Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KESEHATAN KOMUNITAS DAN KONSEP DASAR

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Ns. Iwan Wahyudi. S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:

LILI HAMDIANA [1420119006]

LISA DWI LESTARI [1420119007]

PRODI: S1 KEPERAWATAN (Semester V)

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN ( UNIQHBA )

BAGU LOMBOK TENGAH

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga saya pribadi dapat menyelesaikan  tugas makalah ‘Kesehatan
Komunitas Dan Konsep Dasar Keperawatan Komunitas’ ini tanpa suatu halangan yang
berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah
sekarang ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah adalah sebagai pemenuhan tugas Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas I yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih saya tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini. Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, sekalian.

Bagu, .01 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A Latar Belakang......................................................................................................
B Rumusan Masalah.................................................................................................
C Tujuan....................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................

A Pengantar Kesehatan Komunitas...........................................................................


1. Pengertian Kesehatan......................................................................................
2. Indikator Sehat................................................................................................
3. Karakteristik Dan Perilaku Sehat....................................................................
4. Kesehatan Komunitas.....................................................................................
B Konsep Dasar Keperawatan Komunitas................................................................
1. Definisi Keperawatan Komunitas..................................................................
2. Tujuan Keperawatan Komunitas....................................................................
3. Asumsi Dasar Keperawatan Komunitas ........................................................
4. Paradigma Keperawatan Komunitas..............................................................
5. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas .............................................
6. Prinsip Pelayanan Keperawatan Komunitas...................................................
7. Peran Perawat Komunitas..............................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

A Kesimpulan............................................................................................................
B Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Pada masa lalu, sebagian besar individu  dan masyarakat memandang
kesehatan yang baik atau kesejahteraan sebagai suatu kondisi kebalikan dari penyakit
atau kondisi tidak adanya penyakit. Sikap yang sederhana ini dapat dengan mudah;
dimana seseorang dianggap sehat atau sakit, tanpa ada rentang di antaranya. Pada
abad ke 21 sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Aspek sehat yang lebih
luas antara lain memasukkan elemen-elemen seperti rasa memilki kekuasaan,
hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan social yang kuat, rasa
berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai
masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan faktor
perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan.
Mengutip konsep dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan terdiri dari
empat upaya yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan masyarakat.
Pelayanan kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau
dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini, kecacatan, bahkan
rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas penduduk.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secarakeseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang diatas adalah
1. Apa pengertian keperawatan?
2. Apa pengertian komunitas?
3. Apa pengertian keperawatan komunitas?
4. Apa tujuan keperawatan komunitas?
5. Bagaimana paradigma keperawatan komunitas?
6. Bagaimana sasaran keperawatan komuntas?
7. Bagaimana ruang lingkup keperawatan komunitas?
8. Apa peran perawat komunitas?

C Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui konsep keperawatan komunitas
2. Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui pengertian keperawatan
b. Untuk mengetahui pengertian komunitas
c. Untuk menngetahui pengertian keperawatan komunitas
d. Untuk mengetahui tujuan keperawatan komunitas
e. Untuk mengetahui paradigm keperawatan komunitas
f. Untuk mengetahui sasaran keperawatan komunitas
g. Untuk mengetahui ruang lingkup keperawatan komunitas
h. Untuk mengetahui peran perawat komunitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengantar Keperawatan Komunitas


1. Pengertian keperawatan komunitas
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek
fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif
(Edelman dan Mandle. 1994):
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-


cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan
resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan berfokus pada empat intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi
dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan normal yang
terganggu. Sedangkan intervensi yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan
apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal 
(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontuitas tertentu,


dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit.
Kesehatan tidak pernah constant. Parson (1972) mengatakan sehat adalah
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efketif, sedangkan Dubois
(1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu
secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan. (Nasrul Efendy, 1998).
Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplau H mengatakan
bahwa, kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif, dan produktif, Orem E.D mengatakan bahwa kesehatan keadaan
integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri secara umum adalah dasar untuk
berfungsi secara optimal. Sedangkan King M.E. Mengatakan bahwa kesehatan
adalah keadaan yang dinamis dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi terus
menerus terhadap stress (Chirstina Ibrahim, 1986)

2. Indikator sehat
Indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengevaluasi situasi atau
status dan memungkinkan untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam
waktu yang singkat. Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu  simpel, dapat
diukur, ada penyebab, terpercaya, serta waktunya pasti. Indikator untuk Indonesia
Sehat dikelompokkan dalam 3 kategori :
a. Indikator Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi.
b. Indikator Hasil Antara
Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup masyarakat, dan
akses serta mutu pelayanan kesehatan.
c. Indikator Proses dan Masukan
Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan serta konstribusi sektor-sektor terkait

.
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah:

a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyaraka, meliputi:


1. Indicator komprehensif: angka kematian kasar menurun, rasio angka
mortalitas proporsional menurun, umur harapan hidup meningkat.
2. Indicator spesifik: angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian
karena penyakit menular menurun, angka kelahiran menurun.
b. Indicator pelayanan kesehatan
1. Rasio angka tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2. Distribusi tenaga kesehatan merata
3. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas
kesehatan lain, dan sebagainya
4. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah
sakit, puskesmas, rumah bersalin, dan sebagainya (Nasrul Efendy, 1998).
Dalam hal perawatan kesehatan masyarakat ada beberapa aspek sehat yang perlu
diperhatikan:
a. Pencapaian jadi diri atau pemenuhan dan pengembangan pontesi secara
sempurna.
b. Keadaan dimana terjadi efektivitas interaksi fisik dan lingkungan sosial (teori
adaptif).
c. Kemampuan penampilan peran sebagai cara efektif.
d. Terhindar dari tanda-tanda dan gejala penyakit atau ketidakmampuan. (Zaidin
Ali, 2000).
Dan Hendric L. Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi kesehatan masyarakat, karena di lingkunganlah manusia
mengadakan interaksi dan interelasi dalam proses kehidupannya, baik dalam
lingkungan fisik, psikologis, sosial-budaya, ekonomi, dimana kondisi tersebut
sangat dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat, yang erat kaitannya dengan kebiasaan dengan norma, adat
istiadatyang berlaku dimasyarakat. Kemudian baru ditunjang oleh tersedianya
fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat, dan yang terakhir adalah
faktor keturunan yang dibawa sejak lahir yang erat kaitannya dengan gen yang
diturunkan oleh orang tua. (Nasrul Efendy, 1998).

3. Karakteristik dan perilaku sehat

Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau


kegiatan individu bagaimana kesehatannya tetap terjaga. Perilaku tersebut di
antaranya: Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua
konsep yang berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang
menjadi saling tumpang tindih satu sama lain. Peningkatan kesehatan merupakan
upaya memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan klien saat ini.
Sedangkan pencegahan penyakit merupakan upaya yang bertujuan untuk
melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.

Persamaan: keduanya berorientasi pada masa depan

Perbedaan: terletak pada motivasi dan tujuan

Peningkatan kesehatan: memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak


secara positif, untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang stabil.

Pencegahan penyakit: memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari


penurunan tingkat kesehatan atau fungsi.

Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif maupun Pasif


a. Peningkatan Kesehatan Pasif
Merupakan strategi peningkatan kesehatan dimana individu akan memperoleh
manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh orang lain tanpa harus
melakukannya sendiri. Misal: Pemberian florida pada pusat suplai Air Minum
(PAM); Portifikasi pada susu dengan vitamin D.
b. Peningkatan Kesehatan Aktif
Pada strategi ini, setiap   individu diberikan motivasi untuk melakukan
program kesehatan tertentu. Misal: Program Penurunan BB, dan Program
pemberantasan rokok, menuntut keikutsertaan klien secara aktif.
Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari beberapa tingkatan antara lain:
a. Pencegahan Primer
Merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan
gangguan fungsi, dan diberikan kepada klien yang sehat secara fisik dan
mental. Tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang
terapeutik, dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Terdiri dari :
1. Peningkatan Kesehatan: pendidikan kesehatan, standarisasi nutrisi,
perhatian terhadap perkembangan kepribadian, penyediaan perumahan
sehat, skrining genetik dll
2. Perlindungan Khusus: imunisasi, kebersihan pribadi (PHBS), sanitasi
lingkungan, perlindungan tempat kerja, perlindungan kecelakaan,
perlindungan karsinoge dan alergen.
b. Pencegahan Sekunder
1. Merupakan tindakan pencegahan yang berfokus pada individu yang meng-
alami masalah kesehatan atau penyakit, dan individu yang berisiko
mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk.
2. Pencegahan sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan
pemberian intervensi yang tepat sehingga akan mengurangi keparahan
kondisi dan memungkinkan klien kembali pada kondisi kesehatan yang
normal sedini mungkin.
3. Pencegahan komplikasi sebagian besar dilakukan di RS atau tempat
pelayanan kesehatan lain yang memiliki fasilitas memadai.
4. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit
pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindarkan
atau menunda akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit.
c. Pencegahan Tersier
1. Pencegahan ini dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan
yang permanen dan atau tidak dapat disembuhkan.
2. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau
ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan untuk mencegah
komplikasi dan penurunan kesehatan
3. Kegiatannya lebih ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada
pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit.
4. Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu klien mencapai
tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada
akibat penyakit atau kecacatan.
5. Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena
didalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau
penurunan fungsi lebih jauh. Misal: dalam merawat orang yang Buta,
disamping memaksimalkan kemampuan klien dalam aktivitas sehari-hari,
juga mencegah terjadinya kecelakaan pada klien.

4. Kesehatan komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan,


kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas.
Azrul, azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang
terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga,
ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai
dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap
unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan
tingkat sistem tubuh.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting
untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa
dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini
bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal.
Hendrik L. Blum mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan komunitas, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.

Gambar. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Komunitas

Lebarnya anak panah menunjukkan besarnya peranan dan kepentingan dari


berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan komunitas. Pada gambar
menunujukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan terbesar
diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi,
umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan
aspek fisik misalnya : sampah, air udara, tanah, iklim, perumahaan dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar
manusia dengan manusia lainnya. Perilaku merupakan faktor kedua
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, karena sehat/ tidak sehatnya
lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri, disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat
istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lainnya
yang melekat pada dirinya. Pelayanan kesehatan merupakan fasilitas kesehatan
yang menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor keturunan (genetik)
merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak dari lahir,
misalnya dari golongan penyakit keturunan, diantaranya diabetes mellitus, asma
bronkial, dan sebagainya.
Dalam kesehatan komunitas menganut berbagai falsafah yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukannya, yaitu :
1. Pelaksanaan kegiatan kesehatan komunitas harus dapat diterima oleh semua
lapisan masyarakat.
2. Mencakup semua upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
3. Dalam melakukan kegiatannya selalu melibatkan peran serta aktif
masyarakat secara terorganisasi.
4. Kegiatan-kegiatan kesehatan komunitas yang terorganisir tersebut, dalam
pelaksanaannya senantiasa melibatkan berbagai bidang spesialisasi.
5. Menggalang kerja sama lintas sektoral dan lintas program dari instansi
terkait.

B Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi keperawatan komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme
merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksinya.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
2. Tujuan keperawatan komunitas
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka
mengatasi masalah keperawatan.
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan.
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut
dan asuhan keperawatan di rumah.
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
3. Asumsi dasar keperawatan komunitas
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan berfokus pada tiga level prevensi: primer, sekunder, dan
tersier
c. Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan
menggunakan  pendidikan & penelitian/evidence based practice termasuk
keunikan budaya setempat sebagai landasan praktik keperawatan
d. Fokus pada keperawatan primer

4. Paradigma keperawatan komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat. 
a. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan
lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. 
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu : 
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat. 
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri. 
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien 
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas
yang kuat mengikat semua warga. 
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. 
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling
berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan
derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial
dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.

5. Sasaran pelaksanaan keperawatan komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran
keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai
klien (Stanhope, 2004).
b. Tingkat Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan
lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat, dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita
dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia
lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
c. Tingkat Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
d. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai
klien (Stanhope, 2004).

6. Strategi keperawatan komunitas


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan
adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan
(Mubarak, 2005).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,
yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan
(2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi
sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Palestin, 2007).
3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal ini adalah
masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap
segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kese ahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat
(Palestin, 2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan
kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998)
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat
sekolah, perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.
a. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat
kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan
perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang
dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga
disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan
keputusan independen dan interdependen dan secara langsung
bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga
adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan
menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di
bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan
konsultasi (Ande, 2009).
b. Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok
dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan
kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan
suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan
kader (Ande, 2009).
5) Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan
dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang
pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat
kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik,
tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain. Lingkup praktek
keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,
pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi
kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi
dengan komunitas (Ande, 2009).
6) Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari
dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di
berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan
dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses
kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya
menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan
administrasi.
7. Ruang lingkup keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch
tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk
efektif pada penderita TBC, dan lain-lain.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

8. Prinsip pemberian pelayanan keperawatan komunitas


Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan
dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi
komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama
dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan
diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus
memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan
dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla
yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat


b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
f. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat dan
bukan di rumah sakit.
g. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun yang
sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan perilaku
hidup sehat masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara
tim.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
l. Kunjungan rumah sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan.
9. Peran perawat komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat


diantaranya adalah :
1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997).
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses membantu klien untuk
menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual (Mubarak, 2005).
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat (Helvie, 1997).
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang
pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain
adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
 
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan
(Helvie, 1997).
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak
terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan,
observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasil
dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,
membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase
dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak,
2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005)
11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan
pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga
merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu  simpel, dapat diukur, ada penyebab,
terpercaya, serta waktunya pasti. Indikator untuk Indonesia Sehat dikelompokkan
dalam 3 kategori :
1) Indikator Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi.
2) Indikator Hasil Antara
Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup masyarakat, dan akses
serta mutu pelayanan kesehatan.
3) Indikator Proses dan Masukan
Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan serta konstribusi sektor-sektor terkait.

Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya ataukegiatan


individu bagaimana kesehatannya tetap terjaga. Kegiatan keningkatan kesehatan dapat
bersifat aktif maupun pasif. Sedangkan pencegahan penyakit terdiri dari beberapa
tingkatan, yaitu :
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari
praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok
umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
B Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
a. Dalam membuat makalah, kelompok diharapkan dapat memahami  dan
menguasai tentang kesehatan komunitas dan konsep dasar keperawatan
komunitas.
b. Mahasiswa dapat lebih mengerti tentang pengertian kesehatan, indicator sehat,
karkteristik dan perilaku sehat.
DAFTAR PUSTAKA

(Haber, 1994). H.L. Blum. (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987). WHO (1959). WHO
(1947). (Edelman dan Mandle. 1994). Parson (1972). Dubois (1978). (Nasrul Efendy, 1998).
(Chirstina Ibrahim, 1986). (Zaidin Ali, 2000). Hendric L. Blum (1974). Azrul, azwar (2000).

(Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987). ANA (1973). (Logan & Dawkins, 1987).
Anderson (1988). (Stanhope, 2004). (Riyadi,2007). Mubarak (2005). Naomi (2002). Nies dan
McEwan (2001).

Sumber:http://nursing-community.bloghspot.com/2013/06/makalahkeperawatan-komunikasi-
iii.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai