Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab

Malang

HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING DAN KINERJA PADA KARYAWAN


PT BPR ARTHA KANJURUHAN PEMKAB MALANG

Renvin N. Nelwan, Hetti Rahmawati

Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang,


Jl. Semarang No.5, Malang, Indonesia 65145

renvin.nelwan16@gmail.com, hetti.rahmawati.fppsi@um.ac.id

Abstrak
Karyawan merupakan aset dan penggerak perusahaan dalam mencapai keberhasilan, untuk itu kinerja karyawan harus
dijaga dan diperhatikan. Salah satu yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah knowledge sharing. Dalam knowledge
sharing terjadi pertukaran pengetahuan baik tacit maupun explicit melalui knowledge donating dan knowledge
collecting. Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran knowledge sharing di PT. BPR Artha
Kanjuruhan Pemkab Malang serta mengetahui gambaran kinerja dari karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang. Terakhir yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara knowledge sharing dan kinerja pada karyawan
PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi linear
sederhana dengan bantuan software SPSS for windows versi 24. Subjek penelitian ini adalah karyawan PT. BPR Artha
Kanjuruhan Pemkab Malang yang berjumlah 42 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner
skala Likert. Sedangkan teknik pengambilan sampel atau Sampling penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Hasil
analisis deskriptif menunjukan bahwa : 1. Penerapan Knowledge Sharing pada karyawan berada pada kategori sedang.
2. Kinerja karyawan berada pada kategori sedang. Nilai koefisien korelasi variabel knowledge sharing terhadap variabel
kinerja karyawan sebesar 0,381, sedangkan nilai signifikansi pada penelitian ini adalah 0,013. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Knowledge Sharing dengan
Kinerja Karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang.

Kata kunci: knowledge sharing; kinerja; karyawan

Abstract
Employees are assets and drivers of the company in achieving success, for that, employee performance must be
maintained and cared. One that increases employee performance is knowledge sharing. In knowledge sharing, there is a
transfer of both tacit and explicit knowledge through knowledge donations and knowledge collecting. The purpose of
this study is to find out the condition of the employee knowledge sharing in PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang
and to knowing the performance of the employees in PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang. Finally, it is to find
out how the correlation between knowledge sharing and employee performance in PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang. Data analysis techniques in this study using simple linear regression with SPSS software for windows version
24. The sample of this study took 42 employees of PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang. Data collection in this
study used a Likert scale questionnaire. While the sampling technique or sampling of this study uses saturation
sampling. Descriptive analysis results showed that: 1. Knowledge sharing among employees is in the medium category.
2. Employee performance is in the medium category. The correlation coefficient of the variable of knowledge sharing on
company performance variables is 0,381, while the significance value in this study is 0,013. Based on these results it can
be seen that there is a positive and significant relationship between Knowledge Sharing and Employee Performance of
PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang.
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

Keywords: knowledge sharing; performance; employees

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini pertumbuhan perusahaan terjadi dengan sangat cepat. Perusahaan
lokal maupun asing di segala bidang berlomba-lomba untuk menciptakan dan memasarkan produk-
produknya ke seluruh pasar global. Selain itu, perusahaan juga harus memikirkan strategi yang tepat
agar perusahaan dapat bertahan serta memiliki keunggulan dalam bersaing dengan perusahaan
lainnya. Salah faktor penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan adalah terletak pada sumber daya yang dimilikinya (Danang, 2012). Keberadaan sumber
daya manusia adalah sebagai prime mover atau penggerak utama dalam pencapaian visi, misi, dan
tujuan suatu perusahaan (Anggraeni, 2015). Sumber daya manusia dalam perusahaan adalah
karyawan, oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan dan mengelola kinerja karyawan yang
dimilikinya agar menjadi SDM yang berkualitas sehingga berpengaruh baik terhadap peningkatan
kinerja perusahaan.
Kinerja menurut Mangkunegara (2007) adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh karyawan
baik secara kuantitas maupun kualitas sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kinerja (Gibson et.al., 2012) adalah hasil dari pekerjaan yang berhubungan dengan tujuan organisasi
seperti kualitas pelayanan, efisiensi, dan kriteria efektivitas lainnya. Kinerja dan organisasi atau
perusahaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, naik turunnya kinerja karyawan pasti akan
berdampak pada performa perusahaan. Jika kinerja karyawan tidak sesuai dengan target atau
harapan perusahaan, maka dapat memungkinkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas dari
produk yang dihasilkan, tidak tercapainya tujuan perusahaan, kerugian besar, dan lain-lain.
Fenomena naik turunnya kinerja ini juga terjadi pada beberapa perusahaan di segala bidang
di Indonesia. Seperti perusahaan di bidang keuangan yaitu BPR (Bank Perkreditan Rakyat). BPR
adalah lembaga keuangan yang memiliki fokus tersendiri untuk melayani masyarakat di daerah
pelosok atau terpencil (pasar mikro) yang belum terjangkau oleh bank umum. Jika dilihat dari
kinerja industri BPR secara keseluruhan, boleh dikatakan bahwa kondisinya relatif stagnan dalam
lima tahun terakhir. Berdasarkan data The Finance Institute, pada periode 2015 hingga November
2018, pertumbuhan kredit BPR konsisten single digit, dengan bertahan di kisaran 9%. Kondisi itu
memang jauh jika dibandingkan dengan periode 2014 ke bawah. Ketika itu kredit BPR pada tahun
2014 mampu tumbuh dua digit yaitu 15,7%. Kemudian perkembangan jumlah BPR di Indonesia
semakin tahun semakin berkurang, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia tahun 2020
jumlah BPR pada tahun ini mencapai 1.542 bank. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan
tahun 2019 yang berjumlah 1.545 dan tahun 2018 yang berjumlah 1.597 bank. Hal ini disebabkan
oleh adanya keputusan pemerintah yang cukup memberatkan bank BPR dan juga munculnya
persaingan dengan pinjaman online yang bertumbuh semakin pesat dari tahun ke tahun. Sehingga
hal inilah yang membuat beberapa BPR mengalami kegagalan dalam bersaing.
Salah satu BPR di kabupaten Malang yang mengalami kenaikan dan juga penurunan kinerja
adalah PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang. Pada masa pengoperasiannya, tercatat Bank
Arka ini sudah tiga kali berturut-turut masuk dalam deretan TOP 100 BPR se-Indonesia dengan
predikat bintang 5 (lima). Nominasi yang ada setiap tahun ini menyajikan pertumbuhan kinerja
BPR-BPR terbaik se-Indonesia yang dibagi dan dikelompokkan dalam 3 kategori. Bank Artha
Kanjuruhan sendiri termasuk dalam kategori dengan kategori BPR beraset 25 milyar sampai
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

dibawah 100 milyar. Berikut tabel peringkat TOP 100 BPR yang diperoleh Bank Artha Kanjuruhan
dari tahun ketahun :
Tabel 1.
Peringkat PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang dalam TOP 100 BPR Indonesia

Peringkat Tahun Total Aset


14 2017 28.855
18 2018 40.133
34 2019 46.042

Berdasarkan data diatas dari tahun ketahun pertumbuhan aset Bank Arka mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2019 Bank Arka harus mengalami penurunan
kinerja yang menyebabkan kekalahan dalam bersaing dengan bank lainnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari turunnya peringkat secara drastis dalam nominasi Top 100 BPR diatas. Banyak faktor
yang mempengaruhi penurunan kinerja Bank Arka, seperti kualitas kredit yang menurun, kredit
bermasalah atau non performing loan (NPL) yang merangkak naik, dan belum lagi masalah dari
pesaing luar seperti munculnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan koperasi, serta kehadiran
layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) yang turut menggarap pasar
mikro. Hal-hal inilah yang dapat membuat Bank Arka kewalahan sehingga harus mengalami
penurunan kinerja secara keseluruhan pada tahun 2019 lalu.
Dalam upaya meningkatkan kinerja dan untuk menghindarkan perusahaan dari penurunan
performa, banyak sekali strategi-strategi yang dapat diterapkan dalam perusahaan. Strategi
perusahaan haruslah mampu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya agar memiliki
keunggulan kompetitif sehingga dapat bertahan di persaingan global. Menurut Shamim et al., (dalam
Shariq, 2018) pengetahuan dianggap sebagai kekuatan dan aset strategis penting yang memberikan
keunggulan kompetitif bagi organisasi dan karyawan dalam organisasi. Pengetahuan memberi
keunggulan dalam ajang persaingan yang kompetitif dan dinamis secara berkelanjutan bagi
organisasi (Davenport & Prusak, 1998; Foss & Pedersen, 2002; Nonaka, 2002 dalam Tobing, 2012).
Shamim (dalam Shariq, 2018) juga mengatakan bahwa ketika seorang karyawan
meninggalkan sebuah organisasi, pengetahuan yang dimiliki juga pergi bersama karyawan itu. Jika
seorang karyawan tidak mentransfer pengetahuan mereka ke organisasi, maka akan terjadi
knowledge loss, yaitu suatu keadaan dimana saat seorang karyawan meninggalkan perusahaan dan
membawa pergi semua pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat merugikan bagi perusahaan.
Untuk menghindari hal tersebut, strategi berupa manajemen pengetahuan atau knowledge
management merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam perusahaan. Knowledge
management dapat diartikan sebagai proses menciptakan, memperoleh, mentransfer,
mendokumentasikan atau menyimpan dan menerapkan pengetahuan (Nonaka & Takeuchi, 1995).
Dalam penerapannya, knowledge management terdiri dari 2 bagian, yaitu explicit knowledge dan
tacit knowledge. Explicit knowledge adalah sesuatu yang dapat dikodifikasikan, ditransfer secara
formal dan mudah. Sedangkan tacit knowledge mengacu pada kepercayaan, nilai, dan sudut pandang
yang memberikan perspektif dimana seseorang dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda dan
dapat mendefinisikan dunia miliknya sendiri (Nonaka, 1994). Pengetahuan ini sangat sulit untuk
diduplikasikan atau diajarkan kepada orang lain karena sifatnya personal knowledge.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Chong, et al. (2011) terdapat 9 faktor
pendukung knowledge management yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi,
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

yaitu: dukungan pemimpin, pelatihan dan kesempatan belajar kerja karyawan, proses berbagi
pengetahuan (knowledge sharing), ketersediaan infrastruktur TIK, insentif, program mutasi atau
rotasi pekerjaan, keterampilan dan pengetahuan teknologi, teknologi berbagi pengetahuan, serta
teknologi komunikasi. Proses knowledge sharing merupakan fokus dari knowledge management
daripada dua unsur lainnya yaitu knowledge creation dan knowledge application. Karena
pengetahuan baru dalam perusahaan tidak akan terbentuk jika tidak ada tindakan dan interaksi antar
karyawannya. Oleh sebab itu, fokus dari knowledge sharing sendiri adalah untuk memberikan
kesempatan kepada individu maupun kelompok dalam suatu organisasi untuk mau terlibat dalam
pertukaran atau peralihan informasi dan pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan individu
dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut.
Penerapan knowledge sharing sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
bergerak di berbagai bidang di Indonesia. Salah satu perusahaan yang menerapkan knowledge
sharing adalah PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang. Menurut data yang diperoleh dari
bagian HRD PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang kegiatan knowledge sharing karyawan
yang rutin dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.
Kegiatan Knowledge sharing di PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang

Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan


Rapat Koordinasi Setiap 1 bulan sekali
Pelatihan Eksternal Setahun sekali (Sesuai kebutuhan)
Gathering Karyawan Setahun sekali

Kegiatan knowledge sharing yang berlangsung di dalamnya seperti berbagi pengalaman


baru, teknik baru, serta ide-ide baru yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan
peningkatan kinerja. Dalam rapat koordinasi bulanan terjadi pertemuan antara kepala kantor kas
dengan jajaran direksi untuk membahas laporan perkembangan setiap kantor kas dan pengambilan
keputusan jika terjadi suatu masalah. Kemudian pelatihan eksternal dan gathering karyawan juga
dilakukan untuk mengasah kemampuan, keahlian, dan menambah pengetahuan karyawan mengenai
pekerjaan yang mereka lakukan. Selain kegiatan formal yang disebutkan diatas, kegiatan knowledge
sharing dalam bentuk informal juga sering dilakukan karyawan dalam satu divisi untuk
menyampaikan kondisi dan tugas anggota kepada atasan dan juga sebaliknya, selain itu hal ini
dilakukan untuk menghadapi suatu masalah sehingga solusinya dapat dicari melalui diskusi dalam
divisi tersebut. Karena perusahaan ini memiliki 1 kantor pusat dan 9 kantor kas yang tersebar
diseluruh kabupaten Malang, tentunya pelaksanaan knowledge sharing yang baik sangatlah penting
dan perlu dilakukan secara rutin agar penyebaran pengetahuan terjadi secara merata sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam bekerja.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pihak HRD Bank Arka didapatkan
hasil bahwa pada saat terjadi penurunan kinerja Bank Arka pada tahun 2019, karena satu dan lain
hal Bank Arka juga tidak melakukan pelatihan eksternal dan juga gathering karyawan. Kegiatan
knowledge sharing berupa pelatihan dan gathering yang semestinya dilakukan minimal satu kali
dalam setahun tersebut harus ditunda karena kondisi yang tidak mendukung. Dan direncanakan
untuk diadakan kembali di awal tahun 2020. Akibatnya, karyawan yang seharusnya mendapatkan
pengetahuan baru terkait pekerjaanya melalui pelatihan eksternal kini harus bekerja dengan
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

pengetahuan dan kemampuan yang mereka dapatkan sebelumnya. Tentunya hal tersebut akan
berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, Trivellas et al. (2015) mengatakan bahwa
jika intensitas knowledge sharing yang terjadi semakin rendah, maka kompetensi karyawan
dikhawatirkan akan terhambat sehingga dapat berakibat pada tidak semakin baiknya kinerja
karyawan tersebut secara personal maupun secara kelompok atau keseluruhan.
Untuk dapat terus bertumbuh ditengah persaingan tentunya Bank Arka harus terus berinovasi
dan kreatif agar mampu meningkatkan kualitas dan kinerjanya dalam bersaing dengan bank lainnya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara knowledge sharing, banyak penelitian yang mengatakan
bahwa knowledge sharing memiliki hubungan yang positif dengan peningkatan inovasi dan
kreativitas karyawan. Seperti yang diungkapkan Trivellas et al., (2015) bahwa knowledge sharing
dapat mengembangkan general competence baru dalam individu atau mempertajam kompetensi
yang sudah ada, seperti menciptakan ide-ide baru, berkomunikasi, hubungan interpersonal,
memprioritaskan suatu hal, kreativitas, perencanan, pemecahan masalah, dan team working. Selain
itu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aulia (2016) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifkan antara knowledge sharing terhadap kinerja karyawan. Namun, terdapat
hasil penelitian yang bertolak belakang seperti penelitian yang dilakukan oleh Stephanus (2012)
yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara proses knowledge
management dimana salah satunya adalah knowledge sharing terhadap kinerja.
Berdasarkan penjelasan diatas, sangat penting untuk menetapkan strategi pengelolaan yang
baik dengan mempertimbangkan sumber daya khususnya sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan, yakni bagaimana kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan, bagaimana
agar pengetahuan yang dimiliki karyawan dapat disebarluaskan secara merata ke setiap lini
organisasi, dan bagaimana knowledge sharing berhasil meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga,
peneliti merasa perlu untuk melihat dan melakukan penelitian terkait apakah ada hubungan antara
knowledge sharing yang sudah diterapkan dengan kinerja pada karyawan PT. BPR Artha
Kanjuruhan Pemkab Malang. Dengan manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya konsep dan teori yang menyokong perkembangan ilmu Psikologi Industri dan
Organisasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari individu maupun suatu organisasi.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan


korelasional. Dalam penelitian ini disusun untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena
yang ada di lapangan serta menganalisis ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang digunakan
dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan
Pemkab Malang yang berjumlah 42 orang dan sampel yang diambil berjumlah 42 orang dengan
menggunakan teknik sampling jenuh.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah knowledge sharing, yaitu proses atau
kegiatan mengumpulkan pengetahuan diantara anggota satu dengan anggota yang lain, saling
bertukar informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki untuk penyelesaian tugas dan
menghasilkan kinerja yang baik bagi organisasi. Dimensi untuk mengukur variabel ini mengacu
pada teori Hooff dan Ridder (2004) dalam Tobing (2012) yang terdiri dari knowledge collecting dan
knowledge donating.
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan, yaitu persepsi karyawan
mengenai hasil kerja dan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab pekerjaan
serta keberhasilan untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh suatu perusahaan. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel ini mengacu pada teori Ivancevich (2007) dalam Sutanto
dan Mogi (2016) yaitu kualitas kerja (Quality of Work), kuantitas kerja (Quantity of Work),
pengetahuan tentang pekerjaan (Knowledge of Job), kerjasama (Cooperation), inisiatif (Initiative),
dapat diandalkan (Dependability) dan kualitas personal (Personal Qualities). Analisis statistik yang
digunakan adalah regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 24 for
windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dengan mengkategorisasikan skor
knowledge sharing menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah, diperoleh hasil bahwa
tingkat penerapan knowledge sharing yang terjadi pada karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan
Pemkab Malang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini berarti aktivitas berbagi pengetahuan antar
karyawan sudah cukup sering dilakukan oleh lebih dari separuh karyawan yang ada.
Knowledge sharing yang terjadi pada perusahaan cenderung mengarah pada knowledge
donating dengan jumlah 8 karyawan (19%) yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan perusahaan cenderung untuk mengkomunikasikan pengetahuan atau
modal intelektual yang mereka miliki kepada karyawan lainnya. Tentunya hal ini akan berpengaruh
baik pada perusahaan karena tersedianya pengetahuan atau modal intelektual yang beragam. Namun
begitu, knowledge donating maupun knowledge collecting sama-sama memiliki peranan penting
dalam proses knowledge sharing (Hooff dan Ridder, 2004). Banyak faktor yang dapat mempengaruh
tinggi rendahnya kegiatan knowledge sharing, beberapa diantaranya yaitu teknologi dan alat,
motivasi, iklim organisasi dan iklim komunikasi serta budaya organisasi (Hooff dan Ridder, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian, knowledge sharing termasuk dalam kategori sedang karena
perusahaan telah cukup memfasilitasi karyawannya dengan memanfaatkan teknologi yang ada
seperti e-mail, WhatsApp, website, dan teknologi lainnya untuk mendukung proses knowledge
sharing. Adanya beberapa program rutin seperti rapat koordinasi, gathering karyawan dan pelatihan
juga dapat meningkatkan kemauan dan kemampuan mereka untuk menyumbangkan atau menerima
pengetahuan yang ada. Kemudian pelatihan eksternal dan gathering karyawan juga dilakukan untuk
mengasah kemampuan, keahlian, dan menambah pengetahuan karyawan mengenai pekerjaan yang
mereka lakukan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif maka dapat dipetakan bahwa kinerja karyawan PT BPR
Artha Kanjuruhan berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa karyawan menilai mekanisme
yang ada dalam perusahaan, tim, maupun antar karyawan sudah berjalan dengan cukup baik.
Menurut Ivancevich (2001) terdapat tujuh aspek untuk mengukur kinerja karyawan, diantaranya
kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kerjasama, inisiatif, dapat diandalkan
dan kualitas personal. Dari ketujuh aspek tersebut dua diantaranya yaitu kualitas kerja dan kuantitas
kerja termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan lima aspek lainnya termasuk dalam kategori
sedang. Hal tersebut dapat diartikan bahwa karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang
telah berusaha untuk memenuhi tuntutan yang diberikan oleh perusahaan dengan tidak menunda-
nunda pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kualitas kerja
yang baik dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, karena dengan ketelitian dan
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

kerapihan yang dimiliki karyawan dapat meminimalisir tingkat kesalahan dalam pekerjaan tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Satwika dan Himam (2014) yang mengatakan bahwa kualitas
dan kinerja individu yang baik akan sangat memengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik
pula.
Hasil uji normalitas dengan teknik Shapiro-Wilk pada data knowledge sharing diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,331, pada data kinerja karyawan diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,117. Hal ini menunjukkan bahwa kedua data tersebut mempunyai sebar-an normal (p>0,05) (lihat
Tabel 3).

Tabel 3.
Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Variabel Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor_Tota Knowledge Sharing .148 4 .022 .970 4 .331
l 2 2
Kinerja Karyawan .108 4 .200 .957 4 .117
2 2

Hasil uji linieritas diperoleh bahwa hubungan antara variabel knowledge sharing
dengan variabel kinerja karyawan memiliki nilai F sebesar 0,933 dengan p sebesar 0,518. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan kedua data tersebut membentuk data linier (p<0,05) (lihat Tabel 4).

Tabel 4.
Hasil Uji Linearitas

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Kinerja Between (Combined) 475.650 11 43.241 1.455 .200
Karyawan * Groups Linearity 198.394 1 198.394 6.678 .015
Knowledge Deviation 277.256 10 27.726 .933 .518
Sharing from
Linearity
Within Groups 891.326 30 29.711
Total 1366.976 41

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 5 menunjukkan nilai R sebesar 0,381 dengan
2
nilai R sebesar 0,145 yang berarti bahwa pengaruh variabel independen (knowledge sharing)
terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) adalah sebesar 14,5%. Analisis regresi menemukan
nilai F sebesar 6,791 dengan signifikansi 0,013, yang berarti bahwa variabel knowledge sharing
berpengaruh terhadap kinerja karyawan (lihat Tabel 5). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis
penelitian yaitu “Ada hubungan yang positif antara Knowledge Sharing dan Kinerja pada karyawan
PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang” diterima.
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

Tabel 5.
Hasil Analisis Regresi

Model R R Square F Sig.


1 .381 .145 6.791 .013

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa knowledge sharing dengan kinerja
karyawan memiliki hubungan yang positif. Selain itu dari hasil perhitungan, variabel knowledge
sharing memiliki pengaruh yang signifkan terhadap variabel kinerja karyawan. Artinya semakin
tinggi penerapan knowledge sharing diantara karyawan maka akan semakin tinggi pula kinerjanya.
Dengan diperolehnya hasil tersebut, PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang telah berhasil
menciptakan iklim kerja sehingga dapat memotivasi karyawannya untuk mau terlibat dalam proses
knowledge sharing yang dapat berguna untuk pengembangan diri dan peningkatan karyawan itu
sendiri. Hal ini harus tetap dilakukan dan dikembangkan dengan inovasi-inovasi program knowledge
sharing yang baru dan sesuai dengan kondisi karyawan. Karena unsur terpenting dalam proses
knowledge sharing adalah manusia (people) itu sendiri, sehingga dibutuhkan usaha dan perhatian
yang lebih agar pengetahuan dapat disebarkan keseluruh lini organisasi dengan baik (Rudianto,
2012).
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Aulia (2016) yang didapatkan hasil
bahwa knowledge sharing memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Pada penelitian ini, penerapan knowledge sharing pada karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan
Pemkab Malang termasuk dalam kategori sedang. Knowledge sharing yang sedang dapat diartikan
bahwa telah terjadi proses pertukaran pengetahuan tacit maupun explicit yang cukup baik sehingga
terjadi knowledge culture di dalam perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat North dan
Kumta (2018) yang menyatakan bahwa knowledge culture merupakan kondisi ideal yang telah
dicapai oleh beberapa organisasi yang ditandai dengan adanya nilai-nilai yang dibagikan secara
mendalam, kerja tim, pertukaran pengetahuan aktif di luar batas divisi dan di luar perusahaan, dan
aktif untuk mengembangkan inovasi yang dilakukan oleh manajemen dan karyawan secara
konsisten. Komponen penting dari budaya ini adalah belajar dari luar (mis. Pasar, teknologi,
saingan, pemasok, pelanggan, dll.) dan dari bagian dalam. Budaya perusahaan didukung oleh sistem
informasi dan komunikasi yang matang dan media seperti CoP (communities of practise), pusat
kompetensi dan pelatihan. Kolaborasi, berbagi pengetahuan (knowledge sharing), dan pencarian
berkelanjutan untuk inovasi adalah bagian dari budaya pengetahuan (knowledge culture) seperti itu
(North dan Kumta, 2018).
Ivancevich et.al., (2008) mengatakan bahwa kinerja dapat dilihat sebagai kesempatan untuk
melakukan, keinginan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan. Berdasarkan data
penelitian didapatkan hasil berupa dua dari tujuh dimensi kinerja karyawan termasuk dalam kategori
tinggi dan dimensi lainnya masuk kategori sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa mayoritas
karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang sudah berusaha untuk memenuhi standar-
standar yang ada agar mereka lebih fokus dalam meningkatkan kualitas pribadi dan kualitas
pekerjaan mereka kearah yang lebih positif dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

KESIMPULAN
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. BPR Artha Kanjuruhan Pemkab Malang.
Ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara knowledge sharing dengan
kinerja karyawan. Walaupun penerapan knowledge sharing yang telah dilakukan oleh PT BPR Artha
Kanjuruhan Pemkab Malang sudah cukup baik dan menghasilkan karyawan yang berkinerja cukup
baik seperti tidak menunda pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah
ditentukan, namun alangkah baiknya apabila perusahaan lebih mengembangkan knowledge sharing
baik secara face-to-face maupun virtual secara konsisten agar kualitas kinerja karyawan tetap terjaga
dan menjadi lebih baik lagi. Selain itu untuk menghindari knowledge loss akan pengetahuan yang
telah terkumpul, sebaiknya kegiatan knowledge sharing yang telah dilaksanakan didokumentasikan
dalam bentuk dokumen, video, dan media lainnya. Dengan begitu, karyawan akan lebih mudah
untuk mengakses dan mempelajari kembali pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan
pekerjaan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anggraeni, P. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT Coca-Cola Distribution Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Aulia, A. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Knowledge
Sharing Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung
Perak Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 4(3).

Chong, S.C., Kalsom, S., Syed Noh, S.A. and Syed-Ikhsan, S.O.S. (2011). KM implementation in a
public sector organisation: an empirical investigation. Journal of Knowledge Management, Vol.
15 No. 3, pp. 497-512.

Danang, Sunyoto. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru.

Gibson, James L., Donnelly Jr, James H., Ivancevich, John M., Konopaske, Robert (2012).
Organizationa Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition (International Edition).1221
Avenue of The Americas, New York, NY 10020: McGraw-Hill.

Ivancevich, Jhon M. (2001). Human Resource. 8th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.

Ivancevich, John M, dkk. (2008). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga.
Hubungan Knowledge Sharing dan Kinerja pada Karyawan PT BPR Artha Kanjuruhan Pemkab
Malang

Nonaka, I. (1994). A dynamic theory of organizational knowledge creation. Organization


Science, 5(1), 14-37.

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies
Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press.
North, K., & Kumta, G. (2018). Knowledge management: Value creation through organizational
learning.
Rudianto, Hendry. (2012). Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Karyawan Staf
Administrasi PT Guna Layan Kuasa (GULAKU) Kantor Pusat Jakarta. Skripsi. Universitas
Telkom Bandung.
Satwika, P., & Himam, F. (2014). Kinerja Karyawan Berdasarkan Keterbukaan terhadap
Pengalaman, Organizational Citizenship Behavior dan Budaya Organisasi. Jurnal Psikologi,
41(2), 205-217.
Shariq, S.M., Mukhtar, U., Anwar, S. (2018). Mediating and Moderating Impact of Goalorientation
and Emotional Intelligence on the Relationship of Knowledge Oriented Leadership and
Knowledge Sharing. Journal of Knowledge Management. doi: 10.1108/JKM-01-2018-0033.
Stephanus, S. (2012). Pengaruh Knowledge Management terhadap Performa Kinerja Organisasi:
Studi Kasus pada PT Ericsson Indonesia." ComTech, vol. 3, no. 1, pp. 444-453.

Sutanto, V., & J. A. Mogi. (2016). Analisa Pengaruh Work Family Conflict terhadap Stres Kerja dan
Kinerja Karyawan di Restoran The Duck King Imperial Chef Galaxy Mall Surabaya. Jurnal
Hospitality dan Manajemen Jasa, Vol. (4)1: pp. 377-391.

Tobing, R.L. (2012). Hubungan Trust dan Knowledge Self Efficacy Terhadap Knowledge Sharing
Serta Dampak Knowledge Sharing Terhadap Kinerja. Tesis. Universitas Indonesia.

Trivellas, P., Akrivouli, Z., Tsifora, E., & Tsoutsa, P. (2015). The Impact of Knowledge Sharing
Culture on Job Satisfaction in Accounting Firms. The Mediating Effect of General
Competencies. Procedia Economics and Finance, 19. 238-247. 10.1016/S2212-5671(15)00025-
8.

Van Den Hooff, B., & De Ridder, J. A. (2004). Knowledge sharing in context: the influence of
organizational commitment, communication climate and CMC use on knowledge sharing.
Journal of knowledge management.

Wang, Z., Wang, N., & Liang, H. (2014). Knowledge sharing, intellectual capital and firm
performance. Management Decision. 52. 10.1108/MD-02-2013-0064.

Anda mungkin juga menyukai