Anda di halaman 1dari 13

KONSEP MARITIM DIKERAJAAN INDONESIA

OLEH :

NURUL FAHIRA DJ (19.4.13.106)

PENGOLAHAN HASIL LAUT

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN


MALUKU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah

dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Konsep

Maritim Dikerajaan Indonesia” ini dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Saya sadar bahwa tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini,

namun tentunya saya sebagi manusia biasa yang tak luput dari salah. Dan saya juga

memohon saran dan kritik yang membangun demi kebaikan penulisan makalah ini. Saya juga

sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan

wawasan para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1.1......Latar Belakang..................................................................................

1.2......Tujuan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.2 Konsep Maritim Pada Kerajaan yang ada diIndonesia..........

2.2.1 Sriwijaya............................................................................................

2.2.2 Majapahit...........................................................................................

2.2.3 Melayu................................................................................................

2.2.4 Samudra Pasai...................................................................................

2.2.5 Malaka................................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bersama, negara maritim adalah negara yang terdiri

dari wilayah lautan yang terhubung dengan pulau-pulau di dalamnya. Jika dilihat dari aspek

militer, negara maritim lebih mengandalkan pasukan angkatan laut dengan kekuatan blokade

di wilayah sendiri ataupun di wilayah perairan musuh.

Bukan hanya itu, negara maritim juga mengusung kebijakan yang terkait dengan

pemanfaatan laut secara maksimal. Jadi jangan heran, jika banyak sekali negara kepulauan

yang tidak bisa disebut sebagai negara maritim. Alasannya karena negara tersebut belum

mampu memaksimalkan potensi laut. Namun sebaliknya, ada banyak juga negara dengan

wilayah laut terbatas, tapi mampu memaksimalkan potensi laut yang dimiliki.Melalui

kebijakan baru Indonesia sebagai poros maritim dunia, tentu saja diperlukan dukungan yang

besar dari kekuatan alutsista dari TNI Angkatan Laut dan juga TNI Angkatan Udara demi

menjaga kedaulatan NKRI.

Di samping itu, status negara maritim juga mengharuskan Indonesia untuk mengelola

dan memanfaatkan kekayaan laut secara maksimal di berbagai jenis perairan. Mulai dari

perairan kepulauan, laut wilayah, perairan pedalaman, zona ekonomi eksklusif, zona

tambahan, landas kontinen, dasar laut internasional, dan hak atas laut bebas.

1.1 Tujuan

Agar pembaca dapat mengetahui/memahami konsep maritim indonesia dan

konsep maritim pada kerajaan-kerajaan yang ada diindonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep maritim pada kerajaan yang ada diindonesia

Konsep sejarah kemaritiman juga dibangun berdasarkan perkembangan

peristiwa kesejarahan hubungan politik dan pola perniagaan kemaritiman antar kerajaan-

kerajaan besar maritim dinusantara.

2.1.1 Sriwijaya

Kerajaan maritim adalah sebutan untuk kerajaan yang terletak di pesisir pantai dan

masyarakatnya menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan laut, seperti perikanan,

perdagangan, dan pelayaran. Kerajaan maritim nusantara berkembang di Sumatera, Jawa, dan

Kepulauan Maluku. Salah satu kerajaan maritim nusantara yang sangat kuat dan memiliki

armada laut besar adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mulai muncul pada abad

ke-7, lebih tepatnya pada 683 M. Kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa

ini disebut sebagai kerajaan maritim pertama di Indonesia. Berdasarkan prasasti

peninggalannya, Kerajaan Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi, atau sekitar Kota

Palembang, Sumatera Selatan. Pada masanya, kerajaan maritim ini pengaruhnya meliputi

Indonesia, Semenanjung Malaya, dan Filipina.

Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional sehingga

meningkatkan kehidupan social ekonomi negaranya. Faktor yang mendorong pernyataan ini

adalah Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di

Asia Tenggara

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya mengalami keberhasilan di beberapa

bidang. Salah satunya dalam bidang maritim, dengan menguasai jalur perdagangan melalui
Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya. Rakyatnya pun hidup dengan makmur

karena kerajaan mendapatkan banyak pemasukan dari pajak kapal-kapal dagang yang

melintas.

Berikut ini beberapa alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan

maritim terbesar di nusantara.

a. Menjalin hubungan luar negeri

Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya melakukan transaski

perdagangan dengan para saudagar dari Cina. Selain itu, Sriwijaya juga menjalin

perdagangan dengan India, Burma, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab.

Kedatangan bangsa-bangsa Asing ke Sriwijaya karena di wilayahnya terdapat

banyak barang dagangan yang dibutuhkan, seperti kapur barus, mutiara, kayu,

rempah-rempah, gading, perak, emas, dan sebagainya. B.

b. Letaknya strategis

Lokasinya yang berada di tepi Sungai Musi membuat letak Sriwijaya sangat

strategis karena berada di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional.

Hal ini bahkan berhasil membawa Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan

Asia Tenggara pada masanya.

c. Memiliki angkatan laut yang kuat

Untuk menjaga stabilitas kerajaan, dibangunlah armada laut yang kuat supaya dapat

mengatasi gangguan di jalur pelayaran. Selain itu, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan

perdagangan dapat dikontrol secara ketat. Dengan begitu, kapal dagang dapat terjamin

keamanannya dan semakin mendorong pedagang singgah di wilayahnya. Angkatan laut

Kerajaan Sriwijaya ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dengan tugas mengawasi,

melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah

terjadinya pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya.


Faktor pendorong Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar

Beberapa faktor yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya berpotensi besar dalam bidang

perdagangan adalah sebagai berikut.

a. Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan

perdagangan internasional.

b. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi Selat Malaka,

sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya

c. Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai komoditas perdagangan berharga,

terutama rempah-rempah dan emas

d. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam

e. Telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya, dan Tanah

Genting Kra sebagai pusat perdagangan

2.1.2 Majapahit

Jejak kejayaan di Majapahit di laut salah satunya bisa dilacak dari Sumpah Palapa

yang disampaikan oleh Gajah Mada. Sebagai sebuah kerajaan yang terletak di Pulau Jawa

bagian timur, tepatnya di daerah Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur, Majapahit dengan angkatan

lautnya yang ternama berhasil mencapai berbagai lokasi yang berada di Nusantara, termasuk

di luarnya.

Dalam Nusantara, Majapahit sudah mengunjungi Sumatera Utara, Kalimantan Barat,

seluruh pantai Jawa, bahkan sudah mencapai Filipina dan Teluk Siam. Majapahit kemudian

terkenal dengan pelabuhan yang menghubungkan kapal-kapal yang berasal dari Banda dan

Maluku, serta sering dikunjungi pedagang Cina dan Arab (Yuliati,2014).


Jalur maritim yang terkenal juga membutuhkan angkatan laut yang kuat. Angkatan

laut Majapahit tercatat pernah mengalahkan pasukan kerajaan Ming dari daratan China pada

tahun 1403 karena menolak upeti yang dipaksakan oleh kerajaan Ming yang menuduh

kerajaan Majapahit telah membakar kapal dagang dari kerajaan mereka secara sengaja.

Dengan kesuksesan angkatan laut Majapahit menangkal dari kerajaan asing dan bajak

laut, maka Majapahit bersama-sama dengan kerajaan Malay, Siam, dan Khmer pada abad 14

sekaligus menjadi kerajaan yang sekaligus menyebarkan ajaran Hindu dengan abjad

Sansekerta melalui kapal-kapal dagang(Hall,2011).

Salah satu bukti ambisi kerajaan Majapahit sebagai kerajaan maritim ada di Sumpah Palapa.

Sumpah yang dinyatakan pda tahun 1334 Masehi tersebut berisi :

“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, Seran,

Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumisik,

samana isun amukti palapa”

"Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa jika mengalahkan

Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,

demikianlah saya(baru akan) melepaskan puasa.

Daerah-daerah yang dimaksud adalah Gurun adalah Nusa Penida, Seran adalah Seram,

Tanjung Pura adalah kerajaan Tunjungpura, ketapang Kalimantan Barat, Haru adalah

kerajaan Aru di Sumatra Utara, Pahang di Semenanjung Melayu, Dompo sebuah daerah di

pulau Sumbawa, Bali, Sunda adalah kerajaan Sunda Palembang atau Sriwijaya dan Tumasik

adalah Singapura.
2.2.3 Melayu

Gelapnya sumber sejarah Kerajaan Melayu juga mencakup wilayah kekuasaannya.

Masih belum bisa dibuktikan secara pasti wilayah Kerajaan Melayu dan kerajaan Sriwijaya,

mengingat kedua kerajaan itu memiliki masa perkembangan yang sama.

Selain itu wilayah kekuasaan kedua kerajaan juga dianggap sama dari sisi

geografisnya. Namun, Slamet Mulyana dalam buku Kuntala, Sriwijaya, dan Suwarnabhumi

mengemukakan bahwa Malayu berada di Jambi, sedangkan Sriwijaya ada di Palembang.

Keduanya juga bisa dipastikan sebagai kerajaan maritim. Adanya informasi tersebut

memunculkan dugaan bahwa jalur sungai Batanghari menjadi pusat pemerintahan Melayu,

sedangkan Ibu Kota Melayu diduga berpindah-pindah.

George Coedes pemikirannya terkait kerajaan di Sumatra dalam buku yang berjudul

Kedatuan Sriwijaya Penelitian Tentang Sriwijaya (1989). Ia mengakui bahwa letak kerajaan

Melayu sudah jadi pokok pembicaraan selama bertahun-tahun, apakah letaknya berada di

pantai Sumatra sebelah barat atau sebelah timur ataupun di bagian selatan Semenanjung

Melayu.

Meski diliputi perdebatan, catatan musafir I-tsing cukup jadi bukti kuat bahwa

kerajaan Melayu letaknya berdekatan dengan Che-li-fo-che alias Sriwijaya. Berkat I-tsing

pula Sriwijaya diketahui pernah mencaplok kerajaan Melayu antara tahun 672-675.
2.2.4 Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nazimuddin al-Kamil, seorang laksamana

dari Mesir. Nazimuddin kemudian mengangkat Marah Silu sebagai pemimpin pertama

Samudera Pasai dengan gelar Sultan Malik Al-Saleh.

Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berhasil menguasai Selat Malaka

yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu

komoditas ekspor utamanya. Selain lada, Kerajaan Samudera Pasai juga mengekspor sutra

dan kapur barus.

Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat, kepemimpinan Kerajaan Samudera Pasai

dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Sang raja baru ini untuk

pertama kalinya memperkenalkan koin emas atau dirham sebagai mata uang.

Pada tahun 1326, tahta kerajaan diteruskan oleh Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Di

masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai terkenal sebagai kerajaan dagang yang

maju. Di tempat ini, banyak dijumpai pedagang dari India dan Cina yang membeli rempah-

rempah, terutama lada.

Dengan demikian, kerajaan samudra pasai disebut sebagai kerajaan marintim karena

letaknya yang strategis dan masyarakatnya menjalankan kegiatan yang perekonomian yang

berkaitan dengan laut seperti perdagangan dan pelayaran.


2.2.5 Malaka

Kerajaan Malaka adalah kelanjutan dari Kerajaan Melayu di Singapura yang

kemudian mengalami pemindahan ibu kota ke Melaka karena serangan dari Jawa (Majapahit)

dan Siam (Thailand). Letak geografis Kerajaan Malaka berada di dekat Selat Malaka, yang

merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Kerajaan Malaka berdiri pada

abad ke-15, hingga akhirnya runtuh pada abad ke-16. Pendiri Kerajaan Malaka adalah

Parameswara, seorang pangeran Hindu keturunan Palembang. Puncak kejayaan Kerajaan

Malaka dapat diraih ketika dipimpin oleh Sultan Mansur Syah, yang berkuasa antara 1459-

1477 M. Pada masa pemerintahannya, Malaka berhasil menguasai Pahang, Kedah, Trengganu,

dan sejumlah daerah di Sumatera. Setelah satu abad berdiri, Kerajaan Malaka runtuh pada

1511 M karena seranganPortugis.

Setelah berubah menjadi kesultanan, Kerajaan Malaka terus berkembang pesat.

Banyak pedagang muslim dari Arab, India, dan daerah nusantara lainnya yang mulai

berdagang dengan Malaka. Kesultanan Malaka kemudian menikmati masa kejayaan pada

pertengahan abad ke-15, ketika diperintah oleh Sultan Mansyur Syah (1459-1477 M). Di

bawah kekuasannya, Malaka berhasil menaklukkan Pahang, Kedah, Trengganu, dan sejumlah

daerah di Sumatera. Hingga akhir abad ke-15, Malaka menjadi pusat perdagangan dan

penyebaranIslam

Kesultanan Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomian dari

perdagangan. Terlebih lagi, lokasinya yang strategis, yaitu di jalur perdagangan internasional

membuat kerajaan berkembang sangat pesat. Komoditas utama kerajaan ini terdiri dari emas,

timah, lada, dan kapur.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

https://rimbakita.com/negara-maritim/

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/133543879/mengapa-kerajaan-
sriwijaya-disebut-kerajaan-maritim?page=all

https://www.kompasiana.com/tamahtama/5ddb8806d541df11127c90b4/ekspedisi-
dan-dominasi-maritim-di-era-majapahit

https://voi.id/memori/41380/melacak-jejak-sumber-sejarah-kerajaan-melayu-di-
sumatra

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/01/121819379/kerajaan-malaka-
letak-pendiri-kehidupan-dan-puncak-kejayaan?page=all

Anda mungkin juga menyukai