Disusun oleh :
SANTIKA AMEILIA
180112048
S1 KEPERAWATAN TINGKAT 4
Jl. Kubah Putih No. 7 Rt. 001/014 Kel. Jatibening Kec. Pondok gede Kota Bekasi, Jawa Barat 17412
Telp. (021) 8690 1352.
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
2
leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir,gemeli, prematur, kelainan
kongenital pada neonatus dan lain-lain. Faktor persalinan meliputi partus lama,
partus dengan tindakan dan lain-lain.
Sindroma gagal nafas adalah perkembangan imatur pada sistem pernafasan
atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada paru-paru-paru. Sementara afiksia
neonatorum merupakan gangguan pernafasan akibat ketidakmampuan bayi
beradaptasi terhadap asfiksia. Biasanya masalah ini disebabkan karena adanya
masalah-masalah kehamilan dan pada saat persalinan (Marmi & Rahardjo, 2012).
3
PATWAY RDS (Suriadi & Yuliani)
Atelektasis
Bayi cukup bulan:
Sindrom mekonium,
asidosis
Ventilasi perfusi
Tegangan Takikardi
permukaan
RDS
meningkat
Usaha bernapas
meningkat
Kolaps alveolar paru Produksi surfaktan MK: gangguan perfusi
jaringan
Pengeluaran energi
Kelelahan Mengendap
Sianosis
Penurunan complianPceenpuarurunan
stabilitas
alveolar MK: intoleransi aktivitas Akumulasi fibrin di alveolus
Membran hialin
Hiperventila Hipoksia berat Cedera paru reaksi
terbentuk
Edema interstitial
MK: kelebihan volume cairan Sesak napas
Hiperkapnea Alveolar paru
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Menurut Cecily & Sowden (2009) penatalaksanaan medis pada bayi RDS
(Respiratory Distress Syndrom) yaitu:
1) Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal
a. Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal
b. Tekanan jalan napas positif secara kontinu melalui kanul nasal untuk
mencegah kehilangan volume selama ekspirasi
c. Pemantauan transkutan dan oksimetri nadi
d. Fisioterapi dadaTindakan kardiorespirasi tambahan
2) Pertahankan kestabilan suhu
3) Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang tepat
4) Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin
5) Lakukankan transfusi darah seperlunya
6) Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi
7) Pertahankan jalur arteri untuk memantau PaO2 dan pengambilan sampel
darah
8) Berikan obat yang diperlukan
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Surasmi (2003) penatalaksanan keperawatan terhadap RDS
meliputi tindakan pendukung yang sama dalam pengobatan pada bayi prematur
dengan tujuan mengoreksi ketidakseimbangan. Pemberian minum per oral tidak
diperbolehkan selama fase akut penyakit ini karena dapat menyebabkan
aspirasi. Pemberian minum dapat diberikan melalui perenteral.
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses
keperawatan . intervensi disusun berdasarkan SIKI.
NO Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
Pola Napas Tidak Definisi : Mengidentifikasi dan
Efketif berhubungan keperawatan selama 1x24 jam, mengelola kepatenan jalan
dengan hambatan upaya napas
maka pola napas membaik
napas
dengan kriteria hasil : Tindakan
1. Dispnea menurun 1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas
2. Penggunaan otot bantu tambahan
napas menurun 3. Monitor sputum
4. Pertahankan kepatenena
3. Frekuensi napas membaik jalan naoas dengan head
till dan chin lift
5. Posisikan semi fowler
atau fowler
6. Berikan minum hangat
7. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
8. Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
9. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep Mc-Gill
11. Berikan oksgen, jika
perlu
12. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari jika tidak
kontraindikasi
13. Ajarkan Teknik batuk
efektif
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, , jika
perlu
2. Setelah dilakukantindakan Manajemen Hipotermia
Risiko Hipotermia Definisi : Mengidentifikasi dan
keperawatan selam 1x24 jam, mengelola suhu tubuh dibawah
dibuktikan dengan
maka termoregu;asi membaik rentang normal
berat badan lahir
dengan kriteria hasil : Tindakan :
rendah
1. Monitor suhu tubuh
1. Kulit merah menurun 2. Identifikasi penyebab
2. Pucat menurun hipertermia
3. Monitor tanda dan
3. Hipoksia menurun gejala akibat
4. Suhu tubuh membaik hipotermia
4. Sediakan lingkungan
5. Suhu kulit membaik yang hangat
5. Lakukan penghangatan
aktif eksternal
6. Lakukan penghangatan
aktif internal
7. Lakukan penghangatan
pasif
8. Anjurkan
makan/minum hangat
3.
Risiko Infeksi Setelah dilakukan Tindakan
Pencegahan Infeksi
berhubungsnn dengan keperawatan selama 1x24 jam,
Definisi : Mengindentifikasi
peningkatan paparan maka Tingkat infeksi menurun
dan menurunkan risiko
organisme patogen dengan kriteria hasil :
terserang organisme patogenik
lingkungan
1. Demam menuurn
2. Kemerahan menurun Tindakan :
1. Monitor tanda dan
gejala infeksi local dan
sistemik
2. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
3. Ajarkan cara
mmencuci tangan
dengan benar
4. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
5. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
6. Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
I. . Implementasi Keperawatan
Implementasi atau Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi atau rencana
yang disusun sebelumnya
J. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai Tindakan keperawatan yang
telah di tentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Cecily & Sowden (2019). Buku Saku Keperawatan Pedriatik. Edisi 5. Jakarta:
EGC
Dinkes Provinsi NTT. (2015). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Sudarti & Fauziah. (2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan.
Cetakan I. Yogyakarta: Nuha medika
Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi 1 Jakarta :
CV Agung Seto