Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat,


Etika Pancasila dan Dinamikanya

DOSEN PENGAMPU:
Galuh Indah Zatadini M.Eng

DISUSUN OLEH:
Widayanti (12305183052)
Juvino Chandika A (12305183053)
Risza Fortunata (12305183054)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Etika dan
Dinamikanya”. Kedua kalinya sholawat serta salam selalu terlimpahkan
kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW, yang telah memeberikan
jalan penerang atas kehidupan kita.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen Galuh Indah Zatadini,M.Eng dalam mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Peyusun meyadari bahwa makalah ini masih banyak yang
kurang,baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pegetahuan dan wawasan penyusun. Oleh karena itu perlu
banyak lagi kritik dan saran dari pembaca demi menyempurnakan makalah
ini.
Akhir kata penyusun megucapkan banyak terimakasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan peyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan membantu dalam penambahan wawasan
pembaca. Aamiin.

Tulungagung,
29 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................1
C. TUJUAN.............................................................................................1
BAB II ...........................................................................................................2
PEMBAHASAN ............................................................................................2
A. Dasar-dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Yang Sistematis
Dan Logis………………………………………………………………………………..2
B. Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan Sistem Filsafat Dengan Filsafat
Lainnya Didunia.................................................................................3
BAB III PENUTUP........................................................................................6
A. KESIMPULAN ..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu
bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi
serta tugas masing-masing. Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan,
yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan
(konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan
tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh. Filsafat dalam Bahasa Inggris
yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu
Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut
filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat
adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk mencari
kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui
sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup. 
.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar dasar ilmiah pancasila sebagai suatu kesatuan yang
sistematis dan logis ?
2. Apa saja Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan Sistem Filsafat Dengan
Filsafat Lainnya Di dunia ?
B. Tujuan masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar-dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Yang
Sistematis Dan Logis
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan
menyeluruh. Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan
konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.1 Jadi, pancasila
diaplikasikan bukan hanya untuk bangsa Indonesia tetapi dapat
direfleksikan dalam masyarakat karena memuat
1. Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, merupakan teori tentang adanya
keberadaan atau eksistensi. Sementara Aristoteles menyebutnya sebagai
ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan
metafisika. Kesimpulannya ontologi merupakan bidang filsafat yang
menyelidiki makna yang ada, sumber yang ada, jenis ada, dan hakikat ada,
termaksud ada alam, manusia, metafisika dan kesemertaan atau kosmologi.
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi merupakan bidang/cabang filsafat yang menyelidiki
asal, syarat, susunan, metode dan validitas ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran
membentuk budaya, sebagaimana manusi mengerahui bahwa ia tahu atau
mengerahui bahwa sesuatu itu pengetrahuan menjadi pentelidikan
epistemologi. Dalam hal ini, terdapat tiga hal yang menjadi fokus
Pancasila dalam dasar epistemology.
a. Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana
sumber pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang
memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan dan religious.

1
ridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-3-Pancasila-Sebagai-
Sistemhttp://ind-Filsafat.pdf

2
b. Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan
yakni isi Pancasila yang bersifat unversal atau dapat diterjemakan
menjadi esensi Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam
bernegara dan sumber tertib hukum.
c. Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia.
Pancasila mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan
rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumner dari isi rohani
seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang
bersumber pada akal manusia dan juga kebenaran berdasarkan
intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan
mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat fikiran dan ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki yaitu
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika.
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan
keindahan.
c. Sosio politik yang berwufud ideologi.
Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki
makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud
estetika, etika, ketuhanan dan agama2.

B. Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan Sistem Filsafat Dengan


Filsafat Lainnya Didunia
      Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di Dunia
Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan
sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme,
komunisme, idealisme dan lain-lain paham filsafat di dunia. Filsafat Pancasila
merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok

2
Hariyono , ideology pancasila , intrans publishing, Malang, 2014 hlm. 125, 155, 158-160

3
pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat
Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut:
1. Filsafat Komunisme
      Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham berasal dari der
Manifest Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels,
sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848
teori analitis pendekatan komunis untuk perjuangan kelas (sejarah dan
kontemporer) dan kemakmuran ekonomi yang kemudian menjadi salah satu
gerakan paling berpengaruh di dunia politik. Komunisme dalam kelahiran awal
koreksi terhadap pemahaman kapitalisme pada awal abad ke-19, dalam suasana
yang mengasumsikan bahwa pekerja dan petani hanya bagian dari produksi dan
lebih peduli dengan kesejahteraan ekonomi. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal komunisme antara penganut komunis
dan teori revolusioner komunis, yang masing-masing memiliki teori dan cara yang
berbeda untuk mencapai perjuangan sosialis melawan apa yang disebut
masyarakat utopis. Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan.
Semua hal diatur oeh satu kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini,
semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat,
namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.
2. Filsafat Liberalisme
   Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan
adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang
penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur
bila merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa terganggu maka
mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
3. Filsafat Individualisme
     Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana
antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau
dengan kata lain, mereka berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan,
persatuan atau tujuan bersama.

4
4. Filsafat Pragmatisme
      Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat
kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan
bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar
apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-
akibatnya yang bermanfaat secara praktis.2 Aliran ini bersedia menerima segala
sesutau, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman
pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar
tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan
demikian, patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis” Kata
pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang menyebut kata ini
biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, Rencana ini kurang
pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang praktis. Pengertian seperti
itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tetapi belum
menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme. Pragmatisme adalah aliran
dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran
sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan
sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti
berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh
masyarakat yang kedua.
5. Filsafat Materialisme
     Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang
dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme
merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu3.
3
ridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-3-Pancasila-Sebagai-
Sistemhttp://ind-Filsafat.pdf

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Dengan demikian,
filsafar Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan
saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melaikan bagi manusia pada umumnya.
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan
untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang
saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling
berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama
satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.

DAFTAR PUSTAKA

6
https://www.abdimadrasah.com/2014/05/pengertian-dan-makna-ideologi-
bagi.html?=1
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016.Pendidikan Pancasila untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : RISTEKDIKTI RI.
Asmaroini, Ambiro Puji. 2017. Jurnal Pancasila dan kewarganegaraan:
Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi Masyarakat di era
Globalisasi. vol.1, no.2 ,Januari 2017. Ponorogo.
Hariyono , ideology pancasila , intrans publishing, Malang, 2014

Anda mungkin juga menyukai