Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Di Susun Oeleh:

NPM Nama
201822201092 Emelia Yufri
201822201107 Pandhu Dewanata

UNIVERSITAS MUSAMUS

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2021

1.
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan
makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Daya
Air.

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya,
kritik dan saran dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berperan dalam penyusunan laporan ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita.

Merauke,28 April 2021

Kelompok 2
1. BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Segala sesuatu sekarang memerlukan pangetahuan atau sering kita sebut ilmu
pengetahuan. Salah satunya pengetahuan yang kita pelajari sekarang adalah pengetahuan
Sumber Daya Air. Pelajaran ini sangat penting karena pengetahuan ini penting untuk kita
dalam hal pembuatan pembangunan dibidang pengairan dan didalam bidang lainnya.
Pengembangan Sumber Daya Air ( Water Resources ) memerlukan adanya konsepsi.

Perencanaan, perancangan, konstruksi dan operasi fasilitas-fasilitas untuk pengendalian


dan pemanfaatan air pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan tugas para insinyur sipil,
tetapi jasa-jaha para ahli dibidang lain juga dibutuhkan.

Setiap proyek pengembangan sumber daya air akan menghadapi seperangkat konsisi fisik
yang unik yang harus diatasi secara khusus, sehingga desain buku pedoman yang
menuju  kepada  penyelesaian  yangsederhana,  yang  bersandar  pada  buku  pedoaman   (ha
ndbook) jarang dapat digunakan. Kondisi-kondisi khusus setiap proyek harus diatasi melalui
penerapan pengetahuaan dasar berbagai disiplin ilmu secara terpadu.

1.2. TUJUAN PENULISAN


Pengembangan Sumber daya air ini kita pelajari bertujuan untuk  memenuhi berbagai
kebutuhan ,seperti pengendalian banjir, drainasi lahan, pembuangan limbah, serta desain
gotong-royong jalan raya merupakan penerapan teknik suber daya air pada pengendalian air
(control of water), sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berlebihan terhadap harta
benda, gangguan terhadap masyarakat, atau kehilangan nyawa.

Penyediaan air, irigasi, pengembangan tenaga-hidroelektrik, serta peyempurnaan alur


pelayanan adalah contoh-contoh dari pemanfaatan air (ulitization of water) untuk tujuan-
tujuan yang berguna. Pencemaran mengancam penggunaan    air untuk keperluan kota serta
irigasi disamping sangat merusak nilai keindahan sungai. Oleh karena itu pengendalian
pencemaran atau pengelolaan mutu air ( water-quality management) telah menjadi tahapan
yang penting dalam teknik sumber daya air.
2. BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pengembangan sumber daya air mempunyai pengertian sebagai ilmu yang memepelajari
tentang teknik sumber daya air yaitu: tentang cara-cara memahami kualitas dan kuantitas, jadwal
ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air serta penanggulangan permasalahan yang ada,
sehingga dapat dikembangkan pemanfatan, kelestarian dan pengelolahan sumber daya air
tersebut untuk kesejahteraan kehidupan manusia beserta alamnya.

Tujuannya sudah jelas, bahwa untuk kelanjutan perkembangan pembangunan. Saya lebih
suka disebut sebagai pembangunan berkelanjutan (sustainabele development). Tapi banyak
usaha-usaha dari pemerintah dunia yang bertentangan dengan hal tersebut. Well, itu pendapat
pribadi. Jadi mohon jangan memasukkan ke dalam referensi anda jika anda membaca tulisan ini.
Untuk pembangunan sendiri, saya mengenal tiga konsep dasar, yakni pengadaan barang dan jasa
melalui berbagai kombinasi faktor produksi, perubahan sosial dan ekonomi masyarakat, serta
hubungan antara manusia dengan lingkungan.

Dan sebagai pembatas perkembangan, sedikitnya ada lima faktor, yaitu pendudukan,
produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam dan pencemaran. Kelima hal ini yang
dianggap berpengaruh terhadap PSDA. Jadi yang akan mempelajari PSDA lebih lanjut tentu
harus memperhatikan hal-hal tersebut.

Kembali kepada sumber daya air. Hal yang perlu kita ketahui bahwa PSDA ini tidak bisa
terlepas dari sumber daya alam lainnya. Pengembangan sumber daya air sendiri pada saat ini
hanya 20% dari jumlah yang ada. Kita dapat melihat pengembangannya dari pemanfaatan
waduk, irigasi, air baku, pengendalian banjir dan sebagainya. Ini yang kita anggap sebagai
kebutuhan aliran air.

PSDA juga mempunyai unsure-unsur pokok tersendiri. Kebutuhan manusia terhadap air
telah mengalami perkembangan untuk berbagai jenis keperluan. Sehingga kebutuhan air
meningkat dan berkembang, sedangkan sumber daya air masih banyak yang tersedia. Namun
menyangkut banyak aspek yang masih perlu dioptimalkan utnuk menangani permasalahan
unsure-unsur pokok PSDA yang ada.

Permasalahan usnur-unsur pokok PSDA, diantaranya :

1. Pengendalian banjir
2. Irigasi dan drainase
3. Sedimnetasi
4. Pengaturan DAS yang menyangkut pencegahan erosi
5. Lalu-lintas air
6. Penyediaan air untuk rumah tangga
7. Listrik tenaga air
8. Perikanan dan kesatwaan
9. Pencemaran
10. Pembuatan hujan
11. Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.

Penjelasan
1. Pengendalian banjir
Pada dasarnya kegiatan pengendalian banjir adalah suatu kegiatan yang meliputi aktifitas
sebagai berikut:
 Mengenali besarnya debit banjir.
 Mengisolasi daerah genangan banjir.
 Mengurangi tinggi elevasi air banjir.
Pengendalian banjir pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang
penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari sistem yang paling optimal.
Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasi/daerah pengendaliannya dapat dikelompokkan
menjadi dua:
 Bagian hulu: yaitu dengan membangun dam pengendali banjir yang dapat memperlambat
waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir, pembuatan waduk lapangan yang
dapat merubah pola hidrograf banjir dan penghijauan di Daerah Aliran Sungai.
 Bagian hilir: yaitu dengan melakukan perbaikan alur sungai dan tanggul, sudetan pada alur
yang kritis, pembuatan alur pengendali banjir atau flood way, pemanfaatan daerah genangan
untuk retarding basin dsb.
Sedangkan menurut teknis penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
 Pengendalian banjir secara teknis (metode struktur).
 Pengendalian banjir secara non teknis (metode non-struktur).

2. Irigasi dan drainase


Sarana irigasi dan drainase merupakan faktor penting dalam pertanian. Terutama di musim
kemarau, irigasi mejadi solusi agar pengairan dapat senantiasa dilakukan meski tidak terjadi
hujan. jika irigasi berfungsi sebagai penyedia pengairan, drainase sebaliknya. Sistem drainase
diperlukan untuk proses pembuangan sisa air sehingga mencegah terjadinya genangan di sekitar
lahan. Meskipun demikian, keduanya harus berfungsi dengan baik.
 Dapat Terjadi Banjir dan Kekeringan Kapan Saja
Banjir bisa disebabkan oleh sistem irigasi dan drainase yang kurang baik. Ketika terjadi hujan,
air hujan tidak dapat tertampung pada saluran irigasi dan akan menyebabkan banjir di sekitar
lahan. Begitu pula jika drainase kurang baik. Ketinggian air genangan akan meningkat akibat
tidak adanya saluran pembuangan yang mampu mengurangi genangan dengan cepat.

Kekeringan juga dapat mengancam jika anda tidak memperbaiki saluran irigasi. Akibatnya,
penyerapan nutrisi dalam tanaman menjadi terhambat karena air tidak tersedia bagi tanaman.

 Mewabahnya Hama dan Penyakit


Hama dan penyakit banyak berkembang ketika kondisi lahan lembab. Kelembaban dipengaruhi
oleh adanya genangan air dan didukung dengan penanaman yang terlalu rapat. Tapi tahukah anda
jika populasi hama dan penyakit juga dapat meningkat ketika kondisi lahan sangat kering?

Beberapa hama seperti wereng, ulat dan kutu-kutuan justru banyak berkembang pada musim
kemarau. Bukan hanya itu, ledakan virus juga akan terjadi apabila kondisi lingkungan di sekitar
tanaman mengalami kekeringan. Tingginya keberadaan hama dapat terjadi akibat kecepatan
reproduksi hama meningkat beberapa kali lebih cepat ketika suhu udara semakin tinggi.

3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material partikel batuan atau tanah setelah
dipindahkan oleh media air, angin, es/gletser di suatu cekungan. Sedimentasi dapat terjadi di
berbagai tempat seperti di darat, laut, atau sungai. Material- material yang dipindahkan berupa
material- material hasil pelapukan dan pengikisan. Sedimentasi berlangsung lama untuk
membentuk batuan baru dari hasil pengendapan batuan. Jenis batuan yang akan terbentuk
melalui proses sedimentasi ini disebut dengan batuan sedimen.

 Faktor-Faktor Penyebab Sedimentasi


1. Terdapat material batuan, seperti pasir, tanah atau debu yang akan menjadi bahan
sedimentasi
2. Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, laut dan transisi
3. Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan oleh air,
angin dan juga es
4. Adanya perbedaan arus dan juga gaya sehingga pengendapan terjadi
5. Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau perubahan material
6. Diagenesis, yakni perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung baik secara
kimia ataupun secara fisika
7. Kompaksi, merupakan akibat dari adanya gaya yang berat dari material sedimen yang
memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang
8. Lithifikasi, merupakan akibat dari adanya kompaksi yang terus menerus sehingga lama
kelamaan sedimen akan mengeras.
 Jenis-Jenis Sedimentasi

Berdasarkan tenaga pengangkutnya, sedimentasi terbagi menjadi sebagai berikut:


a) Sedimentasi Aquatis

merupakan pengendapan yang dilakukan oleh air. Sedimentasi ini mengandalkan


kekuatan aliran air. Ketika aliran air deras atau kuat, material akan cepat terangkut,
namun jika lemah maka material akan terendapkan di dasar. Sedimentasi oleh air dibagi
menjadi dua, yaitu fluvial dan marine:

b) Sedimentasi fluvial,
merupakan sedimentasi yang dilakukan oleh sungai dan berlokasi di sungai. Sedimentasi
biasanya terjadi di wilayah hulu yakni dataran rendah sehingga menghasilkan
pendangkalan muara sungai. Terdapat berbagai macam bentang alam yang dibentuk dari
hasil sedimentasi ini, yaitu:

 Kipas alluvial, yaitu sungai yang mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat
sehingga materi yang terbawa, terendap secara tiba- tiba di dasar. Endapannya berbentuk
kerucut
 Meander, yaitu sungai yang berkelok- kelok karena pengendapan yang terjadi di
tikungan- tikungan sungai
 Floodplain yaitu dataran yang berada di sebelah kanan dan kiri sungai yang mengalami
pengendapan terus menerus sehingga ketika sungai meluap, dataran ini akan kebanjiran
 Danau tapal kuda, yaitu sungai yang terputus, akibat adanya pengendapan terus menerus.
 Delta yaitu dataran luas yang berada di sekitar muara hasil endapan material yang
berlangsung secara terus menerus.

c) Sedimentasi Marine,

merupakan sedimentasi yang terjadi oleh air laut dan terjadi di laut karena perubahan arus
laut dan pasang surut air laut. Beberapa bentang alam yang terbentuk dari hasil
sedimentasi ini yaitu:

 Spit yaitu dataran panjang yang berada di sekitar pantai


 Tombolo yaitu jembatan alami yang menghubungkan pulau besar dengan pulau kecil di
dekatnya
 Penghalang pantai yaitu, tanggul alami yang terbentuk akibat sedimentasi.
 Gosong yaitu dataran kecil yang terbentuk di tengah- tengah laut
 Nehrung yaitu bukit pasir yang berada di sekitar pantai.

d) Sedimentasi Aeris
Sedimentasi aeris adalah sedimentasi yang dilakukan oleh angin. Angin membawa
material endapan, dan ketika angin melemah material akan dijatuhkan ke suatu tempat.
Material yang dibawa adalah biasanya partikel-partikel pasir yang terus menumpuk dan
membentuk gundukan yang disebut bukit pasir (sand dune).
e) Sedimentasi Glasial

Sedimentasi glasial adalah sedimentasi yang dilakukan oleh es atau gletser yang terjadi
karena adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, pasir, dan materi lainnya yang
terbawa oleh es, dan mengendap. Sedimentasi oleh gletser juga mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah.
4. Daerah Aliran Sungai (DAS)

merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya
alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya
alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan
dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya
alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin
menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir,
dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang system
kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya.

Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik
daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman
gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku,
keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan
kelembagaan (institutional arrangement).

Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya adanya ketidakterpaduan
antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS
tersebut. Dengan kata lain, masing-masing berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang
kadangkala bertolak belakang. Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan
adanya otonomi daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana daerah berlomba
memacu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memanfaatkan sumberdaya alam
yang ada.

Permasalahan ego-sektoral dan ego-kedaerahan ini akan menjadi sangat komplek pada DAS
yang lintas kabupaten/kota dan lintas propinsi. Oleh karena itu, dalam rangka memperbaiki
kinerja pembangunan dalam DAS maka perlu dilakukan pengelolaan DAS secara terpadu.

Pengelolaan DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan, penentuan
sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program yang telah direncanakan serta
monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu selain
mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu sampai hilir juga perlu mempertimbangkan faktor
sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum. Dengan kata lain, pengelolaan DAS terpadu
diharapkan dapat melakukan kajian integratif dan menyeluruh terhadap permasalahan yang ada,
upaya pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan efisien.

Dalam mengelola sumberdaya lahan suatu DAS perlu diketahui apa yang menjadi masalah utama
DAS. Masalah DAS pada dasarnya dapat dibagi menjadi:

a. Kuantitas (jumlah) air

o Banjir dan kekeringan


o Menurunnya tinggi muka air tanah
o Tingginya fluktuasi debit puncak dengan debit dasar.

b. Kualitas air

o Tingginya erosi dan sedimentasi di sungai


o Tercemarnya air sungai dan air tanah oleh bahan beracun dan berbahaya
o Tercemarnya air sungai dan air danau oleh hara seperti N dan P (eutrofikasi)

Masalah ini perlu dipahami sebelum dilakukan tindakan pengelolaan DAS. Sebagai
contoh, apabila masalah utama DAS adalah kurangnya debit air sungai untuk menggerakkan
turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA), maka penanaman pohon secara intensif tidak akan
mampu meningkatkan hasil air. Seperti telah diterangkan terdahulu, pohon-pohonan
mengkonsumsi air lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pertanian semusim dan tajuk
pohon-pohonan mengintersepsi sebagian air hujan dan menguapkannya kembali ke udara
sebelum mencapai permukaan tanah.

Apabila masalah utama suatu DAS adalah kerawanan terhadap banjir maka teknik yang dapat
ditempuh adalah dengan mengusahakan agar air lebih banyak meresap ke dalam tanah di hulu
dan di bagian tengah DAS. Usaha ini dapat ditempuh dengan menanam pohon dan/atau dengan
tindakan konservasi sipil teknis seperti pembuatan sumur resapan, rorak dan sebagainya.

Apabila yang menjadi masalah DAS adalah tingginya sedimentasi di sungai maka pilihan teknik
konservasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki fungsi filter dari DAS.

Peningkatan fungsi filter dapat ditempuh dengan penanaman rumput, belukar, dan pohon
pohonan atau dengan membuat bangunan jebakan sedimen (sediment trap). Apabila
menggunakan metode vegetatif, maka penempatan tanaman di dalam suatu DAS menjadi
penting. Penanaman tanaman permanen pada luasan sekitar 10% saja dari luas DAS, mungkin
sudah sangat efektif dalam mengurangi sedimentasi ke sungai asalkan tanaman tersebut ditanam
pada tempat yang benar-benar menjadi masalah, misalnya pada zone riparian (zone penyangga di
kiri kanan sungai).

Apabila suatu DAS dihutankan kembali maka pengaruhnya terhadap tata air DAS akan memakan
waktu puluhan tahun. Pencegahan penebangan hutan jauh lebih penting dari pada membiarkan
penebangan hutan dan menanami kembali lahan gundul dengan pohonpohonan.

Lagipula apabila penanaman pohon dipilih sebagai metode pengatur tata air DAS,
penanamannya harus mencakup sebagian besar wilayah DAS tersebut. Jika hanya 20- 30% dari
wilayah DAS ditanami, pengaruhnya terhadap tata air mungkin tidak nyata.

Penyebaran tanaman kayu-kayuan secara merata dalam suatu DAS tidak terlalu memberikan arti
dalam menurunkan sedimentasi.

5. Lalu lintas Air

Tujuan dari perencanaan lalu lintas air adalah merencanakan bangunan lalu lintas air melalui
bendung guna mendukung kelancaran kegiatan pertanian, perikanan, lalu lintas barang,
pariwisata dan juga transportasi sungai. Perencanaan lalu lintas air meliputi pemilihan lokasi,
analisa elevasi, pendimensian kamar, pendimensian gerbang, schotbalk, pintu gerbang, dnding
penahan tanah, pelat, balok lantai, pondasi tiang pancang, pengisian/pengosongan kamar dan
rembesan. Selain itu juga tentang biaya, operasi, pemeliharaan Bendung Klambu sebelum dan
sesudah dibangun lalu lintas air tersebut. Perencanaan lalu lintas air menggunakan tipe saluran
pintu air dimana kapal di tempatkan paralel dengan pintu masuk dan keluar tidak sejajar.
Pemilihan ini mengutamakan dalam hal keadilan dimana kapal yang masuk pertama akan keluar
pertama. Jenis pintu air yang digunakan adalah pintu air kembar/kupu tarung karena lebar
gerbang melebihi 6 m. Dari penggunaan jumlah pintu digunakan 1 pintu tiap satu gerbang karena
lokasi jauh dari laut sehingga tidak dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penempatan saluran
berada di sebelah bendung dengan menggeser kantong lumpur sehingga tidak mengganggu dari
kinerja bendung.

6. Penyediaan air untuk rumah tangga

Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan mutlak diperlukan oleh semua
ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan manusia, air
memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya untuk metabolisme tubuh tetapi juga untuk
keperluan-keperluan lainnya seperti pelarut mineral/kimia, pelapuk mineral, dan mengimbangi
penguapan. Selain itu air juga digunakan dalam proses kehidupan manusia untuk kebutuhan
sehari–hari seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, keperluan pertanian, keperluan
pertambangan, dan sebagainya. Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut,
melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air tersebut.
Dilain pihak, air yang tersedia di dalam alam yang secara potensi dapat dimanfaatkan manusia
tetap saja jumlahnya. Berdasarkan pendapat tersebut, air yang dimanfaatkan penduduk untuk
kebutuhan sehari-haripun harus diperhatikan sesuai dengan standar kualitas air minum. Jelas
bahwa kebutuhan air minum untuk pemenuhan keperluan penduduk harus memenuhi standar
kualitas air minum.

Kebutuhan air bersih dalam sebuah perencanaan perlu memerhatikan beberapa hal, yaitu
kebutuhan air domestik dan non domestik, fluktuasi kebutuhan air bersih serta kehilangan air.
Perolehan dari perhitungan kebutuhan air mempengaruhi baik atau buruknya sebuah
perencanaan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut perolehan kebutuhan air bersih
mendekati hasil nyata. Hasil tersebut dijadikan acuan dasar perencanaan maupun pengembangan
sistem jaringan distribusi air bersih.

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan pada tempattempat hunian pribadi
untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah
tangga lainnya. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi perencanaan karena jumlah air yang
digunakan bersifat fluktuatif. Jumlah kebutuhan air selalu bervariasi didasari oleh faktor
kebiasaan, pola dan tingkat kehidupan yang didukung oleh adanya perkembangan sosial
ekonomi.

Merupakan kebutuhan air bersih diluar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik
dipengaruhi besarnya pemakaian oleh konsumen non domestik yang terbagi atas dua yaitu
penggunaan umum serta penggunaan komersil dan industri. Jumlah total kebutuhannya perlu
diperhitungkan sesuai dengan fasilitas yang ada.

Fluktuasi kebutuhan air bersih Merupakan persentase pemakaian air pada tiap jam yang
tergantung dari aktivitas penduduk, kebiasaan penduduk serta pola tata kota sehingga kebutuhan
air tiap waktu tidak sama. Hal ini juga dipengaruhi perkembangan penduduk. Fluktuasi
kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air harian maksimum (Qmax). Selain itu juga
didasarkan pada kebutuhan air jam maksimum (Qpeak).

Kehilangan air Merupakan selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit pengolahan dengan
jumlah air yang dikonsumsi dari jaringan distribusi. Kehilangan air dapat bersifat teknis dan non
teknis. Pada umumnya dalam melakukan perencanaan nilai kehilangan yang terjadi sudah masuk
dalam perhitungan. Besarnya nilai kehilangan air tersebut dibatasi 15% dari total kebutuhan air
bersih baik domestik maupun non domestik.

Sumber Air Baku Air baku merupakan air yang didistribusikan dalam penyediaan air bersih/
konsumsi yang harus memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk air bersih/
konsumsi. Air baku dapat diperoleh dari beberapa sumber air seperti air hujan, air tanah, mata
air dan air permukaan. Dalam perencanaan, sebelum menentukan sumber air baku mana yang
dipakai harus diperhatikan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sumber air baku tersebut. Hal ini
dikarenakan masingmasing sumber air baku memiliki karakter yang berbeda sehingga perlu
direncanakan dengan baik.

7. Listrik tenaga air

Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan yang
sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik. Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang
mampu menghasilkan listrik dengan jumlah besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke
rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari pembangkit listrik perkotaan. Seperti yang
sudah diketahui, PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan
kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Ada beberapa komponen utama dari PLTA
seperti bendungan, saluran pelimpah, gedung sentral, dan serandang hubung.

Meski begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan,
namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti
tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga air dibandingkan tenaga
listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan, ramah
lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.

Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Air menjadi
sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air yang ada di bendungan
akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan
energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.

Setelah itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik dan akan
disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu
dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati turbin
akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber kehidupan.

Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa menghasilkan energi
listrik, antara lain:

 Bendungan
Salah satu komponen PLTA yang paling utama adalah bendungan. Komponen ini berfungsi
untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup
dan stabil. Tak hanya itu, bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.

 Pipa
Pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Adapun pipa pusat
dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. Sementara itu, ujung yang lain diarahkan pada
cerobong turbin.

 urbin

Fungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan oleh air untuk memutar
turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya
jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin, cara kerja PLTA tidak akan efektif.

 Generator
Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar
sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut berputar. Alat ini memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator, sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.

Jalur Transmisi
Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau
industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan
transformatir step down.

8.
9. Pencemaran

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur). Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau
mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun
biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi
juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

 Penyebab pencemaran air

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda.

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.


 Sampah organic seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
 Industri membuang berbagai macam polutan kedalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrient dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
 Seperti limbah pabrik yang mengalir kesungai seperti di sungai citarum
 pencemaran air oleh sampah
 Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

 Dampak Pencemaran Air Di Lingkungan Sekitar

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam,
dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian)
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan).Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan
bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan
aktivitas bakteri menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :


 Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan
oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari
industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.

 Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam
skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak
penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

 Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

 Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zatorganik yang dibuang kelingkungan perairan, maka perairan
tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak
atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

 Pengendalian Pencemaran Air

Banyak hal yang bias kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air antara lain:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah kesungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon.Pohon


selain bias mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya
banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan
penyerap air paling efektif dan handal.

Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya
bias menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber
air potensial di bawahnya. .

10. Hujan Buatan

hujan merupakan peristiwa fenomena alam yang sering terjadi. Hujan buatan merupakan
salah satu dari jenis yang dibuat oleh manusia. Dilansir dari situs resmi bada pengajian dan
penerapan teknologi, hujan buatan ditujukan untuk membantu krisis di bidang sumber data air
karena iklim dan cuaca. Hujan buatan pada umumnya memberikan rangsangan kedalam awan
lebih cepat, dibandingkan dengan proses alami. Sebelum melakukan proses hujan buatan,
dilakukan beberapa persiapan terlebih dahulu seperti koordinasi dan persiapan teknis. Persiapan
teknis yang dimaksud ada memodifikasi pesawat agar bisa melakukan sistem delivery atau
menghantarkan bahan kimia ke awan. Dilansir dari live science terhadap beberapa tahan untuk
membuat hujan buatan, diantaranya:

a. Hujan buatan bisa terjadi dengan menaburkan zat glasiogenik seperti argentium iodida
atau perak iodida.
b. Penaburan bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian 4000-7000 kaki dengan
mempertimbangkan faktor arah angin dan kecepatan angin.
c. Penaburan bahan juga dilakukan pada saat pagi hari. Hal ini karena biasanya awan hujan
alami terjadi pada hari.
d. Selain zat glasiogenik, juga bisa menggunakan bahan kimia lain seperti zat higroskopis
seperti garam, CaC12 dan urea.
e. Garam dan CaC12 ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan pesawat terbang,
kecuali urea.
f. Setelah di taburkan, bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan untuk berkondensasi
dan membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat terjadinya hujan.
g. Setelah garam atau CaC12 yang berhasil membuat awan berkondensasi, taburkan bubuk
urea. Urea ini membantu dalam pembentukan awan besar dan berwarna abu-abu.
h. Urea ditaburkan pada siang hari
i. Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia kemudian ditaburkan kembali.
Larutan tersebut adalah air, urea, dan amonium nitrat. Larutan ini untuk mendrong awan
hujan membentuk butir.

 Dampak positif
1) dapat mengatasi kekeringan.
2) dapat mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan.
3) Dapat dimanfaatkan untuk memadamkan api pada kebakaran hutan yang cakupannya
luas.
4) Dapat membantu pengisian air waduk atau dana untuk keperluan irigasi, pembangkit
listrik tenaga air, dan lainnya.

 Dampak negatif
1) Jika tidak diperhitungkan takarannya, bahan kimia yang digunakan untuk hujan buatan
bisa menimbulkan hujan asam dan berbahaya bagi yang terkena airnya.
2) Bisa menimbulkan pencemaran tanah, karena hujan buatan biasanya mengandung garam
dalam jumlah banyak.
3) Dapat mengakibat banjir jika tidak tepat sasaran.
4) Dapat merubah siklus hidrologi yang akan membahayakan pasokan air tanah di musim
kemarau
5) Dapat menimbulkan kerugian materi yang cukup besar jika hujan turun dari hasil hujan
buatan yang tidak tepat sasaran.

11. Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.


Air merupakan sumber daya alam terbarukan yang memiliki anyak potensi, salah
satunya dalam bidang rekreasi. Rekreasi merupakan aktivitas yang di lakukan oleh orang-
orang secara sengaja sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu
senggang. Pemanfaatan air sebagai rekreasi ini dapat dilakukan ditempat tempat alami seperti
danau, laut dan sungai maupun ditempat buatan manusia seperti waterpark dan waduk.
Pemanfaatan air sebagai rekreasi ini tentunya tidak lepas dari dampak yang akan
ditimbulkannya, khususnya dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
kriteria kriteria kelayakan suatu rekreasi air. Khususnya kelayakan lingkungan agar
pemanfaatan air sebagai rekreasi bisa terus berjalan dengan pembangunan yang ramah
lingkungan.
3. BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengembangan sumber daya air merupakan ilmu yang memepelajari tentang teknik sumber
daya air yaitu tentang cara-cara memahami kualitas dan kuantitas, jadwal ketersediaan dan
kebutuhan sumber daya air serta penanggulangan permasalahan yang ada, sehingga dapat
dikembangkan pemanfatan, kelestarian dan pengelolahan sumber daya air tersebut untuk
kesejahteraan kehidupan manusia beserta alamnya.
PSDA juga mempunyai unsure-unsur pokok tersendiri. Kebutuhan manusia terhadap air
telah mengalami perkembangan untuk berbagai jenis keperluan. Sehingga kebutuhan air
meningkat dan berkembang, sedangkan sumber daya air masih banyak yang tersedia. Namun
menyangkut banyak aspek yang masih perlu dioptimalkan utnuk menangani permasalahan
unsure-unsur pokok PSDA yang ada.

Permasalahan usnur-unsur pokok PSDA, diantaranya :

 Pengendalian banjir
 Irigasi dan drainase
 Sedimnetasi
 Pengaturan DAS yang menyangkut pencegahan erosi
 Lalu-lintas air
 Penyediaan air untuk rumah tangga
 Listrik tenaga air
 Perikanan dan kesatwaan
 Pencemaran
 Pembuatan hujan
 Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai