah yang diruskan oleh Majelis
Tarjih:
Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah ditentukan dan disinari oleh
Islam, Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita
hidup Muhammadiyah. Hidup beribadah menurut ajaran islam adalah hidup
bertaqarub kepada Allah denagan menunaikan amanat serata mematuhi
ketentuan yang telah menjadi peraturan agar mendapatkan ridho dari Allah
Subhanahu wa ta’ala.

i) Fungsi dan Misi Muhammadiyah


Berdasar keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumber ajaran islam
yang murni, muhammadiyah menyadari akan kewajibanya berjuang dan
mengajak segenap golongan dan lapaisan bangsa Indonesia untuk mengatur
dan membangun tanah air dan Negara Republik Indoneia sehinga tercapai
kebahagian materiil dan spiritual yang di ridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai Muhammadiyah bukanlah hal
yang baru tetapi wajar,sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam
melaksanakan dan mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam
masyarakat Negara Republik Indonesia,satu-satunya jalan yang ditempuh
ialah menggunakan dakwah islam dan amar makruf nahi mungkar dalam arti
dan proporsi yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang di ridhai Allah Subhanahu wa
ta’ala, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
muka bumi.
Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual,
duniawi dan ukhrawi.
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
1. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
2. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakannya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang aqidah, ahlak, ibadah, mu’amalat duniawiyah.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Alla berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan
makmur dan diridhoi Allah SWT: "BALDATUN THAYYIBATUN WA ROBBUN
GHOFUR".
Daftar Pustaka
https://www.coursehero.com/file/41044466/Makalah-Kemuhdocx/
https://pdfcoffee.com/makalah-mkch-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai