Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan tingkat tinggi adalah golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
filogenik. tertinggi Ciri khas tumbuhan tingkat tinggi adanya suatu organ Yang berupa biji
(dalam bahasa Yunani biji: Sperma) dan Phyta = Pyton = tumbuhan dan Embryophyta
Siphonogamal dalam bahasa Yunani, Embryon: Embrio lembaga, Phyton tumbuhan,
Siphon Pipa, buluh, Gamein Kawin). Biji Pada tumbuhan tingkat tinggi berasal dari bakal
biji yang analog. dengan makrosporangium di dalamnya, dihasilkan Makrospora yang akan
berkembang menjadi Makroprotalium dengan Arkegonium Serta Sel telurnya. (Tjitro
soepomo 2010).

Tumbuhan tingkat tinggi tergolong dalam filogenetik karena memiliki biji. Secara
Ontogeni. biji Pada tumbuhan ini menjadi alat untuk reproduksi generatif, Karena
Prosesnya terjadi di dahului Oleh Peristiwa Seksual Embrio tumbuhan biji bersifat bipolar
atau dwipolar, tidak hanya kutub batang yang tumbuh dan berkembang Membentuk barang,
Cabang dan daun. Tetapi, kutub akarnyapun tumbuh dan terus berkembang Untuk
membentuk Sistem Perakarannya. (Ulfa & Syarifah. 2019)

Tumbuhan biji yang terdapat di Permukaan bumi Saat ini terdiri dari 170.000 Jenis
tumbuhan. Sehingga dapat di taksir banwa Separuh Kekayaan flora dan fauna Meliputi
300.000 Junis tumbuhan. CTsitrosoepomo. 2010)

Penyebaran tumbuhan tingkat tinggi ini, Sangar di Pengaruhi Oich faktor biokologi.
faktor bioekologi Secara Umum terbagi atas dua Yakni, faktor abiotik dan faktor biotik
faktor abiotik. terdiri atas faktor-faktor lingkungan yang birsifat non biologis, Seperti Iki'm
(Suhu, Udara, Kelembapan Udara dan Intersitas Cahaya). tanan dan kondisi fisik
lingkungan yang lainnya (Haxim & furgan. 2019)
Divisi tumbuhan biji (Phanoragamac) Secara Klasik dapat di bedakan dalam dua
Sub Divisi, Yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae). Tumbuh an birbiji terbuka ( Gymnospermae) merupakan Sub divisi
tumbuhan biji yang memiliki bakal biji dengan Satu integumen terbung, Schingga buah
tidak dilindungi Oich dawn buan Sedangkan tumbuhan ber biji tertutup (Angiospermae)
Merupakan kelompok tumbuhan yang bakal biji Selalu di Selubungi Oich bakal buahnya.
Sub divisi tumbuhan biji tersebut di golongkan kembali ke beberapa Ordo dan famili yan di
Sesuaikan dengan adanya karakteristik dari masing-masing tumbuhan tingkat tinggi.
(Saskia & Novi 2018)

1.2. Tujuan Percobaan

Mengenal bentuk dan bagian-bagian tumbuhan tingkat tinggi dan menyusun


Klasifikasi dari masing-masing tumbuhan tersebut.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan bahan

a. Alat

1) Preparat / Kaca Objek

2) Kaca Penutup

3) Pipet tetes

4) Cutter

5) Silet
b. Bahan

1) Aquadest

2) Kembang Merak (Caesalpinia Pulcherrima)

3) Jagung (Zea Mays)

4) Jarak Merah (Jatropa Sp.)

5) Rumput Teki (Cyperus Rotundus)

6) Kembang Sepatu (Hibicus Rosa - Sinesis)

7) Daun Bambu (Bambussa Sp)

8) Daun Mangga (Mangivera Indica)

9) Daun Markisa hutan (Passiflora foetida

3.2.Cara Kerja

a Kembang Merak (Caesalpinia Pulcherrima)

1) Ambillah Sampel daun kembang morak lalu irislah Setipis Mungkin Menggunakan Silet.

2) Letakkanlah Sampel daun Merak Pada kaca Objek

3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau Kaca Penutup

4) Lalu amatilah Sampai kembang merak menggunakan Mikroskop.

b. Jagung (Zea Mays)

1) Ambillah Sampel daun Jagung, lalu iris Setipis mungkin menggunakan Silet.

2) Letakkanlah Sampel daun jagung Pada Kaca Objek.

3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau Kaca Penutup.
4) Lalu amatilah Sampel daun Jagung menggunakan mikroskop.

C. Jarak Merah (Jatropa Sp)

1) Ambillah batang dan daun Jarak Merah, Kemudian iris Setipis mungkin menggunakan Silet

2) Seruan di iris menjadi tipis letakkan masing Masing Sampel ke kaca Objek yang telah disiapkan.
3) Berilah aquades ke masing-masing Sampel Yang ada di kaca Objck

4) Selanjutnya tutup Sampel tersebut menggunaan deck glass atau kaca Penutup

5) lalu amatilah Sampel tersebut dengan Menggunakan mikroskop.

d. Rumput Teki (Cyperus Rotundus)

1) Ambillah rumput teki laiu irisian Setipis Mungkin menggunakan Silet

2) letakkanlah Sampel rumput teki Pada kaca Objek.

3 Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan deck glass atau kaca Penutup.

4) Lalu amatilan Sampel tersebut dengan Menggunakan Mikroskop.

e. Kembang Sepatu (Hibicus Rosa - Sinesis)

1) Ambillah batang, bunga dan daun Kembang Sepatu. Kemudian iris Setipis mungkin
Menggunakan Silet.

2) Setelan di iris menjadi tipis letakkan masing-masing Sampel pada kaca Objek yang telah
disiapkan.

3) Berilah Satu fetes aquades ke masing-masing Sampel yang ada di kaca Objek

4) Tutuplah Sampel tersebut dengan menggunakan deck glass kaca Penutup


5) lalu Amatilah Sampel tersebut dengan Menggunakan Mikroskop.

F. Daun Bambu (Bambussa SP.)

1) Irislah daun bambu dengan tipis Menggunakan Silet.

2)Letakkan Sampel daun bambu Pada kaca Objek.

3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan menggunakan deck glass/ Kaca
Penutup

4) Lalu amatilah Sampel Menggunakan mikroskop.

G. Daun Mangga (Mangifira Indica)

1) Irislah daun mangga dengan tipis menggunakan silet

2) letakkanlah Sampel daun mangga pada kaca Objek.

3) Tambahkan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah dengan Menggunakan deck glass / Kaca
Penutup.

4) lalu Amatilah Sampel daun mangga dengan Menggunakan Mikroskop.

h. Daun Markisa hutan (Passiflora foetida)

1 Irislah daun Markisa dengan tipis Menggunakan Silet.

2) Letakkanlah Sampel daun Markisa Pada kaca Objek.

3) Tambankan aquades Sebanyak Satu tetes lalu tutuplah menggunakan deck glass/kaca Penutup

4) lalu amatilah Sampel daun markisa hutan dengan menggunakan Mikroskop.


BAB IV

PEMBAHASAN

Keanekaragaman tanaman tingkat tinggi di Indonesia Sangatlah beragam, Cara


Menentukan tanaman tersebut dengan menunjukkan identifikasi Serta klasifikasinya. Sampel Pada
Penelitian ini adalah tumbuhan dikotil dan Monokotil yang telah dibagi menjadi tiga hidup atau
Ukuran (Tjitrosoepomo. 2010)

Dapat di ketahui bahwa Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil dan monokotil
terdapat pada berkas Pembuluh. Berkas Pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat bekas
Pembuluhnya tidak teratur. Sedangkan berkas Pada Pembuluh terdiri dari Xilem atau Suatu alat
transportasi yang digunakan Untuk Mengangkut Sari Makanan dan Unsur hara dari tanah
keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai Pengangkut hasil
fotosintesis dari dan keseluruh tubuh tumbuhan. (Aryuliana. 2004)

Menurut literatur pada akar tumbuhan dikotil diantaranya Xilem dan floem tidak dijumpai
kalsium dimana kalsium membentuk Sekunder Untuk Xilem dan floem. Sedangkan batang
monokotil Memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang tua Sama.
Batang dikotil di temukan empulur pada batang muda. Secara umum tumbuhan dikotil berakr
Serabut, dan berkeping dua dan tumbuhan monokotil berakar Serabut dan berkeping Satu
(Atinirmala. 2006)

