Anda di halaman 1dari 40

TUGAS RISET

Efektifitas Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat (Hidroterapi)


dan Mengonsumsi Air Jahe Terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Kasus Hipertensi di Puskesmas Pandanwangi Kecamatan
Blimbing

Disusun Oleh:

Fina Nur Amidah 201710420311028

Ika Nur Annisa 201710420311035

Inayah Najah Supiyah 201710420311036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan jumlah darah
sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau
di atas 90 mmHg. Darah yang dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh dalam
pembulu darah. Setiap kali jantung berdetak, ia memompa darah ke pembuluh darah.
Tekanan darah diciptakan oleh kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh
darah (arteri) yang dipompa oleh jantung. Hipertensi, juga dikenal suatu kondisi di
mana pembuluh darah terus meningkatkan tekanan. Semakin tinggi tekanan dalam
pembuluh darah semakin sulit jantung bekerja untuk memompa darah. (WHO, 2013).
Menurut AHA dalam (Pratiwi, Maryanto, & Pontang, 2018)Hipertensi juga disebut
sebagai si pembunuh senyap “ silent killer” karena gejalanya sering tanpa keluhan
namun dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti : gagal jantung,
aneurisma, gagal ginjal, stroke, bahkan kebutaan.

Data WHO 2015 menunjukkan bahwa 1,13 miliar orang di dunia menderita
hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis menderita hipertensi. Jumlah
penderita hipertensi di dunia meningkat setiap tahunnya, dan diperkiran pada tahun
2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada
9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan komplikasi (Depkes, 2018). Di
indonesia menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi di indonesia
sebesar 34,1%, prvalensi tertinggi terjadi di kalsel (44,1%) , dan yang terendah papua
( 22,6%) dimana jawa timur menduduki peringkat ke -6 (Riskesdas, 2018). Data
dinkes kota malang 2016 menyebutkan bahwa jumlah kasus hipertensi dikota malang
mencapai 26,627 orang (34,41%)(Dinkes malang, 2017). di Indonesia pada tahun
2014 , Hipertensi yang disertai dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab
kematian nomor -5 pada semua umur (Depkes, 2019).

Dalam rangka pengendalian penyakit tidak menular ( PTM), pemerintah


mecanangkan sebuah progam yaitu: (Posbindu-PTM) yang merupakan upaya monitor
dan deteksi dini faktor resiko di masyarkat. Posbindu PTM sudah mulai
dikembangkan pada tahun 2011 dan 2013 telah berkembang menjadi 7225 posbindu
di seluruh indonesia(Kesemkes, 2019).

Pengobatan hipertensi biasanya menggunakan terapi obat-obatan, dimana dapat


menimbulkan efek samping : bronkospaceme , dan imsomnia, yang berdampak pada
perburukan keadaan, tren pengobatan saat ini yaitu dapat menggunakan pengobatan
herbal dan perendaman air panas, yang mana dinilai murah dan sedikit efek samping
yang di dapat (Tina, Batin, & Saptaputra, 2017). Penelitian di nigeria pada tahun
2014 memaparkan bahwa tanaman herbal yang mengandung kalium sebagai pengatur
tekanan darah dan detak jantung (Sheriff, Olatubosun, Okesina, & Owoyele, 2014).
dan penelitian yang dilakukan di makassar pada tahun 2017 disebutkan bahwa terapi
air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah yang mana perpindahan air panas
ke tubuh akan menyebabkan pelebaran pembulu darah sekaligus mengurangi
ketegangan otot. Jahe merupakan tanaman yang tinggi kalium, penlitian menunjukkan
bahwa melindungi kesehatan peredaran darah dengan menengontrol elektrik jantung,
dan menurukan tekanan darah(Mao et al., 2019)

Jahe (Zingiber Officinale) mengandung banyak kation dan anion, di antaranya


adalah kalsium, magnesium dan fosfor yang berfungsi dalam pembentukan tulang,
kontraksi otot dan transmisi saraf, Dimana dengan kandungan mineral dan kalian
yang tinggi, jahe ( Zingiber Officinale) dapat dijadikan obat untuk kejang otot,
depresi,hipertensi, mual, gangguan pencernaan, kelemahan otot, jahe dapat
melindungi tubuh terhadap kerapuhan tulang, kelumpuhan dan sterilitas. Selain selain
itu kalium mempunyai peran dalam pengaturan tekanan darah dan detak
jantung(Sheriff et al., 2014).

Penderita hipertensi di puskesmas pandanwangi kecamatan blimbing yang


berusia >18 thn tercatat 3.555 (47,09%) dan selisih prosentase dari seluruh penderita
hipertensi di kota malang mencapai 12.68%. dimana pada umumnya mereka belum
melakukan pengobatan farmakologi secara sepenuhnya. Untuk mengatasi nya di
tunjang dengan menggunakan pengobatan herbal dan rendam air panas tanpa
menggunakan pengobatan farmakologis lebih lanjut. Berdasarkan fenomena yang
terjadi peneliti dianggap perlu meninjau pada penderita hipertensi mengetahui bahwa
jahe dan rendam kaki dengan air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah
sekaligus mengontrol irama jantung. Pada orang dewasa di puskesmas pandanwangi
kecamatan blimbing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penulis


merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada perbedaan efektifitas
sebelum dan sesudah merendam kaki menggunakan air hangat dan terhadap
perubahan tekanan darah pada orang dewasa dengan hipertensi?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
efektifitas merendam kaki menggunakan air hangat dengan minum
ekstrak jahe dan merendam kaki menggunakan air hangat tanpa minum
ekstrak jahe terhadap perubahan tekanan darah pada orang dengan
hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dilakukan rendam kaki
menggunakan air hangat dengan minum air jahe terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi
2. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah dilakukan rendam kaki
menggunakan air hangat dengan minum air jahe terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi
3. Menganalisis efektifitas pemberian rendam kaki menggunakan air
hangat dengan minum ekstrak jahe dan rendam kaki menggunakan
air hangat tanpa minum ekstrak jahe terhadap perubahan tekanan
darah pada orang dengan hipertensi

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan
terhadap penanganan hipertensi dan diharapkan dapat menurunkan
tekanan darah
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Keluarga dan Penderita
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
penanganan alternatif dalam perubahan tekanan darah untuk
mengatasi permasalahan hipertensi
2. Bagi Petugas Medis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
petugas medis dalam menangani perubahan tekanan darah dengan
hipertensi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
peneliti untuk mengatasi masalah hipertensi dan sebagai bahan
masukan bagi peneliti agar merespon dan menangani dengan
tindakan positif
4. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Manfaat bagi mahasiswa tentang efektifitas merendam kaki
menggunakan air hangat dengan minum ekstrak jahe dan merendam
kaki menggunakan air hangat dengan tanpa minum ekstrak jahe
terhadap perubahan tekanan darah pada orang dengan hipertensi.
Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi
pengembang kurikulum khususnya dalam pendidikan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan


kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding
pembulu darah arteri, keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja
lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui pembulu
darah , yang mana dapat menggangu aliran darah , merusak pembulu
darah , bahkan menyebabkan penyakit degeneratif , hingga kematian (Sari,
2017).

Hipertensi merupakan suatu keadaan di mana terjadi peningkatan


tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90
mmHg atau lebih (Barbara Hearrison). Tekanan darah berfluktuasi dalam
batas-batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, usia, dan tingkat stress.
Jadi, hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah
normal bervariasi sesuai usia dan gejala yang timbul. Namun, secara umum
seseorang dianggap mengalami hipertensi jika tekanan darahnya lebih dari
140/90 mmHg.

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on


Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 7 (JNC 7)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu
: hipertensi primer/ hipertensi esensial dan hipertensi sekunder/ hipertensi
nonesensial. Hipertensi pimer disebut juga hipertensi idiopatik karena
hipertensi ini memiliki penyebab yang belum diketahui. Penyebab yang
belum jelas dan diketahui tersebut sering dihubungkan dengan faktor gaya
hidup yang kurang sehat. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang
paling banyak terjadi ,yaitu sekitar 90% dari kejadian hipertensi .sementara
itu hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain ,seperti penyakit ginjal , kelainan hormonal , atau penggunaan obat
tertentu (Sari, 2017)

Adapun jenis hipertensi yang lain yaitu:

1. Hipertensi pulmonal
Suatu penyakita yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuludarah arteri dan paru-paru yang menyebabkan sesak
nafas , pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi
penyakit yang ditandai penurunan toleransi dalam melakukan
aktivitas dan gagal jantung kanan, kriteria diagnosa untuk
hipertensipulmonal merujuk pada national institute of health ; bila
tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau “mean
“ tekanan pulmonalis lebih dari 30mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri , penyakit
myokardium , penyakit jantung kongenital, da tidak adanya
kelainan paru.
2. Hipertensi pada kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi pada umumnya terdapat
pada saat kehamilan yaitu:
a. preeklamsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi
yang diakibatkan kehamilan /keracunan kehamilan( selain
tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada
air kencingnya ). Preeklamsia adalah penyakit yang timbul
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak
sebelum ibu mengandung janin
c. Preeklamsia pada hipertensi kronik , yang merupakan
gabungan preeklamsia dengan hipertensi kronil
d. Hipertensi gestsional atau hipertensi sesaat

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas .ada


yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan kelainan
pembulu darah,ada yang mengatakan karena faktor diet,tetapi ada
juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain
sebagainya (Kemenkes RI, 2015).
2.1.3.Etiologi

Berikut ini factor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi


secara umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita
akan menderita hipertensi.

1. Toksin
Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya dibuang
karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan
mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui saluran usus dan
kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa pembuangan melalui
saluran kencing atau kantong kencing.
Apabila hati dan ginjal kita terluka atau terbebani, maka fungsi
pembersihan toksin yang biasanya dapat dilakukan menjadi tidak
dapat dilakukan. Akibatnya toksin di dalam tubuh kita akan
menyebar ke dalam darah. Darah yang mengandung toksin
tersebut jika tidak dapat dihilangkan atau dinetralisir akan dapat
menyebabkan kematian.
Naluri daya tahan manusia telah menyesuaikan diri dengan cara-
cara lain yang mengagumkan. Daya tahan endokrin akan
membawa toksin supaya toksin tersebut dapat dibersihkan
melalui organ-organ pengeluaran lain seperti kelenjar gondok
yang akan memaksa pembersihan toksin melalui sel-sel
membrane mucs yang berasal dari endothelial dan menyebabkan
mikositis.
Kelenjar adrenal akan memaksa ginjal memperkuat fungsi
penyaringan sehingga dapat merusak ginjal. Tekanan darah juga
dapat meningkat dan menyebabkan serangan penyakit jantung
atau berpengaruh buruk terhadap sistem penyebaran lainnya.
Toksin empedu yang dibersihkan oleh hati kita akan dihilangkan
melalui kulit sebagai pengganti sehingga menyebabkan berbagai
penyakit kulit seperti jerawat, bitnik-bintik, dan tahi lalat.
Sebenarnya penyebab segala penyakit bukan dari bakteri,
melainkan toksin yang berawal dari keracunan makanan. Toksin
ini menyebabkan rusaknya sel tissue sehingga terjangkit bakteri.
Dalam banyak masalah, penggunaan obat untuk menyembuhkan
penyakit merupakan tindakan berbahaya. Efeks samping dari
obat tersebut bisa membawa kematian.
Penyakit yang paling biasa diderita akibat penumpukan toksin
dalam tubuh adalah pilek, flu, dan bronchitis. Penumpukan
toksin pada bagian yang berlainan pada tubuh akan
menyebabkan penyakit-penyakit yang berbeda-beda, termasuk
hipertensi.
Sisa-sisa pembuangan di dalam saluran darah akan menghambat
kelancaran peredaran darah. Hal tersebut mengakibatkan jantung
terpaksa bekerja lebih keras untuk membantu perjalanan darah
melalui saluran yang tersumbat. Hal tersebut menyebabkan
pembesaran jantung dan selanjutnya mengakibatkan penyakit
jantung. Sementara itu, tekanan yang dilakukan terhadap saluran
darah akan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
2. Keturunan
Adanya factor genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga tersebut mempunyai risiko menderita hipertensi.
Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
3. Usia
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur di atas 60
tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi
yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.
4. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang
berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki-laki. Berkaitan
dengan hipertensi, laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi
menderita hipertensi lebih awal. Laki-laki juga mempunyai
risiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas
kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan, biasanya lebih
rentan terhadap hipertensi ketika mereka sudah berumur di atas
umur 50 tahun.
5. Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri
khas dan pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi lebih banyak
terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih.
Belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi pada orang
kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan
sensitivitas terhadap vasopresin yang lebih besar.
6. Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatetik. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan
pekerjaan, kelas social, ekonomi, dan karakteristik personal.
Stres merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik
terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Terdapat beberapa jenis
penyakit yang berhubungan dengan stress yang dialami
seseorang, di antaranya hipertensi atau peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 80 mmHg.
Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf
simpatetis yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, bagi mereka yang
sudah memiliki riwayat sejarah kesehatan penderita hipertensi,
disarankan untuk berlatih mengendalikan stress dalam hidupnya.
7. Kegemukan (Obesitas)
Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu factor yang
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berat, salah
satunya hipertensi. Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya
hubungan antara berat badan dengan tekanan darah baik pada
pasien hipertensi maupun normotensi.
Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring
umut, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai
peningkatan umut. Yang sangat mempengaruhi tekanan darah
adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan
jumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat
(obesitas sentral).
8. Pola makan
Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer.
Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan
dari hormone natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Asupan garam tinggi dapat
menimbulkan perubahan tekanan darah yang dapat terdeteksi
yaitu lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi ke dalam
takaran sendok makan adalah lebih dari 2 sendok makan.
9. Merokok
Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi salah
satu factor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok
merupakan factor risiko yang potensial untuk ditiadakan dalam
upaya melawan arus peningkatan hipertensi khususnya dan
penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
10. Narkoba
Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Kompone-komponen
zat aditif dalam narkoba juga akan memicu peningkatan tekanan
darah.
11. Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan juga akan memicu
tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah
kita, alkohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat
menyulitkan untuk lepas.
12. Kafein
Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafein.
Demikian pula teh walaupun kandungannya tidak sebanyak pada
kopi. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah
dalam jangka panjang, pada orang-orang tertentu juga
menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur,
jantung berdebar-debar, sesak napas, dan lain-lain.
13. Kurang Olahraga
Zaman modern seperti sekarang ini, banyak kegiatan yang dapat
dilakukan dengan cara yang cepat dan praktis. Manusia pun
cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis
sehingga secara otomatis tubuh tidak banyak bergerak.
Selain itu, dengan adanya kesibukan yang luar biasa, manusia
pun merasa tidak punya waktu lagi untu berolahraga. Akibatnya,
kita menjadi kurang gerak dan kurang olahraga. Kondisi inilah
yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah
yang terus menguat sehingga memunculkan hipertensi.

14. Kolesterol Tinggi


Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah dapat
menyebabkan timbunan kolerterol pada dinding pembuluh darah.
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat (Susilo & Wulandari,
2011).

2.1.4. Tanda dan Gejala


Banyak pasien hipertensi tidak mempunyai tanda-tanda yang
menunjukkan tekanan darah meninggi dan hanya akan terdeteksi pada
saat pemeriksaan fisik .sakit kepala di tengkuk merupakan ciri yang
sering terjadi pada hipertensi berat. Gejala lainnya dalah
pusing,palpitasi (berdebar-debar) dan mudah lelah. namun, gejala-
gejaa tersebut kadang tidak munculpada beberapa penderita, bahkan
pada beberapa kasus tekanan darah tinggi biasanya tidak merasakan
apa- apa. Peningkatan tenanan darah kadang-kadang merupakan satu-
satunya gejala. Bila demikian, gejala baru akan muncul setelah terjadi
komplikasi pada ginjal, mata,otak, atau jantung(Kurniadi &
Nurrahmani, 2017).
Pada sebagian besar penderita hipertensi, hipertensi tidak
menimbulkan gejala yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja,
beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
hipertensi padahal sesungguhnya bukan hipertensi. Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung (mimisan),
migren atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang-
kunang, sakit tengkuk, dan kelelahan.Gejala-gejala tersebut bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.Kadang-kadang
penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif yang memerlukan penanganan segera. Apabila
tidak ditangani keadaannya akan semakin parah dan dapat memicu
kematian(Susilo & Wulandari, 2011).

2.1.5. Patofisiologi
Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu refleks
baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada
hipertensi, karena adanya berbagai gangguan genetic dan risiko
lingkungan, maka terjadi gangguan neurohormonal yaitu sistem saraf
pusat dan sistem renin-angiotensin- aldosterone, serta terjadinya
inflamasi dan resistensi insulin. Resistensi insulin dan gangguan
neurohormonal menyebabkan vasokontriksi sistemik dan peningkatan
resistensi perifer. Inflamasi menyebabkan gangguan ginjal yang
disertai gangguan sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang
menyebabkan retensi garam dan air di ginjal, sehingga terjadi
peningkatan volume darah. Peningkatan resistensi perifer dan volume
darah merupakan dua penyebab utama terjadinya hipertensi. Pusat
yang menerima impuls yang dapat mengenali keadaan tekanan darah
terletak pada medula di batang otak.
Perubahan structural dan fungsional pada sistem pembuluh
darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada akhirnya akan menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya yaitu kemampuan aorta dan arteri besar menjadi
berkurang dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), sehingga mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan resistensi perifer(Brunner & Suddarth)
2.1.6. Komplikasi
Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit.
Menurut buku Penyakit Kardiovaskular karya Edward K. Chung,
komplikasi hipertensi di antaranya adalah stroke hemorragik, penyakit
jantung hipertensi, penyakit arteri koronaria, anuerisma, gagal ginjal,
dan ensefalopati hipertensi.
1. Stroke Hemorragik
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke
dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya. Hampir
70% kasus stroke hemorragik terjadi pada penderita hipertensi.
Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada
dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah
menjadi lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah.
Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel
otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi
yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut kekurangan nutrisi
dan akhirnya mati. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang
pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di sekitarnya.
Gejala-gejala serangan stroke pada seseorang dapat dikenali,
antara lain tiba-tiba lemah (lumpuh) pada suatu sisi tubuh (dapat
terjadi di sisi kiri atau kanan tubuh); rasa baal dan kesemutan
pada satu sisi tubuh; pandangan gelap; bila melihat, ada
bayangan (melihat dobel); tiba-tiba tidak dapat atau lancer
berbicara (pelo); mulut “merot” (miring ke kiri atau ke kana);
tiba-tiba muncul perasaan akan jatuh saat akan berjalan; kadang-
kadang disertai pusing terasa berputar; mual dan muntah; serta
sakit kepala atau kesadaran menurun. Gejala-gejala tersebut
dapat ditemukan salah satu atau beberapa sekaligus, tergantung
berat dan letak lesi pada otak orang yang terkena serangan
stroke.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas bisa muncul tiba-tiba saat
sedang santai (menonton atau sedang mengobrol) atau ketika
melakukan aktivitas, misalnya olahraga, bekerja di kantor atau di
lapangan. Bahkan, ketika bangun tidur. Akan tetapi, gejala stroke
bervariasi dan tergantung pada bagian otak mana yang terserang
serta seberapa luas kerusakannya. Inilah sebabnya, stroke
hemorragik disebut sebagai silent killer disease.
2. Penyakit Jantung
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan
resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri sehingga
beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertrofi
ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang
yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi,
kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung
dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi
dilatasi dan “payah jantung”. Jantung semakin terancam seiring
parahnya aterosklerosis coroner. Angina pectoris juga dapat
terjadi karena gabungan penyakit arterial coroner yang cepat dan
kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan
massa miokard.
3. Penyakit Arteri Koronaria
Hipertensi umumnya diakui sebagai factor risiko utama penyakit
arteri koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plak
terbentuk pada percabangan arteri yang kea rah arteri koronaria
kiri, arteri koronaria kanan, dan agak jarang pada arteri
sirromfleks. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi
secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh
akumulasi plak atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral
berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat
pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi
kolateral untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke sel
yang berakibat terjadinya pernyakit arteri koronaria.
4. Aneurisma
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang
terpisah sehingga ada ruangan yang memungkinkan darah
masuk. Pelebaran pembuluh darah bisa timbul karena dinding
pembuluh darah aorta terpisah atau disebut aorta disekans. Ini
dapat menimbulkan penyakit aneurisma. Gejalanya adalah sakit
kepala yang hebat serta sakit di perut sampai ke pinggang
belakang dan di ginjal. Mekanismenya terjadi pelebaran
pembuluh darah aorta (pembuluh nadi besar yang membawa
darah ke seluruh tubuh). Aneurisma pada perut dan dada
penyebab utamanya pengerasan dinding pembuluh darah karena
proses penuaan (aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi memicu
timbulnya aneurisma.
5. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal
yang progresif dan tidak dapat diperbaiki dari berbagai
penyebab. Salah satunya pada bagian yang menuju ke
kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal
ginjal kronis karena penimbunan garam dan air, atau sistem renin
angiotensin aldosterone (RAA).

6. Ensefalopati Hipertensi
Ensefalopati hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan
parah tekanan arteri disertai dengan mual, muntah, dan nyeri
kepala yang berlanjut ke koma dan disertai tanda klinik deficit
neurologi. Jika kasus ini tidak diterapi secara dini, sindrom ini
akna berlanjut menjadi stroke, ensefalopati menahun, atau
hipertensi maligna. Kemudian, sifat reversibilitas jauh lebih
lambat dan jauh lebih meragukan(Shanty, 2011).
2.1.7. Usia rawan
Ada banyak orang beranggapan bahwa hipertensi hanya
menyerang golongan manula atau lanut usia. Ini adalah pandangan
yang tidak benar. Hipertensi tidak mengenal umur. Semua usia
rawan hipertensi, baik mereka yang tua, muda, bahkan anak-anak
baik laki-laki maupun perempuan. Hal tersebut terutama
dipengaruhi oleh pola hidup yang tidak sehat dan makan secara
sembarangan. Jadi, tidaklah mengherankan kalua banyak anak
muda terkena hipertensi akut dengan dampak negative seperti
serangan jantung.Oleh karena tidak ada masa usia tertentu yang
dapat dikategorikan rawan hipertensi, maka sejak dini kita harus
melakukan deteksi hipertensi dan melakukan antisipasi
pencegahan. Langkah penting ini harus segera diambil terutama
mereka yang memang sejak awal memiliki genetika (sifat turunan)
penderita hipertensi.
Pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan tepat
untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya itu harus
dilakukan secara terus-menerus, tidak boleh temporer. Sekali kita
lengah menjaga diri dengan tidak mengikuti pola makan sehat
dapat dipastikan kita akan mudah terkena hipertensi dan penyakit
lainnya. Pada anak-anak meskipun masih dalam masa
pertumbuhan, orang tua selayaknya juga mengontrol jenis zat-zat
yang masuk ke dalam tubuh mereka. Jangan sampai mereka
mengkonsumsi sembarang makanan yan dapat memicu hipertensi
akut di kalangan anak-anak(Susilo & Wulandari, 2011).

2.2 Hidroterapi

2.2.1 Definisi

Hidroterapi (hydrotherapy) yang sebelumnya dikenal sebagai


hidropati (hydropathy) adalah metode pengobatan menggunakan air
untuk mengobati atau meringankan kondisi yang menyakitkan dan
merupakan metode terapi dengan pendekatan “lowtech” yang
mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air. Beberapa
keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara lain: untuk mencegah
flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan kelelahan,
meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi tubuh, dan
membantu kelancaran sirkulasi darah. Hidroterapi rendam air hangat
merupakan salah satu jenis terapi alamiah yang bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan
relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-otot,
menghilangkan stress, nyeri otot, meringankan rasa sakit, meningkatkan
permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh sehingga
sangat bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada
hipertensi, dan prinsip kerja dari hidroterapi ini yaitu dengan
menggunakan air hangat yang bersuhu sekitar 40,5-43 C secara
konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh
sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat
menurunkan ketegangan otot (Perry& Potter, 2006 dalam Damayanti).

2.2.2 Prinsip Kerja Hidroterapi

Prinsip kerja hidroterapi akan menyebabkan pelebaran pembuluh


darah dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat melancarkan
peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan
menyampaikan impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa
isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak
perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ
ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan
sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel untuk
segera berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup
semilunar belum terbuka. Untuk membuka katup aorta, tekanan di
dalam ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana
kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran
pembuluh darah, aliran darah akan lancar sehingga akan mudah
mendorong darah masuk kejantung sehingga menurunkan tekanan
sistoliknya. Pada tekanan diastolik keadaan releksasi ventrikular
isovolemik saat ventrikel berelaksasi, tekanan di dalam ventrikel turun
drastis, aliran darah lancar dengan adanya pelebaran pembuluh darah
sehingga akan menurunkan tekanan diastolik (Perry & Potter, 2006
dalam Damayanti (2014)).

Efek biologis panas/hangat dapat menyebabkan dilatasi


pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah (viscositas),
menurunkanketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari hangat inilah yang
dipergunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan
dalam tubuh (Destia,dkk.,2014). Hidroterapi ini juga memberikan
respon relaksasi/rasa nyaman dimana rasa hangat yang langsung
menyentuh kulit dapat merangsang hormon endorphin untuk
menimbulkan rasa rileks dan mengurangi stress (Wijayanti, 2009).

2.2.3 Manfaat Hidroterapi

1. Menggunakan dan merelaksasikan otot

2. Memperbaiki pola jalan dan postur tubuh

3. Mengurangi nyeri, bengkak, kaku otot dan sendi

4. Meningkatkan fungsi jantung, sirkulasi darah dan pernafasan.

5. Meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup,

6. Memperbaiki keseimbangan dan koordinasi

7. Memperbaiki lingkup gerak sendi, stroke, nyeri sendi lutut dan


penyakit rematik
2.3 Jahe

2.3.1 Definisi Jahe

Jahe yang memiliki nama ilmiah zingiber officinale merupakan salah


satu tanaman berupa tumbuhan rumpun yang memiliki batang semu. Nama
ilmiah jahe itu sendiri berasal dari bahasa yunani, zingiberi yang diberikan
oleh seorang ilmuwan bernaman William Roxburgh. Dengan demikian jahe ,
jaeh termasuk dalam suku temu- temuan (Zingiberaceae), sefamili denga
temuan- temuan lainnya seperti temulawak ( Cucuma xanthorrizha), temu
hitam ( Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur
(kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.

Jahe adalah herbal tegak berbatang semu , beralur , dan berwarna


hijau. Daun tunggal , berwarna hijau tua, rimpangnya bercabang, tebal dan
agak melebar ( tidak silindris),berwarna kuning pucat, dimana baunya khas
dan rasanya pedas menyegarkan. Dengan rasa pedas dan hangat ini bisa
memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia.

Jahe biasa hidup ditanah dengan ketinggian 200-600 meter diatas


permukaan laut dan curah hujan rata-rata 2500-4000 mm/tahun, jahe biasanya
ditanam didaerah beriklim panas,terutama ditanah gembur, kering dan subur.
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis penanamanya hanya
bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti asia tenggara, brasil, dan afrika.
Saat ini ekuador dan brasil menjadi pemasok terbesar di dunia. Sementara itu ,
jahe yang amat baik dihasilkan di jamaika, sri langka, dan cina (Ramadhan,
2013).

2.3.2. Taksonomi

Secara ilmiah, taksonomi tanaman jahe adalah:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoidae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale
(Ramadhan, 2013)

2.3.3. Jenis Jahe

Jenis Tanamana Jahe


Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya. Ketiga jenis itu adalah jehe putih/kuning besar (jahe gajah/jahe
badak), jahe putih/kuning kecil (jahe emprit) dan jahe merah atau jahe sunti.

1. Jahe gajah atau jahe badak


Jahe gajah atau jahe badak adalah jahe yang memiliki warna putih/kuning
besar dengan bahasa ilmiahnya adalah Zingiber officinale var.
Officinarium. Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d
85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm. Ruas
rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas jahe lainnya. Jenis
jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupu berumur tua,
baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak atsiri di dalam
rimpang hanya sekitar 0,82 – 2,8%.
Pada dasarnya, penyebutan jahe badak dan jahe gajah adalah bermula di
Jawa Barat, di mana jahe putih besar ini disebut sebagai jahe badak,
sedangkan di Sumatra dikenal sebagai jahe gajah. Di kuningan, jahe ini
dikenal sebagai klon ganyong dan lempung. Di beberapa daerah lain,
sering disebut sebagai jahe kuning. Di India, penyebutan jahe ini selain
menurut nama setempat, juga menurut nama daerah asalnya, sehingga
dikenal klon-klon spesifik, misalnya klon Rio de Jeneiro, Nadia, China,
Mara Maran, dan seterusnya.
Jahe ini memiliki ukuran rimpang yang besar dan cenderung gemuk
dibandingkan jenis jahe lainnya. Warna rimpangnya putih dan ada juga
yang kuning. Jahe gajah ini adalah jahe yang paling disukai di pasaran
internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas.
Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

2. Jahe kuning atau jahe emprit


Jahe putih/kuning kecil (Zingiber officinale var. amarum) biasa juga
disebut dengan jahe sunti atau jahe emprit. Jahe ini banyak dipakai
sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi local. Rasa dan
aromanya cukup tajam.
Ciri utama jahe emprit terletak oada bentuk rimpangnya yang kecil,
berdiameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317
mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen
setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar daripada
jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, di samping seratnya tinggi. Jahe
ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya.

Jahe jenis ini bisa ditemukan dalam warna putih, kuning dan dalam
kondisi tertentu berwarna merah. Serat jahe emprit bertekstur lembut
dengan aroma yang tidak tajam. Tetapi jahe emprit dilengkapi rasa yang
jauh lebih pedas ketimbang jahe gajah atau badak. Kandungan gingerol,
zingeron, dan shogaol yang dimiliki jahe emprit memang lebih tinggi
ketimbang jahe gajah. Hal ini menyebabkan rasa pedasnya lebih dominan.
Menurut penelitian, jahe kuning ini mengandung minyak atsiri sebesar 1,5
– 3,8% dari berat keringnya dan cocok untuk ramuan obat-obatan atau
untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya (Tim Lentera, 2002).
Berdasarkan sifatnya, jahe ini sering dijadikan bahan obat herbal dan
bumbu makanan. Rasa pedasnya memang memberi sensasi hangat yang
jauh lebih baik. Sayangnya, aroma yang tidak sekuat jahe gajah membuat
jahe emprit jarang digunakan untuk produk seperti permen jahe, jelly jahe,
sirup jahe, dan lain-lain. Jahe emprit (bersama jahe merah) paling
popouler digunakan sebagai bahan untuk membuat produk ekstrak
oleoresin dan juga minyak atsiri. Produk ini dengan mudah bisa
didapatkan di toko herbal dengan harga yang terjangkau. Air rebusan jahe
emprit juga dikenal ampuh untuk menghangatkan badan serta
mengoptimalkan kesehatan.
3. Jahe Merah
Jahe merah menjadi jahe yang banyak dijadikan pilihan orang. Hal ini
karena jahe merah dipercaya memiliki khasiat yang lebih baik
dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Secara turun temurun jahe merah
telah dikonsumsi, baik sebagai obat ataupun hanya sekedar suplemen
tambahan.
Jahe merah atau yang bernama Latin Zingiber officinale var. rubrum
memiliki rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih
kecil, dengan diameter 24 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang
123 s/d 126 mm. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen
setelah tuam dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup
tinggi, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan dan jamu.
Jahe ini memiliki ukuran rimpang paling kecil dengan kulit warna merah,
dan serat lebih besar dibanding jahe biasa. Seperti halnya jahe emprit, jahe
merah ini mengandung minyak atsiri 1,5 – 3,8% dari berat keringnya dan
cocok untuk ramuan obat-obatan atau untuk diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinnya (Tim Lentera, 2002)
Jahe merah tidak hanya dikonsumis orang Indonesia saja. Di China, jahe
merah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional China. Jahe
merah, menurut mereka, sangat mendukung limpa kecil, perut/lambung
dan ginjal, terutama untuk pria, dan juga diklasifikasikan sebagai
aphrodisiac/zat perangsang dan pengobatan yang baik untuk impotensi.
Lain lagi dengan orang Arab, di mana jahe merah dianggap sebagai panas
derajat kedua dan lembab derajat pertama. Jahe merah dianggap
menghangatkan dan mampu melembutkan perut, sehingga bisa berguna
bagi tubuh dalam mengatasi masalah di organ pencernaan seperti
kembung, keracunan makanan, dan sembelit.
Sedangkan di Barat, jahe merah memegang pernanan penting dalam dunia
pengobatan Barat seperti halnya dalam dunia pengobatan Timur (China,
Jepang, dan India). Jahe merah bisa digunakan sendirian atau sebagai
bahan campuran dalam resep herbal dan juga dipakai sebagai
“penyembuhan koreksi” terhadap efek yang tidak diinginkan dari
tumbuhan lain. Telah dibuktikan dalam riset terakhir bahwa jahe merah
mempunyai kandungan unik yang dapat membantu pengobatan lain
menjadi lebih baik diterima dan diserap tubuh (Ramadhan, 2013).
(Sety
aningrum & Saparinto, 2013)

2.3.4. Kandungan Jahe

Jahe mengandung minyak atsiri berupa n-nomylaldehyde, d-


campene, beta phellandrene, methylheptenone, cineol, d-borneol,
geraniol, linalool, acetates, caprylate, citral, chavical, dan zingiberene.
Kandungan lainnya adalah gingerol,minyal terbang,limonene, 1,8
cineole, 1-dehydrogingerdione, 6 ginggerdione, alpha-linolenic acid,
arginine, aspartic, bethasitosterol, caprylic-acid, capsaicin, chlorogenic
acid, farnesal, dan farnesol. Selain minyak atsiri jahe juga mengandung
oleoresin yakni: suatu komponen yang memberi rasa pedas, serta sari
pati dan serat resin (Aldi, 2008).

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang berbagai unsur-unsur dan


senyawa-senyawa yang ada dalam rimpang jahe, maka berikut ini
adalah berbagai komposisi tersebut dalam 100 gram jahe:

Kandungan Jumlah

Protein 8.6%

Karbohidrat 66.5%

Lemak 6.4%

Serat 5.9%

Abu 5.7%

Kalsium 0.1%

Fosfor 0.15%

Zat Besi 0.011%

Sodium 0.3%

Potasium 1.4%

Vitamin A 175 IU

Vitamin B1 0.05 mg

Vitamin B2 0.13 mg

Vitamin C 12 mg
Niasin 1.9%

Yang paling penting dalam kandungan rimpang jahe adalah minyak


atsiri. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan
bau khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa
senyawa zingiberen (C12H24) dan zingiberol (C12M26O2). Senyawa yang
menyebabkan rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin
(fixed oil). Senyawa oleoresin yang terdapat dalam rimpang jahe adalah
sebanyak 3-4% dan lebih banyak terdapat pada jahe merah. Senyawa
oleoresin ini dapat diekstrak dengan pelarut alkohol, seton ataupun ester.
Komponen utama oleoresin senyawa gingerol (C14H26O4, C18H28O5),
shogaol (C7H24O3), dan resin. Di samping itu, minyak jahe juga
mengandung senyawa-senyawa pinen, kamfen, felandren, sineol, metil-
heptenon, linalool, bormeol, sitral, a dan b zingiber, kurkumen, farnesen,
seskuiterpen, alkohol, C10 dan C9 aldehid, yang digunakan secara luas
dalam industri makanan, minuman, dan obat-obatan. Minyak atsiri dan
oleoresin terdapat dalam semua jaringan rimpang, tetapi paling banyak
terdapat di bawah jaringan epidermis. Oleh karena itu, penanganan
rimpang jahe, terutama aktivitas pengupasan, harus dilakukan secara hati-
hati sehingga kulit yang terkelupas setipis mungkin(Ramadhan, 2013).

2.3.4 Manfaat Jahe


a. Menurunkan tekanan darah.
Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormone adrenalin
dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih
cepat dan lancar serta memperingan kerja jantung dalam
memompa darah
b. Mengobati Diabetes
Menurut Huffington Post, sejumlah ilmuwan dari University of
Sydney, Australia, menemukan manfaat jahe pada pasien diabetes.
Mereka menemukan bahwa nutrisi jahe bekerja membantu kadar
gula darah. Berdasarkan hasil riset tersebut yang dipublikasikan
dalam Medical News, ekstrak jahe berisi gingerol, yang mampu
meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam sel otot bebas dari
produksi insulin. Profesor Roufogalis, seorang ahli kimia farmasi
yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa jahe
membantu mengontrol kadar gula darah pasien diabetes untuk
mencegah komplikasi jangka panjang.
c. Membantu pencernaan,karena jahe mengandung enzim pencernaan
yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein
dan lemak.
d. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah
penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh
darah penyebab utama stroke dan serangan jantung. Gingerol juga
diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
e. Mencegah mual, karena jahe mampu menjadi penghalang
serotonin, sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut
berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat
mabuk perjalanan.
f. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan
membantu mengeluarkan angina.
g. Meredakan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Berdasarkan penelitian para ahli kesehatan, telah ditemukan
beberapa manfaat jahe bagi kesehatan, termasuk dalam hal
menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini disebabkan karena
jahe merangsang pelepasan hormone adrenalin dan memperlebar
pembuluh darah. Dengan pembuluh darah yang melebar, tentu
aliran darah akan bebas tanpa hambatan sehingga mengalir dari
dan menuju ke jantung dengan lancer. Akibatnya, hal ini akan
memperingan kerja jantung dalam memompa darah.
h. Bisa mencegah timbulnya jerawat. Sakah satu penelitian yang
dilakukan di University Maryland Center, jahe juga bisa mencegah
timbulnya jerawat. Untuk membantu mencegah timbulnya jerawat
dianjurkan untuk mengkonsumsi jahe maksimal 4 gram per hari.
Karen ajika mengkonsumsi jahe pada dosis yang tinggi mampu
menyebabkan efek samping seperti iritasi, mules, dan diare.
i. Membantu mengurangi sakit jantung dan stroke. Sama seperti
meredakan hipertensi, jahe juga bisa digunakan untuk mengobati
sakit jantung dan stroke. Ini terjadi karena jahe mempunyai
senyawa gingerol yang fungsinya bisa mencegah terjadinya
penggumpalan darah, atau dalam bahasa ilmiahnya adalah anti-
koagulan. Dengan tidak adanya penggumpalan dalam pembuluh
darah, tentu saja darah akan mengalit cepat dari dan menuju
jantung, sehingga jantung menjadi sehat. Dengan jantung yang
sehat, maka serangan jantung tentu akan terhindari.
Selain itu, hipertensi dan stroke yang menjadi penyakit akibat
adanya penyumbatan pembuluh darah bisa juga dihindari. Kalau
hipertensi terjadi pada pembuluh dari dan menuju jantung yang
tersumbat sehingga membuat kinerja jantung semakin tinggi, maka
stroke adalah tersumbatnya aliran darah menuju otak, sehingga
pembuluh darah di otak yang terkenal halus akan rusak dan bahkan
bisa pecah, sehingga menyebabkan terjadinya stroke.
j. Jahe juga bisa mencegah komplikasi kanker. Jahe yang diesktrak
ternyata juga ampuh menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel
kanker. Seperti mencegah sembelit terkait kanker, merangsang
enzim pencegah kanker prostat, dan mencegah pertumbuhan
kanker usus besar. Ekstrak jahe juga terbukti menghentikan
penyebaran sel-sel kanker kulit, paru-paru, ginjal, dan pancreas.
k. Jahe bisa menurunkan berat badan. Jahe berfungsi melebarkan
pembuluh darah dan membakar kalori menjadi panas tubuh. Selain
itu jahe hanya mengandung sedikit kalori sehingga tidak
berkontribusi menaikkan berat badan anda. Seduhan wedang jahe
sangat baik bagi kesehatan dan metabolism tubuh.
l. Jahe juga mencegah sakit gigi. Nyeri gusi dan sakit gigi ternyata
juga bisa dicegah dengan kebiasaan minum air jahe. Ini karena
jahe memiliki sifat antijamur dan antibakteri, sehingga sangat baik
untuk dijadikan obat herbal mencegah adanya nyeri gusi yang
kebanyakan memang disebabkan karena adanya bakteri yang
berada di dalam mulut dan sekitar gigi.
m. Jahe sebagai anti peradangan (anti-inflamasi) dan pereda nyeri.
Jahe merupakan tanaman yang sejak ribuan tahun yang lalu tela
digunakan sebagai pembunuh rasa sakit dan anti-inflamasi. Bahkan
secara klinis, baru-baru ini para peneliti mengkonfirmasi bahwa
jahe memiliki sifat anti-inflamasi serupa dengan obat anti-
inflamasi Cox-2, sehingga dapat membantu meringankan rasa sakit
dan peradangan.
Percobaan klinis terkontrol placebo untuk menguji khasiat jahe dalam
pengobatan nyeri dilakukan pada tahun 2001. Percobaan tersebut
dilakukan oleh Universitas Miami selama enam minggu terhadap 261
pasien dengan osteoarthritis lutut. Hasilnya, jahe memiliki prospek
sebagai pereda rasa nyeri.
Untuk mengkonfirmasi kemanjuran jahe sebagai analgesic, pada
peneliti di Georgia College dan University of Georgia juga melakukan
percobaan placebo terkontrol. Para penelti membagi 74 relawan
menjadi dua kelompok placebo terkontrol. Kelompok pertama
mengambil dua gram jahe mentah setiap hari selama 11 hari, sementara
kelompok kedua mengambil dua gram jahe yang sudah dimasak. Kedua
kelompok kontrol mengambil placebo untuk periode waktu yang sama.
Pada hari kedelapan semua peserta diminta untuk melakukan
serangkaian kegiatan fisik yang merangsang rasa sakit. Sebelum dan
setelah kegiatan fisik tersebut, kedua kelompok dievaluasi mengenai
intensitas nyeri dan terjadinya inflamasi pada tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelompok yang mengambil jahe mengalami
penurunan gejala inflamasi dan nyeri sebesar 25%. Penelitian ini tentu
menegaskan tanpa ragu khasiat jahe sebagai pembunuh rasa sakit.
Karena itu, sudah jelas bahwa ternyata jahe itu mengandung senyawa
yang efektif sebagai agen anti-inflamasi, sehingga jahe pun bisa
digunakan sebagai analgesic untuk bisa meredakan nyeri dan radang
pada tubuh.
a. Membersihkan kotoran tubuh. Jika kita sering mengkonsumsi jahe
denga cara diseduh, biasanya kita akan berkeringat. Melalui
keringat itulah dikeluarkan berbagai kotoran jahat yang ada di
dalam tubuh. Dengan demikian, jahe ternyata mampu untuk
dijadikan sebagai alat sekresi yang sangat berguna bagi
metabolisme tubuh kita. Jadi, dengan bantuan jahe ini, tubuh kita
akan senantiasa sehat dan bugar.
b. Melancarkan sirkulasi haid agar teratur. Jahe memberi manfaat
keteraturan siklus menstruasi bagi wanita. Di China misalnya, jahe
dan gula merah yang dicampurkan dalam teh banyak dikonsumsi
untuk mengurangi kram saat dating bulan.
c. Mencegah perut buncit. Dengan mengkonsumsi jahe sebelum
makan mampu mencegah terjadinya perut buncit. Hal ini
dikarenakan jahe sendiri mengandung metabolisme dan
memperlancar pencernaan. Dengan adanya peningkatan metabolism
tersebut, akan mempercepat pembakaran kalori dan meratakan perut
buncit.
d. Mengobati kanker akibat radikal bebas. Kita tahu bahwa radikal
bebas adalah salah satu sumber dari terjadinya kanker dalam tubuh
dan juga berbagai gangguan lainnya. Karena itulah radikal bebas
tentu sangat merugikan tubuh kita. Namun, jahe ternyata
mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek
merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Karena itulah, khasiat jahe ini tentu merupakan sesuatu yang sangat
penting artinya bagi tubuh.

BAB III
KERANGA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep

FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
 Ras
 Keturunan
 Pola hidup
 Usia
 Stress
 Jenis
 Obesitas
kelamin
 Kebiasaan
merokok
 Konsumsi
minuman alkohol
Resisten insulin Gangguan sistem saraf pusat
inflamasi
dan sistem rennin angiotensin
aldosteron

vasokonstriksi Resisten garam dan


air

Peningkatan resisten Peningkatan volume darah


perifer

Rendaman air HIPERTENSI Jahe


hangat

MANFAAT
MANFAAT
men
1. Memberi efek farmakologi
1. Menggunakan dan merelaksasikan seperti antioksidan, anti
otot inflamasi, anti koagulan,
analgestik, anti karsinogenik,
2. Memperbaiki pola jalan dan postur
non-toksik dan non
tubuh mutagenic
3. Menguranginyeri, bengkak, kaku 2. Memperlebar pembuluh
otot dan sendi darah sehingga aliran darah
lancar
4. Meningkatkan fungsi jantung,
sirkulasi darah dan pernafasan.
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasakan kajian kerangka konseptual penelitian tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ada keefektifitasan rendam kaki menggunakan air hangat (hidroterapi) dan
mengonsumsi air jahe terhadap penurunan tekanan darah pada kasus hipertensi di
puskesmas pandanwangi kecamatan blimbing.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian pra-eksperiment dengan
menggunakan rancangan one group pretest-postest design, dimana rancangan ini
mengukur keefektifitasan rendam kaki dengan air hangat dan mengonsumsi air jahe
antara sebelum dan sesudah intervensi. Bentuk rancangan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
O1 P O2

Observasi awal Pemberian Observasi akhir


tekanan darah hidroterapi dan tekanan darah
minum air jahe
4.2 Kerangka Kerja

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Rancangan Penelitian: pra-eksperiment dengan menggunakan rancangan one group


pretest-postest design

Populasi

Sampel
Sampling

Pengukuran tekanan darah sebelum


intervensi

Pemberian hidroterapi dan minum air


jahe

Pengukuran tekanan darah setelah


intervensi

Hasil Akhir

Anda mungkin juga menyukai