Anda di halaman 1dari 4

Mental Health & Pandemic

Kesehatan mental memiliki peranan yang cukup penting untuk memaksimalkan


kesehatan setiap individu. Meskipun begitu, seseorang yang punya kesehatan mentalbaik belum
tentu terbebas dari berbagai gangguan mental yang m ungkin terjadi. Pandemi COVID-19
membawa pengaruh yang besar terhadap kesehatan masyarakat. Bukan hanya dari segi fisik,
namun juga kesehatan psikis atau mental yang disebabkan oleh berbagai m asalah dan
kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
kesehatan m ental masyarakat dan mengetahui pengaruh COVID-19 terhadap kesehatan mental
masyarakat Indonesia secara luas.

Kondisi yang beragam, berbeda pula penanganannya. Kementerian Kesehatan telah


mengeluarkan buku saku protokol kesehatan edisi 2. Dalam panduannya, perawatan pasien
Covid-19 dibedakan berdasarkan tingkat gejalanya. Berikut penjelasannya.

 Pasien Tanpa Gejala


Jika telah terkonfirmasi positif Covid-19 namun tanpa bergejala, OTG (orang tanpa
gejala) dengan frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi lebih dari 95 persen
dapat menjalani isolasi mandiri di rumah dan fasilitas pemerintah.

 ADVERTISEMENT

Terapi bagi OTG adalah vitamin C, D, dan Zinc. Lama perawatannya adalah 10 hari
sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

 Pasien Ringan
Pada tahap ini, pasien memiliki gejala berupa demam, batuk (umumnya batuk kering
ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman atau
anosmia, kehilangan indra pengecapan atau ageusia, malgia dan nyeri tulang. Lalu ada
nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas,
kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20
kali per menit, saturasi lebih dari 95 persen.
Tempat perawatan yang dianjurkan bagi pasien bergejala ringan adalah fasilitas isolasi
pemerintah, dan isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat. Adapun
terapinya diberikan Oseltamivir atau Favipiravir, Azitromisin, vitamin C, D, dan Zinc.
Lama perawatan adalah 10 hari sejak timbul gejala, dan minimal 3 hari bebas gejala.
 Pasien Sedang
Pasien Covid-19 bergejala sedang umumnya memiliki gejala demam, batuk (umumnya
batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra
penciuman atau anosmia, kehilangan indra pengecapan atau ageusia, malgia dan nyeri
tulang. Lalu nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare,
konjungtivitas, kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki,
frekuensi napas 20-30 kali per menit, saturasi kurang dari 95 persen, sesak napas tanpa
distress pernapasan.
Terapi untuk pasien gejala sedang adalah Favipirafir, Remdesivir 200mgIV,
Azitromisin, Kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH
berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab.
Kemudian pengobatan komorbid bila ada, terapi oksigen secara noninvasif dengan arus
sedang sampai tinggi (HFNC). Lama perawatannya adalah 10 hari isolasi sejak timbul
gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.
 Pasien Berat atau Kritis
Pasien bergejala berat umumnya memiliki gejala demam, batuk (umumnya batuk kering
ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman atau
anosmia, kehilangan indra pengecapan atau ageusia, malgia dan nyeri tulang. Lalu ada
nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas,
kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas lebih
dari 30 kali per menit, saturasi di bawah 95 persen, sesak napas dengan distres
pernapasan.
Pasien dikategorikan dalam kondisi kritis apabila memiliki gejala ARDS atau gagal
napas, sepsis, syok sepsis dan multiorgan failure. Tempat perawatan yang dianjurkan
adalah HCU atau ICU RS rujukan Covid-19. Terapi yang diberikan adalah Favipiravir,
Remdesivir, Azitromisin, Kortikosteroid, vitamin C, D, Zinc, Antikoagulan
LMWH/UFH berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab. Kemudian pengobatan
komorbid bila ada, HFNC atau ventilator, terapi tambahan. Lama perawatan pasien
Covid-19 berat atau kritis ini sampai dinyatakan sembuh oleh dokter penanggung jawab
dengan hasil PCR negatif dan klinis membaik.
 Cara menjaga Kesehatan mental dimasa pandemic :
1. Cari sumber-sumber yang terpercaya
2. Tetap jaga Kesehatan & vitamin
3. Tetap dekat dengan keluarga
4. Perbanyak healing
5. Berfikir positif
 Mengatasi Kecemasan berdasarkan teori keperawata:
1. Membentuk nilai humanisticaltruistic
2. Memelihara kepercayaan dan harapan
3. Menumbuhkan kepekaan diri dan orang lain
4. Mengembangkan hubungan saling percaya, saling membantu dan peduli
5. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negative
6. Menggunakan proses pemecahan masalah kreatif
7. Meningkatkan belajarmengajar transpersonal
8. Menyediakan lingkungan yang supportif, protektif, atau memperbaiki mental, fisik,
sosiokultural dan spiritual
9. Membantu memuaskan kebutuhan manusia
10. Memberikan keleluasaan untuk kekuatan eksistensialfenomenologis-spiritual
 Cara mengatasai depresi berdasarkan teori keperawatan :
1. Pendekatan Psikodinamik. Pendekatan ini akan membantu klien memperoleh hikmah
dari konflik yang dialami dan mendorong pelepasan keluar kemarahan yang selama
ini terpendam di dalam dirinya. Pendekatan ini akan membantu klien membuka
motivasi yang tersembunyi.
2. Pendekatan Cognitive Behavioral. Pada pendekatan ini butuh adanya konselor
mencobat mempersuasi klien depresi untuk merubah pandangannya tentang diri dan
peristiwa yang negatif. Pelatihan Keterampilan Sosial. Pendekatan prilaku
memfokuskan pada upaya membantu klien meningkatkan interakasi sosialnya.
3. Pendekatan Biologis. Bentuk terapi biologis yang dapat digunakan pada klien depresi
adalah ECT (Electroconconvulsive therapy). ECT dianggap merupakan pengobattan
yang paling optimal untuk depresi parah. Terapi lainnya ialah dengan pemberian obat
depresi seperti tricyclis (imipramine dan amitrityline), selective serotonin reuptake
inhibitor (fluoxetine dan sertraline), monoamine oxidase inhibitor (parnate).

Anda mungkin juga menyukai