Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NIZA DWI SUCI PUTRI SARI

NIM 041606615
SEMESTER/KELAS : 5/A
MATA KULIAH : SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING : IBRAHIM MIFTHAFARIZ MIRZA, S.Ip,
M.P.A TUGAS : KE 1

JAWABAN

1. A. Hubungan Presiden dan Bank Sentral


Pasal 41
(1) Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat
oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari
Gubernur.
(3) Dalam hal calon Gubernur, Deputi Gubernur Senior, atau Deputi Gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, Presiden wajib mengajukan calon baru.
(4) Dalam hal calon yang diajukan oleh Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
untuk kedua kalinya tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden wajib
mengangkat kembali Gubernur, Deputi Gubernur Senior, atau Deputi Gubernur
untuk jabatan yang sama, atau dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
mengangkat Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur untuk jabatan yang
lebih tinggi di dalam struktur jabatan Dewan Gubernur dengan memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6).
(5) Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.
(6) Penggantian anggota Dewan Gubernur yang telah berakhir masa jabatannya
dilakukan secara berkala setiap tahun paling banyak 2 (dua) orang.

Peranan Presiden menurut UU No. 13 Tahun 1968 ini sangat besar,


karena Presiden dapat memberhentikan Gubernur dan Direktur-direktur Bank
Indonesia, jika melakukan sesuatu atau bersikap yang merugikan Bank atau
bertentangan dengan kepentingan negara. Ini semakin menjadi bukti bahwa Bank
Indonesia ditempatkan dalam kedudukan sebagai Pembantu Presiden. Dalam hal
pertanggungjawabannya Bank Indonesia bertanggung jawab terhadap pemerintah,
sedangkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Gubernur dan Direktur-Direktur
Bank Indonesia ditetapkan oleh Presiden.
B. Hubungan DPR-DPD-DPRD
- Hubungan DPR dengan DPD
a. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
b. DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah,
serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
c. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan kepada DPR sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
- Hubungan DPD dengan Pemerintah Daerah serta DPRD
Dalam kaitannya dengan lembaga perwakilan di daerah, hubungan antara
DPD dan DPRD tidak diatur. Tetapi anggota DPD adalah wakil provinsi yang
seharusnya akan bekerja sama dengan DPRD. Dalam perspektif hubungan pusat-
darah, DPD barangkali merupakan jembatan penghubung antara DPRD-DPRD
(khususnya provinsi) dan DPR. Jadi mengingat DPD adalah perwakilan daerah,
maka memang seharusnya ada hubungan antara DPD melalui anggotanya yang
ditentukan empat orang dari setiap provinsi dengan daerahnya masing-masing.
Dalam hal ini, kepentingan daerah itu dapat ditafsirkan tercermin dalam susunan
keanggotaan DPRD dan Kepala Daerah setempat yang merupakan hasil dari proses
demokrasi dan/atau pemilihan umum setempat. Hubungan ini sebenarnya tercermin
dalam UU Susduk pasal 50 huruf h,anggota DPD mempunyai kewajiban
memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya. Namun pertanggungjawaban secara moral dan politis ini
tidak jelas bentuk kongkritnya. Oleh karena itu, sebaiknya ditegaskan bahwa
keempat anggota DPD tersebut berkewajiban memberikan laporan tahunan secara
tertulis yang diumumkan secara terbuka. Selanjutnya terhadap lapotran tersebut
diadakan pembahasan oleh para anggota DPRD dan Kepala Daerah setempat atau
yang mewakilinya, sebagaimana mestinya untuk menghimpun kritik dan
masukanmasukan dalam rangka meningkatkan kinerja anggota DPD yang
bersangkutan dalam memperjuangkan kepentingan daerahnya.
Disamping itu, hubungan antara DPD dengan DPRD, dapat juga dikaitkan
dengan prosedur penggantian antar waktu angggota DPD sebagaimana yang
ditentukan dalam pasal 88,89,dan 90 UU Susduk. DPRD menerima pengaduan dari
pemilih dari daerah pemilihan, yang selanjutnya diteruskan kepada Dewan
kehormatan DPD.

C. Hubungan DPR dan MK


DPR mengajukan tiga orang anggota Hakim Konstitusi untuk ditetapkan
dengan keputusan Presiden. DPR mengajukan permintaan kepada MK untuk
memeriksa, mengadili dan memutus pendapatnya bahwa presiden dan/atau wakil
presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau
pendapat bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden dan/atau wakil presiden. Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya
dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR
yang hadir dalam sidang paripurna yang hadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota DPR. Apabila MK memutuskan bahwa presiden dan/atau wakil
presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela;
dan/atau terbukti bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai presiden dan/atau wakil presiden, DPR menyelenggarakan sidang paripurna
untuk meneruskan usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden. Putusan MK
mengenai pendapat DPR wajib disampaikan kepada DPR.

2. - Peran DPD
- Kedudukan
Berdasarkan pasal 246 UU nomor 17 tahun 2014 DPD terdiri atas wakil
daerah provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum (pemilu). Pasal 247
mengemukakan, kedudukan DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara.
- Hak DPD:
1. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah, alat sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah, alat sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pembahasan rancangan undang-
undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
- Anggota DPD berhak:
1. Bertanya
2. Menyampaikan usul dan pendapat
3. Memilih dan dipilih
4. Membela diri
5. Imunitas
6. Protokoler; dan
7. Keuangan dan administratif.

- Peran DPD
Memberikan pendapat dan pertimbangan atas pemerintahan daerah tentang
berbagai kebijakan hukum dan tentang masalah hukum yang berkaitan dengan
kepentingan daerah dan kepentingan umum, memberikan masukan yang objektif
kepada pimpinan, pemerintah daerah, dan masyarakat mengenai pelaksanaan
pembangunan hukum dan saran-saran lain yang berkaitan dengan penyusunan
rancangan undang-undang di DPD; dan mengoordinasikan secara substansi dan
fungsional pusat perancangan kebijakan dan informasi hukum pusat-daerah (law center)
DPD.
Peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam praktik penyelenggaraan negara
khususnya dalam bidang legislasi adalah mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ikut serta membahas Rancangan Undang-
Undang pada bidang tertentu.

- Fungsi DPD
a. Pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;
b. Ikut dalam pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
c. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; serta
d. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

3. Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna
menegakkan hukum dan keadilan dan lembaga peradilan tertinggi yang berperan sebagai
penjaga utama konstitusi (Guardian of The Constitution). Sebagai penjaga konstitusi, MK
mempunyai empat kewenangan yang diatur dalam UUD 1945 dan UU No.24 Tahun 2003
tentang Mahkamah Konstitusi. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa: MK
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya terhadap
Undang- Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Peran Mahkamah Konstitusi dalam sengketa politik ialah bahwa Mahkamah
Konstitusi merupakan lembaga yang menyelesaikan sengketa perselisihan hasil pemilu.
Dimana kewenangan ini dianggap sebagai puncak perselisihan hasil dalam setiap pemilu
maupun pemilihan kepala daerah. Putusan mengenai hal tersebut bersifat final dan tidak
ada upaya hukum yang dapat dilakukan. Itu artinya, keputusan MK merupakan keputusan
terakhir yang tidak bisa diganggu-gugat oleh partai politik, gabungan partai politik
maupun calon perseorangan. Karena itu apa pun keputusan yang dikeluarkan oleh MK
harus diterima oleh semua pihak. Sinilah letak kekuatan MK dalam memberikan putusan.
Karena itu, putusan yang keluar dari MK harus berlandaskan nilai-nilai keadilan,
kejujuran, akuntabel, dan demokratis. Selain putusan mengenai perselisihan hasil
pemilihan umum, para pihak yang terkait menggunakan jalan lain untuk memuluskan
langkahnya dalam pemilu yaitu melalui permohonan pengujian undang-undang (PUU)
yang juga merupakan kewenangan mahkamah konstitusi.

4. Pasal 24B UUD 1945 secara lugas menyebutkan bahwa Komisi Yudisial merupakan
lembaga negara yang bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya.

Sumber referensi dari: Buku Materi Pokok ADPU4230 Edisi 2 Tentang Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Untuk Jawaban Nomor 1 halaman 2.64 dan
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/3TAHUN2004UU.HTM
Untuk Jawaban Nomor 2 halaman 2.38
Untuk Jawaban Nomor 3 halaman 2.49 dan
file:///C:/Users/user/Downloads/141-830-1-PB.pdf

Untuk Jawaban Nomor 4 halaman 2.48

Anda mungkin juga menyukai