Anda di halaman 1dari 5

NAMA : TRISNO DIANTO

NIM : 041606679
SEMESTER/KELAS : 5/A
KODE/NAMA MK : ADPU4230/SISTEM ADMINISTRASI
NEGARAKESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
DOSENPEMBIMBING : IBRAHIM MIFTHAFARIZ MIRZA, S.Ip,M.P.A
TUGAS : KE1

JAWABAN

1. A. Hubungan Presiden dan BankSentral


Pasal 41
(1) Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat
oleh Presiden dengan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat.
(2) Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari
Gubernur.
(3) Dalam hal calon Gubernur, Deputi Gubernur Senior, atau Deputi Gubernur
sebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakdisetujuiolehDewanPerwakilanRakyat,
Presiden wajib mengajukan calonbaru.
(4) Dalam hal calon yang diajukan oleh Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
untuk kedua kalinya tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden wajib
mengangkat kembali Gubernur, Deputi Gubernur Senior, atau Deputi Gubernur
untuk jabatan yang sama, atau dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
mengangkatDeputiGubernurSenioratauDeputiGubernuruntukjabatanyanglebih
tinggi di dalam struktur jabatan Dewan Gubernur dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat(6).
(5) Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkatkembalidalamjabatanyangsamauntuksebanyak-banyaknya1(satu)kali masa
jabatan berikutnya.
(6) Penggantian anggota Dewan Gubernur yang telah berakhir masa jabatannya
dilakukan secara berkala setiap tahun paling banyak 2 (dua)orang.

Peranan Presiden menurut UU No. 13 Tahun 1968 ini sangat besar,


karena Presiden dapat memberhentikan Gubernur dan Direktur-direktur Bank
Indonesia, jika melakukan sesuatu atau bersikap yang merugikan Bank atau
bertentangan dengan kepentingan negara. Ini semakin menjadi bukti bahwa Bank
Indonesia ditempatkan dalam kedudukan sebagai Pembantu Presiden. Dalam hal
pertanggungjawabannya Bank Indonesia bertanggung jawab terhadap pemerintah,
sedangkangajidanpenghasilanlainnyabagiGubernurdanDirektur-DirekturBank
Indonesia ditetapkan olehPresiden.

B. Hubungan DPR-DPD-DPRD
- Hubungan DPR denganDPD
a. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
b. DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah,serta
memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, danagama.
c. DPDdapatmelakukanpengawasanataspelaksanaanundang-undangyangberkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak,
pendidikan, dan agama serta menyampaikan kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untukditindaklanjuti.
- Hubungan DPD dengan Pemerintah Daerah serta DPRD
Dalam kaitannya dengan lembaga perwakilan di daerah, hubungan antara
DPD dan DPRD tidak diatur. Tetapi anggota DPD adalah wakil provinsi yang
seharusnya akan bekerja sama dengan DPRD. Dalam perspektif hubungan pusat-
darah, DPD barangkali merupakan jembatan penghubung antara DPRD-DPRD
(khususnya provinsi) dan DPR. Jadi mengingat DPD adalah perwakilan daerah,
maka memang seharusnya ada hubungan antara DPD melalui anggotanya yang
ditentukan empat orang dari setiap provinsi dengan daerahnya masing-masing.
Dalam hal ini, kepentingan daerah itu dapat ditafsirkan tercermin dalam susunan
keanggotaan DPRD dan Kepala Daerah setempat yang merupakan hasil dari proses
demokrasi dan/atau pemilihan umum setempat. Hubungan ini sebenarnya tercermin
dalam UU Susduk pasal 50 huruf h,anggota DPD mempunyai kewajiban
memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerahpemilihannya.Namunpertanggungjawabansecaramoraldanpolitisinitidak
jelas bentuk kongkritnya. Oleh karena itu, sebaiknya ditegaskan bahwa keempat
anggota DPD tersebut berkewajiban memberikan laporan tahunan secara tertulis
yang diumumkan secara terbuka. Selanjutnya terhadap lapotran tersebut diadakan
pembahasan oleh para anggota DPRD dan Kepala Daerah setempat atau yang
mewakilinya, sebagaimana mestinya untuk menghimpun kritik dan
masukanmasukan dalam rangka meningkatkan kinerja anggota DPD yang
bersangkutan dalam memperjuangkan kepentingandaerahnya.
Disamping itu, hubungan antara DPD dengan DPRD, dapat juga dikaitkan
dengan prosedur penggantian antar waktu angggota DPD sebagaimana yang
ditentukan dalam pasal 88,89,dan 90 UU Susduk. DPRD menerima pengaduan dari
pemilih dari daerah pemilihan, yang selanjutnya diteruskan kepada Dewan
kehormatan DPD.

C. Hubungan DPR dan MK


DPR mengajukan tiga orang anggota Hakim Konstitusi untuk ditetapkan
dengan keputusan Presiden. DPR mengajukan permintaan kepada MK untuk
memeriksa, mengadili dan memutus pendapatnya bahwa presiden dan/atau wakil
presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau
pendapat bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden dan/atau wakil presiden. Pengajuan permintaan DPR kepada MKhanya dapat
dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang
hadir dalam sidang paripurna yang hadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota DPR. Apabila MK memutuskan bahwa presiden dan/atau wakil presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela; dan/atau
terbukti bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden dan/atau wakil presiden, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden. Putusan MK
mengenai pendapat DPR wajib disampaikan kepadaDPR.

2. - PeranDPD
- Kedudukan
Berdasarkan pasal 246 UU nomor 17 tahun 2014 DPD terdiri atas wakildaerah
provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum (pemilu). Pasal 247 mengemukakan,
kedudukan DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai
lembaga negara.
- HakDPD:
1. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah, alat sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dandaerah.
2. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah, alat sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dandaerah.
3. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pembahasan rancangan undang-
undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, danagama;
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, danagama.
- Anggota DPDberhak:
1. Bertanya
2. Menyampaikan usul danpendapat
3. Memilih dandipilih
4. Membeladiri
5. Imunitas
6. Protokoler;dan
7. Keuangan danadministratif.

- PeranDPD
Memberikan pendapat dan pertimbangan atas pemerintahan daerah tentang
berbagai kebijakan hukum dan tentang masalah hukum yang berkaitan dengan
kepentingan daerah dan kepentingan umum, memberikan masukan yang objektif
kepada pimpinan, pemerintah daerah, dan masyarakat mengenai pelaksanaan
pembangunan hukum dan saran-saran lain yang berkaitan dengan penyusunan
rancangan undang-undang di DPD; dan mengoordinasikan secara substansi dan
fungsional pusat perancangan kebijakan dan informasi hukum pusat-daerah (law center)
DPD.
Peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam praktik penyelenggaraan negara
khususnya dalam bidang legislasi adalah mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ikut serta membahas Rancangan Undang-
Undang pada bidangtertentu.

- FungsiDPD
a. Pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah,pengelolaansumberdayaalam,dansumberdayaekonomilainnya,sertayang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepadaDPR;
b. Ikut dalam pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dandaerah;
c. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;serta
d. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, danagama.

3. Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna
menegakkan hukum dan keadilan dan lembaga peradilan tertinggi yang berperan sebagai
penjaga utama konstitusi (Guardian of The Constitution). Sebagai penjaga konstitusi, MK
mempunyaiempatkewenanganyangdiaturdalamUUD1945danUUNo.24Tahun2003
tentang Mahkamah Konstitusi. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa: MK
berwenangmengadilipadatingkatpertamadanterakhiryangputusannya terhadapUndang-
Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihanumum.
Peran Mahkamah Konstitusi dalam sengketa politik ialah bahwa Mahkamah
Konstitusi merupakan lembaga yang menyelesaikan sengketa perselisihan hasil pemilu.
Dimana kewenangan ini dianggap sebagai puncak perselisihan hasil dalam setiap pemilu
maupunpemilihankepaladaerah.Putusanmengenaihaltersebutbersifatfinaldantidakada
upaya hukum yang dapat dilakukan. Itu artinya, keputusan MK merupakan keputusan
terakhiryangtidakbisadiganggu-gugatolehpartaipolitik,gabunganpartaipolitikmaupun
calonperseorangan.KarenaituapapunkeputusanyangdikeluarkanolehMKharusditerima oleh
semua pihak. Sinilah letak kekuatan MK dalam memberikan putusan. Karena itu, putusan
yang keluar dari MK harus berlandaskan nilai-nilai keadilan, kejujuran, akuntabel, dan
demokratis. Selain putusan mengenai perselisihan hasil pemilihan umum, para pihak yang
terkait menggunakan jalan lain untuk memuluskan langkahnya dalam pemilu yaitu melalui
permohonan pengujian undang-undang (PUU) yang juga merupakan kewenangan
mahkamahkonstitusi.

4. Pasal 24B UUD 1945 secara lugas menyebutkan bahwa Komisi Yudisial merupakan
lembaga negara yang bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agungdanmempunyaiwewenanglaindalamrangkamenjagadanmenegakkankehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya.

Sumber referensi dari: Buku Materi Pokok ADPU4230 Edisi 2 Tentang Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Untuk Jawaban Nomor 1 halaman 2.64 dan
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/3TAHUN2004UU.HTM
Untuk Jawaban Nomor 2 halaman 2.38
Untuk Jawaban Nomor 3 halaman 2.49 dan
file:///C:/Users/user/Downloads/141-830-1-PB.pdf

Untuk Jawaban Nomor 4 halaman 2.48

Anda mungkin juga menyukai