Anda di halaman 1dari 3

Pointer Dialog

1. Kerjasama antara ulama dan umara telah terjalin selama ini yang
ditandai dengan komitmen pemerintah untuk memajukan kehidupan
beragama seperti bantuan kepada lembaga keagamaan, yaitu program
puskestren, dana bos pendidikan, rumah ibadah, dan bimbingan teknis
lainnya.

2. Kehidupan beragama dalam satu tahun terakhir ini berjalan kondusif dan
tidak ada konflik agama atau sikap sikap yang menunjukkan intoleransi,
dan kekerasan beragama berlebihan. Komitmen pemerintah adalah
bagaimana menjaga kehidupan beragama bisa berjalan dalam bingkai
NKRI sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

3. Munculnya beberapa ulama yang dianggap tidak menjunjung tinggi


Islam washatiyah mendesak dilakukan nya pendefinisian dan kriteria
ulama. Bagi MUI ulama adalah orang yang berilmu, mengamalkan dan
memiliki guru yang jelas. Bahkan MUI memiliki komitmen untuk
mengembangkan komunikasi yang berdasar moderasi dan keagamaan
yang washatiyah ketika menyampaikan ajaran agama baik kepada umat
Islam, komunitas berbeda agama dan pemerintah.

4. Komunikasi dalam menegakkan Amar ma'ruf selama ini tidak ada


masalah yang berarti, karena menganjurkan kebaikan adalah hal yang
diterima semua pihak. Masalah muncul ketika terkait dengan nahi munkar,
dimana ulama berkewajiban mencegah keburukan yang terjadi di tengah
masyarakat. Karena itu nahi munkar tidak harus ditafsirkan dalam satu
perspektif: bersifat antagonis terhadap pemerintah. Nahi mungkar dapat
dilakukan dengan mengedepankan dialog dan komunikasi baik formal
maupun informal dengan pesan yang menunjung hikmah. Bahkan nahi
munkar bisa juga didefinisikan dengan memerangi kebodohan dan
kemiskinan, sehingga Islam menjadi gerakan sosial atau Islam yang
berkemajuan. Yang terakhir ini sangat bersesuaian dengan misi
pemerintah yang berupaya mewujudkan Lampung berjaya.

5. Dialog semacam ini dapat menjadi agenda rutin bagi pemerintah dan
ulama sehingga permasalahan yang muncul dapat dikomunikasikan dan
dicarikan solusinya. Hal ini mengurangi kebuntuan komunikasi yang
mungkin saja akan menimbulkan hubungan yang kurang kondusif antara
pemerintah dan ulama dalam membangun umat.

Pointer diskusi panel

1. Inklusifitas merupakan keterbukaan agama terhadap perbedaan budaya


dan perubahan sosial yang ada di sekitarnya. Isu ini perlu dikukuhkan
karena akhir akhir ini muncul kelompok kelompok beragama yang
dianggap bersifat eksklusif. Eksklusifitas ini pada gilirannya dapat
mengarah pada intoleransi, radikalisme bahkan terorisme. Agar tidak salah
persepsi terhadap terma radikalisme, maka kita perlu mengembalikan pada
definisi sesuai peraturan perundangan. radikalisme memiliki ciri kontra
NKRI, dan ingin mengubah ideologi negara dengan cara-cara yang extra
parlementer (kekerasan, intoleransi). Perundangan ini akan mengatur baik
pemerintah maupun umat sehingga tuduhan terhadap radikal pada
kelompok tertentu dapat dihindarkan. Bagi umat, perundangan ini
mencegah mereka terjerumus kepada berbagai aktifitas yang dianggap
radikal.
2. Untuk mengembangkan inklusifitas keislaman, umat Islam perlu merujuk
pada sejarah Nabi saw dengan piagam Madinah, kejayaan Islam yang
mengedepankan kosmopiltanisme, dan penyebaran Islam di Indonesia
yang berlangsung damai. Ajaran Islam seperti cinta pada sesama dan
tanah air, pluralitas dalam kesukuan, budaya bahkan keyakinan harus
dijadikan pijakan dalam mengembangkan karakteristik keberagamaan yang
inklusif.

3. Untuk mengembangkan semangat inklusifitas beragama, umat perlu


memperluas wawasan keagamaan, pengetahuan tentang kelompok
beragama yang lain sehingga menghasilkan sikap yang bijak. Sikap ini
akan menjauhkan umat dari mengedepankan klaim kebenaran ketika
berinteraksi dengan umat lain.

4. Penanaman ajaran inklusifitas beragama ini perlu dilakukan sedini


mungkin. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengintegrasikan nya
kedalam kurikulum pendidikan baik pada level dasar, menengah maupun
perguruan tinggi. Selain itu prinsip moderasi beragama juga perlu
ditanamkan tidak saja dalam pengamalan ajaran agama tetapi juga dalam
interaksi sosial antar umat beragama lain.

Anda mungkin juga menyukai