Anda di halaman 1dari 12

TUGAS STASE RADIOLOGI

Nama : Chairunnisa M
NPM : 102120058

Pembimbing : dr. Indriasari, Sp. Rad

Kepanitraan Klinik Senior


Bagian Radiologi Universitas Batam
Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah
2021
1. Posisition : Marker kanan tampak, identitas tidak ada, posisi diambil secara
PA(posterior-Anterior)
Inspiration :
Posterior : Inspirasi dalam keadaan cukup (costa 10)
Anterior : Inspirasi dalam keadaan cukup (costa 9)
Kesimpulan : inspirasi adekuat
Penetration : Penetrasi cukup (spine terlihat dibelakang jantung)
Rotation : Terdapat rotasi (jarak prosesus spinosus dengan ujung clavicula
tidak sama)
Kesan : Teknikal adekuat
Interpretasi :
1. A ( Airway/ Aorta)
Airway : Trakea tertarik ke pulmo dextra
Aorta : Tidak tampak dilatasi

2. B ( Breathing/ Bone )
Breathing :
Paru dextra : Terdapat collaps pumo, dan terdapat masa pada
bagian central pulmo
Paru sinistra : Terdapat corakan bronkovaskular sampai ke perifer

Bone : Tidak terdapat fraktur dan destruksi pada costa, clavikula, scapula,
sternum dan vertebra

3. C ( Circulation/ Cardiac )
Circulation : CTR <50%
Cardiac : Jantung tertarik / terdorong

4. D ( Diafragma/ Deformity )
Diafragma : sudut costophrenicus lancip
Deformity : Tidak terdapat kelainan

5. S ( Soft Tissue/ Shoulder )


Soft Tissue : Tidak terdapat kelainan
Shoulder : Tidak terdapat kelainan

6. E ( Extra ) : Tidak terpasang NGT/ETT

KESIMPULAN : Terdapat pneumothoraks dan colaps pada


pulmodextra ditandai dengan pleural white line, dan tampak massa
pada lobus medial pulmo dextra
2. Posisition : Marker kiri tampak, identitas tidak ada, posisi diambil secara
PA(Postero-anterior)
Inspiration :
Posterior : Inspirasi dalam keadaan tidak cukup karena tidak tampak costa
9 dan 10 (costa 8)
Anterior : Inspirasi dalam keadaan tidak cukup karena tidak tampak costa
8 dan 9 (costa 7)
Kesimpulan : inspirasi tidak adekuat
Penetration : Penetrasi cukup (spine terlihat dibelakang jantung)
Rotation : tidak terdapat rotasi (jarak prosesus spinosus dengan ujung
clavicula sama)
Kesan : Teknikal tidak adekuat
Interpretasi :
1. A ( Airway/ Aorta)
Airway : Trakea terdorong ke pulmo sinistra
Aorta : Tampak dilatasi aorta

2. B ( Breathing/ Bone )
Breathing :
Paru dextra : Tampak opasifikasi pada hemithoraks
Paru sinistra : Tampak peningkatan corakan bronkovaskular
sampai ke perifer

Bone : Tidak terdapat fraktur dan destruksi pada costa, clavicula, scapula,
sternum dan vetebra

3. C ( Circulation/ Cardiac )
Circulation : CTR tidak dapat di nilai, namun jantung sinistra tampak
membesar
Cardiac : Jantung tidak dapat dinilai

4. D ( Diafragma/ Deformity )
Diafragma : diafragma dextra tidak dapat di nilai, difragma sinistra lancip
(sinuscostofrenicus lancip)
Deformity : Tidak terdapat kelainan

5. S ( Soft Tissue/ Shoulder )


Soft Tissue : Tidak terdapat kelainan
Shoulder : Tidak terdapat kelainan

6. E ( Extra ) : Tidak terpasang NGT/ETT

KESIMPULAN : Terdapat efusi plura masif pada pulmodextra


ditandai dengan opasifikasi pada hemithoraks dexta dan trakea
terdorong kearah pulmo sinistra
3. Posisition : Marker kanan/kiri tidak tampak, identitas tidak ada, posisi
diambil secara AP (Antero - Posterior)
Inspiration :
Posterior : Inspirasi dalam keadaan cukup (costa 10)
Anterior : Inspirasi dalam keadaan kurang karena costa 8 dan 9 tidak
tampak (costa 7)
Kesimpulan : inspirasi tidak adekuat
Penetration : Penetrasi cukup (spine terlihat dibelakang jantung)
Rotation : Terdapat rotasi (jarak prosesus spinosus dengan ujung clavicula
tidak sama)
Kesan : Teknikal tidak adekuat
Interpretasi :
1. A ( Airway/ Aorta)
Airway : Trakea tertarik kearah pulmo dextra
Aorta : Tidak tampak dilatasi

2. B ( Breathing/ Bone )
Breathing : terdapat nodul (bentuk milier) pada kedua lapang paru
Paru Dextra : Tampak cavitas pada bagian apex, medial dan basal
pulmo
Paru sinistra : Terdapat konsolidasi pada basal pulmo, dan cavitas
pada lobus medial

Bone : Tidak terdapat fraktur dan destruksi pada costa, clavicula, scapula,
sternum dan vetebra

3. C ( Circulation/ Cardiac )
Circulation : CTR <50%
Cardiac : Jantung tidak tertarik / terdorong

4. D ( Diafragma/ Deformity )
Diafragma : Kedua diafragma dalam batas normal (sudut costoprenikus
lancip)
Deformity : Tidak terdapat kelainan

5. S ( Soft Tissue/ Shoulder )


Soft Tissue : Tidak terdapat kelainan
Shoulder : Tidak terdapat kelainan

6. E ( Extra ) : Tidak terpasang NGT/ETT

KESAN:
 Suspect TB Paru Milier ditandai dengan nodul pada seluruh
lapang pulmo, konsolidasi pada basal pulmosinstra dan cavitas
pada kedua lapang paru
4. Identitas : Tidak terdapat identitas, terdapat marker kiri
Posisi : Lateral, terdapat subluksasi facet joint cervical ketiga, loss
of alignment dan Teardrop farktur pada cervical keempat
dan kelima,complit fraktur, dan undisplacement
Kesimpulan : Terdapat subluksasi facet joint cervical ketiga dan
Teardrop farktur pada cervical keempat dan kelima
communited fraktur, displacement dan angulasi
Kesan : subluksasi facet joint cervical ketiga dan
Teardrop farktur pada cervical keempat dan kelima
5. Identitas : Tidak terdapat identitas, Terdapat marker kanan
Posisi : Shoulder joint AP , terdapat dislokasi artikulatio humeri
antara acromion dan caput humeri
Kesimpulan : Terdapat terdapat dislokasi artikulatio humeri antara
acromion dan caput humeri
Kesan : Dislokasi artikulatio humeri
6. Identitas : Tidak terdapat identitas
Posisi : Lateral dan AP, terdapat Weidges fraktur pada lumbal
ketiga, undisplacement
Kesimpulan : terdapat Weidges fraktur pada lumbal ketiga,
undisplacement
Kesan : Weidges fraktur pada lumbal ketiga
7. Identitas : Tidak terdapat identitas, Marker kanan tampak
Posisi : Obliq dan AP,
 Terdapat fraktur corpus metatarsal digity 2,3,4, pedis
dextra dengan displacement dan angulasi. (shortening
pada digiti ketiga).
 Fraktur basis os phalanx proksimal digity 5 dengan
displacement shortening dan angulation
 Fraktur caput os phalanx proksimal digity 4 dengan
angulasi dan displacement

Kesimpulan :
 Terdapat fraktur corpus metatarsal digity 2,3,4, pedis
dextra dengan displacement dan angulasi. (shortening
pada digiti ketiga).
 Fraktur basis os phalanx proksimal digity 5 dextra
dengan displacement shortening dan angulation
 Fraktur caput os phalanx proksimal digity 4 dextra
dengan angulasi dan displacement

Kesan : Fraktur corpus metatarsal digity 2,3,4, pedis dextra,


Fraktur basis os phalanx proksimal digity 5,
Fraktur caput os phalanx proksimal digity 4 dextra

Anda mungkin juga menyukai