STAMBUK : 15120200136
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; sukar hingga agak sukar larut dalam
etanol, dalam metanol, dalam n-propanol, dan dalam n-butanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene (FI VI,
h. 1274).
pH :-
Stabilitas : Zat ini bersifat amfoter, tetapi larutan berair dan basa tidak stabil.
Nistatin menunjukkan stabilitas optimum dalam buffer fosfat - sitrat
pada pH 5,7. Jika disimpan dalam lemari es, zat murni dapat
disimpan selama beberapa bulan tanpa kehilangan aktivitas. Nistatin
memburuk pada paparan panas, cahaya, kelembaban, atau udara.
Titik lebur : 44-46 °C
Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar terkontrol 15°C hingga 25°C
Secara Farmakologi
Golongan : Antijamur
Indikasi : Untuk mengatasi infeksi jamur, khususnya infeksi jamur Candida.
Nystatin adalah antibiotik antijamur poliena yang digunakan untuk
profilaksis dan pengobatan kandidiasis kulit (Martindale, h. 590).
Dosis : 100.000 unit/g (15 g, 30 g) (DIH)
Oleskan ke daerah yang terkena 2 atau 3 kali sehari selama 2 minggu
(AHFS)
Untuk pengobatan infeksi vagina, nistatin diberikan dalam dosis 100
000 hingga 200 000 unit setiap hari selama 14 hari atau lebih lama
seperti pessarium atau krim vagina. Untuk lesi kulit, salep. gel, krim,
atau bedak tabur yang mengandung
100.000 unit/g dapat diterapkan 2 sampai 4 kali sehari (Martindale,
h.591)
Farmakologi : Nistatin adalah antibiotik antijamur baik fungistatik dan fungisida in
vitro terhadap berbagai macam ragi seperti jamur. Ini mungkin
bertindak dengan mengikat sterol dalam membran sel jamur dengan
perubahan yang dihasilkan dalam permeabilitas membran yang
memungkinkan kebocoran komponen intaceluller. Nistatin adalah
antibiotik poliena dengan formula struktural yang belum ditentukan
yang diperoleh dari steptomyces nousel, dan merupakan antibiotik
antijamur pertama yang dapat ditoleransi dengan baik dengan
kemanjuran yang dapat diandalkan untuk pengobatan infeksi kulit,
mulut dan usus yang disebabkan oleh candida albicans dan spesies
candida lainnya. dalam menunjukkan tidak ada aktivitas yang cukup
terhadap bakteri (Pubchem)
Mekanisme kerja : Nystatin adalah antibiotik antijamur poliena yang mengganggu
permeabilitas membran sel sensitive jamur dengan mengikat sterol,
terutama ergosterol. Tindakan utamanya melawan Candida spp
(Martindale, h.591)
Efek samping : Iritasi mulut atau sensitisasi dapat terjadi. Ruam, termasuk urtikaria
Iritasi mungkin jarang terjadi setelah penggunaan topical nistatin.
Reaksi hipersensitivitas (terbakar, gatal, ruam, eksim, nyeri (AHFS)
Peringatan : Hentikan segera jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas terjadi
Hentikan jika terjadi iritasi di lokasi aplikasi Hanya untuk
pemakaian luar; bukan untuk penggunaan sistemik, oral,
intravaginal (Medscape & AHFS)
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap nistatin atau bahan apa pun dalam
formulasi (DIH & AHFS)
Farmakokinetik : Nystatin diserap dengan buruk dari saluran pencernaan. Nystatin
tidak diserap melalui kulit atau selaput lender bila diterapkan secara
topical (Martindale, h.591).
B. Bahan tambahan
1. Cetostearyl alcohol
Handbook of Pharmaceutical Excipients Ed.6, 2009 h. 150 & Pubchem
Nama Resmi Cetostearyl alcohol
Rumus Struktur
Struktur
Stabilitas Alkil eter polioksietilena secara kimia stabil dalam asam kuat
atau kondisi basa.
(kimia)
Pemerian Bahan Alkil eter polioksietilena sangat bervariasi dalam sifat fisiknya
(fisika) penampilan dari cairan, pasta, hingga zat lilin padat. Mereka
adalah bahan tidak berwarna, putih, berwarna krem atau kuning
pucat dengan sedikit bau.
Kelarutan Tidak tersedia
Fungsi Agen pengemulsi; penambah penetrasi; agen pelarut;
membasahi
Penyimpanan disimpan dalam wadah kedap udara wadah, di tempat yang sejuk
dan kering
4. Methyl Paraben
Handbook of Pharmaceutical Excipients Ed.6, 2009
Nama Resmi Methylparaben
Nama lain Aseptoform M; CoSeptember M; E218; metil asam 4-
hidroksibenzoat ester; metagin; metil kemosept; metil
parahidroksibenzoas;metil p-hidroksibenzoat; Metil Parasept;
Nipagin M; Solbrol M; Tegosep M; Uniphen P- 23
RM/BM C8H8O3/152.15
Rumus Struktur
Stabilitas (kimia) Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan. Larutan metilparaben
dalam air pada pH 3–6 dapat disterilkan dengan: autoklaf pada
1208C selama 20 menit, tanpa dekomposisi.(8) Larutan berair
pada pH 3–6 stabil (kurang dari 10%dekomposisi) hingga sekitar
4 tahun pada suhu kamar, sementara larutan berair pada pH 8
atau lebih dapat mengalami hidrolisis cepat (10% atau lebih
setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar)
Pemerian Bahan Kristal tidak berwarna atau kristal putih bubuk. Tidak berbau
(fisika) atau hampir tidak berbau dan memiliki sedikit rasa terbakar.
5. Propylene Glycol
Handbook of Pharmaceutical Excipients Ed.6, 2009
Nama Resmi Petrolatum
Nama lain 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl
ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;
propylenglycol
RM/BM C3H8O2/ 76.09
Rumus
Struktur
Stabilitas Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam keadaan
(kimia) tertutup rapat wadah, tetapi pada suhu tinggi, di tempat
terbuka, cenderung teroksidasi, menghasilkan produk seperti
propionaldehid, asam laktat, piruvat, asam, dan asam asetat.
Pemerian Bahan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau
(fisika)
cair, dengan rasa manis, sedikit tajam menyerupai gliserin
Kelarutan Tidak tersedia
Fungsi Pengawet, antimikroba, desinfektan,pelembab,plasticizer,
pelarut, agen penstabil, kosolven yang dapat larut dalam air.
Penyimpanan Wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang
sejuk dan kering.
6. Propylparaben
Handbook of Pharmaceutical Excipients Ed.6, 2009
Nama Resmi Petrolatum
Nama lain 1 Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl
ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; PropylAseptoform;
propyl butex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl
Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23
Rumus Struktur
Stabilitas(kimia) Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik (es,
cair, danuap air).
Pemerian air minum (minum), air murni, steril
Bahan (fisika)
Kelarutan Tidak tersedia
Fungsi Pelarut
Penyimpanan Wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat yang sejuk dan kering.
4. Mineral Oil
Mineral oil (paraffin liquid) memiliki fungsi sebagai emolien, Emolien
berfungsi sebagai moisturizers atau pelembab yang membantu untuk
melembutkan kulit atau untuk merawat kulit yang kering (Lalita dan Shalini
2020; Anwar, 2015). Mineral Oil Kompatibel dengan oksidator kuat dan untuk
stabilitas bahan mineral oil mengalami oksidasi saat terkena panas dan cahaya.
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Pada kasus pengobatan yang disebabkan oleh
jamur candida albicans gejalanya berupa terjadi pada permukaan kulit, organ
intim (vagina) dan disekitar bibir dengan gejala berupa kulit kering,
memerah,rasa gatal yang ekstrem dan kulit terasa terbakar (pubchem).
Sehingga, dibutuhkan bahan yang mampu meringankan gejala tersebut
yaitu dengan penambahan emolien. Emolien bekerja dengan meningkatkan
kemampuan kulit untuk menahan air, membuat lapisan minyak untuk mencegah
hilangnya air, dan melubrikasi kulit (Lalita dan Shalini 2020; Anwar, 2015).
Komponen pelembab terdiri dari oklusif, humektan, emolien dan bahan
tambahan. Oleh karena itu, dalam formulasi ini ditambahkan humektan dan
emolien untuk memaksimalkan hidrasi kulit atau kelembaban yang dihasilkan
(Sinulingga, Budiastuti, dan Widodo, 2018).
5. Petrolatum
Petrolatum berfungsi sebagai bahan emolien, fungsi sebagai emolien,
Emolien berfungsi sebagai moisturizers atau pelembab yang membantu untuk
melembutkan kulit atau untuk merawat kulit yang kering (Lalita dan Shalini
2020; Anwar, 2015). Petrolatum digunakan terutama dalam formulasi farmasi
sediaan topical. Petrolatum juga digunakan dalam krim dan formulasi
transdermal dan sebagai bahan dalam formulasi pelumas untuk industri obat-
obatan bersama dengan minyak mineral. Secara terapeutik, pembalut kasa steril
yang mengandung petrolatum dapat digunakan untuk pembalut luka yang tidak
melekat atau sebagai kemasan (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Stabilitas dari
bahan petrolatum yaitu bahan yang stabil secara inheren karena tidak reaktif sifat
komponen hidrokarbonnya, sebagian besar masalah stabilitas terjadi karena
adanya sejumlah kecil pengotor. Petrolatum merupakan bahan inert dengan
sedikit inkompatibilitas (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Emolien bekerja dengan meningkatkan kemampuan kulit untuk
menahan air, membuat lapisan minyak untuk mencegah hilangnya air, dan
melubrikasi kulit (Lalita dan Shalini 2020; Anwar, 2015). Komponen pelembab
terdiri dari oklusif, humektan, emolien dan bahan tambahan. Oleh karena itu,
dalam formulasi ini ditambahkan humektan dan emolien untuk memaksimalkan
hidrasi kulit atau kelembaban yang dihasilkan (Sinulingga, Budiastuti, dan
Widodo, 2018).
6. Propylen glycol
Propilen glycol digunakan sebagai Enhancer dimana sebagai pelarut
organic yang bisa melarutkan bahan aktif nystatin nantinya, ketika bersama
dengan pengemulsi lain dalam formulasi farmasi topikal dan merupakan zat
hidrofilik yang stabil yang pada dasarnya tidak menimbulkan iritasi pada kulit,
mudah menembus kulit, dan mudah dihilangkan dengan cara mencuci.
Dalam sediaan topikal, konsentrasi yang umum digunakan adalah 0,01-0,6%
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Permasalahan yang sering ditemui pada sediaan topikal seperti krim sulit
untuk berpenetrasi masuk ke dalam kulit karena adanya pertahanan kulit sehingga
dibutuhkan usaha agar bahan aktif dapat menembus stratum korneum kulit
(Siampa, Lebang, Antasionasti, dan Nurmiati, 2021). Keunggulan propilen glikol
selain bisa melarutkan bahan yang susah larut dalam air tapi dia juga bisa
bercampur dengan minyak, dimana propilen glikol digunakan sebagai bahan
tambahan untuk bahan yang susah larut (Dwiastuti 2010; Rowe, et al., 2009).
Propilenglikol ditambahkan ke dalam formulasi sediaan Nystatin krim
sebagai humektan yang akan menjaga kestabilan sediaan melalui absorbsi lembab
dari lingkungan dan pengurangan penguapan air dari sediaan, sehingga selain
menjaga kestabilan, humektan juga berperan dalam menjaga kelembaban kulit.
Untuk sediaan topikal yang akan digunakan pada kulit jika memiliki pH lebih
kecil dari 4,5 dapat menimbulkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH lebih besar
dari 6,5 dapat menyebabkan kulit bersisik (Rahmawanty dkk., 2015). Stabilitas
propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup
7. Propylen glycol
Propilen glycol digunakan sebagai Enhancer dimana sebagai pelarut
organic yang bisa melarutkan bahan aktif nystatin nantinya, ketika bersama
dengan pengemulsi lain dalam formulasi farmasi topikal dan merupakan zat
hidrofilik yang stabil yang pada dasarnya tidak menimbulkan iritasi pada kulit,
mudah menembus kulit, dan mudah dihilangkan dengan cara mencuci. Dalam
sediaan topikal, konsentrasi yang umum digunakan adalah 0,01-0,6% (Rowe,
Sheskey and Quinn, 2009).
Permasalahan yang sering ditemui pada sediaan topikal seperti krim sulit
untuk berpenetrasi masuk ke dalam kulit karena adanya pertahanan kulit sehingga
dibutuhkan usaha agar bahan aktif dapat menembus stratum korneum kulit
(Siampa, Lebang, Antasionasti, dan Nurmiati, 2021). Keunggulan propilen glikol
selain bisa melarutkan bahan yang susah larut dalam air tapi dia juga bisa
bercampur dengan minyak, dimana propilen glikol digunakan sebagai bahan
tambahan untuk bahan yang susah larut (Dwiastuti 2010; Rowe, et al., 2009).
Propilenglikol ditambahkan ke dalam formulasi sediaan Nystatin krim
sebagai humektan yang akan menjaga kestabilan sediaan melalui absorbsi lembab
dari lingkungan dan pengurangan penguapan air dari sediaan, sehingga selain
menjaga kestabilan, humektan juga berperan dalam menjaga kelembaban kulit.
Untuk sediaan topikal yang akan digunakan pada kulit jika memiliki pH lebih
kecil dari 4,5 dapat menimbulkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH lebih besar
dari 6,5 dapat menyebabkan kulit bersisik (Rahmawanty dkk., 2015). Stabilitas
propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup
baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. Propilen glikol tidak
kompatibel dengan reagen pengoksidasi seperti, kalium permanganat (Rowe,
Sheskey and Quinn, 2009).
8. Propylparaben
Propylparaben berfungsi sebagai pengawet antimikroba. Propilparaben
banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetika,
Propylparaben Ini dapat digunakan sendiri, dalam kombinasi dengan ester
paraben lainnya, atau dengan agen antimikroba lainnya. Propylparaben
merupakan salah satu yang paling sering pengawet yang digunakan dalam
kosmetik. Paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum luas
aktivitas antimikroba, meskipun mereka paling efektif terhadap ragi dan jamur.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan larutan propilparaben berair pada pH 3–6.
Adapun inkompatibilitas dari metilparaben yaitu propilparaben berubah warna
dengan adanya besi dan tunduk hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. (Rowe,
Sheskey and Quinn, 2009). Namun kelarutan paraben yang buruk maka formula
ini harus ditambahkan bahan humektan agar mudah larut dengan bahan yang lain,
Hal ini dapat menyebabkan pH formulasi buffer yang buruk menjadi lebih basa.
Pengawet digunakan untuk mencegah perubahan pada produk yang disebabkan
oleh mikroorganisme dan kontaminasi selama formulasi, pengantaran,
penyimpanan, dan pennggunaan oleh konsumen (Lalita dan Shalini, 2020).
Umumnya zat pengawet yang digunakan yaitu metil paraben 0,12% hingga
0,18%,atau propil paraben 0,02% hingga 0,05% (Ditjen POM, 1979).
9. Dibasic sodium phosphate
Dibasic sodium phosphate digunakan sebagai bahan pendapar, penambahan pH
buffer pada sediaan krim bertujuan untuk memepertahankan pH pada bahan aktif yaitu
bahan aktif yang digunakan pada formula ini adalah Nystatin (Bambang, 2019). Stabilitas
bahan higroskopis sehingga disimpan dalam wadah kedap udara, dalam tempat yang sejuk
dan kering. Adapun inkompatibilitas dari dibasic sodium phosphate adalah tidak sesuai
dengan alkaloid, anti pyrine, chloral hydrate, lead acetate, pyrogallol, resorcinol dan
kalsium glukonat, dan ciprofloxacin. Selain itu alasan menggunakan pendapar yaitu karena
pada zat tambahan yaitu cetostearyl alcohol memiliki stabilitas berupa terhadap asam dan
harus disimpan pada wadah tertutup rapat dengan suhu yang sejuk dan kering. Zat aktif
yang digunakan yaitu nystatin stabil pada pH antara 5,5-7,5 (Rowe, Sheskey and Quinn,
2009). Pada formuasi sediaan krimjjuga harus sesuai dengan pH kulit dimana pH kulit
yaitu 4,5-6,8 (Winarti,2010).
10. Monobasic sodium phosphate
Monobasic sodium phosphate digunakan sebagai bahan pendapar, penambahan
pH buffer pada sediaan krim bertujuan untuk memepertahankan pH pada bahan aktif yaitu
bahan aktif yang digunakan pada formula ini adalah Nystatin (Bambang, 2019). Adapun
kestabilan dari bahan tambahan Natrium fosfat monobasa stabil secara kimia, ,maka dari
itu Natrium fosfat monobasa harus disimpan dalam wadah kedap udara wadah di tempat
yang sejuk dan kering (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). Adapun inkompatibilitas dari
bahan ini adalah natrium sodium monobasic merupakan garam asam oleh karena itu
umumnya tidak cocok dengan bahan alkali dan karbonat, larutan encer natrium fosfat
monobasa bersifat asam dan akan menyebabkan karbonat berbuih. Selain itu alasan
penggunaan bahan ini karena zat aktif yang digunakan yaitu nystatin tidak stabil pada
antara 5,5 -7,5 (Winarti,2010).
11. Purified water
Air banyak digunakan sebagai pelarut dalam sediaan farmasi karena sifatnya yang
inert pada hampir semua bahan baku sediaan farmasi. Air yang digunakan dalam formulasi
sediaan topikal merupakan purified water (air yang terpurifikasi) yang telah disaring
menggunakan filter 0,45 µm yang diolah menggunakan sistem loop. Nilai spesifik
air digunakan untuk aplikasi khusus konsentrasi hingga 100% (Rowe, Sheskey and Quinn,
2009).
Air digunakan sebagai pelarut atau melarutkan bahan lain dalam krim. Air
digunakan dalam pembentukan emulsi tapi tergantung pada berapa banyak air yang
digunakan. Kadang-kadang dibuat sebagai emulsi minyak dalam air dan dapat juga dibuat
emulsi air dalam minyak tergantung kuantitias fase air dan minyak (Lalita dan Shalini,
2020). Inkompatibilitas dari air yaitu dapat bereaksi hebat dengan logam alkali dan cepat
dengan logam alkali dan oksidanya, seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air
juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi,
dan dengan organik tertentu bahan dan kalsium karbida (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
AHFS, Drug Information Essentials, Point Of Care Drug Information for Health Care
Profesional.
DIH, 2009, Drug Information Handbook, 17th Edition, American Phamacist Association.
Martindale 2009, The complete Drug reference Thirty sixth Edition, Pharmaceutical Press,
USA.
Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov
Rowe, RC et al, 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipient sixth edition, Pharmaceutical
Press
Sinko, P 2011, Martin’S Physical Pharmacy And Pharmaceutical Sciences Sixth Edition,
Walters Kluwer, Philadelphia.
Younis, P,M, Recham, K,U, Rashid, B, 2015, Stability Testing In Pharmacy: A Review,
International Journal Of Institutional Pharmacy and Life Sciences, 5 (1).