Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang
Empat belas Pebruari, Valentine Day atau hari kasih sayang, benarkah?
Di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai merayakan datangnya
tanggal 14 Pebruari sebagai hari kasih sayang (Valentine Day). Di Indonesia pun para
warganya turut serta menyambut gembira datangnya hari kasih sayang ini. Berbagai
cara dilakukan untuk memeriahkan hari kasih sayang ini. Dimulai dari saling
berkirim kartu ucapan, bertukar coklat, memberi bunga, hingga seks untuk
menunjukkan rasa sayang pada orang-orang tertentu yang dikasihi.
Hal ini menimbulkan kontroversi dari berbagai kalangan yang tidak
menyetujui adanya valentine day (VD). Banyak yang beranggapan bahwa budaya
Valentine Day (VD) tidak sesuai dengan budaya timur.

2. Rumusan Masalah.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan valentine day :
1. Apakah Valentine Day ?
2. Darimana asal mula adanya Valentine Day ?
3. Bagaimana Valentine Day dirayakan oleh masyarakat Indonesia ?
4. Seperti apa kontroversi yang ditimbulkan dengan adanya perayaan Valentine
Day ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Valentine Day (VD)

Asal mula Valentine day (VD) tercipta pada jman kerajaan Romawi. Menurut adat
Romawi, 14 Pebruari adalah hari untuk menghormati Juno, ratu para dewa dewi
Romawi. Dihari berikutnya, 15 Pebruari dimulailah perayaan “Feast of Lupercalia”.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-
18 Pebruari). Dua hari pertama, dipersembahakan untuk dewi cinta Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap
pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi
pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Selama
upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut
untuk dilecut karena lecutan itu dianggap akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Ia


yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan
keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua
pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi
pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.

Saint Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia
tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang
tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera
memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan
dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa
kidung pernikahan.

Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati pasangan. Pasangan itu


berhasil melarikan diri, namun malang, ia tertangkap. Ia dijebloskan ke penjara dan
divonis mati. Disaat ia dipenggal pada tanggal 14 Pebruari, ia menyempatkan diri
menuliskan sebuah pesan untuk seorang putri penjaga penjara. Diakhir pesan itu, ia
menuliskan “Dengan Cinta dari Valentinemu”.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini, setiap tanggal 14 Pebruari
orang diberbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-
orang yang merayakan hari itu mengingat Saint Valentine sebagai pejuang cinta,
sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan
cinta.

2.2 Perayaan Valentine Day di Indonesia

Datangnya Valentine Day (VD) disambut meriah di berbagai belahan dunia. Berbagai
cara dilakukan, dimulai dari hal yang terkecil hingga yang membutuhkan banyak
biaya. Masing-masing orang merayakannya dengan cara-cara yang berbeda. Hal ini
sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Seperti memberi kartu ucapan,
memberikan coklat, hingga berpesta dan berfoya-foya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada sebagian pihak, perayaan VD di


Indonesia dimeriahkan oleh berbagai kalangan. Dari mulai anak-anak, remaja, hingga
dewasa. Hampir sebagian orang yang di survei pernah merayakan VD.
Arvin, anak kelas 5 sekolah dasar ikut memeriahkan VD. Padahal sebenarnya dia
sendiri tidak tahu apa itu hari kasih sayang atau Valentine Day. Arvin mengaku hanya
meniru teman-temannya yang saling bertukar coklat valentine pada tanggal 14
Pebruari. Beberapa siswa-siswi sekolah dasar lainnya pun berbicara hal yang sama
seperti Arvin.

Hal ini juga terjadi pada Novi, siswi kelas 2 sekolah menengah pertama, yang
mengaku tidak tahu tentang asal usul VD. Novi hanya ikut beramai-ramai bersama
teman-temannya merayakan hari kasih sayang ini.

Lain halnya dengan murid-murid sekolah menengah atas. Sebagian mengetahui


tentang VD, dan sebagian lainnya hanya meniru orang lain. Mila Yunita, siswi kelas
1 sekolah menengah kejuruan mengatakan bahwa dia tidak mengetahui darimana
awal mulanya VD. Mila hanya meniru apa yang dikatakan teman-temannya, dan dia
tidak pernah lagi merayakan VD. Ilham yang telah mengetahui tentang VD hanya
pernah merayakan hari kasih sayang tersebut pada saat dia masih sekolah di sekolah
dasar.

Di kalangan mahasiswa, hal-hal mengenai VD sudah sangat diketahui sehingga bagi


mahasiswa yang beragama Islam, tidak ada perayaan VD pada tanggal 14 Pebruari.

2.3 Kontroversi Valentine Day (VD) di Indonesia

Perayaaan Valentine Day (VD) di Indonesia membuat kontroversi yang tidak pernah
surut karena banyak masyarakat masih saja meniru budaya barat yang bertentangan
dengan budaya timur. Masyarakat Indonesia, khususnya para generasi penerus bangsa
merayakan VD dengan cara-cara yang melanggar norma dan adat-adat budaya timur,
seperti mabuk-mabukan, pesta narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangat bertentangan
dengan budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam tentu saja mengecam adanya
perayaan tersebut, apalagi dengan cara-cara yang dilarang keras oleh agama. Dari
penelitian yang telah dilakukan, beberapa sekolah melarang murid-muridnya
merayakan VD, dari menempelkan pengumuman tentang VD, menyebarkan brosur-
brosur tentang VD, hingga melakukan razia kepada setiap murid setiap tanggal 14
Pebruari.

Dan secara umum, larangan tentang VD sudah disebarluaskan melalui berbagai


media, baik media cetak maupun media elektronik. Di internet, berbagai situs telah
membahas berbagai artikel mengenai asal-usul VD dalam berbagai versi, sebagai
contoh dalam website www.undiknas.ac.id, yang membahas tentang sejarah atau asal
mula VD.

Berbagai kontroversi juga telah disebarluaskan dalam berbagai situs, seperti dalam
youngmuslimsindo.blogspot.com yang isinya tidak memperbolehkan adanya
perayaan VD. Perayaan ini dinilai haram karena tidak ada dalam ajaran Islam hari
Valentine Day (VD).

Anda mungkin juga menyukai