Makalah Psikologi
Makalah Psikologi
LATAR BELAKANG
1. DEFINISI MEDIA
a. Teori dan Pengertian Media
b. BUKU
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang di jilid menjadi satu
pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah
lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan
dalam bidang informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku electronic, yang
mengandalkan perangkat seperti computer meja, computer jinjing (laptop), computer
tablet, telephone celuler dan lain-lain, serta menggunakan perangkat lunak tertentu
untuk membacanya.
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata kitab yang diserap dari bahasa Arab,
yang memiliki arti buku. Kemudian pada penggunaan kata tersebut ,ata kitab
ditunjukan hanya kepada sebuah teks atau tulisan yang dijilid menjadi satu. Biasanya
kitab merujuk kepada jenis tulisan kuno yang mempunyai ketetapan hukum, atau
dengan kata lain merupakan undang-undang yang mengatur. Istilah kitab biasanya
digunakan untuk menyebutkan karya sastra para pujangga pada masa lampau yang
dapat dijadikan sebagai bukti sejarah untuk mengungkapkan suatu peristiwa masa
lampau seperti halnya kitab suci. Kerajaan-kerajaan di nusantara pada masa lampau
memberi kedudukan yang penting bagi para pujangga untuk menceritakan kehidupan
dan kekuasaan raja-raja pada waktu itu untuk diriwayatkan dengan cara ditulis.
E-book sendiri memanfaatkan teknologi dan format baru yang membuat orang
bisa mendownload file dikomputer mereka masing-masing, termasuk perangkat
portable khusus. E-book format paperback keluaran Rocket adalah e-book pertama
yang muncul dipasaran pada tahun 1998 dengan harga $499. Harganya kemudian turun
dan pada 2001 muncul pesaing yang menjual dengan harga $200. Pertama-tama, hanya
tersedia sedikit judul, dan judul untuk perangkat ini dihentikan pada tahun 2003. Tetapi
para penerbit, yang melihat peluang pasar baru, mulai membuat format untuk computer
laptop dan perangkat kecil yang bisa dibawa kemana-mana seperti Palm Pilot.
Dikemudian hari, bukan hanya karya Stephen yang akan tersedia untuk di-download
tetapi juga (jangan kaget) buku-buku teks akademik (textbooks).
a. BUKU
Sebelumnya para ilmuan sangat lambat untuk mengetahui apa saja yang telah
dipelajari dan diteliti oleh rekan-rekannya di tempat jauh. Dengan munculnya laporan
yang bisa diproduksi secara masal, ilmuwan dapat cepat melakukan penelitian
berdasarkan penelitian lainnya yang sudah ada sebelumnya. Ini membuka jalan untuk
revolusi ilmiah yang berlangsung di era 1600-an dan telah mengubah esistensi manusia.
Penemuan ini juga menyebabkan reformasi social. Biaya produksi buku turun
drastic setelah muncul produksi masal, dan menyebabkan buku atau cetakan dapat di
beli oleh orang-orang diluar lingkungan elite. Orang awam ini lalu berkenalan dengan
ide-ide baru dan mereka mulai memandang kondisi manusia dan struktur social dan tata
pemerintahan dengan cara yang berbeda. Tanpa media cetak ini, barangkali era
Renaisans (sebuah periode kebangkitan intelektual, seni, dan cultural di era 1500-an
dan 1600-an) tidak akan muncul.
Daya tahan cetakan dalam bentuk buku melebihi daya tahan media tradisional
lainnya. Buku memiliki umur yang panjang, yang membuatnya menjadi sarana utama
bagi generasi masa lalu untuk berbicara pada kita sekarang dan menyampaikan
pengalaman, observasi, dan pemahaman mereka kepada kita. Buku adalah penyimpan
utama kebudayaan manusia.
Serial buku pegangan atau buku ajar (text book) karya William Holmes
McGuffey menyebabkan Amerika menjadi pelopor bebas buta huruf. Lebih dari 122
juta buku pegangan McGuffey terjual pada awal 1836, bertepatan dengan meluasnya
pendidikan public sebagai bagian dari kredo Amerika.
Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam
proses komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan
tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media (Agee dalam
Ardianto, 2007 : 58). Media massa dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita.
Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu media
massa cetak dan media massa elektronik. Yang termasuk media massa cetak yaitu
buku, surat kabar, dan majalah. Sedangkan yang termasuk media massa elektronik
yaitu radio, televisi, film, dan media on-line (internet).
Di Indonesia, perkembangan media massa telah menunjukkan kecenderungan
yang pesat, baik media cetak maupun media elektronik baik lokal maupun asing.
Dengan demikian, kebutuhan kita akan hiburan, informasi dan pendidikan dapat
terpenuhi dengan hadirnya media massa.
Sebagai sebuah bagian dari media massa cetak, buku merupakan sifat yang
paling tidak “massa” dari media massa kita dalam menjangkau khalayaknya dan
besarnya industri itu sendiri, dan fakta ini membentuk hubungan antara media dan
khalayak. Hubungan lebih langsung antara penerbit dan pembaca buku menjadikan
buku memiliki fundamental berbeda dari media massa lainnya.
Buku tidak tergantung dari media massa lain yang menarik khalayaknya
sebesar mungkin, dan lebih mampu dan lebih mungkin untuk menetaskan yang baru,
menantang, atau gagasan yang tidak populer. Buku juga sebagai cerminan budaya.
Sebagai bagian dari komunikasi massa, kebudayaan tentu melekat pada sebuah buku.
Karena komunikasi adalah dasar kebudayaan kita (Carey dalam Baran, 2011 : 10).
Buku merupakan sumber informasi dan hiburan. Buku dapat dikatakan sebagai
pengembangan pribadi dan perubahan sosial. Buku memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan media massa yang lainnya. Buku dapat dinikmati kapan saja dan
dimana saja karena buku tidak terikat oleh tempat dan waktu. Buku juga dapat
mengembangkan topik serta pemikiran-pemikiran baru sehingga ilmu bisa
berkembang secara akumulatif.
Membaca buku adalah aktivitas pribadi yang jauh lebih individual, daripada
mengonsumsi iklan (televisi, radio, surat kabar, dan majalah) atau musik populer dan
film. Dengan demikian, buku cenderung mendorong refleksi pribadi ke tingkat lebih
tinggi daripada media-media lainnya.
Jenis buku pertama yang dirancang untuk menarik perhatian massa muncul di
Abad Pertengahan. Buku itu dikenal dengan nama ‘novel fiksi’ (dari bahasa latin
fingere yang artinya membentuk, menyatukan).
Novel adalah sebuah teks naratif. Novel menceritakan kisah yang
mempresentasikan suatu situasi yang dianggap mencerminkan kehidupan nyata atau
untuk merangsang imajinasi. Di dalam teori semiotika mutakhir, aspek penarasian
seperti ini dinyatakan sebagai intertekstualitas. Interteks adalah teks narasi lain yang
dimainkan oleh sebuah novel melalui pengutipan atau implikasi. Bisa dikatakan ini
adalah teks yang terletak di luar teks utama. Sebuah novel juga bisa memiliki subteks,
yaitu kisah yang secara implisit terkandung di dalamnya yang mendorong sebuah
narasi di permukaan ( Danesi, 2010 : 75).
Novel bisa memberikan dampak begitu besar kepada pembacanya. Makna
umum novel sering dipakai sebagai penafsir untuk menilai peristiwa atau tindakan
yang ada di dalam kehidupan nyata.
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan
oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui
pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa,
pendengar atau pembaca.
3. Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan
(cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
Menurut Steven M. Chaffee dalam Ardianto, (2007 : 50-58), efek media massa
dilihat dari dua pendekatan yaitu efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan
ataupun media itu sendiri dan jenis perubahan yang terjadi pada khalayak.
b. Efek Pesan
a) Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
infomatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
b) Efek Afektif
Efek Afektif kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya.
c) Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori Bandura, orang cenderung
meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya.
Industri buku di Indonesia dengan lebih dari 240 juta populasi masyarakatnya terus
bertumbuh seiring juga meningkatnya perekonomian dan naiknya jumlah kelas menengah
Indonesia. Buku menjadi penting sebagai media informasi, edukasi, dan hiburan yang
menunjukkan kemajuan intelektual suatu bangsa. Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mencoba
menyajikan data perbukuan Indonesia.
Kini ada 1.219 penerbit terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi).
Di antara penerbit itu, 800 tercatat sebagai penerbit aktif. Keseluruhan penerbit adalah
penerbit swasta dan hanya satu penerbit yang tercatat sebagai badan usaha milik negara
(BUMN) yaitu Balai Pustaka. Selain itu, sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia juga
menjalankan aktivitas penerbitan (university press) sebagai unit pelaksana teknis atau juga
unit bisnis.
Pasar penerbitan buku di Indonesia tumbuh sebanyak 6% (per tahun) sepanjang tahun
2007-2012. Pertumbuhan ini sedikit banyak dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia,
perkembangan pesat kelas menengah, dan peningkatan kesadaran akan pendidikan. Ada
korelasi antara peningkatan angka PDB dan naiknya belanja buku rumah tangga secara
signifikan.
c. Produksi Buku
Diperkirakan ada lebih dari 30.000 judul buku yang diterbitkan setiap tahun di
Indonesia. Angka ini hanya menggambarkan untuk judul yang terdaftar dalam catatan resmi,
dan belum termasuk buku yang diterbitkan oleh individu (self publisher) atau organisasi non-
penerbit seperti instansi pemerintah, organisasi non-pemerintah, komunitas independen,
partai politik, dan asosiasi profesi.
Buku anak-anak, agama (Islam), edukasi, fiksi, dan sastra adalah kategori utama dari
judul buku yang diterbitkan di Indonesia.
d. Penjualan Buku
Ada 33.199.557 eksemplar buku terjual di Indonesia sepanjang 2013.
Berdasarkan kontribusi terhadap angka penjualan, kategori berikut menyumbang angka
penjualan terbesar di Indonesia.
Anak 23%
Fiksi dan Sastra 13%
Agama 13%
Pendidikan (Pelajaran) 13%
Referensi dan Kamus 9%
Lain-lain 31%
Kategori lain yang memberi kontribusi signifikan terhadap angka penjualan (2%-5%),
yaitu kategori bisnis dan ekonomi, komputer dan internet, pengembangan diri (motivasi),
Ilmu Sosial, Masakan, dan Pertanian (Profesi/Hobi).
e. Ekspor Impor
1. Ekspor buku dari Indonesia tumbuh 19% per tahun sepanjang 2007-2012. Tujuan
ekspor buku terbesar adalah Pakistan, Singapura, Inggris, Nigeria, dan Hong Kong
(Cina).
2. Indonesia banyak mengimpor buku, terutama dari Belanda, Singapura, Hong Kong
(Cina), Amerika, dan Finlandia.
f. Kanal Distribusi
Ada 150 perusahaan (distributor) yang menyuplai buku ke toko-toko buku maupun
toko alternatif. Beberapa penerbit besar memiliki perusahaan distribusi sendiri dan
kadangkala melayani penerbit-penerbit kecil untuk menyalurkan buku mereka.
h. Kebijakan Pemerintah
◦ Malaysia
k. Pameran Buku
Indonesia Book Fair adalah perhelatan pameran buku tahunan terbesar di Indonesia yang
resmi diselenggarakan Ikapi. Banyak penerbit, baik lokal maupun internasional, berpartisipasi
pada pameran ini. Pameran selanjutnya (IBF 2004) telah ditetapkan pada tanggal 1 s.d. 9
November 2014. Selain itu, di tingkat daerah, ada 1 s.d. 4 kali penyelenggaraan pameran
buku tahunan yang diselenggarakan Ikapi daerah. Sebagai contoh, di Jakarta, ada tiga
pameran buku tahunan, yaitu Islamic Book Fair, Jakarta Book Fair, dan Indonesia Book Fair.
Berikut ini beberapa kota yang juga menyelenggarakan pameran buku secara rutin:
Selain diselenggarakan Ikapi, pameran buku di daerah juga banyak diselenggarakan oleh
event organizer lokal, termasuk juga perguruan-perguran tinggi.
E-book OCD sendiri sudah berkembang menjadi sebuah buku. Buku OCD diterbitkan
oleh Penerbit Buana Ilmu Populer pada tahun 2014 dengan nomor ISBN : 9786022494263.
Untuk e-book ocd yang dipilih oleh penulis sendiri ternyata sudah di download lebih dari 7
juta download. (sumber : http://www.readyforfit.com) angka fantastis tersebut menunjukkan
bahwa e-book ocd sangat digemari oleh masyarakat di Indonesia.
Dari penjelasan yang penulis dapatkan melalui kamun besar bahasa Indonesia online,
penetrasi dapat didefinisikan sebagai sebuah terobosan. Sehingga jika penetrasi dikaitkan
pada penggunaan buku, maka definisi penetrasi penggunaan buku disini ialah bagaimana cara
agar penggunaan buku dapat menjadi terobosan bagi masyarakat dibanding penggunaan
media lainnya. Nah agar supaya buku dapat menerobos masyarakat sehingga setiap
masyarakat mampu menerima buku yang ditawarkan, maka diperlukan adanya sarana
pendistribusian sebagai pengubung antara buku ke masyarakat. Beberapa cara tersebut saat
ini telah dijalankan diantaranya memasarkan buku melalui toko buku atau pasar pasar buku.
Juga seperti membuat perpustakaan kota yang menarik sehingga orang mau membaca buku
buku tersebut. Seperti contoh saat ini ada sebuah perpustakaan unik di semarang bernama
Café de Qiko yang menawarkan cara baru membaca buku. Perpustakaan dibuat unik
menyerupai sarang lebah dan digabungkan dengan café. Sehingga membuat masyarakat lebih
nyaman dalam membaca buku.
Informasi dalam buku dapat dibaca dan dipelajari tanpa batas waktu dan tempat,
kapan saja dan di mana saja dikehendaki asal tersedia penerangan yang cukup. Bentuk
fisiknya yang sederhana dan praktis juga membuatnya mudah dibawa kemana-mana.
Sehingga dimana saja orang bisa membacanya.
Buku dapat dimanfaatkan oleh banyak pemakai dan dapat dipindahkan dari
seorang pemakai kepada pemakai lain. Sehingga orang lain tertarik juga untuk tahu
apa isi dari buku tersebut.
Narasumber
Subjek penelitian yang kami pilih sebagai responden adalah mahasiswa usia
kisaran 16 tahun sampai 23 tahun. Mengapa kami memilih mahasiswa dalam
observasi kami ? karena dalam kehidupan sehari-harinya kita selalu berjuma dengan
mahasiswa. Dan kebanyyakan dari mahasiswa saat ini memiliki rasa keinginan tahu
yang sangat besar. dan saat ini OCD mungkin merupakan salah satu pembeciraan
yang hangat di masyarakat, brgitu pula dengan mahasiswa. Selain itu, menurut kami,
mahasiswa memiliki rasa ingin tahu yang lebih tajam dibandingkan kategori
masyarakat lainnya. Di samping memiliki rasa ingin tahu yang lebih, mahasiswa juga
dikenal mampu mencari informasi yang ia butuhkan di media massa. Target kita
dalam observasi ini merupakan mahasiwa yang melakukan diet dan tidak diet. Apakan
mereka yang sedang melakukan diet maupun tidak diet itu tahun apa itu OCD.
Pertama yaitu mahasiswa yang sedang menjalankan diet. Dengan begitu kita dapat
mengetahui apakah dari in forman tersebut tahu akan ocd, dan jika mereka tahu apa
dampaknya bagi mereka apakah hanya sekedar tahu atau mereka menerapkan apa
yang ada dalam buku tersebut. Dan jika memang merekanmenegetahuinya kita dapat
menyimpulkan apakah mereka terkena dampak kognitif dari buku OCD yang pernah
mereka baca. Kedua yaitu mahasiswa yang tidak melakukan diet. Informan tersebut
tidak melakukan diet teetapi pernah membacanya, nah bagaimana dampak kognitif
bagi informan tersebut.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Deskripsi Efek Terhadap Khalayak
Menurut Donald K. Robert (Komala, dalam Karlinah,dkk. 1999)
mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “ efek hanyalah perubahan perilaku
manusia setelah diterpa pesan media masa”. Oleh karena fokusnya pesan, maka efek
harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media masa. Maka dari itu,
kita mempunyai kesimpulan bahwa media masa dapat menimbulkan efek dari media
masa.
Sedangkan menurut Stiven M. Chaffee efek media masa dapat dilihat dari tiga
pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media masa yang berkaitan
dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat
jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi masa yang berupa
perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal dengan
perubahan kognitif, afektif, dan behavioural. Pendekatan ketiga yaitu observasi
terhadap khalayak yang dikenai efek komunikasi masa.
Pada kelompok kami hanya fokus membahas tentang Efek Kognitif, dimana
efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media masa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.Melalui media masa, kita
memperoleh tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi
secara langsung.
Sedangkan pengaruh efek kognitif sendiri kepada khalayak dapat dijelaskan
dengan contoh seperti pada kasus Robot Gedek. Dimana seseorang mendapatkan
informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” melakukan sodomi kepada anak laki-
laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tau menjadi tau tentang
peristiwa tersebut. Disini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan
kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar
pada upaya untuk memberitahu saja, dan tidak lebih.
C. KERANGKA TEORI
1. Deskripsi Media
2. Efek Media
Menurut Steven M. Chaffee dalam Ardianto, (2007 : 50-58), ada lima jenis efek
kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu diantaranya : efek ekonomis, efek
social, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran/penghilangan perasaan tertentu,
dan efek pada perasaan orang terhadap media.
a. Efek Ekonomi
Kehadiran media di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha
produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Kehadiran surat kabar berarti
menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas Koran, menyuburkan percetakan dan
grafika, mebuka lapangan kerja bagi para wartawan, perancang grafis, pengedar,
pengecer, pencari iklan, dan sebagainya. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah
maupun televisi swasta dapat memberi lapangan kerja kepada sarjana ilmu komunikasi,
para juru kamera, pengarah acara, juru rias, dan profesi lainnya.
b. Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibat
dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat
meningkatkan status social dari pemiliknya. Majalah yang beredar telah menuntun
pembacanya untuk memilih majalah yang menjadi kebutuhannya, misalnya majalah
Gadis umumnya dikonsumsi oleh para remaja putri, majalah otomotif dikonsumsi oleh
para pecinta otomotif, dan sebagainya. Di kota-kota besar di Indonesia, antenna parabola
jaring juga telah membentuk jaringan interaksi social yang baru. Pemilik antenna
parabola telah menjadi pusat jaringan social, yang menghimpun tetangga disekitarnya
yang seideolog. Antenna parabola telah menjadi sarana menciptakan hubungan patron
client yang baru (Suparlan, pada Betty- Soemirat, dalam karlinal, dkk. 1999)
c. Penjadwalan Kegitatan
Sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada umumnya membaca Koran dahulu.
Anak anak sekolah dasar yang biasanya selalu mandi pagi pada har minggu, setelah
hadirnya acara televisi untuk anak anak pada pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi
menjadi jadwal menonton televisi. Pada waktu maghrib, anak anak yang biasanya
mengaji setelah shalat menjadi lebih senang menonton televisi setelah stasiun televisi
menyajikan acara hiburan tertentu pada waktu tersebut
Sedangkan efek pesan media massa diantaranya meliputi efek kognitif, efek afektif,
dan efek behavioural.
a) Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
infomatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media
massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya.
b)Efek Afektif
Efek Afektif kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih
dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, marah dan sebagainya.
c) Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori Bandura, orang cenderung meniru
perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya.