Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN RUMAH TANGGA

DAFTAR ISI

BAB I : Kepengurusan

BAB II : Kekuasaan dan pimpinan

BAB III : Permusyawaratan

BAB IV : Perbendaharaan dan keuangan

BAB V : Perubahan ketentuan dan pembubaran organisasi

BAB VI : Aturan tambahan dan pengesahan

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

YAYASAN TAKSU DALEM SEGARA


BAB I

KEPENGURUSAN

Pasal 1

Definisi Pengurus

Pengurus Yayasan Taksu Dalem Segara terdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus bidang-bidang. Pengurus
Inti dipimpin oleh Ketua, sedangkan pengurus Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang.

Pasal 2

Pengurus Lainnya

Pengurus lainnya adalah Anggota yang membantu pelaksanaan tugas Kepala-kepala Bidang.

Pasal 3

Penentuan Pengurus

1. Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Kepala-kepala Bidang diplih berdasarkan rapat anggota dengan
pertimbangan Badan Penasihat dan Badan Pendiri.

2. Badan Penasihat ditunjuk oleh Badan Pendiri dan ketua yayasan dengan beberapa pertimbangan.

3. Staf pengurus lainnya dipilih melalui rapat anggota dengan persyaratan dan tahapan tertentu sesuai
dengan AD/ART dan ditetapkan oleh rapat anggota yayasan dengan pertimbangan Badan Penasihat dan
Badan Pendiri.

Pasal 4

Kewajiban Pengurus

Pengurus Yayasan Taksu Dalem Segara berkewajiban :

1. Mentaati dan melaksanakan AD/ART Yayasan Taksu Dalem Segara dan ketentuan/peraturan lainnya
yang telah ditetapkan, serta menjaga nama baik Yayasan Taksu Dalem Segara

2. Merencanakan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan program kerja yang dibuat selama


masa kepengurusan
3. Berkewajiban secara aktif berperan serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan
Taksu Dalem Segara

4. Menjaga dan memelihara segala fasilitas dan kekayaan Yayasan Taksu Dalem Segara

5. Bersikap amanah, jujur dan bertanggung jawab atas tugasnya.

Pasal 5

Hak Pengurus

Pengurus Yayasan Taksu Dalem Segara berhak untuk :

1. Ikut serta dalam seluruh kegiatan Yayasan Taksu Dalem Segara yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

2. Memberikan masukan terhadap Yayasan Taksu Dalem Segara baik secara lisan maupun tulisan sesuai
dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku

3. Menggunakan fasilitas Yayasan Taksu Dalem Segara sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Pasal 6

Masa Kepengurusan

Masa kepengurusan Yayasan Taksu Dalem Segara adalah 3 ( ,tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.

Pasal 7

Hilangnya Status Kepengurusan

Status Kepengurusan akan hilang ketika :

1. Meninggal dunia atau berhalangan tetap

2. Mengundurkan diri atas pemintaan sendiri dan disetujui oleh Ketua Yayasan

3. Ditaruh di bawah pengampuan (curatele);

4. Diberhentikan karena terbukti bersalah melakukan tindakan yang merugikan Yayasan Taksu Dalem
Segara. Penilaian dan pemberhentian dilakukan dalam Rapat Istimewa.

5. Berakhir masa jabatannya.


BAB II

KEKUASAAN DAN PIMPINAN

Pasal 8

Pengurus Inti

Pengurus Inti terdiri atas Ketua, Bendahara dan Sekretaris. Hak dan Wewenang Pengurus Inti adalah :

1. Menunjuk dan mengangkat serta memberhentikan pengurus Yayasan Taksu Dalem Segara dengan
memperhatikan saran dan pertimbangan Badan Penasihat dan Badan Pendiri

2. Membuat Program Kerja Yayasan Taksu Dalem Segara dengan pertimbangan Badan Penasihat dan
Badan Pendiri

3. Membuat keputusan yang mengatur secara operasional penyelenggaraan Yayasan Taksu Dalem
Segara

4. Membuat kebijakan Yayasan Taksu Dalem Segara terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul
baik yang bersifat intern maupun ekstern Yayasan Taksu Dalem Segara.

Pasal 9

Ketua Yayasan

1. Menjalankan Visi dan misi yayasan sesuai dengan Anggaran Dasar Taksu Dalem Segara.

2. Memberikan wewenang kepada para ketua bidang sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan ruang lingkup masing-masing bidang.

3. Berhak mendelegasikan kepada salah satu pengurus yang lain yang dinilai memiliki kapabilitas dalam
melakukan hubungan dengan pihak-pihak di luar Yayasan Taksu Dalem Segara.

4. Memimpin dan mengkoordinasika seluruh anggota dan pengurus Yaysan Taksu Dalem Segara

5. Mengkoordinasikan program kerja Yayasan Taksu Dalem Segara baik perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, maupun pertanggungjawaban
Pasal 10

Badan Penasihat

1. Persyaratan

Memiliki integritas pribadi dan komitmen yang tinggi terhadap masalah spiritual, adat dan tradisi, seni
budaya, sosial dan kemanusiaan

2. Pemilihan

Anggota Badan Penasihat ditunjuk oleh Badan Pendiri dan dan Ketua Yayasan.

3. Tugas dan Kewajiban Badan Penasihat

a. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan Yayasan Taksu Dalem Segara sesuai dengan
visi, misi dan tujuan organisasi

b. Memberikan masukan kepada ketua dan pengurus dalam menetapkan Program Taksu Dalem Segara

c. Memberikan masukan kepada ketua dalam pelaksanaan program Yayasan Taksu Dalem Segara

d. Melakukan pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada seluruh pengurus Yayasan Taksu
Dalem Segara dalam hal penjagaan kondisi persatuan dan kesatuan serta motivasi berorganisasi para
pengurus

Pasal 11

Sekretaris

1. Mengatur dan menertibkan pengorganisasian administrasi Yayasan Taksu Dalem Segara

2. Mengatur pengelolaan, pemeliharaan dan inventarisasi barang-barang Yayasan Taksu Dalem Segara

3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan operasional harian Yayasan Taksu Dalem Segara

4. Berhak dan mempunyai wewenang mendokumentasikan serta mengarsipkan semua surat-surat


masuk maupun keluar.

5. Bertanggung jawab kepada Ketua Yayasan Taksu Dalem Segara

Pasal 12

Bendahara
1. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan organisasi

2. Membuat laporan keuangan secara periodik dan secara tertulis yang disampaikan secara berkala

3. Menyusun dan mengatur anggaran dengan mengkoordinasikan kepada Ketua Yayasan Taksu Dalem
Segara

4. Mengatur pencatatan, penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran keuangan, surat-surat berharga,


bukti kas yang berhubungan dengan kegiatan Yayasan Taksu Dalem Segara dan dlaporkan secara
transparan.

5. Mempunyai hak bertanya dan menyelenggarakan audit keuangan pada setiap kepanitiaan

6. Bertanggung jawab kepada Ketua Yayasan Taksu Dalem Segara dan rapat anggota

Pasal 13

Kepala Bidang

1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi sesuai dengan
bidang kerjanya

2. Memimpin dan mengatur bidang yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan program kerja, penggunaan
budget dan mengatur/membina anggotanya.

3. Bertanggung jawab kepada Ketua Yayasan Taksu Dalem Segara dan Rapat Anggota

5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang tugasnya

BAB III

PERMUSYAWARATAN

Pasal 14

Bentuk Pertemuan Pengurus

1. Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi dapat diselenggarakan oleh masing-masing bidang atau lintas bidang. Waktu
pelaksanaan sesuai kebutuhan.

3. Rapat Kerja

Adalah rapat yang diselenggarakan untuk menyusun program kerja Yayasan Taksu Dalem Segara yang
akan berlaku selama periode kepengurusan dan dihadiri oleh semua pengurus Yayasan Taksu Dalem
Segara. Waktu pelaksanaan dilaksanakan satu kali setiap tahun. Rapat Kerja bertujuan :

a. Membahas dan menetapkan tata tertib Rapat Kerja

b. Membahas dan menetapkan ART Yayasan Taksu Dalem Segara

c. Menilai Laporan Pertanggungjawaban dari Kepala-kepala Bidang Yayasan Taksu Dalem Segara

d. Menetapkan kepengurusan Yayasan Taksu Dalem Segara untuk periode berikutnya jika ada
perubahan.

e. Merekomendasikan garis-garis besar program kerja Yayasan Taksu Dalem Segara untuk periode
berikutnya

4. Rapat Istimewa

Adalah rapat yang diselenggarakan berkaitan dengan perubahan tujuan strategis organisasi, pergantian
ketua maupun pembubaran organisasi.

5. Semua hasil keputusan rapat harus tercatat dan dilaporkan.

BAB IV

PERBENDAHARAAN DAN KEUANGAN

Pasal 15

Dana Operasional

Dana awal dan operasional Yayasan Taksu Dalem Segara berasal dari :
1. Dana pribadi Pendiri Yayasan Taksu Dalem Segara

2. Sumbangan dari perorangan, organisasi, pemerintah atau pihak ketiga yang tidak mengikat.

Pasal 16

Kekayaan

Harta dan kewajiban Yayasan Taksu Dalem Segara meliputi uang tunai, utang-piutang, dan barang-
barang inventaris yang dimiliki secara sah

Pasal 17

Pembukuan

Segala transaksi yang dapat dinilai dengan uang harus dapat dibukukan dengan jelas dan transparan
disertai dengan bukti transaksi yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rapat anggota.

Pasal 18

Distribusi dan Alokasi dana

Penentuan prosentase alokasi dana sosial bagi Bidang Sosial, bidang budaya dan bidang
kerumahtanggaan ditentukan dalam rapat kerja yayasan dengan memperhatikan pertimbangan Badan
Penasihat dan Badan Pendiri.

Dana sumbangan yang berasal dari perorangan, organisasi, pemerintah atau pihak ketiga harus
dipergunakan secara transparan, tepat guna, tepat sasaran sesuai dengan peruntukannya.

BAB V

PERUBAHAN KETENTUAN

DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 19

Perubahan dan pengesahan ART


Perubahan dan pengesahan ART ini dapat dilakukan oleh Rapat Koordinasi Yayasan Taksu Dalem Segara

Pasal 20

Pembubaran

Pembubaran Yayasan Taksu Dalem Segara diatur dalam Rapat Istimewa Yayasan Taksu Dalem Segara

BAB VI

ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 21

1. Setiap pengurus Yayasan Taksu Dalem Segara dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Yayasan Taksu Dalem Segara setelah diumumkan dan wajib mentaatinya

2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditentukan dengan peraturan
tersendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART Yayasan Taksu Dalem Segara, serta dilakukan oleh
Rapat Umum Anggota atau oleh Badan Pengurus bersama Ketua.

Pasal 22

1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun dan berlaku sejak tanggal disahkan

2. Semua ketentuan dan peraturan yang bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) ini
dinyatakan tidak berlaku.

Disahkan di ………………….

Pada Tanggal ……………….


ANGGARAN DASAR

YAYASAN Taksu Dalem Segara

Nomor :

Pada hari ini………………….. tanggal ………………………..

Berhadapan dengan saya. (____________), Sarjana Hukum, Notaris di Singaraja dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini: ———————————

Tuan…………………..swasta, bertempat tinggal di …………… ———————————

Tuan………………….swasta, bertempat tinggal di ……………. ———————————


Tuan………………….swasta, bertempat tinggal di ……………. ———————————

Para penghadap tersebut di atas menerangkan bahwa mereka telah memisahkan dari kekayaan mereka
uang sebanyak Rp……………….. yang diperuntukan sebagai kekayaan pangkal suatu yayasan yang dengan
ini didirikan, dengan memakai peraturan-peraturan atau Anggaran Dasar (A/D) sebagai berikut:
———————————–———————————–——————

——————————NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN —————–———

———————————————– Pasal 1 ————————————–—————–——

Yayasan ini bernama: Yayasan Taksu Dalem Segara , berkedudukan dan berkantor pusat di jalan tirta
akasa, br. Betngandang, desa sanur, kecamatan denpasar selatan, bali, indonesia, dengan mempunyai
perwakilan-perwakilan di tempat-tempat lain yang ditetapkan oleh Badan Pengurus, dengan
persetujuan dari Badan Pendiri ———————

———————————————AZAS ——————————

———————————————– Pasal 2 ————————————–—————–

Yayasan ini berazaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berpegangan kepada Kitab Suci Veda terutama
ajaran filosofi Panca Craddha.

———————————————– WAKTU ———————————————

———————————————– Pasal 3 ————————————–—————–

Yayasan ini mulai berlaku dan berjalan pada hari dan tanggal akta ini dan didirikan untuk jangka waktu
yang tidak ditetapkan lamanya terlebih dahulu. —————————————————

LAMBANG ORGANISASI

Pasal 4
Makna Lambang

Pasal 4

Logo Yayasan Bali Niskala adalah orang bersemedi dengan genta dalam suatu lingkaran disertai dengan
sinar cahaya yang merupakan kekuatan dari segala penjuru, sebagaimana tercantum pada gambar di
bawah ini:

- Lingkaran merupakan simbul persatuan dan kesatuan

- Sang Hyang Ongkara merupakan persatuan dari tiga aksara suci ANG (A), UNG (U), dan MANG (M)
yang selanjutnya dibaca AUM atau OM. Ongkara terdiri dari alam semesta, mata hari, bulan, dan bintang
di dalam Bhuana Agung, kalau dalam Bhuana Alit adalah kepala, badan dan kaki atau penyatuan Bhur,
Bhuah dan Swah Loka.

- Orang bersemedi merupakan penyucian diri dengan melakukan tapa, bratha, yoga dan semedhi

- Genta merupakan simbul senjata Dewa Iswara yang tujuannya adalah untuk meningkatkan
bhakti kehadapan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa

- Sinar sinar di belakang gambar orang bersemedi merupakan simbol cahaya gaib dari segala
penjuru

- Suastika merupakan lambang Agama Hindu

VISI

———————————————– Pasal 5———————————————–

Terciptanya masyarakat yang memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan Yang Mahaesa (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa) yang selalu menjalankan Pancasila da UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

MISI

———————————————– Pasal 6———————————————–

(1) Mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, damai, sejahtera, dilandasi dengan sikap dan
prilaku berlandaskan Tri Hita Karana (tiga bentuk keharmonisan hidup) yaitu : memelihara hubungan
harmonis antara manusia dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, memelihara hubungan harmonis
antara manusia dengan manusia dan memelihara hubungan harmonis antara manusia dengan alam
lingkungan/alam semesta

(2) Mewujudkan kehidupan yang berlandaskan sepiritual dengan menjunjung tinggi filosofis kerangka
dasar agama Hindu "Panca Craddha " yakni : (1) Percaya dengan adanya Tuhan Yang Mahaesa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa; (2) Percaya dengan adanya Atma; (3) Percaya dengan adanya Punarbawa; (4)
Percaya dengan adanya Karma Phala; dan (5) Percaya dengan adanya Mokhsa

(3) Mewujudkan kehidupan masyarakat spiritual yang selalu menjaga kesucian, konsep mulia para
tetua Bali : “saling asah – asih - asuh, segilik-saguluk, salunglung, sebayantaka”, untuk menjaga kesucian
dan taksu Pulau Bali sebagai Pulau Dewata.

(4) Mewujudkan konsep Tat Twam Asi yaitu : Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku, Satyam Eva Jayate
yaitu kesetiaan dalam kebenaran sebagai suatu kejayaan.

————————————– MAKSUD DAN TUJUAN —————————————–

———————————————– Pasal 67 ————————————–—————–

Maksud dan tujuan Yayasan ini ialah: ——————————————————–————

Meningkatkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa /Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilandasi oleh sikap dan perilaku yang dilandasi filsafat Tri
Hita Karana, yaitu:

- Terwujudnya hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa

- Terwujudnya hubungan harmonis antara manusia dengan manusia

- Terwujudnya hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan/alam semesta

Meningkatkan solidaritas hubungan antara individu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat


dibidang spiritual, agama, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan konsep hidup “menyama braya” yang didasari konsep
mulia para tetua Bali : “saling asah – asih - asuh, segilik-saguluk, salunglung, sebayantaka”, untuk
menciptakan kehidupan harmonis dan jaga kesucian dan Taksu (Kegaiban) Pulau Bali. Tujuan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan dengan cara:

(1) Melaksanakan praktek swadarma masing-masing sambil menjalankan Dharma Negara dan Agama,
pribadi dan keluarga secara berimbang dan harmonis.

(2) Menerapkan ajaran “Tatwam Asi”, yaitu Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku.

(3) Berperilaku hidup sederhana namun tetap berpikir kritis, positif, kerkata dan bersikap sopan dan
santun.
—————————————– USAHA-USAHA DAN KEGIATAN—————————–

———————————————– Pasal 8 ————————————–—————–

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut yayasan melakukan beberapa kegiatan dan usaha-usaha
sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dan daya yang ada pada para anggota dan pendukung yayasan untuk
dipergunakan dalam kegiatan sosial, spiritual, adat dan pelestarian seni budaya Bali sebagaimana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bali golongan ekonomi menengah kebawah.
——————————————–——————————–—————–

2. Menghimpun dana sumbangan dari pihak ketiga sepanjang itu tidak mengikat

3. Dalam jangka panjang melakukan kegiatan usaha guna memperoleh pendapatan yayasan sebagai
dana pendukung kegiatan yayasan.

4. Kegiatan rutin dibidang spiritual, ritual, sosial dan budaya yaitu (1) Ngaben masal setiap 10 tahun, (2)
Metatah massal dan Pewintenan Kepemangkuan setiap Sukra Wuku Landep 6 bulan sekali, (3) Ritual
keagamaan, (4) Renungan suci, (5) Metirta Gama, (6) Melestarikan Warisan Seni Budaya Bali, Tarian
Sakral (Tari Wali).

———————————— KEKAYAAN YAYASAN ——————————————–

———————————————– Pasal 9 ————————————–—————–

1. Kekayaan yayasan ini terdiri dari: ———————————————————————–

a. Kekayaan pangkal yang sudah disisihkan oleh para pendiri seperti tersebut di atas. –

b. Bantuan-bantuan atau sumbangan-sumbangan yang diperoleh dari pemerintah, Masyarakat dan


badan-badan lain yang menaruh minat terhadap yayasan yang sifatnya tidak mengikat, baik berupa
barang-barang bergerak maupun tidak bergerak.

c. Pendapatan-pendapatan lain dari usaha-usaha yayasan yang sah dan tidak bertentangan dengan
peraturan Pemerintah. ———————————————————————

2. Uang yang tidak segera dibutuhkan untuk keperluan pengeluaran sehari-hari dari yayasan disimpan di
salah satu bank atas nama Yayasan Bali Niskala atau dijalankan menurut cara yang ditentukan oleh
Badan Pengurus dengan persetujuan Badan Pendiri.

———————————— PELINDUNG/PEMBINA ——————————————–

———————————————– Pasal 10 ————————————–—————–


Jika dianggap perlu Badan Pendiri dapat mengangkat/memberhentikan seorang Pelindung/Pembina
atau lebih.

——————————————– BADAN PENASIHAT ——————————————

———————————————– Pasal 11 ————————————–—————–

1. Apabila dianggap perlu, Badan Pendiri dapat mengangkat seorang Penasihat atau lebih.

2. Penasihat berhak memberikan nasehat kepada Badan Pengurus, baik diminta ataupun tidak diminta
akan tetapi semua nasehat itu tidak mengikat. —————————————

3. Badan Penasihat yayasan terdiri dari :

(1) Ida Pandita Mpu Dwija Wita Dharma Sanyasa.

(2) I Gst. Ngr. Agung Dharma Wirata

—————————————— PEMRAKARSA DAN BADAN PENDIRI———————

———————————————– Pasal 12 ————————————–

Pemrakarsa dan Badan Pendiri Yayasan Bali Niskal adalah Pemegang Kekuasaan tertinggi dalam Yayasan.
——

Badan Pendiri dari Yayasan Bali Niskala adalah : I Made Teja, S.Sos ——————————

a. Yang bersangkutan mendirikan Yayasan ini. —————————————————

b. Yang bersangkutan secara ex officio sekaligus sebagai Ketua Badan Pendiri ———————

————————————— BADAN PENGURUS —————————–

———————————————– Pasal 13 ————————————

1. Yayasan ini dipimpin dan diurus oleh suatu Badan Pengurus yang terdiri dari: Seorang Ketua, seorang
Wakil Ketua atau lebih, seorang Sekretaris dan seorang Wakil Sekretaris atau lebih, seorang Bendahara
dan seorang Wakil Bendahara atau lebih dan beberapa Kepala Bidang sebagai Anggota/Pembantu
Umum. ——–

2. Para Anggota Badan Pengurus diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, akan tetapi dapat dipilih
atau diangkat kembali.

3. Para Anggota Badan Pengurus diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Anggota Badan Pendiri.
4. Jabatan dalam Badan Pengurus apabila dianggap perlu dapat dirangkap oleh Anggota Badan Pendiri.

5. Jika terjadi kekosongan jabatan, maka Anggota-Anggota Badan Pengurus lainnya dapat mengajukan
calon-calon untuk mengisi kekosongan itu kepada Badan Pendiri untuk mendapatkan pengesahan usul
itu, akan tetapi Badan Pendiri dapat menunjuk orang lain untuk mengisi kekosongan itu.
————————————————–

6. Badan Pengurus dengan persetujuan Badan Pendiri membentuk seksi-seksi/panitia-panitia atau


bagian-bagian maupun lembaga-lembaga untuk membantu pekerjaan Badan Pengurus dalam
melaksanakan usaha- usaha yayasan.

7. Sekurang-kurangnya seorang Anggota Badan Pengurus duduk dalam seksi-seksi/panitia-panitia atau


bagian-bagian maupun lembaga-lembaga itu sebagai penghubung antara seksi/panitia atau bagian itu
dengan Badan Pengurus.

—————————–KEANGGOTAAN BADAN PENGURUS——————-

———————————————– Pasal 14 ————————————

1. Keanggotaan Badan Pengurus berakhir karena: —————————————–

a. berakhir masa jabatannya; ———————————————————

b. meninggal dunia; ——————————————————————-

c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri; —————————————–

d. ditaruh di bawah pengampuan (onder curetale); ———————————–

e. dinyatakan berada dalam keadaan pailit berdasarkan keputusan Hakim; atau ——-

f. diberhentikan oleh keputusan Rapat Badan Pendiri karena melakukan perbuatan-perbuatan yang
merugikan Yayasan, setelah mendengar dan mempertimbangankan keterangan-keterangan dan/atau
alasan-alasan dari yang bersangkutan. ————————————————————————————–
—————–—————–

2. Mereka yang dipecat seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub f diatas, diberi kesempatan dalam
tempo 1 (satu) bulan setelah pemecatan tersebut, untuk mengajukan pembelaan diri dalain Rapat
Gabungan Para Anggota Badan Pendiri dan Badan Pengurus.
———————————————————————–

—————— KEWAJIBAN DAN KEKUASAAN BADAN PENGURUS ———-

———————————————– Pasal 15 ————————————


1. Badan Pengurus wajib menjunjung tinggi dan menjalankan peraturan- peraturan dalam Anggaran
Dasar ini serta melakukan segala daya upaya untuk terwujudnya maksud dan tujuan dari yayasan ini.
——————–—————–—————–—————–————

2. Ketua dan sekretaris bersama-sama mewakili Badan Pengurus dan karenanya mewakili yayasan baik
di muka maupun di luar peradilan dan berhak untuk dan atas nama Yayasan Bali Niskala melakukan
segala tindakan baik yang mengenai perbuatan pengurusan (daden van beheer) maupun yang mengenai
perbuatan pemilikan (daden van eigendom) mengikat yayasan dengan pihak lain dan pihak lain dengan
yayasan, akan tetapi dengan batas-batas ketentuan sebagai berikut:

a. untuk memperoleh dan melepaskan harta tetap termasuk bangunan- bangunan dengan cara membeli
dan menjual atau dengan cara lain melepaskan hak-hak atas kekayaan yayasan. ——————————–
—————–—————–—————–————

b. untuk meminjam atau meminjamkan uang atas nama yayasan (tidak termasuk mengambil uang
Yayasan yang disimpan di bank-bank atau tempat-tempat lain). ————————————————–
—————–—————–—————–—————–———

c. untuk menggadaikan atau mempertanggungkan kekayaan yayasan dengan beban-beban yang bersifat
apa pun.

d. untuk mengikat yayasan sebagai penanggung atau penjamin (borg atau avaliste). —

e. melakukan/mengadakan perdamaian (dading) diperlukan persetujuan tertulis lebih dahulu dari


keputusan Rapat Badan Pendiri. ———————————————————

Terhadap Pihak Ketiga (derden) persetujuan tersebut cukup Akta yang bersangkutan ikut ditandatangani
oleh Ketua Badan Pendiri dan Para Anggota Badan Pendiri lainnya atau dengan surat persetujuan yang
ditanda-tangani oleh Ketua Badan Pendiri bersama-sama dengan para Anggota Badan Pendiri lainnya.

3. Tiap tahun sekali sebelum akhir triwulan pertama dan untuk pertama kalinya pada akhir bulan Badan
Pengurus melakukan perhitungan mengenai segala penghasilan dan pengeluaran dalam tahun yang
lampau, perhitungan mana harus diumumkan dengan selayaknya.
————————————————————————–—————–—————–———

4. Perhitungan dan pertanggungan-jawab serta laporan mengenai hal tersebut di atas ini harus diminta
pengesahan kepada Rapat Badan Pendiri dan pengesahan itu berarti memberi pelunasan dan
pembebasan tanggung-jawab (aequit et de charge) terhadap Badan Pengurus mengenai segala
penghasilan dan pengeluaran serta pengurusannya untuk tahun yang lampau. Badan Pengurus tidak
mendapat gaji, akan tetapi segala biaya yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus untuk keperluan/
kepentingan yayasan ditanggung dan dibayar oleh yayasan. —————–—————–—————–
—————–—————–—————–

——————————– RAPAT BADAN PENGURUS ——————————————–


———————————————– Pasal 16 —————————————————–

1. Badan Pengurus wajib untuk mengadakan rapat anggota Badan Pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sekali dan setiap kali kalau dianggap perlu oleh Badan Pendiri atau Ketua Badan Pengurus atau
oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Badan Pengurus, yang memberitahukan
kehendaknya itu secara tertulis kepada Ketua, disertai keterangan singkat tentang hal-hal yang hendak
dibicarakan dalam rapat.

2. Semua Rapat Anggota Badan Pengurus dipimpin oleh Ketua, bila ia tidak hadir oleh salah seorang
Wakil Ketua, bila para Wakil Ketua tidak ada pada Rapat, dapat dipilih oleh dan dari para anggota-
pengurus yang hadir.

3. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan lainnva dalam anggaran dasar ini, maka Rapat
Anggota Badan Pengurus dianggap sah jikalau dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
Anggota Badan Pengurus.

4. Untuk dapat mengambil keputusan yang sah, Rapat Badan Pengurus dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua pertiga) dari jumlah yang hadir. Jikalau jumlah yang hadir tidak cukup. maka Ketua Rapat dapat
memanggil anggota untuk rapat secepat-cepatnya 1 (satu) minggu setelah rapat pertama, dalam rapat
mana dapat diambil keputusan-keputusan yang sah mengenai acara-acara dalam rapat pertama, dengan
tidak lagi mengindahkan jumlah anggota yang hadir, kecuali jika dalam Anggaran Dasar ini menetapkan
lain. —————————

5. Semua keputusan diambil dengan jalan musyawarah untuk mufakat dan bila dengan jalan
musyawarah tersebut tidak ada kata sepakat, maka keputusan Rapat diambil dengan suara terbanyak,
kecuali dalam anggaran dasar ini atau dalam Anggaran Rumah Tangga Yayasan atau peraturan-
peraturan lainnya ditentukan lain. —–

6. Dalam Rapat Anggota Badan Pengurus tiap-tiap anggota berhak untuk mengeluarkan satu suara.

7. Bilamana suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka Ketua Rapatlah yang
memutuskan.

8. Panggilan Rapat dilakukan dengan surat per ekspedisi atau tercatat pada alamat yang tercatat pada
buku yayasan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum Rapat diadakan dengan menyebutkan tempat Rapat
itu diadakan serta tanggal dan jam dengan singkat soal-soal yang akan dibicarakan. ————————

——————————— PERATURAN RUMAH TANGGA ——————–—————–

———————————————– Pasal 17 —————————————————–——

1. Bila dipandang perlu, maka dengan persetujuan Badan Pendiri, Badan Pengurus dapat mengadakan
peraturan-peraturan lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini atau dalam Peraturan Rumah
Tangga. —
2. Peraturan Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lain itu tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.

—————————————— TAHUN BUKU ————————————————–

———————————————– Pasal 18 —————————————————–

1. Tahun buku yayasan ini dimulai dari satu (1) sampai dengan (5) dari tiap- tiap tahun.

2. Pada akhir bulan berjalan dari tiap-tiap tahun buku-buku yayasan harus ditutup dan selambat-
lambatnya dalam tempo (1) bulan sesudahnya, dari penutupan buku-buku tersebut oleh Badan
Pengurus harus dibuat suatu perhitungan tentang penerimaan dan pengeluaran yayasan selama tahun
buku yang lampau.

3. Perhitungan tersebut disertai surat-surat pertanggungan jawab yang bersangkutan, berikut laporan
tahunan harus segera disampaikan kepada Badan Pendiri untuk dimintakan persetujuan dan
pengesahannya. —

4. Pengesahan dari perhitungan dan pertangungan jawab tersebut oleh Badan Pendiri, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada Badan Pengurus atas segala tindakan
Badan Pengurus terhadap yayasan selama tahun buku yang bersangkutan.
———————————————————

————————————— PEMBUBARAN YAYASAN ———————-

———————————————– Pasal 19 ————————————

1. Yayasan ini hanya dapat dibubarkan atas kekuatan putusan Rapat Badan Pendiri yang diadakan
dengan sengaja untuk maksud itu dan Rapat itu harus dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah Anggota Badan Pendiri dan keputusan pembubaran ini harus disetujui oleh sedikit- dikitnya 2/3
(dua pertiga) dari jumlah anggota suara yang dikeluarkan. Jika Rapat itu tidak dihadiri oleh jumlah
anggota yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ini, maka Ketua Rapat dapat mengadakan rapat berikutnya
secepat-cepatnya dalam 1 (satu) minggu dan selambat-lambatnya satu bulan setelah rapat itu, dalam
rapat mana diambil keputusan yang mengikat dengan quorum seperti yang diuraikan dalam ayat 1 Pasal
ini, asal saja putusan itu disetujui oleh sedikit-dikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sail dalam rapat. ———————————————————

3. Dengan tidak mengurangi ayat 1 di atas ini, maka putusan pembubaran yayasan hanya dapat diambil
jika yayasan ini ternyata tidak dapat hidup langsung atau jika kekayaan yayasan sudah tidak ada lagi atau
berkurang sedemikian banyaknya, sehingga menurut pertimbangan Badan Pendiri tidak cukup lagi untuk
mencapai maksud dan tujuan yayasan atau maksud dan tujuan yayasan ini oleh Badan Pendiri dianggap
lebih tepat dijalankan oleh organisasi lain.

4 Bilamana Yayasan dibubarkan, maka likwidasinya dilakukan oleh Badan Pengurus di bawah
pengawasan Badan Pendiri dan segala kekayaannya oleh Badan Pendiri diberikan kepada Badan atau
perkumpulan yang mempunyai maksud dan tujuan sama atau badan lain yang dianggap hampir sama
dengan maksud dan tujuan yayasan ini.

——————————————— LIKWIDASI ————————————————–

———————————————– Pasal 20 —————————————————–

Jika yayasan ini dibubarkan, maka Badan Pengurus diwajibkan untuk menyelesaikan semua hutang
yayasan ini, dibawah pengawasan dari Badan Pendiri dan sisa kekayaannya, jika ada penggunaannya
ditentukan oleh Badan Pendiri dengan memperhatikan maksud dan tujuan dari yayasan ini.
—————————————–—————–—————–—————–———

——————————— PERUBAHAN ANGGARAN DASAR———————————–

———————————————– Pasal 21 —————————————————–

1. Untuk mengubah Anggaran Dasar diperlukan Rapat Badan Pendiri dan putusan yang dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (1) dan (2), demikian dengan tidak mengurangi apa yang ditetapkan dalam ayat berikut.

2. Maksud dan tujuan yayasan dan apa yang ditetapkan dalam ayat 1 Pasal ini tidak dapat diubah,
kecuali bila hal ini diperlukan untuk memperluas maksud dan tujuan yayasan atau bila hal itu diperlukan
berdasarkan peraturan-peraturan dari yang berwajib.
———————————————————————

———————————— PERATURAN PENUTUP ——————————————–

———————————————– Pasal 22 —————————————————–——

Hal-hal yang tidak diatur atau tidak cukup diatur dalam anggaran dasar ini serta peraturan-peraturan
rumah tangga dan peraturan-peraturan lainnya dimaksud dalam Pasal 14 diputuskan oleh Rapat Badan
Pendiri. –——————————————————–——————

Akhirnya para penghadap menerangkan; Bahwa susunan Badan Pendiri adalah sebagai berikut:

Bahwa menyimpang dari apa yang dimaksud dalam Pasal 10, maka untuk pertama kalinya diangkat
sebagai para Anggota Badan Pengurus Yayasan adalah sebagai berikut: ——————

Ketua : Jero Mangku Gede I Wayan Sulindra,

Jero Mangku Gede I Wayan Darsana.

Sekretaris :

I Ketut Adi Setiawan, S.E,


Kadek Puspa Dewi.

Bendahara :

Jero Mangku Gede Putu Sirka,

Jero Mangku Gede Ketut Baktiyasa.

Bidang Sosial/Ritual/Upacara : (1). Jero Mangku Gede Nyoman Widiarsa, (2). Jero Mangku Putu Vita
Puspita, (3). Jero Mangku Nengah Artawan, (5) Jero Mangku Gede Nyoman Seri.

Bidang Seni Budaya : (1) Jero Mangku Made Wijana, ….

Bidang Perlengkapan : (1) Putu Sugita, (2) Jero Mangku Ketut Artawan, (3) Jero Mangku Gede Sujana,
(4) Jero Mangku Gede Ketut Yuda Ariantika, (5) Jero Mangku Ketut Tunas dan (6). Jero Gede Mangku
Ketut Baru.

Pengangkatan-pengangkatan mana telah diterima oleh masing-masing yang bersangkutan. —

Para penghadap saya. Notaris kenal. ——————————————————–

————————————— DEMIKIANLAH AKTA INI.———————–——————

Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Singaraja, pada hari dan tanggal seperti tersebut pada
bagian-awal akta ini dengan dihadiri oleh : ………………… dan………………………karyawan Kantor Notaris dan
bertempat tinggal di ( --------------), yang saya, Notaris kenal sebagai saksi-saksi. Segera setelah akta ini
dibacakan oleh saya, Notaris kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh
para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris

Anda mungkin juga menyukai