Anda di halaman 1dari 9

NAMA : QURROTA A’YUN NURHASANAH

NIM : 1914301096
KELAS : STr REGULER 2 (TINGKAT 2, SEMESTER 3)

LATIHAN KASUS
ASKEP GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: Obstruksi

Instruksi: Kerjakan tugas latihan kasus di bawah ini dengan menggunakan referensi
(buku ajar, SDKI, SIKI dan SLKI!)

KASUS 1
Seorang laki-laki usia 73 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas (dispnea).
Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien
berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang ketika
pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak nafas membuat pasien
menjadi susah tidur. Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru tidur kurang lebih 2 jam saja, dan
pasien tampak mengantuk dan letih. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan
menderita PPOK sejak 4 tahun yang lalu. Selama kurun waktu 4 tahun pasien sudah dirawat
sebanyak 5 kali. Pasien memiliki riwayat merokok selama lebih dari 40 tahun.. Hasil pengkajian
hari ini diperoleh data: frekuensi nafas: 32 kali/menit, frekuensi nadi: 98 kali/menit, Tekanan
darah: 156/92 mmHg, suhu: 38,6 derajad celcius, Saturasi Oksigen (SaO2): 90%. Hasil
pemeriksaan fisik: konjungtiva dan wajah tampak pucat, tidak tampak sianosis pada wajah,
tidak tampak distensi vena jugularis, posisi trakhea simetris, tampak retraksi dada intercostalis,
bentuk dada simetris, terdengar suara nafas ronchi basah & kering serta wheezing pada paru
kanan dan kiri bagian tengah, pada perkusi terdengar suara hipersosonor pada paru kiri atas.
Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari sebelah kanan, ekspansi dada menurun hasil
pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari. Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium: leukosit
12.600 /dl, LED 60 mm/jam. Hasil pemeriksaan radiologi/x-ray: tampak gambaran emfisema
pada paru kiri, tampak infiltrat pada paru kiri. Kesal: PPOK

Tugas:
1. Identifikasi kata-kata sulit yang Saudara tidak mengerti pada kasus di atas!
1. ronchi basah
2. ronchi kering
3. wheezing
4. hipersosonor
5. emfisema
6. infiltrat

2. Carilah pengertian/definisi kata-kata sulit yang teridentifikasi di atas dan tuliskan pada kolom
di bawah ini!
1. ronchi basah
Ronchi basah adalah suara tambahan di samping suara nafas, yaitu bunyi gelembung-
gelembung udara yang melewati cairan (gurgling atau bubling) terutama pada fase
inspirasi. Ronchi basah disebabakan oleh adanya eksudat atau cairan dalam
bronkiolus atau alveoli dan bisa juga pada bronkus dan trakea. Ada ronchi basah
nyaring contohnya pada infiltrat paru dan ronchi basah tak nyaring misalnya pada
bendungan paru. Ada ronchi basah kasar, ini biasanya berasal dari cairan yang berada
dibronkus besar atau trakea, ada ronchi basah sedang dan ada pula ronchi basah
halus yang terutama terdengar pada akhir inspirasi, terdengar seperti bunyi gesekan
rambut antara jari telunjuk dengan empu jari.
(http://repository.unand.ac.id/15481/3/2011_penuntun_skills_lab.pdf )

2. ronchi kering
Ronchi kering adalah suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu
ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut)
misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus
yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi. Ronchi kering disebabkan
lewatnya udara melalui penyempitan saluran nafas, inflamasi atau spasme saluran
nafas seperti pada bronchitis atau asma bronchial. Ronchi kering lebih dominant pada
fase expirasi terdengar squeking dan grouning, pada saluran yang lebih besar adalah
deep tone grouning (sonorous) dan pada saluran yang lebih kecil terdengar squeking
dan whistling (sibilant). Ronchi kering dengan berbagai kwalitas frekwensi pitchnya
disebut musical rales (seperti pada asma bronchial)
(http://repository.unand.ac.id/15481/3/2011_penuntun_skills_lab.pdf)

3. wheezing
Wheezing merupakan suara pernapasan berfrekuensi tinggi yang nyaring, dimana
terdengar di akhir ekspirasi / saat menghembuskan napas. Wheezing terjadi oleh
karena adanya penyempitan saluran pernapasan bagian ujung / dalam.
(https://www.alodokter.com/komunitas/topic/asma-86 oleh dr. Sylvia Dhojan)

4. hipersonor
Istilah hipersonor dipakai untuk bunyi perkusi pada paru-paru yang kepadatannya
sudah berkurang, seperti pada emfisema. Hipersonor adalah bunyi resonansi dengan
tinggi nada rendah dan bergaung serta terus-menerus mendekati bunyi timpani.
(http://www.softilmu.com/2015/11/pemeriksaan-fisik-paru-paru.html

5. emfisema
Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau alveolus pada
paru-paru. Seiring waktu, kerusakan kantong udara semakin parah sehingga
membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong kecil yang pecah.
(https://www.alodokter.com/emfisema#:~:text=Login%2FRegister-,Emfisema,beberapa
%20kantong%20kecil%20yang%20pecah. Ditinjau oleh dr. Tjin Willy, 21 Juni 2018)
6. infiltrat
Infiltrat adalah terdapatnya bercak-bercak pada lapangan paru yang abnormal melalui
pemeriksan foto rongen dada. infiltrat paru berhubungan dengan pneumonia,
tuberkulosis, dan infeksi paru lainnya.
(https://www.alodokter.com/komunitas/topic/infiltrat-paru-paru oleh dr. Riza Marlina, 15
Maret 2020)

3. Tuliskan ulang keluhan utama pasien kasus di atas!


Sesak nafas (dispnea)

4. Tuliskan ulang data riwayat penyakit sekarang pada kasus di atas!


Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien
berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang
ketika pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak nafas membuat
pasien menjadi susah tidur. Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru tidur kurang lebih 2
jam saja, dan pasien tampak mengantuk dan letih.

5. Tuliskan ulang data riwayat penyakit dahulu pada kasus di atas!


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien menderita PPOK sejak 4 tahun yang lalu.
Selama kurun waktu 4 tahun pasien sudah dirawat sebanyak 5 kali. Pasien memiliki
riwayat merokok selama lebih dari 40 tahun.

6. Tulis ulang riwayat penyakit keluarga pada kasus di atas!


-

7. Tulis ulang hasil pemeriksaan fisik pada kasus di atas sesuai kelompok pemeriksaan!
Inspeksi konjungtiva dan wajah tampak pucat,
tidak tampak sianosis pada wajah,
tidak tampak distensi vena jugularis,
posisi trakhea simetris,
tampak retraksi dada intercostalis,
bentuk dada simetris,
ekspansi dada menurun

Auskultasi terdengar suara nafas ronchi basah & kering serta wheezing pada paru
kanan dan kiri bagian tengah.

Perkusi Terdengar suara hipersonor pada paru kiri atas

Palpasi Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari sebelah kanan,
ekspansi dada menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari.

8. Tulis ulang hasil pemeriksaan penunjang pada kasus di atas!


-Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium:
a. leukosit 12.600 /dl,
b. LED 60 mm/jam.
-Hasil pemeriksaan radiologi/x-ray:
a. tampak gambaran emfisema pada paru kiri,
b. tampak infiltrat pada paru kiri.
Kesal: PPOK

9. Lakukan analisis data-data kasus di atas dengan berpedoman pada SDKI!


Masalah
Data Keperawatan Penyebab (SDKI)
(SDKI)

Data Mayor:
Subjektif:
- Dispnea

Objektif:
- Bunyi napas tambahan (ronchi basah dan
ronchi kering serta wheezing pada paru kanan
dan kiri bagian tengah) - Ketidakseimbangan
- SaO2 90% ventilasi-perfusi
- TD: 156/92 mmHg (dispnea pada
Gangguan
- Tampak retraksi dada intercostalis PPOK)
Pertukaran Gas
- - Perubahan
membran alveolus-
Data Minor: kapiler
Subjektif: -

Objektif:
- Pola napas abnormal (cepat, 32x/menit)
- Warna kulit abnormal (pucat)
- Kesadaran menurun (tampak mengantuk dan
letih)

Data Mayor: Bersihan Jalan - Spasme jalan


Subjektif: - Tidak Efektif napas (adanya
Objektif: ronchi basah dan
infiltrat pada paru
- ronchi basah dan ronchi kering serta wheezing
kiri)
pada paru kanan dan kiri bagian tengah - Merokok aktif
- Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras
dari sebelah kanan, ekspansi dada menurun
hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari.

Data Minor:
Subjektif: (selama >40 tahun)
- Dispnea
- Orthopnea (sulit bernafas saat berbaring)
Objektif:

Data Mayor:
Subjektif:
- Mengeluh sulit tidur
Objektif:
- Pasien tampak mengantuk dan letih - Gangguan tidur
Gangguan Pola
Tidur karena dispnea
Data Minor:
Subjektif:
- Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
(karena dispnea)
Objektif:

Data Mayor:
Subjektif:
- Dispnea
Objektif:
- Penggunaan otot bantu napas meningkat Gangguan Ventilasi Kelelahan otot
(tampak retraksi dada intercostalis) Spontan pernapasan
- SaO2 menurun (90%)

Data Minor:
Subjektif: -
Objektif: -
Sc:
SDKI – Tim Pokja SDKI DPP PPNI (Edisi I)

10. Rumuskan diagnosis keperawatan (Masalah + Penyebab) sesuai hasil analisis kasus diatas!
No. Diagnosis Keperawatan

1 Gangguan pertukaran gas b.d. perubahan membran alveolus

2 Bersihan jalan tidak efektif b.d. merokok aktif dan infiltrat paru

3 Gangguan pola tidur b.d. dispnea

4 Gangguan ventilasi spontan b.d. kelelahan otot pernapasan


11. Rumuskan tujuan keperawatan dengan kriteria dan indikator keberhasilan sesuai SLKI
untuk masing-masing diagnosis keperawatan di atas!
No. Tujuan Keperawatan
Diagnosis

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam pertukaran gas pada pasien
tidak terganggu lagi dengan kriteria hasil:
- sesak napas dapat berkurang
D.0003
- bunyi napas bersih
- Frekuensi napasnya membaik (RR: 12-24 x/menit)
- Warna kulit membaik

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam bersihan jalan pasien menjadi
efektif dengan kriteria hasil:
- produksi cairan pada paru sinestra dapat menurun.
D.0149 - Dispnea menurun
- Tidak ada bunyi wheezing
- Orthopnea menurun
- Frekuensi napasnya membaik (RR: 12-24 x/menit)

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam pola tidur pasien tidak
terganggu dengan kriteria hasil:
D.0055 - pola tidur dapat membaik
- kemampuan aktivitas rutin meningkat
- tidak mengeluh sulit tidur lagi

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam gangguan ventilasi spontan


menurun dengan kriteria hasil:
D.0004
- dispnea menurun
- penggunaan otot bantu napas menurun
Sc:
SLKI – Tim Pokja SLKI DPP PPNI (Edisi I)

12. Rumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI dan dapat ditambahkan intervensi
dari referensi lain spt: NIC, doegoes, dsb untuk masing-masing diagnosis keperawatan di
atas!
No.
Intervensi Keperawatan
Diagnosis

D.0003 - Pemantauan Respirasi (I.01014)


Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya mapas
- Monitor pola napas (dispnea)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor Saturasi Oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
- atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

- Dukungan Berhenti Merokok (I.01001)


Observasi
- Identifikasi keinginan berhenti merokok
- Identifikasi upaya berhenti merokok
Terapeutik
- Diskusikan motivasi berhenti merokok
- Diskusikan kesiapan perubahan gaya hidup
- Lakukan pendekatan psikoedukasi untuk mendukung dan
membimbing upaya berhenti merokok
Edukasi
- Jelaskan efek langsung berhenti merokok
- Jelaskan berbagai intervensi dengan farmakoterapi (mis.terapi
penggantian nikotin)

D.0149 - Manajemen Jalan Napas (I.01011)


Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis.gurgling, mengi, wheezing,
ronchi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tlit dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu

- Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)


Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain, atau
aktivitas lainnya
- Anjurkan meyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis.kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
D.0055
- Peningkatan Tidur (NIC 1850)
- Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
- tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien terhadap pola tidur
- monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
- monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik (mis.apnea tidur,
sumbatan jalan nafas) dan/atau psikologis (mis.ketakutan/kecemasan)
keadaan yang mengganggu tidur
- Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk memfasilitasi
perpindahan dari terjaga menuju tidur
- Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat
memfasilitasi/mengganggu tidur
- mulai/terapkan langkah-langkah kenyamanan seperti pijat, pemberian
posisi, dan sentuhan afektif
- Ajarkan pasien dan orang terdekat pasien mengenai faktor yang
berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (mis.psikolagi, fisiologis, pola
hidup, perubahan shift kerja, dan faktor lingkungan lainnya)

D.0004 - Dukungan Ventilasi (I.01002)


Observasi
- identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
- identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
- Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan
kedalaman napas, penggunaan otot bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik
- pertahankan kepatenan jalan napas
- berikan posisi semi fowler atau fowler
- fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
- berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis.nasal kanul, masker
wajah, masker rebreathing atau non-rebreathing)
- gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
- Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
Sc:
SIKI – Tim Pokja SIKI DPP PPNI (Edisi I, Cetakan II)
NIC – Gloria M. Buleheck, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman, Cheryl M. Wagner.
(Editor Bahasa Indonesia: Intansari Nurjannah, Roxsana Devi Tumanggor) ( Edisi 6)

Anda mungkin juga menyukai