Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tumbuhan tingkat tinggi tergolong dalam filogenetik karena memiliki biji. Secara
Ontogeni. biji Pada tumbuhan ini menjadi alat untuk reproduksi generatif, Karena
Prosesnya terjadi di dahului Oleh Peristiwa Seksual Embrio tumbuhan biji bersifat bipolar
atau dwipolar, tidak hanya kutub batang yang tumbuh dan berkembang Membentuk barang,
Cabang dan daun. Tetapi, kutub akarnyapun tumbuh dan terus berkembang Untuk
membentuk Sistem Perakarannya. (Ulfa & Syarifah. 2019)
Tumbuhan biji yang terdapat di Permukaan bumi Saat ini terdiri dari 170.000 Jenis
tumbuhan. Sehingga dapat di taksir banwa Separuh Kekayaan flora dan fauna Meliputi
300.000 Junis tumbuhan. CTsitrosoepomo. 2010)
Penyebaran tumbuhan tingkat tinggi ini, Sangar di Pengaruhi Oich faktor biokologi.
faktor bioekologi Secara Umum terbagi atas dua Yakni, faktor abiotik dan faktor biotik
faktor abiotik. terdiri atas faktor-faktor lingkungan yang birsifat non biologis, Seperti Iki'm
(Suhu, Udara, Kelembapan Udara dan Intersitas Cahaya). tanan dan kondisi fisik
lingkungan yang lainnya (Haxim & furgan. 2019)
Divisi tumbuhan biji (Phanoragamac) Secara Klasik dapat di bedakan dalam dua
Sub Divisi, Yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae). Tumbuh an birbiji terbuka ( Gymnospermae) merupakan Sub divisi
tumbuhan biji yang memiliki bakal biji dengan Satu integumen terbung, Schingga buah
tidak dilindungi Oich dawn buan Sedangkan tumbuhan ber biji tertutup (Angiospermae)
Merupakan kelompok tumbuhan yang bakal biji Selalu di Selubungi Oich bakal buahnya.
Sub divisi tumbuhan biji tersebut di golongkan kembali ke beberapa Ordo dan famili yan di
Sesuaikan dengan adanya karakteristik dari masing-masing tumbuhan tingkat tinggi.
(Saskia & Novi 2018)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Alat
2) Kaca Penutup
3) Pipet tetes
4) Cutter
5) Silet
b. Bahan
1) Aquadest
3.2.Cara Kerja
1) Ambillah Sampel daun kembang morak lalu irislah Setipis Mungkin Menggunakan Silet.
3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau Kaca Penutup
1) Ambillah Sampel daun Jagung, lalu iris Setipis mungkin menggunakan Silet.
3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau Kaca Penutup.
4) Lalu amatilah Sampel daun Jagung menggunakan mikroskop.
1) Ambillah batang dan daun Jarak Merah, Kemudian iris Setipis mungkin menggunakan Silet
2) Seruan di iris menjadi tipis letakkan masing Masing Sampel ke kaca Objek yang telah disiapkan.
3) Berilah aquades ke masing-masing Sampel Yang ada di kaca Objck
4) Selanjutnya tutup Sampel tersebut menggunaan deck glass atau kaca Penutup
3 Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau kaca Penutup.
1) Ambillah batang, bunga dan daun Kembang Sepatu. Kemudian iris Setipis mungkin
Menggunakan Silet.
2) Setelan di iris menjadi tipis letakkan masing-masing Sampel pada kaca Objek yang telah
disiapkan.
3) Berilah Satu fetes aquades ke masing-masing Sampel yang ada di kaca Objek
3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan menggunakan deck glass/ Kaca
Penutup
3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan Menggunakan deck glass / Kaca
Penutup.
3) Tambankan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah menggunakan deck glass/kaca Penutup
PEMBAHASAN
Dapat di ketahui bahwa Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil dan monokotil
terdapat pada berkas Pembuluh. Berkas Pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat bekas
Pembuluhnya tidak teratur. Sedangkan berkas Pada Pembuluh terdiri dari Xilem atau Suatu alat
transportasi yang digunakan Untuk Mengangkut Sari Makanan dan Unsur hara dari tanah
keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai Pengangkut hasil
fotosintesis dari dan keseluruh tubuh tumbuhan. (Aryuliana. 2004)
Menurut literatur pada akar tumbuhan dikotil diantaranya Xilem dan floem tidak dijumpai
kalsium dimana kalsium membentuk Sekunder Untuk Xilem dan floem. Sedangkan batang
monokotil Memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang tua Sama.
Batang dikotil di temukan empulur pada batang muda. Secara umum tumbuhan dikotil berakr
Serabut, dan berkeping dua dan tumbuhan monokotil berakar Serabut dan berkeping Satu
(Atinirmala. 2006)
Pada yang termasuk tumbuhan dikotil yakni: kembang Merak, Jarak Merah, kembang
Sepatu dan Mangga, Sedangkan tumbuhan Monokotil Yakni Jagung, rumput teki, bambu, dan
Markisa hutan ( Aryutiana. 2004).
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pada Percobaan yang dilakukan pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat perbedaan pada
morfologi dan anatomi Serta Organ-Organ dari tumbuhan tingkat tinggi. Perbedaan- Perbedaan
tersebut terdapat Pada akar, batang, daun dan bunga. Adapun Perbedaan Pada tumbuhan dikotil
Yang Mengandung kambium dengan akar tunggang Serta daun yang menjari, sedangkan Pada
tumbuhan monokotil tidak Mengandung kambium dan berakar Serbuk Serta daun yang menjari.
5.2 Saran
Pada Praktikum kali ini saya berharap agar Kursi yang ada dalam laboratorium dapat
diganti atau mencari Jalan keluar yang lain Sebab, kursi yang berada dalam laboratorium Sangat
tinggi yang membuat kami tidak nyaman saat menulis ataupun Saat Pengamatan daam
laboratorium.
DAFTAR REFERENSI
Anik, M. 2010. Pengaruh Posisi katup limbah dan kantong Udara terhadap Posisi katup limbah dan
debit Air,
Tugas akhir. Universitas Muhammadiyah. Surakarta Aryuliana 2004. Biologi 2 SMA dan MA Untuk
kelas XI. Erlangga Jakarta
Cahyono, A. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang dret Hipertensi dingan
kekambuhan hipertensi Pada lansia. Swadaya Yogyakarta.
Hakim & furqan, M. 2019. Kajian Persebaran Jenis tumbuhan Pada Pirkom bangan tumbuhan.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. (JPPKM) 6(2) 84-87. Pagarejo Jawa Tengah.
Hariana. 2008. Penyakit asam Urat kandas berkat herbal. fmedia. Jakarta
Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia III Cetakan 1, 1308-1310, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Dapartemen Kehutanan republik Indonesia. Jakarta.
Moenandir, J, 1993. Pengantar limu Gulma dan Pengendalian gulma (ilmu Gurma) Buku | Rajawali
Press Jakarta
Mulyani, A. 2006. Pengaruh Posisi katup limbah dan kantong Udara terhadap posisi katup limbah
dan debit air. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mustapa, M.A. Nangsin, R & Tomomi 2016 Bunga, kembang marak (Caesalpiniceas Puscherima)
Sebagai anti bakteri. Jurnal Saintek. Jurusan farmasi Fakultas Olahraga dan kesehatan. Universitas
Gorontalo.
Nurhayati, Mukarkina & Linda. R. 2016. Struktur Anatomi akar, batang dan daun Jurnal
Protabotani S(1) 24-29. Universitas Jember Jawa Timur Prahasta, A. 2009. Agribisnis Jagung.
Pustaka grafika Bandung
Rukmana, R. 1997. Mangga dan budidaya Pasca PanEn Institusi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Mataram Nusa Tenggara Barat
Sastria, E & Novi, N. 2018. Buku Ajar botani Phanoraga mae. IAIN. Kerinci Press. Padang
Saraswati, D. 2015 Membuat Prepat Stomata Laporan Praktikum Botani di Publikasikan fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Steenis. C.G.G.J. 1981 flora ( Untuk Sekolah di Indonesia) Pradya Paramita. Jakarta
Ulfa & Syarifah, W. 2019. Inventarasi keanekaragaman tumbuhan tingkat tinggi di kecamatan
Medan Amplas Kutai Medan.
Widyasa .2001. Pengaruh ekosistem Penggunaan bahan ajar Leaflek. Lampung University.
Lampung.