Anda di halaman 1dari 16

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

KULIAH-KERJA
FEST! ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

2021

REKOMENDASI UNTUK PEMIMPIN LINTAS


PEMANGKU KEPENTINGAN EKOSISTEM
PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

HASIL FORUM KEPEMIMPINAN BERSAMA


TRANSISI GEN-Z DARI DUNIA PENDIDIKAN
FORMAL KE DUNIA KERJA
KULIAH-KERJA FEST! 2021
25 November 2021

Disusun oleh:
Tim Program Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan (TELADAN)
Tanoto Foundation
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

RINGKASAN EKSEKUTIF
Kuliah Kerja Fest! merupakan sebuah dialog kolaboratif antara Tanoto Foundation dan
Sub-Pokja Magang Bersertifikat dan Studi Independen (Sub-Pokja MSIB), Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang diadakan pada tanggal 25 November
2021. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi beralih
dari dunia pendidikan formal ke dunia kerja. Hasil diskusi memunculkan rekomendasi untuk
para pemimpin lintas pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan tinggi untuk
membantu transisi generasi Z di Indonesia dari pendidikan formal ke dunia kerja,
antara lain:

Kementerian Pendidikan,
Perguruan Tinggi di Indonesia
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Untuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Kepada perguruan tinggi di Indonesia,
Riset, dan Teknologi, rekomendasi tersebut rekomendasi yang disampaikan antara lain
meliputi dukungan regulasi untuk menyesuaikan mengoptimalkan peran pusat pengembangan
struktur kurikulum dan rekognisi sistem SKS karir agar terlibat aktif dalam dinamika dunia
fleksible yang memungkinkan pembelajaran usaha dunia industri, mencari umpan balik, dan
mikro dan program pembelajaran alternatif, mengeksplorasi kolaborasi untuk meningkatkan
serta fasilitasi platform dan forum secara relevansi kurikulum dan pengalaman belajar di
reguler bagi perwakilan perguruan tinggi dan perguruan tinggi dengan dinamika dunia usaha
dunia usaha dunia industri untuk dunia industri. Selain itu, mengadaptasi
mendiskusikan praktik terbaik, meninjau perkembangan pola pikir yang menyesuaikan
kembali kemitraan, dan menyesuaikan kurikulum, sistem SKS, dan proses belajar agar
kurikulum bersama. lebih selaras dengan dinamika dunia usaha dunia
industri dan dinamika mahasiswa.

Dunia Usaha Dunia Industri Mahasiswa


Dunia usaha dunia industri diharapkan Mahasiswa juga perlu memastikan diri
untuk turut membentuk forum reguler untuk terus melakukan pembelajaran
tentang usaha-usaha pengembangan mandiri dengan pola pikir (mindset)
sumber daya manusia yang dapat berkembang, berusaha menilai kekuatan
digunakan sebagai sarana terhubung dan kelemahan diri secara cermat,
dengan perguruan tinggi, memberikan mendefinisikan aspirasi dan minat, dan
umpan balik tentang kualitas lulusan dan merencanakan jalur pembelajaran yang
membahas lebih lanjut keselarasan sesuai sejak awal perjalanan belajar.
kurikulum perguruan tinggi dengan
dinamika dunia usaha dunia industri. Di sisi Mahasiswa disarankan untuk berusaha
lain, melakukan investasi untuk membantu tidak berada dalam zona nyaman terlalu
proses pembinaan karir, program magang lama agar dapat menjalani perubahan pola
yang fleksibel, proyek penelitian bersama, pikir yang dibutuhkan. Sehingga terjadi
magang dosen, hackathon atau inkubasi penguatan mental, pencapaian hasil
bisnis yang disebutkan di atas, dan/atau akademik yang baik, dan keterampilan
model kerjasama lain yang dapat yang unggul di bidang yang diminati,
meningkatkan keterampilan Gen Z untuk termasuk digital, bisnis, dan penguasaan
menghadapi tantangan masa depan. bahasa asing melalui berbagai kegiatan
dan kesempatan yang ada.

2
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

SEKILAS FORUM KEPEMIMPINAN BERSAMA


KULIAH KERJA FEST! 2021
Tanoto Foundation dan Sub-Pokja Magang Bersertifikat dan Studi Independen (Sub-Pokja
MSIB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berkolaborasi
menyelenggarakan Kuliah Kerja Fest! pada tanggal 25 November 2021. Kegiatan yang
merupakan dialog kolaboratif dengan para pemimpin lintas pemangku kepentingan dalam
ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia ini membahas tentang kesiapan lulusan perguruan
tinggi untuk beralih dari dunia pendidikan formal ke dunia kerja. Kuliah Kerja Fest ini
diadakan secara virtual di tengah kemajuan teknologi yang pesat dengan beragam
tantangan selama pandemi Covid-19.

Kuliah Kerja Fest sebagai forum kepemimpinan nasional ini dibagi ke dalam dua (2) bagian.
Bagian pertama, dibuka oleh Ibu Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., Sekretaris Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, mendiskusikan tentang kesiapan mahasiswa Gen-Z
(lahir antara tahun 1998-2002) beralih dari pendidikan formal ke dunia kerja. Sesi ini
dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari perwakilan mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi, perwakilan tim peneliti dari perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation,
serta perwakilan pimpinan dunia usaha dunia industri. Diskusi pada bagian ini dibagi ke
dalam tiga ruangan, dimana setiap ruangan memiliki tema judul yang berbeda. Ruangan
pertama berjudul ‘meneropong kemampuan kerja Gen-Z’, ruangan kedua berjudul
‘teknologi dan potret kompetensi Gen-Z’, dan ruangan ketiga berjudul ‘kesiapan industri
menerima angkatan kerja Gen-Z’. Keseluruhan rangkaian diskusi bagian pertama ini
dirangkum dan dibawa untuk menjadi bahan diskusi selanjutnya pada bagian kedua.

Bagian kedua merupakan forum kepemimpinan terbatas yang dihadiri oleh perwakilan
pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan dunia usaha dunia industri. Forum ini dibuka oleh
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem A.
Makarim, dan dihadiri kurang lebih 80 perwakilan pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan
dunia usaha dunia industri dari seluruh Indonesia. Setelah mendapatkan paparan mengenai
rangkuman hasil diskusi bagian pertama, perwakilan pimpinan yang hadir dibagi ke dalam
5 ruang diskusi dan dipimpin oleh 1 perwakilan pimpinan perguruan tinggi dan 1 perwakilan
pimpinan dunia usaha dunia industri. Masing-masing ruang diskusi membahas tantangan
masa depan untuk Gen-Z, kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
tersebut, potensi inovasi dari perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri dan potensi
kolaborasi keduanya untuk membantu mahasiswa meningkatkan kompetensinya, serta
rekomendasi untuk masing-masing pemangku kepentingan.

Rangkuman diskusi bagian pertama dan kedua, beserta rekomendasi untuk para pemimpin
lintas pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan tinggi dikumpulkan dan
diinformasikan di dalam laporan ini.

3
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

PESAN UTAMA
TENTANG PROSES BELAJAR SEPANJANG HIDUP
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem A. Makarim, menyambut
baik pelaksanaan forum kepemimpinan Kuliah-Kerja Fest! 2021. Beliau juga mengingatkan
untuk menambahkan kata ‘belajar’ sehingga menjadi Kuliah-Kerja-Belajar Fest! 2021. Hal
ini untuk menekankan pentingnya pola pikir untuk belajar sepanjang hidup, termasuk
ketika telah beralih dari pendidikan formal ke dunia kerja.

Menteri Nadiem menyoroti masih beredarnya


kesalahpahaman umum yang secara sempit memandang
program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai
mesin pencetak tenaga kerja semata. Padahal, program
MBKM justru ingin menyampaikan pesan kepada setiap
mahasiswa dan ekosistem pendidikan tinggi untuk terus
belajar sepanjang perjalanan akademik dan profesionalnya
masing-masing. Semangat terus belajar ini, menurut Menteri
Nadiem, merupakan prasyarat untuk menjadi seorang
Nadiem Anwar Makarim, profesional yang kompeten dan memiliki kekuatan mental,
B.A., M.B.A integritas, serta visi untuk berkontribusi pada pengembangan
Menteri Pendidikan, masyarakat secara umum, baik ketika mahasiswa tersebut
Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia menjadi guru, relawan, wirausahawan, ataupun profesi
lainnya.

Pesan utama ini juga digaungkan oleh Dr. Ir. Paristiyanti


Nurwardani, MP., Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kemendikbudristek, dalam pesannya kepada
mahasiswa untuk memanfaatkan jalur-jalu baru yang inovatif
dari Kemendikbudristek untuk lebih memahami dinamika
Dr. Ir. Paristiyanti yang terjadi di luar kampus.
Nurwardani, MP.
Sekretaris Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi,
Kemendikbudristek

4
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. selaku Direktur Pembelajaran


dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kemendikbudristek menekankan bahwa di era revolusi
industry 4.0, society 5.0, dan tantangan pandemi, pendidikan
tinggi didorong untuk lebih adaptif dan belajar untuk
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan pengetahuan yang
Prof. drh. Aris eksponensial di ranah teknologi dan inovasi, serta perubahan
Junaidi, Ph.D.
sosial di masyarakat.
Direktur Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kemendikbudristek

Dr. J. Satrijo Tanudjojo, CEO Global Tanoto Foundation lebih


lanjut menekankan bahwa forum kepemimpinan ini
merupakan momentum penting karena Gen-Z membentuk
27,94% populasi Indonesia (BPS, 2020), sehingga ekosistem
yang ada perlu mendukung pengembangan mereka.
Dr. J. Satrijo Tanudjojo
CEO Global
Tanoto Foundation

Nurhadi Irbath, Ketua Sub-Pokja MSIB, mengungkapkan salah


satu inovasi dalam payung MBKM adalah program Magang
dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Menurutnya,
93,37% dari sekitar 8.400 mahasiswa peserta, menganggap
program MBKM, utamanya MSIB, cukup efektif memberikan
kesempatan belajar dalam menyiapkan diri mereka untuk
beralih melanjutkan proses belajar di dunia kerja.
Nurhadi Irbath
Ketua Sub-Pokja MSIB,
Kemendikbudristek

5
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

RANGKAIAN DISKUSI UNTUK MENOROPONG NASIB


MAHASISWA BERALIH KE DUNIA KERJA

Bagian pertama Kuliah-Kerja Fest! 2021 diisi dengan diskusi bersama antara perwakilan
mahasiswa, perwakilan tim peneliti perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation, dan
perwakilan pimpinan dunia usaha dunia industri. Adapun poin kunci dari hasil diskusi ini
antara lain:

Mengembangkan Kemampuan Kerja


dan Daya Saing Gen Z

• Penelitian dari Universitas Andalas dan Universitas Brawijaya mengungkapkan bahwa


Gen Z yang masih berstatus mahasiswa umumnya percaya diri dengan kemampuan
mereka untuk berjejaring, mengembangkan keterampilan yang relevan, dan akhirnya
mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Akan tetapi, penelitian ini juga menemukan adanya
kekhawatiran Gen Z yang cukup besar terhadap persaingan dengan banyaknya pencari
kerja, terutama selama pandemi ini.

• Kekhawatiran tersebut, menurut perwakilan mahasiswa, dalam porsi tertentu tetap


diperlukan untuk memotivasi diri agar lebih gigih dalam meningkatkan keterampilan dan
daya saing secara terus menerus.

• Keterampilan digital merupakan fokus keterampilan dan kemampuan kerja yang ingin
dikembangkan oleh Gen Z, yang sejalan dengan harapan dunia usaha dunia industri.
Fokus ini dianggap penting untuk menutup kesenjangan talenta (talent gap) yang besar,
yakni hingga 9 juta pekerjaan digital atau sekitar 600.000 lowongan tersedia setiap
tahunnya. Oleh karena itu, apabila Gen Z Indonesia tidak dapat mengisi posisi tersebut,
maka terpaksa pekerjaan akan diberikan kepada pekerja asing terampil. Hal ini juga
tercermin dengan baik dalam proyek-proyek Magang dan Studi Independen Bersertifikat
(MSIB) yang menunjukkan bahwa 85% kebutuhan kerja berfokus pada pengembangan
keterampilan digital.

• Magang dan kegiatan organisasi lainnya yang memberi ruang bagi Gen Z untuk
mengeksplorasi minat dan talenta berkorelasi positif dengan kepercayaan diri,
keterampilan, dan kemampuan kerja yang lebih besar. Mentoring yang dirancang dengan
baik diperlukan untuk membimbing Gen Z dalam setiap proses pembelajaran. Hanya saja,
mentoring tidak perlu hingga konteks mikro — mahasiswa merasa perlunya ruang
kebebasan yang cukup untuk belajar dari kesalahan mereka, sambil mempertahankan
kontrol yang cukup untuk menghindari kegagalan.

6
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Teknologi dan Usaha Memotret


Kemampuan Kerja Gen Z

• Penelitian dari Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa game-based


assessment (penilaian berbasis game) dapat digunakan tidak hanya untuk mengukur
keterampilan Gen Z, tetapi bahkan mengevaluasi karakter, seperti memotret daya juang
(grit) hingga upaya mengusahakan keunggulan. Usaha memotret kemampuan kerja dan
keterampilan dengan teknologi ini telah digunakan oleh banyak perusahaan dan institusi
pemerintah.

• Sifat interaktif dan validitas pengukuran dari game-based assessment memposisikan


metode penilaian ini cukup disukai Gen Z. Penelitian ini berpendapat bahwa pemalsuan,
di mana peserta asesmen mendapat manfaat dari pengetahuan yang didapat dari
asesmen sebelumnya, tidak mungkin terjadi selama game-based assessment.

• Terlepas dari menariknya penggunaan teknologi, game-based assessment,


bagaimanapun, tidak dapat digunakan sebagai standar tunggal untuk memotret
kemampuan kerja, potensi/bakat, ataupun talenta Gen Z.

Kesiapan Dunia Usaha Dunia Industri


Menyambut Angkatan Kerja Gen Z

• Temuan penelitian dari Institut Teknologi Bandung menyebutkan bahwa perusahaan


umumnya puas dengan kinerja individu karyawan Gen Z, terutama karena didukung oleh
penguasaan teknologi informasi dan penguasaan bahasa Inggris. Hanya saja masih
ditemukan rasa kurang puas dengan keterampilan komunikasi, kecerdasan emosional,
kemampuan beradaptasi, kerja tim, kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan, dan
juga etika dalam bekerja.

• Di sisi lain, angkatan kerja Gen Z sangat menghargai informasi dan komunikasi yang jelas,
inklusif, serta transparan dari dunia usaha dunia industri mengenai deskripsi pekerjaan
masing-masing, bidang tanggung jawab, harapan, dan indikator kinerja yang digunakan.

• Dalam hal pertumbuhan, Gen Z memberikan penekanan khusus pada harapan kemajuan
karir dan konsistensi dunia usaha dunia industri untuk menjaga beban kerja yang sesuai
dengan deskripsi pekerjaan yang disampaikan di awal untuk menjaga keseimbangan
kerja dan kehidupan.

• Berdasarkan temuan dan pandangan tersebut, industri secara keseluruhan juga perlu
meningkatkan kesiapannya untuk menyambut Gen Z dengan meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya soft-skill yang diharapkan, mengembangkan deskripsi pekerjaan
yang lengkap untuk mahasiswa magang, hingga mendesain program mentoring khusus
agar secara intensif dapat membimbing angkatan kerja Gen Z selama proses
pembelajaran mereka.

7
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

RANGKAIAN DISKUSI ARAH KEBIJAKAN


DAN STRATEGI

TANTANGAN MENDASAR YANG DIHADAPI GEN-Z


Dalam bagian kedua dari Kuliah-Kerja Fest! 2021 yang merupakan forum kepemimpinan
terbatas, pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan dunia usaha dunia industri yang hadir
dibagi ke dalam 5 ruang diskusi. Masing-masing ruang diskusi ini membahas
tantangan-tantangan mendasar yang dihadapi Gen-Z dalam konteks peralihan dari dunia
pendidikan formal ke dunia kerja. Hasil diskusi di bawah ini disusun berdasarkan tingkat
kepentingan, urgensi, dan prevalensi yang disampaikan oleh masing-masing ruang diskusi.

1. Kemampuan untuk mengikuti kemajuan teknologi yang pesat dan tuntutan


transformasi digital yang terus meningkat, sebagaimana ditunjukkan oleh:
• Kurangnya pengetahuan dan keterampilan praktis tentang otomatisasi, pemrosesan
data, serta analisis numerik untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi dunia
usaha dunia industri bahkan di antara lulusan dengan latar belakang ekonomi, teknik,
dan teknologi informatika.

• Kondisi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan big data di sektor
teknologi, keuangan, dan manufaktur di Indonesia yang dirasa masih tertinggal dari
negara berkembang lainnya. Ketika sektor-sektor ini berjuang untuk berpindah dari
fase eksperimen ke fase implementasi hingga produksi, pemahaman pengambilan
keputusan berdasarkan data tetap sulit didiseminasi, termasuk halnya transfer
pengetahuan ini kepada mahasiswa.

• Selain itu, terdapat berbagai perdebatan tentang etika penggunaan teknologi,


termasuk dalam aspek sosial budaya, yang belum diatur oleh pemerintah dan
menambah keriuhan dinamika di atas.

2. Kesenjangan komunikasi antar generasi (Generational Gap), terutama


pada Gen-Z dan generasi sebelumnya:
• Kesenjangan yang paling sering dibahas dalam setiap ruang diskusi adalah persepsi
mengenai kecenderungan Gen-Z untuk meminimalkan interaksi sosial yang dirasa
berpotensi atau cenderung menyebabkan situasi miskomunikasi, dan menimbulkan
kesulitan untuk mengekspresikan ide atau buah pikir dengan tepat.

• Kesenjangan ini dikhawatirkan dapat menambah dinamika kerja tim, termasuk proses
Gen-Z dalam membangun hubungan yang produktif dengan orang lain, mencapai
potensinya secara penuh, serta perkembangannya sebagai profesional.

8
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

3. Pola pikir yang saling bertolak dan kurang fleksibel sebagai akar
penyebab kurang harmonisnya proses peralihan mahasiswa dari dunia
pendidikan formal ke dunia kerja:
• Pada tingkat perguruan tinggi, perguruan tinggi tertentu masih dipandang terlalu kaku
dalam meninjau kurikulum sesuai jadwal tetap (setiap 4-5 tahun sekali). Dengan
perkembangan jaman yang lebih dinamis, perguruan tinggi dapat lebih terbuka dan
fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan perkembangan jaman, termasuk
berkembangnya dunia usaha dunia industri secara cepat.

• Pada tingkat industri, kekakuan muncul dalam bentuk desakan bahwa lulusan
perguruan tinggi harus sepenuhnya memenuhi syarat untuk bekerja, tanpa mau
benar-benar berupaya dan berinvestasi dalam mendukung pengembangan
keterampilan lulusan tersebut.

• Pada tingkat individu, pola pikir yang berfokus pada prestasi akademik semata
membuat beberapa mahasiswa enggan untuk meninggalkan zona nyaman mereka
untuk mengembangkan keterampilan organisasi serta memperluas jejaring untuk
pembelajaran dan kesempatan baru.

• Apabila pemerintah Indonesia tidak mulai secara otoritatif menjembatani


keharmonisan ini, kondisi ini tetap akan menjadi tantangan utama dalam beberapa
waktu ke depan.

9
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

4. Kurangnya fokus pada pembentukan karakter dan kekuatan mental dari


lulusan perguruan tinggi yang memunculkan beberapa tantangan sebagai
berikut:
• Lulusan baru dengan kecenderungan untuk meminta lebih banyak tanggung jawab dan
tantangan, tetapi kemudian cepat menyerah saat dihadapkan dengan tanggung jawab
yang benar-benar menantang.

• Ketahanan dalam mengatasi kesulitan terutama saat berada di bawah tekanan tinggi,
serta saat melakukan pekerjaan jarak jauh seperti saat masa pandemi.

5. Diperlukannya ketajaman bisnis dan tujuan diri yang jelas di antara lulusan
baru saat beralih ke dunia kerja:
• Pemahaman, bahkan ketajaman bisnis dan prosesnya saat ini dirasa menjadi syarat
penting bagi angkatan kerja untuk berhasil, terlepas dari sektor, tempat kerja, dan
peran apa pun yang ditargetkan.

• Memiliki tujuan yang jelas meliputi mengetahui minat dan aspirasi jangka panjang agar
mampu melakukan investasi diri dengan benar, serta untuk mengelola pertumbuhan
diri untuk dapat memberikan kontribusi dan dampak berkelanjutan melalui pekerjaan
yang dilakukan.

KETERAMPILAN PENTING BAGI GEN Z UNTUK MASA DEPAN


Dalam usaha untuk menghadapi tantangan-tandangan di atas, setiap ruang diskusi
menyarankan serangkaian keterampilan yang dianggap penting untuk beralih ke dunia
kerja. Serangkai keterampilan ini selanjutnya dikategorikan ke dalam keterampilan teknis
dan keterampilan non-teknis sebagai berikut:

Keterampilan Teknis
Hasil diskusi merangkum keterampilan teknis penting yang meliputi literasi dan analisa
data, kemampuan bahasa asing atau setidaknya kefasihan berbahasa Inggris, ketajaman
bisnis, design thinking (yang didefinisikan sebagai proses inovasi produk/jasa berdasarkan
kebutuhan konsumen), penguasaan teknologi digital dan green skills seperti manajemen
sumber daya dan kepatuhan lingkungan untuk mengikuti peningkatan tuntutan ekonomi
yang berkelanjutan.

Meskipun setiap keterampilan ini akan mungkin sedikit berbeda dalam beberapa sektor
usaha dan industri, orientasi terhadap proses berbasis data, pertumbuhan bisnis, inovasi
teknologi, dan bisnis yang berkelanjutan (sustainability) menjadi benang merah yang ada di
semua sektor.

10
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Keterampilan Non-Teknis
Setiap ruang diskusi bersepakat bahwa keterampilan non-teknis pada dasarnya mencakup
keterampilan interpersonal, pemecahan masalah, dan kualitas personal yang membangun
lingkungan kerja yang produktif dan kondusif. Keterampilan interpersonal meliputi
keterampilan komunikasi, presentasi, negosiasi, manajemen tim, dan kepemimpinan.
Sedangkan berpikir kritis, kelincahan belajar, pola pikir inovatif dan kreativitas dipercaya
akan membentuk keterampilan dasar yang diperlukan untuk pemecahan masalah yang
kompleks.

Pada akhirnya, keterampilan tersebut harus didukung oleh kualitas personal yang
memerlukan integritas, kemampuan beradaptasi, ketahanan, ketabahan, pikiran terbuka,
pola pikir berkembang, loyalitas, kerendahan hati, empati, dan rasa hormat terhadap
keragaman.

INOVASI YANG DAPAT DIUPAYAKAN UNTUK MEMBANTU


PERALIHAN GEN Z KE DUNIA KERJA
Berdasarkan tantangan masa depan dan keterampilan yang dibutuhkan, setiap ruang
diskusi mengusulkan beberapa ide inovatif untuk memperkuat kolaborasi dalam rangka
mempersiapkan dan mendukung peralihan Gen Z ke dunia kerja. Beberapa ide inovasi
tercatat seperti di bawah ini:

1 Terdapat jejaring, hub, atau pusat yang 3 Program magang dosen untuk lebih
ditunjuk untuk menjembatani perguruan mendekatkan pada dinamika industri
tinggi dan dunia usaha dunia industri terkini, khususnya kepada perwakilan
untuk merancang kurikulum bersama, perguruan tinggi yang bertanggung
sehingga memungkinkan dunia usaha jawab untuk memasukkan mata kuliah
dunia industri untuk memberikan umpan terkait dinamika dunia usaha dunia
balik tentang kurikulum perguruan tinggi industri ke dalam kurikulum.
dan menggabungkan studi kasus industri
yang relevan, praktik terbaik, dan 4 Standarisasi praktik kuliah tamu oleh para
materi-materi paling relevan seperti profesional dari dunia usaha dunia
ketajaman bisnis, transformasi digital, industri (sejauh ini dirasa masih terbatas
dan literasi data. pada beberapa kerjasama perguruan
tinggi-dunia usaha dunia industri
2 Reformasi struktur kurikulum perguruan tertentu) yang juga dapat diintegrasikan
tinggi agar mampu memasukkan sebagai bagian dari program tanggung
beberapa unit mata kuliah pilihan, di luar jawab sosial dan/atau kontribusi dunia
mata kuliah wajib dan pilihan yang usaha dunia industri.
selama ini sudah ada. Tujuannya adalah
untuk memberikan ruang fleksibilitas 5 Mempromosikan pola pikir belajar
dalam menangkap kebutuhan dunia mandiri di kalangan Gen Z untuk
usaha dunia industri yang secara dinamis mengetahui aspirasi mereka sejak dini,
berubah, agar memungkinkan dilakukan menilai kekuatan dan kelemahan mereka,
penyesuaian yang berkala, selain periode serta merencanakan perjalanan belajar
peninjauan setiap lima tahun seperti mereka sendiri.
biasanya.

11
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

6 Pengaturan magang yang lebih fleksibel 7 Kolaborasi inovatif lainnya seperti


untuk mahasiswa mampu mengeksplorasi hackathon atau program inkubasi bisnis
minat dan memperoleh keterampilan untuk mengembangkan ketajaman bisnis
tambahan melalui pembelajaran mikro dan jiwa wirausaha mahasiswa.
atau kecil yang membutuhkan kurang
dari paket standar 20 SKS (sistem kredit
semester); mempromosikan pendekatan
inovatif seperti reverse mentoring, digital
buddy, ataupun pull learning di mana
mahasiswa memilih apa yang dipelajari
dan mendesain proyek sendiri,
sedangkan manajemen dunia usaha dunia
industri hanya bertindak untuk
memfasilitasi (seperti yang sudah
dilaksanakan oleh Bank Indonesia).

REKOMENDASI UNTUK PEMIMPIN DARI BERBAGAI


LINTAS KEPENTINGAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1 Memberikan dukungan regulasi untuk mengakomodasi penyesuaian struktur kurikulum
dan rekognisi sistem SKS fleksibel yang memungkinkan pembelajaran mikro dan
program pembelajaran alternatif.

2 Memperluas cakupan program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) di bawah


MBKM, khususnya aspek kuliah tamu oleh para profesional industri di seluruh perguruan
tinggi di tanah air.

3 Meningkatkan kualitas dan memastikan akses sistem informasi yang terintegrasi penuh
untuk semua sub-program di bawah inisiatif MBKM.

4 Memfasilitasi platform dan forum secara reguler bagi perwakilan perguruan tinggi dan
dunia usaha dunia industri untuk mendiskusikan praktik terbaik, meninjau kembali
kemitraan bersama, dan menyesuaikan kurikulum yang dinamis.

12
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Perguruan Tinggi di Indonesia


1 Mengoptimalisasi peran pusat pengembangan karir untuk secara aktif terlibat dalam
dinamika dunia usaha dunia industri, mencari umpan balik, serta mengeksplorasi
kolaborasi untuk meningkatkan relevansi kurikulum dan program belajar di perguruan
tinggi dengan dinamika dunia usaha dunia industri.

2 Menjalani perubahan pola pikir yang diperlukan untuk secara terbuka menyesuaikan
kurikulum, sistem SKS, dan proses belajar agar lebih selaras dengan dinamika dunia
usaha dunia industri dan dinamika mahasiswa.

3 Memetakan secara menyeluruh minat, aspirasi, kekuatan dan kelemahan dari mahasiswa
yang diampu dan selanjutnya membantu mereka dalam merencanakan jalur karir, serta
dalam mendukung dan mengevaluasi perjalanan belajar mereka agar peralihan ke dunia
kerja menuju karir yang didambakan semakin harmonis.

4 Mendorong mahasiswa untuk memperoleh keahlian teknis dan non-teknis yang


seimbang, salah satunya melalui pengalaman belajar di luar kelas dan aktivitas
organisasi.

Dunia Usaha Dunia Industri


1 Membentuk forum reguler tentang usaha-usaha pengembangan sumber daya manusia
yang dapat digunakan sebagai sarana terhubung dengan perguruan tinggi, memberikan
umpan balik tentang kualitas lulusan dan membahas lebih lanjut keselarasan kurikulum
perguruan tinggi dengan dinamika dunia usaha dunia industri.

2 Mendukung inisiatif terkait MBKM dan program pemerintah terkait lainnya, terutama
dalam hal penguatan pengetahuan mahasiswa tentang dinamika dunia usaha dunia
industri, termasuk melalui keterlibatan kuliah tamu, fasilitasi magang, dan lainnya.

3 Pihak dunia usaha dunia industri diharapkan melakukan investasi dalam membantu
proses pembinaan karir, program magang yang fleksibel, proyek penelitian bersama,
magang dosen, hackathon atau inkubasi bisnis, dan/atau model kerjasama lain yang
dapat meningkatkan keterampilan Gen Z untuk menghadapi tantangan masa depan.

Mahasiswa
1 Memastikan diri untuk terus melakukan pembelajaran mandiri dengan pola pikir
(mindset) berkembang, serta berusaha menilai kekuatan dan kelemahan diri secara
cermat, mendefinisikan aspirasi dan minat, dan merencanakan jalur pembelajaran yang
sesuai sejak awal perjalanan belajar.

2 Berusaha tidak berada dalam zona nyaman terlalu lama agar dapat menjalani perubahan
pola pikir yang dibutuhkan dan terjadi penguatan mental, untuk mencapai hasil
akademik yang baik dan disertai keterampilan yang unggul, termasuk terkait digital,
bisnis, dan juga penguasaan bahasa asing.

3 Berpartisipasi aktif dalam organisasi, proyek penelitian, kompetisi mahasiswa, magang,


dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan untuk mengeksplorasi minat,
memperluas jejaring, dan mengembangkan keterampilan teknis dan non-teknis yang
disebutkan di atas.

13
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

MENUJU PENGUATAN KOMITMEN UNTUK


KOLABORASI YANG BERKELANJUTAN

Nada penutup dari forum kepemimpinan bersama ini adalah nada harapan. Semua peserta
forum kepemimpinan yang hadir sepenuhnya menyambut baik inisiatif Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia. Proses diskusi dalam forum ini menunjukkan kesadaran akan
pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang unggul untuk Indonesia maju.

Kuliah Kurja Fest! 2021 oleh beberapa peserta forum disebut sangat penting dalam
menghubungkan para mahasiswa dengan pemimpin perguruan tinggi dan pemimpin dunia
usaha dunia industri dalam skala yang cukup besar. Pada saat yang sama, seperti yang
dicatat oleh para peserta dalam setiap ruang diskusi, banyak ide inovasi dan kolaborasi
telah menjadi bagian dari praktik terbaik industri dan, dalam kapasitas tertentu, telah
diimplementasikan oleh beberapa perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri.

Mengamati tantangan masa depan, kemudian menimbang inisiatif dan kapasitas ekositem
pendidikan saat ini, penerapan gagasan-gagasan baru yang transformatif secara lebih luas
menjadi hal penting. Hal ini tentu membutuhkan komitmen teguh dari setiap pemangku
kepentingan untuk mempertahankan momentum dengan melanjutkan diskusi yang
konstruktif dan memperluas kolaborasi, serta memulai implementasi kolaborasi yang
inovatif. Dalam hal ini, Dr. J. Satrijo Tanudjojo, Global CEO Tanoto Foundation, menguatkan
kembali komitmen Tanoto Foundation untuk berkontribusi dalam memperkuat ekosistem
pendidikan tinggi Indonesia dan mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan,
terutama melalui program Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan
(TELADAN).

Adapun harapan bersama dari pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan dunia usaha dunia
industri yang hadir adalah menindaklanjuti rekomendasi yang diuraikan di dalam laporan
dan rekomendasi ini, dan terciptanya sebuah jejaring atau hub untuk melanjutkan diskusi
konstruktif dan kolaborasi inovatif di waktu selanjutnya.

14
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

KULIAH-KERJA
FEST! ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

2021

UCAPAN TERIMA KASIH


Tanoto Foundation melalui program TELADAN mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Nadiem Makarim, Ibu Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardhani,
Bapak Prof. Aris Junaidi, Bapak Nurhadi Irbath, Bapak Heriyanto Agung
Putra, Bapak Sofyan Rohidi, Bapak Prof. Budi Setiyono, S.Sos.,
M.Pol.Admin., Ph.D, Bapak Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si, Bapak Ir. Insannul
Kamil, M.Eng, Ph.D, Bapak Dr. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn, Bapak
Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto DEA., Drh., Ibu Nur Indah Lestari,
Ibu Ayu Siahaan, Ibu Yenita Oktora, Ibu Agustina Samara, Ibu Nina
Agustriana, Ibu Dr. Rahmi Fahmy, SE, MBA., Bapak Agung Sugeng
Widodo, ST., MT., Ph.D, Bapak Wahyu Widhiarso S. Psi. MA, Bapak Dr.
Sonny Rustiadi SE, MBA, PhD, CBAP, Bapak Dr. Ir. Hendri Syamsuddin, M.
Sc., Ph.D., Ibu Veronica Shinta, Bapak Yanuar Kurniawan, Ibu Rine, Ibu
Soraya Candrasari, Bapak Nanang Chalid, dan Bapak Allis Brawijaya,
Saudara Linggom Bona Anggara, Saudari Tsamrat's Zahra, Saudari
Natasya Angelina, Saudara Theo Gerald, Saudari Madeleine Nathania, dan
Saudara Irfan Maulana Nasution atas kontribusi dalam proses diskusi
dalam Kuliah-Kerja Fest! 2021.

15
Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan

Tanoto Foundation TanotoEducation


TanotoEducation
TanotoFoundation
+62 21 392 3189 TanotoFoundation
info@tanotofoundation.org
Tanoto Foundation
www.tanotofoundation.org
Tanoto Foundation

Anda mungkin juga menyukai