Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi dewasa ini pendidikan merupakan hal yang sangat
penting, dikarenakan pendidikan merupakan tonggak utama untuk menunjang
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menengah di Indonesia secara umum
dikelompokkan menjadi dua yaitu pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan kembali
menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK). Tujuan Pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya (PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Perkembangan teknologi masa kini seperti internet, elektronik dan
transportasi mengakibatkan batas - batas geografis seperti tidak ada dan
mendorong era industri dan perdagangan pasar bebas. Hal tersebut tidak dapat
dihindari tak terkecuali bagi Indonesia, dengan adanya pasar bebas peran
sumber daya manusia sangat berperan penting agar dapat bersaing dengan
negara-negara lain. Sesuai dengan tujuannya lulusan dari SMK disiapkan
untuk memiliki keterampilan, sehingga diharapkan mampu menjadi SDM
penggerak perekonomian di Indonesia selain dari lulusan pendidikan tinggi.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran
2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 ini
mengharuskan metode pembelajaran berpusat pada peserta didik (Student

1
Center Learning). Jadi guru hanya sebagai fasilitator saja dan hanya
mendampingi peserta didik dalam pembelajarannya.
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan
kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Melihat keadaan saat ini, masih terdapat guru yang menggunakan metode
ceramah sehingga apabila terdapat peserta didik yang mempunyai kemampuan
berfikir lemah akan tertinggal dengan penjelasan guru tersebut. Pembelajaran
yang menerapkan metode ceramah atau masih didominasi oleh guru tidak
memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengekplorasi pengetahaun
lebih jauh atau luas. Peserta didik hanya terpaku pada materi yang di berikan
guru. Sehingga peserta didik hanya terlihat pasif di dalam kegiatan belajar
mengajar.
Dengan perubahan kurikulum ini yang dulunya menggunakan kurikulum
KTSP dan sekarang menjadi kurikum 2013 yang mengharuskan peserta didik

2
harus berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tidak tergantung pada guru.
Seiring dengan perubahan cara penyampaian materi dari guru kepada siswa,
diperlukan media-media pembelajaran baru yang mengikuti perkembangan
kemajuan teknologi.
Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media
pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan
penerima. Media pembelajaran di SMK sebagian besar berupa media alat atau
tools karena penggunaannya terkonsentrasi untuk tujuan praktikum. Media
pembelajaran ini sedikit berbeda dengan media pembelajaran umum yang
terkonsentrasi sebagai penjelas atau penegas dari materi sedangkan media di
SMK digunakan oleh siswa itu sendiri sebagai bahan belajar dan menggunakan
alat tersebut.
Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa Sekolah Menengah
Kejuruan Kompetensi Keahlian Teknik Mekatronika adalah memahami
Analog to Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC).
ADC suatu piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal- sinyal digital
menjadi bentuk sinyal analog. ADC ini dapat merubah nilai suatu masukan
yang berupa nilai digital yang berupa nilai biner menjadi nilai keluaran analog
yang berupa tegangan listrik atau sinyal analog lainnya yang dapat
dikonversikan dari nilai digital. Tegangan keluaran dari DAC ini sebanding
dengan nilai digital yang masuk kedalam DAC. DAC adalah sebuah piranti
yang digunakan untuk mengubah sebuah masukan digital yang umumnya
dalam bentuk biner menjadi masukan/sinyal analog yang umumnya berbentuk
arus, tegangan atau muatan elektrik. Selain itu DAC adalah suatu penghubung
antara rangkaian digital dan rangkaian analog.
Berdasarkan alasan tersebut Peneliti berinisiatif untuk membuat atau
menyusun bahan ajar sendiri dalam suatu modul pembelajaran. Sehingga
peserta didik dapat belajar tidak hanya dari penjelasan guru semata melainkan
dapat belajar sendiri dengan adanya Media Pembelajaran ADC Dan DAC
Berbasis Flash Pada Mata Pelajaran Teknik Kontrol Sistem Mekatronik Dasar

3
Kompetensi Keahlian Teknik Mekatronika.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa masalah yang muncul dalam
proses pembelajaran yang diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Media untuk pembelajaran teknik kontrol sistem mekatronik pada KD
ADC dan DAC, program keahlian Teknik Mekatronika di SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta belum mencukupi untuk kegiatan pembelajaran.
2. Media pembelajaran dalam proses pembelajaran teknik kontrol sistem
mekatronik pada program keahlian Teknik Mekatronika di SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta sebatas papan tulis.
3. Siswa program keahlian Teknik Mekatronika di SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta dalam mengikuti proses pembelajaran masih pasif.

C. Batasan Masalah
Beberapa masalah yang teridenfikasi dan analisis masalah pada
pembelajaran teknik kontrol sistem mekatronik, peneliti membatasi
permasalahan yang akan diteliti dengan maksud penelitian dapat mengkaji
permasalahan secara mendalam dan fokus pada rancang bangun media
pembelajaran berbasis flash pada mata pelajaran teknik kontrol sistem
mekatronik dikhususkan pada kompetensi dasar 3.6 Memahami Analog to
Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC) dan 4.6
Membuktikan Analog to Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog
Converter (DAC) berdasarkan hasil praktik untuk siswa kelas X program
keahlian teknik mekatronika yang dikembangkan pada SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta.
Pengembangan media pembelajaran menggunakan software Adobe Flash,
software tersebut merupakan software yang diperuntukkan untuk pembuatan
animasi dan presentasi. Media yang dikembangkan dapat memudahkan proses
belajar mengajar karena didalamnya selain terdapat materi dan soal evaluasi
juga terdapat animasi yang dapat mendukung kejelasan materi. Media
pembelajaran ini disajikan menggunakan viewer sehingga guru menyampaikan

4
materi, siswa mengamati serta merespon materi yang disampaikan guru.
Materi pembelajaran teknik kontrol sistem mekatronik didasarkan pada
silabus dengan kompetensi dasar ADC dan DAC yang diajarkan pada semester
satu. Produk dirancang untuk ditampilkan Guru melalui alat tambahan berupa
LCD (Liquid Crystal Display) atau proyektor. Subyek penelitian dalam
penyusunan media pembelajaran ini adalah ahli materi, ahli media dan siswa
kelas kelas X program keahlian teknik mekatronika yang dikembangkan pada
SMK Ki Ageng Pemanahan Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta Batasan
masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah media pembelajaran berbasis flash pada mata pelajaran
Teknik kontrol sistem mekatronik yang sesuai untuk SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta?
2. Bagaimanakah tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis flash pada
mata pelajaran Teknik kontrol sistem mekatronik di SMK Ki Ageng
Pemanahan Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Dihasilkan media pembelajaran berbasis flash pada mata pelajaran Teknik
Kontrol Sistem Mekatronik yang sesuai untuk SMK Ki Ageng Pemanahan
Yogyakarta.
2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran berbasis flash pada mata
pelajaran Teknik kontrol sistem mekatronik di SMK Ki Ageng Pemanahan
Yogyakarta
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan dua pihak terkait
yaitu:

5
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai literatur dan
memeberikan masukan dalam penelitian rancang bangun pembelajaran
Teknik Mekatronika pada Kompetensi Dasar Analog to Digital Converter
(ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC) yang lebih menarik dalam
upaya meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dunia pendidikan
1) Dapat memberikan kontribusi pada dunia pendidikan mengenai
media yang mendukung proses pembelajaran mata pelajaran
Teknik Sistem Kontrol Mekatronik.
2) Memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah bahwa
penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mengoptimalkan
hasil pembelajaran.
3) Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas siswa didalam kelas.
b. Bagi pendidik atau guru
1) Menjadi pertimbangan sebagai media bantu mengajar pada mata
pelajaran Teknik Sistem Kontrol Mekatronik.
2) Media pembelajaran berbasis flash di dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa
aktif dan kreatif selama mengikuti pembelajaran.
c. Bagi mahasiswa
1) Menerapkan disiplin ilmu yang dipelajari di perkuliahan.
2) Menambah wawasan mengenai penyusunan media pembelajaran.
d. Bagi peserta didik
1) Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan antusiasme
dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
pemahaman materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai