Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MEKANIKA FLUIDA

Disusun Oleh :

Kadek Arya Bayu Indra Kusuma 710018004

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2021
Tambang bawah tanah adalah metode penambangan yang segala kegiatan di
lakukan di bawah permukaan bumi dan tidak berhubungan dengan udara luar,
oleh sebab itu dibutuhkan ventilasi untuk mengendalikan , menyediakan, dan
mengalirkan udara yang segar kedalam tamabang bawah tanah.
Pada dasarnya tambang bawah tanah adalah suatu sistem yang unik, karena
mengkombinasikan berbagai metode penambangan, ventilasi, supporting hingga
pengaliran yang kompleks. Tambang bawah tanah merupakan kegiatan
mengekstrak mineral dari perut bumi. Dan salah satu hal yang sangat esensial
dalam tambang bawah tanah adalah sistem ventilasi.

Pada sistem ventilasi merupakan metode aplikasi dari prinsip fluida dinamik
(dalam hal ini udara) terhadap laju udara pada bukaan tambang bawah tanah.
Sistem ventilasi ini diperlukan untuk memberikan asupan udara bersh bagi pekerja
tambang juga bagi alat-alat mekanis di lokasi tersebut. Untuk menunjang aktivitas
tambang bawah tanah,  maka dibutuhkan suatu sistem ventilasi yang sesuai
sehingga member jaminan suplai udara yang memadai dan dapat bekerja dengan
optimal. 

Ventilasi Tambang adalah pengendalian pergerakan udara, arah dan


jumlahnya. Meskipun tidak memberikan kontribusi langsung ke tahap operasi
produksi, ventilasi yang kurang tepat seringkali akan menyebabkan efisiensi yang
lebih rendah dan produktivitas pekerja menurun, tingkat kecelakaan meningkat,
dan tingginya tingkat ketidakhadiran.

1. Fungsi Ventilasi Tambang


Ventilasi tambang berfungsi untuk :

a) Sebagai control kualitas dan kuantitas udara, yaitu menyedeiakan dan


mengalirkan udara segar ke dalam tambang untuk kebutuhan pernafasan pekerja
dan proses lain yang ada di dalamnya, termasuk debit dan tekanan
b) Melarutkan dan membuang gas gas pengotor hingga mencapai kondisi balance
(equilibrium) terutama setelah  aktivitas peledakan dan memenuhi syarat bagi
aktivitas penambangan
c) Menyngkirkan debu dan partikulat hingga berada di bawah nilai ambang batas
dan aman untuk melaksanakan aktivitas tambang
d) Mengatur (adjustment) temperature, kelembaban di dalam tambang sehingga
memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja

2. Prinsip Ventilasi Tambang

a) Udara akan cenderung mengalir dari kondisi tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah. 
b) Udara akan cenderung mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan
tekanan lebih kecil dibandingkan dengan jalur yang mempunyai tahanan yan
glebih besar.

c) Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan ventilasi


tambang.

3. System ventilasi tambang


a. Sistem Hisap (Exhaust System)
Pada sistem ini mesin angin induk diletakan pada jalan udara keluar. Dengan
adanya isapan mesin angin ini, maka tekanan udara di dalam tambang akan
mengecil dan udara dari luar tambang yang bertekanan besar akan masuk ke
dalam tambang. Setelah melalui tempat kerja maka udara akan menjadi kotor dan
dihisap oleh mesin angin untuk dialirkan keluar tambang.
Keuntungan sistem ventilasi sistem hisap adalah :
a) Jalan udara masuk dapat digunakan sebagai jalan angkutan utama.
b) Aliran udara lebih mudah dikendalikan untuk menghindari terjadinya swabakar
(self combustion).
c) Relatif tidak menambah kelembaban udara di dalam tambang.
Kerugian sistem ventilasi sistem hisap adalah :
a) Kurang efektif jika digunakan untuk mengencerkan atau mendilusikan gas-gas
yang ada di dalam tambang.
b) Kurang optimal dalam menurunkan kadar debu dalam tambang.
b. Sistem Hembus Sederhana (Simple Forcing Sistem)

Pada sistem ini udara bersih dihembuskan kepermukaan kerja melalui pipa
dengan kecepatan tertentu dan udara kotor dari permuka kerja akan mengalir
melalui lubang persiapan tersebut (gambar 27). Sistem ventilasi ini biasanya
digunakan pada pembuatan lubang secara manual dengan pemboran dan
peledakan. Keuntungan dari sistem hembus sederhana ini adalah efektif untuk
mengencerkan gas-gas dan debu tambang. Sedangkan kerugian dari sistem ini
adalah udara kotor yang mengandung debu dan gas tambang dari permuka kerja
akan berbalik arah mengenai para pekerja dan menyebar didalam lubang.

4. Jenis Jaringan
a. Jaringan Seri
Jaringan seri didefinisikan sebagai suatu jaringan yang mempunyai jalur
saling berkait ujung satu dengan ujung lainnya sehingga kuantitas udara yang
mengalir melalui setiap jalur adalah sama.
Jaringan seri kuantitas udara yang mengalir melalui setiap jalur udara adalah
sama, sehingga dalam bentuk umum dapat dinyatakan dengan: Q = Q1 = Q2 = Q3
Dengan menerapkan hukum Kirchhoff II terhadap jaringan ini dalam arah
berlawanan jarum jam akan memberikan hasil: Hl = Hl1 + Hl2 + Hl3 - Hm = 0
Tekanan fan Hm adalah setara dengan head loss total dari titik A – B. Apabila
tidak terdapat fan maka persamaannya dapat disederhanakan menjadi : Hl = Hl1 +
Hl2 + Hl3

Gambar 4.1 Jaringan Seri


b. Jaringan Paralel
Bila jaringan ventilasi dihubungkan secara paralel, maka aliran udara dibagi
menurut jumlah cabang paralel, yang besarnya masing-masing tergantungkepada
tahanan salurannya. Di dalam ventilasi tambang, percabangan paralel ini disebut
sebagai ‘splitting’ sedangkan cabangnya sendiri disebut ‘split’. Kalau jumlah
aliran udara dibagi ke percabangan paralel menurut karakteristik alamiahnya tanpa
peraturan, hal ini disebut ‘natural splitting’ Sedangkan splitting terkendali berlaku
bila pembagian jumlah aliran udara diatur dengan memasang beberapa penyekat
(regulator) di dalam saluran udara yang dikehendaki.
Menurut hukum Kirchoff 1;
Q = Q1 + Q2 + Q3 + …
Maka bila aliran udara didalurkan kepercabangannya paralel maka jumlah total
aliran udara merupakan penjumlahan jumlah aliran udara setiap saluran. Demikian
juga halnya dengan head loss.
Menurut hukum Kirchoff 2;
HL = HL1 = HL2 = HL3 = …
Tahanan ekuivalen saluran hubungan paralel ditunjukkan pada gambar 4. Pada
gambar ini tampak bahwa aliran udara Q dibagi menjadi Q1, Q2, dan Q3 yang
masing-masing melalui tahanan saluran R1, R2, dan R3. Bila tahanan saluran
masing-masing dinyatakan dalam satu nilai atau didapat tahanan ekuivalen yang
perhitungannya sesuai dengan cara yang dilakukan pada masalah listrik, maka
persamaan Atkinson untuk Junction A adalah;
Q = HL/R1 + HL/R2 + HL/R3
Atau; Q = HL (1/R1 + 1/R2 + 1/R3) = HL (1/Req.)
Sedangkan: 1/Req. = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + …

Gambar 4.2 Jaringan Pararel


a. Foto Jaringan Ventilasi (SERI)

Gambar 4.3 Jaringan Seri

b. Foto Sketsa Jaringan Ventilasi

Friction Loss
Shock Loss

Gambar 4.4 Sketsa Jaringan Ventilasi


5. Prinsip Pengaliran Udara Serta Kebutuhan Udara Tambang
5.1 Head Loss

Aliran fluida terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang ditimbulkan


antara duatitik dalam sistem. energi yang diberikan untuk mendapatkan aliran
yang tunak (steady), digunakan untuk menimbulkan perbedaan tekanan dan
mengatasi kehilangan aliran (hl). head loss dalam aliran fluida dibagi atas dua
komponen, yaitu : friction loss (hf) dan shock loss (hx). dengan demikian head
loss adalah :
HL = Hf + HX
Keterangan:
HL : Head loss
HF : friction loss
HX : shock loss

5.2 Friction loss


Friction Loss adalah tahanan (kerugian) terhadap liquid yang mengalir di
dalam pipa serta turbulensi yang di akibatkan adanya pergesakan liquid dengan
kekasaran permukaan diding pipa bagian dalam.
L V2
Hf =f
D 2g
Keterangan:
L = panjang saluran (ft) atau (m)
D = diameter (ft) atau (m)
V = kecepatan (fpm) atau (m/s)
f = koefisien gesekan
Gambar 5.1 Friction loss

5.3 Shock loss


Shock Loss adalah kehilangan yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas
penampang dari saluran, juga dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran dari
sistem, belokan atau percabangan dan halangan-halangan yang terdapat pada
saluran.
Hx = X Hv
Keterangan:
Hx = shock loss
X = faktor shock loss

Gambar 5.2 Shock loss

Anda mungkin juga menyukai