Anda di halaman 1dari 9

PELAYANAN NIFAS

No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman


Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Windy Dwi Pilly Rahmeylia, S.Tr.Keb

PENGERTIAN perawatan wanita setelah selesai bersalin hingga alat-alat


reproduksi kembali seperti sebelum hamil. Perawatan nifas
berlangsung 6 minggu, dan seluruh alat genital akan pulih seperti
semula setelah 3 bulan
TUJUAN menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik,
melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, serta menyusui.
KEBIJAKAN  Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
PROSEDUR  Persiapan pasien
Sebelum pemeriksaan dilakukan, setiap pasien perlu
memberikan informed consent. Pada pemeriksaan bagian
pelvis, pasien dalam posisi litotomi.

 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik postpartum


PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

antara lain :

- Thermometer

- Tensimeter

- Stetoskop

- ranjang pemeriksaan dengan permukaan rata yang disertai


dengan penyangga kaki

- lampu pencahayaan yang baik

Periode kunjungan nifas (KF) :

a. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua)


hari pasca persalinan;
b. KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh)
hari pasca persalinan;
c. KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28
(dua puluh delapan) hari pasca persalinan;
d. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai
dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan.
e.

Prosedural

Pemeriksaan fisik postpartum perlu mengevaluasi kondisi sistem


PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO
reproduksi dan kesehatan ibu secara umum. Oleh karenanya,
pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dari ujung kepala
hingga kaki.
 Tanda Vital
Pada satu jam pertama postpartum, pengukuran tekanan darah
dan nadi perlu dilakukan setiap lima belas menit atau lebih bila
terdapat indikasi. Peningkatan denyut nadi dapat terjadi selama
beberapa jam setelah melahirkan dan kembali normal pada
hari ke-2. Takikardia dapat disebabkan oleh adanya nyeri,
demam, ataupun perdarahan postpartum.
Tekanan darah diukur setelah melahirkan, dan bila hasil
normal, pemeriksaan kedua dilakukan dalam waktu 6 jam.
Evaluasi rutin tekanan darah juga direkomendasikan pada
perempuan dengan hipertensi. Selain itu, suhu tubuh bisa
ditemukan meningkat bila terjadi pembengkakan payudara,
mastitis, atau infeksi luka.
 Payudara
Pemeriksaan payudara postpartum dilakukan dengan inspeksi
dan palpasi. Pada perempuan yang tidak menyusui,
pembesaran (engorgement), nyeri payudara, dan milk leakage
dapat memuncak pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah
melahirkan. Engorgement disebabkan oleh ASI yang tidak
dikeluarkan, sehingga terjadi kongesti ASI, darah, dan limfe.
Hal ini menyebabkan payudara terasa panas, keras,
mengkilap, dan nyeri.
Pada sumbatan duktus, dapat ditemukan benjolan yang terasa
nyeri dan kemerahan pada kulit di atasnya. Pada kasus ini
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

biasanya tidak disertai demam.


Pada pemeriksaan juga perlu diperhatikan adanya tanda
mastitis berupa payudara kemerahan, keras, dan nyeri, disertai
demam, takikardia, atau menggigil.
Pada palpasi, bila terdapat massa fluktuatif disertai demam
yang tidak menurun selama 48-72 jam setelah
penatalaksanaan mastitis, perlu dicurigai adanya abses
payudara.
Selain jaringan parenkim payudara, perlu pula dilakukan
pemeriksaan puting, apakah terdapat fisura, iritasi, dan crack
karena dapat mengganggu proses menyusui dan menjadi
tempat masuknya patogen.

 Saluran Pencernaan
Pada pemeriksaan dapat ditemukan hipomotilitas usus yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya konstipasi pada ibu
postpartum selain faktor konsumsi suplemen besi dan rasa
tidak nyaman pada perineum. Konstipasi dan proses
mengedan menyebabkan ibu berisiko mengalami hemoroid

 Kandung Kemih
Pada pemeriksaan dapat ditemukan overdistensi kandung
kemih akibat pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna dan kurangnya keinginan untuk buang air kecil.
Menurunnya sensasi dan kemampuan mengosongkan
kandung kemih dapat terjadi akibat efek analgesia epidural,
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

adanya episiotomi atau laserasi perineum, dan penggunaan


instrumen untuk membantu proses melahirkan.
Pemeriksaan buangan urin juga perlu dicatat dalam waktu 6
jam. Bila ibu tidak dapat miksi dalam waktu 4 jam, perlu
dilakukan pemasangan kateter dan dilakukan pencatatan
volume urine.
Pada pemeriksaan juga perlu dievaluasi adanya inkontinensia
urine. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara cough stress
test. Cough stress test positif bila terdapat urine yang keluar
pada saat pasien batuk.

 Vagina dan Vulva


Segera setelah melahirkan, vagina umumnya tampak teregang,
edema, dan mengalami penurunan tonus. Vagina mengalami
involusi atau kembali seperti sebelum melahirkan setelah 4-8
minggu postpartum. Introitus vagina mengalami pelebaran
secara permanen. Himen mengalami laserasi dan terdapat
nodular tags yang akan membentuk myrtiform caruncles.
Pada pemeriksaan vagina dan vulva perlu diperhatikan adanya
hematoma yang dapat disertai nyeri dan perubahan tanda vital,
mengindikasikan terjadinya perdarahan. Hematoma dengan
ukuran lebih dari 3-4 cm, dapat memerlukan insisi dan
evakuasi bekuan darah.

 Uterus
Setelah melahirkan, dilakukan pemeriksaan terhadap tonus
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

uterus untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik.


Pemeriksaan tonus uterus dilakukan dengan palpasi atau
dengan pemeriksaan bimanual.
Pada atonia uteri dan subinvolusi dapat ditemukan ukuran
uterus yang lebih besar dibandingkan normal, teraba lunak,
dan disertai perdarahan pada ostium serviks. Atonia uterus
fokal atau lokal sulit dideteksi melalui pemeriksaan abdomen.
Involusi uterus dapat dinilai dengan mengukur tinggi fundus
uterus, yang diukur dari simfisis pubis dengan menggunakan
instrumen pita pengukur. Sebelum diukur, uterus diarahkan ke
bagian sentral abdomen. Setelah melahirkan sampai 24 jam
pertama, tinggi fundus uterus kurang lebih 13,5 cm di atas
simfisis pubis. Setiap 24 jam didapatkan penurunan tinggi
kurang lebih 1,25 cm, sehingga saat akhir minggu kedua uterus
seharusnya telah berada dalam pelvis. Laju involusi kemudian
terjadi secara perlahan sampai 6 minggu postpartum, hingga
akhirnya ukuran uterus menyerupai ukuran normal.

 Lochia
Lochia merupakan discharge vagina yang berasal dari uterus,
serviks, dan vagina. Lochia memiliki karakteristik berbau amis,
dengan volume rerata 250 ml pada 5-6 hari pertama
postpartum. Terdapat 3 jenis lochia berdasarkan warna dan
komposisinya, yaitu lochia rubra, serosa, dan alba.
Pada pemeriksaan lochia perlu diperhatikan bau, jumlah,
warna, dan durasi. Jumlah lochia yang sedikit atau tidak ada
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

mungkin disebabkan oleh infeksi atau lochiometra, sedangkan


jumlah yang banyak mungkin disebabkan oleh infeksi atau
terlambatnya proses involusi. Lochia dengan warna merah
yang menetap, menandakan subinvolusi atau terdapat sisa-
sisa konsepsi atau retensio plasenta dalam uterus.

 Lochia Rubra:
Lochia rubra berwarna merah, umumnya ditemukan pada hari
ke-1 sampai ke-4. Lochia rubra utamanya terbentuk dari darah,
disertai sisa-sisa membran fetalis dan desidua, vernix caseosa,
lanugo, dan mekonium.

 Lochia Serosa:
Lochia serosa berwarna pucat, umumnya ditemukan pada hari
ke-5 sampai ke-9. Lochia serosa terbentuk dari sel darah
merah, serum, leukosit, eksudat luka, dan mukus serviks.

 Lochia Alba:
Lochia alba berwarna putih pucat atau putih kekuningan, yang
didapatkan pada hari ke-10 hingga ke-15. Lochia alba terutama
terbentuk dari leukosit, mukus serviks, yang disertai sel
desidua, kristal kolestrin, sel epitel granular, dan lemak.

 Perineum
Pada pemeriksaan perlu diperhatikan adanya robekan pada
daerah perineum. Berdasarkan derajatnya, ruptur perineum
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen Tanggal dan No. Jumlah Halaman
Dibuat/Revisi 1/ 9
01/SPO-KEB/PMB /
2022
LOGO

dapat diklasifikasikan menjadi empat derajat.

- Derajat I : yaitu terjadi robekan superfisial pada bagian kulit


- Derajat II : yaitu bila terjadi robekan hingga otot perineum
- Derajat III : bila robekan melibatkan otot sfingter anal
- Derajat IV : bila terjadi robekan ekstensif hingga mencapai
mukosa rectum

 Serviks
Pada 2-3 hari pertama, ostium serviks masih terbuka sebesar
2-4 cm. Setelah satu minggu, ostium serviks umumnya
menutup atau hanya dapat dimasukkan satu jari pemeriksa.

 Rektum
Pemeriksaan rectal toucher perlu dilakukan bila terjadi laserasi
perineum berat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai tonus
dan integritas sfingter anal.

 Deteksi Perdarahan Postpartum


Pengukuran banyaknya perdarahan setelah bayi dilahirkan
perlu dilakukan untuk deteksi terjadinya perdarahan
postpartum. Pengukuran kuantitatif perdarahan dapat
dilakukan dengan mengukur berat pembalut. Jumlah
perdarahan ≥ 500 ml, disertai dengan takikardia, dan hipotensi
mengindikasikan perdarahan postpartum
UNIT TERKAIT Puskesmas Gambok

Anda mungkin juga menyukai