Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Tn. S DENGAN TEKNIK RELAKSASI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. Data Subjektif :
- Pasien mengeluh nyeri pada kepala saat beraktivitas
- Pengkajian skala nyeri
P : Pasien mengatakan nyeri saat beraktivitas
Q : Nyeri terasa berdenyut-denyut
R : Nyeri dirasakan pada bagian kepala menjalar ke belakang leher dan dirasakan
S : pasien mengatakan skala nyeri 4 dari 1-10
T : nyeri dirasakan terus-menerus selama beberapa jam.
- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan membuatnya tidak nyaman
- Pasien mengatakan terkadang sulit tidur di malam hari karena cuaca dingin
- Pasien mengatakan tidak bisa rileks

b. Data Objektif
- Pasien tampak Gelisah dan meringis
- Pasien sesekali terlihat memegangi kepalanya
- Tekanan darah pasien meningkat
- Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital:
TD: 170/100 mmHg,
N: 110 x/mnt,
S: 36,2 oC,
RR: 22 x/mnt
- Pasien Tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman dengan kondisinya
2. Diagnosa
a. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan vascular selebral.
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit.
3. Tujuan Khusus
a. Setelah Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 90 menit diharapkan nyeri akut
teratasi, dengan kriteria hasil:
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebeb nyeri, mampu menggunakan
Teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Mampu mengenali skla nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri
b. Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 90 menit diharapkan gangguan rasa
nyaman teratasi, dengan kriteria hasil:
- Status lingkungan yang nyaman
- Kualitas tidur dan istirahat adekuat
- Status Kenyamanan meningkat
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan yang dilakukan adalah membatu atau mengajarkan pasien untuk melakukan
tehnik relaksasi (nafas dalam)
5. Pembahasan
Nyeri kepala pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena adanya peningkatan
atau tekanan darah tinggi dimana hal itu terjadi karena adanya adanyapenyumbatan pada
sistem peredaran darah baik dari jantungnya dan serangkaian pembuluh darah arteri dan
vena yang menyangkut pembuluh darah. Hal itu membuat aliran darah di sirkulasi dan
menyebabkan tekanan meningkat. Untuk mengatasi hal ini bisa dilakukan dengan cara non
farmakologis yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam (Syiddatul, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Nurtanti, S (2018) yang berjudul Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi
mendapatkan hasil bahwa sebagian besar nyeri yang dialami oleh 2 responden adalah nyeri
sedang dengan skala 4-6 ( nyeri sedang) . Setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam ini
turun menjadi 3-4 ( nyeri ringan ). Dari hasil observasi ada pengaruh dari pemberian terapi
teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan nyeri pada penderita hipertensi. Pemberian
terapi relaksasi nafas dalam yang dilakukan 2 hari ketika responden mengalami nyeri
hipertensi. Untuk penurunan skala nyeri dari 2 reponden berbeda -beda tegantung dari
tingkat konsentrasi, releks, nyaman dan suasana tenang yang ada disekitar responden.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi, 2015 dengan judul “Efektivitas Relaksasi
Nafas Dalam Pada Pasien Hipertensi Dengan Gejala Nyeri Kepala di Puskesmas Baki Suko
Harjo” juga menyatakan hal yang sama dimana pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa
ada pengaruh yang segnifikan antara pemberian terapi teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah perlakuan antara
kelompok perlakuan. Hasil di atas menunjukan bahwa pemberian terapi relaksasi napas
dalam terbukti mampu menurunkan intensitas nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien
hipertensi pada kelompok yang diberikan terapi dibandingkan dengan kelompok yang tidak
diberikan terapi relaksasi napas dalam (kelompok kontrol).
Berdasarkan teori, teknik relaksasi napas dalam ini sangat banyak kegunaanya,
salah satunya adalah untuk pereda nyeri. Sebenarnya banyak latihan pernafasan yang
berbeda, namun untuk mendapatkan maanfaatnya pasien atau penderita harus melakukanya
minimal dua kali sehari atau setiap kali merasakan nyeri, setres, terlalu banyak pikiran, dan
pada saat merasa sakit. Namun yang paling penting adalah bagaimana kemauan individu
untuk melakukannya. Semakin sering mempraktekan maka semakin banyak manfaat yang
didapat (Rakel, 2007).
B. Strategi Pelaks anaan Tindakan Keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang bapak, perkenalkan saya perawat prima, saya mahasiswi dari ITEKES
Bali, sebelumnya apakah benar dengan Tn. S?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana kabarnya hari ini pak? Bagaimana kondisinya hari ini pak? Apakah masih
terasa nyeri pak? Nyeri yang di rasakan seperti apa pak?
c. Kontrak
1) Topik
Baik bapak dari keluhan yang bapak sampaikan tadi, saya akan membantu bapak
untuk meberikan tindakan yaitu teknik relaksasi. Tujuan saya memberikan tindakan
ini untuk membantu bapak mengontrol atau mengendalikan rasa nyeri yang bapak
rasakan sehingga bapak bisa merasa nyaman kembali. Tindakan ini juga membantu
bapak untuk merelaksasikan rasa nyeri yang bapak alami sehingga bapak bisa lebih
relax.
2) Waktu
Waktu yang saya butuhkan kurang lebih 10 sampai dengan 20 menit ya pak.
3) Tempat
Untuk tempatnya saya akan lakukan tindakan di ruangan ini saja ya pak.

2. Kerja (Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan Sesuai Ceklist)


Terlampir
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
1) Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah sedikit berkurang
2) Pasien menagatakan sudah sedikit merasa nyaman dibandngkan kondisinya tadi
b. Evaluasi Objektif
1) Pasien tampak nyaman dengan kondisinya.
2) Pasien terlihat rileks dan tidak gelisah
c. Rencana Tindak lanjut
Baik bapak saya sudah selesai memberikan tindakan kepada bapak. Bagaimana bapak
setelah saya berikan tindakan? Baik bapak, jika nanti bapak merasa nyeri kepala timbul
kembali, bapak bisa melakukan tehnik atau tindakan yang telah saya ajarkan tadi. Baik
bapak nanti saya akan kembali lagi kerumah bapak besok untuk melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital serta melihat bagaimana perkembangan kondisi bapak.
d. Kontrak Yang Akan Datang
Baik bapak, besok siang saya akan kembali kesini untuk melakukan tindakan dan
melihat perkembangan kondisi bapak.
e. Topik
Baik bapak nanti saya akan memberikan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital serta
melihat perkembangan kondisi bapak apakah masih merasakan nyeri atau sudah
membaik. Sebelum saya tinggalkan apakah ada yang ingin bapak tanyakan? Jika tidak
ada, saya permisi ya pak. Selamat siang pak.
Ceklist Teknik Relaksasi (Nafas Dalam)

PENDIDIKAN
INSTITUT TEKNOLOGI KEPERAWATAN
DAN KESEHATAN BALI
Jl. Tukad Balian No. 180,
Denpasar-Bali
TEKNIK MANIPULASI Tanggal
NYERI: RELAKSASI Terbit
Ditetapkan
Dosen Akademik
15-08-
Ketua Itekes Bali
2011

Tanggal
Revisi I Gede Putu Darma
Ns. Ni P Inca Buntari A,
Suyasa
12-05-
2017
NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Definisi:

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan


keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi

Tujuan:
1. Untuk meningkatkan ventilasi alveoli
2. Memelihara pertukaran gas
3. Mencegah atelektasi paru
4. Meningkatkan efesiensi batuk
5. Mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
INDIKASI:
Restriksi ekspansi dada,misalnya pada klien dengan penyakit asma atau
menjelang pasca operasi.
Persiapan
Persiapan pasien
1. Usahakan pasien dalam keadaan yang rileks dan tenang.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang di sekitar pasien.
3. Berikan waktu kepada pasien untuk konsentrasi.
Persiapan lingkungan
1. Lingkungan yang bersih dan nyaman.
2. Suasana yang tenang.
3. Sirkulasi udara yang lancar.
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap Kerja
1. Atur posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk
di tempat tidur atau dengan lying position (posisi berbaring) di
tempat tidur dengan satu bantal.
2. Fleksikan lutut lien untuk merilekskan otot abdomen.
3. Tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen,tepat dibawah
tulang iga.
4. Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.Hitung
sampai 3 selama inspirasi.
5. Konsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh
mungkin,tetap dalam kondisi relaks dan cegah lengkung pada
punggung.Jika ada kesulitan menaikkan abdomen ,sambil napas
dengan cepat,lalu napas kuat lewat hidung.
6. Hembuskan napas lewat bibir,seperti meniup dan ekspiasi secara
perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa
menggembungkan dari pipi.
7. Konsentrasi dan rasakan turunnya abdomen dan kontraksi otot
abdomen ketika ekspirasi.
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam.
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang.
11. Bila nyeri menjadi hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan
cepat.
Tahap terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan:
0 = Tida k dikerjakan
1 = Dikerjakan dengan lengkap/ tidak sempurna
2 = Dik erjakan dengan sbenar/ sempurna
DAFTAR PUSTAKA

Nurtanti, S. (2018). PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK


MENGURANGI NYERI KEPALA PADA PENDERITA HIPERTENSI. Jurnal
Keperawatan GSH, 6(2), 27-32. ISO 690
Mulyadi, M., Supratman, S. K. M., & Yulian, V. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Pada
Pasien Hipertensi Dengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki Sukoharjo (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai