Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

FARMAKOLOGI

OLEH

NAMA : NORVALINDA SUSANTI SINE


KELAS : TINGKAT 1 REGULER A
NIM : PO5303209201153

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2020
1.Temukan perbedaan dari masing-masing penggolongan obat dan sertakan contoh!

Jawaban :
 Obat Bebas
Obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi hitam. Ini
menunjukkan bahwa obat tersebut dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter.
Di negara-negara Barat, obat ini disebut OTC atau over-the-counter. Ini adalah obat yang
paling aman dan bisa dibeli bebas di warung, toko obat, maupun apotek. Meskipun disebut
aman, obat bebas tetap tidak boleh digunakan sembarangan. Karena bagaimanapun, obat
memiliki kandungan kimia yang dapat berdampak pada tubuh. Obat-obatan yang dapat dibeli
secara bebas biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang memiliki gejala ringan.
Contohnya adalah parasetamol, vitamin, multivitamin, dan antasida.
 Obat Bebas Terbatas
Obat jenis ini sebenarnya masih bisa dibeli tanpa resep dokter, namun tetap tergolong
obat keras. Jadi bagi orang yang memiliki penyakit tertentu, penggunaan obat ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya menggunakan resep dokter. Meski gejala dan
keluhan penyakit sama, obat yang digunakan belum tentu sama. Obat ini ditandai dengan
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Pengunaan obat ini pun harus mengikuti aturan
pengobatan yang tertera pada kemasan. Jangan lupa perhatikan tanggal kedaluwarsa obat,
serta membaca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yang tidak
diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara menyimpan obat, dan lainnya.
Contohnya adalah CTM, Theopiline, Tremenza, dan Lactobion. 
 Obat Keras
Obat keras hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Golongan obat ini ditandai
dengan lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di tengah yang
menyentuh garis tepi. Obat ini tidak bisa sembarang dikonsumsi, karena dapat berbahaya,
meracuni tubuh, memperparah penyakit, atau menyebabkan kematian sehingga harus
digunakan sesuai aturan yang tepat. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini,
misalnya antibiotik, obat-obatan yang mengandung hormon, obat penenang, dan lain-lain.
Contoh dari obat keras adalah asam mefenamat, loratadine, alprazolam, clobazam,
pseudoefedrin. 
 Obat Golongan Narkotik
Merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Obat golongan narkotik mempunyai
simbol seperti tanda plus dengan lingkaran berwarna merah. Obat ini hanya bisa didapatkan
dengan resep dokter, dengan tanda tangan dokter disertai nomor izin praktik dokter pada
resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan kopi resep. Golongan obat narkotik berbahan
dasar tanaman atau buatan berupa sintesis ataupun semi sintetis. Obat-obatan narkotik atau
psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya, sehingga pemakaiannya
perlu diawasi dengan ketat sesuai anjuran dan kebutuhan. Selain itu, obat narkotik dapat
memengaruhi susunan saraf pusat dan mempengaruhi tingkah laku serta aktivitas pada titik
tertentu.
Contoh obat-obatan golongan narkotik adalah obat batuk yang mengandung kodein.
 Obat Fitofarmaka
Obat golongan ini memiliki tanda kristal salju berwarna hijau pada lingkaran kuning
dengan tepi warna hijau. Perbedaannya dari obat herbal biasa terletak pada proses pengolahan
bahan herbal yang telah ditunjang oleh bukti ilmiah secara penelitian klinik (sampai ke
manusia), sehingga dapat disetarakan dengan obat modern. Penelitian klinik akan lebih
meyakinkan para dokter untuk mempergunakan obat ini karena telah terbukti, sehingga dapat
disetarakan dengan obat-obat modern lainnya.
Contoh obat fitofarmaka adalah obat untuk memperkuat daya tahan tubuh Anda.

 Obat Herbal Terstandar (OHT)


Golongan obat ini ditandai dengan simbol lingkaran kuning dengan garis tepi hijau dan
gambar tiga buah bintang hijau di dalamnya. Obat ini merupakan obat yang diekstrak dari
bahan alam seperti dari tanaman, hewan, maupun mineral. Umumnya obat ini telah ditunjang
dengan bukti ilmiah, yaitu secara penelitian pre-klinik, uji toksisitas dan dibutuhkan proses
rumit, keterampilan dan teknologi tinggi.
Contoh obat yang merupakan obat herbal terstandar adalah obat untuk meredakan rasa nyeri
saat haid dan obat untuk menyembuhkan diare.

 Obat Herbal (Jamu)


Kemasan obat herbal dilabeli dengan gambar logo tumbuhan atau pohon berwarna
hijau dengan lingkaran hijau. Bahan dasar dari obat herbal terbuat dari seluruh bagian
tanaman yang telah diolah untuk mendapatkan khasiatnya sesuai dengan prosedur keamanan.
Obat herbal atau jamu biasanya secara turun temurun selama beberapa generasi, karena
dinilai berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.
Contoh obat herbal yang sering ditemukan di pasaran adalah obat untuk mencegah masuk
angin.

2. Apa konsep penting dari farmakokinetik dan farmakodinamik, jelaskan!


Jawaban :
Secara khusus, farmakodinamik adalah studi tentang bagaimana suatu obat mempengaruhi
suatu organisme, sedangkan farmakokinetik adalah studi tentang bagaimana organisme
mempengaruhi obat tersebut. Keduanya secara bersama-sama memengaruhi dosis, manfaat,
dan efek samping. Farmakodinamik kadang disingkat sebagai PD dan farmakokinetik sebagai
PK, terutama dalam referensi gabungan (misalnya, ketika berbicara tentang model PK / PD).

3. Berikan contoh obat antagonis dan agonis!


Jawaban :
Obat antagonis : Cimetidine, Famotidine, dan Ranitidine.

Obat agonis : -Obat-obat agonis beta short-acting: Salbutamol, Terbutaline

-Obat-obat agonis beta long-acting : Formoterol, Olodaterol, dan Salmeterol

-Obat beta agonis ultra-long acting: Indacaterol

4. Apa perbedaan antara interaksi obat dan efek samping obat?

Jawaban :

Interaksi obat adalah perubahan aksi atau efek samping obat yang disebabkan oleh pemberian
bersamaan dengan makanan, minuman, suplemen, atau obat lain. Sedangkan, Efek Samping
Obat adalah kondisi yang muncul diluar efek dari pengobatan yang diharapkan. Kondisi ini
mungkin terjadi pada kebanyakan obat, baik yang memiliki resep ataupun tidak memiliki
resep. Muncul tidaknya efek samping itu bergantung pada kondisi masing-masing personal.

5. Apa yang dimaksud dengan interaksi farmakokinetik dan interaksi farmakodinamika?


Berikan kedua contoh interaksi obat tersebut.
(Contoh interaksi obat A dan B pada fase absorbsi, distribusi, metabolisme dan eksresi)
(Contoh interaksi obat A dan B yang bersifat adiktif dan antagonistik.)
Jawaban :
Interaksi Farmakokinetik Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi,
distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian interaksi ini meningkatkan
atau mengurangi jumlah obat yang tersedia (dalam tubuh) untuk dapat menimbulkan efek
farmakologinya.
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang mempunyai efek
farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat
disebabkan karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang
bekerja pada sistem fisiologik yang sama.
Contoh interaksi obat pada fase absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi
Interaksi farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok:

Mempengaruhiabsorpsi
Kecepatan absorpsi atau total jumlah yang diabsorpsi dapat dipengaruhi oleh interaksi obat.
Secara klinis, absorpsi yang tertunda kurang berarti kecuali diperlukan kadar obat dalam
plasma yang tinggi (misal pada pemberian analgesik). Namun demikian penurunan jumlah
yang diabsorbsi dapat menyebabkan terapi menjadi tidak efektif.
Hal ini akan menghasilkan peningkatan efek yang terdeteksi hanya jika kadar obat yang
berikatan sangat tinggi (lebih dari 90%) dan tidak terdistribusikan secara luas di  seluruh
tubuh. Walaupun demikian, penggantian posisi jarang menyebabkan potensiasi yang lebih
dari potensiasi sementara, karena meningkatnya bentuk bebas juga akan meningkatkan
kecepatan eliminasi obat. Penggantian posisi  pada tempat ikatan protein penting  pada
potensiasi warfarin oleh sulfonamid dan tolbutamid. Tetapi hal ini menjadi penting terutama
karena metabolisme warfarin juga dihambat.
Banyak obat dimetabolisme di hati. Induksi terhadap sistem enzim mikrosomal hati oleh
salah satu obat dapat menyebabkan perubahan kecepatan metabolisme obat lainnya secara
bertahap, sehingga menyebabkan rendahnya kadar plasma dan mengurangi efek obat.
Penghentian obat penginduksi tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kadar plasma obat
yang lainnya sehingga terjadi gejala toksisitas. Barbiturat, griseofulvin, beberapa antiepilepsi
dan rifampisin adalah penginduksi enzim yang paling penting. Obat yang dipengaruhi antara
lain warfarin dan kontrasepsi oral.

Anda mungkin juga menyukai