Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.1. Pendahuluan
Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh masyarakat pada umumnya dalam rangka memperbaiki taraf kehidupan yang
lebih baik di waktu yang akan datang. Kebijakan investasi yang tepat dapat
meningkatkan kekayaan di pemilik dana (investor) dan daya beli mereka juga
meningkat dalam memperbaiki pola konsumsi yang tertunda. Oleh karena itu,
agar supaya orang bisa berinvestasi harus berani mengorbankan sebagian
pendapatan yang dimiliki untuk di investasikan dan menunda dulu keinginan-
keinginan konsumsi yang tidak penting.
1
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan dana (bank dan lembaga keuangan lainnya), lembaga dana
pensiun, maupun perusahaan investasi
1.3. Tujuan Investasi
Tujuan Umum: Untuk meningkatkan kesejahteraan investor (investor’s wealth).
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur
dengan penjumlahaan pendapatan saat ini ditambah nilai ini pendapatan masa
datang.
Tujuan Khusus:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
2. Mengurangi tekanan inflasi
3. Dorongan untuk menghemat pajak
2
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperolah keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko
penurunan daya akibat adanya pengaruh inflasi.
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang
diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return
yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa
datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return
yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan
dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi
telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang
sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat
return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja
berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar
diterima (return aktual) merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam
proses investasi.
2. Risk (Resiko)
Resiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan
return yang diharapkan. Dengan asumsi bahwa investor rasional, maka seorang
investor disebut sebagai risk-averse investors, artinya menolak atau tidak
menyukai resiko atau ketidakpastian. investor seperti ini tidak akan mau
mengambil resiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan
harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap resiko yang harus
ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap resiko akan sangat tergantung kepada preferensi
investor tersebut terhadap resiko. Investor yang lebih berani akan memilih resiko
investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi
pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung resiko
3
yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang
terlalu tinggi.
4
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi
portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif
meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik
peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang terbaik.
Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi portofolio yang seiring
dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi portofolio pasif ini adalah
bahwa semua informassi yang tersedia akan diserap pasar dan direflesikan
pada harga saham.
4. Pemilihan aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan
aset-aset yang dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio.
Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien,
yaitu portofolio yang menawarkan return yang diharapkan yang tertinggi
dengan tingkat resiko tertentu atau sebeliknya menawarkan return yang
diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Meskipun demikian, adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan
bahwa tahap ini bahwa tahap ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi,
proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, jika tahap pengukuran dan
evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka
proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian
seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal. Tahap
pengukuran dan evalusasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja
portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja
portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini
bisanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui
5
seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja
portofolio lainnya (portofolio pasar).
Pasar Modal dan biaya modal (Capital market dan Cost of capital)
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal berhubungan dengan obligasi dan saham. Pengertian pasar modal
menurut Horne dan Wachowicz (2001:322) adalah: “pasar yang relative berjangka
panjang (lebih lama dari waktu jatuh tempo satu tahun) untuk berbagai instrument
keuangan (contohnya, obligasi dan saham)”. Dalam pasar modal terdapat pasar
perdana dan sekunder (Horne dan Wachowicz, 2001:322). Pasar perdana adalah
pasar tempat sekuritas baru dibeli dan dijual untuk pertama kalinya (pasar
sekuritas terbitan baru). Pasar sekunder adalah pasar untuk sekuritas yang telah
ada (telah dibeli sebelumnya), bukan untuk emisi baru. Pengertian pasar modal
menurut Fahmi (2012:52) adalah: “tempat berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat modal perusahaan. Pasar modal adalah tempat bertemunya berbagai
pihak untuk menjual saham dan obligasi.
6
dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan yaitu diketahui
melalui penentuan biaya modal. Biaya modal adalah komponen utama untuk
menilai investasi, sumber pembelanjaan, dan manajemen aktiva. Menurut
(Warsono, 2003:136) biaya modal dapat didefinisikan sebagai “biaya peluang atas
penggunaan dana investasi untuk diinvestasikan dalam proyek-proyek baru”.
Biaya ekuitas biasa menurut Warsono (2003:144), yaitu: “tingkat pengembalian
minimum (minimum rate of return) yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas
dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari modal sendiri,
agar harga saham perusahaan di pasar saham tidak berubah”. Definisi biaya modal
menurut Horne dan Wachowicz (2001:322) adalah: “tingkat pengembalian yang
diminta (required rate of return) atas berbagai jenis pendanaan”. Menurut
Tampubolon (2004: 170) biaya modal (the cost of Capital) didefinisikan sebagai
“tingkat pengembalian (rate of return) berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi
yang dilihat dari saham yang beredar (price of the firm’s stock)”. Biaya modal
ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para
pemegang saham perusahaan.
b. Fungsi Biaya Modal Ekuitas
Konsep biaya modal berhubungan dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang
disyaratkan dilihat dari dua pihak, yaitu investor dan perusahaan. Menurut
investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return) merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan
tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan
(required rate of return) merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Menurut Syahyunan (2013:210) fungsi biaya modal yaitu dapat digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of
return) dari investasi tersebut dengan biaya modalnya. Fungsi biaya modal untuk
perusahaan digunakan pada saat: pengambilan keputusan untuk anggaran modal
(capital badgeting), membantu untuk memaksimalkan struktur permodalan,
membuat keputusan apakah melalui leasing surat hutang dengan pendanaan
kembali surat hutang di dalam menentukan modal kerja perusahaan.
c. Sumber Biaya Modal Ekuitas
Menurut Warsono (2003:138) biaya modal rata-rata tertimbang
mempunyai beberapa komponen, yaitu “biaya utang (cost of debt), biaya saham
Preferen (Cost of Preferred stock), dan biaya ekuitas biaya (cost of common
equity)”.
Menurut Syahyunan (2013:210)
Biaya hutang adalah “ biaya yang ditanggung perusahaan disebabkan
penggunaan sumber dana pinjaman, biaya obligasi”.
7
Obligasi yaitu …
suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu
pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta
janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak
pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran
Jawab :
INT + [(M-PV)/N]
(M+PV)/2
Contoh:
Suatu obligasi memiliki nilai nominal Rp. 10.000 jatuh tempo 10 tahun
mempunyai harga pasar Rp. 8.000 dan menawarkan coupon rate 6%/tahun.
Berapa nilai obligasi tersebut berdasarkan kondisi tingkat bunga yang berlaku
8%?
8
Bunga 10.000 x 0,06 = 600
Jawab:
VB = I (PVIFA k,n) = (PVIF k,n)
= 600 (8% ,10) + 8.000 (8% th ke 10)
= 600 (6,710) + 8.000 (0,463)
= 4.026 + 3.704
= 7.730
Seorang investor membeli obligasi dalam jangka waktu 2 tahun dengan harga
Rp 743.000 dengan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pembeli adalah
16%. Hitunglah nilai obligasi tersebut ?
Jawab :
NB = Rp 743.000 (1 + 0,16) 2
= Rp 743.000 (1,16)2
= Rp 743.000 (1,3456)
= Rp 999.781
Berapa harga obligasi apabila obligasi tersebut mempunyai nilai par 100.000.
Obligasi jatuh tempo 4 tahun yang akan datang rate of return adalah 8%,
coupun rate obligasi yang diminta adalah 10% per tahun.
N = 4 tahun
YTM atau r = 8%
I = 10% x 100.000= 10.000
Jawab :
PVA= cpn + cpn + cpn + cpn + par value
9
Biaya saham preferen adalah biaya yang ditanggung perusahaan berupa
dividen yang disepakati pada saat penerbitan saham preferen.
Biaya saham adalah biaya dikeluarkan ketika perusahaan memiliki laba. Biaya
penerbitan saham biasa yang baru menjadi penting jika laba ditahan tidak
tersedia. Biaya saham biasa yang baru lebih tinggi dari biaya laba ditahan
karena penjualan saham biasa yang baru memerlukan biaya emisi saham
(floating cost). floating cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari
penjualan saham baru. “Biaya emisi (floating cost) terdiri dari biaya cetak
saham, komisi untuk pihak penjamin emisi dan lain-lain” (Syahyunan,
2013:210).
10