Anda di halaman 1dari 16

PROJECT

KOPERASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Koperasi
Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Dr. Arwansyah M.Si

DISUSUN OLEH

IKA SARTIKA SIREGAR (7182240012)


Kelas A

FAKULTAS EKONOMI

PRODI ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TP.2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunianya. Salah satu karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Project tentang “Peran
Koperasi Dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat” mata kuliah “Koperasi” dengan dosen
pengampu Bapak “Dr. Arwansyah, M.Si” tepat pada waktu dan kesempatan yang telah
diberikan.

Project ini membahas tentang bagaimana penulis akan membuat suatu solusi “Peran
Koperasi Dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat”. Penulis menyadari banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan Project ini, untuk itu dalam penyempurnaan Project ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata penulis
ucapkan terimakasih.

Medan, 20 Mei 2021

IKA SARTIKA SIREGAR


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 7
1.3 Tujuan...................................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 8
2.1 Landasan,asas, tujuan koperasi................................................................8
2.2 Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainnya....................................8
2.3 Prinsip koperasi di Indonesia...................................................................9
2.4 Peran koperasi dalam pembangunan perekonomian Indonesia...............10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada kasus Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh
anggota, ditegaskan dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1992. Batasan koperasi dalam
perundangan ini memiliki makna yang lebih tegas dan jelas dibanding batasan lama, dalam
Undang-undang No. 12 tahun 1967, yang memungkinkan terciptanya pemikiran ganda tentang
koperasi. Undang-undang nomor 25 tahun 1992 mengakomodasi perubahan tataran instrumental
seperti dengan diaturnya “Pengelola” atau manajer dalam pengelolaan koperasi. Koperasi seperti
badan usaha lainnya memiliki keleluasaan gerak dalam menjalankan usaha selama tidak
menyalahi ketentuan perundang- undangan dan idielogi normatif yang ada. Usaha merupakan
proses rasional yang akhirnya bermuara pada penciptaan keuntungan (profit), akumulasi
keuntungan tersebut digunakan untuk melayani kebutuhana anggota.

Telah kita ketahui bahwa koperasi adalah merupakan soko guru perekonomian Indonesia,
maka keberadaan dan eksistensinya dijamin oleh undang-undang. Untuk itu kita sebagai
bangsa Indonesia harus ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia yang
berasaskan kekeluargaan yaitu dalam wadah koperasi. Walaupun koperasi merupakan soko
guru perekonomian namun dalam prakteknya keadaan koperasi tidak lebih maju dibandingkan
dengan bentuk badan usaha lainnya. Karena pada umumya masyarakat kurang memahami
tentang kegiatan usaha koperasi. Karena tidak banyak yang memahami maka banyak yang
memilih bentuk perusahaan perseorangan atau perseroan. Padahal bentuk usaha
ini memerlukan modal yang tidak sedikit dibandingkan dengan modal berkoperasi yang
dimiliki dan dimodali bersama. Untuk itu, maka disini akan dibahas tentang hal-hal yang perlu
dipahami oleh masyarakat berkaitan dengan perkoperasian, seperti, hal-hal yang harus
disadari tentang peran dan dan fungsi koperasidi Indonesia.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran
koperasi sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional

dengan koperasi sebagai soko- gurunya


d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Fungsi Koperasi
a. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia
b. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia
c. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia
d. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan koperasi
Peran dan Tugas Koperasi
a. Meningkatkan tarah hidup seder- hana masyarakat indonesia
b. Mengembangkan demokrasi ekono- mi di indonesia
c. Mewujudkan pendapatan masyara- kat yang adil dan merata dengan cara menyatukan,
membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada

Peranan koperasi sebagai suatu lembaga yang bertugas dalam menye- jahterakan serta
memajukan perekonomian rakyat telah banyak ditunjukkan di berbagai negara besar di dunia.
Di Amerika Serikat misalnya, 80% listrik di wilayah perdesaan disediakan koperasi. Tiga
perempat produk susu yang dikonsumsi dunia berasal dari koperasi peternak sapi perah di
Australia dan Selandia Baru.
Di Indonesia, meskipun konsep koperasi sudah dipayungi oleh undang- undang, tetapi tetap
saja keberadaan koperasi belum bisa berjalan secara efektif. Dalam era otonomi daerah setiap
daerah terutama masyarakat desanya harus memiliki rasa percaya diri bahwa melalui organisasi
koperasi kegiatan ekonomi rakyat dapat diperhitungkan dan diandalkan
kekuatannya. Koperasi harus mereformasi dirinya, meninggalkan sifat-sifat koperasi sebagai
koperasi pengurus menjadi koperasi anggota dalam arti kata yang sebenarnya. Jika koperasi
benar-benar merupakan koperasi, tidak akan ada program/kegiatan koperasi yang tidak
berkaitan langsung dengan kepentingan atau kebutuhan anggota. Dengan
perkataan lain setiap ‘produk’ atau kegiatan usaha koperasi harus berdasarkan ‘restu’ atau
persetujuan anggota dalam kopersi tersebut. Koperasi tidak berhak untuk mencari keuntungan
karena anggotalah yang mempunyai hak untuk mencari keuntungan yang harus menjadi lebih
besar dengan bantuan organisasi koperasi.

Bersamaan dengan pembaruan praktik berkoperasi seperti itulah, yang kita harapkan akan lahir
dan berkembang ilmu koperasi, yang merupakan ‘ilmu ekonomi baru’ di Indonesia, yang
merupakan ilmu sosial ekonomi (social economics). Ilmu ekonomi baru ini merupakan ilmu
ekonomi tentang bagaimana bekerja sama (cooperation) agar masyarakat Indonesia bisa
menjadi lebih sejahtera, lebih makmur, dan lebih adil, bukan sekadar masyarakat yang lebih
efisien (melalui persaingan/kompetisi) yang ekonominya tumbuh cepat. Dalam tatanan
ekonomi baru pihak pemerintah termasuk juga pemerintah daerah harus berperan aktif untuk
menjaganya agar selalu dipatuhi aturan main dalam berekonomi yang akan menghasilkan
sebesar-besar kemakmuran ekonomi rakyat. Otonomi daerah yang merupakan simbol
kewenangan daerah untuk mengelola sendiri ekonomi daerah harus dilengkapi dengan
desentralisasi fiskal yang diatur secara serasi oleh pemerintah daerah bersama DPRD,
kesemuanya diarahkan pada kesejahteraan rakyat yang maksimal, agar rakyat pun dapat
merasakannya dengan optimal.
Selain itu para pengelola koperasi di Indonesia,yang mewakili unsur gerakan yang berbasis
pada masyarakat pun tentu harus punya kebijakan dan strategi lain untuk mengembangkan
koperasi. Campur tangan pemerintah melalui berbagai aturan dan kebijakan bahkan saat
pembentukan pengurus pada lembaga- lembaga koperasi dari pusat hingga kabupaten praktis
masih terpusat kepada kepentingan penguasa. Artinya pemerintah masih memiliki kekuasaan
besar dalam membina koperasi yang pada akhirnya melenceng dari tujuan utama koperasi.
Tentunya hal ini merupakan motivator bagi para anggota yang bergabung dalam koperasi
untuk menghadapi persaingan dan diperlukan insentif individu sudah tidak dapat dielakan.
Sehingga koperasi diharapkan akan mampu memainkan peranannya cari kegiatan yang kecil
saja sesuai dengan kondisi pasar dilingkungannya. Dengan demikian koperasi dapat
bertumbuh, berkembang secara efisien dengan tetap memainkan peranannya sebagai gerakan
ekonomi rakyat.

Presiden menegaskan bahwa koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah memiliki peran
yang makin penting bagi perekonomian Indonesia di masa depan, terlepas dari makin
globalnya perekonomian dunia. Meskipun seolah-olah kita hidup di era globalisasi tapi justru
peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah makin penting di masa depan. Jika
perekonomian nasional tidak memberi tempat untuk berkembangkan koperasi serta usaha
mikro, kecil dan menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu,solusinya adalah makin
ke depan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah makin dikembangkan ke seluruh tanah
air.
Keberhasilan Indonesia untuk dapat bertahan dari dampak krisis keuangan global yang tengah
melanda negara-negara barat tidak terlepas dari peran koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah. Karena menilik dari perkembangan koperasi, serta usaha mikro, kecil dan
menengah lima tahun terakhir maka berarti arah dan kebijakan pemerintah dalam beberapa
tahun terakhir telah tepat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran koperasi dalam pembangunan perekonomian masyarakat.

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui peran koperasi dalam pembangunan perekonomian masyarakat.

2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah koperasi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi


1. Landasan Koperasi. Landasan koperasi indonesia merupakan pedoman dalam
menentukan arah,tujuan peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku ekonomi lainnya
di dalam sistem perekonomian indonesia. Dalam UU No. 25/1992 tentang pokok- pokok
perkoperasian, koperasi indonesia mempunyai landasan sebagai berikut.
a. Landasan idiil, sesuai dengan bab II UU No. 25/1992, landasan idiil koperasi indonesia
ialah Pancasila,
b. Landasan struktural,ialah Undang- Undang Dasar 1945
2. Asas Koperasi. Berdasarkan pasal 2 UU No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas koperasi
ialah kekeluargaan.
3. Tujuan Koperasi. Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992, yang
berbunyi: “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang
maju,adil,danmakmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945".

2.2 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain

Koperasi memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan badan
usaha lain. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan Standar Akuntansi Keuangan
terhadap praktik akuntansi badan usaha koperasi, yaitu PSAK NO.27. Koperasi merupakan
badan usaha yang bertujuan mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dalam praktik usahanya koperasi tidak hanya mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya, akan tetapi lebih mengutamakan pelayanan terhadap angota atau lebih
mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Modal koperasi antara lain terdiri dari simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan cadangan- cadangan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa koperasi dibiayai dan dikelola oleh anggotanya sendiri .
Laporan keuangan badan usaha koperasi menurut PSAK N0.27, adalah terdiri dari Neraca,
Laporan Perhitungan Usaha, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Yang paling membedakan laporan keuangan badan usaha
koperasi dengan badan usaha lainnya, antara lain dapat terlihat dari adannya laporan promosi
ekonomi anggota dalam koperasi sedang pada usaha lain, laporan keuangan tersebut tidak ada.
Laporan promosi ekonomi anggota merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
manfaat-manfaat yang diterima oleh anggota dari badan usaha koperasi bersangkutan. Hal
tersebut timbul karena anggota koperasi mempunyai identitas ganda (the dual identity of the
member), yaitu anggota sebagai pemilik juga sekaligus sebagai pengguna jasa dari koperasi
bersangkutan (user own oriented firm). Koperasi akan lebih mengutamakan pelayanan terhadap
anggotannya dibandingkan dengan pelayanan terhadap non anggota. Dalam koperasi, pencatatan
transaksi yang berasal dari anggota dan pencatatan transaksi yang berasal dari non anggota harus
dipisahkan. Dengan demikian praktek akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang
diselenggarakan oleh suatu badan usaha koperasi akan berbeda dengan praktek akuntansi badan
usaha lainnya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik- karakteristik yang ada dalam badan
usaha koperasi.

2.3Prinsip Koperasi di Indonesia


Dalam Bab III, bagian Kedua, Pasal (5) UU No 25 tahun 1992 diuraikan bahwa:
2.2 Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
2.2.1 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2.2.2 Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
2.2.3 Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing- masing anggota;
2.2.4 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
2.2.5 Kemandirian;
2.3 Dalam mengembangkan koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi
sebagai berikut :
1. Pendidikan Perkoperasian
2. Kerja sama antar koperasi

Dalam Penjelasan dari Pasal (5) UU No. 25 Tahun 1992 tersebut, diuraikan bahwa prinsip
koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan
dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakkan ekonomi rakyat yang berwatak sosial.
Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan
merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya prinsip tersebut, koperasi dapat
dibedakan dari badan usaha lainnya, karena adanya:
a. Sifat kesuka relaan dalam keanggotaan koperasi.
Sifat ini mengandung arti bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh
siapapun, sifat kesuka relaan ini juga mengandung arti bahwa seorang anggota dapat
mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran
Dasar Koperasi.
b. Adanya prinsip demokrasi.
Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakuakn atas kehendak keputusan
para anggotanya. Kalau dikaji secara mendalam, prinsip atau asa koperasi tersebut
merupakan penerimaan dari rumusan prinsip-prinsip seperti dirumuskan oleh International
Cooperative Alliance (I.C.A) ata aliansi koperasi internasional.
c. Pembagian sisa hasil usaha berdasar atas prinsip keadilan dan asas kekeluargaan.
Sisa hasil usaha koperasi tidak dibagi semata-mata atas dasar modal yang dimiliki anggota
dalam koperasi, tetapi juga atas dasar perimbangan jasa usaha mereka terhadap koperasi.
d. Koperasi bukan merupakan akumu- lasi modal.
Meskipun koperasi bukan merupakan suatu akumulasi modal, tetapi koperasi memerlukan
modal pula untuk menjalankan kegiata usahanya.

e. Prinsip Kemandirian dari koperasi. Ini mengandung arti bahwa koperasi harus dapat
berdiri sendiri, tanpa bergantung kepada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada
pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.
f. Selain lima prinsip tersebut, dalam pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan perkoperasian dan bekerja sama dengan antar koperasi.
2.4 PERAN PENTING KOPERASI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI
INDONESIA

Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan perekonomian bagi para
anggotanya untuk kesejahteraan bersama. Jadi, koperasi identik dengan gerakan ekonomi rakyat.
Lalu, apa saja peran penting koperasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia?

Pembangunan ekonomi di Indonesia bisa dilihat dari era pemerintahan yang memimpin negara
ini, yaitu orde lama, orde baru dan orde reformasi. Seperti apa peranan lembaga perekonomian
rakyat tersebut? Pada era pemerintahan orde lama telah diselenggarakan kongres koperasi
beberapa kali sehingga peraturan mengenai koperasi disahkan.

Ketika itu, pemerintah mengambil sikap yang aktif dalam membina gerakan koperasi di seluruh
Indonesia dengan menyesuaikan fungsi koperasi berdasarkan semangat UUD 1945 dan Manipol
Republik Indonesia tahun 1959. Koperasi diberikan peranan utama agar menjadi alat untuk
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sebagai sendi kehidupan ekonomi
bangsa, dan dasar pengaturan perekonomian rakyat. Tujuannya agar bangsa Indonesia
memperoleh taraf hidup layak di dalam susunan masyarakat yang adil dan makmur.

Saat orde baru berkuasa, koperasi memiliki Undang-Undang Perkoperasian yang berisi pokok-
pokok koperasi. Undang-undang tersebut adalah UU No 12/1967 yang salah satu isinya
mengenai kedudukan hukum koperasi sebagai wadah organisasi perjuangan ekonomi rakyat
berwatak sosial dan sebagai alat demokrasi ekonomi nasional.

Maka pemerintah berkewajiban membimbing dan membina perkoperasian Indonesia. Koperasi


pun dianggap sebagai kumpulan manusia yang secara bersamaan memajukan kepentingan
ekonomi mereka dan masyarakat.  Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan dan gotong
royong.

Kemudian pada era reformasi, koperasi juga memiliki peran penting dalam pembangunan
ekonomi Indonesia. Gerakan koperasi lebih otonom dan masih banyak yang berfokus pada bisnis
perkoperasian.
Koperasi diharapkan lebih berperan dalam jasa keuangan, pelayanan di bidang infrastruktur serta
pembelian yang dilakukan bersama. Peran koperasi di zaman ini semakin meningkat sebagai:

 Organisasi atau lembaga penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.


 Membantu untuk membangun serta mengembangkan potensi perekonomian bagi
anggotanya yang kebanyakan tidak memiliki akses langsung atau diberi porsi besar dalam
industri keuangan Indonesia.
 Identik dengan perekonomian rakyat sehingga berperan aktif untuk mempertinggi
kualitas perekonomian rakyat kecil serta pelaku usaha seperti UMKM (kecil menengah).
 Pilar utama ketahanan ekonomi masyarakat Indonesia karena asas gotong royongnya itu.
 Mampu mewujudkan perekonomian nasional sebagai usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan dan keadilan ekonomi.

Jika dikaji lebih lanjut, telah banyak fakta mengenai peran penting koperasi di Indonesia,
terutama di bidang ekonomi. Namun, kualitas koperasi perlu terus ditingkatkan agar rakyat
Indonesia makin adil dan sejahtera.

Krisis moneter yang melanda beberapa negara di kawasan Asia (Korea, Thailand, Indonesia,
Malaysia) pada tahun 1997 setidaknya menjadi saksi sejarah dan sekaligus memberikan
pelajaran sangat berharga bahwa sesungguhnya pengembangan ekono-mi bangsa yang berbasis
konglomerasi itu rentan terhadap badai krisis moneter. Sementara itu, pada saat yang sama kita
dapat menyaksikan bahwa ekonomi kerak-yatan (diantara mereka adalah koperasi), yang sangat
berbeda jauh karakteristiknya dengan ekonomi konglomerasi, mampu menunjukkan daya
tahannya terhadap gem-puran badai krisis moneter yang melanda Indonesia.

Pada sisi lain, era globalisasi dan perdagangan bebas yang disponsori oleh kekuatan kapitalis
membawa konsekuensi logis antara lain semakin ketatnya persai-ngan usaha diantara pelaku-
pelaku ekonomi berskala internasional. Dalam negara perdagangan bebas tersebut, perusahaan-
perusahaan multi nasional yang dikelola dengan mengedepankan prinsip ekonomi yang rasional,
misalnya melalui penerapan prinsip efektifitas, efisiensi dan produktifitas akan berhadapan
dengan, antara lain, koperasi yang dalam banyak hal tidak sebanding kekuatannya. Koperasi di
Indonesia berfungsi sebagai badan usaha yang punya azas kekeluargaan dan menguta-makan
kesejahteraan anggota, tidak hanya melulu mencari keuntungan saja, pada umumnya bidang
usahanya banyak meng-gunakan kandungan lokal, sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya
yang ada di dalam negeri dan dapat dijadikan penghasil produk unggulan.

Ekonomi rakyat beberapa waktu terakhir menjadi istilah baru yang banyak didiskusikan dalam
berbagai forum dan oleh banyak pihak. Bukan tanpa alasan ekonomi rakyat seolah-olah menjadi
trendsetter baru dalam wacana pembangunan. “Ambruknya” ekonomi Indonesia yang selama
lebih dari tiga dasawarsa selalu dibanggakan oleh pemerintah, memaksa berbagai pihak meneliti
kembali struktur perekonomian Indonesia. Berbagai kajian yang dilaku-kan berhasil
menemukenali satu faktor kunci yang menyebabkan keambrukan ekonomi Indonesia yaitu
ketergantungan ekonomi Indonesia pada sekelompok kecil usaha dan konglomerat yang ter-nyata
tidak memiliki struktur internal yang sehat. Ketergantungan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari kebijakan ekonomi neoliberal yang mengedepankan pertumbuhan dengan asumsi
apabila pertumbuhan tinggi dengan sendirinya akan membuka banyak lapangan kerja, dan karena
banyak lapangan kerja maka kemiskinan akan berkurang. Kebijakan ekonomi tersebut ternyata
menghasilkan struktur ekonomi yang tidak seimbang. Didalam struktur ekonomi yang tidak
seimbang tersebut, sekelompok kecil elit ekonomi — yang menurut BPS jumlahnya kurang dari
1% total pelaku ekonomi — mendapatkan berbagai fasilitas dan hak istimewa untuk menguasai
sebagian besar sumber daya ekonomi dan karenanya mendominasi sumbangan dalam PDB,
pertumbuhan ekonomi, maupun pangsa pasar. Mana-kala elit ekonomi tersebut mengalami
problema keuangan sebagai akibat mis-manajemen dan praktek-praktek yang tidak sehat maka
sebagai konsekuensi logisnya berbagai indikator seperti PDB dan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan kemerosotan.

Keberadaan koperasi akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-faktor tersebut dengan
karak-teristik masyarakat atau anggotanya.  Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat Indonesia
saat ini, maka dapat dihipotesakan bahwa koperasi dapat tumbuh, berkembang, dan seka-ligus
juga berperan dan bermanfaat bagi masyarakat yang tengah berkembang dari suatu tradisional
dengan ikatan sosiologis yang kuat melalui hubungan emosional primer ke arah masyarakat yang
lebih heterogen dan semakin terlibat dengan sistem pasar dan kapital dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya, atau yang juga dikenal dengan komu-nitas ‘bazar-ekonomi’.  Artinya
koperasi tidak diharapkan dapat sangat berkem-bang pada masyarakat yang masih sangat
tradisional, subsisten, dan relatif ‘tertutup’ dari dinamika sistem pasar; atau juga pada komunitas
yang telah menjadi sangat individualis, dan ber-orientasi kapital.  Dengan perkataan lain,
koperasi tidak diharapkan dapat berkembang optimal disemua bentuk komunitas.  Sebagai
bagian dari identifi-kasi berbagai faktor fundamental tersebut maka perlu disadari bahwa
pemenuhan faktor-faktor tersebut memang dapat bersifat ‘trade-off’ dengan pertimbangan
kinerja jangka pendek suatu organisasi usaha konvensional.  Proses yang dilakukan dalam
pengembangan koperasi memang mem-butuhkan waktu yang lebih lama dengan berbagai faktor
“non-bisnis” yang kuat pengaruhnya.  Dengan demikian pemenuhan berbagai faktor fundamental
tersebut dapat menyebabkan indikator kinerja lain, seperti pertumbuhan bisnis jangka pendek,
harus dikorbankan demi untuk memperoleh kepentingan yang lebih mendasar dalam jangka
panjang.

Peningkatan Citra Koperasi, pengembangan kegiatan usaha koperasi tidak dapat dilepaskan dari
citra koperasi di masyarakat.  Harus diakui bahwa citra koperasi belum, atau sudah tidak seperti
yang diharapkan.  Masyarakat umumnya memiliki kesan yang tidak selalu positif terhadap
koperasi.  Koperasi banyak diasosiasikan dengan organisasi usaha yang penuh dengan
ketidakjelasan, tidak profesional, justru mempersulit kegiatan usaha anggota (karena berbagai
persyaratan), banyak mendapat campur tangan pemerintah, dan sebagainya.  Di media massa,
berita negatif tentang koperasi tiga kali lebih banyak dari pada berita positifnya (PSP-IPB, 1995);
berita dari para pejabat dua kali lebih banyak dari berita yang bersumber langsung dari koperasi,
pada-hal prestasi koperasi diberbagai daerah cukup banyak dan berarti.    Citra kope-rasi tersebut
pada gilirannya akan mempengaruhi hubungan koperasi dengan pelaku usaha lain, maupun per-
kembangan koperasi itu sendiri.  Bahkan citra koperasi yang kurang ‘pas’ tersebut juga turut
mempengaruhi pandangan mereka yang terlibat di koperasi, sehingga menggantungkan diri dan
mencari peluang dalam hubungannya dengan kegiatan pemerintah justru dipandang sebagai hal
yang wajar bah-kan sebagai sesuatu yang ‘sudah seha-rusnya’ demikan.   Memperbaiki dan
meningkatkan citra koperasi secara umum merupakan salah satu tantangan yang harus segera
mendapat perhatian. 
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

Koperasi adalah merupakan soko guru perekonomian Indonesia, maka keberadaan dan
eksistensinya dijamin oleh undang-undang. Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia harus ikut
serta dalam membangun perekonomian Indonesia yang berasaskan kekeluargaan
yaitu dalam wadah koperasi. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut: 1.Membangun dan mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial- nya.2. Berperan serta secara aktif dalam
upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan
koperasi sebagai soko-gurunya. 4 Berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkanperekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

SARAN :

Mewujudkan Koperasi sebagai central Ekonomi dengan menyediakan bahan-bahan kebutuhan


masyarakat melalui pembangunan usaha yang skalanya lebih besar.
DAFTAR PUASTAKA

Bayu Krisnamurthi, Pusat Studi Pembangunan (PSP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor 2002
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_4/artikel_4.htm

R.J.  Kaptin   Adisumarta,     dalam        buku    Mubyarto & Daniel W. Bromley, “A


Development Alternative for Indonesia”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai