Anda di halaman 1dari 7

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 2 322

REVIEW ARTIKEL : AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH


MANGGIS (Garnicia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAt
Noer Erin Meilina, Aliya Nur Hasanah
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor, 45363
noererinmeilina@gmail.com

ABSTRAK
Jerawat merupakan penyakit radang yang dapat terjadi di kulit wajah, leher, dada dan
punggung. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang berlebihan dan
diperburuk oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri pada penyakit jerawat dapat diobati dengan
antibakteri. Kulit buah manggis mengandung senyawa -mangostin yang merupakan turunan
xanton, dimana senyawa tersebut memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan literature
review ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis (Garnicia
mangostana L.) terhadap bakteri penyebab jerawat. Ekstrak kulit buah manggis memiliki
aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab jerawat, yaitu Propionibacterium
acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis sehingga ekstrak kulit buah
manggis berpotensi untuk dijadikan terapi alternatif dari tumbuhan sebagai antibakteri pada
penyakit jerawat.
Kata kunci : Jerawat, Antibakteri, Ekstrak Kulit Buah Manggis.

ABSTRACT
Acne is an inflammatory disease that can occur in the skin of the face, neck, chest and back.
The disease is caused by excessive hormonal activity and aggravated by bacterial infection.
Bacterial infections in acne diseases can be treated with antibacterials. Mangosteen pericarp
contains -mangostin compounds which are derived from xanton, where the compound has
activity as an antibacterial. The purpose of this literature review is to determine the
antibacterial activity of mangosteen pericarp extract (Garnicia mangostana L.) against acne-
causing bacteria. Mangosteen pericarp extract has antibacterial activity against some acne-
causing bacteria, namely Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, and
Staphylococcus epidermidis, so mangosteen pericarp extract has a potential to be alternative
therapy of plants as antibacterial in acne disease.
Keywords : Acne, Antibacterial, Mangosteen Percicarp Extract.
Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN terjadi pada kulit wajah, leher, dada dan


punggung. Meskipun jerawat tidak
Jerawat (acne vulgaris) merupakan
berdampak fatal, tetapi cukup merisaukan
suatu penyakit peradangan kronik dari unit
karena dapat menurunkan kepercayaan
pilosebaseus yang ditandai dengan adanya
diri, terutama mereka yang peduli akan
komedo, papula, pustula, nodul, kista, dan
penampilan (Tjekyan, 2008).
skar (Saragih, dkk., 2016). Jerawat sering
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 323

Di Indonesia, catatan studi salah satunya manggis. Manggis (Garnicia


dermatologi kosmetika Indonesia mangostana L.) merupakan tanaman yang
menunjukan yaitu terdapat 60% penderita banyak ditemukan di hutan hujan tropis
jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada kawasan Asia Tenggara, termasuk
tahun 2007 (Purwaningdyah dan Nelva, Indonesia, Malaysia, Sri Langka, Filipina
2013). Baik di negara maju maupun dan Thailand (Pedraza-Chaverri, dkk.,
berkembang, penderita penyakit jerawat 2008). Manggis identik dengan julukan
lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria, ratu buah tropis (queen of tropical fruit),
dengan puncak kejadian pada usia 15 tahun dimana seluruh bagian dari buah ini dapat
(Lynn, dkk., 2016). dimanfaatkan, termasuk kulit buahnya
Penyebab terjadinya jerawat antara (Komansilan, dkk., 2015). Tanaman ini
lain faktor genetik, endokrin, psikis, biasa digunakan untuk mengobati sakit
musim, stres, makanan, keaktifan kelenjar perut, diare, disentri, luka yang terinfeksi,
sebasea, infeksi bakteri, kosmetika, dan supurasi, dan ulkus kronis (Pedraza-
bahan kimia lain (Al-Hoqail, 2003). Chaverri, dkk., 2008).
Jerawat dapat disebabkan oleh aktivitas Khasiat manggis salah satunya
kelenjar minyak yang berlebihan dan berasal dari senyawa xanton, yaitu
diperburuk oleh infeksi bakteri. Bakteri metabolit sekunder dalam kulit buah
penyebab jerawat terdiri dari manggis. Xanton merupakan substansi
Propionibacterium acnes (Chomnawang, kimia alami yang tergolong dalam senyawa
dkk., 2007), Staphylococcus aureus kelas polifenolik (Suvarnakuta, dkk.,
(Sarlina, dkk., 2017), Staphylococcus 2011). Beberapa anggota dari senyawa ini
epidermidis (Suryana, dkk., 2017), dll. berfungsi sebagai antioksidan, antitumor,
Antibiotik digunakan sebagai salah anti alergi, anti-inflamasi, antibakteri,
satu cara efektif dalam pengobatan jerawat, antijamur dan antivirus. Xanton yang
seperti klindamisin, tetrasiklin, dan terdapat pada kulit buah manggis terdiri
eritromisin (Guay, 2007). Tetapi, dari adalah α-, β-, dan γ-mangostin,
penggunaan antibiotik yang tidak tepat garcinon E, 8-deoksigartanin, gartanin, dll
dapat menyebabkan resistensi (Sholih, (Pedraza-Chaverri, dkk., 2008). Salah satu
dkk., 2015). Oleh karena itu, diperlukan khasiat senyawa α-mangostin yaitu sebagai
adanya terapi alternatif dari tumbuhan antibakteri (Sakagami, dkk., 2005).
yang berpotensi tinggi sebagai antibakteri. Kulit buah manggis mengandung
Di alam terdapat banyak tanaman beberapa senyawa fitokimia yaitu senyawa
yang memiliki khasiat sebagai antibakteri, golongan alkaloid, saponin, tanin, fenolik,
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 324

flavonoid, triterpenoid, steroid, dan asam lemak jenuh yang menyebabkan


glikosida. Senyawa yang berpotensi sebum menjadi padat. Jika produksi sebum
sebagai antibakteri terdiri dari saponin, bertambah, P.acnes juga akan bertambah
flavonoid, dan tanin. Saponin dapat banyak yang keluar dari kelenjar sebasea,
meningkatkan permeabilitas membran sel karena P.acnes merupakan pemakan
sehingga sel bakteri menjadi hemolisis. lemak. Populasi bakteri tersebut dapat
Flavonoid berkecenderungan mengikat diturunkan dengan memberikan antibakteri
protein sehingga dapat mengganggu proses (Harahap, 2000).
metabolisme bakteri. Pada konsentrasi Aktivitas antibakteri ekstrak kulit
rendah, tanin berfungsi sebagai buah manggis terhadap bakteri P.acnes
bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi dapat dibuktikan dengan melakukan
tinggi, tanin berfungsi sebagai antimikroba pengukuran nilai Konsentrasi Hambat
dengan cara mengkoagulasi protoplasma Minimum (KHM) dan Konsentrasi
bakteri sehingga terbentuk ikatan yang Bakterisidal Minimum (KBM) pada
stabil dengan protein bakteri (Poeloengan pertumbuhan P. acnes pada ekstrak etanol
dan Praptiwi, 2010). kulit buah manggis. Ekstrak etanol kulit
buah manggis memiliki aktivitas
POKOK BAHASAN
antibakteri, baik sebagai bakteriostatik,
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
maupun sebagai bakterisidal, tergantung
Buah Manggis terhadap
dari konsentrasi ekstraknya. Ekstrak kulit
Propionibacterium acnes
buah manggis berfungsi sebagai
Propionibacterium acnes
bakteriostatik terhadap bakteri P.acnes
merupakan bakteri gram positif anaerob
pada nilai KHM 64 µg/mL, sedangkan
yang dapat menyebabkan inflamasi pada
dapat berfungsi pula sebagai bakterisidal
kulit (Brzuszkiewicz, dkk., 2011). Bakteri
pada nilai KBM >1024 µg/mL (Sukandar,
ini merupakan organisme utama yang
dkk., 2014). Jadi, semakin besar
berperan dalam pembentukan jerawat
konsentrasi ekstrak, maka ekstrak tersebut
(Aida, dkk., 2016).
dapat berfungsi sebagai bakterisidal
P.acnes mengeluarkan enzim
terhadap bakteri P. acnes.
hidrolitik yang menyebabkan kerusakan
Selain itu, aktivitas antibakteri kulit
folikel polisebasea dan meghasilkan lipase,
buah manggis dapat dibuktikan pula
hialuronidase, protease, lesitinase, dan
dengan dilakukan pengukuran diameter
neurimidase yang memegang peranan
zona hambat pada pertumbuhan P. acnes
penting pada proses peradangan. P.acnes
pada sampel ekstrak etanol 70% kulit buah
mengubah asam lemak tak jenuh menjadi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 325

manggis sebagai bahan uji, antibiotik zona hambat 6 mm. Hal ini membuktikan
klindamisin sebagai kontrol positif, dan α- bahwa ekstrak kulit buah manggis
mangostin sebagai marker (Rismana, dkk., berpotensi untuk dijadikan terapi alternatif
2014). dari tumbuhan sebagai antibakteri pada
penyakit jerawat.
.Klindamisin merupakan suatu
antibiotik yang dapat bekerja sebagai
bakteriostatik maupun bakterisidal, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
tergantung pada konsentrasi obat, tempat Buah Manggis terhadap Staphylococcus
infeksi dan organisme penyebab infeksi aureus dan Staphylococcus epidermidis
(Mulyani, dkk., 2017). Klindamisin Staphylococcus sp. sering
digunakan untuk mengobati infeksi serius ditemukan sebagai flora normal pada kulit
akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob dan selaput lendir manusia. Bakteri ini
gram positif (BPOM RI, 2015). P.acnes dapat menyebabkan infeksi baik pada
merupakan bakteri gram positif manusia, maupun hewan (Amanati, 2014).
(McDowell, dkk., 2013), sehingga Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
klindamisin dapat dipilih sebagai kontrol epidermidis merupakan bakteri gram
positif pada percobaan. positif yang dapat menyebabkan infeksi
kulit, salah satunya yaitu jerawat. Pada
Pertumbuhan P.acnes dengan
umumnya, S.aureus bersifat koagulase
diameter zona hambat 6 mm dapat
positif, sedangkan S.epidermidis bersifat
diperoleh pada konsentrasi ekstrak etanol
koagulase negatif (Brooks, dkk., 2005).
70% kulit buah manggis sebesar 0,16%,
Aktivitas antibakteri ekstrak kulit
klindamisin sebesar 1,25%, dan senyawa
buah manggis terhadap bakteri S.aureus
α-mangostin sebesar 0,006%. α-mangostin
dapat dibuktikan dengan melakukan
merupakan salah satu senyawa yang
pengukuran nilai KHM dan KBM pada
berperan dalam aktivitas antibakteri dan
pertumbuhan S.aureus pada ekstrak etanol
dapat dijadikan marker pada ekstrak kulit
kulit buah manggis. Ekstrak kulit buah
buah manggis (Rismana, dkk., 2014). Jika
manggis berfungsi sebagai bakteriostatik
membandingkan efektivitas antibakteri
terhadap bakteri S.aureus pada nilai KHM
P.acnes antara ekstrak kulit buah manggis
64 µg/mL, sedangkan dapat berfungsi pula
dan klindamisin, maka dapat dilihat bahwa
sebagai bakterisidal pada nilai KBM
ekstrak kulit buah manggis memerlukan
>1024 µg/mL (Sukandar, dkk., 2014).
konsentrasi yang lebih kecil dibandingkan
Sedangkan pada bakteri Staphylococcus
klindamisin untuk mencapai nilai diameter
epidermidis, ekstrak kulit buah manggis
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 326

berfungsi sebagai bakteriostatik pada nilai UCAPAN TERIMAKASIH


KHM 32 µg/mL, sedangkan dapat Penulis mengucapkan terima kasih
berfungsi pula sebagai bakterisidal pada kepada Rizky Abdulah, PhD., Apt. selaku
nilai KBM >1024 µg/mL (Sukandar, dkk., dosen mata kuliah Metodologi Riset dan
2014). Biostatistik yang telah memberikan
Penentuan nilai KHM ekstrak kulit pengarahan sehingga ulasan ini dapat
buah manggis terhadap S.aureus dan terselesaikan dengan baik.
S.epidermidis adalah 2%. Oleh karena itu,
DAFTAR PUSTAKA
penggunaan konsentrasi ekstrak lebih dari
2% dapat menghambat pertumbuhan Aida, A. N., Enny S., dan Misnawi. 2016.
Uji In Vitro Efek Ekstrak Etanol
S.aureus dan S. epidermidis. Hal ini Biji Kakao (Theobroma cacao)
dibuktikan dengan pengukuran DDH sebagai Antibakteri terhadap
Propionibacterium acnes. e-Jurnal
(Diameter Daerah Hambat) bakteri Pustaka Kesehatan. 4(1) : 127-131.
S.aureus dan S.epidermidis pada Al-Hoqail, I. A. 2003. Knowledge, Beliefs
konsentrasi ekstrak kulit manggis 3,125% and Perception of Youth Toward
Acne Vulgaris. Saudi Med J. 24(7)
sebesar 7 mm. Sedangkan, pengukuran : 765-768.
DDH masing-masing bakteri S.aureus dan
Amanati, L. 2014. Uji Bakteri
S.epidermidis pada konsentrasi ekstrak Staphylococcus aureus dan Bacillus
cereus pada Produ Mi Instan yang
kulit buah manggis 50% rata-rata sebesar
beredar di Pasaran. Berita Litbang
11 mm dan 12,3 mm (Poeloengan dan Industri. 3(2) : 73-80.
Praptiwi, 2010). BPOM RI. 2015. Klindamisin. Tersedia
online di
KESIMPULAN http://pionas.pom.go.id/monografi/
klindamisin [diakses 29 Juni 2018].
Ekstrak kulit buah manggis
(Garnicia mangostana L.) memiliki Brooks, G.F., Janet, S. B., dan Stephen A.
M. 2005. Mikrobiologi Kedokteran
aktivitas antibakteri terhadap beberapa Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
bakteri penyebab jerawat, yaitu
Brzuszkiewicz, E., January Weiner, Antje
Propionibacterium acnes, Staphylococcus Wollherr, Andrea Thürmer,
Jennifer Hüpeden, Hans B.
aureus, dan Staphylococcus epidermidis
Lomholt, Mogens Kilian, Gerhard
sehingga ekstrak kulit buah manggis Gottschalk, Rolf Daniel, Hans-
Joachim Mollenkopf, Thomas F.
berpotensi untuk dijadikan terapi alternatif
Meyer, dan Holger Brüggemann.
dari tumbuhan sebagai antibakteri pada 2011. Comparative Genomics and
Transcriptomics of
penyakit jerawat.
Propionibacterium acnes. Plos
One. 6(6).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 327

Chomnawang, M. T., Suvimol Surassmo, Poeloengan, M., dan Praptiwi. 2010. Uji
Veena S. Nukoolkarn, dan Wandee Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Gritsanapan. 2007. Effect of Buah Manggis (Garcinia
Garcinia mangostana on mangostana Linn). Media Litbang
Inflammation Caused by Kesehatan. 20(2) : 65-69.
Propionibacterium acnes.
Fitoterapia. 78(6) : 401-408. Purwaningdyah, R. A. K., dan Nelva K. J.
2013. Profil Penderita Akne
Guay, D. R. P. 2007. Topical Clindamycin Vulgaris pada Siswa-Siswi di SMA
in The Management of Acne Shafiyyatul Amaliyyah Medan. E-
Vulgaris. Expert Opin. Journal FK USU. 1(1) : 1-8.
Pharmacother. 8(15) : 2625-2664.
Rismana, E., Susi K., Olivia B., Nizar, dan
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Marhamah. 2014. Pengujian
Jakarta: Hipokrates Aktivitas Antiacne Nanopartikel
Kitosan – Ekstrak Kulit Buah
Komansilan, J. G., Christy N. M., dan Manggis (Garcinia mangostana).
Olivia W. 2015. Daya Hambat Media Litbangkes. 24(1) : 19-27.
Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Sakagami, Y., M. Iinuma, K. G. N. P.
Streptococcus mutans. Jurnal e- Piyasena, dan H. R. W.
GiGi (eG). 3(2) : 309-316. Dharmaratne. 2005. Antibacterial
Activity of α-mangostin Against
Lynn, D. D., Tamara Umari, Caori A. D., Vancomycin Resistant Enterococci
dan Robert P. D. 2016. The (VRE) and Synergism with
Epidemiology of Acne Vulgaris in Antibiotics. Phytomedicine. 12(3) :
Late Adolescence. Adolescent 203-208.
Health, Medicine and Therapeutics.
7 : 13-25. Saragih, D. F., Hendri Opod, dan Cicilia
Pali. 2016. Hubungan Tingkat
McDowell, A., Sheila P., Yoshiobu E., Kepercayaan Diri dan Jerawat
Peter L., dan Anne E.2013. (Acne vulgaris) pada Siswa-Siswi
Propionibacterium acnes in Human Kelas XII di SMA Negeri 1
Health and Disease. BioMed Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm).
Research International. 2013, 4(1).
Article ID 493564 : 1-3.
Sarlina, Abdul Rahman Razak, dan
Mulyani, Y. W. T., Dadan H., Isbiyantoro, Muhamad Rinaldhi Tandah. 2017.
dan Yeny F. 2017. Ekstrak Daun Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan
Katuk (Sauropus androgynus (L) Gel Ekstrak Daun Sereh
Merr) sebagai Antibakteri terhadap (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Propionibacterium acnes dan terhadap Bakteri Staphylococcus
Staphylococcus epidermidis. Jurnal aureus Penyebab Jerawat. Jurnal
Farmasi Lampung. 6(2) : 46-54. Farmasi Galenika. 3(2) : 143-149.
Pedraza-Chaverri, J., Noemí Cárdenas- Sholih, M. G., Ahmad M., dan Siti S.
Rodríguez, Marisol Orozco-Ibarra, 2015. Rasionalitas Penggunaan
dan Jazmin M. Pérez-Rojas. 2008. Antibiotik di Salah Satu Rumah
Medicinal Properties of Sakit Umum di Bandung Tahun
Mangosteen (Garcinia 2010. Jurnal Farmasi Klinik
mangostana). Food and Chemical Indonesia. 4(1) : 63-70.
Toxicology. 46(10) : 3227-3239.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 328

Sukandar, E. Y., Afrillia Nuryanti Staphylococcus epidermidis dengan


Garmana, dan Citra Khairina. 2014. Metode Mikrodilusi M7 – A6CLSI.
Uji Aktivitas Antimikroba IJPST. 4(1) : 1-9.
Kombinasi Ekstrak Perikarp
Manggis (Garcinia mangostana L.) Suvarnakuta, P., Chanchawee C., dan
dan Kelopak Bunga Rosella Sakamon D. 2011. Effects of
(Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Drying Methods on Assay and
Bakteri Penginfeksi Kulit. Acta Antioxidant Activity of Xanthones
Pharmaceutica Indonesia. 39(3-4) : in Mangosteen Rind. Food
57-62. Chemistry. 125(1) : 240-247.

Suryana, S., Yen Yen Ade Nuraeni, dan Tjekyan, R. M. S. 2008. Kejadian dan
Tina Rostinawati. 2017. Aktivitas Faktor Resiko Akne Vulgaris.
Antibakteri Ekstrak Etanol dari Media Medika Indonesia. 43(1) :
Lima Tanaman terhadap Bakteri 37-43.

Anda mungkin juga menyukai