Pada yang termasuk tumbuhan dikotil yakni: kembang Merak, Jarak Merah, kembang
Sepatu dan Mangga, Sedangkan tumbuhan Monokotil Yakni Jagung, rumput teki, bambu, dan
Markisa hutan ( Aryutiana. 2004).
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Pada Percobaan yang dilakukan pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat perbedaan pada
morfologi dan anatomi Serta Organ-Organ dari tumbuhan tingkat tinggi. Perbedaan- Perbedaan
tersebut terdapat Pada akar, batang, daun dan bunga. Adapun Perbedaan Pada tumbuhan dikotil
Yang Mengandung kambium dengan akar tunggang Serta daun yang menjari, sedangkan Pada
tumbuhan monokotil tidak Mengandung kambium dan berakar Serbuk Serta daun yang menjari.

5.2 Saran

Pada Praktikum kali ini saya berharap agar Kursi yang ada dalam laboratorium dapat
diganti atau mencari Jalan keluar yang lain Sebab, kursi yang berada dalam laboratorium Sangat
tinggi yang membuat kami tidak nyaman saat menulis ataupun Saat Pengamatan daam
laboratorium.
DAFTAR REFERENSI

Anik, M. 2010. Pengaruh Posisi katup limbah dan kantong Udara terhadap Posisi katup limbah dan
debit Air,

Tugas akhir. Universitas Muhammadiyah. Surakarta Aryuliana 2004. Biologi 2 SMA dan MA Untuk
kelas XI. Erlangga Jakarta

Atinirmala, P. 2006. Biologi Praktis. Kreasi Wacana.Yogyakarta

Bambang. 2011. Tanaman hias berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta

Cahyono, A. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang dret Hipertensi dingan
kekambuhan hipertensi Pada lansia. Swadaya Yogyakarta.

Hakim & furqan, M. 2019. Kajian Persebaran Jenis tumbuhan Pada Pirkom bangan tumbuhan.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. (JPPKM) 6(2) 84-87. Pagarejo Jawa Tengah.

Hariana. 2008. Penyakit asam Urat kandas berkat herbal. fmedia. Jakarta

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia III Cetakan 1, 1308-1310, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Dapartemen Kehutanan republik Indonesia. Jakarta.

Kimball, J.W 1991. Biology fithedition. PT Gelora ansara Pratama Surabaya

Moenandir, J, 1993. Pengantar limu Gulma dan Pengendalian gulma (ilmu Gurma) Buku | Rajawali
Press Jakarta

Mulyani, A. 2006. Pengaruh Posisi katup limbah dan kantong Udara terhadap posisi katup limbah
dan debit air. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mustapa, M.A. Nangsin, R & Tomomi 2016 Bunga, kembang marak (Caesalpiniceas Puscherima)
Sebagai anti bakteri. Jurnal Saintek. Jurusan farmasi Fakultas Olahraga dan kesehatan. Universitas
Gorontalo.

Muzayyinah 2008 Terminologi Tumbuhan LPP. UNS Press.Surakarta

Nurhayati, Mukarkina & Linda. R. 2016. Struktur Anatomi akar, batang dan daun Jurnal
Protabotani S(1) 24-29. Universitas Jember Jawa Timur Prahasta, A. 2009. Agribisnis Jagung.
Pustaka grafika Bandung

Rukmana, R. 1997. Mangga dan budidaya Pasca PanEn Institusi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Mataram Nusa Tenggara Barat

Sastria, E & Novi, N. 2018. Buku Ajar botani Phanoraga mae. IAIN. Kerinci Press. Padang

Salva, R.E. 2014. Buku Biologi. Jogyakarta Press. Yogyakarta.

Saraswati, D. 2015 Membuat Prepat Stomata Laporan Praktikum Botani di Publikasikan fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Steenis. C.G.G.J. 1981 flora ( Untuk Sekolah di Indonesia) Pradya Paramita. Jakarta

Tjitrosoepomo. 2001. Taksonomi tumbuhan Laporan Morfologi Tumbuhan. IPB. Bandung.

Tjitrosoepomo. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatopyta) Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Ulfa & Syarifah, W. 2019. Inventarasi keanekaragaman tumbuhan tingkat tinggi di kecamatan
Medan Amplas Kutai Medan.

Jurnal Biology Education Science and technology 2 (1), 15-21

Widyasa .2001. Pengaruh ekosistem Penggunaan bahan ajar Leaflek. Lampung University.
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai