Anda di halaman 1dari 35

TUGAS PELAYANAN

FARMASI , MENGKAJI
KLINIS RESEP
NAMA : SEPTIANA SARTIKA SARI
NIM : A1202062
digoxin 0,25mg sebanyak 30tab ,
diminum sehari 1 tab
captopril 12,5mg sebanyak 60tab ,
diminum 2x sehari 1 tab
lansoperazole 30mg sebanyak 30
kapsul , diminum 2x sehari 1 kapsul
aspilet sebanyak 30 tab , diminum
1x sehari 1 tab
spironolaktone 25mg sebanyak
30tab , diminum sehari 1x 1 tab
Nama dokter :Tidak ada
SIP dokter :Tidak ada
Alamat dokter :Tidak ada
Tanggal penulisan resep : 06 -
01- 15
Nama pasien :SUGIYANINGSIH
Berat badan pasien : Tidak ada
Umur pasien : 49 th 9bulan 28
hari
SKRINING FARMASETIS RESEP
1. digoxin
bentuk sediaan : tablet dan suntik
Dewasa: jika pasien belum menerima glikosida jantung selama 2
minggu, dosisnya adalah 0,5–1 mg selama 10– 20 menit dengan
infus IV. Dosis bisa dibagi dengan pemberian ½ dosis di awal dan
diikuti dengan sisa dosis setiap 4–8 jam
Efek Samping dan Bahaya Digoxin
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi
digoxin, antara lain: Cemas,Muntah,Kebingungan,Sakit
kepala,Penglihatan kabur
Mual,Pusing,Diare
( harus menggunakan resep dokter )
LANJUTAN

 2. captopril
Golongan Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)
Kategori Obat resep
Mengatasi hipertensi dan gagal jantung, mencegah komplikasi setelah
Manfaat serangan jantung, menangani nefropati diabetik.
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi
Captopril untuk ibu besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya
hamil dan menyusui untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Captopril terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan
menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk obat Tablet
LANJUTAN
 Dosis dan Aturan Pakai Captopril
 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 25-75 mg terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis dapat ditingkatkan hingga 100- 150 mg terbagi
menjadi 2-3 dosis setelah 2 minggu penggunaan.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 75-150 mg dosis terbagi. Dosis maksimal 450 mg perhari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 50 mg dikonsumsi
3 kali sehari.
 Nefropati diabetes
Dewasa: Dosis 25 mg dikonsumsi 3 kali sehari
 Dosis yang diberikan untuk anak ditentukan berdasarkan berat badan (BB). Untuk bayi, dosis yang dapat
diberikan adalah 0,15- 0,3 mg/kg BB, bisa ditingkatkan sampai dosis maksimal 6 mg/kgBB/hari terbagi dalam
1-4 kali pemberian.
 Untuk anak-anak dan remaja, dosis yang dapat diberikan adalah 0,3 mg/kgBB 3 kali sehari, bisa ditingatkan sampai
dosis makasimal 6mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-4 kali pemberian. Untuk lansia, dosis awal adalah 6,25 mg 2 kali
sehari
LANJUT N

A
3.Lansoprazole
Golongan Penghambat pompa proton.

Kategori Obat resep.


Manfaat Menurunkan sekresi asam lambung berlebih.

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak.

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko


Lansoprazole untuk terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
ibu hamil dan hamil.Lansoprazole dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui,
menyusui jangan mengonsumsi obat ini tanpa memberi tahu dokter.

Bentuk obat Kapsul, tablet, dan Injeksi.


LANJUTAN
 dosis dan Aturan Pakai Lansoprazole
 Kondisi: Penyakit refluks gastro esofagus (GERD)
 Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu.
 Anak-anak: 15-30 mg/kgBB, 1 kali sehari selama 8-12 minggu.
 Kondisi: Tukak Lambung
 Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu.
 Anak-anak: Dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien.
 Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison
 Dewasa: Dosis awal 60 mg sehari pada pagi hari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg, 2
kali sehari.
 Anak-anak: Dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi anak.
 Kondisi: Infeksi Helicobacter pylori
 Dewasa: 30 mg, 2-3 kali sehari sebelum makan, selama 7-14 hari. Bisa di kombinasi dengan obat
clarithromycin dan amoxicillin.
 Anak-anak: Dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi anak.
 Kondisi: Esofagitis erosif
 Dewasa: 30 mg, 1 kali sehari sebelum makan.
 Anak-anak usia 1-11 tahun: 15 mg/kgBB, 1 kali sehari sebelum makan.
 Kondisi: Ulkus duodenum
 Dewasa: 15 mg, 1 kali sehari sebelum makan.
 Anak-anak: Dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi anak.
 Efek Samping dan Bahaya Lansoprazole
 Lansoprazole umumnya aman jika dikonsumsi sesuai petunjuk dokter. Meski begitu,
obat ini tetap berisiko menimbulkan efek samping berupa:
 Diare,Sakit perut,Mual,Kembung,Sembelit,Sakit kepala dan pusing
 4, aspilet
 Dosis orang dewasa dengan stroke ischemic stroke, transient ischemic attack:
 Dosis awal: 50-325 miligram (mg) diminum sekali sehari.
 Dosis perawatan: lanjutkan dengan terapi
 Dosis orang dewasa untuk infarct myocardial akut:
 Dosis awal: 160 mg diminum segera setelah Infarct myocardial akut terdeteksi.
 Dosis perawatan: 160 mg tiap hari untuk 30 hari setelah Infarct myocardial akut. Setelah 30 hari,
pertimbangkan terapi untuk pencegahan kambuhnya Infarct myocardial akut.
 Dosis orang dewasa untuk mencegah Recurrent MI, angina pectoris tidak stabil, dan angina pectoris
stabil kronis; pencegahan primer dan sekunder dari penyakit kardiovaskular pada pasien dengan
diabetes tipe 1 atau tipe 2
 Dosis awal: 75-100 mg diminum sekali sehari
 Dosis orang dewasa dengan diabetes mellitus:
 Dosis awal: 75-325 mg sekali sehari
 Dosis perawatan: lanjutkan dengan terapi.
 Dosis orang dewasa dengan coronary Artery Bypass Graft (CABG):
 Dosis awal: 325 mg sekali sehari mulai dari 6 jam setelah prosedur.
 Dosis perawatan: lanjutkan dengan terapi selama 1 tahun setelah prosedur.
 Dosis orang dewasa dengan percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA):
 Dosis awal: 325 mg diberikan 2 jam sebelum angioplasty.
 Dosis perawatan: 160-325 mg sekali sehari. Lanjutkan dengan terapi.
 Dosis orang dewasa dengan carotid endarterectomy:
 Dosis awal: 80 mg sekali sehari hingga 650 mg dua kali sehari, mulai sebelum operasi.
 Dosis perawatan: lanjutkan dengan terapi.
 Dosis orang dewasa untuk mencegah komplikasi kehamilan: hipertensi kehamilan,
preeklampsia, intrauterine growth retardation, kehamilan dengan kondisi (SLE, positif
tes cardiolipin antibody):
 Dosis awal: 80 mg per hari mulai minggu ke 13-26 kehamilan.
 Dosis anak dengan tromboemboli
 Dosis awal: 1-5 mg/kg diminum setiap hari
 Dalam bentuk apa Aspilet tersedia?
 Aspilet tersedia dalam bentuk obat tablet salut enterik 80 mg.
 EFEK SAMPING YANG TIMBUL :
 Perut terasa sakit, panas atau kram, sembelit, diare, masalah pencernaan
 Feses berwarna terlalu gelap atau terlalu terang
 Urine berwarna gelap atau berdarah, urine berkurang
 Tidak sadarkan diri, mudah mengantuk, pingsan, mudah lelah dan lemas
 Sakit pada dada, sesak napas, napas terengah-engah, jantung berdetak tak menentu
 Kebingungan, berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi, gugup dan cemas, selalu merasa panik,
 Demam,
 Sakit kepala
 Mudah merasa haus
 Kehilangan selera makan
 Sakit pinggang, kram otot dan tremor, kejang
 Mual dan muntah,
 Tangan, kaki, atau bibir mati rasa
 Ruam kulit, bengkak pada bagian tubuh tertentu seperti jari, wajah, dan kaki bagian bawah,
luka dan memar yang tidak biasa
 5. SPIRONOLAKTONE
Golongan Obat resep
Kategori Diuretik hemat kalium

Manfaat Mengobati hipertensi, gagal jantung, hipokalemia,


sirosis, edema, atau hiperaldosteronisme
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek


samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin.Spironolactone dapat terserap ke
Spironolactone untuk ibu dalam ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk berkonsultasi
hamil dan menyusui dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini, agar dokter dapat
mempertimbangkan antara manfaat dan risikonya.

Bentuk obat Tablet


 Dosis dan Aturan Pakai Spironolactone
 Dosis spironolactone yang diresepkan dokter dapat berbeda pada tiap pasien. Berikut ini
adalah dosis spironolactone berdasarkan tujuan dan usia pasien:
 Tujuan: Mengobati hipertensi (darah tinggi)
 Dewasa: 50–100 mg per hari, dosis dapat dibagi menjadi 1–2 kali sehari. Dosis dapat
disesuaikan setelah 2 minggu.
 Tujuan: Mengobati edema
 Dewasa: 100 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari.
 Tujuan: Mengobati sirosis dengan edema dan asites
 Dewasa: 100–400 mg per hari, tergantung pada kadar natrium dan kalium dalam urine.
 Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat ditambah jika diperlukan.
 Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.
Dosis akan disesuaikan dengan respons tubuh pasien.
 interaksi Spironolactone dengan Obat Lain
 Sprironolactone dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan secara bersamaan
dengan obat-obatan lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi:
 Meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia jika dikonsumsi bersama ACE inhibitor, angiotensin
II receptor antagonist, heparin, suplemen kalium, trilostane, atau diuretik hemat kalium lain, seperti
eplerenon
 Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan
ciclosporin atau OAINS
 Meningkatkan efek racun dari obat lithium
 Meningkatkan risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine
 Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi ortostatik jika dikonsumsi dengan phenobarbital
 Meningkatkan kadar digoxin dalam darah
 Efek samping : Pusing,Sakit kepala,Mual,Muntah,Diare,Disfungsi ereksi,Pembengkakan
di payudara
SKRINING KLINIS
Efek Samping dan Bahaya Digoxin
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul setelah
mengonsumsi digoxin, antara lain:
Cemas,Muntah,Kebingungan,Sakit ,Penglihatan kabur
Mual,Pusing,Diare
( harus menggunakan resep dokter )
interaksi Digoxin dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika
digoxin digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan
dengan squill atau carvedilol
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia atau hipomagnesemia
bila digunakan dengan obat golongan diuretik, lithium,
atau kortikosteroid
Peningkatan risiko memburuknya kondisi aritmia jika digunakan
bersama epinefrin, norepinefrin, atau dopamin
Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan
atazanavir, kalsium klorida, kalsium gluceptate, ceretinib,
cisatracurium, dolasetron, itraconazole, lapatinib, atau saquinavir
Peningkatan kadar digoxin dalam darah jika digunakan
dengan amiodarone, clarithromycin, dronedarone, quinidine,
ibuprofen, aspirin, atau obat antagonis kalsium
Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan
dengan arbutamine
 Efek samping captopril :
 Mual dan muntah.,Sakit perut.,Pusing atau limbung.,Batuk kering.Gangguan pada indera
pengecap.,Ruam kulit.,Sakit dada.,Hipotensi.,Rambut rontok.Sulit tidur.Mulut
kering.Konstipasi (sembelit) atau diare.Iritasi saluran pencernaan.
 Interaksi Captopril dengan Obat Lain
 Meningkatkan risiko menurunya fungsi ginjal jika captopril digunakan bersama dengan
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
 Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah), jika digunakan
bersama obat golongan diuretik.
 Meningkatkan risiko hiperkalemia jika digunakan bersama obat golongan diuretik hemat kalium
dan suplemen kalium.
 Meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama obat golongan
ACE inhibitors lain, angiotensin II receptor blockers (ARB).
 Meningkatkan risiko hipotensi, mual, muntah, jika dikonsumsi bersama obat yang
mengandung emas.
 Meningkat risiko munculnya efek samping lithium jika digunakan bersama dengan captopril.
 Menurunkan efektifitas captopril jika digunakan dengan clonidine.
 Meningkatan risiko terjadinya leukopenia (rendahnya kadar leukosit) jika digunakan
dengan procainamide dan obat penekan sistem imun.
 Efek Samping dan Bahaya Lansoprazole
 Lansoprazole umumnya aman jika dikonsumsi sesuai petunjuk dokter. Meski begitu,
obat ini tetap berisiko menimbulkan efek samping berupa:
 Diare,Sakit perut,Mual,Kembung,Sembelit,Sakit kepala dan pusing
 Interaksi Obat Lansoprazole dengan Obat Lainnya
 Lansoprazole berpotensi menimbulkan interaksi terhadap sejumlah obat jika
digunakan bersamaan. Berikut ini beberapa interaksi yang dapat terjadi:
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang serius, jika digunakan bersama
dengan obat- obat HIV, karena bisa menurunkan kadar obat dalam tubuh.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari warfarin, digoxin,
methrotrexate, tacrolimus, serta obat diuretik.
 Penurunan efektivitas lansoprazole jika digunakan bersama dengan antasida,
dan sukralfat.
 4. ASPILET
 EFEK SAMPING YANG TIMBUL :
 Perut terasa sakit, panas atau kram, sembelit, diare, masalah pencernaan
 Feses berwarna terlalu gelap atau terlalu terang
 Urine berwarna gelap atau berdarah, urine berkurang
 Tidak sadarkan diri, mudah mengantuk, pingsan, mudah lelah dan lemas
 Sakit pada dada, sesak napas, napas terengah-engah, jantung berdetak tak menentu
 Kebingungan, berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi, gugup dan cemas, selalu merasa panik,
 Demam,
 Sakit kepala
 Mudah merasa haus
 Kehilangan selera makan
 Sakit pinggang, kram otot dan tremor, kejang
 Mual dan muntah,
 Tangan, kaki, atau bibir mati rasa
 Ruam kulit, bengkak pada bagian tubuh tertentu seperti jari, wajah, dan kaki bagian bawah, luka dan
memar yang tidak biasa
 Aspilet dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, namun yang paling sering terjadi
di antaranya adalah sebagai berikut:
 Adderall (amphetamine / dextroamphetamine)
 Advil (ibuprofen)
 Aleve (naproxen)
 Benadryl (diphenhydramine)
 caffeine:
 Vivarin,Caffedrine,DiurexUltra, 357 HR Magnum,Overtime,Valentine,NoDoz,Jet Alert Regular
Strength,Jet Alert Double Strength,Jet Alert Maximum Strength,ConRx Alert
 Calcium 600 D (calcium / vitamin d)
 Celebrex (celecoxib)
 codeine
 CoQ10 (ubiquinone)
 Crestor (rosuvastatin)
 Cymbalta (duloxetine)
 Eliquis (apixaban)
 Fish Oil (omega-3 polyunsaturated fatty acids)
 gabapentin:
 Neurontin,Gralise,Gabarone,Fanatrex
 hydrocodone (Hysingla ER, Zohydro ER, Vantrela ER)
 ibuprofen (Advil, Motrin, IBU, Motrin IB, Advil Liqui-Gels, Motrin)
 Lantus (insulin glargine)
 Lasix (furosemide)
 Lipitor (atorvastatin)
 lisinopril (Zestril, Prinivil, Qbrelis)
 lithium (Lithium Carbonate ER, Eskalith, Lithobid, Eskalith-CR, Lithonate, Lithotabs)
 Lyrica (pregabalin)
 meloxicam (Mobic, Vivlodex, Qmiiz ODT)
 Metoprolol Succinate ER (metoprolol)
 Metoprolol Tartrate (metoprolol)
 MiraLax (polyethylene glycol 3350)
 Pain Reliever, EC-Naprosyn, Midol Extended Relief, Aflaxen, Comfort Pac with Naproxen)
 Nexium (esomeprazole)
 Norvasc (amlodipine)
 Plavix (clopidogrel)
 Synthroid (levothyroxine)
 tramadol (Ultram, Tramadol Hydrochloride ER, Tramal, Ultram ER, Tramahexal, ConZip, Larapam
SR, Ryzolt, Tramal SR, GenRx Tramadol, Tramahexal SR, Tramedo, Zydol, Zamadol, Zydol XL, Rybix
ODT, Ultram ODT)
 Tylenol (acetaminophen)
 Vitamin B12 (cyanocobalamin)
 Vitamin C (ascorbic acid)
 Vitamin D3 (cholecalciferol)
 warfarin (Coumadin, Jantoven)
 Xanax (alprazolam)
 Xarelto (rivaroxaban)
 5. SPIRONOLACTONE
 interaksi Spironolactone dengan Obat Lain
 Sprironolactone dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan secara bersamaan dengan obat-
obatan lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi:
 Meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia jika dikonsumsi bersama ACE inhibitor, angiotensin II
receptor antagonist, heparin, suplemen kalium, trilostane, atau diuretik hemat kalium lain,
seperti eplerenon
 Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan ciclosporin atau OAINS
 Meningkatkan efek racun dari obat lithium
 Meningkatkan risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine
 Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi ortostatik jika dikonsumsi dengan phenobarbital
 Meningkatkan kadar digoxin dalam darah
 Efek samping : Pusing,Sakit kepala,Mual,Muntah,Diare,Disfungsi ereksi,Pembengkakan di payudara
 pironolaktone
 EFEK SAMPING
 Pusing
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Diare
 Disfungsi ereksi
 Pembengkakan di payudara
Digoxin: Dewasa: dosis awal adalah 0,75–1,5 mg yang
diberikan dalam 24 jam sebagai dosis tunggal, atau
dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 6
jam. Dosis pemeliharaan adalah 0,125–0,25 mg per hari. Bayi
dengan berat badan hingga 1,5 kg: dosis awal adalah 25
mcg/kgBB per hari.
Captopril : Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 2-3
kali sehari. Dosis pemeliharaan 75-150 mg dosis terbagi. Dosis
maksimal 450 mg perhari
Lansoperazole : Dewasa: 30 mg, 2-3 kali sehari sebelum
makan, selama 7-14 hari. Bisa di kombinasi dengan obat
clarithromycin dan amoxicillin. Anak-anak: Dosis akan
ditentukan oleh dokter sesuai kondisi anak
Aspilet : 80-160 mg, diberikan 1 kali per hari. Diberikan setelah
makan. Telan utuh, jangan dikunyah, dipotong, atau
dihancurkan. Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien
dengan kondisi: Hipersensitif terhadap aspirin dan obat
antiinflamasi non steroid (AINS) lainnya.
Spironolaktone :Dewasa: 100 mg per hari.
Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari.
ANALISIS WAKTU PENGGUNAAN OBAT
Digoxin :Digoxin tablet dapat dikonsumsi bersamaan
dengan makanan. Namun, sebaiknya obat ini dikonsumsi 2
jam sebelum atau
sesudah makan jika Anda mengonsumsi makanan yang kaya
akan serat
Captopril :Lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara
rutin untuk memantau perkembangan kondisi. Captopril
sebaiknya dikonsumsi saat lambung kosong, idealnya 1 jam
sebelum atau 2 jam sesudah makan. Obat ini biasanya
dianjurkan untuk diminum sebelum tidur karena dapat
memicu pusing pada tahap
awal penggunaan.
 Lansoperazole : Minum lansoprazole sesuai anjuran dokter, biasanya sekali sehari,
sebelum makan. Jika Anda menggunakan obat ini sendiri, ikuti aturan dalam
kemasan produk. Dosis dan lama terapi berdasarkan kondisi kesehatan dan respons
terapi Anda. Jangan meningkatkan dosis atau menggunakannya lebih sering dari
yang dianjurkan.
Aspilet : Aspilets sebagai obat strokee dan mencegah serangan jantung
 Bila Anda benar-benar harus menggunakan obat-obatan ibuprofen,
gunakan obat tersebut setidaknya delapan jam atau 30 menit setelah Anda
mengonsumsi Aspilet.
Spironolakton : Jangan menambah atau mengurangi dosis berkonsultasi dengan
dokter. Spironolactone dapat dikonsumsi dengan makanan atau setelah
makan. Obat ini biasanya diminum sekali sehari, dan waktu terbaik untuk
mengonsumsinya adalah sebelum tengah hari. Setelah mengonsumsi obat ini, Anda
akan lebih sering buang air kecil
ANALISIS DUPLIKAT PENGOBATAN
digoxin sebagai antiaritmia yang bekerja melalui tiga
proses: peningkatan kadar kalsium intraselular, reduksi
reuptake katekolamin di ujung terminal saraf, serta
mempengaruhi aktivitas listrik jantung.
Aspek penting dari farmakologi captopril adalah
mekanisme kerja antagonis efek dari sistem renin-
angiotensin-aldosteron (SRAA))
 Lansoperazole dengan mengurangi sekresi asam lambung melalui
mekanisme menghambat kerja enzim H+,K+-ATPase pada jalur sekresi
asam lambung, sehingga proses katalisasi sekresi asam lambung di sel
parietal tidak terjadi. Selain itu lansoprazole juga berperan dalam
menurunkan sekresi enzim pepsin
 ASPILET dengan menimbulkan efek antiinflamasi dan anti agregasi platelet akibat
inhibisi pada enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan 2).
 Spironolakton adalah sebagai diuretik hemat kalium yang bekerja pada tubulus di
ginjal. Mekanisme antagonis dari aldosteron membuat spironolactone juga dapat
digunakan untuk hiperaldosteronisme dan gagal jantung. Mekanisme sebagai
antiandrogen membuat spironolactone dapat digunakan sebagai pengobatan acne
vulgaris.
ANALISIS ALERGI
Digoxin Interaksi Digoxin dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika
digoxin digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan
squill atau carvedilol
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia atau hipomagnesemia bila
digunakan dengan obat golongan diuretik, lithium, atau kortikosteroid
Peningkatan risiko memburuknya kondisi aritmia jika digunakan
bersama epinefrin, norepinefrin, atau dopamin
Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan
atazanavir, kalsium klorida, kalsium gluceptate, ceretinib,
cisatracurium, dolasetron, itraconazole, lapatinib, atau saquinavir
Peningkatan kadar digoxin dalam darah jika digunakan
dengan amiodarone, clarithromycin, dronedarone, quinidine,
ibuprofen, aspirin, atau obat antagonis kalsium
Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan
dengan arbutamine
 captoprilInteraksi Captopril dengan Obat Lain
 Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersama
dengan captopril. Obat-obatan tersebut meliputi:
 Meningkatkan risiko menurunya fungsi ginjal jika captopril digunakan bersama dengan
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
 Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah), jika digunakan bersama
obat golongan diuretik.
 Meningkatkan risiko hiperkalemia jika digunakan bersama obat golongan diuretik hemat
kalium dan suplemen kalium.
 Meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama obat golongan
ACE inhibitors lain, angiotensin II receptor blockers (ARB).
 Meningkatkan risiko hipotensi, mual, muntah, jika dikonsumsi bersama obat yang
mengandung emas.
 Meningkat risiko munculnya efek samping lithium jika digunakan bersama dengan captopril.
 Menurunkan efektifitas captopril jika digunakan dengan clonidine.
 Meningkatan risiko terjadinya leukopenia (rendahnya kadar leukosit) jika digunakan dengan
procainamide dan obat penekan sistem imun.
 interaksi Obat Lansoprazole dengan Obat Lainnya
 Lansoprazole berpotensi menimbulkan interaksi terhadap sejumlah obat jika digunakan
bersamaan. Berikut ini beberapa interaksi yang dapat terjadi:
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang serius, jika digunakan bersama
dengan obat- obat HIV, karena bisa menurunkan kadar obat dalam tubuh.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari warfarin, digoxin,
methrotrexate, tacrolimus, serta obat diuretik.
 Penurunan efektivitas lansoprazole jika digunakan bersama dengan
antasida, dan sukralfat.
 ASPILET
 Aspilet dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, namun yang
paling sering terjadi di antaranya adalah sebagai berikut:
 Adderall (amphetamine / dextroamphetamine)
 Advil (ibuprofen)
 Aleve (naproxen)
 Benadryl (diphenhydramine)
 caffeine
 Interaksi Spironolactone dengan Obat Lain
 Sprironolactone dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan
lain. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi:
 Meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia jika dikonsumsi bersama ACE
inhibitor, angiotensin II receptor antagonist, heparin, suplemen kalium, trilostane, atau
diuretik hemat kalium lain, seperti eplerenon
 Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan ciclosporin
atau OAINS
 Meningkatkan efek racun dari obat lithium
 Meningkatkan risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine
 Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi ortostatik jika dikonsumsi dengan phenobarbital
 Meningkatkan kadar digoxin dalam darah
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai