Anda di halaman 1dari 13

GERAKAN TAJDID DAN DAKWAH MUHAMMADIYAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu: Dr. Sudirman Tamin, M.Ag

Disusun oleh :

Bagus Insani 20200510100031

Azra Aqilah Anwah 20200510100150

Syahdan Putra Mediansyah 20200510170001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


rahmatnya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sejarah Proses Turunnya Al-
Qur’an” untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an Drs.Fuad
Falakhuddin,MA.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni baginda
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua sumber yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara tertulis atau sumber-sumber lainnya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua
pembaca demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Sampul ………………………………... i
Kata Pengantar ………………………………... ii
IiiDaftar Isi ………………………………... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………... 2
C. Tujuan ………………………………... 2
Bab II Pembahasan
A. Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi ………………………………...
3
Munkar
B. Gerakan Tajdid dan Dakwah ………………………………...
3
Muhammadiyah
C. Lembaga Amal Usaha sebagai sarana ………………………………...
5
Dakwah

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ………………………………... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua faktor yang melandasi atau yang menjadi latar belakang berdirinya

muhammadiyah yaitu faktor intenal dan eksternal. Yang dimaksud faktor internal yaitu

faktor yang berkaitan dengan kondisi keagamaan kaum muslimin di Indonesia sendiri

karena berbagai sebab telah menyimpang dari ajaran islam yang benar. Sedangkan faktor

ekstenal yaitu faktor yang berkaitan dengan politik islam belanda terhadap kaum

muslimin di Indonesia dan pengaruh ide dan gerakan pembaharuan islam dari timur

tengah.

Sebagai langah perbaikan diusahakan untuk memahami kembali islam, dan selanjutnya

berbuat sesuai dengan apa yang mereka anggap sebagai standard islam yang benar. Misi

utama yang dibawa oleh Muhammadiyah ialah pembaharuan (tajdid) pemahaman agama.

Adapun yang dimaksud dengan pembaharuan oleh Muhammadiyah ialah yang seperti

dikemukakan oleh M. Djindar Tamimy: maksud dari kata-kata “Tajdid” (bahasa arab)

yang artinya “pembaharuan” adalah mengenai dua segi, ialah dipandang dari

pada/menurut sasarannya :

Pertama : pembaharuan dalam arti mengembalikan kepada keasliannya/kemurniannya

ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnya

tetap/tidak berubah-ubah.

Kedua : pembaharuan dalam arti modernisasi, ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai

masalah seperti metode, sistem, teknik, strategi, taktik perjuangan, dll.

1
Dapat disimpulkan bahwa pembaharuan itu tidaklah selamanya berarti memodernkan

akan tetapi juga memurnikan, membersihkan yang bukan ajaran. Rakan Muhammadiyah

ialah gerakan purifikasi (pemurnian) dan modernisasi (pembaharuan) atau dalam bahasa

arab “Tajdid” keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.

Muhammadiyah tercermin dari 2 hal yaitu: 1) Bentuk keteladanan seorang pemimpin

yang simpatik, 2) Pemikiran pembaharuan islam yang disebarluskan oleh

Muhammadiyah dalam bentuk amal nyata dengan tindakan yang moderat. Dalam

Muhammadiyah, purifikasi ialah gerakan pembaharuan untuk memurnikan agama dan

syirik yang pada dasarnya merupakan rasional yang berhubungan dengan ide mengenai

transformasi sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial, atau masyarakat

tradisional ke masyarakat modern. Gerakan purifikasi Muhammadiyah sampai saat ini

masih melakukan pengutan dan penyadaran terhadap pola kehidupan manusia.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
2. Apa yang dimaksud dengan Gerakan Tajdid dan dakwah Muhammadiyah?
3. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
2. Menjelaskan Gerakan Tajdid dan Dakwah Muhammadiyah.
3. Menjelaskan Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah.
4. Menjelaskan Pimpinan Muhammadiyah sebagai juru dakwah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah jihad yang akan terus dilakukan oleh seorang
muslim, karena merupakan salah satu pokok dasar tegaknya peradaban Islam yang tak

mungkin tercapai tanpa adanya syariat Al-Amru bil Ma’rufi wan Nahyu ‘anil Munkari.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan poros bagi islam, salah satu argumentasi
kuat alasan Allah ‘azza wajalla mengutus para nabi dan Rasul dan sebagai dalil
kesempurnaan iman, Kebaikan islam serta merupakan rahasia kemuliaan umat ini.
Allah ‘azza wajalla berfirman dalam Qs. Ali Imran : 110 :
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Amar Ma’ruf Nahi Munkar menyelesaikan masalah demi masalah sehingga umat
mencapai titik keselamatan dan kebahagiaan dan menciptakan suasana keshalihan dengan
adab dan keutamaan menutupi celah-celah kemunkaran dan keburukan, menghapus
angan-angan yang menjadi sumber syubhat.
Keberadaan Amar Ma’ruf Nahi munkar akan membentuk pola piker seorang
muslim untuk “rakus” terhadap adab-adab dan keutamaan yang menjadi sumber
kemuliaan umat ini, menjadikan itu semua sebagai karakter diri dan kekuasaan yang lebih
kuat daripada sebuah kekuatan, lebih adidaya daripada Qanun, membangkitkan rasa
ukhuwah, saling peduli, saling tolong menolong atas kebaikan dan ketaqwaan, saling
perhatian satu sama lainnya.

B.        Gerakan Tajdid dan Dakwah Muhammadiyah


Muhammadiyah telah menetapkan di dalam Anggaran Dasarnya bahwa Muhammadiyah
adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an
dan as-Sunnah, berasas Islam, dan bertujuan menegakkan serta menjunjung tinggi Ajaran Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bagi Muhammadiyah Islam
merupakan nilai utama sebagai landasan dasar serta pusat inspirasi dalam melakukan langkah
pergerakan dakwah dan tajdid. Ajaran Islam yang dipahami Muhammadiyah bukan hanya

3
sekadar perintah serta larangan saja, melainkan terdapat petunjuk untuk keselamatan hidup umat
manusia dan mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang
tercerahkan.

Kedua langkah gerak Muhammadiyah yaitu dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid
merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang membawa kemajuan
hidup umat manusia. Dalam perspektif Muhammadiyah Islam adalah agama yang berkemajuan
yaitu bahwa Islam kehadirannya membawa rahmat bagi kemajuan peradaban. Dalam
mengimplementasikan dakwah dan tajdid dalam mewujudkan Islam Berkemajuan,
Muhammadiyah memiliki beberapa pilar, yaitu:
1. Tauhid yang autentik, dan tidak boleh menyimpang.
2. Berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
3. Berpemahaman yang benar tentang Islam secara seimbang antara aspek tsawabit (baku)
dan mutaghayyirat (dinamis).
4. Bersifat pertengahan (wasathiyah), moderasi dalam pemikiran dan gerakan.
5. Menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan berupaya memancarkan pencerahan
bagi kehidupan yang terinspirasi dari pemahaman terhadap al-Qur’an seperti dalam surat Ali
Imron ayat 104 dan 110 dan surat al-Maun. Secara ideologis Islam yang berkemajuan untuk
pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid
secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar
meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber pada Al-Quran dan As-
Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern yang semakin
kompleks. Islam Berkemajuan yang dibawa oleh Muhammadiyah berupaya menebarkan benih-
benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan
hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Dengan pandangan Islam yang berkemajuan atau yang dikenal dengan ideologi
reformisme dan modernisme, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan
dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum muslimin, tetapi sekaligus
melakukan pembaruan dalam mu’amalat dunyawiyah yang membawa perkembangan hidup
sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam yang berkemajuan semakin meneguhkan

4
perspektif tentang tajdid yang mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan
(dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali
kepada Al-Quran dan As-Sunnah (ar-ruju’ ila al-Quran wa as-Sunnah) untuk menghadapi
perkembangan zaman.
Muhammadiyah memandang bahwa Islam dalam berinteraksi dengan kehidupan
sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung tinggi amal bahkan
sejajar dengan iman dan ilmu, sehingga Islam hadir dalam paham keseimbangan sekaligus
membumi dalam kehidupan. Dalam kehidupan yang konkret tidak ada manifestasi lain dari Islam
kecuali dalam amal. Kyai Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah yang dididirikannya
mempelopori reinterpretasi doktrin Islam secara nyata untuk perubahan sebagaimana tercermin
dalam teologi Al-Ma’un. Dari teologi Al-Ma’un lahir transformasi Islam untuk mengubah
kehidupan yang bercorak membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Model pemahaman
doktrin Islam dan penafsirannya yang implementatif itu menunjukkan daya hidup dan
kemampuan Muhammadiyah dalam merumuskan ulang pesan-pesan dan nilai-nilai Islam yang
responsif dengan problematika kemanusiaan, serta berdialog dengan realitas zaman secara cerdas
dan mencerahkan.
C.    Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah

Pasal 7  ayat 1  AD Muhammadiyah:

“ Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah Amar

Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”

Ayat 2 menyebutkan :

“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan

yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”

Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal usaha,

program dan kegiatan yang meliputi :

1.      Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan

pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

2.      Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan

untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.

5
3.      Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih

lainnya.

4.      Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi

serta berakhlaq mulia.

5.      Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.

6.      Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas

7.      Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

8.      Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk

kesejahteraan.

9.      Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan

masyarakat dalam dan luar negeri.

10.  Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

11.  Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.

12.  Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.

13.  Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan

terhadap masyarakat.

14.  Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah

Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat dikelompokkan

menjadi beberapa amal usaha

Jenis-jenis Amal Usaha Muhammadiyah :


1.      Bidang Da’wah

Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi munkar

(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk kemungkaran) di

lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam, dan bersumber pada Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para

6
da’i Muhammadiyah berpedoman pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam

menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan

lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad

jama‘i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang

yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-masing.

2.      Bidang Agama Islam

a.       Program gerakan

- Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman, meningkatkanpengamalan

serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai aspek kehidupan.

- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam berbagaiaspek kehidupan

untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya

b.      Wujud aksi amal usahanya

- Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara: Meniadakan kebiasaan/tradisi

upacaraselamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan kematian dll)dan

- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti Selamatan/khaul

untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu, Kepercayaan pada zimat huruf al-

Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w,  Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin

padamalam Jum’at .

- Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat, Melaksanakan

shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat ringan, Memnyelenggarakan

shalat hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang

berhak menerimanya, Penyederhanaan upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan

kematian dan Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali yang

dikeramatkan

- Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan menteriAgama pertama

adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah, Membentuk Majelis-majelis

7
yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis

Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

3.      Bidang Pendidikan

Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada

dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren. Untuk

mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha berupa :

Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan, Mendirikan madrasah/pesantren

yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern dan Mendirikan perguruan tinggi

4.      Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan

masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan

maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo,

Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum

Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri Untuk mengelola

amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis dan lembaga :– Majelis Pelayanan Kesehatan

masyarakat– Majelis Pelayanan Sosial– Majelis Pemberdayaan Masyarakat– Majelis Lingkungan

Hidup– Lembaga Penangulangan Bencana

5.      Bidang Politik Kenegaraan

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan

organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik. Muhammadiyah

berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia di

dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan. Muhammadyah mempunyai sikap yang

sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan

bernegara yang baik dan benar

Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk majelis dan

Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

6.      Bidang Ekonomi dan Keuangan


8
Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan

ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha

Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro

Perjalanan dll.

Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga Majelis

Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan Keuangan

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10

Anda mungkin juga menyukai