Disusun oleh :
2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni baginda
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua sumber yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara tertulis atau sumber-sumber lainnya.
Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua
pembaca demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr,Wb.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
Sampul ………………………………... i
Kata Pengantar ………………………………... ii
IiiDaftar Isi ………………………………... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………... 2
C. Tujuan ………………………………... 2
Bab II Pembahasan
A. Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi ………………………………...
3
Munkar
B. Gerakan Tajdid dan Dakwah ………………………………...
3
Muhammadiyah
C. Lembaga Amal Usaha sebagai sarana ………………………………...
5
Dakwah
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua faktor yang melandasi atau yang menjadi latar belakang berdirinya
muhammadiyah yaitu faktor intenal dan eksternal. Yang dimaksud faktor internal yaitu
faktor yang berkaitan dengan kondisi keagamaan kaum muslimin di Indonesia sendiri
karena berbagai sebab telah menyimpang dari ajaran islam yang benar. Sedangkan faktor
ekstenal yaitu faktor yang berkaitan dengan politik islam belanda terhadap kaum
muslimin di Indonesia dan pengaruh ide dan gerakan pembaharuan islam dari timur
tengah.
Sebagai langah perbaikan diusahakan untuk memahami kembali islam, dan selanjutnya
berbuat sesuai dengan apa yang mereka anggap sebagai standard islam yang benar. Misi
utama yang dibawa oleh Muhammadiyah ialah pembaharuan (tajdid) pemahaman agama.
Adapun yang dimaksud dengan pembaharuan oleh Muhammadiyah ialah yang seperti
dikemukakan oleh M. Djindar Tamimy: maksud dari kata-kata “Tajdid” (bahasa arab)
yang artinya “pembaharuan” adalah mengenai dua segi, ialah dipandang dari
pada/menurut sasarannya :
ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnya
tetap/tidak berubah-ubah.
Kedua : pembaharuan dalam arti modernisasi, ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai
1
Dapat disimpulkan bahwa pembaharuan itu tidaklah selamanya berarti memodernkan
akan tetapi juga memurnikan, membersihkan yang bukan ajaran. Rakan Muhammadiyah
ialah gerakan purifikasi (pemurnian) dan modernisasi (pembaharuan) atau dalam bahasa
Muhammadiyah dalam bentuk amal nyata dengan tindakan yang moderat. Dalam
syirik yang pada dasarnya merupakan rasional yang berhubungan dengan ide mengenai
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
2. Apa yang dimaksud dengan Gerakan Tajdid dan dakwah Muhammadiyah?
3. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
2. Menjelaskan Gerakan Tajdid dan Dakwah Muhammadiyah.
3. Menjelaskan Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah.
4. Menjelaskan Pimpinan Muhammadiyah sebagai juru dakwah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
mungkin tercapai tanpa adanya syariat Al-Amru bil Ma’rufi wan Nahyu ‘anil Munkari.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan poros bagi islam, salah satu argumentasi
kuat alasan Allah ‘azza wajalla mengutus para nabi dan Rasul dan sebagai dalil
kesempurnaan iman, Kebaikan islam serta merupakan rahasia kemuliaan umat ini.
Allah ‘azza wajalla berfirman dalam Qs. Ali Imran : 110 :
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Amar Ma’ruf Nahi Munkar menyelesaikan masalah demi masalah sehingga umat
mencapai titik keselamatan dan kebahagiaan dan menciptakan suasana keshalihan dengan
adab dan keutamaan menutupi celah-celah kemunkaran dan keburukan, menghapus
angan-angan yang menjadi sumber syubhat.
Keberadaan Amar Ma’ruf Nahi munkar akan membentuk pola piker seorang
muslim untuk “rakus” terhadap adab-adab dan keutamaan yang menjadi sumber
kemuliaan umat ini, menjadikan itu semua sebagai karakter diri dan kekuasaan yang lebih
kuat daripada sebuah kekuatan, lebih adidaya daripada Qanun, membangkitkan rasa
ukhuwah, saling peduli, saling tolong menolong atas kebaikan dan ketaqwaan, saling
perhatian satu sama lainnya.
3
sekadar perintah serta larangan saja, melainkan terdapat petunjuk untuk keselamatan hidup umat
manusia dan mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang
tercerahkan.
Kedua langkah gerak Muhammadiyah yaitu dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid
merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang membawa kemajuan
hidup umat manusia. Dalam perspektif Muhammadiyah Islam adalah agama yang berkemajuan
yaitu bahwa Islam kehadirannya membawa rahmat bagi kemajuan peradaban. Dalam
mengimplementasikan dakwah dan tajdid dalam mewujudkan Islam Berkemajuan,
Muhammadiyah memiliki beberapa pilar, yaitu:
1. Tauhid yang autentik, dan tidak boleh menyimpang.
2. Berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
3. Berpemahaman yang benar tentang Islam secara seimbang antara aspek tsawabit (baku)
dan mutaghayyirat (dinamis).
4. Bersifat pertengahan (wasathiyah), moderasi dalam pemikiran dan gerakan.
5. Menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan berupaya memancarkan pencerahan
bagi kehidupan yang terinspirasi dari pemahaman terhadap al-Qur’an seperti dalam surat Ali
Imron ayat 104 dan 110 dan surat al-Maun. Secara ideologis Islam yang berkemajuan untuk
pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid
secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar
meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber pada Al-Quran dan As-
Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern yang semakin
kompleks. Islam Berkemajuan yang dibawa oleh Muhammadiyah berupaya menebarkan benih-
benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan
hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Dengan pandangan Islam yang berkemajuan atau yang dikenal dengan ideologi
reformisme dan modernisme, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan
dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum muslimin, tetapi sekaligus
melakukan pembaruan dalam mu’amalat dunyawiyah yang membawa perkembangan hidup
sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam yang berkemajuan semakin meneguhkan
4
perspektif tentang tajdid yang mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan
(dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali
kepada Al-Quran dan As-Sunnah (ar-ruju’ ila al-Quran wa as-Sunnah) untuk menghadapi
perkembangan zaman.
Muhammadiyah memandang bahwa Islam dalam berinteraksi dengan kehidupan
sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung tinggi amal bahkan
sejajar dengan iman dan ilmu, sehingga Islam hadir dalam paham keseimbangan sekaligus
membumi dalam kehidupan. Dalam kehidupan yang konkret tidak ada manifestasi lain dari Islam
kecuali dalam amal. Kyai Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah yang dididirikannya
mempelopori reinterpretasi doktrin Islam secara nyata untuk perubahan sebagaimana tercermin
dalam teologi Al-Ma’un. Dari teologi Al-Ma’un lahir transformasi Islam untuk mengubah
kehidupan yang bercorak membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Model pemahaman
doktrin Islam dan penafsirannya yang implementatif itu menunjukkan daya hidup dan
kemampuan Muhammadiyah dalam merumuskan ulang pesan-pesan dan nilai-nilai Islam yang
responsif dengan problematika kemanusiaan, serta berdialog dengan realitas zaman secara cerdas
dan mencerahkan.
C. Lembaga Amal Usaha sebagai sarana Dakwah
Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”
Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal usaha,
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan
5
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih
lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi
kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
terhadap masyarakat.
(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk kemungkaran) di
lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam, dan bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para
6
da’i Muhammadiyah berpedoman pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam
menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan
lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad
a. Program gerakan
- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti Selamatan/khaul
untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu, Kepercayaan pada zimat huruf al-
Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w, Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin
padamalam Jum’at .
shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua rakaat ringan, Memnyelenggarakan
shalat hari raya di tanahlapang, Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang
dikeramatkan
7
yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu :Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis
3. Bidang Pendidikan
dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren. Untuk
mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha berupa :
masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan
maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian panti asuhan, panti miskin, panti jompo,
Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
Pendampingan terhadap masyarakat kelas dhu’afa agar dapat mandiri Untuk mengelola
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan bukan
organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik. Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur segenap kehidupan manusia di
dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan. Muhammadyah mempunyai sikap yang
sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha
Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro
Perjalanan dll.
Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga Majelis
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10