Tugas Bu Rinco Diagnosa Perawatan Komunitas
Tugas Bu Rinco Diagnosa Perawatan Komunitas
Nim : 180204072
Kelas : D.3.2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penyusun merumuskan
masalah untuk dikaji. Masalah pokok dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai oleh penulis adalah metode kepustakaan yaitu dengan cara membaca buku-
buku yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas
dapat mengidentifikasaikan dan memberikan interfensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan membatasi ,mencegah ,dan merubah(a Carpenito,2000).”
Diagnosa Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,
2000; Gordon, 1976 & NANDA).
NANDA Menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respon
individu ,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial ,sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat “semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data ,dimana menurut NANDA diartikan
sebagai”definisi karaktristik “definisi karakterristik di namakan “tanda dan gejalah “tanda adalah suatu
yang dapat diobossitas dan gejalah adalahb sesuatu yang di rasakan oleh klien .
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan
suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi “ respon-respon individu
terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial.” Pada beberapa negara ( mis., Kansas,
New york ) mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan Praktik Keperawatan sebagai
suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat professional, Diagnosa keperawatan memberikan dasar
petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya(Kim et al,
1984)
Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan juga direfleksikan dalam
standar praktik ANA. Standar-standar ini memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan
merefleksikan pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan ( ANA, 1980).
Diagnosa keperawatan tidak dapat lebih lama diakui sebagai bagian dari masa depan keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah saat ini. Hal ini memberikan suatu tantangan bagi para pendidik dan
administrator keperawatan untuk mendukung tidak hanya peserta didik keperawatan saat ini tapi juga
perawat-perawat terdaftar saat ini merupakan staf dalam badan-badan keperawatan yang tidak pernah
diperkenalkan kepada diagnosa keperawatan dalam program-program pendidikan dasar mereka.
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemungkinan
mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar
mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
4.Penentuan keputusan
- Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon
keperawatan, meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif promosi kesehatan untuk
memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga.
- Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan
ada atau tidaknya masalah yang diduga.
- Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan
pengobatan, mulai untuk mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah,
menurunkan, atau menyelesaikan masalah.
- Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang ompeten dan bekerja
secara kolaboratif pada masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis yang
diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan dan situasi yang lain. Tugas perawat
adalah memonitor, untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan tenaga medis guna pengobatan
yang tepat.
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang kemudian merujuk
kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien
sangat penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang tepat.
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang dilakukan bersama
klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau
pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis
keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.
menjadi titik fokal untuk pengembangan tujuan, hasil yang diharapkan, intervensi dan evaluasi.
Ada tiga komponen yang esensial dalam suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk sebagai
bentuk PES ( Gordon, 1987 ). “ P “ diidendtifikasi sebagai masalah/ problem kesehatan, “E” menunjukan
etiologi/ penyebab dari problem, dan “S” menggambarkan sekelompok tanda dan gejala, atau apa yang
dikenal sebagai “ batasan karakteristik” ketiga bagian ini dipadukan dalam suatu pernyataan dengan
menggunakan “ yang berhubungan dengan.” Kemudian diagnosa-diagnosa tersebut dituliskan dengan
cara berikut : Problem “ yang berhubungan dengan “ etiologi” dibuktikanoleh“tanda-tanda dan gejala-
gejala(batasankarakteristik).
1. Problem (P/masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah
adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat
mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA,
Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya :
a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis
d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Problem dapat diidentifikasikan sebagai respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan
yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang didapat dari pengkajian yang dilakukan oleh
perawat. Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman individu yang telah lalu, pengaruh
genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini, atau perubahan-perubahan patofisiologis. Tanda dan
gejala menggambarkan apa yang pasien katakan dan apa yang diobservasi oleh perawat yang
mengidentifikasikan adanya masalah tertentu.
Informasi yang ditampilkan pada setiap diagnosa keperawatan mencakup hal-hal berikut :
1. Defenisi. Merujuk kepada defenisi NANDA yang digunakan pada diagnosa –diagnosa keperawatan
yang telah ditetapkan tersebut.
3. Batasan karakteristik (“dibuktikan oleh”). Bagian ini mencakup tanda dan gejala yang cukup jelas
untuk mengindikasi keberadaan suatu masalah. Sekali lagi seperti pada defenisi dan etiologi. Yang tidak
dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung .
4. Sasaran / Tujuan. Pernyataan –pernyataan ini ditulis sesuai dengan objektif perilaku pasien. Sasaran/
tujuan ini harus dapat diukur, merupakan tujuan jangka panjang dan pendek, untuk digunakan dalam
mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
Mungkin akan ada lebih dari satu tujuan jangka pendek, dan mungkin merupakan “batu loncatan” untuk
memenuhi tujuan jangka panjang.
5. Intervensi dengan Rasional Tertentu. Hanya intervensi-intervensi yang sesuai untuk bagian diagnosa
yang ditampilkan Rasional-rasional yang digunakan untuk intervensi mencakup memberikan klarifikasi
pengetahuan keperawatan dasar dan untuk membantu dalam menseleksi intervensi-intervensi yang sesuai
untuk diri pasien.
6. Hasil Pasien yang Diharapkan/ Kriteria Pulang. Perubahan perilaku sesuai dengan kesiapan pasien
untuk pulang yang mungkin untuk dievaluasi.
7. Informasi Obat – obatan. Informasi ini mencakup implikasi keperawatan, menyertai bab-bab yang
mana tiap klarifikasinya sesuai.
2. Etiologi (E/penyebab)
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah
terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan
lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :
a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan /
mendukung masalah.
b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah
sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional :
Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala),
Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan
diagnosis keperawatan.
Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES. Persyaratan Penyusunan Diagnosis Keperawatan
Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi
1. Spesifi dan akurat (pasti)
2. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
3. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
4. Dapat dilaksanakan oleh perawat
pencerminan keadaan kesehatan klien
Contoh diagnosa
Diagnosa Keperawatan Diabetes Melitus
Diagnosa Diabetes Melitus awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas berupa polifagia,
poluria, polidipsia, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan penderita
Diabetes Melitus adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.
Diagnosa Diabetes Melitus terhadap gejala khas dapat diperkuat dengan melakukan pemeriksaan
glukosa sewaktu > 200 mg/dl atau glukosa darah puasa >= 126mg/dl. Bila hasil pemeriksaan darah
meragukan, pemeriksaan TTGO diperlukan untuk memastikan diagnosa diabetes melitus.
Untuk diagnosa diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah
2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk
konfirmasi diagnosa diabetes melitus pada hari yang lain atau TTGO yang abnormal. Konfirmasi tidak
diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis,
berat badan yang menurun cepat, dan lain-lain.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosa Diabetes Melitus
Untuk memperkuat diagnosa Diabetes melitus perlu dilakukan pemeriksaan penyaring
denganmelakukannya pada kelompok dengan resiko tinggi untuk diabetes melitus, yaitu kelompok usia
dewasa tua >40 tahun, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga diabetes melitus, riwayat
kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000 gr, riwayat Diabetes Melitus pada kehamilan, serta
dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring untuk diagnosa diabetes melitus dapat dilakukan dengan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok diabetes melitus resiko tinggi yang hasil pemeriksaan
penyaringnya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien berusia > 45 tahun
tanpa faktor risiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 bulan.
Demikian hal - hal yang umumnya dilakukan dalam diagnosa keperawatan diabetes melitus.
Sumber : Kapita Kedokteran FE UI Edisi Ketiga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,
2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status
kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat.
B.Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan tugas
dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA