Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

W
DENGAN GOUTH ARTHRITIS DI KELURAHAN LAPULU RT 02

DOSEN PEMBIMBING : ANISA PURNAMASARI, S.Kep.,Ns.,M.Kep

OLEH:

NAMA : SRI RAHAYU

NIM : N202001100

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GOUTH ARTHRITIS

A. Pengertian Gouth Arthritis


Menurut Moreau, David (2005) dalam Reny Yuli (2014) Gout adalah penyakit
metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada sendi. Gout
adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di
sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga
mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan
tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dantendon. Gout biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan
dapat mempengaruhi beberapa sendi.
1. Klasifikasi
Klasifikasi gout dibagi menjadi dua yaitu :
a. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat
produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
b. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaitu :
1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada Kelainan
mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, myeloma retikulasi) Sindroma
Lesch-Nyhan yaitu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine
fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian
orang dewasa Gangguan penyimpanan glikoge. Pada pengobatan
anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi
pengeluaran asam urat.
2) Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada Kegagalan ginjal
kronik, pemakaian obat-obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretic
dan sulfonamide Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik,
hiperparatiroidisme dan pada miksedema
3) Obesitas (kegemukan)
4) Intoksikasi (keracunan timbal)
5) Pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik
dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton (hasil buangan
metabolism lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton
yang meninggi akana menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.
Penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:
a. Tahap 1 (Tahap akut)
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan arthritis yang khas untuk
pertama kalinya. Serangan arthritis tersebut akan menghilang tanpa pengobatan
dalam waktu 5-7 hari. Bila dilakukan pengobatan maka akan cepat menghilang.
Karena cepat menghilang maka penderita sering menduga kakinya hanya keseleo
atau terkena infeksi, sehingga tidakmenduga terkena penyakit gout arthritis dan
tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada pemeriksaan kadang-kadang
tidak ditemukan ciri-ciri penderita terserang penyakit gout arthritis. Ini karena
serangan pertama berlangsung secara singkat dan dapat sembuh dengan
sendirinya (self-limiting), maka penderita sering berobat ke tukang urut dan pada
saat penderita sembuh, penderita menyangka hal itu dikarenakan hasil
urutan/pijatan. Namun jika dilihat dari teori, nyeri yang diakibatkan asam urat
tidak boleh dipijat atau diurut, tanpa diobati atau diurut sekalipun serangan
pertama kali akan hilang dengan sendirinya.
b. Tahap 2 (Tahap Interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10
tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang
waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah
menderita serangan gout arthritis akut .
c. Tahap 3 (Tahap Intermitten)
Setelah melewati masa Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala,
maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan serangan arthritis
yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan
(kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya
makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin panjang, dan
jumlah sendi yang terserang makin banyak.
d. Tahap 4 (Tahap Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah mengalami sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang
sering meradang yang disebut dengan Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras
yang berisi serbuk kapur yang merupakan deposit dari Kristal monosodium urat.
Thopi ini akan menyakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya.
B. Etiologi Gout Arthritis
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau factor
dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan
karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia
diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu,
asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan
polisitemia, konsumsi obat-obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga
bisa menyebabkan asam urat.
C. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari
7,0 mg/dl) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan
atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap
dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai.
Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis
yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul (Smeltzer, 2002).
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik
menunjukkan bahwa faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan
reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis
kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik (Smeltzer,
2002).
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat
setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah
menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal.
Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada laki-laki.
Ada prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu
dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah faktor yang agaknya
memengaruhi timbulnya penyakit ini termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak
dionati. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai normal asam
urat serum pada laki-laki adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0
± 1,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan
gout. Dalam tahapan ini pasien tidak menunjukan gejala-gejala selain dari
peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari pasien hiperurisemia asimtomatik
yang berlanjut menjadi serangan gout akut. Tahap kedua adalah artritis gout akut.
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa,
biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Artritis bersifat
monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin
terdapat demam dan peningkatan jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh
pembedahan, trauma, obat-obatan (diuretik), alkohol, atu stres emosional. Tahap
ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera. Sendi-sendi
lainnya juga dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki,
pergelangan tangan, dan siku. Serangan gout akut biasanya pulih tanpa
pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10-14 hari.
Tahap ketiga setelah serangan gout akut, adalah tahap interktiris. Tidak
dapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan
sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam
waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
Tahap keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat
yang terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit,
dan kaku, pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Serangan akut artritis
gout dapat terjadi dalam tahap ini.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah
buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitum medula, papila,
dan piramid, sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asma
urat juga dapat terbentuk sebagai akibat sekunder dari gout. Batu biasanya
berukuran kecil, bulat, dan tidak terlihat pada pemeriksaan radiografi (Kowalak,
2002).
D. Manifestasi Klinis Gout Arthritis
Arthritis gout muncul sebagai serangan radang sendi yang timbul
berulang-ulang. Gejala khas dari serangan arthritis gout menurut Sarif La Ode
(2012) adalah :
a. Nyeri sendi
b. Menyerang satu sendi saja
c. Kemerahan dan bengkak pada sendi, panas
d. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pina telinga
e. Kesemutan dan linu
f. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
g. Gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang paling utama untuk gout arthritis yaitu pemeriksaan cairan
sinovial. Pada pemeriksaan ini menunjukkan adanya kristal monosodium urate
(MSU). Identifikasi kristal MSU dianggap sebagai standar emas untuk diagnosis
(Saigal & Abhishek, 2015). Diagnosis dapat dikonfirmasi melalui aspirasi
persendian yang mengalami inflamasi akut atau dicurigai topus (Sholikah, 2014).
Diagnosis artritis gout dilakukan sesuai dengan kriteria dari The American
College of Rheumatology (ACR) yaitu terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau
tofus dan/atau bila ditemukan 6 dari 12 kriteria yaitu, Inflamasi maksimum pada
hari pertama, serangan akut lebih dari satu kali, artritis monoartikuler, sendi yang
terkena berwarna kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada sendi
metatarsofalangeal, serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral, adanya
tofus, hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl) , pada foto
sinar-X tampak pembengkakan sendi asimetris dan kista subkortikal tanpa erosi,
dan kultur bakteri cairan sendi negatif (Widyanto, 2014).
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan
terapi makanan/diet. Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk
meninggikan bagian yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan
yang berasal dari alas tempat tidur dan memberikan kompres dingin untuk
mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang
tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk
minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan
perintahkan untuk menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
a. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin,
herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng.
b. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya,
kangkung.
c. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
d. Bahan makanan yang diperbolehkan :
1) Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam
jumlah terbatas)
2) Semua jenis buah-buahan
3) Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
4) Semua macam bumbu.
e. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan
gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi
f. Batasi konsumsi lemak
g. Banyak minum air putih
Obat – obat penurun kadar asam urat terdiri dari :
a. Kelompok urikosurik yaitu probenesid, sulfinpirazon, bensbromaron,
azapropazon.
b. Kelompok xanthine oxydase yaitu : allopurinol. (Pudiyono, 2011).

G. Komplikasi
Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe
degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi.
Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut
juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis,
dekstruksi kartilago, dan erosi tulang.
Arthritis gout telah lama diasosiasikan dengan peningkatan resiko terjadinya
batu ginjal. Penderita dengan artritis gout membentuk batu ginjal karena urin
memilki pH rendah yang mendukung terjadinya asam urat yang tidak terlarut
(Liebman et al, 2007). Terdapat tiga hal yang signifikan kelainan pada urin yang
digambarkan pada penderita dengan uric acid nephrolithiasis yaitu hiperurikosuria
(disebabkan karena peningkatan kandungan asam urat dalam urin), rendahnya pH
(yang mana menurunkan kelarutan asam urat), dan rendahnya volume urin
(menyebabkan peningkatan konsentrasi asam urat pada urin) (Sakhaee dan Maalouf,
2008).
Pathway
SAP

(Satuan Acara Penyuluhan)

- Pokok Bahasan : Gouth Arthritis

- Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Gouth Arthritis

2. Penyebab Gouth Arthritis

3. Gejala Gouth Arthritis

4. Cara mencegah dan mengobati Gouth Arthritis

- Hari dan Tanggal : Rabu, 1 Desember 2021

- Tempat : Kelurahan Lapulu RT 02

- Waktu : 15 menit

- Sasaran : Lansia (Ny.W)

- Pemateri : Sri Rahayu


1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit di harapkan audiens mampu


memahami/mengetahui/mengerti tentang Gouth Arthritis.

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit di harapkan : audiens


mampu memahami tentang:
a. Pengertian Gouth Arthritis (Asam urat)
b. Penyebab Gouth Arthritis
c. Tanda dan gejala Gouth Arthritis
d. Cara mengatasi Gouth Arthritis
e. Makanan yang dihindari
f. Pengobatan tradisional Gouth Arthritis

3. Materi
a. Pengertian Gouth Arthritis
b. Penyebab Gouth Arthritis s
c. Tanda dan gejala Gouth Arthritis
d. Cara mengatasi Gouth Arthritis
e. Makanan yang harus dihindari
f. Pengobatan tradisional Gouth Arthritis
Terlampir
4. Metode : Ceramah
Tanya jawab
5. Media : - Leaflet
6. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu dan Kegiatan Pemberi Materi Kegiatan Sasaran Media
Tahap
1 Tahap 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab Salam
Orientasi 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
(5 menit) Perkenalan
3. Menyampaikan TIU 3. Memperhatikan TIU
dan TIK
dan TIK
4. Menyampaikan Hal-
4. Apresepsi(Mengkaji hal yang dketahui
tentang Gouth
Pengetahuan Sasaran)
Arthritis
5. Kontrak Bahasa 5. Memilih bahasa
Yang akan digunakan
Tahap kerja 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan Leaflet
Tentang: Penjelasan
(15 menit) a. Pengertian Gouth 2. Memperhatikan
Arthritis penjelasan
b. Penyebab Gouth 3. Sasaran
Arthritis Mengajuka
c. Tanda dan gejala Pertanyaan
Gouth Arthritis 4. Mendengarkan
d. Cara mengatasi Jawaban dari
Gouth Arthritis Presentator
e. Makanan yang harus 5. Merasa dihargai dan
dihindari senang
f. Pengobatan tradisional
Gouth Arthritis

2. Memberi Kesempatan
Bertanya kepada
Sasaran
3. Menjawab pertanyaan
dari sasaran
4. Memberikan Rein
Forcement
Tahap 1. Evaluasi Penyuluhan 1.Menjawab Pertanyaan
Terminasi 2. Menyimpulkan 2. Memperhatikan
3. Menutup dengan Salam 3. Menjawab Salam
(5 menit)
7. Evaluasi

a. Prosedur

- Pertanyaan lisan tentang Gouth Arthritis

b. Kriteria

- Struktur : - Menyiapkan SAP

- Menyiapkan media

- Menyiapkan tempat

- Kontrak waktu dengan sasaran

- Proses :   - Sasaran memperhatikan saat diberi pendidikan


kesehatan

- Sasaran mampu memahami materi yang diberikan oleh


presentator

- -Hasil : -Sasaran mampu menjawab pertanyaan

- > 80% = Berhasil

- 50-80% = Cukup

- < 50% = Kurang berhasil


Lampiran

Gambar 1: Saat melakukan wawancara dengan Ny.W

Gambar 2 : Melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.W

Gambar 3&4 : Memberikan pendidikan kesehatan Asam Urat pada Ny.W

Anda mungkin juga menyukai