Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

BIMBINGAN PENULISAN SKRIPSI

Nama : Wildayani Program Studi : MPI

Nirm : 014.16.0017.18 Semester : VII

KAJIAN PUSTAKA

A. Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah

populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna

atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan

ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran

seperti yang telah ditentukan.1

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan

melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk

menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap

bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini, efektivitas

merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya

yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun

keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi

1
lga Rosalina, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Pada
Kelompok Pinjaman Bergulir Di Desa Mantren Kec Karangrejo Kabupaten Madetaan”. Jurnal
Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 01 No 01 (Februari 2012), h. 3.
ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang

digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar

dan sesuai dengan prosedur, sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut

dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat. 2 Jadi

suatu kegiatan organisasi di katakan efektif apabila suatu kegiatan organisasi

tersebut berjalan sesuai aturan atau berjalan sesuai target yang di tentukan oleh

organisasi tersebut.

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara

dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan

oleh Arthur G. Gedeian dkk mendefinisikan efektivitas,

sebagai berikut: “That is, the greater the extent it which an

organization’s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness”

(Semakin besar pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar

efektivitas).3

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-tujuan

daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula efektivitasnya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya pencapaian tujuan yang

2
Ibid. Hal 4
3
Nasution. Sosiologi pendidikan. (Jakarta:Bumi aksara)1983. Hal.56
besar daripada organisasi maka makin besar pula hasil yang akan dicapai dari

tujuan-tujuan tersebut.

Efektivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan efisiensi. Seperti

yang dinyatakan oleh Ibnu Syamsi bahwa: “Efektivitas (hasil guna)

ditekankan pada efeknya, hasilnya dan kurang memperdulikan pengorbanan

yang perlu diberikan untuk memperoleh hasil tersebut. Sedangkan efisiensi

(daya guna), penekanannya disamping pada hasil yang ingin dicapai, juga

besarnya pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut perlu diperhitungkan”.4

B. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Menurut Soebagio Atmodiwiro Dalam Ensiklopedi Ekonomi Bisnis,

“manajemen” diartikan sebagai proses merencanakan dan mengambil

keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya

manusia, keuangan, fasilitas dan informasi guna mencapai sasaran organisasi

dengan cara efisien dan efektif. Manajemen berasal dari kata “to manage”

yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola

berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen

adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau

organisasi yang diantaranya manusia., uang, metode, materil, mesin dan

pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.5

Sedangkan, menurut Malayu Hasibuan manajeman sumber daya manusia

adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif

dan efesien mambantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

4
Ibnu Syamsi . Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen.1988. hal.2
5
Mustari, Mohamad, 2015, Manajemen Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal. 1-2.
masyarakat. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksud dengan

manajeman sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur

hubungan dan peranan para tenaga pendidikan agar efektif dan efesien dalam

membantu terwujudnya pendidikan, pendidik dan masyarakat.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi manajeman sumber daya manusia

adalah proses pendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara

manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya maksimal bagi

pencapaian organisasi.6

Manajemen Sumber Daya Manusia sebenarnya suatu gerakan

pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang

cukup potensial, yang perlu di kembangkan sedemikian rupa hingga mampu

memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan bagi

pengembangan dirinya. Jadi, Manajemen sumber daya manusia merupakan

suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksaanaan dan

pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.7

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), menurut Gerry Dessler

berpendapat “Human resource management is the process acquiring, training,

appraising, and compensating employees,and attending to their labor

relations, health and safety and fairness concerns”. Manajemen Sumber Daya

6
Hadari Nawawi, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia (untuk Bisnis yang Kompetitif),Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hal.42
7
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.2.
Manusia adalah Proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan

kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,

kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.8 Sedangkan Hasibuan,Manajemen

Sumber Daya Manusia (MSDM) membagi dua pengertian yaitu ilmu dan seni.

Ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efesien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai

tujuan di setiap perusahaan.9

H.M. Yani, juga membagi Manajemen Sumber Daya Manusia menjadi

dua, Pertama, Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai ilmu mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efesien sehingga

tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kedua, Manajemen Sumber Daya

manusia (MSDM) diartikan kegiatan perencanaan, pengorganisasian

pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,

kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan

sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan

masyarakat.10

C. Mutu Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dikutip oleh Onisimus

Amtu, dijelaskan arti dari mutu adalah “ukuran baik buruk suatu benda, kadar,

8
Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 2015, hal.2
9
Ibid. Hal 3
10
H. M. Yani, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Mitra Wacana Media, tahun 2012,
Hal.2
taraf, atau derajat berupa; kepandaian kecerdasan, kecakapan, dan

sebagainya.”11

Secara istilah mutu merupakan sebuah proses terstruktur yang

digunakan untuk memperbaiki keluaran atau output yang dihasilkan. 12 Dari

sini dapat kita pahami bahwa mutu merupakan upaya perbaikan lembaga atau

institusi berdasarkan kecakapan atau kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, juga terdapat beberapa definisi dari beberapa ahli tentang

definisi mutu ini. Menurut Philip B. Crosby, mutu adalah kesesuaian dengan

apa yang disyaratkan atau distandarkan. Secara sederhana sebuah produk

dikatakan berkualitas/bermutu apabila produk tersebut sesuai dengan standar

kualitas yang telah ditentukan, yang meliputi bahan baku, proses produksi,

dan produk jadi.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu adalah (ukuran), baik

buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb)” 13. Secara

istilah mutu adalah “Kualitas memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan”.14Dengan demikian mutu adalah tingkat kualitas yang telah

memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari yang diharapkan.

Dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian Pendidikan Nasonal

yang dikutip oleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses, dan

output pendidikan. Input pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia

karena dibutuhkan demi berlangsungnya suatu peroses. Sementara proses

11
Amtu, Manajemen Pendidikan., 118.
12
Jarome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 75.
13
Lukman Ali, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4, h. 6774
14
M.N. Nasution, Manajemen Mutu terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. ke-3, h. 15 5
pendidikan merupakan perubahan sesuatu menjadi sesuatu yang lain.

Selanjutnya, output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi

sekolah yang dihasilkan dari proses dan prilaku sekolah. Oleh sebab itu, mutu

dalam dunia pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamankan pada

keberhasilan siswa. Dengan kata lain, program perbaikan sekolah dilakukan

lebih secara kreatif dan konstruktif.15

Berdasarkan tinjauan mutu pendidikan dari segi proses dan hasil mutu

pendidikan dapat dideteksi dari ciri-ciri sebagai berikut : kompetensi,

relevansi, fleksibelitas, efisiensi, berdaya hasil, kredibilitas”. Menurut

Mujamil mutu pendidian adalah “Kemampuan lembaga pendidikan dalam

mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan

kemampuan belajar seoptimal mungkin.

Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau

jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan. Menurut Rusman, antara proses dan hasil pendidikan yang

bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses yang baik itu tidak

salah arah, maka mutu dalam dalam artian hasil (out put) harus dirumuskan

lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai setiap

tahun atau kurun waktu lainnya.16

Sedangkan, Hari Sudradjad berpendapat bahwa pendidikan yang

bermutu adalah Pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki

kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi


15
Zahroh, Aminatul. Total Quality Management; Teori & Praktek Manajemen Dalam
Mendongkrak Mutu Pendidikan. (Yogyakarta; AR-RUZZ MEDIA, 2014) . Hal. 28
16
Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Wali Pers,Hal.. 555
kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai

akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill),

pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia

paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality)

mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal.17

ANALISIS KAJIAN PUSTAKA

Teori-teori di atas berkaitan dengan judul skripsi yang saya buat dengan judul

“Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan” Teori-teori ini diurutkan berdasarkan Judul skripsi. Teori-teori

dimaksudkan untuk memperjelas arah tujuan dan pindasi dari penelitian yang

akan di angkat. Adapun point-pointnya adalah sebagai berikut:

17
Hari Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu
Pendidikan Melalui Implementasi KBK, Bandung: Cipta Lekas Garafika, 2005, hal. 17
1. Efektivitas

Teori-teori mengenai pengertian efektivitas ini dimaksudkan untuk

mengetahui upaya untuk mengevaluasi jalannya suatu organisasi. Konsep

ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan

perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi

atau tidak. Dalam hal ini, efektivitas merupakan pencapaian tujuan

organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien,

ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output).

2. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Teori ini dimaksudkan untuk menalaah pengelolaan apa saja yang

seharusnya di optimalkan dalam aspek SDM. Serta untuk mengukur

apakah MSDM di lembaga tersebut sudah dikelola secara optimal.

3. Mutu Pendidikan

Teori ini dimaksudkan untuk mengetahui mutu yang baik dan berkualitas

itu seperti apa. Teori ini bisa dikatakan sebagai tolak ukur berkualitas dan

tidaknya sebuah lembaga pendidikan jika dinilai dari aspek teori.

Anda mungkin juga menyukai