KAJIAN PUSTAKA
A. Radikalisme Agama
1. Radikalisme
paham ekstrim.1
fundamental reform.3
1
Nuhrison M. Nuh, “Faktor-faktor Penyebab Munculnya Faham/Gerakan Islam Radikal
Di Indonesia”, Harmoni Jurnal Multikultural & Multireligius, 31 (Juli-September, 2009), hlm. 36
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balaipustaka, 1989), hlm. 719
3
Agus SB, Deradikalisasi Nusantara: Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal
Melawan Radikalisasi Dan Terorisme, (Jakarta: Daulat Press, 2016), hlm. 47
21
22
dengan istilah dalam bahasa Arab, sampai saat ini belum ditemukan
dalam kamus bahasa Arab. Istilah ini adalah murni produk Barat yang
dan al-irhab. Al-‘unf adalah antonim dari ar-rifq yang berarti lemah
4
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Radikalisme, diakses tanggal 27 agustus 2017
5
Lihat Junaidi Abdullah, “Radikalisme Agama: Dekonstruksi Ayat Kekerasan Dalam Al-
Qur’an”, dalam Jurnal Kalam , Vol. 8, No. 2, (Desember, 2014), hlm. 3.
6
Dede Rodin, “Islam Dan Radikalisme: Telaah Atas Ayat-Ayat “Kekerasan” Dalam Al-
Qur’an”, Addin, Vol. 10, No. 1,(Februari, 2016), hlm. 35
23
7
Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm. 38
8
Jusuf Syarif Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia
(Jakarta:Kompas Media Nusantara, cet. ke 3, 2007), hlm. 294.
9
Azyumardi Azra, Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi, Radikalisme &
Pluralitas(Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2002), hlm. 112.
10
Abu Anas Ali Bin Husain Abu Luz, Salah Kaprah Dalam Memperjuangkan Islam, terj.
Dahlan Haranawisastera (Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2004), hlm. 13.
11
Abu Anas Ali Bin Husain Abu Luz, hlm. 15.
24
dianggap antisosial.13
12
Azyumardi Azra, Islam Reformis: Dinamika Intelektual Dan Gerakan, Dalam Dede
Rodin, Islam Dan Radikalisme: Telaah Atas Ayat-Ayat “Kekerasan” Dalam Al-Qur’an, Addin,
Vol. 10, No. 1, (Februari, 2016), hlm.34
13
Agus SB, Deradikalisasi Nusantara, hlm. 48.
25
kekuatan politik lain. Dalam situasi ini, radikalisme tak jarang akan
2. Radikalisme Agama
tetapi tergesa-gesa.16
gejala dan perilaku kekerasan itu dapat ditemukan dalam tradisi dan
16
Pior Stompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm. 223
27
muncul pada masa akhir pemerintahan Ali ibn Abi Thalib. Prinsip-
hukum kecuali bagi Allah) dan lā ḥukma illā Allāh (tidak ada hakim
17
R. Hrair Dikmejian, Islam In Revolution: Fundamentalism In Arab World, Dalam
Anzar Abdullah, Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif Historis, Addin, vol. 10, no. 1,
februari 2016, hlm. 3
18
Anzar Abdullah, Gerakan Radikalisme Dalam Islam: Perspektif Historis, Addin, vol.
10, No. 1, Februari 2016, hlm. 4
19
A. Maftuh Abegebriel, Negara Tuhan: The Thematic Encyclopaedia, Dalam Saifuddin,
“Radikalisme Islam Di Kalangan Mahasiswa (Sebuah Metamorfosa Baru)”, Jurnal Analisis, vol.
XI, No. 1, Juni 2011, hlm. 24.
28
berbunyi:
dalam konteks ini, kata radikal berkonotasi negatif. Lawan dari kata
20
Azyumardi Azra, “Pergolakan Politik Islam”, Dalam Saifuddin, “Radikalisme Islam
Di Kalangan Mahasiswa: Sebuah Metaforsa Baru” Jurnal Analisis, vol. xi, no. 1, Juni 2011, hlm.
20.
21
Abdurrahman Wahid, Dkk, Dalam “Islam Tanpa Kekerasan”, (Yogyakarta: Lkis,
Cetakan ii, 2010), hlm. 15-16
29
dengan nama Islam garis keras. Namun banyak yang tidak sependapat
keras, yang dikenal juga dengan sebutan fanatik, dan ada pula yang
menyudutkan.25
22
Yusuf Qardhawi, Islam Radikal: Analisis Terhadap Radikalisme Dalam Berislam Dan
Upaya Pemecahannya, terj. Hawin Murthado, (Solo: Intermedia, 2004), hlm. 23.
23
Zainuddin Fananie, Dkk., Radikalisme Keagamaan & Perubahan Sosial (Surakarta;
Muhammadiyah University Press, 2002), hlm. 1.
24
Ali Mustafa Yaqub, “Menanggulangi Faham Islam Radikal”, Pelita, 9 juni 2006, hlm.
6.
25
Jamhari Dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal Di Indonesia (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm. 4.
30
perubahan ke arah yang lebih baik; namun ada juga yang memaknai
radikalisme.
agama sebagai smbol. Hal ini adalah fakta sejarah yang tidak
Shiffin di masa kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Hal ini ditandai dengan
sebagai golongan orang Islam atau Muslim yang keuar dari kesatuan
umat Islam. Ada pula yang mengatakan bahwa pemberian nama itu di
dasarkan pada Q.S. an-Nisa’ [4]: 100. Surat Annisa ayat 100, yang
kelompok atau aliran kalam yang berasal dari pengikut Ali bin Abi
27
Achmad Gholib, Teologi Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005),
hlm. 47
33
lahiriyah, orang yang ekstrim hanya mengambil arti lahiriah dari teks
ayat, tanpa mau meneliti sebab dan maksud teks tersebut, disamping
arti yang tersirat.29 Mempelajari agama dari satu aliran saja, orang yang
tidak bertemu dengan faktor pemicu (trigger) yang serba kompleks ini,
atau kekerasan dalam agama antara lain adalah: (1) Pergolakan sosial
dan politik yang melanda dunia Islam; (2) emosi keagamaan dan
32
Achmad Jainuri, Radikalisme Dan Terorisme: Akar Ideologi Dan Tuntutan Aksi,
(Malang: Intrans Publishing, 2016), hlm. 90.
36
memojokkan Islam.33
paham dan tindakan radikal. Faktor ini bisa berupa pengaruh domestik
1. Pengertian Deradikalisasi
33
Ahmad Gunaryo, Dkk, “Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal,”
Laporan Penelitian, IAIN Walisongo, 2011, hlm. 40-46.
37
radikal teroris.34
dengan kata dasar radical. Mendapat awalan de- yang memiliki arti,
Mendapat imbuhan akhir -isasi dari kata -ize, yang berarti cause to be
37
Petrus Reindhard, Deradikalisasi Terorisme…, hlm 63
38
Syamsul Arifin, Membendung Arus Radikalisasi Di Indonesia, Islamica: Jurnal Studi
Keislaman, Volume 8, No. 2, Maret 2014, hlm. 297
39
Amirsyah, Meluruskan Salah Paham Terhadap Deradikalisasi Pemikiran, Konsep dan
Pelaksanaan,(Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2012), hlm. 35
39
(NKRI).40
2. Langkah-langkah Deradikalisasi
pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif. Pendidikan ini ber-
(pluralisme) agama, ras, suku, budaya, dan bahasa yang harus dikelola
dan dihormati. Peserta didik akan dapat menjauhkan diri dari sikap dan
dasar dan terkecil dalam sistem sosial perlu dilibatkan dalam program
deradikalisasi:
radikal. Model ini perlu mangacu pada suatu desain utuh yang
44
Syamsul Arifin, Studi Islam Kontemporer; Arus Radikalisasi dan Multikulturalisme di
Indonesia, hlm. 65.
42
Radikalisasi Islam:
Pembacaan radikal
terhadap Islam.
Objektivitas
Hard Power Pendidikan
pembacaan Islam
(Security) Multikultural :
radikal.
Pembacaan
Rekruitmen dan
Kekerasan: moderat dan Muslim,
pelatihan.
Wacana toleran Moderat,
Kondisi dalam negeri Deradikalisasi
Ketegangan Dekonstruksi Inklusif,
(transisi demokrasi)
dan konflik dan rekonstruksi Kooperatif
Pengaruh
Terorisme doktrin-doktrin , Tegas
perkembangan global Soft Power/
Civil Socieity Materi
(isu-isu krusial dunia
Pembelajaran
Islam) Syamsul Arifin, hlm. 71
45
dan lingkungan
Dampak teknologi
informasi
43
Gambar2.1
Lil’Alamin
nilai tersebut.46
46
Haris Ramadhan,. 2016, Deradikalisasi Paham Keagamaan Melalui Pendidikan Islam
Rahmatan Lil ‘Alamin (Studi Pemikiran Pendidikan Islam KH. Abdurrahman Wahid). Tesis,
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, hlm. 200
44
47
Imam Mawardi “Transinternalisasi Budaya Pendidikan Islam: Membangun Nilai Etika
Sosial Dalam Pengembangan Masyarakat”, Jurnal Hunafa Studia Islamika, Vol. 8, No. 1, Juni
2011, hlm. 41.
48
Imam Mawardi, Transinternalisasi…, hlm. 29.
45
proses pembudayaan. 49
orang dengan orang lain, beserta alam semesta. Islam itu memberi
rahmat.
dan membentuk pola pikir. Fase ini lah yang di dalam Teori
49
Haris Ramadhan, Deradikalisasi Paham Keagamaan, hlm 202
46
radikal. Hal itu terjadi karena sebelumnya tidak ada nilai-nilai yang
menjadi sandaran.
menjadi sistem imun bagi pola pikir peserta didik dari ideologi
radikal.
masalah.51
bekal kepada anak didik untuk mampu berpikir secara kritis dan
51
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2009), hlm. 308.
48
1. Definisi Tasawuf
Yusuf Qardhawi, Islam Radikal (Analisis terhadap Radikalisme dalam Berislam dan
53
tasawuf, paling tidak ada lima pendapat tentang asal kata dari tasawuf.
Islam pada masa awal Islam. Mereka adalah diantara orang-orang yang
Para sahabat nabi hasil produk shuffah ini antara lain Abu Darda’,
shuf, yang berarti bulu domba. Berasal dari kata shuf karena orang-
yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang
camping ini dengan tujuan agar para ahli ibadah tidak timbul rasa
3. Ketiga, tasawuf berasal dari kata shofa, yang berari orang suci atau
ibadah mereka atas dasar kesucian hati dan untuk pembersihan jiwa
maksiat.58
melaksanakan kebajikan.59
57
Muhammad Sholikhin, Tradisi Sufi ..., hlm. 21
58
Alwan Khoiri, dkk, Akhlak/Tasawuf, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005), hlm. 29
59
Yasir Nasution, Cakrawala Tasawuf (Jakarta: Putra Grafika, 2007), hlm. 3
52
2. Sejarah Tasawuf
menjadi Rasul untuk segenap umat manusia dan alam semesta. Fakta
Pada abad ke-3 dan ke-4 H, periode sufi awal, tasawuf masih
saw. Selanjutnya, menginjak abad ke-5 dan ke-6 H, para elit sufi
demikian, pada akhirnya (abad ke-6 dan ke-7 H.), melembaga sebagai
sebuah kelompok atau organisasi atau ordo sufi yang terdiri dari syekh,
murid, dan doktrin atau ajaran sufi yang selanjutnya dikenal dengan
Indonesia sebagian besar adalah karena jasa kaum sufi. Menurut Alwi
62
Sri Mulyati, dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 6.
54
sikap kaum sufi yang lebih kompromi dan penuh kasih sayang.
tersebarnya Islam.64
dikenal sebagai Wali Allah, seperti di India, Afrika Utara dan Afrika
63
Alwi Shihab, Islam Sufisme, (Bandung : Mizan, 2001) hlm, 13.
64
Alwi Shihab, Akar Tasawuf Indonesia, (Jakarta: Pustaka Iman, 2009), hlm. 22.
55
berbaur dengan masyarakat dengan hati dan jiwa suci sehingga dengan
menjadi ciri khas bagi suatu tarekat yang membedakan dari tarekat
lain.65
65
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 301.
56
Mekkah. Melalui cara ini pula tarekat Syattariyah yang berasal dari
a. Tasawuf Akhlaki
66
Alwi Shihab, Akar Tasawuf Indonesia, (Jakarta: Pustaka Iman, 2009), hlm. 186.
67
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabaroh di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media
Group. 2006 ), hlm, 12.
68
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 209.
57
akhlak.69
pesantren-pesantren di Indonesia.
b. Tasawuf Irfani
terhadap tuhan sebagai dasar atau inti dari landasan tasawuf nya.
69
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf ( Jakarta, PT Raja Grafindo, 2006 ) hlm, 17
70
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, (Jakarta, Amzah,
2005), hlm, 95.
58
dalam menjelaskannya.
c. Tasawuf falsafi
seabad kemudian.72
panteisme.73
4. Macam-macan Tarekat
wa Naqsyabandiyah.
a. Tarekat Qodiriyah
Jailani yang lahir di desa Naif kota Gilan tahun 470/1077, wilayah
tetapi yang pasti beliau adalah orang yang Indonesia yang pertama
pribumi.74
74
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabaroh di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media
Group. 2006 ), hlm, 51.
61
Ta’ala.75
b. Tarekat Syadziliyah
ghumara, dekat Ceuta saat ini, di utara Maroko pada tahun 573 H.
75
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 38.
76
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabaroh, hlm, 60.
62
H/ 1309 M77. Beliau adalah seorang sufi yang gigih salah satu
c. Naqsyabandiyah
d. Tarekat Syattariyah
e. Tarekat Khalwatiyah
f. Tarekat Sammaniyah
79
Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabaroh , hlm,162.
65
1776 memberi uang waqaf sebesar 500 real untuk zawiyah Tarekat
ratib. Peeters memastikan bahwa ratib itu adalah ratib samman. :80
g. Tarekat Tijaniyah
adalah untuk menjaga dan membentuk moral dari kaum elit yang mulai
lupa dari gemerlapnya kehidupan dunia. Dalam situasi seperti itu, para
dalam bentuk zawiyyah83 atau ribat84, dan kanqah,85 dan untuk kasus
landasan sistem dan hubungan yang erat dan khas antara seorang guru
82
Agus Riyadi, Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf (Melacak Peran Tarekat Dalam
Perkembangan Dakwah Islamiyah) Jurnal at-Taqaddum, Volume 6, Nomor 2, Nopember
2014,hlm 377.
83
Zawiyah ialah sebuah tempat yang lebih kecil dari kanqah dan berfungsi sebagai tempat
seorang Sufi menyepi. Di Jawa disebut pesujudan, di Turki disebut tekke (dari kata takiyah,
menyepi)
84
Ribat biasanya adalah sebuah komplek bangunan yang terdiri dari madrasah, masjid,
pusat logistik dan tempat kegiatan lain termasuk asrama, dapur umum, klinik dan perpustakaan.
85
Kanqah, ribat dan zawiyahpada prinsipnya adalah merupakan institusi yangmengemas
pendidikan moral-spiritual dengan kurikulum tertentu yang sederhana danpola-pola tertentu pula
yang antara satu dengan yang lain dapat berbeda disebabkanpandangan sufistik guru pemimpin
zawiyyah yang berbeda
68
tahapan penting yang harus dilalui oleh seorang calon murid yang akan
(mengenakan jubah).
membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan batin.86
menimbulkan sifat iri hati, dengki dan semua sifat tercela lainnya.
yaitu maksiat lahir dan maksiat batin. Maksiat lahir dilakukan oleh
seluruh anggota fisik badan seperti tangan dibuat untuk mencuri, mulut
yaitu segala sifat tercela yang dilakukan oleh hati yang mana hati
dalam kitabnya Arba’in Fi Uluddin Din yang dikutip oleh Abu Bakar
86
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 212.
87
Abu Bakar Aceh, Pendidikan Sufi (Semarang, Ramadhani, 1985) ,hlm, 19.
88
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 213.
69
Aceh ada sepuluh sifat terpuji yaitu taubat, khauf, zuhud, sabar, tahan
(Islam yang benar, berbeda dari kekufuran dan syirik), tradisi sufi atau
89
Bakar Aceh, Pendidikan Sufi (Semarang, Ramadhani, 1985) ,hlm,45.
90
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta, Amzah, 2014) hlm, 220.
70
jalan spiritual (tasawuf) dan persaudaraan sufi. Pada arti ketiga, tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa Arab ialah tarekat yang berarti
jalan, keadaan, aliran atau garis pada sesuatu. Tarekat adalah jalan
yang di tempuh para sufi. Dapat pula digambarkan sebagai jalan yang
bagi setiap muslim. Tidak mungkin ada anak jalan apabila tidak ada
yaitu memberi tunjuk ajar dalam arti kata lain, mursyid berarti
SWT dalam proses tarbiah yang teratur, dalam bentuk tarekat sufiah.
belajar menuju tuhan. Dalam dunia sufi, wirid ialah perbuatan seorang
hmba yang membentuk ibadah, lahir dan batir yang telah diatur tata