Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

SERIKAT ISLAM

OLEH KELOMPOK IV :

NOVITA JAYA 1106552/2011


FITRI HANDAYANI 1106580/ 2011
MINA KRISTINA 1106570/ 2011
RENZA PUTRA 131219
RIKRAL DINATA

JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
SERIKAT ISLAM

A. Lahirnya Serikat Islam


Organisasi ini didirikan tahun 1911 setelah BU di Solo oleh pengusaha batik Haji
Samanhudi yang awalnya dinamakan Serikat Dagang Islam yang berdasarkan Agama Islam
dan Ekonomi , serta dilatarbelakangi oleh Cina yang menguasai bahan Baku pembuatan batik
serta juga lebih menguasai industri pembuatan batik

B. Tujuan Serikat Islam


Tujuan awal didirikan organisisi ini adalah untuk memajukan agama juga untuk
memperkuat diri gologan pedagang – pedangang Indonesia terhadap pedagang Cina , serta
pada thaun 1912 dirumuskan tujuan SI lebih lanjut : pertama memajukan perdagangang ,
kedua memberikan pertologan kepada anggota – anggota yang mengalami kesukaran seperti :
Koperasi, ketiga memajukan kepentingan rohani dan jasmani dari penduduku asli ( tujuan
yang meluas untuk kepentingan masyarakat banyak ), keempat memajukan kehidupan agama
Islam.
Dari beberapa tujuan diatas , yangg paling dasar yaitu untuk memajukan kehidupan
agama Islam , yang kemudian berkembang menjadi untuk mencapai kemerdekaan nasional
atas dasar agama dalam kongres 1927
C. Perkembangan Serikat Islam
Dalam tahap perkermbangannya SI mendapat tanggapan positif dari kalngan yang luas,
hal ini dikarenakan organisasi ini telah ditunggu – tunggu oleh berbagai kalangan , disamping
itu organisasi ini dapat memobalisasi massa yang besar disebabkan oleh perbedaan orientasi
dengan orientasi dengan BU yang lebih ditujukan untuk golongan atas sementara SI terbuka
untuk rakayat kebanyakan , hal ini lah yang kemudian membuat SI berrkembang pesat
memiliki berbagai cabang. Keadaan yang demikian itu menimbulkan kekhawatiran Belanda ,
sehingga membuat kebijakan sitiap cabang akan diakui namun mereka harus berdiri sendiri
terlepas dari pusat ( tidak diakui seebagai suatu kesatuan)
Perkemabangan organisasi ini berikutya semua cabang diakui berdiri sendiri
( rechtspersoon ) hingga tahun 1914, namun Pengurus pusat meminta pengakuan sebagai
pusat dari cabang yang lain yang baru dikabulkan Belanda tahun 1916 yang memberikan
otoritas kepada mereka untuk mengawasi tindakan dari pengurus atau anggota SI lokal.
Dalam kepengurusan Pusat Haji Samanhudi dijadikan sebagai ketua kehormatan , sementara
ketuanya Umar Said Tjokroaminoto dan Abdul Muis dan Haji Gunawan wakil ketua.
Dalam tahap perkembangan berikutnya gerakan SI ini meluas yamg terlihat dari
Kongres pertama di Bandung bulan Juni 1916 dengan anggota dari 81 SI lokal berrjumlah
360.000 ke kongres nasional itu, sehingga dengan adnya kongres ini menunjukkan bahwa SI
mencita – citakan penduduk indonesia menjadi suatu kesatuan ( nation ). Dalam tahun 1917
diadakan Kongres SI kedua di Jakarta yang diwarnai oleh aliran baru didalam tubuh serikat
ini yaitu revolusioner sosialistis oleh Samaun ketua SI Semarang , didalam kongres ini juga
diputuskan Abdul Muis dan Tjokroaminoto sebagai wakil SI di Volksraad ( dpr ). Dalam
kongres ke tiga di Surabaya 1918 jumlah anggota SI semakin meningkat dengan 87 SI lokal.
Pada kongres ketiga ini juga ditegaskan perlunya mengorganisir, menyusun kekuatan buruh
dan tani, serta realisasi dari peryataan ini dalam kongres ke IV bahwa SI akan aktif dalam
gerakan Serikat Sekerja.
Pada perkembangannya dalm SI muncul aliran untuk memperluas lapangan pergerakan
tidak hanya dalam negeri tetapi juga di Luar negeri yang dikemukan oleh H. Agus Salim ,
sehingga kemudian mereka mendirikan All Islam Congres Mei 1924 kemudian dalam
kongres Agus 1925 di Yogya yang memutuskan SI sebagai no CO serta pada kongres 1927
terjadi pergantian tujuan yang membuat kemudian SI bergabung dengan PPPKI yang
dibentuk 1927 , tahap berikutnya SI tahun 1929 SI mengganti
D. Masalah yang timbul dalam Serikat Islam
Permasalahan yang timbul dalam gerakan ini pertama dua perisitiwa yang
mencemarkan nama SI yaitu Pemberontakan Toli – Toli di Sulawesi yang membunuh
kontrolir, pengawai negeri dan peristiwa Cimareme kedua peristiwa ini terjadi dalam
pertengahan tahun 1919 . Peristiwa Cimareme ini dianggap Belanda sebagai akibat dari
Propaganda yang dilakukan Abdul Muis , namun kenyataannya kejadian ini tidak ada
hubungan dengan SI, tetapi adanya organisasi yang menamakan dirinnya SI Afdeling B.
Kedua kejadian itu membuat anggota SI kemudian menurun , karena Belanda mengangap SI
sebagai penentang .
Penurunan dari SI ini damapak dari kedua peristiwa itu juga terlihat pada kongres ke- iv
akhir 1919 yang tidak berhasil menagambil keputusan penting. Keadaan didalam SI juga
telah dimasuki oleh pengaruh PKI atau gerakan komunis sejak didirikan organisasi ISDV
1914 yang berganti nama menjadi PKI 1920 , keadaan ini menimbulkan persaiangan diantara
kedua belahh pihak yang berpengaruh kepada Serikat sekerja yang kemudian mejadi terpecah
dua , pertama yang berpusat di Semarang( revolusioner vaksentral ) dipimpin Samaun dan
Bergsma dan yang di berupasat di Yogyakarta ( vaksentral) dipimpin oleh H. Agus Salim dan
Surjopranoto.
Dampak langsung dari terrpecahnya Serikat sekerja itu terlihat pada kongres SI ke – V
Maret 1921 yaitu kritik yang pedas dari pihak Samaun kepada pengurus sentral SI , sehingga
membuat adanya bahaya perpecahan dalam SI seperti halnya di serikat sekerja yang
kemudian dapat dihidarkan dengan kompromi dua aliran 1. Permasalahan trus berlanjut
sesudah kongres ke – V Samaun dikeluarkan dari SI dikarenakan orang harus memilih partai
politk tidak boleh merangkap , keadaan ini membuat SI terpecah menjadi dua partai Politik
yang berdasarkan agama pusatnya Yogya dan Komunis di Semarang, serta dalam kongres ke
VII di Madiu pada 1927 digantinya nama SI dengan PSI , tetapi Samaun terus berpaya untuk
ikut campur dalam mengahapuskan parrtai disipilin tapi pada kongres ini justru dipertahakan
kebijakan itu . keadaan itu membuat PKI juga mengadakan kongres di Bandung yang
memutuskan Serikat Sekerja yang banyak komunis menjadi Serikat Rakyat cabang PKI
tahun 1923 dari SI lokal yang bercorak merah .
Permasalahan yang mewarnai organisasi ini berikutnya yaitu ketika sudah berganti
nama menjadi Partai Serikat Islam Indonesia adanya pertentangan dua aliran Tjoakroaminoto
Salim( asas agama ) dengan aliran Dr. Sukiman dan Surjopranoto ( asas kebangsaan ), konflik
semakin memuncak yang membuat timbulnya perpecahan sehingga Sukiman dengan kawan
– kawan dari PSII dan mendirikan partai baru Partai Islam Indonesia , perpecaahan keduanya
membuat lemah PSII sehingga PARII melburkan diri ke PSSI kembali tahun 1937 namun
terpecah lagi 1938 . Perpecahan dalam tubuh PSII belum berkhir disitu tetapi berlanjut lagi
dengan keluarnya segolongan anggota dibawah Kartosuwirjo yang mendirikan PSII
Kartosuwirjo . sampai dengan Jepang datang Partai tidak ada lagi perkumpulan politik karena
adanya larangan

1
Yaitu aliran ekonomi- dogmatis oleh Samaun dan aliran nasional – keagamaan oleh Tjoakroaminoto
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

AK. Pringgodigdo. ( 1986) Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia Jakarta: Dian


Rakyat
Susanto Tirtoprodjo.( 1970 )Sejarah Pergerrakan Nasional Indonesia. Jakarta :
PT Pembangunan.
Nugroho Noto Susanto, dkk. ( 1993). Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta :
Balai Pustaka
Ricklefs, M.C. ( 2008). Sejarah Indonesia Modern 1200- 2008. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta

Anda mungkin juga menyukai